Dosen Pengampu :
DISUSUN OLEH :
KELAS A
PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN ) PONTIANAK
2017/2018
KATA PENGANTAR
Penyusun
2
DAFTAR ISI
BAB 1 – PENDAHULUAN
BAB 2 – PEMBAHASAN
A. Pengertian Falsafah dan Manajemen
Pendidikan…................................................................................. 6
B. Teori-teori Manajemen
Pendidikan…................................................................................. 8
C. Falsafah Manajemen Pendidikan ………………………………. 11
BAB 3 – PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 14
B. Saran/Kritik ................................................................................... 14
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Makalah
5
BAB II
PEMBAHASAN
Selain itu, kata Manajemen berasal dari bahasa latin, yaitu kata
manus dan agree yang berarti malakukan. Kata-kata itu digabung menjadi
6
kata kerja managere yang artinya menangani. Managere diterjemahkan
dalam bahasa inggris dalam bentuk kata kerja to manage, dengan kata
benda dengan management, dan manager untuk orang yang melakukan
kegiatan Manajemen. Akhirnya Manajemen diterjemahkan dalam bahasa
Indonesia menjadi Manajemen atau pengelolaan (Husaini Usman: 2006: 3)
3. Manajemen Pendidikan
Menurut E. Mulyasa (2005: 7) Manajemen pendidikan merupakan
proses pengembangan kegiatan kerjasama sekelompok orang untuk
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Proses
pengendalian kegiatan tersebut mencakup perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), penggerakan (actualiting) dan
pengawasan (controlling), sebagai suatu proses untuk menjadikan visi
menjadi aksi.
7
Manajemen pendidikan adalah sebagai seni dan ilmu mengelola
sumber daya pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan Negara (Husaini Usman,
2006: 7).
Jadi, Manajemen Pendidikan dalam arti luas juga bisa disebut
sebagai pengelolaan sumber-sumber guna mencapai suatu tujuan yang
telah ditetapkan, karenanya Manajemen ini memegang peranan yang
sangat urgen dalam dunia pendidikan.
8
d. Adanya solidaritas kelompok. Prinsip-prinsip tersebut harus bersifat
luwes.
Selanjutnya Max Weber berpendapat bahwa birokrasi merupakan
ciri dari pola organisasi yang strukturnya dibuat sedemikian rupa sehingga
secara maksimal dapat memanfaatkan tenaga ahli. Karakteristik birokrasi
ditandai dengan:
a. Pembagian tugas dan spesialis
b. Hubungan impersonal
c. Adanya hirarki wewenang
d. Administrasi secara tertulis
e. Pembinaan pengembangan karir
f. Tindakan seimbang dengan sumbangan
Setiap individu dalam oganisasi mempunyai wewenang yang diatur
oleh berbagai peraturan kebijakan dan ketetapan hukum sehingga
diperlukan pembagian tugas sesuai dengan spesialis yang dimiliki
individu. Birokrasi merupakan usaha untuk menghilangkan tradisi
organisasi yang membuat keputusan secara emosional atau ikatan
kekeluargaan sehingga mangakibtkan organisasi tidak efektif. Birokrasi
juga tidak ada hubungannya dengan prosedur yang berbelit-belit,
penundaan pekerjaan, ketidakefisienan, dan pemborosan.
Meskipun teori ini memiliki keunggulan dalam mencapai efisiensi
organisasi, sekarang ini tidak banyak berkembang karena sudah tidak
sesuai dengan perkembangan jaman yang semakin global. Patokan-
patokan pada teori klasik sudah tidak mencukupi pengaruh globalisasi
yang semakin bergejolak. Sehingga muncul teori non klasik.
Contoh dalam teori ini pentingnya manajer mempertahankan
wewenang formal, tetapi sekarang karyawan semakin terdidik sehingga
mereka kurang dapat menerima wewenang formal.
Kelemahan teori klasik menurut Filley, Kerr dan Hous dalam
Nanang Fattah (2009: 24) adalah:
9
a. Teori klasik adalah teori yang terikat waktu, hanya cocok diterapkan
pada permulaan awal abad dua puluh
b. Teori ini mempunyai ciri-ciri deterministic, hanya menekankan pada
prinsip-prinsip manajemen tanpa memperhitungkan dimensi dalam
manajemen
c. Asumsi teori ini dirumuskan secara eksplisit.
a. Elton Mayo
Menurutnya dengan studi hubungan antara manusia, atau tingkah laku
manusia dalam situasi kerja terkenal dengan studi Hawthorne.
Berdasarkan hasil studi ini ternyata kelompok kerja informal
lingkungan social pekerja mempunyai pengaruh yang besar terhadap
produktivitas.
b. Chester I. Bernard (1976)
Menyatakan bahwa hakikat organisasi adalah kerjasama, yaitu
kesediaan orang saling berkomunikasi dan berinteraksi untuk mencapai
tujuan bersama. Suatu manajemen dapat bekerja secara efisien dan tetap
hidup jika tujuan organisasi dan kebutuhan perorangan yang bekerja pada
organisasi itu dijaga seimbang.
c. Douglas Mc Grego
10
Pendapatnya bahwa manajemen akan mendapatkan manfaat besar bila
ia menaruh perhatian pada kebutuhan social dan aktualisasi diri karyawan.
3. Teori Modern
Pendekatan ini berdasarkan hal-hal yang bersifat situasional.
Asumsi yang dipakai adalah bahwa orang itu berlainan dan berubah, baik
kebutuhannya, reaksinya tindakannya sesuai dengan lingkungan.
Manajemen dipandang sebagai suatu system didasarkan pada asumsi
bahwa organisasi merupakan system terbuka dan tujuan organisasi
mempunyai kebergantungan.
Teori modern mempunyai pandangan bahwa organisasi itu terbuka
dan kompleks. Analisi system, rancangan system, dan manajemen member
petunjuk dalam mengoperasionalkan pendekatan system merupakan tiga
unsure pokok yang berusaha mengenal esensi keterpaduan berbagai
unsure dalam memecahkan masalah yang sifatnya kompleks, termasuk
pendidikan.
11
Ontologi seringkali diidentifikasikan dengan metafisika, yang juga
disebut dengan proto-filsafat atau filsafat yang pertama. Persoalan tentang
ontologi menjadi pembahasan yang utama dalam bidang filsafat, yang
membahas tentang realitas. Realitas adalah kenyataan yang selanjutnya
menjurus pada sesuatu kebenaran. Realitas dalam ontologi ini melahirkan
pertanyaan-pertanyaan: apakah sesungguhnya hakikat realitas yang ada ini?
apakah realitas yang tampak ini sesuatu realita materi saja? Adakah sesuatu di
balik realita itu? Apakah realitas ini terdiri dari satu bentuk unsur (monisme),
dua unsur (dualisme) atau pluralisme? Dalam pendidikan, kegiatan
membimbing anak untuk memahami realita dunia dan membina kesadaran
tentang kebenaran yang berpangkal atas realita merupakan stimulus
menyelami kebenaran tahap pertama. Dengan demikian potensi berpikir kritis
anak-anak untuk mengerti kebenaran telah dibina sejak awal oleh guru di
sekolah atau pun oleh orangtua.di keluarga.
2. Epistimologi
Epistemologi adalah nama lain dari logika material atau logika mayor
yang membahas dari isi pikiran manusia, yaitu pengetahuan. Epistemologi
merupakan studi tentang pengetahuan, bagaimana mengetahui benda-benda.
Pengetahuan ini berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti: cara
manusia memperoleh dan menangkap pengetahuan dan jenis-jenis
pengetahuan. Menurut epistemologi, setiap pengetahuan manusia merupakan
hasil dari pemeriksaan dan penyelidikan benda hingga akhirnya diketahui
manusia. Dengan demikian epistemologi ini membahas sumber, proses, syarat,
batas fasilitas, dan hakekat pengetahuan yang memberikan kepercayaan dan
jaminan bagi guru bahwa ia memberikan kebenaran kepada murid-muridnya.
3. Aksiologi
Aksiologi adalah bidang yang menyelidiki nilai-nilai
(value). Nilai dan implikasi aksiologi di dalam pendidikan ialah pendidikan
yang menguji dan mengintegrasikan semua nilai (nilai tindakan moral, nilai
ekspresi keindahan dan nilai kehidupan sosio-politik) di dalam kehidupan
manusia dan membinanya ke dalam kepribadian anak. Pertanyaan yang
12
berkaitan dengan aksiologi adalah apakah yang baik atau bagus (Asbiallah,
2006:http://asbiallah.blogspot.co.id/2016/10/makalah-falsafah-dan-
manajemen.html).
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen adalah suatu kegiatan atau rangkaian yang berupa proses
pengelolaan usaha kerjasama sekelompok manusia yang bergabung dalam
organisasi pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan sebelumnya, agar efektif dan efisien.
Teori klasik berasumsi bahwa pekerja atau manusia itu bersifat
rasional, berpikir logik, dan kerja merupakan suatu yang diharapkan. Teori
non klasik adalah teori yang membahas tentang kebutuhan, kepribadian, dan
organisasi. Dan Teori modern mempunyai pandangan bahwa organisasi itu
terbuka dan kompleks. Analisi system, rancangan system, dan manajemen
member petunjuk dalam mengoperasionalkan pendekatan system merupakan
tiga unsure pokok yang berusaha mengenal esensi keterpaduan berbagai
unsure dalam memecahkan masalah yang sifatnya kompleks, termasuk
pendidikan.
Dalam pengetahuan manajemen, falsafah pada hakikatnya
menyediakan seperangkat pengetahuan untuk berpikir efektif dalam
memecahkan masalah manajemen. Pemahaman falsafah manajemen secara
sistematik dapat menjadi alat untuk meramalkan dan mengendalikan peristiwa
atau gejala yang muncul dalam praktik menejerial.
B. Saran
Teori manajemen pendidikan sangat dibutuhkan untuk kelangsungan
proses belajar siswa. Dengan demikian untuk para guru maupun para calon
guru tingkatkanlah dan amalkanlah teori-teori yang sudah ditetapkan tersebut.
Apabila ada kesalahan dalam pembuatan makalah ini, dimohon
Saran/kritik yang membangun kesempurnaan makalah ini.
14
DAFTAR PUSTAKA
15