Anda di halaman 1dari 15

AUDITING DALAM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN

(Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Pembiayaan


Pendidikan)
Dosen Pengampu: Hary Priatna Sanusi, Dr. S,Pd. I, M.Ag.

Kelompok 3:
Muhammad Sulthon Ar Rizieq 1202010095
Resna Dewi Astuti 1202010116
Rendi Muhammad Fakhrozi 1202010115
Nia Afifah Makavilia 1202010100
Muhammad Mupti Ali 1202010084
Putri Latifah Salsabila 1202010109
M. Ziaul Haq Muhlisin 1202010088
Muhammad Daffa 1192010102

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah
melimpahkan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan
makalah yang berjudul “Auditing dalam Pembiayaan Pendidikan” ini sesuai dengan
waktu yang ditentukan. Tanpa adanya berkat dan rahmat Allah SWT tidak mungkin
rasanya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya.

Dalam pembuatan makalah ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai sumber
literatur pustaka, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Bapak Hary Priatna Sanusi, Dr. S,Pd. I, M.Ag. yang telah
memberikan tugas membuat makalah ini dan dapat penulis selesaikan dengan lancar.
Penulis berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan pada penulis khususnya. Penulis menyadari bahwa dalam pembuataan
makalah   ini masih jauh dari sempurna untuk itu penulis menerima saran dan kritik
yang bersifat membangun demi perbaikan kearah yang lebih baik. Akhir kata penulis
sampaikan terimakasih.

Bandung, 02 April 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
C. Tujuan Penelitian................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................3
PEMBAHASAN............................................................................................................3
A. Konsep Dasar (Auditing) dalam Pembiayaan pendidikan..................................3
1. Pengertian Auditing.........................................................................................3
2. Tujuan Auditing..............................................................................................3
3. Jenis- Jenis Auditor.........................................................................................4
B. Jenis-jenis Auditing dalam Pembiayaan Pendidikan..........................................5
C. Proses dan Manfaat Pengawasan Pembiayaan Pendidikan (Auditing)...............7
BAB III..........................................................................................................................9
PENUTUP.....................................................................................................................9
A. Kesimpulan.........................................................................................................9
B. Saran.................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi telah mengakibatkan perubahan pengolahan data
yang dilakukan perusahaan dari sistem manual menjadi secara mekanis,
elektromekanis, dan selanjutnya ke sistem elektronik atau komputerisasi. Peralihan
ke sistem yang terkomputerisasi memungkinkan data yang kompleks dapat
diproses dengan cepat dan teliti, guna menghasilkan suatu informasi. Dalam
mendukung aktivitas sebuah organisasi, informasi menjadi bagian yang sangat
penting baik untuk perkembangan organisasi maupun membaca persaingan pasar.
Dalam hal proses data menjadi suatu informasi merupakan sebuah kegiatan dalam
organisasi yang bersifat repetitif sehingga harus dilaksanakan secara sistematis dan
otomatis.

Audit adalah sebuah proses sistematis untuk secara objektif mendapatkan


dan mengevaluasi bukti mengenai pernyataan perihal tindakan dan transaksi
bernilai ekonomi, untuk memastikan tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut
dengan criteria yang telah ditetapkan, serta mengkomunikasikan hasil-hasilnya
pada para pemakai yang berkepentingan Dalam konteks pendidikan, Audit
terhadap Lembaga Pendidikan dilakukan pemerintah derngan melepas pengelolaan
lembaga pendidikan yang oleh pemerintah dan diberikan sepenuhnya kepada pihak
sekolah. Audit terhadap lembaga pendidikan tersebut diharapkan akan sesuai
dengan tujuan pembangunan Indonesia ke depan, yakni menciptakan kehidupan
masyarakat dan transparan (Russell, 2005).

Mendiskusikan posisi auditing bagi lembaga pendidikan, Audit erat


kaitannya dengan kegiatan komparasi antara standar yang ditetapkan dengan fakta
yang terjadi di lapangan. Standarstandar tersebut merupakan acuan yang harus
dicapai oleh suatu lembaga pendidikan. Biasanya pemerintah telah menentapkan

1
sejumlah standar yang harus dicapai, dan pada giliran berikutnya lembaga
pendidikan dapat menetapkan standar sesuai dan atau melampaui standar yang
telah ditetapkan oleh pemerintah (Ahmad, 2016).

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Auditing dalam pembiayaan pendidikan?


2. Apa saja jenis-jenis Auditing dalam pembiayaan pendidikan?
3. Bagaimana proses dan manfaat pengawasan pembiayaan pendidikan?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui konsep Auditing dalam pembiayaan Pendidikan.
2. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis Auditing dalam pembiayaan
Pendidikan.
3. Untuk menganalisis proses dan manfaat pengawasan pembiayaan pendidikan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar (Auditing) dalam Pembiayaan pendidikan


1. Pengertian Auditing
Auditing adalah jasa yang diberikan auditor dalam memeriksa laporan
keuangan yang disajikan dari pihak klien. Kegiatan audit bertujuan untuk
memeriksa apakah ada salah saji material atau kecurangan. Pemeriksaan atas
laporan keuangan bertujuan untuk menilai kewajaran laporan keuangan
berdasarkan standar akuntansi keuangan.
Menurut Mulyadi dalam A. Jaya & Karol (2016), audit adalah suatu
proses yang sistematis dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bukti-bukti
audit mengenai kegiatan ekonomi dari informasi laporan keuangan perusahaan
klien. Tujuannya adalah untuk memberikan laporan atau informasi mengenai
adanya tingkat perbedaan antara informasi kuantitatif dengan kriteria yang telah
ditetapkan dan pernah dilakukan oleh orang-orang independen dan kompeten.
Menurut Iskandar, Yen, & Anwar (2011), auditing adalah suatu proses
pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang
independen terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh pihak
manajemen atau klien beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti
lainnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran
laporan keuangan.
2. Tujuan Auditing
Tujuan umum audit menurut Sulistia & Artikel (2013) adalah untuk
menyatakan pendapat atas kewajaran, dalam semua hal yang bersifat material,
posisi keuangan dan hasil usaha serta arus kas sesuai dengan standar yang
berlaku. Sedangkan tujuan audit spesifik ditentukan berdasarkan asersi-asersi
yang dibuat oleh manajemen yang berada di dalam laporan keuangan.

3
Ada lima standar lingkup audit menurut Institute of Internal Auditor,
yaitu:
Pertama, Melakukan tinjauan atas keandalan dan integritas informasi
operasional an keuangan, serta bagaimana hal tersebut diidentifikasi, diukur,
diklasifikasi dan dilaporkan.
Kedua, Menetapkan apakah system telah didesain untuk sesuai dengan
kebijakan operasional dan pelaporan, perencanaan, prosedur, hukum, dan
peraturan yang berlaku.
Ketiga, Melakukan tinjauan mengenai bagaimana asset dijaga, dan
memverifikasi keberadaan asset tersebut.
Keempat, Mempelajari sumber daya perusahaan untuk menetapkan
seberapa efektif dan efisien mereka digunakan
Kelima, Melakukan tinjauan atas operasional dan program perusahaan,
untuk menetapkan apakah mereka telah dilaksanakan sesuai dengan rencana
dan apakah mereka dapat memenuhi tujuantujuan mereka (Jusuf, 2008).
3. Jenis- Jenis Auditor
Berdasarkan kelompok atau pelaksana audit, audit dibagi menjadi 4 jenis
yaitu:
a) Auditor Eksternal
Auditor eksternal adalah auditor yang bekerja untuk kantor akuntan
publik (KAP) yang statusnya diluar dari struktur perusahaan yang diaudit.
Umumnya auditor eksternal menghasilkan laporan atas financial audit.
b) Auditor Internal
Menurut Surat Keputusan Ketua Bapepam dan Lembaga Keuangan
Nomor: Kep-496/BL/2008 dalam Meikhati & Rahayu (2015) audit internal
adalah suatu kegiatan pemberi keyakinan dan konsultasi yang bersifat
independen dan obyektif, yang bertujuan untuk meningkatkan nilai dan
memperbaiki operasional perusahaan, dengan melakukan pendekatan yang

4
sistematis, dengan mengevaluasi dan meningkatkan efektifitas manajemen
resiko, pengendalian, dan proses tata kelola perusahaan.
c) Auditor Pajak
Auditor pajak bertugas melakukan pemeriksaan yang berkaitan dengan
pajak pada perusahaan klien, seperti ketaatan wajib pajak yang diaudit
terhadap undang-undang perpajakan yang berlaku.
d) Auditor Pemerintah
Tugas auditor pemerintah adalah menilai kewajaran informasi
keuangan yang disusun oleh instansi pemerintahan. Selain itu auditor
pemerintah juga melakukan penilaian terhadap efisiensi, efektifitas, dan
ekonomisasi operasi program dan penggunaan barang milik pemerintah.
Audit yang dilakukan pemerintah dapat dilakukan oleh Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) atau Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan
(BPKP).

B. Jenis-jenis Auditing di Lembaga Pendidikan


Pemeriksaan (auditing) adalah kegiatan yang menyangkut
pertanggungjawaban penerimaan, penyimpanan dan pembayaran atau penyerahan
uang yang dilakukan bendahara kepada pihak-pihak yang berwenang. Untuk
melaksanakan audit, diperlukan informasi yang dapat diverifikasi dan sejumlah
standar (kriteria) yang dapat digunakan sebagai pegangan pengevaluasian
informasi tersebut. Agar dapat diverifikasi, informasi harus dapat diukur.
Ada beberapa jenis pemeriksaan (audit) yaitu :
Pertama, pemeriksaan (audit) laporan keuangan, bertujuan menentukan
apakah laporan keuangan secara keseluruhan merupakan informasi yang terukur
dan sudah diverifikasi, disajikan sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu. Umumnya
adalah prinsip akuntansi yang berlaku umum. Seringkali juga dilakukan audit
keuangan yang disusun berdasarkan pada basis kas akuntansi lainnya yang sesuai
dengan kebutuhan organisasi yang bersangkutan. Asumsi dasar dari suatu audit

5
laporan keuangan adalah bahwa laporan tersebut akan lebih efisien
memperkerjakan satu auditor untuk melaksanakan audit dan membuat kesimpulan
yang dapat diandalkan oleh semua pihak daripada membiarkan masing-masing
pihak melakukan audit sendiri-sendiri.
Kedua, pemeriksaan (audit) operasional, merupakan penelaahan atas bagian
manapun dari prosedur dan metode operasi suatu organisasi untuk menilai efisiensi
dan efektivitasnya. Umumnya, pada saat selesainya audit operasional, auditor akan
memberikan sejumlah saran kepada manajemen untuk memperbaiki jalannya
operasi lembaga. Dalam audit operasional, tinjauan yang dilakukan tidak terbatas
pada masalah-masalah akuntansi, tetapi juga meliputi evaluasi terhadap struktur
organisasi, pemanfaatan komputer, metode produksi, pemasaran dan bidang-
bidang lain sesuai keahlian auditor. Pelaksanaan audit operasional dan hasil yang
dilaporkan lebih sulit untuk didefinisikan dari pada jenis audit lainnya.
Efisiensi dan efektivitas operasi suatu organisasi jauh lebih sulit
pengevaluasiannya secara objektif dibandingkan penerapan dan penyajian laporan
keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Kriteria yang
digunakan untuk evaluasi informasi terukur dalam audit operasional cenderung
subjektif. Pada praktiknya, auditor operasional cenderung memberikan saran
perbaikan prestasi kerja dibandingkan melaporkan keberhasilan prestasi kerja yang
sekarang. Dalam hal ini audit operasional lebih merupakan konsultasi manajemen
daripada audit.
Ketiga, pemeriksaan (audit) ketaatan, bertujuan mempertimbangkan apakah
auditi (klien) telah mengikuti prosedur atau aturan tertentu yang telah ditetapkan
pihak yang memiliki otoritas yang lebih tinggi. Suatu audit ketaatan pada lembaga
pendidikan, dapat termasuk penentuan apakah para pelaksana akuntansi
pendidikan telah mengikuti prosedur yang telah ditetapkan oleh lembaga
(Rosalina, A. D. 2007). Contohnya peninjauan standar biaya umum (SBU),
pemeriksaan perjanjian dengan pihak lain (mitra kerja, pihak perbankan atau para
kreditor).

6
C. Proses dan Manfaat Pengawasan Pembiayaan Pendidikan (Auditing)
Kegiatan pengawasan pembiayaan dikenal dengan istilah auditing yaitu
kegiatan yang berkenaan dengan kegiatan pertanggungjawaban penerimaan,
penyimpanan, dan pembayaran atau penyerahan uang yang dilakukan
Bendaharawan kepada pihak-pihak yang berwenang. Pengawasan pembayaan
pendidikan bertujuan untuk mengukur, membandingkan, menilai alokasi biaya dan
tingkat penggunaannya. Secara sederhana proses pengawasan terdiri dari:
1. Memantau (monitoring)
2. Menilai
3. Malampirkan hasil temuan, baik pada kinerja aktual maupun hasilnya
Langkah atau tahapan yang harus dilakukan dalam proses pengawasan
adalah sebagai berikut:
1. Penetapan standar atau patokan, baik berupa ukuran kuantitas, kualitas, biaya
maupun waktu.
2. Mengukur dan membandingkan antara kenyataan yang sebenarnya dengan
standar yang telah ditetapkan.
3. Menentukan tindak perbaikan atau koreksi yang kemudian menjadi materi
rekomendasi.
Pada dasarnya adalah semua kegiatan yang menyangkut
pertanggungjawaban penerimaan, penyimpanan dan pembayaran atau penyerahan
uang yang dilakukan bendaharawan kepada pihak-pihak yang berwenang. Bagi
unit unit yang ada di dalam departemen, mempertanggungjawabkan urusan ini
kepada BPK melalui departemen masing-masing. Auditing sangat penting dan
sangat bermanfaat bagi empat pihak, yaitu:
1. Bagi bendaharawan yang bersangkutan:

7
a. Bekerja dengan arah yang sudah pasti,

b. Bekerja dengan target waktu yang sudah di-tentukan,

c. Tingkat keterampilan dapat diukur dan dihargai,

d. Mengetahui denga jelas batas wewenang dan kewajiban,

e. Ada kontrol bagi dirinya terhadap godaan penyalahgunaan uang.

2. Bagi lembaga yang bersangkutan:

a. Dimungkinkan adanya sistem kepemimpinan terbuka,

b. Memperjelas batas wewenang dan tanggungjawab antar petugas,

c. Tidak menimbulkan rasa saling mencurigai,

d. Ada arah yang jelas dalam menggunakan uang yang diterima,

3. Bagi atasannya:

a. Dapat mengetahui bagian atau keseluruhan anggaran yang telah


dilaksanakan,

b. Dapat mengetahui tingkat keterlaksanaan serta hambatannya demi menyusun


anggaran tahun berikutnya,

c. Dapat diketahui keberhasilan pengumpulan, penyimpanan dan kelancaran


pengeluaran,

d. Dapat diketahui tingkat kecermatan dalam mempertanggungjawabkan,

e. Untuk memperhitungkan biaya kegiatan tahunan masa lampau sebagai


umpan balik bagi perencanaan masa datang,

f. Untuk arsip dari tahun ke tahun.

4. Bagi badan pemeriksa keuangan:

8
Ada patokan yang jelas dalam melaksanakan pengawasan terhadap uang
milik Negara, Ada dasar yang tegas untuk mengambil tindakan apabila terjadi
penyelewengan.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Auditing adalah jasa yang diberikan auditor dalam memeriksa laporan
keuangan yang disajikan dari pihak klien. Kegiatan audit bertujuan untuk
memeriksa apakah ada salah saji material atau kecurangan. Pemeriksaan atas
laporan keuangan bertujuan untuk menilai kewajaran laporan keuangan
berdasarkan standar akuntansi keuangan.

Ada beberapa jenis pemeriksaan (audit) yaitu pertama, pemeriksaan


(audit) laporan keuangan, bertujuan menentukan apakah laporan keuangan
secara keseluruhan merupakan informasi yang terukur dan sudah diverifikasi,
disajikan sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu. Kedua, pemeriksaan (audit)
operasional, merupakan penelaahan atas bagian manapun dari prosedur dan
metode operasi suatu organisasi untuk menilai efisiensi dan efektivitasnya.
Ketiga, pemeriksaan (audit) ketaatan, bertujuan mempertimbangkan apakah
auditi (klien) telah mengikuti prosedur atau aturan tertentu yang telah
ditetapkan pihak yang memiliki otoritas yang lebih tinggi.

Kegiatan pengawasan pembiayaan dikenal dengan istilah auditing


yaitu kegiatan yang berkenaan dengan kegiatan pertanggungjawaban
penerimaan, penyimpanan, dan pembayaran atau penyerahan uang yang
dilakukan Bendaharawan kepada pihak-pihak yang berwenang. Pengawasan
pembayaan pendidikan bertujuan untuk mengukur, membandingkan, menilai
alokasi biaya dan tingkat penggunaannya.

9
B. Saran
Setelah dibuatnya makalah ini, kami sebagai penyusun menyarankan
kepada semua pembaca yang membaca makalah ini dapat memberikan
beberapa saran, kritik, dan komentar terbaiknya guna mendukung proses
pembuatan makalah yang lebih baik kedepannya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Alwidayanto, dkk, 2017, MANAJEMEN KEUANGAN DAN PEMBIAYAAN


PENDIDIKAN, Gorontalo: IKAPIJABAR
Arikunto, Suharsimi dan Lia Y. 2008. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Adiya
Media.
Danumihardja, Mintarsih. 2004. Manajemen Keuangan Sekolah. Jakarta: Uhamka
Press.
Depdiknas. 2000. Pengkajian pembiayaan pendidikan dari masa ke masa. Jakarta:
Pusat Statistik Pendidikan
Fitriani, D. (2011). Jasa Audit dan Assurance: Pendekatan Terpadu. Jakarta: Salemba
Empat
Priyo, 2018, KONSEP AUDITING SYSTEM DALAM PENJAMINAN MUTU
PENDIDIKAN ISLAM, Jurnal Intelegensia, Vol. 06 No. 1
Tunggal, A. W. (2007). Dasar-Dasar Audit Manajemen. Jakarta: Harvarindo.

11
12

Anda mungkin juga menyukai