Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Pengertian Thoharah,Sholat,Zakat,Puasa
Dan Haji
DOSEN PEMBIMBING
YULIA S. Pd., M. Pd.
DISUSUN OLEH:
ANDI RAMADHAN
194180020

ILMU PERPUSTAKAAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI(IAIN)PALU TAHUN
2019/2020

Kata pengantar

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Allah swr. yang masih memberikan nafas
kehidupan, sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan judul
“Perkembangan Sains Dan Ilmu Pengetahuan Masa Safawi” Makalah ini dibuat untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah “FIQIH”

Dalam makalah ini membahas tentang Apa itu Ibadah,Thoharah,Sholat,Zakat,dan Puasa.


Akhirnya kami sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah ini, dan penulis
berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kelompok kami sendiri dan khususnya
pembaca pada umumnya. Tak ada gading yang tak retak, begitulah adanya makalah ini.

Meski demikian,kami menyakini msih banyak perbaikan dalam penyusunan makalah ini,baik
dari segi bahasa dan tanda baca.sehingga kami jadikan sebagai bahan evaluasi.Akhir
kata,semoga makalah ini dapat diterima sebagai bahan pembelajaran kita.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
…………………………………………………………..........................
KATA PENGANTAR ……………………………………...…………….
…............................
DAFTAR ISI ……………………..………………………………………................................

BAB I
PENDAHULUAN………………………………............................................................
A.Latar Belakang…………………………………………….
……...........................................
B.Rumusan
Masalah.......................................................................................................................................
C.Tujuan.....................................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
…………………………………........................................................

A.Definisi Ibadah........……………………………....................................................................
B.Pengertian Sholat.........................................................…………………………….......................................
C.Pengertia
Zakat.......................................................................................................................
D.Pengertian
Puasa............................................................................................................................................
E.Pengertian
Haji..............................................................................................................................................

BAB III PENUTUP…………………………………………………….


…................................
A.Kesimpulan.............................................................................................................................
B.Saran........................................................................................................................................

BAB 1
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG
KeKeberadaan Hukum Islam di kalangan ummat Islam adalah sebagai patokan dan pedoman untuk
mengatur kepentingan masyarakat dan menciptakan masyarakat yang islami. Kehidupan yang
teratur dan sepantasnya diyakini dapat diterima oleh setiap manusia walaupun menurut manusia
ukurannya berbeda-beda. Hukum Islam sebagai Negara yang bukan mendasari berlakunya hukum
atas hukum agama tertentu, maka Indonesia mengakomodir semua agama, karena itu hukum Islam
mempunyai peran besar dalam menyumbangkan materi hukum atas hukum Indonesia.

Begitu juga dalam agama islam, terdapat berbagai banyak hokum dan berbagai kewajiban yang
terkandung di dalamnya, yakni Puasa, Zakat, Sholat, Haji dan Muamalah. Maka oleh itu kami sebagai
pemakalah akan mencoba untuk menjabarkan kewajiban-kewajiban yang ada di dalam agam islam.

B.RUMUSAN MASALAH
1. Apa Sajakah Pengertian ibadah, thoharah, Sholat, Puasa, Zakat?

2.  Apa Saja Hal-Hal yang Membatalkan sholat?

3. jelaskan pengertian haji dan macam-macam nya?

C.TUJUAN

Mengetahui apa yang di maksud dengan Pengertian Pengertian ibadah,Thoharah, Sholat, Puasa,


Zakat, Haji, Dan Beberapa Syarat Dan Rukun-rukunya supaya kita di kemudian hari dapat memahami
apa yang

beradaan Hukum Islam di kalangan ummat Islam adalah sebagai patokan dan pedoman untuk
mengatur kepentingan masyarakat dan menciptakan masyarakat yang islami. Kehidupan yang
teratur dan sepantasnya diyakini dapat diterima oleh setiap manusia walaupun menurut manusia
ukurannya berbeda-beda. Hukum Islam sebagai Negara yang bukan mendasari berlakunya hukum
atas hukum agama tertentu, maka Indonesia mengakomodir semua agama, karena itu hukum Islam
mempunyai peran besar dalam menyumbangkan materi hukum atas hukum Indonesia.

Begitu juga dalam agama islam, terdapat berbagai banyak hokum dan berbagai kewajiban yang
terkandung di dalamnya, yakni ibadah,thoharah, Puasa, Zakat, Sholat, dan Haji. Maka oleh itu kami
sebagai pemakalah akan mencoba untuk menjabarkan kewajiban-kewajiban yang ada di dalam agam
islam.

BAB II
PEMBAHASAN

A.DEFINISI IBADAH

Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk.sedangkan menurut
syarat (terminologi) ibadah mempunyai banyak definisi tetapi makna dan maksudnya satu.

Definisi itu antara lain adalah:

1.      Ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya melalui lisan para
Rasul-Nya.

2.      Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah Azza wa Jalla, yaitu tingkatan tunduk yang
paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah (kecintaan) yang paling tinggi.
3.      Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah Azza wa
Jalla, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang zhahir maupun yang bathin. Yang ketiga ini
adalah definisi yang paling lengkap.

Ibadah terbagi menjadi ibadah hati, lisan, dan anggota badan. Rasa khauf (takut),
raja’ (mengharap), mahabbah (cinta), tawakkal (ketergantungan), raghbah (senang), dan
rahbah (takut) adalah ibadah qalbiyah (yang berkaitan dengan hati).

Sedangkan tasbih, tahlil, takbir, tahmid dan syukur dengan lisan dan hati adalah
ibadah lisaniyah qalbiyah (lisan dan hati). Sedangkan shalat, zakat, haji, dan jihad adalah
ibadah badaniyah qalbiyah (fisik dan hati). Serta masih banyak lagi macam-macam ibadah
yang berkaitan dengan amalan hati, lisan dan badan.

Ibadah inilah yang menjadi tujuan penciptaan manusia. Allah berfirman:

“Artinya : Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah
kepada-Ku. Aku tidak menghen-daki rizki sedikit pun dari mereka dan Aku tidak
menghendaki supaya mereka memberi makan kepada-Ku. Sesungguhnya Allah Dia-lah
Maha Pemberi rizki Yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh.” [Adz-Dzaariyaat : 56-58]

B. PENGERTIAN THOHARAH

Thoharah berarti bersih ( nadlafah ), suci ( nazahah ) terbebas ( khulus ) dari kotoran
( danas ). Seperti tersebut dalam surat Al- A’raf ayat 82 :

‫إ ّنهم انا س يتط ّهرون‬

Yang artinya : “ Sesungguhnya mereka adalah orang – orang yang berpura – pura
mensucikan diri “. Dan pada surat Al – Baqorah ayat 222 :

‫يحب المتط ّهرين‬


ّ ‫يحب ال ّت ّوابين و‬
ّ ‫إنّ هللا‬

Yang artinya : “ Sesungguhnya Allah menyukai orang – orang yang bertaubat dan orang –
orang yang mensucikan diri “

Menurut syara’ thaharah itu adalah mengangkat ( menghilangkan ) penghalang yang


timbul dari hadats dan najis. Dengan demikian thaharah syara’ terbagi menjadi dua yaitu
thaharah dari hadats dan thaharah dari najis.

1.Thaharah dari hadats


Thaharah dari hadats ada tiga macam yaitu wudhu, mandi, dan tayammum. Alat yang
digunakan untuk bersuci adalah air mutlak untuk wudhu’ dan mandi, tanah yang suci untuk
tayammum.

a. Wudhu’

Menurut lughat ( bahasa ), adalah perbuatan menggunakan air pada anggota tubuh
tertentu. Dalam istilah syara’ wudhu’ adalah perbuatan tertentu yang dimulai dengan niat.
Mula – mula wudhu’ itu diwajibkan setiap kali hendak melakukan sholat tetapi kemudian
kewajiban itu dikaitkan dengan keadaan berhadats. Dalil – dalil wajib wudhu’ :

1. Ayat Al – Qur’an surat Al – Maidah ayat 6 yang artinya “ Hai orang – orang yang beriman,
apabila kamu hendak melakukan sholat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai
dengan siku, dan sapulah kepalamu dan ( basuh ) kakimu sampai dengan ke dua mata kaki
…”

2. Hadits Rasul SAW

‫يتوضأ‬
ّ ‫ال يقبل هللا صالة احدكم إذا احدت ح ّتي‬

Yang artinya :

“Allah tidak menerima shalat seseorang kamu bila Ia berhadats, sampai Ia berwudhu’ “ ( HR
Baihaqi, Abu Daud, dan Tirmizi )

a). Fardhu wudhu’ yaitu :

1. Niat

2. Membasuh muka

3. Membasuh tangan

4. Menyapu kepala

5. Membasuh kaki

6. Tertib

b). Sunat wudhu’ yaitu :

1. Membaca basmalah pada awalnya

2. Membasuh ke dua telapak tangan sampai ke pergelangan sebanyak tiga kali, sebelum
berkumur – kumur, walaupun diyakinin tangannya itu bersih

3. Madmanah, yakni berkumur – kumur memasukan air ke mulut sambil mengguncangkannya


lalu membuangnya.
4. Istinsyaq, yakni memasukan air ke hidung kemudian membuangnya

5. Meratakan sapuan keseluruh kepala

6. Menyapu kedua telinga

7. Menyela – nyela janggut dengan jari

8. Mendahulukan yang kanan dari kiri

9. Melakukan perbuatan bersuci itu tiga kali – tiga kali

10. Muwalah, yakni melakukan perbuatan tersebut secara beruntun

11. Menghadap kiblat

12. Mengosok – gosok anggota wudhu’ khusus nya bagian tumit

13. Menggunakan air dengan hemat

c). Terdapat tiga pendapat mengenai kumur – kumur dan menghisap air di dalam wudhu’ yaitu :

1. Kedua perbuatan itu hukumnya sunah. Ini merupakan pendapat Imam Malik, asy- Syafi’I dan
Abu hanifah.

2. Keduanya fardhu’ , di dalam wudhu’. Dan ini perkataan Ibnu abu Laila dan kelompoka murid
Abu Daud

3. Menghisap air adalah fardhu’, dan berkumur-kumur adalah sunah. Ini adalah pendapat Abu
Tsaur, Abu Ubadah dan sekelompok ahli Zahir.Dalam wudhu’ terdapat niat. Ada beberapa
pendapat mengenainya. Sebagian Ulama amshar berpendapat bahwa niat itu menjadi
syarat sahnya wudhu’, mereka adalah Ima as- syafi’I, Malik, Ahmad, Abu Tsaur, dan
Daud. Sedang Fuqoha lainnya berpendapat bahwa niat tidak menjadi syarat ( sahnya
wudhu’ ). Mereka adalah abu Hanifah, dan Ats- sauri. Perbedaan mereka karena,
perbedaan pandangan mengenai wudhu’ itu sendiri. Yang memang bukan ibadah murni
seperti sholat. Hal ini dilakukan demi mendekatkan diri kepada Allah SWT.

d). Hal – hal yang membatalkan wudhu’ :

1. Keluar sesuatu dari qubul atau dubur, berupa apapun , benda padat atau cair, angin.
Terkecuali maninya sendiri baik yang biasa maupun tidak, keluar sendirinya atau keluar
daripadanya. Dalil yang berkenaan dengan hal in yaitu surat Al- Maidah ayat 6 yang artinya “
… atau keluar dari tempat buang air ( kakus ) … “

2. Tidur, kecuali duduk keadaan mantap. Tidur merupakan kegiatan yang tidak kita sadari, maka
lebih baik berwudhu’ lagi karena dikhawatirkan pada saat tidur ( biasanya ) duburnya keluar
sesuatu tanpa ia sadari.
3. Hilang akal, dengan sebab gila, mabuk, atau lainnya. Batalnya wudhu’ dengan hilangnya akal
adalah berdasarkan qiyas kepada tidur, degan kehilangan kesadaran sebagai
persamaannya.

4. Bersentuh kulit laki – laki dan perempuan. Firman Allah dalam surat An – Nisa ayat 43 yang
artinya “ … atau kamu telah menyentuh perempuan ..” . Hal tersebut diatasi pada sentuhan :

Ø Antara kulit dengan kulit

Ø Laki- laki dan perempuan yang telah mencapai usia syahwat

Ø Diantara mereka tidk ada hubungan mahram

Ø Sentuhan langsung tanpa alas atau penghalang

5. Menyentuh kemaluan manusia dengan perut telapak tangan tanpa alas.

b. Mandi ( al – ghusl )

Menurut lughat, mandi disebut al – ghasl atau al – ghusl yang berarti mengalirnya air


pada sesuatu. Sedangkan di dalam syara’ ialah mengalirnya air keseluruh tubuh disertai
dengan niat.

a). Fardhu’ yang mesti dilakukan ketika mandi yaitu :

1. Niat.

Niat tersebut harus pula di lakukan serentak dengan basuhan pertama. Niat dianggap sah
dengan berniat untuk mengangkat hadats besar, hadats , janabah, haidh, nifas, atau hadats
lainnya dari seluruh tubuhnya, untuk membolehkannya shalat.

2. Menyampaikan air keseluruh tubuh, meliputi rambut, dan permukaan kulit. Dalam hal
membasuh rambut, air harus sampai ke bagian dalam rambut yang tebal. Sanggul atau
gulungan rambut wajib dibuka. Akan tetapi rambut yang menggumpal tidak wajib di basuh
bagian dalamnya.

b). Untuk kesempurnaan mandi, di sunatkan pula mengerjakan hal-hal berikut ini :

1) Membaca basmalah

2) Membasuh tangan sebelum memasukannya ke dalam bejana

3) Bewudhu’ dengan sempurna sebelum memulai mandi

4) Menggosok seluruh tubuh yang terjangkau oleh tangannya

5) Muwalah

6) Mendahulukan menyiram bagian kanan dari tubuh


7) Menyiram dan mengosok badan sebanyak- banyaknya tiga kali

c). Sebab – sebab yang mewajibkannya mandi :

1) Mandi karena bersenggama

2) Keluar mani

3) Mati, kecuali mati sahid

4) Haidh dan nifas

5) Waladah ( melahirkan )

6) Sembuh dari gila ( hilang akal )

7) Bertemunya dua alat kelamin walaupun tanpa mengeluarkan air mani

Perempuan diwajibkan mandi setelah melahirkan, walaupun ’ anak ‘ yang di lahirkannya


itu belum sempurna. Misalnya masih merupakan darah beku ( alaqah ), atau segumpal
daging ( mudghah ).

c. Tayammum

Tayammum menurut lughat yaitu menyengaja. Menurut istilah syara’ yaitu


menyampaikan tanah ke wajah dan tangan dengan beberapa syarat dan ketentuan. Macam
Thaharah yang boleh diganti dengan tayamum yaitu bagi orang yang junub. Hal ini terdapat
dalam surat Al – Maidah ayat 6, yang artinya “…dan jika kamu junub maka mandilah, dan
jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air ( kakus ) atau
menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan
tanah yang baik ( bersih )…“

a). Tayammum itu dibenarkan apabila terpenuhi syarat - syarat sebagai berikut :

1. Ada uzur, sehingga tidak dapat menggunakan air. Uzur mengunakan air itu terjadi
dikarenakan sedang dalam perjalanan ( musafir ), sakit, hajat. Ada beberapa kriteria
musafir yang diperkenankan bertayammum, yaitu :

Ø Ia yakin bahwa disekitar tempatnya itu benar-benar tidak ada air maka ia boleh
langsungbertayammum tanpa harus mencari air lebih dulu.

Ø Ia tidak yakin, tetapi ia menduga disana mungkin ada air tetapi mungkin juga tidak. Pada
keadaan demikian ia wajib lebih dulu mencari air di tempat- tempat yang dianggapnya
mungkin terdapat air.

Ø Ia yakin ada air di sekitar tempatnya itu. Tetapi menimbang situasi pada saat itu tempatnya
jauh dan dikhawatirkan waktu shalat akan habis dan banyaknya musafir yang berdesakan
mengambil air, maka ia diperbolehkan bertayammum.
2. Masuk waktu shalat

3. Mencari air setelah masuk waktu shalat, dengan mempertimbangkan pembahasan no1

4. Tidak dapat menggunakan air dikarenakan uzur syari’ seperti takut akan pencuri atau
ketinggalan rombongan

5. Tanah yang murni ( khalis ) dan suci. Tayammum hanya sah dengan menggunakan ‘turab’,
tanah yang suci dan berdebu. Bahan-bahan lainnya seperti semen, batu, belerang, atau
tanah yang bercampur dengannya, tidak sah dipergunakan untuk bertayammum.

b). Rukun tayammum, yaitu :

1) Niat istibahah ( membolehkan ) shalat atau ibadah lain yang memerlukan thaharah, seperti
thawaf, sujud tilawah, dan lain sebagainya. Dalil wajibnya niat disini ialah Hadits yang juga
dikemukakan sebagai dalil niat pada wudhu’. Niat ini serentak dengan pekerjaan pertama
tayammum, yaitu ketika memindahkan tanah ke wajah.

2) Menyapu wajah. Sesuai firman Allah dalam surat An-Nisa ayat 43 yang artinya “…sapulah
mukamu dan tanganmu, sesungguhnya Allah mahapemaaf lagi maha pengampun “ .

3) Menyapu kedua tangan.

Fuqoha berselisih pendapat mengenai batasan tangan yang diperintahkan Allah untuk
disapu. Hal seperti tersebut terdapat dalam Al- Quran surat Al – Maidah ayat 6 yang
artinya “ … sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu.. “. Berangkat dari ayat
tersebut lahirlah pendapat berikut ini :

Ø Berpendirian bahwa batasan yang wajib untuk melakukan tayammum adalah sama dengan
wudhu’ , yakni sampai dengan siku-siku ( madzhab maliki )

Ø Bahwa yang wajib adalah menyapu telapak tangan ( ahli zahir dan ahli Hadits )

Ø Berpendirian bahwa yang wajib hanyalah menyapu sampai siku-siku ( imam malik)

Ø Berpendirian bahwa yang wajib adalah menyapu sampai bahu. Pendapat yan asing ini
diriwayatkan oleh Az – Zuhri dan Muhammad bin Maslamah.

4) Tertib, yakni mendahulukan wajah daripada tangan.

c). Hal-hal yang sunat dikerjakan pada waktu tayammum yaitu :

1. Membaca basmalah pada awalnya

2. Memulai sapuan dari bagian atas wajah

3. Menipiskan debu di telapak tangan sebelum menyapukannya

4. Meregangkan jari-jari ketika menepukannya pertama kali ke tanah


5. Mendahulukan tangan kanan dari tangan kiri

6. Menyela nyela jari setelah menyapu kedua tangan

7. Tidak mengangakat tangan dari anggota yang sedang disapu sebelum selesai menyapunya

8. Muwalah

Hal –hal yang membatalkan tayammum , yaitu semua yang membatalkan wudhu’,
melihat air sebelum melakukan sholat , murtad.

2.Thaharah Dari Najis

Benda-benda yang termasuk najis ialah kencing, tahi, muntah, darah, mani hewan,
nanah, cairan luka yang membusuk, ( ma’ al – quruh ), ‘alaqah, bangkai , anjing, babi , dan
anak keduanya, susu binatang yang tidak halal diamakan kecuali manusia, cairan kemaluan
wanita. Jumhur fuqaha juga berpendapat bahwa khamr adalah najis, meski dalam masalah
ini banyak sekali perbedaan pendapat dilingkungan ahli Hadits.

Berbagai tempat yang harus dibersihkan lantaran najis, ada tiga tempat, yaitu :
tubuh, pakaian dan masjid. Kewajiban membersihkan pakaian didasarkan pada firman Allah
pada surat Al – Mudatsir ayat 4. Benda yang dipakai untuk membersihkan najis yaitu air.
Umat Islam sudah mengambil kesepakatan bahwa air suci yang mensucikan bisa dipakai
untuk membersihkan najis untuk ketiga tempat tersebut. Pendapat lainnya menyatakan
bahwa najis tidak bisa dibersihkan ( dihilangkan ) kecuali dengan air. Selain itu bisa dengan
batu, sesuai dengan kesepakatan ( Imam Malik dan Asy – Syafi’I ).

Para ulama mengambil kata sepakat bahwa cara membersiohkan najis adalah
dengan membasuh ( menyiram ), menyapu, mencipratkan air. Perihal menyipratkan air,
sebagian fuqaha hanya mangkhususkan untuk membersihkan kencing bayi yang belum
menerima tambahan makanan apapun.

Cara membersihkan badan yang bernajis karena jilatan anjing adalah dengan


membasuhnya dengan air sebanyak tujuh kali, salah satu diantaranya dicampur dengan
tanah. Hal ini berdasarkan Hadits Rasul SAW, yang artinya “Menyucikan bejana
seseorang kamu, apabila anjing minum di dalam bejana itu, ialah dengan
membasuhnya tujuh kali , yang pertama diantaranya dengan tanah.”

C. SHOLAT
1. Definisi & Pengertian Sholat Fardhu / Wajib Lima Waktu

Menurut bahasa shalat artinya adalah berdoa, sedangkan menurut istilah shalat
adalah suatu perbuatan serta perkataan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan
salam sesuai dengan persyaratkan yang ada.

2. Hukum, Tujuan dan Syarat Solat Wajib Fardhu 'Ain

Hukum sholat fardhu lima kali sehari adalah wajib bagi semua orang yang telah
dewasa atau akil baligh serta normal tidak gila. Tujuan shalat adalah untuk mencegah
perbuatan keji dan munkar.

Untuk melakukan shalat ada syarat-syarat yang harus dipenuhi dulu, yaitu:
1. Beragama Islam
2. Memiliki akal yang waras alias tidak gila atau autis
3. Berusia cukup dewasa
4. Telah sampai dakwah islam kepadanya
5. Bersih dan suci dari najis, haid, nifas, dan lain sebagainya
6. Sadar atau tidak sedang tidur

Syarat sah pelaksanaan sholat adalah sebagai berikut ini :


1. Masuk waktu sholat
2. Menghadap ke kiblat
3. Suci dari najis baik hadas kecil maupun besar
4. Menutup aurat

3. Rukun Shalat

Dalam sholat ada rukun-rukun yang harus kita jalankan, yakni :


1. Niat
2. Posisis berdiri bagi yang mampu
3. Takbiratul ihram
4. Membaca surat al-fatihah
5. Ruku / rukuk yang tumakninah
6. I'tidal yang tuma'ninah
7. Sujud yang tumaninah
8. Duduk di antara dua sujud yang tuma'ninah
9. Sujud kedua yang tuma'ninah
10. Tasyahud
11. Membaca salawat Nabi Muhammad SAW
12. Salam ke kanan lalu ke kiri
4.Yang membatalkkan aktivitas solat kita

Dalam melaksanakan ibadah salat, sebaiknya kita memperhatikan hal-hal yang


mampu membatalkan shalat kita, contohnya seperti :

1.      Menjadi hadas / najis baik pada tubuh, pakaian maupun lokasi

2.      Berkata-kata kotor

3.      Melakukan banyak gerakan di luar sholat bukan darurat

4.      Gerakan sholat tidak sesuai rukun shalat dan gerakan yang tidak tuma'ninah.

C.PENGERTIAN ZAKAT

1. Makna Zakat

Menurut Bahasa(lughat), zakat berarti : tumbuh; berkembang; kesuburan atau


bertambah (HR. At-Tirmidzi) atau dapat pula berarti membersihkan atau mensucikan (QS.
At-Taubah : 10)

Menurut Hukum Islam (istilah syara'), zakat adalah nama bagi suatu pengambilan
tertentu dari harta yang tertentu, menurut sifat-sifat yang tertentu dan untuk diberikan
kepada golongan tertentu (Al Mawardi dalam kitab Al Hawiy)

Selain itu, ada istilah shadaqah dan infaq, sebagian ulama fiqh, mengatakan bahwa
sadaqah wajib dinamakan zakat, sedang sadaqah sunnah dinamakan infaq. Sebagian yang
lain mengatakan infaq wajib dinamakan zakat, sedangkan infaq sunnah dinamakan
shadaqah.

2.Penyebutan Zakat dan Infaq dalam Al Qur-an dan As Sunnah


a. Zakat (QS. Al Baqarah : 43)
b. Shadaqah (QS. At Taubah : 104)
c. Haq (QS. Al An'am : 141)
d. Nafaqah (QS. At Taubah : 35)
e. Al 'Afuw (QS. Al A'raf : 199)

3.Hukum Zakat
Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi salah satu unsur pokok bagi
tegaknya syariat Islam. Oleh sebab itu hukum zakat adalah wajib (fardhu) atas setiap
muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Zakat termasuk dalam kategori ibadah
(seperti shalat, haji, dan puasa) yang telah diatur secara rinci dan paten berdasarkan Al-
Qur'an dan As Sunnah, sekaligus merupakan amal sosial kemasyarakatan dan
kemanusiaan yang dapat berkembang sesuai dengan perkembangan ummat manusia.

4.Macam-macam Zakat
a. Zakat Nafs (jiwa), juga disebut zakat fitrah.
b. Zakat Maal (harta).
c.
5.Syarat-syarat Wajib Zakat
a. Aqil
b. Baligh
c. Memiliki harta yang mencapai nishab

E. PUASA

1.Arti Puasa

Puasa menurut bahasa berarti menahan dari sesuatu. Dalam al-qur'an Surah
Maryam Ayat 26. yang berarti diam dan menahan untuk berbicara.

Adapun puasa menurut istilah adalah menahan diri dari hal-hal yang membatalkan
puasa yang disertai niat pada siang hari mulai dari terbit fajar sampai tenggelamnya
matahari.

Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa puasa itu menahan diri dari dua
syahwat ( perut dan farj(kemaluan) ) dan dari segala yang memasuki tenggorokan seperti
obat dan lain sebagainya pada waktu tertentu yaitu dari terbitnya fajar kedua/shadik sampai
kepada tenggelamnya matahari dari orang tertentu(yang wajib puasa) seperti orang muslim,
baligh, berakal dan tidak dalam keadaan haid dan nifas(wanita baru melahirkan) disertai
dengan niat ( keinginan hati untuk melaksanakan suatu pekerjaan tanpa ada keraguan)
untuk membedakan antara ibadah dan adap (kebiasaan).

2.Rukun Puasa
Menahan diri dari syahwat perut dan kemaluan atau menahan diri hal-hal yang
membatalkan puasa. Ulama Malikiyah dan Syafiiyah menambahkan satu rukun lagi yaitu
niat berpuasa pada malamnnya.

3.Waktu Puasa

Dari terbit sampai tenggelamnya matahari. Adapun daerah dimana siang dan malam
sama panjangnya. Atau kadang siang lebih panjang dari malamnya seperti Bulgaria, maka
waktu puasanya mengikuti negara terdekat atau disesuaikan dengan waktu Mekah.

4.Manfaat Puasa

Manfaat dari ibadah puasa banyak sekali dari segi rohani dan materi. Puasa
merupakan salah satu bentuk ketaatan kepada Allah. Pahala yang diberikan kepada
siapapun yang melakukannya tidak terbatas. Karena puasa itu spesial untuk Allah yang
memiliki kemurahan yang luas. Orang yang ikhlas berpuasa berhak memasuki pintu khusus
yang disebut "Ar-Rayyan".

Puasa Ibaratnya sebuah sekolah tatakrama yang agung, dimana orang beriman
selama berpuasa melatih beberapa hal. Puasa merupakan perang jiwa, perlawanan
terhadap hawa nafsu dan godaan syaitan yang selalu melambai.

Selama berpuasa seseorang membiasakan diri bersabar terhadap hal-hal yang kadang tidak
dibolehkan, hawa nafsu yang menghadangnya.

F. PENGERTIAN HAJI
HAJI, adalah rukun (tiang agama) islam yang kelima setelah syahadat, shalat, zakat dan puasa,
menunaikan ibadah haji adalah bentuk ritual tahunan yang dilaksanakan kaum muslimin sedunia
yang mampu ( material, fisik, dan keilmuan ) dengan berkunjung dan melaksanakan beberapa
kegiatan di beberapa tempat di arab saudi pada suatu waktu yang dikenal sebagai musim haji
( ulan Dzulhijah ). Hal ini berbeda dengan ibadah umrah yang biasa dilaksanakn sewaktu – waktu.
Kegiatan inti ibadah haji dimulai pada tanggal 8 dzulhijjah ketika umat islam bermalam di mina,
wukuf (berdiam diri) dipadang arafah pada tanggal 9 dzulhijjah, dan berakhir setelah melempar
jumrah (melempar batu simbolisasi setan ) pada tanggal 10 dzulhijjah, masyarakat indonesia biasa
menyebut juga hari raya idul adha sebagai hari raya haji kerena bersamaan dengan perayaan
ibadah haji ini.
1.MACAM – MACAM HAJI

a. Tamattu
Mempunyai arti bersenang-senang atau bersantai-santai dengan melakukan umrah terlebih dahulu
dibulan-bulan haji, lain bertahallul. Kemudian mengenakan pakaian ihram lagi untuk
melaksanakan ibadah haji, di tahun yang sama. Tamattu’ dapat juga berarti melaksanakan ibadah
didalan bulan-bulan serta didalam tahun yang sama , tanpa terlebih dahulu pulang ke negeri asal.

b. Ifrad
Berarti menyendiri. Pelaksanaan ibadah haji disebut ifrad, bila seseorang bermaksud
menyendirikan, baik menyendirikan haji maupun menyendirikan umrah, dalam hal ini, yang
didahulukan adalah ibadah haji. Artinya, ketika mengenakan pakaian uhram di Miqat nya, orang
tersebut berniat melaksanakan ibdah haji dahulu. Apabila ibadah haji sudah selesai, maka orang
tersebut mengenakan ihram kembali untuk melaksanakan umrah.

c. Qiran
Mengandung arti menggabungkan, menyatukan atau menyekaliguskan. Yang dimaksud disini
adalah menyatukan atau menyekaliguskan berihram untuk melaksanakan ibadah haji dan umrah.
Haji qiran dilakukan dengan tetap berpakaian ihram sejak Miqat Makani dan melaksanakan semua
rukun dan wajib haji sampai selesai, meskipun mungkin akan memakan waktu lama, menurut abu
hanifah, melaksanakan haji qiran, berarti melakukan dua thawaf dan dua sa’i.

Syarat Haji
a. Islam
b. Baligh (dewasa)
c. Aqil ( berakal )
d. Merdeka (bukan budak)
e. Istitha’ah (mampu)

Rukun Haji
a. Ihram (niat)
b. Wukuf di Arafah
c. Thawaf Ifadhah
d. Sa’i
e. Cukur
f. Tertib

2.Keutamaan Haji

Ibadah Haji merupakan salah satu perintah Allah yang harus dikerjakan, bagi yang
mampu.

1)      Ibadah Haji merupakan Jihad fi Sabilillah.

2)      Ibadah Haji dapat menghapuskan dosa, bagi yang menjalankannya sesuai dengan
perintah Allah SWT.
3)      Haji dan Umroh merupakan kifarat/penebus dosa.Ada dosa yang yang hanya dapat ditebus
dengan wukuf di Arafah saat Ibadah Haji.

4)      Surga adalah balasan bagi Haji yang mabrur.

5)      Biaya yang dikeluarkan untuk Ibadah Haji merupakan infaq fi sabilillah.

BAB III

PENUTUP

A.kesimpulan

Disini kami dapat membedakan antara shalat, zakat, puasa dan haji. Adalah sebagai rukun islam yang
kita kerjakan. Yang wajib kita laksanakan sebagai kewajiban kita sebagai umat islam.

Sebagaimana dalam al quran, perintah kita untuk melaksanakan perintah allah, diantaranya shalat
yang kita laksanakan setiap hari sebanyak 5x yaitu subuh, dzuhur, ashar, magrib dan isya. Daari hasil
yang kami paparkan dapat kita simpilkan bahwa dari para imam sepakat shalat termasuk rukun
islam. Namun mereka berbeda pendapat dalam awal dan akhir waktu.

Selanjutnya kewajiban umat islam puasa, seperti yang kita laksanakan pada bulan ini,
yaitu puasa wajib ramadhan. Dari para mazhab berbeda dalam syarat syarat puasa. Dan haji
merupakan hal yang wajib bagi umat islam yang mampu dan dapat menyegerakannya.

B.SARAN

Makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu, kami dari permakalah mengharapkan adanya
tanggapan, kritikan dan laimnnya. untuk kesempurnaan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur'an dan terjemahnya

Drs. Sidi Gazalba Asas Agama Islam, Bulan Bintang, Jakarta, 1975

Hasbi Asy Syidiqi, Pedoman Shalat, Bulan Bintang, 1976

Imam Basori Assuyuti Bimbingan Shalat Lengkap, Mitra Umat, 1998


Mimbar Ulama, Edisi September 2004.

Anda mungkin juga menyukai