KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr wb
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas
terstruktur yakni Pengelolaan Pendidikan yang berjudul MANAJEMEN
PENDIDIKAN MADRASAH ini tepat pada waktunya. Kami juga
berterimakasih kepada Drs. H. Jamaluddin, M.Pd selaku Dosen mata kuliah
Pengelolaan Pendidikan yang telah memberikan tugas ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pemahaman kita mengenai Manajemen Pendidikan Madrasah
Kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penyusununan
ataupun materi yang disampaikan. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik
dan saran yang membangun demi perbaikan tugas-tugas untuk masa yang akan
datang.
Akhirulkalam, semoga makalah ini dapat dipahami dan bermanfaat
khususnya bagi penyusun dan umumnya untuk siapapun yang membacanya.
Wassalamualaikum wr wb
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Madrasah merupakan lembaga pendidikan bagi orangtua untuk menjadi tempat
penyelenggaraan pendidikan bagi putra putrinya. Bahkan dibeberapa daerah tertentu
jumlah madrasah meningkat tajam. Madrasah dipandang dapat mengatasi problematika
penyajian mata pelajaran yang dianggap tidak seimbang yaitu antara penyajian amata
pelajaran umum dengan mata pelajaran agama. Bahkan masyarakat memiliki keyakinan
bahwa madrasah merupakan lembaga pendidikan yang bermutu dan berhasil, sehingga
mendorong mereka untuk menyekolahkan anak anaknya ke madrasah tersebut.
Madrasah dituntut untuk memperkaya peran dan fungsinya, disamping harus
memberikan kurikulum sekolah umum yang setigkat secara penuh, juga harus
memberikan materi mteri esensial keislamannya yang selama ini diajarkan.
Namun hal tersebut menjadi beban ditambah dengan rendahnya kualitas sumber-
sumber daya pembelajaran, guru yang masih belum sesuai kualifikasi, minimnya fasilitas,
dan minimnya manajemen madrasah
Untuk meningkatkan mutu pendidikan Madrasah diera globalisasi adalah melalui
penerapan manajemen pendidikan yang baik. Tanpa adanya manajemen pendidikan yang
baik maka kemungkinan segala upaya peningkatan mutu penyelenggara pendidikan tidak
akan mendapatkan haasil yang optimal.
Baik buruknya sebuah lembaga pendidikan terutama madrasah tergantung dari
pengelolanya dan pengelolaan akan bernilai baik jika dikelola oleh orang orang
professional. Untuk menjadi pengelola yang professional tidak cukup hanya dengan niat,
tapi harus diupayakan
Makalah manajemen pendidikan madrasah ini dibuat untuk menambah literatur
atau bahan bacaan dalam rangka mewujudkan lembaga pendidikan atau madrasah yang
bermutu.
1
4. Apa tujuan dari Manajemen Pendidikan Madrasah ?
5. Apa manfaat dari Manajemen Pendidikan Madrasah ?
6. Apa fungsi dari Manajemen Pendidikan Madrasah ?
7. Bagaimana implementasi Manajemen Pendidikan Madrasah ?
8. Apa saja faktor pendukung Manajemen Pendidikan Madrasah ?
2
BAB 2
PEMBAHASAN
1
Jawahir Tantowi, Unsur-Unsur Manajemen dalam Al-Quran, (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1983),
hlm. 9
2
Sukartawi, Manajemen Pemasaran dalam Bisnis Modern, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,
2003), hlm. 33
3
Mujahid AK.Dkk, Manajemen Madrasah Mandiri, (Jakarta: Puslitbang Pendidikan Agama dan
Keagamaan, 2003), hlm. 1
4
Iwa Sukiswa, Dasar-Dasar Umum Manajemen Pendidikan, (Bandung: Tarsito,1986), hlm. 13
3
g. Menurut Ibrahim Ishmat Mutowi bahwa manajemen adalah :
5
Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1999),
hlm. 2
6
Fuad Ihsan, Dasar-Dasar Kependidikan, ( Jakarta: Rineke Cipta, 2004 ), hlm.32
7
Zahar Idris, Dasar-Dasar Kependidikan, ( Jakarta: Angkasa Raya, 1981), hlm.11
4
"Pendidikan adalah menanamkan akhlak yang utama pada jiwa anak didik dan
menyiraminya dengan air petunjuk dan nasihat, sehingga akhlak tersebut tertanam
didalam jiwanya dan buahnya adalah kemuliaan dan kebaikan serta suka beramal untuk
kepentingan bangsa".8
Dari beberapa definisi diatas Soebagio Atmodiwirio mentarifkan bahwa
Manajemen pendidikan adalah aktivitas mamadukan sumber-sumber pendidikan agar
terpusat dalam mencapai tujuan perndidikan yang telah ditentukan.9
Abdul Ghani Abur, memberi batasan bahwa, manajemen pendidikan adalah:
8
Musthafa al Ghalayini, Id-Dhatun al Nasyi'in, (Bairut: Al Maktabah al Ashriyah,
1953), cet. 9, hlm. 189
9
Soebagia Atmodiweirio, Manajemen Pendidikan Indonesia, ( Jakarta:PT.Ardadizya Jaya, t.t.),
hlm. 22
5
ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap, mandiri, serta
bertanggung jawab kepada masyarakatan dan bangsa.10
Manajemen pendidikan juga diartikan sebagai upaya seseorang untuk
mengarahkan dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk melaksanakan
pekerjaan secara efektif dan menerima pertanggung jawaban pribadi untuk mencapai
pengukuran hasil yang telah ditetapkan.11
Dalam tataran implementasinya manajemen pendidikan hendaknya didasarkan
pada kaidah-kaidah (prinsip-prinsip) kebenaran umum dan bersifat fleksibel. Adapun
prinsip-prinsip manajemen pendidikan yang dimaksud antara lain adalah :
1. Division of work, yakni adanya pembagian tugas (pekerejaan)
2. Authority and responsibility, yaitu adanya kesatuan tanggung jawab
3. Dicipline, yakni adanya kedisiplinan
4. Unity of commond, yaitu adanya kesatuan perintah (komando)
5. Subordinate of individual interest to general interest, yaitu penyesuaian pribadi
terhadap kepentingan umum
6. Unity of direction, yakni adanya kesatuan pimpinan.
7. Remainaration of personal, yaitu pemberian ganjaran kepada pegawai
8. Scalar cabin, yakni adanya hirarkhi wewenang
9. Sentralization, yakni adanya pemusatan wewenang
10. Order, yakni adanya ketertiban
11. Equity, yaitu adanya keseimbangan
12. Stability of tenure personal, yakni kestabilan jabatan pegawai
13. Inisiative, yakni adanya prakarsa
14. Espirit the corps, yakni adanya kesatuan kerjasama.
Sementara itu kata madrasah diambil dari bahasa Arab "darasa" ( ) yang
berarti belajar. Kemudian dari kata dasar tersebut dibentuk menjadi isim makan yang
berarti "almaudhi' al lati tata'allamu fiihi al thullabu" yakni tempat belajar siswa.
Dari uraian di atas mengenai pengertian manajemen, pendidikan dan definisi
madrasah, maka dapatlah dirumuskan bahwa manajemen pendidikan madrasah adalah
sebagai keseluruhan proses aktivitas bersama didalam bidang pendidikan madrasah
10
Soebagia Atmodiweirio, Manajemen Pendidikan Indonesia, ( Jakarta:PT.Ardadizya Jaya, t.t.),
hlm. 22
11
H. Sufyarma, Kapita Selekta Pendidikan, ( Bandung: CV.Alfa Beta, 2003), hlm. 188
6
dengan memanfaatkan semua fasilitas yang ada baik bersifat personal maupun komunal
atau kelompaok guna mencapai tujuan pendidikan agama Islam.
7
daya masyarakat sebagai stackeholder termasuk unsur manajemen yang amat penting dan
tidak bisa dinafikan begitu saja, sebab bagaimanapun baiknya sebuah kurikulum,
hebatnya kualitas porsenal, adanya fasilitas yang cukup memadai, serta mantapnya sistem
administrasi, bila semua itu tidak ditunjang dengan pemanfaatan sumber daya masyarakat
lingkungan akan sulit mewujudkan tujuan yang akan dicapai.
Manajemen pendidikan yang baik adalah manajemen pendidikan yang pada
tataran oprasionalnya dilaksanakan oleh orang-orang yang betul-betul profesional,
amanah dan memiliki kopmpetensi dibidangnya. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi
Muhammad SAW:
Dari Abu Hurairah RA. Rasulullah bersabda; " Apabila suatu masalah diserahkan
kepada orang yang bukan profesinya (ahlinya) maka tunggulah saat kehancurannya."(
HR. Bukhari ).12
12
Muhammad Ibnu Ibrahim Al Bukhari, Shohih Bukhari, (Indonesia;Dar al- Kutub al Arabiyah, tt.)
hlm. 26
8
pengelolaan kelembagaan, proses pengelolaan program, proses belajar mengajar, dan
proses monitoring dan evaluasi, dengan catatan bahwa proses belajar memiliki tingkat
kepentingan tertinggi dibanding dengan proses- proses lainnya.
Menurut Suyanto, secara ringkas karakteristik MBM ditinjau dari segi proses
terdiri dari beberapa yaitu:
1. Efekttivitas dalam proses belajar mengajar tinggi,
2. Kepemimpinan yang kuat
3. Lingkungan madrasah yang nyaman
4. Pengelolaan tenaga kependidikan yang efektif
5. Tim kerja yang kompak dan dinamis
6. Kemandirian, partisipatif dan keterbukaan (transparasi)
7. Evaluasi dan perbaikan secara berkelanjutan
8. Responsif, antisipatif, komunikatif dan akuntabilitas.
c. Output yang diharapkan
Pada dasarnya output yang diharapkan merupakan tujuan utama dari
penyelenggaraan pendidikan secara umum. Output pendidikan adalah merupakan kinerja
madrasah. Kinerja madrasah adalah prestasi madrasah yang dihasilkan dari
proses/perilaku madrasah. Kinerja madrasah dapat diukur dari kualitasnya, efektivitasnya,
produktivitasnya, efesiensinya, inovasinya, kualitas kehidupan kerjanya dan moral
kerjanya. Khusus yang berkaitan dengan mutu output madrasah, dapat dijelaskan bahwa
output madrasah dikatakan berkualitas/bermutu tinggi jika prestasi madrasah, khusunya
prestasi belajar siswa, menunjukkan pencapaian yang tinggi dalam beberapa hal,
diantaranya:
1. Prestasi akademik, berupa nilai ulangan umum UAS, UAN, karya ilmiah, lomba
akademik
2. Prestasi non-akademik, seperti misalnya IMTAQ, kejujuran, kesopanan, olah raga,
kesenian, keterampilan kejujuran, dan kegiatan-kegiatan ektsrakurikuler lainnya.
Mutu sekolah dipengaruhi oleh banyak tahapan kegiatan yang saling berhubungan
(proses) seperti misalnya perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.
9
keleluasaan mengelola sumber daya partisipasi masyarakat dan penyederhanaan birokrasi.
Sementara peningkatan mutu dapat diperoleh antara lain melalui revitalisasi partisipasi
orang tua terhadap madrasah, fleksibilitas pengelolaan madrasah dan pembelajaran,
peningkatan profesionalisme guru dan kepala madrasah serta berlakunya system hadiah
dan hukuman peningkatan pemerataan antara lain diperoleh melalui peningkatan
partisipasi masyarakat yang memungkinkan pemerintah lebih berkonsentrasi pada
kelompok tertentu.
Manajemen pendidikan madrasah juga bertujuan untuk mendirikan atau
memberdayakan sekolah melalui pemberian kewenangan, keluesan dan sumber daya
untuk meningkatkan mutu sekolah. Dengan diberikannya kesempatan kepala sekolah
untuk mengembangkan kurikulum, guru didorong untuk berinovasi, dengan melakukan
eksperimentasi-eksperimentasi di lingkungan sekolah.
10
Dalam kitab suci Al-Qur'an Allah SWT memperingatkan kepada ummat
manusia untuk membuat perencanaan dalam menatap masa depan. Penegasan itu
sebagaimana tersebut dalam surat Al-Hasyr, ayat : 18.
"Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dan hendaklah setiap
diri memperhatikan kepada apa yang telah diperbuatnyauntuk hari esok (
akhirat ), dan bertaqwalah kepada Allah , sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa
yang kamu kerjakan"( QS. Al Hasyr: 18 )
Petter P Shcoder Bheck seperti telah dikutip Nanang Fatah mendeskripsikan
perencanaan sebagai berikut: "Planning is the determination of how to achieve on
obyective deciding what is to be done and who to do if". Perencanaan merupakan
tindakan menetapkan terlebih dahulu apa yang harus dikerjakan dan siapa yang harus
mengerjakan.13
Konsep ini menjelaskan bahwa planning yang akan dilakukan haruslah
disesuaikan dengan situasi dan kondisi pada saat ini, dan didasarkan pada prediksi masa
yang akan datang. Oleh karena itu untuk melakukan perencanaan pada masa depan
diperlukan kajian masa lalu dan selanjutnya di kondisikan pada saat ini. Karena itu
perencanaan sering ndiistilahkan dengan jembatan yang menghubungkan kesenjangan
masa kni dan masa yang akan datang.
Dalam perencanaan dibutuhkan data dan informasi yang valid agar natijah yang
diambil tidak lepas dari kaitannya dengan masalah yang dihadapi pada masa yang akan
datang. Karena planning merupakan aktivitas konseptual berupa memikirkan hal-hal
terkait dengan pekerjaan guna mendapatkan hasil secara maksimal, maka ketika
mermbuat perencanaaan ada beberapa aspek yang harus diperhatikan, antara lain :
1) Hasil yang ingin dicapai
2) Orang yang akan melakukan
3) Waktu dan skala prioritas
4) Adanya dana14
13
Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan, ( Bandung,: Remaja Rusda Karya, 2000), cet.
3.hlm. 49
11
Pada hakikatnya perencanaan pendidikan adalah proses untuk menentukan
tujuan dan sasaran yang akan dicapai dalam mengelola pendidikan. Hal itu bisa ditempuh
dengan cara mengambil langkah-langkah strategis melalui tahapan-tahapan perencanaan.
Amirullah Haris Budiono dalam bukunya Pengantar Manajemen menyebutkan tahapan-
tahapan perencanaan pendidikan sebagai berikut:
1. Menetapkan sementara tujuan-tujuan yang didasarkan pada kebutuhan-kebutuhan
pendidikan
2. Menetapkan kondisi sekarang dari pendidikan dalam masyarakat
3. Merumuskan suatu program khusus tentang tujuantujuan sekolah
4. Menetapkan rangkaian tindakan yang diperlukan dalam mencapai tujuan-tujuan
tersebut.15
Sementara itu dalam menyusun perencanaan ada beberapa persyaratan yang
harus diperhatikan, antara lain :
1. Perencanaan hendaknya didasarkan atas tujuan yang jelas
2. Perencanaan hendaknya bersifat sederhana, realistis dan praktis.
3. Perencanaan haruslah terperinci, memuat semua uraian dan klasifikasi tindakan,
sehingga mudah diterjemahkan dalam bahasa implementasinya.
4. Perencanaan haruslah dinafikan dari adanya duplikasi atau over lapping.
b. Pengorganisasian/ Organizing
Aktivitas manajemen tidak hanya cukup dengan adanya perencanaan saja, tetapi
perlu ditindak lanjuti berupa perterjemahan terhadap perencanaan itu dalam bahasa
oprasional dilapangan, diantaranya adalah pengorganisasian. Hal ini sesuai dengan firman
Allah SWT :
14
Amrullah Haris Budiyono, Pengantar Manajemen, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004), cet.2, hlm.
13
15
Didin Hafifuddin, dan Hendri Tanjung, Manajemen Syari'ah dalam Produk, (Jakarta : Gema
Insani Press, 2003), cet.1., hlm. 77-78
12
Istilah pengorganisasian diambil dari kata organiz yang berarti sebuah entitas
dengan bagian-bagiannya yangterintegrasi sehingga terjadi hubungan diantara mereka
yang dipengaruhi oleh hubungan mereka sendiri secara keseluruhan. Yang tidak kalah
penting dalam pengorganisasian adalah pembagian tugas atau job discripsion,wewenang
dan tanggung jawab haruslah dikondisikan dengan bakat, minat, pengalaman, dan
kepribadian masingmasing porsenil yang dibutuhkan dalam melaksanakan tugas-tugas
organisasi tersebut. Organisasi yang baik memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut ;
1. Memiliki tujuan yang jelas
2. Setiap anggota memahami dan menerima tujuan tersebut
3. Ada kesatuan langkah sehingga timbul kesatuan tindakan dan kesatuan pikiran.
4. Ada keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab masing-masing
anggota
5. Ada job discripsion atau pembagian tugas sesuai dengan kemampuan, skill dan
bakat masing-masing anggota, sehingga terwujud kerja sama yang harmoni dan
kooperatif.
c. Pengkoordinasian/ Coordinating
Pengkoordinasian adalah sebuah upaya pengendalian secara professional
terhadap roda organisasi agar berfungsi sebagaimana mestinya sehingga tujuan yang akan
dicapai dapat terlaksana dan terwujud secara efesien dan efektif. 16
Pengkoordinasian merupakan suatu kegiatan yang mencakup; menyusun,
membentuk, menyatukan dan mengsinergikan semua aktivitas organisasi supaya
dapat berjalan secara harmoni dan seimbang. Dengan begitu aktivitas yang satu akan
memperlancar terhadap aktivitas lainnya sehingga akan tercapailah tujuan-tujuan yang
telah ditetapkan.
Adapun tujuan utama pengkoordinasian adalah mengusahakan terbinanya
kerjasama yang mengarah pada tercapainya suatau tujuan. Langkah-langkah dalam
melakukan koordinasi dapat dengan cara antara lain; penataran, koordinasi, penataran tata
kerja, rapat koordinasi, supervise atau bantuan konsultasi dan pembinaan. Dengan adanya
koordinasi yang baik maka semua bagian dan staff dapat bekerja sama menuju arah dan
tujuan yang telah ditetapkan. Perencanan dan program pendidikan yang bersifat komplek
dan mengandung banyak segi yang saling berkaitan satu sama lain, maka dalam kontek
16
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Remaja Rusdakarya, 2003), cet. 5, hlm. 21
13
inilah fungsi koordinasi adalah untuk mengatasi kemungkinan adanya duplikasi dalam
tugas dan wewenang atau perebutan hak dan tanggung jawab.17
d. Pengawasan / Controlling
Pengawasan dalam pengertian manajemen adalah aktivitas mengukur tingkat
efektifitas kerja personal serta mengukur tingkat efesiensi dalam penggunaan metode,
danpenggunaan alat tertentu dalam usaha mencapai tujun. Dan untuk itu diperlukan
kegiatan pengamatan secara langsung atau tidak langsung terhadap berbagai aspek
kegiatan dalam proses mencapai tujuan. Pengawasan sebagaimana yang dimaksud diatas
sesuai dengan firman Allah SWT.
14
peserta didik dan masyarakat secara lebih fleksibel. Pemerintah pusat, dalam hal ini
Depdiknas, dan Depag hanya menetapkan standard Nasional yang pengembangannya
diserahkan kepada madrasah. Dengan demikian desentralisasi kebijakan dalam
pengembangan kurikulum dan pembelajaran beserta system evaluasinya merupakan pra
syarat untuk mengimplementasikan MBM secara utuh.
3. Kewajiban madrasah
Manajemen pendidikan madrasah yang menawarkan keleluasaan dalam
pengelolaan pendidikan memiliki potensi yang besar dalam menciptakan kepala
madrasah, guru dan tenaga kependidikan yang professional. Dengan demikian, madrasah
dituntut mampu menampilkan pengelolaan sumber daya secara transparan, demokratis,
tanpa monopoli, dan bertanggung jawab baik terhadap masyarakat maupun pemerintah
dalam rangka meningkatkan kapasitas pelayanan terhadap peserta didik.
4. Kepemimpinan madrasah yang demokratis dan professional
Pelaksanaan Manajemen pendidikan madrasah memerlukan sosok kepala
madrasah yang memiliki kemampuan mangeril dan integritas professional yang tinggi,
serta demokratis dalam proses pengambilan keputusan-keputusan mendasar. Pada
umumnya, kepala madrasah di Indonesia belum dapat dikatakan sebagai manager
professional karena system pengangkatan selama ini tidak di dasarkan pada kemampuan
atau pendidikan professional, tetapi lebih kepada pengalaman menjadi guru.
5. Revitalisasi partisipasi masyarakat dan orang tua
Kebanyakan madrasah adalah swasta yang di bangun oleh individu atau
masyarakat muslim sebagai wujud panggilan dan kesadaran keberagamaan masyarakat
muslim terhadap pentingnya pelestarian ajaran agama kepada anak-anak generasi
penerus. Sehingga perkembangan madrasah amat tergantung pada seberapa besar
perhatian dan komitmen mereka, masyarakat yang melengkapinya terhadap kemajuan
pendidikan islam.
Dalam implementasi Manajemen pendidikan madrasah, partisipasi aktif berbagai
kelompok masyarakat dan pihak orang tua dalam perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengawasan program-program madrasah perlu dibangkitkan kembali.
Wujud keterlibatan, bukan hanya dalam bantuan financial tetapi lebih dari itu dalam
pemikiran-pemikiran untuk peningkatan kualitas madrasah
15
2.8 Faktor Pendukung Manajemen Pendidikan Madrasah
Implementasi manajemen pendidikan madrasah sangat dipengaruhi oleh
berbagai factor, baik factor internal maupun eksternal. Beberapa faktor pendukung
keberhasilan manajemen pendidikan madrasah tersebut dalam garis besarnya mencakup
gerakan peningkatan kualitas pendidikan yang di canangkan pemerintah, sosialisasi
peningkatan kualitas pendidikan, gotong royong dan kekeluargaan, potensi sumber daya
manusia, organisasi formal dan informal, organisasi profesi serta dukungan dunia usaha
dan industri.
a. Sosialisasi peningkatan kualitas pendidikan
Departemen Agama terus menerus melakukan sosialisasi peningkatan kualitas
pendidikan di berbagai wilayah kerja, baik dalam pertemuan-pertemuan resmi maupun
melalui orientasi dan workshop. Sosialisasi peningkatan kualitas pendidikan yang telah
dilakukan antara lain adalah pemberian bantuan operasional managemen mutu dan
penerapan education managemen information system (EMIS) yang dirintis sejak tahun
1996.
b. Gerakan peningkatan kualitas pendidikan yang dicanangkan pemerintah
Upaya meningkatkan kualitas pendidikan terus menerus dilakukan baik secara
konvensional maupun inovatif. Hal tersebut terfokus lagi setelah diamanatkan dalam UU
Sisdiknas bahwa tujuan pendidikan Nasional adalah untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa melalui peningkatan kualitas pendidikan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan.
Pemerintah, dalam hal ini Menteri Pendidikan Nasional telah mencanangkan gerakan
peningkatan mutu pendidikan pada tanggal 2 Mei 2002. Hal ini merupakan momentum
yang paling tepat dalam rangka mengantisipasi dan mempersiapkan peserta didik
memasuki era globalisasi, yang beberapa indikatornya telah dapat dirasakan sekarang ini,
dimana tekhnologi mampu menembus batas-batas antar wilayah dan antar Negara.
c. Gotong royong dan kekeluargaan
Gotong royong dan kekeluargaan dapat menghasilkan dampak positif dalam
suatu pekerjaan. Gotong royong dan kekeluargaan yang membudaya dalam kehidupan
masyarakat Indonesia masih dapat dikembangkan dalam mewujudkan kepala madrasah.
Professional, menuju terwujudnya visi pendidikan menjadi aksi nyata di madrasah,
kondisi ini dapat ditumbuh kembangkan oleh para pengawas dengan menjalin kerja sama
terutama yang berada di lingkungan madrasah.
d. Potensi kepala madrasah
16
Kepala madrasah memiliki berbagai potensi yang dapat dikembangkan secara
optimal. Setiap kepala madrasah harus memiliki perhatian yang cukup tinggi terhadap
peningkatan kualitas pendidikan di madrasah. Perhatian tersebut harus ditunjukkan dalam
kemauan dan kemampuan untuk mengembangkan diri dan madrasahnya secara optimal.
e. Organisasi formal dan informal
Pada sebagian besar lingkungan pendidikan madrasah di berbagai wilayah
Indonesia dari sabang sampai merauke umumnya telah memiliki organisasi formal
terutama yang berhubungan dengan profesi pendidikan seperti kelompok kerja pengawas
madrasah (pokjawas), kelompok kerja madrasah (KKM), musyawarah kepala madrasah
(MKM), dewan pendidikan dan komite madrasah. Organisasi-organisasi tersebut sangat
mendukung manajemen berbasis madrasah untuk melakukan berbagai terobosan dalam
peningkatan kualitas pendidikan wilayah kerjanya.
f. Organisasi profesi
Organisasi profesi pendidikan sebagai wadah untuk membantu pemerintah
dalam meningkatkan kualitas pendidikan seperti pokjawas, KKM, kelompok kerja guru
(KKG), musayawarah guru mata pelajaran (MGMP), Persatuan Guru Republik Indonesia
(PGRI), forum peduli guru (FPG), dan ISPI (ikatan sarjana pendidikan Indonesia) sudah
terbentuk hamper di seluruh Indonesia dan telah menyentuh berbagai kecamatan.
Organisasi profesi tersebut sangat mendukung implementasi MBM dan peningkatan
kinerja dan prestasi belajar peserta didik menuju peningkatan kualitas pendidikan
nasional.
g. Harapan terhadap kualitas pendidikan
Manajemen pendidikan madrasah sebagai paradigma baru manajemen
pendidikan mempunyai harapan yang tinggi untuk meningkatkan kualitas pendidikan,
komitmen dan motivasi yang kuat untuk meningkatkan mutu madrasah secara optimal.
Tenaga kependidikan memiliki komitmen dan harapan yang tinggi bahwa peserta didik
dapat mencapai prestasi yang optimal, meskipun dengan segala keterbatasan sumber daya
pendidikan yang ada di madrasah.
h. Input manajemen
Paradigma baru manajemen pendidikan perlu di tunjang oleh input manajemen
yang memadai dalam menjalankan roda madrasah dan mengelola madrasah secara efektif.
Input manajemen yang telah dimiliki seperti tugas yang jelas, rencana yang rinci dan
sistematis, program yang mendukung implementasi, ketentuan-ketentuan yang jelas
sebagai panutan bagi warga madrasah dalam bertindak, serta adanya system pengendalian
17
mutu yang handal untuk meyakinkan bahwa tujuan yang telah di rumuskan dapat
diwujudkan di madarsah.
Kepala madrasah professional dalam paradigma baru manajemen pendidikan
harus fokus pada pelanggan, melalui peningkatan kualitas pembelajaran dan kualitas
lulusan dari madrasahnya, meningkatkan kualitas dan kualifikasi tenaga kependidikan,
serta mendorong peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi.
18
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang dipaparkan dalam pembahasan, maka dapat
disimpulkan :
19
5. Revitalisasi partisipasi masyarakat dan orang tua
Dalam pelaksanaan aspek tersebut, manajemen pendidikan madrasah
dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal, faktor pendukung keberhasilan
suatu manajemen pendidikan Madrasah yaitu :
1. Sosialisasi peningkatan kualitas pendidikan
2. Gerakan PEningkatan Kualitas pendidikan yang dicanangkan pemerintah
3. Gotong royong dan kekeluargaan
4. Potensi Kepala Madrasah
5. Organisasi Formal dan informal
6. Organisasi profesi
7. Harapan terhadap kualitas pendidikan
8. Input manajemen
Keberhasilan suatu manajemen dapat dilihat dari outputnya berupa
prestasi akademik dan non akademik siswa.
3.2 Saran
Seorang pendiri atau pengelola Madrasah hendaknya fokus pada output
atau hasil akhir, sehingga dengan sendirinya akan mampu berfikir bagaimana
caranya agar input, proses, serta unsur unsur yang diperlukan dalam mmanajemen
pendidikan Madrasah memenuhi output tersebut.
20
DAFTAR PUSTAKA
21