Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PERAN MANAJEMEN DALAM PERPUSTAKAAN

Dosen pengampu :

Ummul Khaerah S.I.P.,M.I.P

DISUSUN OLEH :

RAHMAT HIDAYAT (194180023)

LALU ACHAMDINA MURSALIN (194180012)

LISMAWATI (194180008)

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN DAN IFORMASI ISLAM

FAKULTAS USHULUDIN ADAB DAN DAKWAH

IAIN PALU

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul PERAN
MANAJEMEN DALAM PERPUSTAKAAN ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
kelompok dosen pada mata kuliah MANAJEMEN PERPUSTAKAAN UMUM.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang PERAN
MANAJEMEN DALAM PERPUSTAKAAN bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
 
Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Ummul Khaerah S.I.P., M.I.P, selaku
dosen mata kuliah MANAJEMEN PERPUSTAKAAN UMUM yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan mata kuliah yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

KELOMPOK 6

9 JUNI 2021
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Manajemen dalam perpustakaan bisa dibahasan dengan mengatur,
mengarahkan, membimbing, mengendalikan, mempengaruhi pustakawan agar
dapat bekerja, berkarya, melakukan tugas-tugas kepustakawanan untuk
mencapai tujuan perpustakaan. Dari pengertian ini, manajemen di perpustakaan
perlu untuk dipelajari, dipahami dan direalisasikan oleh manajer, pemimpin,
atau kepala perpustakaan.

Perpustakaan tidak akan berjalan dengan baik jika tidak ditopang dengan
manajemen. Perpustakaan tidak akan mencapai visi dan misinya jika tidak
disertai dengan manajemen. Perpustakaan tidak akan berhasil memuaskan
pemustaka dengan layanan informasinya dengan segala sumber informasi yang
dimiliki oleh perpustakaan jika tidak didukung oleh manajemen. Perpustakaan
tidak akan berfungsi jika tidak disertai dengan manajemen. Perpustakaan tidak
akan mencapai peran dan fungsinya jika tidak melibatkan manajemen dalam
pelaksanaannya.

2. Rumusan Masalah
a. Apa itu manajemen perpustakaan?
b. Bagaimana fungsi manajemen perpustakaan?
c. Bagaimana pengelolaan manajemen perpustakaan?
d. Bagaimana pelayanan dalam manajemen perpustakaan?
 
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Manajemen Perpustakaan


Manajemen perpustakaan adalah suatu proses dan upaya mencapai tujuan
perpustakaan dengan mengatur dan memanfaatkan sumber daya perpustakaan
yang dimiliki berupa manusia, dana, perlengkapan dan koleksi perpustakaan
sehingga dapat menghasilkan karya, fungsi, peran, dan keahliannya masing-
masing. Perpustakaan merupakan sistem informasi yang di dalamnya terdapat
aktivitas pengumpulan, pengolahan, pengawetan, pelestarian dan penyajian
serta penyebaran informasi berupa produk intelektual dan artistik manusia.
Manajemen perpustakaan merupakan proses pemanfaatan sumber daya manusia
dan sumber daya lainnya untuk dapat mengelola bahan pustaka baik berupa
buku maupun non buku sehingga dapat digunakan sebagai bahan informasi oleh
setiap pemakainya. Perpustakaan dalam pengelolaannya harus mempunyai
pedoman agar tujuan yang diinginkan bisa tercapai. Perpustakaan tidak akan
mencapai peran dan fungsinya jika tidak melibatkan manajemen dalam
pelaksanaannya.
Berikut definisi dan pengertian manajemen perpustakaan sekolah dari beberapa
sumber buku: 
• Menurut Iskandar (2016), manajemen perpustakaan adalah proses mengatur,
mengarahkan, membimbing, mengendalikan, mempengaruhi SDP (Sumber
Daya Perpustakaan) sehingga dapat bekerja, berkarya, melakukan tugas-tugas
kepustakawanan agar berjalan sesuai dengan tugas, fungsi dan tujuan
perpustakaan. 
• Menurut Lasa (2005), manajemen perpustakaan adalah upaya pencapaian
tujuan perpustakaan dengan pemanfaatan sumber daya manusia, informasi,
sistem dan sumber dana dengan tetap memperhatikan fungsi manajemen, peran
dan keahlian. 
• Menurut Bafadal (2001), manajemen perpustakaan adalah proses penerapan
fungsi-fungsi manajemen (perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan,
pengendalian) sumber daya untuk pencapaian tujuan perpustakaan sekolah
secara efektif dan efisien.
 
2. Fungsi Manajemen Perpustakaan 
Di dalam manajemen perpustakaan terdapat beberapa fungsi yang harus
dijalankan, antara lain yaitu:
a. Perencanaan (planning) 
Perencanaan adalah memilih dan menghubungkan fakta dan membuat serta
menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa yang akan datang dengan jalan
menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk
mencapai hasil yang diinginkan dengan efektif dan efisien. Perencanaan
merupakan titik awal kegiatan perpustakaan dan harus disusun dengan baik.
Perencanaan berguna untuk memberikan arah, menjadi standar kerja,
memberikan karangka pemersatu dan membantu memperkirakan peluang.
Dalam penyusunan perencanaan hendaknya tercakup siapa (who) yang
bertanggung jawab, apa (what) yang dilakukan, bagaimana (how) cara
melaksanakannya, kapan (when) pelaksanaannya, dimana (where)
dilakukannya, mengapa (why) dan berapa anggaran yang diperlukan.
Menurut Lasa (2005), hal-hal yang dilakukan dalam proses perencanaan
perpustakaan adalah sebagai berikut: 
1. Penetapan Visi. Visi merupakan suatu pikiran atau gagasan yang melampaui
keadaan sekarang. Keadaan yang diinginkan itu belum pernah terwujud selama
ini. Visi dalam suatu perpustakaan berfungsi untuk memperjelas arah
perpustakaan dan memotivasi seluruh komponen dalam mengambil tindakan ke
arah yang benar. 
2. Penetapan Misi. Misi merupakan penjabaran visi dengan rumusan-rumusan
kegiatan yang akan dilakukan dan hasilnya dapat diukur, dirasakan, dilihat,
didengar, atau dapat dibuktikan karena bersifat kasat mata. 
3. Penetapan Tujuan. Tujuan adalah sasaran yang akan dicapai perpustakaan
sekolah dalam waktu dekat dan hasilnya dapat dirasakan. Oleh karena itu,
tujuan perpustakaan sekolah harus jelas dan dalam penyusunan tujuan
melibatkan seluruh komponen yang terlibat dalam kegiatan perpustakaan.
b. Pengorganisasian (Organizing) 
Pengorganisasian merupakan penyatuan langkah dari seluruh kegiatan yang
akan dilaksanakan. Penyatuan langkah ini sangat penting, agar tidak terjadi
tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas. Proses mengorganisasikan sebuah
perpustakaan akan berjalan dengan baik apabila memiliki SDM, sumber dana,
prosedur, dan adanya koordinasi yang baik serta pengarahan pada langkah-
langkah tertentu. Dalam sistem pengorganisasian perpustakaan perlu
diperhatikan elemen-elemen perpustakaan yang antara lain terdiri dari kegiatan,
SDM, sistem, sumber informasi, sarana dan prasarana serta dana.
Menurut Lasa (2005), hal-hal yang dilakukan dalam pengorganisasian
perpustakaan adalah sebagai berikut: 
1. Perumusan tujuan. Tujuan organisasi harus jelas dan diketahui oleh seluruh
elemen yang terkait dalam organisasi itu. Dengan tujuan tertentu, aktivitas-
aktivitas yang dilakukan akan mengarah pada tujuan yang telah dirumuskan. 
2. Pembagian kerja. Untuk mencapai efektivitas dan efisiensi, perlu adanya
pembagian tugas yang jelas. Tanpa pembagian tugas yang jelas maka akan
terjadi tumpang tindih pekerjaan dan dari sini akan terjadi pemborosan. 
3. Pembagian wewenang. Dengan kekuasaan yang jelas pada masing-masing
orang atau kelompok dalam organisasi, maka dapat dihindarkan terjadinya
benturan kepentingan dan tindakan. Hal itu dimungkinkan karena setiap orang
akan mengetahui batas-batas wewenang untuk bertindak. 
4. Kesatuan komando. Dalam sistem organisasi yang baik harus ada kesatuan
komando/perintah agar tidak terjadi kebingungan ditingkat pelaksana. Oleh
karena itu dalam sistem organisasi perpustakaan perlu dihindarkan adanya
dualisme pengaruh dan kekuasaan dalam berbagai tingkat manajerial, baik pada
manajer puncak, manajer menengah, maupun manajer lini. 
5. Koordinasi. Koordinasi merupakan proses pengintegrasian tujuan pada
satuan-satuan yang terpisah dalam suatu lembaga untuk mencapai tujuan
organisasi secara efisien. Koordinasi ini sangat penting bagi suatu lembaga
untuk menyatukan langkah, mengurangi benturan tugas, dan mengurangi
konflik internal.
c. Penggerakan (actuating) 
Penggerakan adalah merangsang anggota-anggota kelompok melaksanakan
tugas-tugas dengan antusias dan kemauan yang baik. Penggerakan dijalankan
setelah adanya rencana dan pengorganisasian, sebab penggerakan merupakan
pelaksanaan atas hasil-hasil perencanaan dan pengorganisasian. Fungsi
penggerakan merupakan fungsi manajerial yang sangat penting, karena secara
langsung berkaitan dengan manusia dengan segala jenis kepentingan dan
keutuhannya.
Penggerakan merupakan tanggung jawab pimpinan perpustakaan, dan peran
seorang pemimpin diperlukan dalam mendorong staf yang dipimpinnya.
Penggerakan di perpustakaan mudah untuk diwujudkan, mudah untuk
direalisasikan jika seluruh komponen dalam perpustakaan mengerti dan
memahami tugas dan fungsinya masing-masing, karena tujuan actuating adalah
untuk keberhasilan kerja, meningkatkan kinerja, dan untuk mencapai program
kerja perpustakaan selama jangka waktu tertentu.
d. Pengawasan (controlling) 
Pelaksanaan tugas, kekuasaan, dan tanggung jawab dalam perpustakaan perlu
adanya pengawasan, yang pada umumnya merupakan coercion atau compeling
artinya proses yang bersifat memaksa agar kegiatan pelaksanaan dapat
disesuaikan dengan rencana. Pengawasan dikaitkan dengan upaya untuk
mengendalikan dan membina sebagai upaya pengendalian mutu. Melalui
pengawasan yang efektif, roda organisasi, implementasi rencana, kebijakan dan
upaya pengendalian mutu dapat dilaksanakan dengan lebih baik.
Dalam melaksanakan fungsi pengawasan perlu dipahami terlebih dahulu konsep
perencanaan, standar evaluasi, dan sistem pengawasan. Oleh karena itu perlu
diperhatikan sejauh mana kesesuaian perencanaan tentang kegiatan, SDM,
sumber informasi, sistem, anggaran, dan sarana prasarana perpustakaan dengan
realisasi pada waktu tertentu. Kegiatan pengawasan juga memerlukan tindak
lanjut, untuk melakukan usaha perbaikan terhadap kekurangan, kelemahan atau
kesalahan suatu sistem. Misalnya jangka waktu peminjaman yang kurang cukup
fleksibel. Tahapan-tahapan tersebut di atas hendaknya dapat dilakukan dengan
cermat, agar dapat melaksanakan proses controlling dengan baik.
Dalam melaksanakan pengawasan dapat dilakukan dengan cara preventif dan
korektif. Pengawasan preventif adalah pengawasan yang mengantisipasi
terjadinya penyimpangan, sedangkan pengawasan korektif baru bertindak apa
bila terjadi variasi-variasi dari hasil yang diinginkan. Apabila dalam
pengawasan itu perlu dilakukan tindakan korektif, maka tindakan ini harus
segera diambil. Tindakan korektif ini bisa berupa mengubah standar yang telah
direncanakan, memperbaiki pelaksanaan, mengubah cara pengukuran
pelaksanaan, atau mengubah cara interpretasi atas penyimpangan-
penyimpangan.
e. Evaluasi (evaluating) 
Evaluasi adalah pembuatan pertimbangan menurut suatu perangkat kriteria yang
disepakati dan dapat dipertanggungjawabkan. Evaluasi di dalam perpustakaan
merupakan cara untuk mengontrol kualitas program pelayanan perpustakaan
dengan cara memeriksa apabila semua aspek perpustakaan sudah mencapai
standar yang diharapkan. Hasil dari evaluasi dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam melakukan langkah-langkah perbaikan dan sekaligus untuk
merencanakan program-program yang akan datang.

Beberapa hal yang perlu dievaluasi dalam perpustakaan antara lain adalah
sebagai berikut: 
1. Evaluasi koleksi meliputi bagaimana cara-cara koleksi dipilih, diolah,
diorganisasikan dan dilayankan kepada para pemustaka/pengunjung.
2. Evaluasi ruangan dan perlengkapan yaitu memperhatikan luas ruangan yang
disediakan untuk penempatan koleksi, jumlah tempat duduk, macam-macam
perlengkapan perpustakaan, keadaannya dan lain-lainnya. 
3. Evaluasi pelayanan perpustakaan meliputi pelayanan peminjaman koleksi,
pelayanan referensi dan informasi, pelayanan bimbingan kepada pembaca dan
pelayanan jam buka perpustakaan. 
4. Staf, tercapainya tujuan perpustakaan sekolah harus memiliki pustakawan
yang mampu melayani peminjaman dan sebagainya. 
5. Dana, untuk memberikan pelayanannya, perpustakaan sangat tergantung pada
dana yang disediakan untuk pembelian buku-buku, majalah, perbaikan buku-
buku yang rusak dan kegiatan pelayanan yang lain.
 

3. Pengelolaan Manajemen Perpustakaan 


Pengelolaan dan pemeliharaan adalah serangkaian kegiatan terencana dan
sistematis yang dilakukan secara rutin maupun berkala untuk menjaga agar
sarana dan prasarana yang telah dibangun tetap dapat berfungsi dan bermanfaat
sesuai dengan semestinya. Perpustakaan dapat berjalan secara efektif dan efisien
dalam pemanfaatannya apabila pengelolaannya baik dan benar atau tepat guna.
Menurut Bafadal (2001), aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam melakukan
pengelolaan manajemen perpustakaan dengan baik adalah sebagai berikut:
a. Pengelolaan koleksi bahan pustaka 
Pengelolaan bahan pustaka adalah kegiatan yang berkenaan dengan koleksi
bahan pustaka tiba di perpustakaan sampai tersusun di rak dan siap
dipergunakan oleh murid dan guru. Pengelola perpustakaan mengadakan
koleksi bahan pustaka sesuai dengan dana yang ada. Dalam mengoreksi/
membeli buku tersebut hendaknya diperhatikan kaitannya dengan mata
pelajaran yang diajarkan disekolah serta disesuaikan dengan tingkatan
intelegensi anak didik tersebut.
b. Inventarisasi dan klasifikasi 
Inventarisasi adalah pencatatan koleksi bahan pustaka sebagai bukti bahwa
bahan pustaka tersebut sudah menjadi hak milik perpustakaan. Mengklasifikasi
buku-buku perpustakaan baik perpustakaan umum atau perpustakaan sekolah,
baik baik di perpustakaan yang sederhana ataupun di perpustakaan yang sudah
maju sangatlah penting ini bertujuan untuk mempermudah murid atau
mengguna perpustakaan yang lain untuk mendapatkan atau menemukan buku-
buku yang diinginkan.
c. Pembuatan katalog 
Katalogisasi adalah pendaftaran judul-judul buku menjadi katalog, penyusunan
judul-judul buku atau kepustakaan dalam daftar. Daftar ini disusun sedemikian
rupa sehingga orang dapat dengan cepat dan mudah menemukan buku yang
dicari dan katalogisasi bertujuan untuk mempermudah pencarian buku pustaka
yang diinginkan sebelum mencari ke ruangan tempat buku itu disimpan. Dari
katalog itu kita mengetahui dimana letak buku beserta kodenya serta ruangan
dimana tempat buku itu disimpan sehingga penemuan buku dapat berjalan
dengan cepat tanpa harus memilah-milah dan memakan waktu yang lama.
d. Pemeliharaan dan pembinaan koleksi perpustakaan 
Pemeliharaan ialah kegiatan atau tindakan melindungi koleksi, perabot, dan
perlengkapan perpustakaan dari bahaya kemusnahan. Koleksi perpustakaan
sekolah adalah kumpulan sumber informasi dalam berbagai bentuk yang telah
dipilih sesuai dengan tujuan program pendidikan sekolah yang bersangkutan,
mencakup dan menunjang semua bidang studi, memberikan pengetahuan umum
yang sesuai dengan tingkat kecerdasan, kemampuan baca dan perkembangan
jiwa murid dan tuntutan profesi guru. Koleksi perpustakaan sekolah seharusnya
selalu tumbuh selaras dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
Tidak saja koleksi itu harus selalu ditambah, tetapi juga harus dijaga agar
koleksi itu selalu yang mutakhir.
e. Sirkulasi bahan pustaka 
Kegiatan pencatatan pada peminjaman bahan pustaka harus diadakan
pencatatan/registrasi dari anggota perpustakaan. Untuk calon anggota harus
mendaftar dan bersedia memenuhi syarat-syarat sebagai tanda pernyataan
menjadi anggota baru perpustakaan. Setelah itu ia diberi kartu anggota dan
berhak menggunakan fasilitas dan meminjamkan buku yang ia inginkan.
f. Organisasi personil 
Agar pelaksanaan atau kegiatan dalam perpustakaan itu dapat berjalan dengan
lancar, baik dan teratur untuk mencapai tujuan yang diharapkan, maka tenaga
pelaksanaan bertanggung jawab sepenuhnya. Petugas perpustakaan merupakan
salah satu sarana pokok di dalam menentukan keberhasilan perpustakaan.
Betapa pun baik dan penuhnya lengkap sarana perpustakaan yang lainnya
apabila tidak diikuti dengan kualitas dan kuantitas. petugas akan mempengaruhi
optimalisasi pelayanan perpustakaan.
g. Perlengkapan perpustakaan 
Untuk mendukung fungsi dan tujuan perpustakaan agar dapat optimal
dibutuhkan perlengkapan perpustakaan sekolah seperti : Buku inventaris koleksi
buku, buku inventaris koleksi bukan buku, kartu inventaris surat kabar, kartu
inventaris majalah, cap inventaris, cap perpustakaan, bantalan cap, buku
klasifikasi, kartu katalog, mesin tulis, kertas label, selotip, formulir kartu buku,
formulir lembaran tanggal kembali, kantong kartu buku, lem, lembaran indeks,
kartu petunjuk, formulir bon permintaan pinjam dan formulir pemilihan koleksi.
h. Administrasi perpustakaan 
Kegiatan administrasi perpustakaan adalah kegiatan pencatatan buku-buku
pustaka ke dalam buku induk perpustakaan sampai buku tersebut siap dipinjam.
Dalam hal ini pun, kegiatan administrasi perpustakaan merupakan kegiatan
administrasi, dalam arti ketatausahaan. Kegiatan ini meliputi: menghimpun,
mengelola, mengadakan, mengirim dan menyimpan. Bagi anggota perpustakaan
yang terlambat mengembalikan buku atau lalai sehingga menyebabkan buku
yang dipinjamnya hilang atau hancur dan sebagainya dikenakan denda sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. Menetapkan peraturan dan tata-tertib
peminjaman dan pengembalian buku perlu dilakukan agar keamanan dan
kenyamanan anggota perpustakaan tetap terjaga dan anggota perpustakaan
sama-sama merasa bertanggung jawab terhadap kelangsungan pengelolaan
perpustakaan. 
 
4. Pelayanan Manajemen Perpustakaan 
Agar bisa mewujudkan pelayanan yang prima maka perpustakaan harus
memiliki standar pelayanan yang terukur. Pelayanan berkualitas atau prima
adalah pelayanan yang cepat, menyenangkan, tidak mengandung kesalahan,
serta mengikuti proses dan prosedur yang ditetapkan terlebih dahulu. Upaya
penyediaan pelayanan perpustakaan yang berkualitas dapat dilakukan dengan
memperhatikan ukuran-ukuran yang menjadi kriteria kinerja pelayanan.
Menurut Prastowo (2012), kriteria-kriteria pelayanan berkualitas antara lain
adalah sebagai berikut: 
1. Kesederhanaan. (Tata cara pelayanan bisa diselenggarakan secara mudah,
lancar, cepat, tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan dilaksanakan oleh
pemakai perpustakaan. 
2. Reliabilitas. (Konsistensi kinerja dengan tetap mempertahankan dan menjaga
saling ketergantungan antara pemakai perpustakaan dengan pihak penyedia
layanan. Misalnya, menjaga keakuratan pemberian informasi keberadaan
koleksi pustaka, teliti dalam pencatatan data, dan tepat waktu. 
3. Tanggung Jawab. Hal ini meliputi pelayanan yang sesuai dengan urutan
waktunya, menghubungi pengguna secepatnya apabila terjadi sesuatu yang
perlu segera diberitahukan. 
4. Kecakapan. Artinya, para petugas pelayanan perpustakaan menguasai
keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan dalam pengelolaan
perpustakaan. 
5. Pendekatan dan kemudahan. Maksudnya, pelayanan harus mudah
dihubungi oleh pengguna, tidak hanya dengan pertemuan secara langsung,
tetapi juga melalui telepon dan internet. Oleh sebab itu, lokasi dari fasilitas dan
operasi pelayanan juga harus diperhatikan. 
6. Keramahan. Hal ini meliputi kesabaran, perhatian, dan persahabatan dalam
kontak antara petugas perpustakaan dan pengguna. Keramahan hanya
diperlukan jika pelanggan termasuk dalam konsumen konkret. Sebaliknya,
pihak penyedia jasa layanan tidak perlu menerapkan keramahan yang
berlebihan jika layanan yang diberikan tidak dikonsumsi oleh para pengguna
melalui kontak langsung.
7. Keterbukaan. Yaitu pelanggan bisa mengetahui seluruh informasi yang
mereka butuhkan secara mudah dan gamblang. Hal ini meliputi informasi
mengenai tata cara, persyaratan, waktu penyelesaian, biaya dan lain-lain. 
8. Komunikasi. Komunikasi yang baik dengan pustakawan adalah bahwa
pustakawan tetap memperoleh informasi yang berhak diperolehnya dari petugas
perpustakaan dalam bahasa yang mereka fahami.
9. Kredibilitas. meliputi adanya saling percaya antara pustakawan dan petugas
perpustakaan, adanya usaha yang membuat petugas perpustakaan tetap layak
dipercayai, adanya kejujuran kepada pustakawan dan kemampuan petugas
untuk menjaga pengguna agar tetap setia. 
10. Kejelasan dan Kepastian. Maksudnya, mengenai tata cara rincian biaya
layanan, dan tata cara pembayaran, jadwal waktu penyelesaian layanan tersebut.
Hal ini sangat penting karena pustakawan tidak boleh ragu-ragu terhadap
pelayanan yang diberikan. 
11. Keamanan. yaitu usaha untuk memberikan rasa aman dan bebas pada
pemakai perpustakaan dari adanya bahaya, risiko dan keragu-raguan. Jaminan
keamanan yang perlu diberikan berupa keamanan fisik, finansial, dan
kepercayaan pada diri sendiri. 
12. Mengerti Harapan Pelanggan. Hal ini dapat dilakukan dengan berusaha
mengerti segala kebutuhan pelanggan. Memahami keinginan pengguna
sebenarnya tidaklah sukar. Hal ini dapat dimulai dengan mempelajari
kebutuhan-kebutuhan khusus yang di inginkan oleh pengguna dan memberikan
perhatian secara personal. 
13. Kenyataan. Meliputi bukti-bukti atau wujud nyata dari pelayanan, berupa
fasilitas fisik, adanya petugas yang melayani pengguna, peralatan yang
digunakan dalam memberikan pelayanan, kartu pengenal dan fasilitas
penunjang yang lainnya. 
14. Efisien. Maksudnya, persyaratan pelayanan hanya dibatasi oleh hal-hal yang
berkaitan secara langsung dengan pencapaian sasaran pelayanan. Namun, tetap
memperhatikan keterpaduan antara persyaratan dengan hasil pelayanan. 
15. Ekonomis. Kriteria terakhir ini maksudnya adalah agar biaya pelayanan
harus ditetapkan secara wajar (misalnya, pendaftaran anggota perpustakan),
dengan memperhatikan nilai barang atau jasa dan kemampuan pelanggan untuk
membayarnya.
 

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
1. Manajemen perpustakaan adalah seluruh aktivitas lembaga yang mengarah
pada upaya pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, sehingga seluruh elemen
dalam suatu lembaga tersebut akan berusaha memfungsikan dari sesuai
ketentuan lembaga/ perpustakaan.
2. Perencanaan Manajemen Perpustakaan meliputi beberapa aspek yaitu bahan
informasi, sumber daya manusia, dana, gedung/ruang, sistem, dan
perlengkapan. Tanpa adanya perencanaan yang memadai, maka tidak jelas
tujuan yang akan dicapai, tumpang tindihnya pelaksanaan, dan lamanya
perkembangan perpustakaan.
3. Setiap lembaga Memiliki struktur Manajemen organisasi perpustakaan
tersendiri seperti perpustakaan sekolah, perpustakaan umum, perpustakaan
khusus, perpustakaan di perguruan tinggi dsb.
DAFTAR PUSTAKA

• Iskandar. 2016. Manajemen dan Budaya Perpustakaan. Bandung: Refika


Aditama.
• Lasa H.S. 2005. Manajemen Perputakaan. Yogyakarta: Gama Media.
• Bafadal, Ibrahim. 2001. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Malang: Bumi
Aksara.
• Prastowo, Andi. 2012. Manajemen Perpustakaan Sekolah Profesional.
Yogyakarta: Diva Press.

Anda mungkin juga menyukai