Anda di halaman 1dari 24

1

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr wb

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas
terstruktur yakni Pengelolaan Pendidikan yang berjudul MANAJEMEN
PENDIDIKAN MADRASAH ini tepat pada waktunya. Kami juga
berterimakasih kepada Drs. H. Jamaluddin, M.Pd selaku Dosen mata kuliah
Pengelolaan Pendidikan yang telah memberikan tugas ini.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pemahaman kita mengenai Manajemen Pendidikan Madrasah
Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penyusununan
ataupun materi yang disampaikan. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik
dan saran yang membangun demi perbaikan tugas-tugas untuk masa yang akan
datang.
Akhirulkalam, semoga makalah ini dapat dipahami dan bermanfaat
khususnya bagi penyusun dan umumnya untuk siapapun yang membacanya.

Wassalamualaikum wr wb

Bandung, 10 Oktober 2017

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1

1.3 Tujuan Masalah ........................................................................................ 2

BAB 2 PEMBAHASAN ...................................................................................... 3

2.1 Pengertian Manajemen Pendidikan Madrasah ......................................... 3

2.2 Unsur Unsur Manajemen Pendidikan Madrasah ................................... 7

2.3 Karakteristik Manajemen Pendidikan Madrasah...................................... 8

2.4 Tujuan Manajemen Pendidikan Madrasah ............................................... 9

2.5 Manfaat Manajemen Pendidikan Madrasah ........................................... 10

2.6 Fungsi Manajemen Pendidikan Madrasah ............................................. 10

2.7 Implementasi Manajemen Pendidikan Madrasah ................................... 14

2.8 Faktor Pendukung Manajemen Pendidikan Madrasah ........................... 16

BAB 3 PENUTUP .............................................................................................. 19

3.1.1 Kesimpulan ..................................................................................... 19

3.1.2 Saran ................................................................................................ 20

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 21

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Madrasah merupakan lembaga pendidikan bagi orangtua untuk menjadi tempat
penyelenggaraan pendidikan bagi putra putrinya. Bahkan dibeberapa daerah tertentu
jumlah madrasah meningkat tajam. Madrasah dipandang dapat mengatasi problematika
penyajian mata pelajaran yang dianggap tidak seimbang yaitu antara penyajian amata
pelajaran umum dengan mata pelajaran agama. Bahkan masyarakat memiliki keyakinan
bahwa madrasah merupakan lembaga pendidikan yang bermutu dan berhasil, sehingga
mendorong mereka untuk menyekolahkan anak anaknya ke madrasah tersebut.
Madrasah dituntut untuk memperkaya peran dan fungsinya, disamping harus
memberikan kurikulum sekolah umum yang setigkat secara penuh, juga harus
memberikan materi mteri esensial keislamannya yang selama ini diajarkan.
Namun hal tersebut menjadi beban ditambah dengan rendahnya kualitas sumber-
sumber daya pembelajaran, guru yang masih belum sesuai kualifikasi, minimnya fasilitas,
dan minimnya manajemen madrasah
Untuk meningkatkan mutu pendidikan Madrasah diera globalisasi adalah melalui
penerapan manajemen pendidikan yang baik. Tanpa adanya manajemen pendidikan yang
baik maka kemungkinan segala upaya peningkatan mutu penyelenggara pendidikan tidak
akan mendapatkan haasil yang optimal.
Baik buruknya sebuah lembaga pendidikan terutama madrasah tergantung dari
pengelolanya dan pengelolaan akan bernilai baik jika dikelola oleh orang orang
professional. Untuk menjadi pengelola yang professional tidak cukup hanya dengan niat,
tapi harus diupayakan
Makalah manajemen pendidikan madrasah ini dibuat untuk menambah literatur
atau bahan bacaan dalam rangka mewujudkan lembaga pendidikan atau madrasah yang
bermutu.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut, Rumusan masalah dari makalah ini yaitu :
1. Apa pengertian dari Manajemen Pendidikan Madrasah ?
2. Apa saja unsur unsur Manajemen Pendidikan Madrasah ?
3. Bagaimana karakteristik Manajemen Pendidikan Madrasah ?

1
4. Apa tujuan dari Manajemen Pendidikan Madrasah ?
5. Apa manfaat dari Manajemen Pendidikan Madrasah ?
6. Apa fungsi dari Manajemen Pendidikan Madrasah ?
7. Bagaimana implementasi Manajemen Pendidikan Madrasah ?
8. Apa saja faktor pendukung Manajemen Pendidikan Madrasah ?

1.3 Tujuan Masalah


Berdasarkan rumusan masalah dari makalah ini, maka tujuan makalah ini yaitu :
1. Mengetahui dan memahami pengertian dari Manajemen Pendidikan Madrasah
2. Mengetahui dan memahami unsur unsur dalam Manajemen Pendidikan Madrasah
3. Mengetahui dan memahami karakteristik dalam Manajemen Pendidikan Madrasah
4. Mengetahui dan memahami tujuan dari Manajemen Pendidikan Madrasah
5. Mengetahui dan memahami manfaat dari Manajemen Pendidikan Madrasah
6. Mengetahui dan memahami fungsi dari Manajemen Pendidikan Madrasah
7. Mengetahui dan memahami implementasi Manajemen Pendidikan Madrasah
8. Mengetahui dan memahami faktor pendukung Manajemen Pendidikan Madrasah

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Manajemen Pendidikan Madrasah


Manajamen menurut arti etimologi diambil dari bahasa Inggris "manage" yang
artinya mengemudikan, mengurus dan memerintah. Dalam bahasa Itali manajemen di
istilahkan dengan "managiere" yang berarti melatih kuda.1
Sedangkan menurut arti terminologi, banyak para ahli yang mendefinisikan
manajemen sebagai berikut ;
a. Sukartawi mengartikan manajemen adalah ilmu (science) dan seni (art) yang
menghasilkan suatu tujuan dengan bantuan orang lain.2
b. Sondang P.Siagian dalam bukunya Filsafat Administrasi memaknakan manajemen
sebagai suatu kemampuan atau ketrampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam
rangka mencapai tujuan melalui kegiatan orang lain.
c. John R. Schermerhorn Jr. sebagaimana dikutip oleh Ike Kusdyah Rachmawati dalam
bukunya Manajemen, Konsep-Konsep Dasar dan Pengantar Teori mengatakan
bahwa menejemen adalah perencanaan, pengorganisasian, pengerahan dan
pengendalian terhadap sumber daya untuk mencapai tujuan
d. Richard M.Stixrs dan J. Slewart sebagaimana ditulis oleh Mujahid AK. Dkk.
Management as the art of getting things done though people, artinya bahwa
manajemen adalah suatu seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.3
e. Iwa Sukiswa mentarif bahwa manajemen adalah proses sosial yang direncanakan
untuk menjamin kerja sama, partisipasi, intervensi dan keterlibatan orang lain dalam
mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan secara efektif.4
f. The Liang Gie manajemen adalah segenap proses penyelenggaraan dalam setiap
usaha kerjasama sekelompok manusia untuk mencapai tujuan tertentu.5

1
Jawahir Tantowi, Unsur-Unsur Manajemen dalam Al-Quran, (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1983),
hlm. 9
2
Sukartawi, Manajemen Pemasaran dalam Bisnis Modern, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,
2003), hlm. 33
3
Mujahid AK.Dkk, Manajemen Madrasah Mandiri, (Jakarta: Puslitbang Pendidikan Agama dan
Keagamaan, 2003), hlm. 1
4
Iwa Sukiswa, Dasar-Dasar Umum Manajemen Pendidikan, (Bandung: Tarsito,1986), hlm. 13

3
g. Menurut Ibrahim Ishmat Mutowi bahwa manajemen adalah :

Manajemen adalah suatu aktivitas yang mengakibatkan pengaraha, pengawasan, dan


pengerahan segenap kemampuan untuk melakukan suatu aktivitas dalam organisasi.
Sementara itu mengenai pengertian pendidikan, dalam UU No.20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara efektif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual agama,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang ada pada
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Fuad Ihsan dalam bukunya Dasar-Dasar Kependidikan mendefinisikan
pendidikan sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi
potensi pembawaan, baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada
dalam masyarakat dan kebudayaan.6
George F.Kneller mengatakan bahwa, Education is the process of self
realization in which the self realizies and develop all its potencies.Artinya; Pendidikan
adalah suatu proses keinsyafan atau penyadaran diri dalam merealisasikan dirinya dan
mengembangkan semua potensinya. Zahara Idris mentarifkan pendidikan sebagai
rangkaian kegiatan komunikasi yang bertujuan antara manusia dewasa dengan si anak
didik secara tatap muka atau menggunakan media dalam rangka memberikan bantuan
terhadap perkembangan anak seutuhnya, dalam arti supaya dapat mengembangkan
potensinya baik fisik, emosi, sosial, sikap, moral, pengetahuan dan ketrampilan
semaksimal mungkin agar menjadi manusia dewasa yang bertanggung jawab.7 Musthafa
al-Ghalayini dalam bukunya "Idhatu al-Nasyi'in"mendefinisikan pendidikan sebagai
berikut :

5
Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1999),
hlm. 2
6
Fuad Ihsan, Dasar-Dasar Kependidikan, ( Jakarta: Rineke Cipta, 2004 ), hlm.32
7
Zahar Idris, Dasar-Dasar Kependidikan, ( Jakarta: Angkasa Raya, 1981), hlm.11

4
"Pendidikan adalah menanamkan akhlak yang utama pada jiwa anak didik dan
menyiraminya dengan air petunjuk dan nasihat, sehingga akhlak tersebut tertanam
didalam jiwanya dan buahnya adalah kemuliaan dan kebaikan serta suka beramal untuk
kepentingan bangsa".8
Dari beberapa definisi diatas Soebagio Atmodiwirio mentarifkan bahwa
Manajemen pendidikan adalah aktivitas mamadukan sumber-sumber pendidikan agar
terpusat dalam mencapai tujuan perndidikan yang telah ditentukan.9
Abdul Ghani Abur, memberi batasan bahwa, manajemen pendidikan adalah:

"Manajemen pendidikan seperti halnya manajemen secara umumn memiliki problematika


yang berhubungan dengan pengambilan keputusan dan melestarikannya pada cara yang
mungkin lebih sempurna dengan sesuatu yang dapat mendorong keberhasilan pendidikan
dalam melaksanakan pekerjaan yang penting"
Manajemen pendidikan juga diartikan sebagai proses perencanaan,
pengorganisasian, memimpin, mengendalikan tenaga pendidikan, sumber daya
pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan, mencerdaskan kehidupan bangsa,
mengembangkan potensi manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman, bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan,

8
Musthafa al Ghalayini, Id-Dhatun al Nasyi'in, (Bairut: Al Maktabah al Ashriyah,
1953), cet. 9, hlm. 189
9
Soebagia Atmodiweirio, Manajemen Pendidikan Indonesia, ( Jakarta:PT.Ardadizya Jaya, t.t.),
hlm. 22

5
ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap, mandiri, serta
bertanggung jawab kepada masyarakatan dan bangsa.10
Manajemen pendidikan juga diartikan sebagai upaya seseorang untuk
mengarahkan dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk melaksanakan
pekerjaan secara efektif dan menerima pertanggung jawaban pribadi untuk mencapai
pengukuran hasil yang telah ditetapkan.11
Dalam tataran implementasinya manajemen pendidikan hendaknya didasarkan
pada kaidah-kaidah (prinsip-prinsip) kebenaran umum dan bersifat fleksibel. Adapun
prinsip-prinsip manajemen pendidikan yang dimaksud antara lain adalah :
1. Division of work, yakni adanya pembagian tugas (pekerejaan)
2. Authority and responsibility, yaitu adanya kesatuan tanggung jawab
3. Dicipline, yakni adanya kedisiplinan
4. Unity of commond, yaitu adanya kesatuan perintah (komando)
5. Subordinate of individual interest to general interest, yaitu penyesuaian pribadi
terhadap kepentingan umum
6. Unity of direction, yakni adanya kesatuan pimpinan.
7. Remainaration of personal, yaitu pemberian ganjaran kepada pegawai
8. Scalar cabin, yakni adanya hirarkhi wewenang
9. Sentralization, yakni adanya pemusatan wewenang
10. Order, yakni adanya ketertiban
11. Equity, yaitu adanya keseimbangan
12. Stability of tenure personal, yakni kestabilan jabatan pegawai
13. Inisiative, yakni adanya prakarsa
14. Espirit the corps, yakni adanya kesatuan kerjasama.
Sementara itu kata madrasah diambil dari bahasa Arab "darasa" ( ) yang
berarti belajar. Kemudian dari kata dasar tersebut dibentuk menjadi isim makan yang
berarti "almaudhi' al lati tata'allamu fiihi al thullabu" yakni tempat belajar siswa.
Dari uraian di atas mengenai pengertian manajemen, pendidikan dan definisi
madrasah, maka dapatlah dirumuskan bahwa manajemen pendidikan madrasah adalah
sebagai keseluruhan proses aktivitas bersama didalam bidang pendidikan madrasah

10
Soebagia Atmodiweirio, Manajemen Pendidikan Indonesia, ( Jakarta:PT.Ardadizya Jaya, t.t.),
hlm. 22
11
H. Sufyarma, Kapita Selekta Pendidikan, ( Bandung: CV.Alfa Beta, 2003), hlm. 188

6
dengan memanfaatkan semua fasilitas yang ada baik bersifat personal maupun komunal
atau kelompaok guna mencapai tujuan pendidikan agama Islam.

2.2 Unsur Unsur Manajemen Pendidikan Madrasah


Adapun unsur-unsur penting dalam Manajemen Pendidikan Madrasah antara
lain:
a. Misi umum yang sesuai dengan filosofi madrasah.
b. Struktur organisasi fungsional dengan pendekatan partisipatif
c. Komunikasi yang baik dengan orang tua siswa dan masyarakat lingkungan
d. Perencanaan awal untuik tahun pelajaran berikutnya.
e. Pengelolaan dan supervise sumber daya manusia efektif
f. Pelaksanaan kurikulum baru yang efektif
g. Pembaharuan strategi untuk peningkatan kualitas pendidikan
h. Pemanfaatan terhadap sumber belajar secara efesien dan efektif
i. Menimgkatkan motivasi dan menciptakan lingkungan yang sehat.
j. Penggunaan dan pemeliharan fasilitas madrasah secara efesien
k. Sistem evaluasi dan pertanggung jawaban berdasarkan indikator kinerja dengan
memusatkan perhatian pada aktivitas belajar mengajar dan kesejahteraan siswa.
l. Dorongan kepada organisasi ko kurikuler
m. Pengerahan terhadap sumber daya masyarakat
Semua unsur-unsur tersebut di atas mesti dikelola dengan baik, sehingga dapat
dicapai sasaran dan misi umum yang telah ditentukan oleh madrasah dan tergambar
dalam kurikulum madrasah. Unsu-unsur tersebut dalam implementasinya juga perlu
adanya kurikulum yang yang efektif, efesien dan terprogram. Dan ini merupakan tugas
dan tanggung jawab semua komponen madrasah, meliputi pengurus madrasah, para
ustadz dan ustadzah, wali siswa, masyarakat dan birokrasi terkait guna menciptakan suatu
sistem pendidikan madrasah yang kondusif yang didasarkan pada kebijakan-kebijakan
yang kongkrit, jelas, terarah, serta dapat diterap kan sesuai dengan kebutuhan nyata
masyarakat ( feltneeds ).
Semua itu menunjukkan bahwa dalam setiap aktivitas manajemen perlu adanya
komunikasi yang baik, adanya partisipasi dan kerja sama serta peran serta dari semua
pihak yang terlibat. Aktivitas madrasah haruslah terkoordinir sedemikian rupa sehingga
semua komponen memiliki rasa andarbeni, tanggung jawab, wewenang, hak dan
kewajiban sesuai dengan kedudukan dan fungsinya masing-masing. Pengerahan sumber

7
daya masyarakat sebagai stackeholder termasuk unsur manajemen yang amat penting dan
tidak bisa dinafikan begitu saja, sebab bagaimanapun baiknya sebuah kurikulum,
hebatnya kualitas porsenal, adanya fasilitas yang cukup memadai, serta mantapnya sistem
administrasi, bila semua itu tidak ditunjang dengan pemanfaatan sumber daya masyarakat
lingkungan akan sulit mewujudkan tujuan yang akan dicapai.
Manajemen pendidikan yang baik adalah manajemen pendidikan yang pada
tataran oprasionalnya dilaksanakan oleh orang-orang yang betul-betul profesional,
amanah dan memiliki kopmpetensi dibidangnya. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi
Muhammad SAW:

Dari Abu Hurairah RA. Rasulullah bersabda; " Apabila suatu masalah diserahkan
kepada orang yang bukan profesinya (ahlinya) maka tunggulah saat kehancurannya."(
HR. Bukhari ).12

2.3 Karakteristik Manajemen Pendidikan Madrasah


a. Input Pendidikan
Input pendidikan adalah segala sesuatu yang harus tersedia karena dibutuhkan
untuk berlangsungnya proses. Sesuatu yang dimaksud berupa sumberdaya dan perangkat
lunak serta harapan-harapan sebagai pemandu bagi berlangsunnya proses.
Input sumber daya meliputi sumberdaya manusia (Kepala Madrasah, guru
termasuk guru BP, karyawan, siswa) dan sumberdaya lainnya (peralatan, perlengkapan,
uang, dan bahan). Input perangkat lunak meliputi struktur organisasi madrasah, peraturan
perundang-undangan, deskripsi tugas, rencana, program, dsb. Input harapan-harapan
berupa visi, misi, tujuan, dan sasaran- sasaran yang ingin dicapai oleh sekolah.
b. Proses Pendidikan
Proses Pendidikan merupakan berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang lain.
Sesuatu yang berpengaruh terhadap berlangsungnya proses disebut input sedangkan
sesuatu dari hasil proses disebut output. Dalam pendidikan bersekala mikro (ditingkat
madrasah), proses yang dimaksud adalah proses pengembilan keputusan, proses

12
Muhammad Ibnu Ibrahim Al Bukhari, Shohih Bukhari, (Indonesia;Dar al- Kutub al Arabiyah, tt.)
hlm. 26

8
pengelolaan kelembagaan, proses pengelolaan program, proses belajar mengajar, dan
proses monitoring dan evaluasi, dengan catatan bahwa proses belajar memiliki tingkat
kepentingan tertinggi dibanding dengan proses- proses lainnya.
Menurut Suyanto, secara ringkas karakteristik MBM ditinjau dari segi proses
terdiri dari beberapa yaitu:
1. Efekttivitas dalam proses belajar mengajar tinggi,
2. Kepemimpinan yang kuat
3. Lingkungan madrasah yang nyaman
4. Pengelolaan tenaga kependidikan yang efektif
5. Tim kerja yang kompak dan dinamis
6. Kemandirian, partisipatif dan keterbukaan (transparasi)
7. Evaluasi dan perbaikan secara berkelanjutan
8. Responsif, antisipatif, komunikatif dan akuntabilitas.
c. Output yang diharapkan
Pada dasarnya output yang diharapkan merupakan tujuan utama dari
penyelenggaraan pendidikan secara umum. Output pendidikan adalah merupakan kinerja
madrasah. Kinerja madrasah adalah prestasi madrasah yang dihasilkan dari
proses/perilaku madrasah. Kinerja madrasah dapat diukur dari kualitasnya, efektivitasnya,
produktivitasnya, efesiensinya, inovasinya, kualitas kehidupan kerjanya dan moral
kerjanya. Khusus yang berkaitan dengan mutu output madrasah, dapat dijelaskan bahwa
output madrasah dikatakan berkualitas/bermutu tinggi jika prestasi madrasah, khusunya
prestasi belajar siswa, menunjukkan pencapaian yang tinggi dalam beberapa hal,
diantaranya:
1. Prestasi akademik, berupa nilai ulangan umum UAS, UAN, karya ilmiah, lomba
akademik
2. Prestasi non-akademik, seperti misalnya IMTAQ, kejujuran, kesopanan, olah raga,
kesenian, keterampilan kejujuran, dan kegiatan-kegiatan ektsrakurikuler lainnya.
Mutu sekolah dipengaruhi oleh banyak tahapan kegiatan yang saling berhubungan
(proses) seperti misalnya perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.

2.4 Tujuan Manajemen Pendidikan Madrasah


Manajemen pendidikan madrasah bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, mutu
dan pemerataan pendidikan. Peningkatan efisiensi, antara lain diperoleh melalui

9
keleluasaan mengelola sumber daya partisipasi masyarakat dan penyederhanaan birokrasi.
Sementara peningkatan mutu dapat diperoleh antara lain melalui revitalisasi partisipasi
orang tua terhadap madrasah, fleksibilitas pengelolaan madrasah dan pembelajaran,
peningkatan profesionalisme guru dan kepala madrasah serta berlakunya system hadiah
dan hukuman peningkatan pemerataan antara lain diperoleh melalui peningkatan
partisipasi masyarakat yang memungkinkan pemerintah lebih berkonsentrasi pada
kelompok tertentu.
Manajemen pendidikan madrasah juga bertujuan untuk mendirikan atau
memberdayakan sekolah melalui pemberian kewenangan, keluesan dan sumber daya
untuk meningkatkan mutu sekolah. Dengan diberikannya kesempatan kepala sekolah
untuk mengembangkan kurikulum, guru didorong untuk berinovasi, dengan melakukan
eksperimentasi-eksperimentasi di lingkungan sekolah.

2.5 Manfaat Manajemen Pendidikan Madrasah


Manajemen pendidikan madrasah memberikan kebebasan dan kewenangan
yang luas pada madrasah, disertai seperangkat tanggung jawab. Dengan adanya otonomi
yang memberikan tanggung jawab pengelolaan sumber daya dan pengembangan strategi
sesuai dengan kondisi setempat. Madrasah dapat lebih meningkatkan kesejahteraan guru
agar lebih berkonsentrasi pada tugas utamanya mengajar. Keleluasaan dalam mengelola
sumber daya dan partisipasi masyarakat mendorong profesionalisme kepemimpinan
madrasah, baik dalam perannya sebagai manager maupun sebagai pemimpin madrasah.
Manajemen pendidikan madrasah mendorong profesionalisme guru dan kepala
madrasah sebagai pemimpin pendidikan pada garis depan. Melalui pengembangan
kurikulum yang efektif dan fleksibel, rasa tanggap madrasah terhadap kebutuhan
setempat akan meningkat, dan menjamin layanan pendidikan yang sesuai dengan tuntutan
peserta didik dan masyarakat. Prestasi peserta didik dapat dimaksimalkan melalui
peningkatan partisipasi orang tua karena mereka dapat secara langsung mengawasi
kegiatan belajar anaknya.

2.6 Fungsi Manajemen Pendidikan Madrasah


Fungsi manajemen pendidikan madrasah tidak jauh berbeda dengan fungsi
manajemen secara umum, Adapun fungsi manajemen pendidikan madrasah meliputi ;
a. Perencanaan /Planning

10
Dalam kitab suci Al-Qur'an Allah SWT memperingatkan kepada ummat
manusia untuk membuat perencanaan dalam menatap masa depan. Penegasan itu
sebagaimana tersebut dalam surat Al-Hasyr, ayat : 18.

"Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dan hendaklah setiap
diri memperhatikan kepada apa yang telah diperbuatnyauntuk hari esok (
akhirat ), dan bertaqwalah kepada Allah , sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa
yang kamu kerjakan"( QS. Al Hasyr: 18 )
Petter P Shcoder Bheck seperti telah dikutip Nanang Fatah mendeskripsikan
perencanaan sebagai berikut: "Planning is the determination of how to achieve on
obyective deciding what is to be done and who to do if". Perencanaan merupakan
tindakan menetapkan terlebih dahulu apa yang harus dikerjakan dan siapa yang harus
mengerjakan.13
Konsep ini menjelaskan bahwa planning yang akan dilakukan haruslah
disesuaikan dengan situasi dan kondisi pada saat ini, dan didasarkan pada prediksi masa
yang akan datang. Oleh karena itu untuk melakukan perencanaan pada masa depan
diperlukan kajian masa lalu dan selanjutnya di kondisikan pada saat ini. Karena itu
perencanaan sering ndiistilahkan dengan jembatan yang menghubungkan kesenjangan
masa kni dan masa yang akan datang.
Dalam perencanaan dibutuhkan data dan informasi yang valid agar natijah yang
diambil tidak lepas dari kaitannya dengan masalah yang dihadapi pada masa yang akan
datang. Karena planning merupakan aktivitas konseptual berupa memikirkan hal-hal
terkait dengan pekerjaan guna mendapatkan hasil secara maksimal, maka ketika
mermbuat perencanaaan ada beberapa aspek yang harus diperhatikan, antara lain :
1) Hasil yang ingin dicapai
2) Orang yang akan melakukan
3) Waktu dan skala prioritas
4) Adanya dana14

13
Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan, ( Bandung,: Remaja Rusda Karya, 2000), cet.
3.hlm. 49

11
Pada hakikatnya perencanaan pendidikan adalah proses untuk menentukan
tujuan dan sasaran yang akan dicapai dalam mengelola pendidikan. Hal itu bisa ditempuh
dengan cara mengambil langkah-langkah strategis melalui tahapan-tahapan perencanaan.
Amirullah Haris Budiono dalam bukunya Pengantar Manajemen menyebutkan tahapan-
tahapan perencanaan pendidikan sebagai berikut:
1. Menetapkan sementara tujuan-tujuan yang didasarkan pada kebutuhan-kebutuhan
pendidikan
2. Menetapkan kondisi sekarang dari pendidikan dalam masyarakat
3. Merumuskan suatu program khusus tentang tujuantujuan sekolah
4. Menetapkan rangkaian tindakan yang diperlukan dalam mencapai tujuan-tujuan
tersebut.15
Sementara itu dalam menyusun perencanaan ada beberapa persyaratan yang
harus diperhatikan, antara lain :
1. Perencanaan hendaknya didasarkan atas tujuan yang jelas
2. Perencanaan hendaknya bersifat sederhana, realistis dan praktis.
3. Perencanaan haruslah terperinci, memuat semua uraian dan klasifikasi tindakan,
sehingga mudah diterjemahkan dalam bahasa implementasinya.
4. Perencanaan haruslah dinafikan dari adanya duplikasi atau over lapping.

b. Pengorganisasian/ Organizing
Aktivitas manajemen tidak hanya cukup dengan adanya perencanaan saja, tetapi
perlu ditindak lanjuti berupa perterjemahan terhadap perencanaan itu dalam bahasa
oprasional dilapangan, diantaranya adalah pengorganisasian. Hal ini sesuai dengan firman
Allah SWT :

Dan Matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan yang maha


perkasa lagi maha mengetahui.(Q.S : Yaasin : 38)

14
Amrullah Haris Budiyono, Pengantar Manajemen, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004), cet.2, hlm.
13
15
Didin Hafifuddin, dan Hendri Tanjung, Manajemen Syari'ah dalam Produk, (Jakarta : Gema
Insani Press, 2003), cet.1., hlm. 77-78

12
Istilah pengorganisasian diambil dari kata organiz yang berarti sebuah entitas
dengan bagian-bagiannya yangterintegrasi sehingga terjadi hubungan diantara mereka
yang dipengaruhi oleh hubungan mereka sendiri secara keseluruhan. Yang tidak kalah
penting dalam pengorganisasian adalah pembagian tugas atau job discripsion,wewenang
dan tanggung jawab haruslah dikondisikan dengan bakat, minat, pengalaman, dan
kepribadian masingmasing porsenil yang dibutuhkan dalam melaksanakan tugas-tugas
organisasi tersebut. Organisasi yang baik memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut ;
1. Memiliki tujuan yang jelas
2. Setiap anggota memahami dan menerima tujuan tersebut
3. Ada kesatuan langkah sehingga timbul kesatuan tindakan dan kesatuan pikiran.
4. Ada keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab masing-masing
anggota
5. Ada job discripsion atau pembagian tugas sesuai dengan kemampuan, skill dan
bakat masing-masing anggota, sehingga terwujud kerja sama yang harmoni dan
kooperatif.

c. Pengkoordinasian/ Coordinating
Pengkoordinasian adalah sebuah upaya pengendalian secara professional
terhadap roda organisasi agar berfungsi sebagaimana mestinya sehingga tujuan yang akan
dicapai dapat terlaksana dan terwujud secara efesien dan efektif. 16
Pengkoordinasian merupakan suatu kegiatan yang mencakup; menyusun,
membentuk, menyatukan dan mengsinergikan semua aktivitas organisasi supaya
dapat berjalan secara harmoni dan seimbang. Dengan begitu aktivitas yang satu akan
memperlancar terhadap aktivitas lainnya sehingga akan tercapailah tujuan-tujuan yang
telah ditetapkan.
Adapun tujuan utama pengkoordinasian adalah mengusahakan terbinanya
kerjasama yang mengarah pada tercapainya suatau tujuan. Langkah-langkah dalam
melakukan koordinasi dapat dengan cara antara lain; penataran, koordinasi, penataran tata
kerja, rapat koordinasi, supervise atau bantuan konsultasi dan pembinaan. Dengan adanya
koordinasi yang baik maka semua bagian dan staff dapat bekerja sama menuju arah dan
tujuan yang telah ditetapkan. Perencanan dan program pendidikan yang bersifat komplek
dan mengandung banyak segi yang saling berkaitan satu sama lain, maka dalam kontek

16
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Remaja Rusdakarya, 2003), cet. 5, hlm. 21

13
inilah fungsi koordinasi adalah untuk mengatasi kemungkinan adanya duplikasi dalam
tugas dan wewenang atau perebutan hak dan tanggung jawab.17

d. Pengawasan / Controlling
Pengawasan dalam pengertian manajemen adalah aktivitas mengukur tingkat
efektifitas kerja personal serta mengukur tingkat efesiensi dalam penggunaan metode,
danpenggunaan alat tertentu dalam usaha mencapai tujun. Dan untuk itu diperlukan
kegiatan pengamatan secara langsung atau tidak langsung terhadap berbagai aspek
kegiatan dalam proses mencapai tujuan. Pengawasan sebagaimana yang dimaksud diatas
sesuai dengan firman Allah SWT.

Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya (seseorang) melainkan ada didekatnya


malaikat pengawas yang selalu hadir( Q.S.:Qaf :18)
Mengamati tingkat efektifitas artinya adalah menilai tindakan atau kegiatan
yang yang telah dilakukan, apakah telah berhasil dan terwujud sebagaimana yang telah
ditetapkan. Sedangkan mengamatitingkat efesiensi ialah menilai terhadap tindakan atau
aktivitas yang telah dilaksanakan apakah sudah baik atau paling tepat untuk mencapai
hasil yang sebesar-besarnya dengan resiko yang sekecil-kecilnya.

2.7 Implementasi Manajemen Pendidikan Madrasah


Melalui manejemen pendidikan madrasah, madrasah dikembangkan menjadi
lembaga pendidikan yang diberi kewenangan dan tanggung jawab secara luas untuk
mandiri, maju dan berkembang berdasarkan kebijakan dasar pengelolaan pendidikan yang
di tetapkan pemerintah.
Implementasi MBM di Indonesia perlu di dukung oleh perubahan mendasar
dalam kebijakan pengelolaan madrasah yang menyangkut aspek-aspek berikut :
1. Iklim madrasah yang kondusif
Pelaksanaan MBM perlu di dukung oleh iklim madrasah yang kondusif bagi
terciptanya suasana yang aman, nyaman dan tertib sehingga proses pembelajaran dapat
berlangsung dengan tenang dan menyenangkan (enjoyable learning).
2. Otonomi madrasah
Dalam MBM, kebijakan pengembangan kurikulum dan pembelajaran beserta
system evaluasinya harus di desentralisasikan ke madrasah agar sesuai dengan kebutuhan

14
peserta didik dan masyarakat secara lebih fleksibel. Pemerintah pusat, dalam hal ini
Depdiknas, dan Depag hanya menetapkan standard Nasional yang pengembangannya
diserahkan kepada madrasah. Dengan demikian desentralisasi kebijakan dalam
pengembangan kurikulum dan pembelajaran beserta system evaluasinya merupakan pra
syarat untuk mengimplementasikan MBM secara utuh.
3. Kewajiban madrasah
Manajemen pendidikan madrasah yang menawarkan keleluasaan dalam
pengelolaan pendidikan memiliki potensi yang besar dalam menciptakan kepala
madrasah, guru dan tenaga kependidikan yang professional. Dengan demikian, madrasah
dituntut mampu menampilkan pengelolaan sumber daya secara transparan, demokratis,
tanpa monopoli, dan bertanggung jawab baik terhadap masyarakat maupun pemerintah
dalam rangka meningkatkan kapasitas pelayanan terhadap peserta didik.
4. Kepemimpinan madrasah yang demokratis dan professional
Pelaksanaan Manajemen pendidikan madrasah memerlukan sosok kepala
madrasah yang memiliki kemampuan mangeril dan integritas professional yang tinggi,
serta demokratis dalam proses pengambilan keputusan-keputusan mendasar. Pada
umumnya, kepala madrasah di Indonesia belum dapat dikatakan sebagai manager
professional karena system pengangkatan selama ini tidak di dasarkan pada kemampuan
atau pendidikan professional, tetapi lebih kepada pengalaman menjadi guru.
5. Revitalisasi partisipasi masyarakat dan orang tua
Kebanyakan madrasah adalah swasta yang di bangun oleh individu atau
masyarakat muslim sebagai wujud panggilan dan kesadaran keberagamaan masyarakat
muslim terhadap pentingnya pelestarian ajaran agama kepada anak-anak generasi
penerus. Sehingga perkembangan madrasah amat tergantung pada seberapa besar
perhatian dan komitmen mereka, masyarakat yang melengkapinya terhadap kemajuan
pendidikan islam.
Dalam implementasi Manajemen pendidikan madrasah, partisipasi aktif berbagai
kelompok masyarakat dan pihak orang tua dalam perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengawasan program-program madrasah perlu dibangkitkan kembali.
Wujud keterlibatan, bukan hanya dalam bantuan financial tetapi lebih dari itu dalam
pemikiran-pemikiran untuk peningkatan kualitas madrasah

15
2.8 Faktor Pendukung Manajemen Pendidikan Madrasah
Implementasi manajemen pendidikan madrasah sangat dipengaruhi oleh
berbagai factor, baik factor internal maupun eksternal. Beberapa faktor pendukung
keberhasilan manajemen pendidikan madrasah tersebut dalam garis besarnya mencakup
gerakan peningkatan kualitas pendidikan yang di canangkan pemerintah, sosialisasi
peningkatan kualitas pendidikan, gotong royong dan kekeluargaan, potensi sumber daya
manusia, organisasi formal dan informal, organisasi profesi serta dukungan dunia usaha
dan industri.
a. Sosialisasi peningkatan kualitas pendidikan
Departemen Agama terus menerus melakukan sosialisasi peningkatan kualitas
pendidikan di berbagai wilayah kerja, baik dalam pertemuan-pertemuan resmi maupun
melalui orientasi dan workshop. Sosialisasi peningkatan kualitas pendidikan yang telah
dilakukan antara lain adalah pemberian bantuan operasional managemen mutu dan
penerapan education managemen information system (EMIS) yang dirintis sejak tahun
1996.
b. Gerakan peningkatan kualitas pendidikan yang dicanangkan pemerintah
Upaya meningkatkan kualitas pendidikan terus menerus dilakukan baik secara
konvensional maupun inovatif. Hal tersebut terfokus lagi setelah diamanatkan dalam UU
Sisdiknas bahwa tujuan pendidikan Nasional adalah untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa melalui peningkatan kualitas pendidikan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan.
Pemerintah, dalam hal ini Menteri Pendidikan Nasional telah mencanangkan gerakan
peningkatan mutu pendidikan pada tanggal 2 Mei 2002. Hal ini merupakan momentum
yang paling tepat dalam rangka mengantisipasi dan mempersiapkan peserta didik
memasuki era globalisasi, yang beberapa indikatornya telah dapat dirasakan sekarang ini,
dimana tekhnologi mampu menembus batas-batas antar wilayah dan antar Negara.
c. Gotong royong dan kekeluargaan
Gotong royong dan kekeluargaan dapat menghasilkan dampak positif dalam
suatu pekerjaan. Gotong royong dan kekeluargaan yang membudaya dalam kehidupan
masyarakat Indonesia masih dapat dikembangkan dalam mewujudkan kepala madrasah.
Professional, menuju terwujudnya visi pendidikan menjadi aksi nyata di madrasah,
kondisi ini dapat ditumbuh kembangkan oleh para pengawas dengan menjalin kerja sama
terutama yang berada di lingkungan madrasah.
d. Potensi kepala madrasah

16
Kepala madrasah memiliki berbagai potensi yang dapat dikembangkan secara
optimal. Setiap kepala madrasah harus memiliki perhatian yang cukup tinggi terhadap
peningkatan kualitas pendidikan di madrasah. Perhatian tersebut harus ditunjukkan dalam
kemauan dan kemampuan untuk mengembangkan diri dan madrasahnya secara optimal.
e. Organisasi formal dan informal
Pada sebagian besar lingkungan pendidikan madrasah di berbagai wilayah
Indonesia dari sabang sampai merauke umumnya telah memiliki organisasi formal
terutama yang berhubungan dengan profesi pendidikan seperti kelompok kerja pengawas
madrasah (pokjawas), kelompok kerja madrasah (KKM), musyawarah kepala madrasah
(MKM), dewan pendidikan dan komite madrasah. Organisasi-organisasi tersebut sangat
mendukung manajemen berbasis madrasah untuk melakukan berbagai terobosan dalam
peningkatan kualitas pendidikan wilayah kerjanya.
f. Organisasi profesi
Organisasi profesi pendidikan sebagai wadah untuk membantu pemerintah
dalam meningkatkan kualitas pendidikan seperti pokjawas, KKM, kelompok kerja guru
(KKG), musayawarah guru mata pelajaran (MGMP), Persatuan Guru Republik Indonesia
(PGRI), forum peduli guru (FPG), dan ISPI (ikatan sarjana pendidikan Indonesia) sudah
terbentuk hamper di seluruh Indonesia dan telah menyentuh berbagai kecamatan.
Organisasi profesi tersebut sangat mendukung implementasi MBM dan peningkatan
kinerja dan prestasi belajar peserta didik menuju peningkatan kualitas pendidikan
nasional.
g. Harapan terhadap kualitas pendidikan
Manajemen pendidikan madrasah sebagai paradigma baru manajemen
pendidikan mempunyai harapan yang tinggi untuk meningkatkan kualitas pendidikan,
komitmen dan motivasi yang kuat untuk meningkatkan mutu madrasah secara optimal.
Tenaga kependidikan memiliki komitmen dan harapan yang tinggi bahwa peserta didik
dapat mencapai prestasi yang optimal, meskipun dengan segala keterbatasan sumber daya
pendidikan yang ada di madrasah.
h. Input manajemen
Paradigma baru manajemen pendidikan perlu di tunjang oleh input manajemen
yang memadai dalam menjalankan roda madrasah dan mengelola madrasah secara efektif.
Input manajemen yang telah dimiliki seperti tugas yang jelas, rencana yang rinci dan
sistematis, program yang mendukung implementasi, ketentuan-ketentuan yang jelas
sebagai panutan bagi warga madrasah dalam bertindak, serta adanya system pengendalian

17
mutu yang handal untuk meyakinkan bahwa tujuan yang telah di rumuskan dapat
diwujudkan di madarsah.
Kepala madrasah professional dalam paradigma baru manajemen pendidikan
harus fokus pada pelanggan, melalui peningkatan kualitas pembelajaran dan kualitas
lulusan dari madrasahnya, meningkatkan kualitas dan kualifikasi tenaga kependidikan,
serta mendorong peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi.

18
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang dipaparkan dalam pembahasan, maka dapat
disimpulkan :

Dalam memanajemen atau mengelola suatu pendidikan madrasah untuk


meningkatkan mutu atau kualitas, harus mampu mengelola unsur unsur berikut :
1. misi
2. struktur organisasi
3. komunikasi
4. perencanaan awal
5. pengelolaan sdm
6. kurikulum efektif
7. strategi peningktan kualitas
8. SDM efisien dan efektif
9. lingkungan sehat
10. pemeliharaan fasilitas
11. evaluasi
12. dorongan organisasi
13. pengerahan SDM
Pokok paling penting untuk dapat mengelola unsur tersebut ialah dengan
komunikasi yang baik, maka akan tumbuh partisipasi dan kerjasama dari pihak
yang terlibat sehingga aktivitas madrasah akan terkoordinir dengan baik.
Untuk dapat memenuhi unsur tersebut dalam pelaksanaannya perlu
memeperhatikan aspek - aspek seperti :
1. Iklim Madrasah yang kondusif
2. Otonomi madrasah
3. Kewajiban madrasah
4. Kepemimpinan Madrasah yang demokratis dan professional

19
5. Revitalisasi partisipasi masyarakat dan orang tua
Dalam pelaksanaan aspek tersebut, manajemen pendidikan madrasah
dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal, faktor pendukung keberhasilan
suatu manajemen pendidikan Madrasah yaitu :
1. Sosialisasi peningkatan kualitas pendidikan
2. Gerakan PEningkatan Kualitas pendidikan yang dicanangkan pemerintah
3. Gotong royong dan kekeluargaan
4. Potensi Kepala Madrasah
5. Organisasi Formal dan informal
6. Organisasi profesi
7. Harapan terhadap kualitas pendidikan
8. Input manajemen
Keberhasilan suatu manajemen dapat dilihat dari outputnya berupa
prestasi akademik dan non akademik siswa.

3.2 Saran
Seorang pendiri atau pengelola Madrasah hendaknya fokus pada output
atau hasil akhir, sehingga dengan sendirinya akan mampu berfikir bagaimana
caranya agar input, proses, serta unsur unsur yang diperlukan dalam mmanajemen
pendidikan Madrasah memenuhi output tersebut.

20
DAFTAR PUSTAKA

Hikmat, Drs., M.Ag. 2014. Manajemen pendidikan. Bandung : CV Pustaka Setia


Suryadi, M.Pd, Suryana, M.Pd.,2009. Pengelolaan Pendidikan. Jakarta :
Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI
Sutikno, Sobri,. 2009. Pengelolaan Pendidikan. Bandung : Project Bandung
Mulyasa, E.2003.Manajemen Berbasis Sekolah.Bandung: Remaja Rusdakarya
Budiyono, Amrullah H.2004Pengantar Manajemen.Yogyakarta: Graha Ilmu
Hafifuddin, Didin dkk.2003.Manajemen Syari'ah dalam Produk.Jakarta : Gema
Insani Press
Fatah. Nanang.2000.Landasan Manajemen Pendidikan.Bandung,: Remaja Rusda
Karya
Tantowi, Jawahir.1983.Unsur-Unsur Manajemen dalam Al-Quran.Jakarta:
Pustaka Al-Husna
Sukartawi.2003.Manajemen Pemasaran dalam Bisnis Modern.Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan
Mujahid AK.Dkk.2003.Manajemen Madrasah Mandiri.Jakarta: Puslitbang
Pendidikan Agama dan Keagamaan
Sukiswa, Iwa.1986.Dasar-Dasar Umum Manajemen Pendidikan.Bandung:
Tarsito,1986
Ihsan, Fuad.2004.Dasar-Dasar Kependidikan.Jakarta: Rineke Cipta
Idris, Zahar.1981.Dasar-Dasar Kependidikan.Jakarta: Angkasa Raya
al Ghalayini, Musthafa.1953.Id-Dhatun al Nasyi'in.Bairut: Al Maktabah al
Ashriyah
Sufyarma, H.2003.Kapita Selekta Pendidikan.Bandung: CV.Alfa Beta

21

Anda mungkin juga menyukai