Anda di halaman 1dari 14

HUBUNGAN AQIDAH, IBADAH DAN AKHLAK

MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Akhlaq Tasawuf
Dosen pengampu : Ro'fat Hilmi, M.S.I

Disusun Oleh:
1. Nabila Fikhrotin : 1120039
2. Nita Wiyastutik : 1120040
Kelas B1

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PATI


JURUSAN TARBIYAH
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ( PAI )

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih tetap bisa
menikmati indahnya alam cipataanNya. Sholawat dan salam tetaplah kita
curahkan kepada baginda Nabi Muhammad Saw yang telah menunjukkan kepada
kita jalan yang lurus berupa ajaran agama yang sempunya dengan bahasa yang
sangat indah.

Alhamdulillah saya sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah


ini yang berjudul “Hubungan Aqidah, Ibadah Dan Akhlak” sebagai tugas mata
kuliah Akhlaq Tasawuf. Dalam makalah ini saya mencoba untuk menjelaskan
tentang Hubungan Aqidah, Ibadah Dan Akhlak.

Semoga makalah ini dapat dipahami dan berguna bagi siapapun yang
membacanya, dan bermanfaat bagi kami yang telah menyusun makalah ini yang
pada dasarnya menambah wawasan dan dapat mengkoreksi kesalahan kami.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
di masa yang akan datang.

Pati, 26 Oktober 2020


Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .............................................................................................. 1


KATA PENGANTAR ............................................................................................... 2
DAFTAR ISI .............................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 5
C. Tujuan Makalah .................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Aqidah................................................................................. 6
B. Pengertian Ibadah ................................................................................. 6
C. Pengertian akhlak .................................................................................. 8
D. Hubungan Aqidah, Ibadah dan Akhlak ................................................ 11

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam merupakan salah satu agama samawi yang meletakkan nilai-
nilai kemanusiaan, atau hubungan personal, interpesonal dan masyarakat
secara Agung dan Luhur, tidak ada perbedaan satu sama lain, keadilan,
relevansi, kedamaian, yang mengikat semua aspek manusia. Karena islam
yang berakar pada kata “salima” dapat diartikan sebagai sebuah kedamaian
yang hadir dalam diri manusia dan itu sifatnya fitrah, kedamaian, akan hadir.
Jika manusia itu sendiri menggunakan dorongan diri (drive) kearah bagaimana
memanusiakan manusia dan memposisikan dirinya sebagai mahluk ciptaan
tuhan yang bukan saja unik tapi juga sempurna. Namun jika sebaliknya
manusia mengikuti nafsu dan tidak berjalan, seiring fitnah, maka janji tuhan
azab dan keinahan akan datang. Tegaknya aktifitas keislaman dalam hidup dan
kehidupan seseorang itulah yang dapat menerangkan bahwa orang itu
memiliki ahlak. Jika seseorang sudah memahami ahlak maka akan
menghasilkan kebiasaan hidup yang baik.
Dalam agama Islam terdapat tiga ajaran yang sangat ditekankan oleh
Allah dan Rasul-Nya, yang harus diamalkan dan dibenarkan dalam hati. Yaitu
iman (akidah), Islam (syariat/ibadah), dan ihsan (akhlak). sebagaimana firman
Allah QS. Ibrahim ayat 24-27:

             

            

          

            

             

4
Artinya : “Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat
perumpamaan kalimat yang baik[786] seperti pohon yang baik,
akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit (24). Pohon itu
memberikan buahnya pada Setiap musim dengan seizin Tuhannya.
Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia
supaya mereka selalu ingat (25). Dan perumpamaan kalimat yang
buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-
akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikitpun
(26). Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan
Ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan
Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa
yang Dia kehendaki (27).”
Ayat diatas mengilustrasikan kepada kita akan hubungan antara
aqidah, ibadah dan akhlak. Yang kesemuanya memiliki keterikatan dan
penguat satu sama lain. Maka di sini pemakalah akan menjelaskan tentang
hubungan antara ketiganya, sehingga kemantapan seorang mukmin akan
terjaga. Semoga apa yang pemakalah susun dalam makalah yang berjudul
Hubungan Aqidah, Ibadah Dan Akhlak. Dengan harapan semoga makalah
ini dapat menjadi referansi, khazanah keilmuan dan berguna untuk semua
kalangan umat Islam. Amin

B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Aqidah, Ibadah dan Akhlak?
2. Apakah Hubungan Aqidah, Ibadah dan Akhlak?

C. Tujuan dan Manfaat


Tujuan makalah ini dibuat adalah untuk:
1. Mengetahui Pengertian Aqidah, Ibadah dan Akhlak.
2. Mengetahui Hubungan Pengertian Aqidah, Ibadah dan Akhlak

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Aqidah
Aqidah merupakan suatu keyakinan hidup yang dimiliki oleh manusia.
Keyakinan hidup ini diperlukan manusia sebagai pedoman hidup untuk
mengarahkan tujuan hidupnya sebagai mahluk alam. Pedoman hidup ini
dijadikan pula sebagai pondasi dari seluruh bangunan aktifitas manusia. Dari
pengertian di atas dapatlah disimpulkan bahwa aqidah itu merupakan satu hal
yang sangat fondamental dalam Islam dan dengan sendirinya dalam
kehidupan. Untuk memantapkan uraian ini, aqidah laksana mesin bagi sebuah
mobil yang menggerakkan segala kekuatannya untuk berjalan. Tanpa mesin,
maka mobil itu tak ubahnya seperti benda-benda mati yang lain yang tidak
bisa bergerak dan berjalan.
Kemantapan aqidah dapat diperoleh dengan menanamkan kalimat
tauhid La Illaha illa al-Allah (Tiada tuhan selain Allah). Tiada yang dapat
menolong, memberi nikmat kecuali Allah; dan tiada yang dapat
mendatangkan bencana, musibah kecuali Allah. Pendket kata, kebahagiaan
dan kesengsaraan hanyalah dari Allah.

B. Pengertian Ibadah
Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta
tunduk. Sedangkan menurut syara’ (terminologi), ibadah mempunyai banyak
definisi, tetapi makna dan maksudnya satu. Definisi itu antara lain adalah:
Ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya melalui
lisan para Rasul-Nya. Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah Azza wa
Jalla, yaitu tingkatan tunduk yang paling tinggi disertai dengan rasa
mahabbah (kecintaan) yang paling tinggi. Ibadah adalah sebutan yang
mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah Azza wa Jalla, baik
berupa ucapan atau perbuatan, yang zhahir maupun yang bathin. Yang ketiga
ini adalah definisi yang paling lengkap.

6
Ibadah dari sifatnya terbagi menjadi ibadah hati, lisan, dan anggota
badan. Rasa khauf (takut), raja’ (mengharap), mahabbah (cinta), tawakkal
(ketergantungan), raghbah (senang), dan rahbah (takut) adalah ibadah
qalbiyah (yang berkaitan dengan hati). Sedangkan tasbih, tahlil, takbir,
tahmid dan syukur dengan lisan dan hati adalah ibadah lisaniyah qalbiyah
(lisan dan hati). Sedangkan shalat, zakat, haji, dan jihad adalah ibadah
badaniyah qalbiyah (fisik dan hati). Serta masih banyak lagi macam-macam
ibadah yang berkaitan dengan amalan hati, lisan dan badan.
Ibadah inilah yang menjadi tujuan penciptaan manusia. Allah
berfirman dalam QS. Adz-Dzaariyaat: 56-58;

              

         
Artinya : “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku (56). Aku tidak menghendaki rezki
sedikitpun dari mereka dan aku tidak menghendaki supaya mereka
memberi-Ku makan (57). Sesungguhnya Allah Dialah Maha
pemberi rezki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh (58).”
Allah Azza wa Jalla memberitahukan bahwa hikmah penciptaan jin
dan manusia adalah agar mereka melaksanakan ibadah hanya kepada Allah
Azza wa Jalla. Dan Allah Mahakaya, tidak membutuhkan ibadah mereka,
akan tetapi merekalah yang membutuhkan-Nya, karena ketergantungan
mereka kepada Allah, maka barangsiapa yang menolak beribadah kepada
Allah, ia adalah sombong. Siapa yang beribadah kepada-Nya tetapi dengan
selain apa yang disyari’atkan-Nya, maka ia adalah mubtadi’ (pelaku bid’ah).
Dan barangsiapa yang beribadah kepada-Nya hanya dengan apa yang
disyari’atkan-Nya, maka ia adalah mukmin muwahhid (yang mengesakan
Allah).
Ibadah adalah perkara tauqifiyah yaitu tidak ada suatu bentuk ibadah
yang disyari’atkan kecuali berdasarkan Al-Qur-an dan As-Sunnah. Apa yang

7
tidak disyari’atkan berarti bid’ah mardudah (bid’ah yang ditolak)
sebagaimana sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam :
‫ْس َعلَ ْي ِه أَ ْم ُروَا فَه َُى َرد‬
َ ‫َم ْه َع ِم َل َع َمالً لَي‬
“Artinya : Barangsiapa yang beramal tanpa adanya tuntunan dari kami,
maka amalan tersebut tertolak.”
Agar dapat diterima, ibadah disyaratkan harus benar. Dan ibadah itu
tidak bisa dikatakan benar kecuali dengan adanya dua syarat:
 Ikhlas karena Allah semata, bebas dari syirik besar dan kecil.
 Ittiba’, sesuai dengan tuntunan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
Jadi ibadah merupakan hasil dari Aqidah yang kokoh. aqidah tersebut
menciptakan kegiatan atau amal yang dinakan Ibadah. sebagaimana yang kita
ketahui, jika manusia memiliki dua tugas didalam perjalanan penghambaan,
yakni ibadah dan memimpin.

C. Pengertian akhlak
Akhlak (berasal dari kata al-akhlak, jamak dari al-khulq = kebiasaan,
perangai, tabiat, dan agama). Tingkah laku yang lahir dari manusia dengan
sengaja, tidak dibuat-buat, dan telah menjadi kebiasaan. Kata akhlak dalam
pengertian ini disebut dalam Al-Quran dengan bentuk tunggalnya, khulq,
pada firman Allah SWT yang merupakan konsiderans pengangkatan
Muhammad sebagai Rasul Allah. Dijelaskan dalam QS. Al-Qalam ayat 4
sebagai berikut:

    


Artinya : “Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang
agung.”
Beberapa istilah yang bekaitan dengan akhlak. Menurut jamil salibah
(ahli bahasa arab kontemporer asal suriah), adalah akhlak yang baik dan ada
yang buruk. Akhlak yang baik disebut adab (adab). Kata adab juga digunakan
dalam arti etika yaitu tata cara sopan santun dalam masyarakat guna
memelihara hubungan baik antar mereka.

8
Berikut beberapa istilah yang bekaitan dengan akhlak. Menurut jamil
salibah (ahli bahasa arab kontemporer asal suriah), adalah akhlak yang baik
dan ada yang buruk. Akhlak yang baik disebut adab (adab). Kata adab juga
digunakan dalam arti etika yaitu tata cara sopan santun dalam masyarakat
guna memelihara hubungan baik antar mereka. Adapun sasaran Ahlak. Dalam
Islam, secara garis besar akhlak manusia mencangkup tiga sasaran, yaitu
terhadap Allah SWT, terhadap bersama manusia, dan terhadap
lingkungannya. Akhlak terhadap Allah SWT.
Menurut Muhammad Quraish Shihab, akhlak manusia terhadap Allah
SWT bertitik tolak dari pengakuan dan kesadaran bahwa tidak ada Tuhan
selain Allah SWT yang memiliki segalah sifat terpuji dan sempurna.
1. Mensucikan Allah SWT dan memuji-nya.
2. Bertaqwa (berserah diri) kepada Allah SWT setelah berbuat atau berusaha
lebih dahulu.
3. Berbaik sangka kepada Allah SWT Akhlak Terhadap Sesama Manusia
Sebagai contoh Akhlak terhadap Orang Tua diantaranya sebagai
berikut :
1. Memelihara keridaan orang tua
2. Berbakti kepada orang tua
3. Memelihara etika pergaulan kepada orang tua Akhlah terhadap
Lingkungan.
Dimaksudkan dengan lingkungan disini ialah segalah sesuatu yang
berada disekitar manusia, seperti binatang, tumbuhan-tumbuhan dan benda-
benda yang tak bernyawa. Akhlak yang dianjurkan Al-Quran terhadap
lingkungan bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah. Khalifah
menuntut adanya interaksi antara manusia dan alam. Khalifah mengandung
arti pengayoman, pemeliharaan, dan bimbingan agar setiap mahluk mencapai
tujuannya. Mahluk-mahluk itu adalah umat seperti manusia juga. Al-Quran
menggambarkan dalam QS. Al-An’am ayat 38;

9
                 

      


Artinya : “Dan Tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung
yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti
kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab, kemudian
kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan .”
Jadi dari penjelasan diatas dapat kita simpulan, jika akhlak merupakan
hasil aqidah yang kokoh dan ibadah yang benar.melalui ibadah, ibadah yang
merupakan pelaksanaan dari perintah Allah Swt. Allah berfirman dalam QS.
al-Ankabut ayat 45;

               

        

Artinya: “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab


(Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu
mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan
Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar
(keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui
apa yang kamu kerjakan.”
Tujuan akhlak sendiri adalah menghasilkan nilai yang mampu
menghadirkan kemanfaatan bagi manusia, bukan nilai materi. karena Akhlak
adalah salah satu dasar bagi pembentukan kepribadian individu. Tentu saja
secara pasti, akhlak sebagai salah satu dasar pembentuk masyarakat tidak
akan diabaikan begitu saja. Suatu masyarakat tidak akan baik kecuali ketika
akhlaknya baik. Namun, masyarakat tidak akan menjadi baik hanya dengan
akhlak, tetapi dengan dibentuknya pemikiran-pemikiran, perasaan-perasaan
Islami, serta diterapkannya aturan di tengah-tengah masyarakat itu.

10
D. Hubungan Aqidah, Ibadah dan Akhlak
Aqidah sebagai dasar pendidikan akhlak / Dasar pendidikan akhlak
bagi seorang muslim adalah aqidah yang kokoh dan ibadah yang benar ,
Karena akhlak tersarikan dari aqidah, aqidah pun terpancarkan melalui
ibadah. karena sesungguhnya aqidah yang kokoh senantiasa menghasilkan
amal ataua ibadah dan ibadah pun akan menciptakan akhlakul karimah. Oleh
karena itu jika seorang beraqidah dengan benar, niscahya akhlaknya pun akan
benar, baik dan lurus. Begitu pula sebaliknya, jika aqidah salah maka
akhlaknya pun akan salah. Aqidah seseorang akan benar dan lurus jika
kepercayaan dan keyakinanya terhadap alam juga lurus dan benar. Karena
barang siapa mengetahui sang pencipta dengan benar, niscahya ia akan
dengan mudah berperilaku baik sebagaimana perintah allah. Sehingga ia tidak
mungkin menjauh bahkan meninggalkan perilaku-perilaku yang telah
ditetapkanya.
Pendidikan akhlak yang bersumber dari kaidah yang benar merupakan
contoh perilaku yang harus diikuti oleh manusia. Mereka harus
mempraktikanya dalam kehidupan mereka, karena hanya inilah yang
menghantarkan mereka mendapatkan ridha allah dan atau membawa mereka
mendapatkan balasan kebaikan dari Allah.
Rasulullah SAW menegaskan bahwa kesempurnaan iman seseorang
terletak pada kesempurnaan dan kebaikan akhlaknya. Sabda beliau: “Orang
mukmin yang paling sempurna imannya ialah mereka yang paling bagus
akhlaknya”. (HR. Muslim).
Dengan demikian, untuk melihat kuat atau lemahnya iman dapat
diketahui melalui tingkah laku (akhlak) seseorang, karena tingkah laku
tersebut merupakan perwujudan dari imannya yang ada di dalam hati. Jika
perbuatannya baik, pertanda ia mempunyai iman yang kuat; dan jika
perbuatan buruk, maka dapat dikatakan ia mempunyai Iman yang lemah.
Muhammad al-Gazali mengatakan, iman yang kuat mewujudkan akhlak yang
baik dan mulia, sedang iman yang lemah mewujudkan akhlak yang jahat dan
buruk.

11
Nabi Muhammad SAW telah menjelaskan bahwa iman yang kuat itu
akan melahirkan perangai yang mulia dan rusaknya akhlak berpangkal dari
lemahnya iman. Orang yang berperangai tidak baik dikatakan oleh Nabi
sebagi orang yang kehilangan iman. Beliau bersabda:
)‫الحياء وااليمان قرواء جميعا فاذا رفع احدهما رفع االخر (رواه الكاريم‬
”Malu dan iman itu keduanya bergandengan, jika hilang salah
satunya, maka hilang pula yang lain”. (HR. Hakim)

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Aqidah merupakan suatu keyakinan hidup yang dimiliki oleh manusia.
Keyakinan hidup ini diperlukan manusia sebagai pedoman hidup untuk
mengarahkan tujuan hidupnya sebagai mahluk alam. aqidahlah Pondasi
aktifitas manusia itu tidak selamanya bisa tetap tegak berdiri, maka
dibutuhkan adanya sarana untuk memelihara pondasi yaitu ibadah. Ibadah
merupakan bentuk pengabdian dari seorang hamba kepada allah. Ibadah
dilakukan dalam rangka mendekatkan diri kepada allah untuk meningkatkan
keimanan dan ketaqwaan terhadap allah.Ibadah adalah taat kepada Allah
dengan melaksanakan perintah-Nya melalui lisan para Rasul-Nya,
merendahkan diri kepada Allah Azza wa Jalla, yaitu tingkatan tunduk yang
paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah (kecintaan) yang paling tinggi.
dan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah Azza wa
Jalla, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang zhahir maupun yang bathin.
Yang ketiga ini adalah definisi yang paling lengkap.
Sedangkan Akhlak adalah salah satu dasar bagi pembentukan
kepribadian individu dan ruh stabilitas kehidupan ummat.
Aqidah sebagai dasar pendidikan akhlak. Dasar pendidikan akhlak
bagi seorang muslim adalah aqidah yang kokoh dan ibadah yang benar ,
Karena akhlak tersarikan dari aqidah, aqidah pun terpancarkan melalui
ibadah. karena sesungguhnya aqidah yang kokoh senantiasa menghasilkan
amal atau ibadah dan ibadah pun akan menciptakan akhlakul karimah. Oleh
karena itu jika seorang beraqidah dengan benar, niscahya akhlaknya pun akan
benar, baik dan lurus. Begitu pula sebaliknya, jika aqidah salah maka
akhlaknya pun akan salah. Aqidah seseorang akan benar dan lurus jika
kepercayaan dan keyakinanya terhadap alam juga lurus dan benar. Karena
barang siapa mengetahui sang pencipta dengan benar, niscaya ia akan dengan
mudah berperilaku baik sebagaimana perintah allah. Sehingga ia tidak
mungkin menjauh bahkan meninggalkan perilaku-perilaku yang telah
ditetapkanya.

13
DARTAR PUSTAKA

Hamka. 1982. Iman dan Amal Shaleh. Jakarta: Pustaka Panjimas


Asmaran. 2002. Pengantar Studi Akhlak. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

14

Anda mungkin juga menyukai