dalam Islam"
Disusun Oleh :
Kelompok 12
MEDAN
2021
2
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Dialah Allah yang Maha Pencipta, yang Maha Pemilik dan yang Maha Pemelihara,
segala puja dan puji hanya milik Allah SWT. Sehingga atas kehendak-Nya kami dapat
menyelesaikan Makalah tentang “Nasehat, cerita, peristiwa, ganjaran, dan ancaman
sebagai metode bimbingan dalam Islam”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan banyak
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancarkan pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami untuk menyelesaikan tugas ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kata sempurna, oleh karenanya saya menampung segala kritik dan saran untuk lebih
menggali dan mempelajari lebih lanjut tentang kesempurnaan isi makalah yang kami
buat ini.
Kelompok 12
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan Masalah....................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................2
A. Pengertian Metode................................................................................2
B. Metode Bimbingan Islam.....................................................................3
A. Kesimpulan...........................................................................................8
B. Saran.....................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana nasehat dalam metode bimbingan konseling islam?
2. Bagaimana cerita dalam metode bimbingan konseling islam?
3. Bagaimana peristiwa dalam metode bimbingan konseling islam?
4. Bagaimana ganjaran dalam metode bimbingan konseling islam?
5. Bagaimana ancaman metode bimbingan konseling islam?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui nasehat dalam metode bimbingan konseling islam?
2. Untuk mengetahui cerita dalam metode bimbingan konseling islam?
3. Untuk mengetahui peristiwa dalam metode bimbingan konseling islam?
4. Untuk mengetahui ganjaran dalam metode bimbingan konseling islam?
5. Untuk mengetahui ancaman metode bimbingan konseling islam?
1
Quackenbos,S., Privette, G., & Klentz,B., 1985, Psychotherapy: Sacred or Secular? Journal of
Counseling and Development. Alexandra: American Association for Counselling and Development.
Vol.63, January 1985. 290-293
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Metode
Metode berasal dari dua perkataan yaitu meta yang artinya melalui dan
hodosyang artinya jalan atau cara. Jadi metode artinya suatu jalan yang dilalui untuk
mencapai tujuan. Sementara itu , pendidikan merupakan usaha membimbing dan
membina serta bertanggung jawab untuk mengembangkan intelektual pribadi anak
didik ke arah kedewasaan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Maka pendidikan Islam adalah sebuah proses dalam membentuk manusia-manusia
muslim yang mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya untuk mwujudkan
dan merealisasikan tugas dan fungsinya sebagai Khalifah Allah swt., baik kepada
Tuhannya, sesama manusia, dan sesama makhluk lainnya. Pendidikan yang dimksud
selalu berdasarkan kepada ajaran Al Qur'an dan Al Hadits. Oleh karena itu, yang
dimaksud dengan metodologi pendidikan Islam adalah cara yang dapat ditempuh
dalam memudahkan pencapaian tujuan pendidikan Islam.
2
Tugas utama metode pendidikan Islam adalah mengadakan aplikasi prinsip-
prinsip psikologis dan paedagogis sebagai kegiatan antar hubungan pendidikan yang
terealisasi melalui penyampaian keterangan dan pengetahuan agar siswa
mengetahui, memahami, menghayati, dan meyakini materi yang diberiakan, serta
meningkatkan ketrampilan olah pikir.
1. Metode Keteladanan
Sebagaimana firman Allah berkaitan dengan suri teladan adalah salah satu
metode yang harus ditunjukkan oleh konselor sekolah bagaimana semestinya
berbuat untuk memberi contoh dan bagaimana semestinya menyampaikan informasi
kepada konseli /siswa supaya tidak bertentangan apa yang disampaikan dengan apa
yang dilakukan, hal ini terdapat dalam surah al-Ahzab/ 33: 21,
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan)
hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.”2
2. Metode Penyadaran
2
Q.S. Al-Ahzab/ 33: 21.
3
Artinya: Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; Sesungguhnya
kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat). (2)
(ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita
yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala
wanita yang hamil, dan kamu Lihat manusia dalam Keadaan mabuk, Padahal
sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat kerasnya.3
3. Metode Penalaran
4. Metode Kisah
Dalam Al-qur‘an sudah banyak kisah-kisah dialog yang dilakukan para Nabi
kepada kaumnya kisah-kisah ini dapat dijadikan sebagai metode untuk
menjadicontoh penerangan bagi perilaku yang diharapkan mengikuti kehendak
Allah dan menghindari dari perilaku yang tidak disukai oleh Allah. Dari keterangan
di atas cukup banyak metode yang dapat diterapkan dalam menyelenggarakan
Bimbingan Konseling Islami. Dalam Q. S. Yusuf/ 12: 3, disebutkan bahwa kisah-
kisah yang diceritakan dalam Al Qur’an ditujukan sebagai media untuk
mengingatkan bagi orang yang lalai.
4
digunakan oleh Nabi tergambar dengan cara lemah lembut Nabi ketika berbicara
kepada kaum Jahiliyyah serta kemampuan komunikasi beliau dengan
mengutamakan kabar gembira (basyira/reward) dari pada peringatan
(nadzira/punished).
Prinsip rahmah (kasih sayang) dan pemaaf merupakan ekspresi dari basyiro
(reward) yang sudah seharusnya dalam aktivitas sehari-hari dalam pelayanan
Bimbingan Konseling Islam. Mengutamakan prinsip basyira dalam pelayanan
Bimbingan Konseling islami tentunya akan lebih dapat menumbuhkan sense of
guilty (rasa bersalah) dan lebih bermakna daripada mengutamakan pendekatan
punishment. Ternyata kesuksesan Walisongo dalam mengemban tugas dakwah dan
membimbing masyarakat jawa dahulu tidak lepas dari sikap lemah lembut, dan
kasih saying sembari berpesan: “sayangi, hormati dan jagalah anak didikmu,
hargailah tingkah laku mereka, sebagaimana engkau memperlakukan anak
turunmu”.4
Metode yang terdapat dalam konseling Islami setidaknya terbangun atas dasar
rasa empati dan simpati terhadap kondisi konseli yang sedang mengalami masalah
yang ada dalam dirinya. Pengakuan bahwa pada dasarnya konseli sedang berada
pada kondisi lemah dan dipengaruhi kekuatankekuatan negatif yang membutuhkan
konselor untuk dapat membantu menuju perilaku yang positif hendaknya dihormati
dengan memperlakukan dengan cinta. Nuansa saling menghormati dan menyakini
bahwa fitrah manusia adalah baik harus ditempatkan sebagai asas pelaksanaan
konseling Islami dengan menggunakan metode dan tindakan yang baik lagi santun.
Subandi dan Sambas menelusuri beberapa metode yang pernah digunakan dalam
pelaksanaan Konseling Islam, sebagai berikut:5
4
Abdurrahman Mas’ud, Menuju Paradigma Islam Humanis, (Yogyakarta: Gama Media, 2003),
hlm. 97
5
Ahmad Subandi dan SyukriadiSambas, Dasar-dasar Bimbingan: Al Irsyad dalam Dakwah Islam,
(Bandung: KP Hadid IAIN Sunan Gunung Djati, 1999), hlm. 87-89.
5
b. Metode levelisasi (Muaraat al Mustawiyat) adalah pemahaman konselor
dalam proses konseling yang didasari atas tingkat kemauan konseli
dalam mengikuti konseling dan kemampuan konseli dalam memahami
masalah yang ada pada dirinya.
c. Metode variasi (al Tanwil wa al Thagyir), yaitu sebuah metode yang
digunakan oleh konselor dalam proses konseling dengan memperhatikan
waktu konseling, materi yang disampaikan, tempat dan kondisi konseli
yang bertujuan menghilangkan rasa jenuh baik bagi konselor maupun
konseli.
d. Metode keteladanan (al Uswah wa al Qudwah), proses dalam sebuah
konseling, dimana seorang konselor secara murni tanpa dibuat-buat
menunjukkan sikap dan perilaku santun, beribadah, sabar, tawadhu’,
tegas, dan pemaaf dalam menghadapi berbagai macam latar belakang
konseli.
e. Metode aplikatif (al Tathbiqi), adalah proses konseling dengan model
pelatihan.
f. Metode pengulangan (al takriri), yaitu proses konseling yang dilakukan
secara berulang-ulang, agar masalah yang dihadapi oleh konseli dapat
diatasi dengan tuntas, dan mencapai kemandirian konseli.
g. Metode evaluatif (al Taqyim), adalah metode yang digunakan untuk
menganalisa pemahaman konseli dan memonitoring sampai sejauh mana
keberhasilan konseli dalam memahami masalah yang dihadapinya.
h. Metode dialog (al Hiwar), yaitu cara yang digunakan oleh konselor
dalam proses konseling melalui tanya jawab, dengan menggunakan
teknik verbal, seperti konfrontasi, personalisasi, paraphrasing, dan lain
sebagainya.
i. Metode anologi (al qiyas), cara dalam konseling, dimana konselor
menggunakan analogi sebagai metode untuk menyadarkan konseli.
j. Metode cerita (al Qishos), proses konseling dengan menggunakan kisah-
kisah sebagai bahan pertimbangan bagi konseling.
6
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Sekian makalah yang telah disusun, penulis menyadari bahawa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun selalu pemakalah harahapkan demi kesempurnaan isi
makalah kami.Akhir kata, pemakalah sampaikan terimakasih kepada semua
pihak yang telah berperan serta dalam menyusun makalah ini dari awal sampai
akhir.
8
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Mujib dan Yusuf Muzdakir, Nuansa-Nuansa Psikologi Islami, Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2001