Anda di halaman 1dari 20

Nama : Andre Muktar Nasution

Nim : 0307181007
Prodi : MPI IV/III

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam proses pembelajaran bahwa penguasaan pengetahuan dan keterampilan
hidup yang dibutuhkan siswa dalam menghadapi kehidupan rill adalah merupakan
tujuan pendidikan. Tetapi dalam proses pembelajaran dalam kelas bagaiamana siswa
dapat menguasai dan memahami bahan ajar secara tuntas masih merupakan masalah
yang sulit. Hal tersebut dikarenakan bahwa dalam satu kelas para siswa adalah
merupakan makhluk sosial yang mempunyai latar belakang yang berbeda. Perbedaan
tersebut dapat dilihat dari aspek kecerdasan, pisikologis, biologis. Dari perbedaan
tersebut maka dapat menimbulkan beragamnya sikap dan anak didik di dalam kelas.
Menjadi tugas guru bagaiman menjadikan keanekaragaman karakteristik siswa
tersebut dapat diatasi sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
B. Rumusan Masalah
Maka berdasarkan dari latar belakang diatas kami mengusung rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengertian dari manajemen Ruang Belajar?
2. Bagaimana fungsi dan tujuan manajemen Ruang Belajar?
3. Bagaimana ruang lingkup manajemen Ruang Belajar?
4. Bagaimana prinsip-prinsip manajemen Ruang Belajar?

C. Tujuan Pembahasan Masalah


Dari rumusan masalah tersebut, makalah ini dibuat agar pembaca dapat
mengetahui:

1
1. Pengertian dari manajemen Ruang Belajar.
2. Fungsi dan tujuan Ruang Belajar
3. Ruang lingkup manajemen Ruang Belajar
4. Prinsip-prinsip manajemen Ruang Belajar

2
KAJIAN TEORI

A.Pengertian

Ruang belajar atau belajar adalah ruangan yang dibatasi empat dinding atau
tempat peserta didik belajar (Mutohar, 2013:60). Selanjutnya Mutohar menjelaskan
definisi manajemen ruang belajar yaituproses atau upaya yang dilaksanakan secara
sistematis untuk menciptakan atau mewujudkan kondisi belajaryang dinamis dan
kondusif dalam upaya menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien.

Menurut Rukmana dan Suryana (2011:109) manajemen ruang belajar adalah


proses pemberdayaan sumber daya baik material element maupun human element di
dalam belajarsehingga memberikan dukungan terhadap kegiatan belajar siswa dan
mengajar guru.

B.Tujuan

Manajemen ruang belajar pada umumnya bertujuan untuk meningkatkan


efektifivitas dan efisiensi dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Berkaitan dengan
tujuan manajemen ruang belajar,Rukmana dan Suryana (2011:109) menjelaskan
sebagai berikut:

1. Mewujudkan situasi dan kondisi ruang belajar, baik, sebagai lingkungan


belajar maupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan peserta didik
untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
2. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya
interaksi pembelajaran.
3. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung
dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional,
dan intelektual siswa dalam ruang belajar.

3
4. Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang sosial,
ekonomi, budaya serta sifat-sifat individualnya.

C.Prinsip-Prinsip

Prinsip yang perlu diperhatikan dalam manajemen ruang belajar dikemukakan


oleh Loiseel (Mutohar, 2014:139) adalah sebagai berikut:

1. Visibilitas (keleluasaan pandang)


Visibilitas terkait dengan penempatan dan penataan barang-barang di
dalam ruang belajartidak mengganggu pandanganpeserta didik, sehingga
peserta didik secara leluasa dapat memandang guru, benda/kegiatan yang
sedang berlangsung. Begitu pula guru harus dapat memandang seluruh peserta
didik ketika proses pembelajaran berlangsung.
2. Aksesbilitas (mudah diakses)
Penatang ruang belajar harus dapat memudahkan peserta didik untuk
meraih/mengambil barang-barang yang dibutuhkannya selama proses
pembelajaran berlangsung. Selain itu, jarak antara tempat duduk harus cukup
dilalui peserta didik sehingga peserta didik dapat bergerak dengan mudah dan
leluasa, serta tidak menganggu peserta didik lain.
3. Fleksibilitas (keluwesan)
Barang-barang di dalam ruang belajar hendaknyamudah ditata dan
dipindahkan, sesuai dengan kebutuhan proses pembelajaran seperti penataan
tempat duduk yang perlu diubah jika proses pembelajaran menggunakan
metode diskusi dan kelompok kerja.
4. Kenyamanan
Prinsip kenyamanan ini berkenaan dengan menata ruang belajar terkait
dengan hal-hal sebagai berikut:
a. Pencahayaan

4
Pencahayaan tidak hanya mempengaruhi keadaan fisik, namun juga
memiliki pengaruh terhadap psikologi dan keindahan ruang. Pencahayaan
ruang belajar yang kurang akan menyebabkan kelelahan pada mata dan
menyebabkan sakit kepala, sehingga dapat mempengaruhi semangat peserta
didik dalam melakukan proses pembelajaran di belajar. Pencahayaan yang
baik dapat diperoleh jika tersedia jendala dan ventilasi yang cukup. Namun
perlu juga diperhatikan agar penataan temapt duduk tidak membuat
pencahayaan dari luar menyilaukan penglihatan peserta didik, karena sinar
yang terlalu kuat juga akan mengganggu penglihatan.
b. Penghawaan/suhu udara
Suhu udara ruang belajar berpengaruh terhadap konsentrasi peserta
diidik. Jika peserta didik merasa kurang nyaman dalam suhu ruangan,
konsentrasi dan perhatiannya akan beralih dan tersita oleh ketidaknyamanan
fisik mereka. Jika hal itu terjadi maka proses pembelajaran menjadi tidak
efektif, oleh karena itu sirkulasi udara dan kondisi jendala sangat penting.
c. Akustik
Lingkungan belajar yang tenang adalah kebutuhan dasar dalam
pendidikan. Bukan hanya untuk peserta didik tetapijuga untuk guru. Ruang
belajar yang bising menyebabkan peserta didik yang sedang mengikuti proses
pembelajaran cepat merasa lelah karena pengaruh pendengaran dan sukar
untuk berkonsentrasi.
d. Kepadatan belajar
Kepadatan belajar berkenaan dengan jumlah peserta didik dalam ruang
belajaryang akan mempengaruhi kualitas proses belajar.

5.Keindahan

5
Prinsip keindahan ini berkenaan dengan menata ruang belajar yang
menyenangkan dan kondusif bagi proses pembelajaran. Ruang belajar yang indah dan
menyenangkan dapat berpengaruh positif pada sikap dantingkah laku peserta didik
terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan.

D.Standar Ruang Belajar

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang


Standar Sarana dan Prasarana Sekolah/Madrasah memaparkan tentang sarana dan
prasarana ruang belajaruntuk jenjang pendidikan sebagai berikut:

1.Sekolah Dasar

Untuk sekolah dasar standar sarana dan prasarana ruang belajardijabarkan


sebagai berikut:

a. Ruang belajar adalah tempat kegiatan pembelajaran teori, praktek yangtidak


memerlukan peralatan khusus, atau praktek dengan alat khusus yangmudah
dihadirkan.
b. Jumlah minimum ruangbelajarsama dengan banyak rombongan belajar.
c. Kapasitas maksimum ruang belajaradalah 28 peserta didik.
d. Rasio minimum luas ruang belajaradalah 2 m2/peserta didik. Untuk
rombonganbelajar dengan peserta didik kurang dari 15 orang, luas minimum
ruang belajaradalah 30 m2. Lebar minimum ruang belajaradalah 5 m.
e. Ruang belajarmemiliki jendela yang memungkinkan pencahayaan
yangmemadai untuk membaca buku dan untuk memberikan pandangan ke
luarruangan.
f. Ruang belajarmemiliki pintu yang memadai agar peserta didik dan guru
dapatsegera keluar ruangan jika terjadi bahaya, dan dapat dikunci dengan baik
saattidak digunakan.

6
2.Sekolah Menengah Pertama

Untuk sekolah menengah pertama, standar sarana dan prasarana ruang


belajardijabarkan sebagai berikut:

a. Fungsi ruang belajaradalah tempat kegiatan pembelajaran teori, praktek


yangtidak memerlukan peralatan khusus, atau praktek dengan alat khusus
yangmudah dihadirkan.
b. Jumlah minimum ruang belajarsama dengan banyak rombongan belajar.
c. Kapasitas maksimum ruang belajar32 peserta didik.
d. Rasio minimum luas ruang belajar2 m2/peserta didik. Untuk rombongan
belajardengan peserta didik kurang dari 15 orang, luas minimum ruang
belajar30 m2.Lebar minimum ruang belajar5 m.
e. Ruang belajarmemiliki jendela yang memungkinkan pencahayaan
yangmemadai untuk membaca buku dan untuk memberikan pandangan ke
luarruangan.
f. Ruangbelajarmemiliki pintu yang memadai agar peserta didik dan guru
dapatsegera keluar ruangan jika terjadi bahaya, dan dapat dikunci dengan baik
saat tidak digunakan.

3.Sekolah Menengah Atas

Untuk sekolah menengah atas, standar sarana dan prasarana ruang


belajardijabarkan sebagai berikut:

a. Fungsi ruang belajaradalah tempat kegiatan pembelajaran teori, praktek


yangtidak memerlukan peralatan khusus, atau praktek dengan alat khusus
yangmudah dihadirkan.
b. Jumlah minimum ruang belajarsama dengan banyak rombongan belajar.
c. Kapasitas maksimum ruang belajar32 peserta didik.

7
d. Rasio minimum luas ruang belajar2 m2/peserta didik. Untuk rombongan
belajardengan peserta didik kurang dari 15 orang, luas minimum ruang
belajar30 m2.
e. Lebar minimum ruang belajar5 m.
f. Ruang belajarmemiliki jendela yang memungkinkan pencahayaan
yangmemadai untuk membaca buku dan untuk memberikan pandangan ke
luarruangan.
g. Ruang belajarmemiliki pintu yang memadai agar peserta didik dan guru
dapatsegera keluar ruangan jika terjadi bahaya, dan dapatdikunci dengan baik
saattidak digunakan.

E.Manajemen Ruang Belajar

Manajemen ruang belajar memilki fungsi-fungsi sebagai berikut:

1.Perencanaan

Merencanakan adalah membuat suatu target-target yang akan dicapai atau


diraih di masa depan. Dalam hal manajemen ruangbelajar maka merencanakan
dimaksudkan adalah proses memikirkan dan menetapkan secara terencana dalam
mengkaji seluruh aspek terkait dengan pengadaan ruang belajar baru dan pengelolaan
ruangbelajar yang sudah ada.Perencanaan ruang belajar menurut Hamiyah dan Jauhar
(2015:149) meliputi:

a. Perencanaan kebutuhan tambahan ruang belajar dengan adanya penambahan


daya tampung sekolah atau rehabilitasi ruang belajaryang mengalami
kerusakan ringan maupun kerusakan berat.
b. Perencanaan proses ruang belajar baru atau hasil rehab dan ruang belajar yang
dimiliki. Jika sekolah telah membangun ruang belajar barumaka perlu

8
direncanakan pendayagunaannya. Apakah untuk ruang teori atau untuk ruang
lainnya, hal ini perlu diprogramkan agar berfungsi efektif dan efisien.
c. Perencanaan proses pengadaan atau proses rehabilitas. Proses pengadaan
ruang belajar atau proses rehabilitasi akan dapatdilaksanakan jika sekolah
tersebut mengajukan permohonan kepada dinas terkait.
d. Perencanaan kebutuhan perabot untuk berfungsinya penggunaan ruang belajar
baru. Biasanya dengan adanya ruang belajar baru maka kebutuhan perabot
disesuaikan.
e. Perencanaan inventarisasi, pemeliharaan dan pelaporan. Dalam hal
pemeliharaan dan pelaporan ruang belajar perlu dilakukan setiap saat. Sebab
jika ruang belajar tidak dipelihara maka sudah dipastikan ruang belajar dan
perabot di dalamnya akan cepat rusak dan hancur.

Prosedur yang dapat dilakukan dalam perencanaan ruang belajar adalah:

a. Analisis terhadap meubelir yang dibutuhkan di dalam ruang belajar.


b. Analisis terhadap alat atau media yang dapat diletakkan dan atau disimpan di
ruang belajar.
c. Merencanakan pengadaan barang di ruang belajar sebagai bagian integral dari
proses pembelajaran.

2.Pengorganisasian

Agar ruang belajar dapat berfungsi dengan baik misalnya untuk teori maupun
praktek maka pengorganisasian dan fungsionalitas ruang belajar ini diatur di bawah
kendali kepala sekolah dengan memberikan wewenang kepada salah satu wakil
kepala sekolah untuk bertanggung jawab dalam hal pengorganisasian dan
pemeliharaannya. Pengorganisasian dalam kaitannya dengan manajemen ruang
belajar bermakna adalah:

9
a. Menentukansumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan pengelolaan ruang belajar.
b. Membagitugas dalam hal mengelola ruang belajar.Hal ini dilakukan agar
benar-benar ruang belajar itu dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien.
c. Mendelegasikanwewenang dan tanggung jawab dalam hal pemeliharaan ruang
belajar.

3.Pengendalian dan pengawasan

Pengendalian adalah proses untuk memastikan bahwa aktivitas sebenarnya


sesuai dengan aktivitas yang direncanakan dalam mengelola ruang belajar. Ruang
belajar agar kondisinya selalu bersih dan baik harus selalu diawasi dan dikontrol serta
dijaga oleh semua warga sekolah. Proses pengendalian dan pengawasan dapat
melibatkan beberapa elemen yaitu:

a. Menetapkanstandar kerja dalam mengelola ruang belajar.


b. Mengukurkinerja dalam mengelola ruang belajar.
c. Membandingkanunjuk kerja dengan standar kerja yang telah ditetapkan.
d. Mengambiltindakan saat terdeteksi terjadinya penyimpangan.

4.Pemeliharaan

Pemeliharaan adalah kegiatan merawat, memelihara dan menyimpan barang-


barang di ruang belajar dan juga memelihara dan merawat ruang belajar itu sendiri.
Pemeliharaan iniperlu dilakukan agar meubelir dan media lainnya yang terdapat di
dalam ruang belajar dalam kondisi baik dan siap pakai.

F.Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Ruang Belajar

10
Berhasilnya manajemen ruang belajar dalam memberikan dukungan terhadap
pencapaian tujuan pembelajaran setidaknya dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor sebagai
berikut:

1.Kondisik fisik

Lingkungan fisik tempat belajar mempunyai pengaruh penting terhadpa hasil


pembelajarab. Lingkungan fisik yang menguntungkan dan memenuhi syarat minimal
mendukung meningkatnya intensifitas proses pembelajarab dan mempunyai pengaruh
positif terhadap pencapaian tujuan pembelajaran. Lingkungan fisik tersebut meliputi:
(a) ruang belajar itu sendiri, (b) pengaturan tempat duduk, (c) ventilasi dan
pengaturan cahaya, dan (d) pengaturan dan penyimpangan barang-barang.

2.Kondisi sosio-emosional

Kondisi sosio-emosional dalam belajarakan mempunyai pengaruh yang cukup


besar terhadap proses pembelajaran, kegairahansiswa dan efektivitas tercapainya
tujuan pembelajaran. Kondisi sosio-emosional tersebut meliputi: (a) tipe
kepemimpinan, (b) sikap guru, (c) suara guru, dan (d) pembinaan hubungan baik.

3.Kondisi organisasional

Kegiatan rutin yang secara organisasional dilakukan baik tingkat


belajarmaupun tingkat sekolah akan dapat mencegah masalah manajemen ruang
belajar. Melalui kegiatan rutin yang telah diatur secara jelas dan telah
dikomunikasikan secara terbuka sehingga jelas akan menyebabkan tertanamnya
kebiasaan yang baik. Di samping itu akanterbiasa bertingkah laku secara teratur dan
penuh disiplin pada semua kegiatan yang bersifat rutin tersebut.

11
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manajemen Ruang Belajar


Manajemen Ruang Belajar adalah keterampilan guru sebagai leader sekaligus
manajer dalam menciptakan ikim kelas yang kondusif untuk meraih keberhasilan
kegiatan belajar-mengajar.
Karateristik kondisi kelas yang mendukung keberhasilan belajar mengajar,
yaitu kelas memiliki sifat merangsang dan menantang untuk selalu
belajar,memberikan rasa aman, dan memberikan kepuasan terhadap peserta didik
setelah melaksanakan kegiatan belajar dikelas.
Usaha efektif yang harus dilakukan oleh seorang guru :
a. Guru mengetahui secara tepat faktor – faktor yang dapat menunjang
terciptanya kondisi yang menguntungkan dalam kegiatan belajar –
mengajar.
b. Guru mengenal masalah – masalah yang diperkirakan muncul dalam
kegiatan belajar mengajar yang dapat merusak iklim belajar di kelas.
c. Guru menguasai berbagai pendekatan dalam manjemen kelas dan
mengetahui kapan dan masalah apa untuk suatu pendekatan
digunakan.
Sasaran manajemen Ruang Belajar :
1. Pengelolaan ruang Belajar
Meliputi pengadaan dan pengaturan ventilasi, tempat duduk peserta
didik, alat – alat peraga pembelajarn.
2. Pengelolaan peserta didik
Berkaitan dengan pemberian stimulus dalam membangkitkan dan
mempertahankan kondisi motivasi peserta didik untuk secara sadar berperan
aktif dan terlibat dalam kegiatan belajar.

12
B. Fungsi Dan Tujuan Manajemen Ruang Belajar
Manajemen Ruang Belajar selain memberi makna penting bagi tercipta dan
terpeliharanya kondisi kelas yang optimal, manajemen Ruang Belajar berfungsi :
1. Memberi dan melengkapi fasilitas untuk segala macam tugas, misalnya membantu
kelompok dalam pembagian tugas, membantu pembentukan kelompok,
membantu kerjasama dalam menemukan tujuan-tujuan organisasi, membantu
individu agar dapat bekerjasama dengan kelompok/kelas, membantu prosedur kerja
dan mengubah kondisi kelas.
2. Memelihara agar tugas itu dapat berjalan lancar.
a. Tujuan manajemen Ruang Belajar diantaranya adalah:
1. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, sebagai lingkungan
pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk
mengembangkan kemampuan mereka semaksimal mungkin.
2. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi
terwujudnya interaksi pembelajaran.
3. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta media pembelajaran yang
mendukung dan memungkinkan peserta didik belajar sesuai dengan
lingkungan sosial, emosional dan intelektual mereka dalam kelas.
4. Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang sosial,
ekonomi, budaya, dan sifat-sifat individunya.
C. Ruang Lingkup Manajemen Ruang Belajar
a. Manajemen kurikulum
Kurikulum adalah suatu cakupan kerja yang digunakan oleh seorang guru
sebagai pedoman yang akan dicapai di dalam proses belajar mengajar. Jadi
manajemen kurikulum adalah sebuah perencanaan atau pengarahan untuk
menyelesaikan kurukulum tersebut.
b. Manajemen peserta didik

13
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri
melalui proses pembelajaran yang tersedia baik dari jalur jenjang dan jenis
pendidikan tertentu. Jadi, manajemen peserta didik adalah suatu proses kegiatan yang
rencanakan dan diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara kontinu terhadap
seluruh peserta didik (dalam lembaga pendidikan yang bersangkutan) agar dapat
mengikuti PBM dengan efektif dan efesien, UUSPN (2003 ).
c. Kegiatan akademik
Kegiatan akademik dikategorikan sebagai kegiatan PBM (teaching),
diantaranya membuat persiapan sebelum mengajar, melaksanakan pengajaran yang
telah dipersiapkan, dan menilai sejauh mana pelajaran yang sudah disajikan itu
berhasil dan dikuasai peserta didik
d. Kegiatan administratif
Kegiatan administratif dikategorikan sebagai kiegiatan "non teaching"
sebagai kondisi-kondisi yang perlu diperhatikan guru bagi kelancaran mengajarnya
seperti kegiatan-kegiatan procedural, dan kegiatan organisasional.
Berdasarkan uraian di atas, selanjutnya ruang lingkup manajemen kelas dapat
diklasifikasikan menjadi dua yaitu :
1. Fisik, pengelolaan kelas yang memfokuskan pada hal-hal yang bersifat fisik
mencakup pengaturan siswa dalam belajar, ruang belajar, dan perabot kelas.
2. Nonfisik pengelolaan kelas yang memfokuskan pada aspek interaksi siswa dengan
siswa lainnya, siswa dengan guru dan lingkungan kelas atau sekolahnya sebelum,
selama, dan setelah pembelajaran. Atas dasar ini aspek psikologis, social, dan
hubungan interpersonal perlu diperhatikan. Imam gunawan.
D. Prinsip – Prinsip Ruang Belajar
Ada enam prinsip yang harus dipahami oleh seorang guru dalam kegiatan
manajemen kelas yang efektif :
a. Hangat dan antusias

14
Hangat dalam konteks manajemen kelas adalah sikap penuh kegembiraan dan
penuh kasih sayang kepada peserta didik. Sementara antusias dalam konteks
manajemen kelas adalah sikap bersemangat dalam kegiatan mengajar
b. tantangan
berikut ini beberapa kegiatan yang dapat dilakukan oleh seorang guru dalam
memberikan tantangan kepada peserta didik :
1. melakukan evaluasi sederhana secara berkala setiap minggu
2. mengaitkan materi pelajaran dengan berbagai fakta dilapangan
3. mengajarkan keterampilan hidup dalam kegiatan belajar kepada peserta didik
c. bervariasi
tujuanya adalah :
1. untuk menarik dan meningkatkan perhatian peserta didik terhadap materi pelajaran
2. memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan bakat dan
minatnya terhadap mata pelajaran yang diajarkan
3. menanamkan perilaku yang positif pada peserta didik untuk mengembangkan bakat
dan minatnya terhadap mata pelajaran yang diajarkan
4. memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan tingkat
perkembangan dan kemampuanya
d. keluwesan
keluwesan dalam konteks manajemen Ruang Belajar merupakan perilaku
seorang guru untuk mengubah metode belajar mengajar sesuai dengan kebutuhan
peserta didik dan kondisi kelas untuk mencegah munculnya gangguan belajar
e. penekanan pada hal – hal yang positif
penekanan yang dilakukan oleh seorang guru terhadap perilaku peserta didik
yang positif
f. penanaman disiplin diri

15
mendidik peserta didik untuk berperilaku baik, mendidik peserta didik untuk
menjauhi perilaku buruk

16
KESIMPULAN

Ruang belajar atau belajar adalah ruangan yang dibatasi empat dinding atau
tempat peserta didik belajar. Menurut Rukmana dan Suryana manajemen ruang
belajar adalah proses pemberdayaan sumber daya baik material element maupun
human element di dalam belajarsehingga memberikan dukungan terhadap kegiatan
belajar siswa dan mengajar guru. Manajemen ruang belajar pada umumnya bertujuan
untuk meningkatkan efektifivitas dan efisiensi dalam pencapaian tujuan
pembelajaran. Prinsip yang perlu diperhatikan dalam manajemen ruang belajar
dikemukakan oleh Loiseel (Mutohar, 2014:139) adalah sebagai berikut:

1. Visibilitas (keleluasaan pandang)


2. Aksesbilitas (mudah diakses)
3. Fleksibilitas (keluwesan)
4. Kenyamanan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang


Standar Sarana dan Prasarana Sekolah/Madrasah memaparkan tentang sarana dan
prasarana ruang belajaruntuk jenjang pendidikan. Merencanakan adalah membuat
suatu target-target yang akan dicapai atau diraih di masa depan. Dalam hal
manajemen ruangbelajar maka merencanakan dimaksudkan adalah proses
memikirkan dan menetapkan secara terencana dalam mengkaji seluruh aspek terkait
dengan pengadaan ruang belajar baru dan pengelolaan ruangbelajar yang sudah
ada.Perencanaan ruang belajar menurut Hamiyah dan Jauhar. Agar ruang belajar
dapat berfungsi dengan baik misalnya untuk teori maupun praktek maka
pengorganisasian dan fungsionalitas ruang belajar ini diatur di bawah kendali kepala
sekolah dengan memberikan wewenang kepada salah satu wakil kepala sekolah untuk
bertanggung jawab dalam hal pengorganisasian dan pemeliharaannya. Pengendalian
adalah proses untuk memastikan bahwa aktivitas sebenarnya sesuai dengan aktivitas

17
yang direncanakan dalam mengelola ruang belajar. Ruang belajar agar kondisinya
selalu bersih dan baik harus selalu diawasi dan dikontrol serta dijaga oleh semua
warga sekolah. Pemeliharaan adalah kegiatan merawat, memelihara dan menyimpan
barang-barang di ruang belajar dan juga memelihara dan merawat ruang belajar itu
sendiri. Pemeliharaan iniperlu dilakukan agar meubelir dan media lainnya yang
terdapat di dalam ruang belajar dalam kondisi baik dan siap pakai. Berhasilnya
manajemen ruang belajar dalam memberikan dukungan terhadap pencapaian tujuan
pembelajaran setidaknya dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor sebagai berikut:

1. Kondisik fisik
2. Kondisi sosio-emosional
3. Kondisi organisasional

18
DAFTAR PUSTAKA

Amtu, Onisimus. Manajemen Pendidikan di EraOtonomi Daerah. Bandung:


Alfabeta, 2011.

Andang. Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Yogyakarta: Ar-Ruzz


Media. 2014.

Anwar, Moch. IdochiSistem Informasi Manajemen Dan Perencanaan Pembangunan


Pendidikan.Bandung: Angkasa, 1986.

Atmosudirjo, Prajudi. Dasar-Dasar Ilmu Administrasi. Jakarta: Ghalia Indonesia.


1982.

Bafadal, Ibrahim. Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar, Dari Sentralisasi


Menuju Desentralisasi. Jakarta: Bumi Aksara.2003.

______________. Manajemen Perlengkapan Sekolah. Teori dan Aplikasinya. Jakarta:


Bumi Aksara. 2014.

Cunningham, Wiliam G. Systematic Planning for Educational Change. First Edition.


California: Mayfield Publishing Company, 1982.

Danim, Sudarwan, dan Danim, Yunan. Administrasi Sekolah Dan Manajemen Kelas.
Bandung: Pustaka Setia. 2010.

Daryanto. Administrasi dan Manajemen Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta, 2013.

Enoch, Jusuf.Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan.Jakarta: Bumi Aksara, 1995.

Fattah, Nanang. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya,


2013.

19
Gibson, James L., Donelly, J.H. dan Ivancevich, J.M. Manajemen. Alihbahasa: Zuhad
Ichyaudin. 1996.

Hamalik, Oemar. 1991. Perencanaan Dan Manajemen Pendidikan. Bandung: Mandar


Maju.

Hamiyah, Nurdan Jauhar, Muhammad. Pengantar Manajemen Pendidikan di Sekolah.


Jakarta: Prestasi Pustaka, 2015.

20

Anda mungkin juga menyukai