Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

FALSAFAH DAN TEORI MANAJEMEN PENDIDIKAN

Diajukan sebagai tugas mata kuliah Manajemen Pendidikan

Dosen Pengampu :

Dr. Misdah, M.Pd.

Dr. Mujiono, M.Pd.

DISUSUN OLEH :

1. Salis Hilda Yoviyani ( 11612005 )


2. Dayang Nurdesti Sakbani Romana Putri ( 11612018 )
3. Zainul Adhim ( 11612030 )
4. Nurul Maulid ( 11612040 )

KELAS A
PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN ) PONTIANAK
2017/2018
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan


rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Falsafah dan Teori Manajemen Pendidikan” ini dengan lancar.

Makalah ini disusun untuk memudahkan mahasiswa dalam mempelajari


mata kuliah Manajemen Pendidikan, khususnya pada bab tersebut. Tak lupa kami
ucapkan terimakasih kepada Ibu Dr. Misdah, M.Pd. dan Bapak Dr. Mujiono,
M.Pd. selaku dosen pengampu yang telah membimbing dan mengarahkan kami
selama ini, dan juga kepada teman-teman yang ikut serta dalam pembuatan
makalah ini.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat menambah wawasan pembaca


semua dan dapat bermanfaat bagi kita.

Pontianak, 22 September 2017

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................. 2

DAFTAR ISI ........................................................................................... 3

BAB 1 – PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................. 4


B. Rumusan Masalah ........................................................................ 5
C. Tujuan Makalah ........................................................................... 5

BAB 2 – PEMBAHASAN
A. Pengertian Falsafah dan Manajemen
Pendidikan…................................................................................. 6
B. Teori-teori Manajemen
Pendidikan…................................................................................. 8
C. Falsafah Manajemen Pendidikan ………………………………. 11

BAB 3 – PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 14
B. Saran/Kritik ................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 15

3
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan persoalan penting bagi setiap individu.


Pendidikan memiliki cita-cita yang sangat sinkron dengan tujuan hidup bangsa
yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini bisa meliputi melahirkan
individu, keluarga dan masyarakat yang saleh, dan menumbuhkan konsep-
konsep kemanusiaan yang baik yakni yang sesuai dengan budaya, adab, dan
warisan terdahulu serta pandangannya tentang alam, manusia dan kehidupan.
Sedangkan pendidikan akan berjalan dengan lancar dan teratur jika
dibarengi dengan manajemen. Manajemen berfungsi mengatur setiap hal agar
tercapai suatu tujuan, begitupun juga dengan pendidikan. Pendidikan haruslah
memiliki sebuah manajemen yang baik agar pendidikan dalam berjalan sesuai
dengan tujuannya, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Sehingga
terbentuklah sebuah manajemen khusus yang menangani pendidikan yang
disebut dengan manajemen pendidikan.
Berbicara tentang pendidikan dan manajemen, hal ini pasti tak akan
lepas kaitannya dengan filsafat. Filsafat dalam manajemen pendidikan menjadi
hal penting untuk dibahas karena akan menimbulkan keyakinan mendalam
pada pelajar tentang manajemen pendidikan . Pada saat ini banyak
bermunculan teori-teori manajemen pendidikan yang menimbulkan banyak
pertanyaan tentang makna dan nilai-nilai yang terkandung pada tiap teori.
Sehingga perlu adanya uraian yang jelas hubungan filsafat dengan teori
manajemen pendidikan.

4
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latarbelakang di atas, maka masalah yang akan dibahas


dalam makalah ini adalah:

1. Apa yang dimaksud dengan Falsafah dan Manajemen Pendidikan?


2. Apa saja teori-teori Manajemen Pendidikan?
3. Bagaimana Manajemen Pendidikan ditinjau dari Falsafah?

C. Tujuan Makalah

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan ditulisnya makalah


ini adalah untuk:

1. Menjelaskan tentang maksud atau pengertian Falsafah dan Manajemen


Pendidikan.
2. Menjelaskan berbagai macam teori Manajemen Pendidikan.
3. Menjelaskan bagaimana Manajemen Pendidikan ditinjau dari Falsafah.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Falsafah dan Manajemen Pendidikan


1. Falsafah
Falsafah ditinjau dari segi istilah adalah ilmu pengetahuan
komprehensif yang berusaha memahami persoalan-persoalan yang muncul
dalam keseluruhan ruang lingkup kehidupan manusia.  Pada hakikatnya
falsafah mengukur suatu kebenaran berdasarkan kemampuan daya nalar
manusia. Maksudnya kebenaran dalam konteks falsafah adalah kebenaran
yang tergantung sepenuhnya pada bagaimana kemampuan daya nalar
manusia. Kemampuan berpikir atau bernalar merupakan satu bentuk
kegiatan akal manusia melalui pengetahuan yang diterima melalui panca
indera, yang kemudian diolah dan ditujukan untuk mencapai suatu
kebenaran. Adapun beberapa teori kebenaran menurut pandangan filsafat
dalam bidang ontologi, epistemologi dan aksiologi.
2. Manajemen

Istilah manajemen dari kata dalam bahasa prancis kuno


“management”, yang berarti “seni melaksanakan dan mengatur”. Setiap
ahli memberikan pandangan yang berbeda tentang batasan manajemen,
karena itu tidak mudah memberi arti universal yang dapat diterima semua
orang. Namun demikian dari pikiran-pikiran ahli tentang definisi
manajemen kebanyakan menyatakan bahwa manajemen merupakan suatu
proses tertentu yang menggunakan kemampuan atau keahlian untuk
mencapai suatu tujuan yang didalam pelaksanaanya dapat mengikuti alur
keilmuan secara ilmiah dan dapat pula menonjolkan kekhasan atau gaya
manajer dalam mendayagunakan kemampuan orang lain.

Selain itu, kata Manajemen berasal dari bahasa latin, yaitu kata
manus dan agree yang berarti malakukan. Kata-kata itu digabung menjadi

6
kata kerja managere yang artinya menangani. Managere diterjemahkan
dalam bahasa inggris dalam bentuk kata kerja to manage, dengan kata
benda dengan management, dan manager untuk orang yang melakukan
kegiatan Manajemen. Akhirnya Manajemen diterjemahkan dalam bahasa
Indonesia menjadi Manajemen atau pengelolaan (Husaini Usman: 2006: 3)

Sedangkan kata Manajemen ditinjau dari segi terminology, para


ahli dalam mengartikannya berbeda pendapat sesuai dengan latar belakang
dan sudut pandang mereka masing-masing.

1) Menurut Malayu S.P Hasibuan (1990: 3), mendefinisikan Manajemen


adalah ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatan sumber daya
manusia dan sumbersumber lainnya secara efektif dan efisien untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.
2) Menurut G.R. Terry dalam bukunya “principel management” dikutip
dari Malayu S.P Hasibuan (1990: 3) mendefinisikan Manajemen
merupakan suatu proses yang terdiri dari tindakantindakan
perencanaan, pengorganisasian, mengerakkan dan mengendalikan,
yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah
ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber
daya lainnya.

3. Manajemen Pendidikan
Menurut E. Mulyasa (2005: 7) Manajemen pendidikan merupakan
proses pengembangan kegiatan kerjasama sekelompok orang untuk
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Proses
pengendalian kegiatan tersebut mencakup perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), penggerakan (actualiting) dan
pengawasan (controlling), sebagai suatu proses untuk menjadikan visi
menjadi aksi.

7
Manajemen pendidikan adalah sebagai seni dan ilmu mengelola
sumber daya pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan Negara (Husaini Usman,
2006: 7).
Jadi, Manajemen Pendidikan dalam arti luas juga bisa disebut
sebagai pengelolaan sumber-sumber guna mencapai suatu tujuan yang
telah ditetapkan, karenanya Manajemen ini memegang peranan yang
sangat urgen dalam dunia pendidikan.

B. Teori-teori Manajemen Pendidikan


1. Teori Klasik
 Teori klasik berasumsi bahwa pekerja atau manusia itu bersifat
rasional, berpikir logis, dan kerja merupakan suatu yang diharapkan. Salah
satu teori klasik adalah manajemen ilmiah yang dipelopori Federik W.
Taylor. Sasaran pada pendekatan ini adalah kemakmuran maksimum bagi
pengusaha dan karyawan. Selanjutnya prinsip studi waktu dipelopori oleh
Gilbreth menyatakan bahwa semua usaha yang produktif diukur dengan
studi waktu secara teliti. Berdasarkan studi waktu muncul prinsip hasil
upah yaitu upah diberikan harus sesuai dengan hasil yang besarnya
ditentukan dari studi waktu.
 Pelopor klasik yang lain yaitu Henri Fayol yang menyatakan ada
lima pedoman manajemen yaitu: perencanaan, pengorganisasian,
pengkomandoan, pengkoordinasian, dan pengawasan. Prinsip-prinsip
pokok menurut fayol:
a.       Kesatuan komando
b.      Wewenang harus didelegasikan
c.       Inisiatif harus dimiliki seorang manajer

8
d.      Adanya solidaritas kelompok. Prinsip-prinsip tersebut harus bersifat
luwes.
           Selanjutnya Max Weber berpendapat bahwa birokrasi merupakan
ciri dari pola organisasi yang strukturnya dibuat sedemikian rupa sehingga
secara maksimal dapat memanfaatkan tenaga ahli. Karakteristik birokrasi
ditandai dengan:
a.       Pembagian tugas dan spesialis
b.      Hubungan impersonal
c.       Adanya hirarki wewenang
d.      Administrasi secara tertulis
e.       Pembinaan pengembangan karir
f.       Tindakan seimbang dengan sumbangan
           Setiap individu dalam oganisasi mempunyai wewenang yang diatur
oleh berbagai peraturan kebijakan dan ketetapan hukum sehingga
diperlukan pembagian tugas sesuai dengan spesialis yang dimiliki
individu. Birokrasi merupakan usaha untuk menghilangkan tradisi
organisasi yang membuat keputusan secara emosional atau ikatan
kekeluargaan sehingga mangakibtkan organisasi tidak efektif. Birokrasi
juga tidak ada hubungannya dengan prosedur yang berbelit-belit,
penundaan pekerjaan, ketidakefisienan, dan pemborosan.
           Meskipun teori ini memiliki keunggulan dalam mencapai efisiensi
organisasi, sekarang ini tidak banyak berkembang karena sudah tidak
sesuai dengan perkembangan jaman yang semakin global. Patokan-
patokan pada teori klasik sudah tidak mencukupi pengaruh globalisasi
yang semakin bergejolak. Sehingga muncul teori non klasik.
          Contoh dalam teori ini pentingnya manajer mempertahankan
wewenang formal, tetapi sekarang karyawan semakin terdidik sehingga
mereka kurang dapat menerima wewenang formal.
           Kelemahan teori klasik menurut Filley, Kerr dan Hous dalam
Nanang Fattah (2009: 24) adalah:

9
a.       Teori klasik adalah teori yang terikat waktu, hanya cocok diterapkan
pada permulaan awal abad dua puluh
b.      Teori ini mempunyai ciri-ciri deterministic, hanya menekankan pada
prinsip-prinsip manajemen tanpa memperhitungkan dimensi dalam
manajemen
c.       Asumsi teori ini dirumuskan secara eksplisit.

2.      Teori Neo Klasik


            Teori ini muncul karena pada manajer terdapat kelemehan dengan
teori klasik. Teori ini berasumsi bahwa manusia itu makhluk sosial dengan
mengaktualisasikan dirinya. Para tokoh aliran ini menyatakan hakikat
organisasi adalah kerja sama., manajemen dapat bekerja secara efisien dan
tetap hidup jika tujuan organisasi dan kebutuhan perorangan yang bekerja
dijaga dengan baik.
            Teori neo klasik berasumsi manusia itu adalah makhluk dengan
mengaktualisasi dirinya para pelopor teori neo klasik diantaranya, sebagai
berikut:

a.       Elton Mayo
      Menurutnya dengan studi hubungan antara manusia, atau tingkah laku
manusia dalam situasi kerja terkenal dengan studi Hawthorne.
      Berdasarkan hasil studi ini ternyata kelompok kerja informal
lingkungan social pekerja mempunyai pengaruh yang besar terhadap
produktivitas.
b.      Chester I. Bernard (1976)
      Menyatakan bahwa hakikat organisasi adalah kerjasama, yaitu
kesediaan orang saling berkomunikasi dan berinteraksi untuk mencapai
tujuan bersama. Suatu manajemen dapat bekerja secara efisien dan tetap
hidup jika tujuan organisasi dan kebutuhan perorangan yang bekerja pada
organisasi itu dijaga seimbang.
c.       Douglas Mc Grego

10
      Pendapatnya bahwa manajemen akan mendapatkan manfaat besar bila
ia menaruh perhatian pada kebutuhan social dan aktualisasi diri karyawan.

3.      Teori Modern
            Pendekatan ini berdasarkan hal-hal yang bersifat situasional.
Asumsi yang dipakai adalah bahwa orang itu berlainan dan berubah, baik
kebutuhannya, reaksinya tindakannya sesuai dengan lingkungan.
Manajemen dipandang sebagai suatu system didasarkan pada asumsi
bahwa organisasi merupakan system terbuka dan tujuan organisasi
mempunyai kebergantungan.
Teori modern mempunyai pandangan bahwa organisasi itu terbuka
dan kompleks. Analisi system, rancangan system, dan manajemen member
petunjuk dalam mengoperasionalkan pendekatan system merupakan tiga
unsure pokok yang berusaha mengenal esensi keterpaduan  berbagai
unsure dalam memecahkan masalah yang sifatnya kompleks, termasuk
pendidikan.

C. Falsafah Manajemen Pendidikan


Setiap jenis pengetahuan manajemen mempunyai ciri-ciri yang
spesifik mengenai apa (ontology), bagaimana (epistimologi), dan untuk apa
(aksiologi) pengetahuan manajemen tersebut disusun. Dalam pengetahuan
manajemen, falsafah pada hakikatnya menyediakan seperangkat pengetahuan
untuk berpikir efektif dalam memecahkan masalah manajemen. Pemahaman
falsafah manajemen secara sistematik dapat menjadi alat untuk meramalkan
dan mengendalikan peristiwa atau gejala yang muncul dalam praktik
menejerial. Bagi seorang manajer perlu pengetahuan tentang kebenaran
manajemen, asumsi, yamg telah diakui, dan nilai-nilai yang telah ditentukan.
Dengan harapan akhir adalah terciptanya kepuasan dalam melakukan
pendekatan sistematik ketika praktik manajemen.
Berikut ini tiga teori kebenaran dalam filsafat:
1.      Ontologi

11
            Ontologi seringkali diidentifikasikan dengan metafisika, yang juga
disebut dengan proto-filsafat atau filsafat yang pertama. Persoalan tentang
ontologi menjadi pembahasan yang utama dalam bidang filsafat, yang
membahas tentang realitas. Realitas adalah kenyataan yang selanjutnya
menjurus pada sesuatu kebenaran. Realitas dalam ontologi ini melahirkan
pertanyaan-pertanyaan: apakah sesungguhnya hakikat realitas yang ada ini?
apakah realitas yang tampak ini sesuatu realita materi saja? Adakah sesuatu di
balik realita itu? Apakah realitas ini terdiri dari satu bentuk unsur (monisme),
dua unsur (dualisme) atau pluralisme? Dalam pendidikan, kegiatan
membimbing anak untuk memahami realita dunia dan membina kesadaran
tentang kebenaran yang berpangkal atas realita merupakan stimulus
menyelami kebenaran tahap pertama.  Dengan demikian potensi berpikir kritis
anak-anak untuk mengerti kebenaran telah dibina sejak awal oleh guru di
sekolah atau pun oleh orangtua.di keluarga.
2.      Epistimologi
            Epistemologi adalah nama lain dari logika material atau logika mayor
yang membahas dari isi pikiran manusia, yaitu pengetahuan. Epistemologi
merupakan studi tentang pengetahuan, bagaimana mengetahui benda-benda.
Pengetahuan ini berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti: cara
manusia memperoleh dan menangkap pengetahuan dan jenis-jenis
pengetahuan. Menurut epistemologi, setiap pengetahuan manusia merupakan
hasil dari pemeriksaan dan penyelidikan benda hingga akhirnya diketahui
manusia. Dengan demikian epistemologi ini membahas sumber, proses, syarat,
batas fasilitas, dan hakekat pengetahuan yang memberikan kepercayaan dan
jaminan bagi guru bahwa ia memberikan kebenaran kepada murid-muridnya.
3.      Aksiologi
            Aksiologi adalah bidang yang menyelidiki nilai-nilai
(value).  Nilai dan implikasi aksiologi di dalam pendidikan ialah pendidikan
yang menguji dan mengintegrasikan semua nilai (nilai tindakan moral, nilai
ekspresi keindahan dan nilai kehidupan sosio-politik) di dalam kehidupan
manusia dan membinanya ke dalam kepribadian anak. Pertanyaan yang

12
berkaitan dengan aksiologi adalah apakah yang baik atau bagus (Asbiallah,
2006:http://asbiallah.blogspot.co.id/2016/10/makalah-falsafah-dan-
manajemen.html).

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen adalah suatu kegiatan atau rangkaian yang berupa proses
pengelolaan usaha kerjasama sekelompok manusia yang bergabung dalam
organisasi pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan sebelumnya, agar efektif dan efisien.
Teori klasik berasumsi bahwa pekerja atau manusia itu bersifat
rasional, berpikir logik, dan kerja merupakan suatu yang diharapkan. Teori
non klasik adalah teori yang membahas tentang kebutuhan, kepribadian, dan
organisasi. Dan Teori modern mempunyai pandangan bahwa organisasi itu
terbuka dan kompleks. Analisi system, rancangan system, dan manajemen
member petunjuk dalam mengoperasionalkan pendekatan system merupakan
tiga unsure pokok yang berusaha mengenal esensi keterpaduan  berbagai
unsure dalam memecahkan masalah yang sifatnya kompleks, termasuk
pendidikan.
Dalam pengetahuan manajemen, falsafah pada hakikatnya
menyediakan seperangkat pengetahuan untuk berpikir efektif dalam
memecahkan masalah manajemen. Pemahaman falsafah manajemen secara
sistematik dapat menjadi alat untuk meramalkan dan mengendalikan peristiwa
atau gejala yang muncul dalam praktik menejerial.
B. Saran
Teori manajemen pendidikan sangat dibutuhkan untuk kelangsungan
proses belajar siswa. Dengan demikian untuk para guru maupun para calon
guru tingkatkanlah dan amalkanlah teori-teori yang sudah ditetapkan tersebut.
Apabila ada kesalahan dalam pembuatan makalah ini, dimohon
Saran/kritik yang membangun kesempurnaan makalah ini.

14
DAFTAR PUSTAKA

E. Mulyasa. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. 2005. Bandung: PT.


Remaja Rosda Karya.
Fattah, Nanang. Landasan Manajemen Pendidikan. 2006. Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya.
S.P Hasibuan, Malayu. Manajemen Dasar, Pengetian, Dan Masalah.
1990. Jakarta: CV. Haji Mas Agung.
Usman, Husaini. Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. 2006.
Jakarta: Bumi Aksara.
http://asbiallah.blogspot.co.id/2016/10/makalah-falsafah-dan-
manajemen.html (Diakses pada tanggal 21 September 2017)

15

Anda mungkin juga menyukai