Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MANAJEMEN BERBASIS MADRASAH/SEKOLAH BERDASARKAN


HADIST DAN PENDAPAT ULAMA

Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Hadist Manajemen

Dosen Pengampu:

Heru Setiawan, M.Pd.I

Disusun Oleh:

Fatihul Amin

Isma Thoyibatul Mufarihah

M Farhan Haikal

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT PESANTREN KH.ABDUL CHALIM

MOJOKERTO

2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Dengan menyebut nama


Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya. Sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah “Studi Hadist Manajemen” ini yang
berjudul “ Manajemen berbasis Madrasah/Sekolah berdasarkan hadist dan
pandangan ulama”.

Shalawat serta salam tidak lupa tercurahkan kepada baginda tercinta, Nabi
Muhammad SAW. Yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman
yang terang benderang yaitu agama yang rahmatan lil ‘alamin, agama Islam.

Dalam penyusunan makalah ini kami mengupayakan semaksimal mungkin.


Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kekurangan didalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, agar makalah ini nantinya dapat
menjadi makalah yang lebih baik lagi. Penulis berharap makalah sederhana ini
dapat dimengerti oleh pembaca dan dapat bermanfaat untuk orang yang
membacanya.

Mojokerto, 14 Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR............................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... iii
BAB I .................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................... 2
C. Tujuan Masalah ........................................................................................................... 2
BAB II ................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 3
BAB III ................................................................................................................................ 14
KESIMPULAN ..................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada dasarnya manajemen sudah ada sejak manusia itu ada, manajemen
sebetulnya sama usianya dengan kehidupan manusia, mengapa demikian, karena
pada dasarnya manusia dalam kehidupan sehari-harinya tidak bisa terlepas dari
prinsip-prinsip manajemen, baik langsung maupun tidak langsung, baik disadarai
ataupun tidak disadari.
Manajemen merupakan komponen yang tidak dapat dipisahkan dari proses
pendidikan secara keseluruhan di sekolah/madrasah yang dapat diwujudkan secara
optimal, efektif dan efisien. Manajemen yang baik ialah manajemen yang tidak jauh
menyimpang dari konsep manajemen yang sudah ada. Dalam rangka inilah,
sekolah/madrasah harus mempunyai manajemen untuk mengatur pendidikan dan
pengajaran, merencanakan, mengorganisasi ,mengawasi,
mempertanggungjawabkan, mengatur serta memimpin sumberdaya daya-sumber
daya insani serta barang-barang untuk membantu pelaksanaan pembelajaran yang
sesuai dengan tujuan madrasah/sekolah.
Dalam pandangan Islam, segala sesuatu harus dilakukan secara rapi, benar,
tertib, dan teratur. Proses-prosesnya harus diikuti dengan baik. Sesuatu tidak boleh
dilakukan secara asal-asalan Mulai dari urusan terkecil seperti mengatur urusan
rumah tangga sampai dengan urusan terbesar seperti mengatur urusan sebuah
negara semua itu diperlukan pengaturan yang baik, tepat dan terarah dalam bingkai
sebuah manajemen agar tujuan yang hendak dicapai bisa diraih dan bisa selesai
secara efisien dan efektif.

Al-Qur’an dan hadits diyakini mengandung prinsip dasar menyangkut


segala aspek kehidupan manusia. Penafsiran atas Al-Qur’an dan Hadits perlu
senantiasa dilakukan. Hal ini penting dilakukan, sebab pada satu sisi wahyu dan
kenabian telah berakhir sedangkan pada sisi yang lain kondisi zaman selalu berubah
seiring dengan perkembangan pemikiran manusia dan tetap mutlak diperlukannya
petunjuk yang benar bagi manusia. Manusia dikenal sebagai makhluk sosial,
sehingga eksistensinya dipengaruhi oleh interaksi dengan manusia lain. Di dalam
berinteraksi antar individu hingga yang lebih luas mustahil tanpa adanya kiat-kiat
atau manajemen. Sudah menjadi kepastian, bahwa Al-Qur’an dan Hadits menjadi

1
referensi dan pandangan hidup dalam aspek kehidupan umat Islam seperti
manajemen.

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi Manajemen Berbasis Madrasah/Sekolah Berdasarkan Hadist dan


Pendapat Ulama?
2. Apa saja Tujuan dan Manfaat Manajemen Berbasis Madrasah/Sekolah?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui definisi Manajemen Berbasis Madrasah/Sekolah


Berdasarkan Hadist dan Pendapat Ulama!
2.Untuk mengetahui Tujuan dan Manfaat Manajemen Berbasis
Madrasah/Sekolah!

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen

Di awal sebelum memahami manajemen berbasis madrasah, tentu kita coba


untuk mendefinisikan terlebih dahulu pemahaman manajemen sehingga arti
tersebut dapat mengkolaborasikan dengan istilah-istilah lain termasuk madrasah.

Banyak pemahaman di kursus mengenai manajemen dalam bahasa inggris


artinya to manager yaitu mengatur atau mengelola.1 Dalam arti khusus bermakna
memimpin dan kepemimpinan yaitu kegiatan yang di lakukan untuk mengelola
Lembaga atau organisasi, yaitu memimpin dan menjalankan kepemimpinan dalam
organisasi. Orang yang memimpin oragnisasi di sebut manager.2

Secara estimologis kata manajemen berasal dari kata “managio”. Berarti


pengurusan atau “managiarie” yaitu melatih dalam mengatur Langkah-langkah,
atau dapat juga berarti bahwa manajemen sebagai ilmu, kiat dan profesi. 3

Dalam pengartian lain manajemen terkandung dua kegiatan, yaitu pikir


(mind) dan kegiatan tindak laku (action). Kedua kegiatan tersebut tampak fungsi-
fungsi manajemen seperti planning, organizizng, directing,
coordinating,controlling, dan lain-lain. Sedangkan dilihat dari bahasa inggris, kata
manajemen merupakan kata kerja to manage yang berarti mengurus, mengatur,
melaksanakan, dan mengelola. 4

1
Malayu S.P,. Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah,
(Jakarta: Gunung Agung, 1996), hal. 1.
2
Malayu S.P,. Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian, dan
Masalah,(Jakarta: Gunung Agung, 1996), hal. 1.
3
Syaiful Sagala, Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat: Strategi
Memenangkan Persaingan Mutu, (Jakarta: Nimas Multima, 2004), hal. 13.
4
Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam: Konsep, Strategi, dan Aplikasi
(Yogyakarta: Teras, 2009), hal. 8.

3
Ditinjau dari terminologi kata manajemen memiliki banyak makna.
Beberapa pengertian manajemen dalam perspektif para pakar, antara lain sebagai
berikut:

1. Kementerian Pendidikan Nasional memberikan definisi manajemen sebagai


proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran.5
2. Nanang Fattah dalam bukunya Landasan Manajemen Pendidikan
memberikan batasan tentang istilah manajemen, yakni: manajemen
merupakan proses merencana, mengorganisasi, memimpin dan
mengendalikan upaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan
organisasi tercapai secara efektif dan efisien.6
3. Tim Pakar Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Malang mengartikan
istilah manajemen sebagai berikut: Manajemen dapat diartikan sebagai
tindakan untuk mencapai tujuan melalui usaha-usaha orang lain. Seorang
kepala SMA dapat diartikan melakukan aktivitas manajemen, manakala
berupaya mengatur guru-guru dan karyawan, mendayagunakan dan
melakukan pembinaan terhadap mereka sehingga mampu berpartisipasi
sepenuhnya untuk mencapaitujuan pendidikan di sekolahal.7
Dari berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan, bahwa manajemen
adalah suatu ilmu atau seni yang dimiliki oleh seorang pemimpin (leader) dalam
upaya memanfaatkan sumber-sumber daya organisasi yang ada melalui kegiatan
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan serta dilakukan
dengan melibatkan partisipasi seluruh komponen menurut fungsinya masing-
masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

1. Manajemen Berbasis Madrasah

5
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Balai Pustaka, 1997), hal. 623.
6
Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung:Penerbit Remaja
Rosdakarya, 2004), hal. 1.
7
Tim Pakar Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Malang, Manajemen
Pendidikan, Analisis Substantif dan Aplikasinya dalam Institusi Pendidikan, (Malang:
Penerbit Universitas Negeri Malang, 2002), hal. 5.

4
Istilah Manajemen Berbasis Madrasah merupakanterjemahan dari “School
Based Management” . Istilah ini pertama kali muncul di Amerika Serikat ketika
masyarakat mulai mempertanyakan relevansi pendidikan dengan tuntutan dan
perkembangan masyarakat setempat. MBM ini muncul pada tahun 1970-an sebagai
alternatif untuk mereformasi pengelolaan pendidikan atau sekolahal. Reformasi itu
dapat diperlukan karena kinerja sekolah selama puluhan tahun tidak dapat
menunjukan peningkatan yang berarti dalam memenuhi tuntutan perubahan
lingkungan sekolahal.8

Secara bahasa, MBM berasal dari tiga kata, yaitu manajemen, berbasis, dan
madrasahal. Manajemen adalah proses menggunakan sumber daya secara efektif
untukmencapai sasaran. Berbasis memiliki kata dasar basis yangberarti dasar atau
asas. Sedangkan madrasah berarti lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat
untuk menerima dan memberikan pelajaran. Berdasarkan makna leksikal tersebut,
maka Manajemen Berbasis Sekolah dapat diartikan sebagai penggunaan sumber
daya yang berasaskan pada madrasah itu sendiri dalam proses pengajaran atau
pembelajaran.9

Adapun secara rinci pengertian manajemen berbasis madrasah menurut


beberapa ahli misalnya:

Mulyasa mendefinisikan manajemen berbasis madrasah adalah salah satu


wujud dari reformasi pendidikan yang menawarkan kepada sekolah untuk
menyediakan pendidikan yang lebih baik dan memadai bagi para peserta didik.
Otonomi dalam manajemen merupakan potensi bagi sekolah untuk meningkatkan
kinerja para staff, menawarkan partisipasi langsung kelompok-kelompok yang
terkait, dan meningatkan pemahaman masyarakat terhadap pendidikan.10

8
Ibtisan Abu Duhou, School Based Management (Jakarta:Kencana, 2004),
hal. 7.
9
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:Balai Pustaka,
2002), hal. 108 -113.
10
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi dan
Implementasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), hal. 24.

5
Sementara Nanang Fatah memberikan batasan mengenai manajemen
berbasis madrasah pada pendekatan politik yang bertujuan untuk mendesain ulang
pengelolaan sekolah dengan memberikan kekuasaan kepada kepala sekolah dan
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam upaya perbaikan kinerja sekolah yang
mencakup guru, siswa, komite sekolah, orang tua siswa dan masyarakat.
Manajemen berbasis Madrasah mengubah sistem pengambilan keputusan dengan
memindahkan otoritas dalam pengambilan keputusan dan manajemen ke setiap
yang berkepentingan di tingkat lokal local stakeholder.11

Kemudian Bedjo Sudjanto memberikan pengertian bahwa manajemen


berbasis madrasah merupakan modelmanajemen pendidikan yang memberikan
otonomi lebih besar kepada sekolahal. Disamping itu, MBM juga mendorong
pengambilan keputusan partisipatif yangmelibatkan langsung semua warga
sekolah yang dilayanidengan tetap selaras pada kebijakan nasional pendidikan.12

Dengan demikian Manajemen Berbasis Madrasah merupakan proses


pengintegrasian, pengkoordinasian dan pemanfaatan dengan melibatkan secara
menyeluruhelemen-elemen yang ada pada madrasah untuk mencapaitujuan (mutu
pendidikan) yang diharapkan secara efisien. Jadi, MBM merupakan sebuah
strategi untuk memajukan pendidikan dengan mentransfer keputusan penting
memberikan otoritas dari negara dan pemerintah daerah kepada individu pelaksana
di madrasah.13Atau dapat diartikan bahwa MBM adalah model manajemen yang
memberikan otonomi (kewenangan) yang lebih besar kepada sekolah dan
mendorong pengambilan keputusan yang partisipatif yaitu melibatkan semua warga
madrasah berdasarkan kesepakatan bersama. Dengan adanya otonomi(kewenangan)
yang lebih besar diharapkan madrasah dapat menggunakan dan mengembangkan
kewenangan secaramandiri dalam mengelola madrasah dan memilih strategi dalam

11
Nanang Fatah, Konsep Manajemen Berbasis Sekolah danDewan Sekolah
(Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2003), hal. 8.
12
Bedjo Sudjanto, Mensiasati Manajemen Berbasis Sekolah diE ra Krisis yang
berkepanjangan, (Jakarta: ICW, 2004), hal. 25.
13
Ade Irawan dkk, Mendagangkan Sekolah (studi kebijakan Manajemen
Berbasis Sekolah), (Jakarta: ICW, 2000), hal. 14.

6
meningkatkan mutu pendidikan serta dapat memilihpengembangan program yang
lebih sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan madrasah.

B. Tujuan dan Fungsi Manajemen Berbasis Masdrasah/Sekolah

2. Tujuan Manajemen Berbasis Madrasah/Sekolah

Manajemen berbasis madrasah/sekolah merupakan paradigma baru


Pendidikan yang memberikan otonomi luas pada tingkat sejolah dengan maksud
agar madrasah leuasa mengelola sumber daya dan sumber dana dengan
mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan.

Sehingga dapat dilakukan tujuan utama MBS/M adalah meningkatkan


efisiensi, mutu, dan pemerataan Pendidikan. Peningkatan efisiensi diperoleh
melalui keleluasaan mengelola sumber daya yang ada, partisipasi masyarakat, dan
penyederhanaan birokrasi. Peningkatan mutu diperoleh melalui partisipasi orang
tua, kelenturan pengelolaan madrasah, peningkatan profesionalisme guru, adanya
hadiah dan hukuman sebagai control, serta hal lain yang dapat menumbuh
kembangkan suasana yang kondusif.14

Tujuan yang lain manajemen berbasis madrasah adalah peningkatana mutu


Pendidikan. Dengan adanya MBM, madrasah dan masyarakat tidak perlu lagi
menunggu perintah dari atas. Mereka dapat mengembangkan suatu visi Pendidikan
tersebut secara mandiri. Kepala madrasah mempunyai dua peran utama, pertama
sebagai pemimpin institusi bagi para guru, dan kedua memberikan pimpinan dalam
manajemen. Pembaharuan Pendidikan melalui manajemen berbasis madrasah dan
komite sekolah yang diperkenalkan sebagai bagian dari desentralisasi memberikan
kepada kepala madrasah kesempatan yang lebih besar untuk menerapkan dengan
lebih mantap berbagai fungsi dari kedua peran tersebut.

Manajemen berbasis sekolah/madrasah/ atau pesantren bertujuan untuk


meningkatkan kinerja madrasah melalui pemberian kewenangan dan tanggung
jawab yang lebih besar kepada madrasah yang dilaksanakan berdasarkan prinsip-

14
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi dan
Implementasi, hal. 13.

7
prinsip tata madrasah yang baik yitu partisipasi, transparansi,dan akuntabilitas.
Peningkatan kinerja madrasah yang dimaksud meliputi peningkatan kualitas,
efektifitas, efisiensi, produktivitas, dan inovasi Pendidikan.

Adapun tujuan dari implementasi manajemen berbasis madrasah secara


khusus adalah:

a. Mensosialisasikan konsep dasar manajemen peningkatan mutu berbasis


sekolah khususnya kepada masyarakat.
b. Memperoleh masukan agar konsep ini dapat diimplementasikan dengan
mudah dan sesuai dengan kondisi lingkungan Indonesia yang memiliki
keragaman cultural, sosio ekonomi masyarakat dan kompleksitas
geografinya.
c. Menambah wawasan pengetahuan masyarakat khususnya masyarakat
madrasah dan individu yang peduli terhadap pendidikan, khususnya
peningkatan mutu pendidikan.
d. Memotivasi masyarakat sekolah untuk terlibat dan berpikir mengenai
peningkatan mutu pendidikan/ pada madrasah masing-masing.
e. Menggalang kesadaran masyarakat madrasah untuk ikut serta secara aktif
dan dinamis dalam mensukseskan peningkatan mutu pendidikan.
f. Memotivasi timbulnya pemikira-pemikiran baru dalam mensukseskan
pembanguan pendidikan dari individudan masyarakat yang peduli terhadap
pendidikan
khususnya masyarakat madrasah yang berada di gars paling depan dalam
proses pembangunan tersebut.
g. Menggalang kesadaran bahwa peningkatan mutu pendidikan merupakan
tanggung jawab semua komponen masyarakat, dengan fokus peningkatan
mutuyang berkelanjutan pada tataran madrasahal.
h. Mempertajam wawasan bahwa mutu pendidikan pada tiap sekolah harus
dirumuskan dengan jelas dan dengantarget mutu yang harus dicapai setiap
tahun, 5 tahun danseterusnya sehingga tercapai misi madrasah ke depan.15

15
Exsa, Perbandingan Manajemen Berbasis Sekolah Dengan Manajemen
Berbasis Madrasah, (http://one.indoskripsi.com/judul- skripsi-makalah

8
3. Fungsi Manajemen Berbasis Madrasah/Sekolah

Menurut Sondang. P. Siagian secara umum fungsi- fungsi manajemen


mencakup :
a. Planning (Perencanaan) dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses
pemikiran dan penentuan secara matang tentang hal-hal yang akan
dikerjakan dimasa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan. Bahkan Allah memberikan
arahan kepada setiap orang yang beriman untuk mendesain sebuah
rencana apa yang akan dilakukan dikemudian hari. Sebagaimana
firmanNya dalam Q.S. Al-Hasyr:18. Yang
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk
hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah
Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al Hasyr (59): 18).

b. Organizing (Pengorganisasian) adalah keseluruhan proses


pengelompokan orang-orang, alat,-alat, tugas-tugas, tanggung jawab, dan
wewenang sedemikian rupasehingga tercipta sutau organisasi yang dapat
digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka pencapaian tujuan yang
telah ditentukan.
c. Motivating (Penggerakkan) dapat didefinisikan sebagai keseluruhan
proses pemberian dorongan bekerja kepadapara bawahan sedemikian rupa
sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan
organisasi dengan efisien dan ekonomis.
d. Controlling (Pengawasan) adalah proses pengamatanpelaksanaan seluruh
kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang
dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan
sebelumnya.
e. Evaluation (Penilaian) adalah fungsi organik administrasi dan manajemen

tentang/perbandingan-manajemen-berbasis- sekolahdengan-manajemen berbasi


madrasah, 2009 diunduh padatanggal 12mei 2020, pukul 20.00 wib), hal. 5.

9
yang terakhir. Definisinya ialah proses pengukuran dan perbandingan
hasil-hasil pekerjaan yang nyatanya dicapai dengan hasil-hasil yang
seharusnya dicapai.16
Adapun fungsi-fungsi manajemen, sebagaimana George R Terry dan Leslie
W. Rue menyebutkan ada lima yaitu:
a. Planning menentukan tujuan yang hendak dicapai selama suatu masa yang
akan datang dan apa yang harus diperbuat agar dapat mencapai
tujuantujuan itu.
b. Organizing mengelompokkan dan menentukan berbagai kegiatan penting
dan memberikan kekuasaan untuk melaksanakan kegiatan- kegiatan itu.
c. Staffing menentukan keperluan-keperluan sumber daya

manusia, pengarahan, penyaringan, latihan, dan pengembangan tenaga


kerja.
d. Motivating mengarahkan atau menyalurkan perilaku manusia kearah
tujuan-tujuan.
e. Controlling mengukur pelaksanaan dengan tujuan- tujuan menentukan
sebab-sebab penyimpangan dan mengambil tindakan korektif jika perlu.17
Manajemen berbasis sekolah, madrasah dan pesantren merupakan salah satu
strategi dalam peningkatanmutu pendidikan di sekolah, madrasah dan pesantren.
Esensi dari manajemen sekolah, madrasah dan pesantren adalah otonomi institusi
pendidikan. Salah satu metode pendekatan pengelolaan manajemen madrasah
bertujuan untuk memandirikan atau memberdayakan semua warga sekolah,
madrasah dan peantren melalui pemberian kebebasan untuk peningkatan mutunya.
Dalam konsepnya baik manajemen berbasis sekolah, madrasah dan pesantren
merupakan suatu bentuk kebijakan desentralisasi yang memberikan otonomi yang
luas kepada sekolah, madrasah dan pesantren agar dapat meningkatkan mutu
pendidikan, tetapi dalam prakteknya masih ada perlakuan-perlakuan yang berbeda
oleh pemerintah dalam memperhatikan antarasekolah, madrasah dan pesantren.

16
Malayu, Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia edisiRevisi, hal. 3.
17
George R. Terry dan Laslie W. Rue. Dasar-dasarManajemen, ( Jakarta:
Bumi Aksara, 2005), hal. 9.

10
Madrasah dan pesantren di bawah naungan kementerian agama dimana
agama merupakan hal yang tidak diotonomikan, sehingga dirasa bukan menjadi
tanggung jawab pemerintah daerah, namun bertanggung jawab secara
sentralisasi. Tidak dapat dipungkiri lagi keberadaan sekolah, madrasah dan
pesantren terus mengalami perkembangan, setidaknya secara kuantitatif. Jumlah
lembagalembaga itu senantiasa bertambah dari tahun ke tahun dan tersebar di
seluruh Indonesia. namun perlu disayangkan jumlah kuantitatif tidak seimbang
secarakualitatif, potret buerem pendidikan mengalami berbagai permasalahan yang
serius walaupun dalam hal ini sekolah, madrasah maupun pesantren telah
mengalami rekonstruksi dalam input, proses atau outputnya. Oleh karena itu,
berangkat dari pemaparan mengenai kecenderungan di atas, sekolah, madrasah
maupun pesantren harus segera melakukan pembenahan-pembenahan melalui
strategi- strategi baru untuk meningkatkan kemajuan sehingga menjadi lembaga-
lembaga pendidikan yang unggul, maka manajemen berbasis sekolah, madrasah
dan pesantren dalam hal ini tentu sangat diperlukan untuk memberikan
kemanfaatan dan penjaminan secara keilmuan, kepribadian, maupun keterampilan.
C. Analisis konsep perencanaan Manajemen Pendidikan Islam Berbasis Al-
Qur’an Dan Al-Hadist

4. Analisis Konsep perencanaan manajemen Pendidikan islam berbasis Al-Qur’an


dan Hadist

Pada dasarnya, perencanaan pendidikan yang ditawarkan oleh


nabi muhammad berdasarkan Al-Qur’an dan hadits-haditsnya adalah
perencanaan secara global. Dalam hal ini yang dimaksud Rasulullah
adalah persiapan, dalam arti ketika kita hendak melaksanakan aktifitas
dalam kehidupan termasuk aktifitas pendidikan sebaiknya harus dimulai
dengan perencanaan atau persiapan.18

18
Sugeng Kurniawan,konsep manajemen Pendidikan islam persepektif alquran dan al
hadis, hal 30

11
Perencanaan merupakan hal yang sangat penting dan essensial,
misalnya hadits tentang “niat seorang mu’min”, hal itu sangat berkaitan
dengan perencanaan. Niat dapat diumpamakan sebagai perencanaan
meskipun niat belum terbentuk atau tergambar dalam sebuah tulisan,
namun sudah terlintas dan tergambar dalam hati atau fikiran seseorang.
Suatu perencanaan yang matang akan menghasilkan hasil yang baik
dan maksimal, bagitu juga sebaliknya perencanaan yang kurang matang
atau tidak baik maka akan membuahkan hasil yang tidak maksimal
juga. Begitu pula dengan niat, ketika niat seorang mu’min tidak baik
maka hasil yang dikeluarkan dari perbuatannya tentu tidak baik. Maka
dari itu perencanaan atau persiapan atau dapat dikatakan sebagai nai
adalah sanagat mutlak adanya. Tanpa adanya niat atau perencanaan
atau persiapan, maka aktifitas seseorang tidak akan berhasil dan sia-sia
belaka. Begitu juga di dalam perencanaan pendidikan harus direncanakan
dengan baik dan matang agar hasil yang dikeluarkan dapat memenuhi
tujuanpendidikan.

Ketika perencanaan diartikan sebagai persiapan untuk melasanakan


aktifitas sesuatu dengan jangka waktu tertentu, dalam hadits yang
disabdakan oleh nabi Muhammad Saw juga ada contohnya, yaitu:

Artinya: “Gunakanlah 5 perkara sebelum datang 5 perkara lainnya,

gunakanlah masa mudamu sebelum masa tuamu., masa sehatmu sebelum


masa sakitmu, masa kayamu sebelum miskinmu, masa lapangmu sebelum datang
masa sibukmu, dan masa hidupmu sebelum datang
matimu.”(HR.BaihaqidariIbnAbbas).
Hal itu menunjukkan bahwa pesiapan dan perencanaan untuk
masa yang akan datang sangatlah kita butuhkan. Untuk itu persaipan atau
perencanaan ternasuk pendidikan baik itu perencanaan jangka pendek,
sedang, atau panjang, harus benar-benar dilaksanakan agar dalam semua

12
kegiatn atau aktifitas dapat terukur, teramati dan terevaluasi secara baik
dan bertenggung jawab. Kunci utama kegiatan perencanaan adalah proses
kegiatan perencanaan itu sendiri. Proses perencanaan adalah suatu cara19
20
pandang yang logis mengenai apa yang dilakukan dan bagaimana cara
maengetahui apa yang dilakukan, dapat membantu dalam pengambilan
keputusan dan bersifat rasional.
Perencanaan adalah sebuah proses perdana ketika hendak
melakukan pekerjaan baik dalam bentuk pemikiran maupun kerangka
kerja agar tujuan yang hendak dicapai mendapatkan hasil yang optimal.
Demikian pula halnya dalam pendidikan Islam perencanaan harus
dijadikan langkah pertama yang benar-benar diperhatikan oleh para
manajer dan para pengelola pendidikan Islam. Sebab perencanaan
merupakan bagian penting dari sebuah kesuksesan, kesalahan dalam
Konsep Manajemen Pendidikan Islam Perspektif Al-Qur’an dan Al-Hadits
Nur El-Islam, Volume 2 Nomor 2 Oktober 2015
menentukan perencanaan pendidikan Islam akan berakibat sangat patal
bagi keberlangsungan pendidikan Islam. Bahkan Allah memberikan
arahan kepada setiap orang yang beriman untuk mendesain sebuah
rencana apa yang akan dilakukan dikemudian hari. Sebagaimana firmanNya dalam
Q.S.Al-Hasyr:18.

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan


hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk
hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah
Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al Hasyr (59): 18)

19
Ibid hal 31
20
Ibid,hal 32

13
BAB III

KESIMPULAN

Dengan demikian Manajemen Berbasis Madrasah merupakan proses


pengintegrasian, pengkoordinasian dan pemanfaatan dengan melibatkan secara
menyeluruhelemen-elemen yang ada pada madrasah untuk mencapaitujuan (mutu
pendidikan) yang diharapkan secara efisien. Jadi, MBM merupakan sebuah
strategi untuk memajukan pendidikan dengan mentransfer keputusan penting
memberikan otoritas dari negara dan pemerintah daerah kepada individu pelaksana
di madrasah.21Atau dapat diartikan bahwa MBM adalah model manajemen yang
memberikan otonomi (kewenangan) yang lebih besar kepada sekolah dan
mendorong pengambilan keputusan yang partisipatif yaitu melibatkan semua warga
madrasah berdasarkan kesepakatan bersama. Dengan adanya otonomi(kewenangan)
yang lebih besar diharapkan madrasah dapat menggunakan dan mengembangkan
kewenangan secaramandiri dalam mengelola madrasah dan memilih strategi dalam
meningkatkan mutu pendidikan serta dapat memilihpengembangan program yang
lebih sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan madrasah.

21
Ade Irawan dkk, Mendagangkan Sekolah (studi kebijakan Manajemen
Berbasis Sekolah), (Jakarta: ICW, 2000), hal. 14.

14
DAFTAR PUSTAKA

Duhou Ibtisan Abu, School Based Management (Jakarta:


Kencana, 2004), hal. 7.
Exsa, Perbandingan Manajemen Berbasis Sekolah Dengan
Manajemen Berbasis Madrasah, (http://one.indoskripsi.com/judul-
skripsi-makalah tentang/perbandingan-manajemen-berbasis-
Irawan Ade dkk, Mendagangkan Sekolah (studi kebijakan
Manajemen Berbasis Sekolah), (Jakarta: ICW, 2000), hal. 14.
Kurniawan Sugeng ,konsep manajemen Pendidikan islam persepektif
alquran dan al hadis, hal 30
Mulyasa E., Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi dan
Implementasi, hal. 13.
Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung:
Penerbit Remaja Rosdakarya, 2004), hal. 1.
skripsi-makalah tentang/perbandingan-manajemen-berbasis- sekolahdengan-
manajemen berbasi madrasah, 2009 diunduh padatanggal 12mei 2020, pukul 20.00
wib), hal. 5.

Sudjanto Bedjo, Mensiasati Manajemen Berbasis Sekolah di E ra


Krisis yang berkepanjangan, (Jakarta: ICW, 2004), hal. 25.
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai
Pustaka, 2002), hal. 108 -113.

15
16

Anda mungkin juga menyukai