MAKALAH
DOSEN PEMAMPU :
DR. H. SUHERMAN, M.PD
Disusun Oleh :
NUNUNG SOLIHAT, S,Pd NIM : 7772200005
NURUL HADI, S.Thi NIM : 7772200020
MUHAMMAD SULAEMAN, S.Pd NIM : 7772200040
Puji syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat Allah SWT. Karena atas
limpahan rahmat dan hidayahnya, kami mampu menyelesaikan tugas makalah ini
dengan baik, tepat pada waktunya. Makalah ini disajikan dengan pola dan bahasa
yang sistematis dan sederhana sehingga mudah dipahami oleh para pembaca.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung
dan berperan aktif dalam menyelesaikan tugas makalah ini, yang berjudul tentang
“PERENCANAAAN DIKLAT (ADMINISTRATIF DAN EDUKATIF)”
khususnya bapak Dr. H. Suherman, M.Pd. selaku dosen mata kuliah Manajemen
Pendidikan dan Pelatihan. Sehubungan dengan makalah ini, kepada para pembaca
kmai tak lupa mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, bilamana
dalam makalah ini terdapat kesalahan dan kekeliruan demi perbaikan cetak ulang
dimasa datang.
Karena bagaimanapun juga manusia itu tempat kesalahan dan kelalaian
sebagai mana tiada gading yang tak retak, sebelumnya kami ucapkan terima kasih.
Akhirnya kepada Allah saya bertawakal dan berserah diri.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Simpulan .....................................................................................................5
B. Saran ............................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu persyaratan kompetensi yang harus dimiliki oleh Analis
Kepegawaian Keahlian adalah kemampuannya melakukan analisis terhadap
berbagai permasalahan manajemen kepegawaian. Kemampuan melakukan analisis
ini hakikatnya merupakan wujud nyata dari tuntutan kemampuan Analis
Kepegawaian Ahli di bidang pengembangan sistem manajemen kepegawaian.
Kemampuan analisis pengembangan sistem inilah yang membedakan dengan
seorang Analis Kepegawaian Keterampilan, yang tugas pokoknya lebih banyak
fokus pada penyelenggaraan administrasi kepegawaian. Kemampuan melakukan
analisis di bidang perencanaan dan pengembangan pendidikan dan pelatihan
(diklat), tentu merupakan salah bagian kompetensi yang melekat pada Jaatan Analis
Kepegawaian Keahlian. Hal ini berarti bahwa seorang Analis Kepegawaian Ahli
harus mampu menyusun perencanaan dan desain pengembangan diklat.
Dalam rangkaian manajemen diklat, perencanaan dan pengembangan diklat
merupakan komponen yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan
penyelenggaraan sebuah diklat. Diklat yang direncanakan dengan baik akan
memberikan dampak positif bagi keberhasilan diklat. Perencanaan dalam hal ini
tentu meliputi persiapan yang matang, baik dari aspek substansi diklat seperti
kurikulum, modul, pengajar dan sebagainya maupun dari aspek administrasi diklat.
Persiapan dan perencanaan diklat yang telah dirancang sedemikian rupa tentu
merupakan acuan dasar yang harus dilakukan dalam proses penyelenggaraan diklat.
Begitu pula dengan pengembangan diklat. Pengembangan substansi diklat seperti
kurikulum, modul, pengajar/fasilitator dan metode yang disesuaikan dengan
perkembangan tuntutan kebutuhan organisasi dan adaptasi terhadap perkembangan
mutakhir di bidang pelatihan SDM, akan memberikan dampak signifikan terhadap
keberhasilan penyelenggaraan diklat.
Rangkaian dua hal ini, yaitu perencanaan dan pengembangan diklat,
dipandang sebagai substansi pokok dari kompetensi yang harus dimiliki oleh
seorang pejabat
Analis Kepegawaian Keahlian. Keuntungannya, di samping memberikan
bekal Untuk mencapai semua ketentuan tadi maka diperlukan suatu pengelolaan
atau manajemen pelatihan yang cermat mencakup perencanaannya,
pengorganisasiannya, pelaksanaannya, dan pengawasan/evaluasinya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat penulis tarik menjadi
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Proses Perencanaan Diklat?
2. Bagaimana Administrasi Diklat?
3. Bagaimana Edukatif Diklat?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk Mengetahui Bagaimana Proses Perencanaan Diklat
2. Untuk Mengetahui Bagaimana Administrasi Diklat
3. Untuk Mengetahui Bagaimana Edukatif Diklat
BAB II
PEMBAHASAN
11. Pengajar
Pengajar merupakan ujung tombak pembelajaran dalam pelatihan.
Penunjukkan pengajar secara umum didasarkan pengetahuan, pengalaman dan
keterampilan mengajar. Faktor lain seseorang dipercaya sebagai pengajar yaitu
integritas. Inilah penyebab utama organisasi tidak mempercayai anggotanya
sendiri meminta pengajar dari luar untuk menyampaikan materi yang seharusnya
disampaikan oleh pegawai internal. Kualifikasi yang dibutuhkan dari seorang
pengajar antara lain adalah:
1) Memiliki kemampuan bekerja sama, kepemimpinan dan teknis
komunikasi yang baik
2) Memiliki pengakuan dan kualifikasi profesional yang relevan dengan
materi
3) Mengerti kode etik profesi di bidangnya
4) Memiliki pengalaman di dalam pekerjaan yang sesuai dengan materi
5) Mampu melakukan pendekatan pemecahan masalah di dalam menanggapi
berbagai permasalahan
6) Mengikuti perkembangan dan isu-isu terbaru yang berkaitan dengan
materi, dengan menghadiri seminar dan konferensi
7) Spesifikasi lainnya bergantung pada materi yang dibawakan.
B. ADMINISTRASI DIKLAT
1. Membentuk panitia penyelenggara dengan SK yang diterbitkan oleh Kepala
Dinas Kesehatan Propinsi, yang di dalamnya terdiri dari unsur Bapelkes dan
tim fasilitator serta MOT.
2. Surat pemanggilan peserta dan tembusan pada yang bersangkutan. Surat
pemanggilan peserta harus dikirim paling lambat dua minggu sebelum
pelatihan dilaksanakan (tergantung jangkauan wilayah setempat). Dalam
surat pemanggilan harus jelas waktu dan tempat pelatihan, tanggal mulai
masuk asrama, dan persyaratan lain yang harus dibawa, misalnya: SPPD,
bukti tiket, pas foto berlatar belakang merah ukuran 4x6 sebanyak dua buah,
dan biodata peserta.
3. Membuat surat permohonan pengajar. Surat permohonan pengajar harus
dikirim paling lambat satu minggu sebelum pelatihan dimulai. Dalam surat
tersebut harus dijelaskan materi yang akan diberikan, waktu dan tempat, serta
dilampirkan GBPP (terlampir).
4. Memperhatikan kelengkapan peserta dalam pelaksanaan pelatihan seperti
kehadiran peserta.
5. Memperhatikan persiapan dan perlengkapan narasumber/fasilitator/pengajar
dalam pelaksanaan pelatihan.
6. Surat permintaan/penerbitan sertifikat ditujukan kepada Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota atau pimpinan institusi penyelenggara
pelatihan pada saat proses pelatihan berlangsung.
7. Surat permintaan membuka dan penutupan pelatihan ditujukan kepada
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota atau pimpinan institusi
penyelenggara pelatihan.
8. Merencanakan penggunaan biaya. Komponen biaya yang disiapkan terdiri
dari: (a) honor pengajar atau narasumber, honor panitia, honor
penyelenggara; (b) perjalanan, mencakup transport peserta dari daerah ke
tempat pelatihan, transport pengajar atau narasumber, transport lokal panita;
(c) kebutuhan alat tulis kantor; (d) Kebutuhan alat, bahan, dan sarana untuk
simulasi dan praktik lapang (sesuai dengan anggaran yang tersedia).
9. Menggandakan makalah dan referensi lain, di luar modul yang sudah ada
C. EDUKATIF DIKLAT
Kegiatan ini menggambarkan pelaksanaan jalannya kegiatan latihan, unsur-
unsur pelaksanaan latihan, metode maupun mengajarnya. Pada proses pelaksanaan
ini, dicantumkan dimana kegiatan dilaksanakan serta kerja sama dengan instansi
terkait dan model evaluasi yang digunakan.
Untuk kelancaran dalam pelaksanaan pelatihan, organisasi/kepanitiaan perlu
disusun dengan struktur dan uraian tugas yang jelas. Organisasi tersebut perlu
dibentuk dengan mempertimbangkan aspek efisiensi dan kerja sama.
Unsur biaya yang dibutuhkan secara keseluruhan dirancang secara utuh dan
cermat. Kekeliruan dalam merancang pendanaan akan mengakibatkan kegiatan
pelatihan dapat terhenti, atau mungkin dana yang tersedia cukup kecil sehingga
pelaksanaan kegiatan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Dalam menyusun
pendanaan agar dirancang secara cermat dan benar.
Setelah segala sesuatunya tentang pelatihan selesai direncanakan, tahap
berikutnya adalah pelaksanaan. Tahap pelaksanaan ini dapat dibagi dalam tiga
langkah yaitu langkah persiapan (persiapan administratif dan edukatif), langkah
pelaksanaan, dan langkah pelaporan.
1. Langkah-Langkah Persiapan
a) Menyiapkan surat edaran tentang adanya program latihan (jenis diklat,
lamanya, tempat, dan persyaratan peserta).
b) Mempersiapkan instrumen tes masuk diklat (jika diperlukan).
c) Melaksanakan tes masuk/selesai calon peserta.
d) Mempersiapkan Surat Keputusan penyelenggara Diklat/kepanitiaan.
e) Menyiapkan buku pedoman/petunjuk. Buku pedoman itu memuat hal-hal
yang perlu diketahui oleh peserta latihan.
f) Panggilan peserta, dengan persyaratan-persyaratan yang diwajibkan bagi
peserta.
g) Menentukan widyaiswara, dengan persyaratan: - Pejabat fungsional -
Ahli/Pakar - Widyaiswara ditetapkan dengan Surat Keputusan Pejabat yang
berwenang berdasarkan SK Menpan No. 08/1985.
h) Menyiapkan formulir/blanko, seperti daftar hadir, surat izin bagi peserta yang
akan meninggalkan kampus karena sesuatu kepentingan tertentu, identitas
peserta, penilaian, sikap, penilaian seminar, diskusi, simulasi, dan lain-lain.
i) Menyediakan perlengkapan diklat, seperti alat tulis-menulis, perlengkapan
peserta, tanda pengenal peserta, blanko STTPL (Surat Tanda Tamat Pendidikan
dan Pelatihan), Plakat, OHP, Video, dan lain-lain.
j) Menyusun biaya pelaksanaan, yang terdiri dari komponen biaya administrasi
(akomodasi, konsumsi, kesehatan peserta, bahan ajar, transpor peserta, uang
saku, honor panitia/petugas, transpor lokal panitia/petugas), dan biaya edukatif
(honor widyaiswara/pelatih, honor narasumber, honor pengamat dan penilai,
honor praktek kerja lapangan, biaya buku-buku, foto copy dan lain-lain).
2. Langkah-Langkah Pelaksanaan
Langkah pelaksanaan meliputi kegiatan-kegiatan:
a) Pembukaan
b) Melaksanakan kegiatan akademik
Kegiatan ini diawali dengan penjelasan program diklat oleh ketua diklat.
Penjelasan meliputi: tujuan, struktur program latihan (kurikulum dan silabi,
widyaiswara/pelatih dan kegiatan-kegiatan lainnya), sistem penilaian, kriteria
kelulusan dan kewajiban serta hak peserta.
- Senam pagi
- Outword bound/dinamika kelompok
- Perkuliahan (terjadwal)
- Penugasan-penugasan
Selama perkuliahan dilaksanakan pula kegiatan-kegiatan yang menambah
wawasan dan perubahan perilaku peserta seperti:
a) Diskusi kelompok
b) Tugas baca
c) Penulisan kertas kerja/karya tulis
d) Praktek kerja lapangan/PKL. Selama kegiatan PKL peserta diharapkan
menghasilkan:
- Kertas kerja tentang ”Rencana Kerja untuk masing-masing instansi terkait
yang menjadi obyek/sasaran kunjungan dengan sub tema PKL”.
- Kertas kerja tentang ”Rencana Kerja Peningkatan Koordinasi Lintas Instansi
Dalam Kaitannya Dengan Sub-Tema PKL”.
- Laporan PKL dengan pendekatan administrasi manajemen, organisasi dan
kepemimpinan yang dipandang menarik dan bermanfaat bagi peserta.
e) Seminar
Seminar merupakan forum diskusi kelompok dimana kertas kerja
perorangan/ kelompok disajikan dan dibahas menyeluruh sehingga masing-
masing kertas kerja dapat dikembangkan berdasarkan masukan dari peserta
lainnya. Seminar terdiri atas:
- Seminar Kertas Kerja Perorangan
- Seminar Kertas Kerja Angkatan
- Seminar Kertas Kerja Kelompok.
- Seminar Kertas Kerja Praktek Kerja Lapangan.
f) Evaluasi Setiap kegiatan diklat diakhiri dengan evaluasi. Maksud evaluasi
adalah untuk mengetahui sejauh mana kegiatan diklat telah mencapai tujuan.
Sasaran evaluasi meliputi unsur-unsur peserta, program pengajaran, personal,
organisasi penyelenggara, widyaiswara/pelatih, sarana dan prasarana, biaya,
partisipasi masyarakat, dan pasca diklat.
3. Penilaian Pasca Diklat
Penilaian pasca diklat dilakukan terhadap kemampuan dan pendayagunaan
alumni yaitu:
- Sejauh mana alumni mampu menerapkan pengetahuan dan kemampuannya
dalam melaksanakan tugas-tugas pekerjaan dalam jabatan yang diembannya.
- Sejauh mana alumni didayagunakan potensinya baik dalam jabatan fungsional
maupun jabatan struktural.
4. Penutupan
Penutupan merupakan acara terakhir kegiatan pendidikan dan pelatihan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
- Undangan (siapa yang akan diundang)
- Acara penutupan (laporan) penyelenggara diklat, penyerahan STTPL,
penyerahan hasil diklat/makalah kelompok, kesan peserta, sambutan
pejabat/Pembina diklat, sambutan sekaligus menutup diklat, pembacaan doa dan
ucapan selamat kepada peserta.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Untuk mencapai semua ketentuan tadi maka diperlukan suatu pengelolaan
atau manajemen pelatihan yang cermat mencakup perencanaannya,
pengorganisasiannya, pelaksanaannya, dan pengawasan/evaluasinya. Suatu
pelatihan dikatakan efektif jika hasil dari pelatihan tersebut dapat mencapai tujuan
organisasi, meningkatkan kemampuan sumber daya, memuaskan pelanggan dan
dapat meningkatkan proses-proses internal (Bramley dalam Detty dkk, 2009, hlm.
21). Sesuai dengan makna efektivitas tersebut di atas, maka pelatihan yang efektif
merupakan pelatihan yang berorientasi proses, dimana organisasi tersebut dapat
melaksanakan programprogram yang sistematis untuk mencapai tujuan dan hasil
yang dicita-citakan. Dengan demikian, pelatihan dikatakan efektif apabila pelatihan
tersebut dapat menghasilkan sumber daya manusia yang meningkat
kemampuannya, keterampilan dan perubahan sikap yang lebih mandiri.
DAFTAR PUSTAKA
[1] M. S. P. Hasibuan, “Manajemen Sumber Daya Manusia,” Ed. Revisi
Jakarta Bumi Aksara, 2011.
[2] Moekijat, Kamus Manajemen. 2018.
[3] S. Sumarsono, Manajemen Koperasi : Teori dan Praktik. 2013.
[4] G. Dessler, “Manajemen Sumber Daya Manusia,” in Pelatihan dan
Pengembangan, 2017.
[5] V. Rivai, “Manajemen Sumber Daya Manusia,” Jakarta:Grafindo, 2004.
Kamil, M. 2010. Model Pendidikan dan Pelatihan. Bandung: Alfabeta
Komaruddin Sastradipoera. 2006. Pengembangan dan Pelatihan: Suatu
Pendekatan Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Kappa-Sigma
Bandung.