Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Hadist Manajemen
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Fatihul Amin
M Farhan Haikal
FAKULTAS TARBIYAH
MOJOKERTO
2023
KATA PENGANTAR
Shalawat serta salam tidak lupa tercurahkan kepada baginda tercinta, Nabi
Muhammad SAW. Yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman
yang terang benderang yaitu agama yang rahmatan lil ‘alamin, agama Islam.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR............................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... iii
BAB I .................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................... 2
C. Tujuan Masalah ........................................................................................................... 2
BAB II ................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 3
BAB III ................................................................................................................................ 14
KESIMPULAN ..................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya manajemen sudah ada sejak manusia itu ada, manajemen
sebetulnya sama usianya dengan kehidupan manusia, mengapa demikian, karena
pada dasarnya manusia dalam kehidupan sehari-harinya tidak bisa terlepas dari
prinsip-prinsip manajemen, baik langsung maupun tidak langsung, baik disadarai
ataupun tidak disadari.
Manajemen merupakan komponen yang tidak dapat dipisahkan dari proses
pendidikan secara keseluruhan di sekolah/madrasah yang dapat diwujudkan secara
optimal, efektif dan efisien. Manajemen yang baik ialah manajemen yang tidak jauh
menyimpang dari konsep manajemen yang sudah ada. Dalam rangka inilah,
sekolah/madrasah harus mempunyai manajemen untuk mengatur pendidikan dan
pengajaran, merencanakan, mengorganisasi ,mengawasi,
mempertanggungjawabkan, mengatur serta memimpin sumberdaya daya-sumber
daya insani serta barang-barang untuk membantu pelaksanaan pembelajaran yang
sesuai dengan tujuan madrasah/sekolah.
Dalam pandangan Islam, segala sesuatu harus dilakukan secara rapi, benar,
tertib, dan teratur. Proses-prosesnya harus diikuti dengan baik. Sesuatu tidak boleh
dilakukan secara asal-asalan Mulai dari urusan terkecil seperti mengatur urusan
rumah tangga sampai dengan urusan terbesar seperti mengatur urusan sebuah
negara semua itu diperlukan pengaturan yang baik, tepat dan terarah dalam bingkai
sebuah manajemen agar tujuan yang hendak dicapai bisa diraih dan bisa selesai
secara efisien dan efektif.
1
referensi dan pandangan hidup dalam aspek kehidupan umat Islam seperti
manajemen.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen
1
Malayu S.P,. Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah,
(Jakarta: Gunung Agung, 1996), hal. 1.
2
Malayu S.P,. Hasibuan, Manajemen Dasar, Pengertian, dan
Masalah,(Jakarta: Gunung Agung, 1996), hal. 1.
3
Syaiful Sagala, Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat: Strategi
Memenangkan Persaingan Mutu, (Jakarta: Nimas Multima, 2004), hal. 13.
4
Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam: Konsep, Strategi, dan Aplikasi
(Yogyakarta: Teras, 2009), hal. 8.
3
Ditinjau dari terminologi kata manajemen memiliki banyak makna.
Beberapa pengertian manajemen dalam perspektif para pakar, antara lain sebagai
berikut:
5
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Balai Pustaka, 1997), hal. 623.
6
Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung:Penerbit Remaja
Rosdakarya, 2004), hal. 1.
7
Tim Pakar Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Malang, Manajemen
Pendidikan, Analisis Substantif dan Aplikasinya dalam Institusi Pendidikan, (Malang:
Penerbit Universitas Negeri Malang, 2002), hal. 5.
4
Istilah Manajemen Berbasis Madrasah merupakanterjemahan dari “School
Based Management” . Istilah ini pertama kali muncul di Amerika Serikat ketika
masyarakat mulai mempertanyakan relevansi pendidikan dengan tuntutan dan
perkembangan masyarakat setempat. MBM ini muncul pada tahun 1970-an sebagai
alternatif untuk mereformasi pengelolaan pendidikan atau sekolahal. Reformasi itu
dapat diperlukan karena kinerja sekolah selama puluhan tahun tidak dapat
menunjukan peningkatan yang berarti dalam memenuhi tuntutan perubahan
lingkungan sekolahal.8
Secara bahasa, MBM berasal dari tiga kata, yaitu manajemen, berbasis, dan
madrasahal. Manajemen adalah proses menggunakan sumber daya secara efektif
untukmencapai sasaran. Berbasis memiliki kata dasar basis yangberarti dasar atau
asas. Sedangkan madrasah berarti lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat
untuk menerima dan memberikan pelajaran. Berdasarkan makna leksikal tersebut,
maka Manajemen Berbasis Sekolah dapat diartikan sebagai penggunaan sumber
daya yang berasaskan pada madrasah itu sendiri dalam proses pengajaran atau
pembelajaran.9
8
Ibtisan Abu Duhou, School Based Management (Jakarta:Kencana, 2004),
hal. 7.
9
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:Balai Pustaka,
2002), hal. 108 -113.
10
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi dan
Implementasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), hal. 24.
5
Sementara Nanang Fatah memberikan batasan mengenai manajemen
berbasis madrasah pada pendekatan politik yang bertujuan untuk mendesain ulang
pengelolaan sekolah dengan memberikan kekuasaan kepada kepala sekolah dan
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam upaya perbaikan kinerja sekolah yang
mencakup guru, siswa, komite sekolah, orang tua siswa dan masyarakat.
Manajemen berbasis Madrasah mengubah sistem pengambilan keputusan dengan
memindahkan otoritas dalam pengambilan keputusan dan manajemen ke setiap
yang berkepentingan di tingkat lokal local stakeholder.11
11
Nanang Fatah, Konsep Manajemen Berbasis Sekolah danDewan Sekolah
(Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2003), hal. 8.
12
Bedjo Sudjanto, Mensiasati Manajemen Berbasis Sekolah diE ra Krisis yang
berkepanjangan, (Jakarta: ICW, 2004), hal. 25.
13
Ade Irawan dkk, Mendagangkan Sekolah (studi kebijakan Manajemen
Berbasis Sekolah), (Jakarta: ICW, 2000), hal. 14.
6
meningkatkan mutu pendidikan serta dapat memilihpengembangan program yang
lebih sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan madrasah.
14
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi dan
Implementasi, hal. 13.
7
prinsip tata madrasah yang baik yitu partisipasi, transparansi,dan akuntabilitas.
Peningkatan kinerja madrasah yang dimaksud meliputi peningkatan kualitas,
efektifitas, efisiensi, produktivitas, dan inovasi Pendidikan.
15
Exsa, Perbandingan Manajemen Berbasis Sekolah Dengan Manajemen
Berbasis Madrasah, (http://one.indoskripsi.com/judul- skripsi-makalah
8
3. Fungsi Manajemen Berbasis Madrasah/Sekolah
9
yang terakhir. Definisinya ialah proses pengukuran dan perbandingan
hasil-hasil pekerjaan yang nyatanya dicapai dengan hasil-hasil yang
seharusnya dicapai.16
Adapun fungsi-fungsi manajemen, sebagaimana George R Terry dan Leslie
W. Rue menyebutkan ada lima yaitu:
a. Planning menentukan tujuan yang hendak dicapai selama suatu masa yang
akan datang dan apa yang harus diperbuat agar dapat mencapai
tujuantujuan itu.
b. Organizing mengelompokkan dan menentukan berbagai kegiatan penting
dan memberikan kekuasaan untuk melaksanakan kegiatan- kegiatan itu.
c. Staffing menentukan keperluan-keperluan sumber daya
16
Malayu, Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia edisiRevisi, hal. 3.
17
George R. Terry dan Laslie W. Rue. Dasar-dasarManajemen, ( Jakarta:
Bumi Aksara, 2005), hal. 9.
10
Madrasah dan pesantren di bawah naungan kementerian agama dimana
agama merupakan hal yang tidak diotonomikan, sehingga dirasa bukan menjadi
tanggung jawab pemerintah daerah, namun bertanggung jawab secara
sentralisasi. Tidak dapat dipungkiri lagi keberadaan sekolah, madrasah dan
pesantren terus mengalami perkembangan, setidaknya secara kuantitatif. Jumlah
lembagalembaga itu senantiasa bertambah dari tahun ke tahun dan tersebar di
seluruh Indonesia. namun perlu disayangkan jumlah kuantitatif tidak seimbang
secarakualitatif, potret buerem pendidikan mengalami berbagai permasalahan yang
serius walaupun dalam hal ini sekolah, madrasah maupun pesantren telah
mengalami rekonstruksi dalam input, proses atau outputnya. Oleh karena itu,
berangkat dari pemaparan mengenai kecenderungan di atas, sekolah, madrasah
maupun pesantren harus segera melakukan pembenahan-pembenahan melalui
strategi- strategi baru untuk meningkatkan kemajuan sehingga menjadi lembaga-
lembaga pendidikan yang unggul, maka manajemen berbasis sekolah, madrasah
dan pesantren dalam hal ini tentu sangat diperlukan untuk memberikan
kemanfaatan dan penjaminan secara keilmuan, kepribadian, maupun keterampilan.
C. Analisis konsep perencanaan Manajemen Pendidikan Islam Berbasis Al-
Qur’an Dan Al-Hadist
18
Sugeng Kurniawan,konsep manajemen Pendidikan islam persepektif alquran dan al
hadis, hal 30
11
Perencanaan merupakan hal yang sangat penting dan essensial,
misalnya hadits tentang “niat seorang mu’min”, hal itu sangat berkaitan
dengan perencanaan. Niat dapat diumpamakan sebagai perencanaan
meskipun niat belum terbentuk atau tergambar dalam sebuah tulisan,
namun sudah terlintas dan tergambar dalam hati atau fikiran seseorang.
Suatu perencanaan yang matang akan menghasilkan hasil yang baik
dan maksimal, bagitu juga sebaliknya perencanaan yang kurang matang
atau tidak baik maka akan membuahkan hasil yang tidak maksimal
juga. Begitu pula dengan niat, ketika niat seorang mu’min tidak baik
maka hasil yang dikeluarkan dari perbuatannya tentu tidak baik. Maka
dari itu perencanaan atau persiapan atau dapat dikatakan sebagai nai
adalah sanagat mutlak adanya. Tanpa adanya niat atau perencanaan
atau persiapan, maka aktifitas seseorang tidak akan berhasil dan sia-sia
belaka. Begitu juga di dalam perencanaan pendidikan harus direncanakan
dengan baik dan matang agar hasil yang dikeluarkan dapat memenuhi
tujuanpendidikan.
12
kegiatn atau aktifitas dapat terukur, teramati dan terevaluasi secara baik
dan bertenggung jawab. Kunci utama kegiatan perencanaan adalah proses
kegiatan perencanaan itu sendiri. Proses perencanaan adalah suatu cara19
20
pandang yang logis mengenai apa yang dilakukan dan bagaimana cara
maengetahui apa yang dilakukan, dapat membantu dalam pengambilan
keputusan dan bersifat rasional.
Perencanaan adalah sebuah proses perdana ketika hendak
melakukan pekerjaan baik dalam bentuk pemikiran maupun kerangka
kerja agar tujuan yang hendak dicapai mendapatkan hasil yang optimal.
Demikian pula halnya dalam pendidikan Islam perencanaan harus
dijadikan langkah pertama yang benar-benar diperhatikan oleh para
manajer dan para pengelola pendidikan Islam. Sebab perencanaan
merupakan bagian penting dari sebuah kesuksesan, kesalahan dalam
Konsep Manajemen Pendidikan Islam Perspektif Al-Qur’an dan Al-Hadits
Nur El-Islam, Volume 2 Nomor 2 Oktober 2015
menentukan perencanaan pendidikan Islam akan berakibat sangat patal
bagi keberlangsungan pendidikan Islam. Bahkan Allah memberikan
arahan kepada setiap orang yang beriman untuk mendesain sebuah
rencana apa yang akan dilakukan dikemudian hari. Sebagaimana firmanNya dalam
Q.S.Al-Hasyr:18.
19
Ibid hal 31
20
Ibid,hal 32
13
BAB III
KESIMPULAN
21
Ade Irawan dkk, Mendagangkan Sekolah (studi kebijakan Manajemen
Berbasis Sekolah), (Jakarta: ICW, 2000), hal. 14.
14
DAFTAR PUSTAKA
15
16