Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH AIK

“ SHOLAT “

DISUSUN OLEH :
DINA ERIKA SEPTIANA
CHINDY PUTRI MAHARANI
ROHMATUL JANNAH
RIDO SUPRIYATNA
KELAS :
2G
DOSEN PEMBIMBING :
SYUKRON MAKMUN, M. pd
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat – Nya sehingga kami
dapat menyusun makalah ini yang berjudul “Konsep Waktu Dan Ruang “ dapat selesai
dengan baik. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari teman –
teman dan bapak dosen yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktekan dalam kehidupan sehari – hari. Bagi kami sebagai
penyusun merasa bahwa masi banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk iyu kami sangat mengharapakan
kritik jdan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini

Tangerang, 09 Mei 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................................

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................................

A. LATAR BELAKANG .................................................................................................... 1


B. RUMUSAN MASALAH .............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................

A. PENGERTIAN SHOLAT.............................................................................................. 3
B. SEJARAH SHOLAT ……………………………………………………………………………………………… 3
C. MACAM – MACAM SHOLAT ……………………………………………………………………………. 4
D. MANFAAT SHOLAT ……………………………………………………………………………………….. 6

BAB III PENUTUP .................................................................................................................

A. KESIMPULAN ........................................................................................................... 12
B. DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sholat merupakan salah satu tiang bangunan islam. Begitu pentingnya arti
sebuah tiang dalam suatu bangunan yang bernama islam, sehingga takkan
mungkin untuk ditinggalkan. Makna bathin juga dapat ditemukan dalam sholat
yaitu: kehadiran hati, tafahhum (Kefahaman terhadap ma’na
pembicaraan), ta’dzim (Rasa hormat), mahabbah, raja’ (harap) dan haya (rasa
malu), yang keseluruhannya itu ditujukan kepada Allah sebagai Ilaah.
Sesungguhnya shalat merupakan sistem hidup, manhaj tarbiyah dan ta’lim yang
sempurna, yang meliputi (kebutuhan) fisik, akal dan hati. Tubuh menjadi bersih
dan bersemangat, akal bisa terarah untuk mencerna ilmu, dan hati menjadi
bersih dan suci. Shalat merupakan tathbiq ‘amali (aspek aplikatif) dari prinsip-
prinsip Islam baik dalam aspek politik maupun sosial kemasyarakatan yang ideal
yang membuka atap masjid menjadi terus terbuka sehingga nilai persaudaraan,
persamaan dan kebebasan itu terwujud nyata. Terlihat pula dalam shalat
makna keprajuritan orang-orang yang beriman, ketaatan yang paripurna dan
keteraturan yang indah. Karena itu semua maka masyarakat Islam pada masa
salafus shalih sangat memperhatikan masalah shalat, sampai mereka
menempatkan shalat itu sebagai”mizan” atau standar, yang dengan neraca itu
ditimbanglah kadar kebaikan seseorang dan diukur kedudukan dan derajatnya.
Jika mereka ingin mengetahui agama seseorang sejauh mana istiqamahnya
maka mereka bertanya tentang shalatnya dan sejauh mana ia memelihara
shalatnya, bagaimana ia melakukan dengan baik. Ini sesuai dengan hadits
Rasulullah SAW:
1.
“Apabila kamu melihat seseorang membiasakan ke Masjid, maka saksikanlah
untuknya dengan iman.” (HR. Tirmidzi).

Dalam kitab Jami’ush shogir lima orang sahabat r.a. yaitu Tsauban, Ibnu Umar,
Salamah, Abu Umamah dan Ubadah r.a.telah meriwayatkan hadist ini : ” Sholat
adalah sebaik-baik amalan yang ditetapkan Allah untuk hambanya”. Begitupun
dengan maksud hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu mas’ud dan Anas r.a.

Begitulah orang-orang yang beriman itu bukanlah orang yang melaksanakan


ritual dan gerakan-gerakan yang diperintahkan dalam sholat semata tetapi
dapat mengaplikasikannya dalam keseharianya. Sholat sebagai salah satu
penjagaan bagi orang-orang yang beriman yang benar-benar melaksanakannya.

B. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, masalah-masalah yang akan dibahas


dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah pengertian sholat?
2. Bagaimanakah sejarah sholat?
3. Sebutkan macam-macam sholat!
4. Apakah manfaat sholat?

2.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SHOLAT

Sholat menurut bahasa adalah do’a, sedangkan menurut istilah adalah pekerjaan dan
ucapan yang diawali oleh takbiratul ihram dan diakhiri oleh salam.
Permulaan shalat, shalat didirikan dengan membaca kalimah kebesaran Allah. Yaitu
musholi bertakbir dengan mengucapkan Allahu Akbar, maka serempak jiwanya
bergerak menghadap ke Hadirat Allah Yang Mahatinggi-Mahamulia. Sementara
musholi meninggalakan seluruh urusan dunianya dan memusatkan pikirannya untuk
menghadap Allah SWT. Sehingga, sudah barang tentu ia putus hubungan dengan
(makhluk) di bumi, meskipun jasadiahnya ada di atas hamparan bumi.
Sesungguhnya shalat dengan adzan dan iqamatnya, berjamaah dengan
keteraturannya, dengan dilakukan di rumah-rumah Allah, dengan kebersihan dan
kesucian, dengan penampilan yang rapi, menghadap ke kiblat, ketentuan waktunya
dan kewajiban-kewajiban lainnya seperti gerakan, tilawah, bacaan-bacaan dan
perbuatan-perbuatan, yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, dengan
ini semuanya maka shalat mempunyai nilai lebih dari sekedar ibadah bumi, seraya
berdoa selamat (mengucap salam) kepada makhluk bumi, keselamatan dan
kesejahteraan yang diperuntukkan bagi sesama makhluk-Nya. Sebab itulah shalat
berawal dengan takbir ihram, Allahu Akbar dan berakhir dengan salam,
‘Assalamu’alaikum’.

B. SEJARAH SHOLAT
Perintah mendirikan shalat yaitu melalui suatu proses yang luar biasa yang
dilaksanakan oleh Rasulullah SAW yaitu melalui Isra dan Mi’raj, dimana proses ini
tidak dapat dipahami hanya secara akal melainkan harus secara keimanan sehingga
dalam sejarah digambarkan setelah Nabi melaksanakan Isra dan Mi’raj, umat Islam
ketika itu terbagi tiga golongan, yaitu yang secara terang-terangan menolak
kebenarannya itu, yang setengah – tengahnya, dan yang yakin sekali kebenarannya.
Dilihat dari prosesnya yang luar biasa maka shalat merupakan kewajiban yang utama,
yaitu mengerjakan shalat dapat menentukan amal – amal yang lainnya, dan
mendirikan sholat berarti mendirikan agama dan banyak lagi yang lainnya.
3.
C. MACAM-MACAM SHOLAT

Sholat terbagi menjadi dua macam, yaitu:


1. Sholat Fardhu
Yaitu sholat yang diwajibkan Alloh SWT kepada hamba-hamba-Nya sesuai
batasan-batasan yang telah dijelaskan-Nya, baik melalui perintah maupun
larangan. Dalam hal ini adalah sholat 5 waktu dalam sehari semalam, yaitu:
a. Dzuhur, waktunya dari tergelincirnya matahari kearah barat sampai panjang
bayangan dua kali lipat dari panjang benda aslinya
b. 'Ashar, waktunya dari panjang bayangan dua kali lipat dari panjang benda
aslinya sampai tenggelamnya matahari.
c. Magrib, waktunya dari tenggelamnya matahari sampai hilangnya mendung
merah dilangit.
d.'Isya', waktunya dari hilangnya mendung merah dilangit sampai munculnya
fajar shodiq.
e. Shubuh, waktunya dari menculnya fajar shodiq sampai terbitnya matahari.

D. SHOLATNYA ORANG BERIMAN DAN ORANG FASIQ


1. Sholatnya orang beriman
a. Orang beriman melaksanakan shalat sesuai dengan apa yang telah
diperintahkan oleh Allah SWT, serta sesuai dengan yang dicontohkan oleh
Rasulullah Saw. Sebagaimana sabdanya:

“Aku lakukan hal ini agar kalian dapat mengikuti aku (bermakmum) dan agar
kamu sekalian tahu shalatku” (HR. Bukhari-Muslim)

“Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat” (HR. Bukhari-Muslim)

b. Orang yang beriman melakukan shalat tidak hanya berupa gerakan dan
ucapan yang telah dicontohkan Rasulullah melainkan menekankan pada esensi
shalat yaitu terdapatnya kekhusuan.

“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang


yang khusu’ dalam shalatnya.” (Al Mu’minun: 9).

2. Sholatnya orang fasiq


4.
a. Golongan pertama adalah golongan orang yang telah mengetahui ilmu
tentang shalat, yaitu mengenai syarat dan rukunnya, perkara-perkara yang
membatalkannya, tentang bersuci dari hadas, begitu juga bacaannya sudah
betul dan lain sebagainya. Akan tetapi golongan ini tidak mampu melawan
nafsu. Sehingga godaan dan tarikan dunia mudah memalingkan mereka
daripada menunaikan kewajiban kepada Tuhannya seperti perintah shalat ini.
Bila mereka sedang ada mood maka ditunaikannya juga shalat. Tetapi bila ada
urusan pekerjaan, maka mereka lupakan saja shalat dan mendahulukan apa
saja tuntutan pekerjaan mereka walaupun mereka tahu perbuatan itu berdosa.
Dengan kata yang lain, mereka tidak istiqomah di dalam mengerjakan perintah
shalat. Golongan ini dihukumkan sebagai orang fasiq. Seperti firman Allah di
dalam Al Quran: “Barangsiapa yang tidak berhukum enga napa yang telah Allah
turunkan, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasiq”.

b. Golongan kedua yaitu orang –orang yang sudah mengerjakan shalat dan
sudah tahu ilmunya, akan tetapi tidak khusyuk dalam mengerjakannya. Yakni,
jiwa dan fikirannya tidak ditumpukan untuk mengingati Allah dengan
menghayati bacaan-bacaan dalam shalat. Fikirannya melayang-layang
memikirkan hal-hal lain di luar shalat, seperti perniagaannya, kerjanya, istrinya,
anaknya, dan lain-lain lagi. Golongan ini tidak menjiwai shalatnya, malah
pekerjaannya di luar shalat itu yang dijiwai sehingga mengganggu ibadah
shalatnya. Mereka diancam oleh Allah SWT dengan firmanNya:
‫َ َ ْ ِّ ْ ُ َ ِّ ْ َ ن‬
‫ي‬ ‫فويل للمصل‬
‫ُ َن‬ َ ُ َّ
‫ال ِذ ْي َن ه ْم َع ْن َصَل ِت ِه ْم َساه ْون‬
“Maka kecelakaanlah (neraka Wail) bagi orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang
yang lalai di dalam shalatnya“ (Qs. Al Ma’un 4-5)

Ciri orang yang munafik juga dapat dilihat dari pelaksanaan sholat itu sendiri:
َ ُ ْ َ َ َ ۤ ‫ُ ٰ ن‬ َ ٰ َ ْْٓ ُ َ َ َ ْ ُ ُ َ َ ُ َ َ ٰ َ ْ ُ ٰ ُ َ ْ ٰ ُ ْ
‫اس َول َيذك ُر ْون‬‫وة ق ُام ْوا ك َسال ُي َرا ُء ْون الن‬
ِ ‫ل‬ ‫الص‬ ‫ل‬ ‫ِان المن ِف ِقي يخ ِدعون اّلل وهو خ ِادعهم وِاذا قاموا ِا‬
‫َ ًا‬ َٰ
‫اّلل ِال ق ِل ْيَل‬
“Sesungguhnya orang munafik itu menipu Allah dan Allah membalas tipuan mereka
dan apabila mereka berdiri untuk sholat mereka berdiri dengan malas. Mereka
bermaksud riya(dengan sholat) dihadapan manusia, dan tidaklah mereka menyebut
Allah melainkan dengan sedikit sekali“ (Qs. Annisa ayat 142).
5.
E. MANFAAT SHOLAT
1. Sholat dapat menghapuskan dosa
Ibnu Mas’ud meriwayatkan dari Nabi SAW, beliau bersabda: “Kamu sekalian
berbuat dosa, maka kamu telah melakukan shalat subuh maka shalat itu
membersihkannya, kemudian kamu sekalian berbuat dosa, maka jika kamu
melakukan shalat zhuhur, maka shalat itu membersihkannya, kemudian berbuat
dosa lagi, maka jika kamu melakukan shalat ‘asar maka shalat itu
membersihkannya, kemudian kamu berbuat dosa lagi, maka jika kamu melakukan
shalat maghrib, maka shalat itu membersihkannya, kemudian kamu berbuat dosa
lagi, maka jika kamu melakukan shalat isya’, shalat itu akan membersihkannya,
kemudian kamu tidur maka tidak lagi di catat dosa bagi kamu hingga kamu
bangun.” (HR. Thabrani)
2. Manfaat sholat bagi kesehatan
Berikut ini beberapa manfaat dari gerakan sholat yang baik untuk kesehatan:
Berdiri lurus adalah pelurusan tulang belakang, dan menjadi awal dari sebuah
latihan pernapasan, pencernaan dan tulang.
Takbir merupakan latihan awal pernapasan. Paru-paru adalah alat pernapasan,
Paru kita terlindung dalam rongga dada yang tersusun dari tulang iga yang
melengkung dan tulang belakang yang mencembung, dengan begitu kita tidak
mudah terserang penyakit, tulang belakang juga akan lurus.
Takbir berarti kegiatan mengangkat lengan dan merenggangkannya, hingga
rongga dada mengembang seperti halnya paru-paru. Dan mengangkat tangan
berarti meregangnya otot-otot bahu hingga aliran darah yang membawa oksigen
menjadi lancar.
Ruku’ berarti memperlancar aliran darah dan getah bening ke leher oleh karena
sejajarnya letak bahu dengan leher. Aliran akan semakin lancar bila ruku’
dilakukan dengan benar yaitu meletakkan perut dan dada lebih tinggi daripada
leher.
Sujud juga melancarkan peredaran darah hingga dapat mencegah wasir. Sujud
dengan cepat tidak bermanfaat. Ia tidak mengalirkan getah bening dan tidak
melatih tulang belakang dan otot. Tak heran kalau ada di sebagian sahabat Rasul
menceritakan bahwa Rasulullah sering lama dalam bersujud.
Duduk di antara dua sujud dapat mengaktifkan kelenjar keringat karena
bertemunya lipatan paha dan betis sehingga dapat mencegah terjadinya
pengapuran. Gerakan ini menjaga supaya kaki dapat secara optimal menopang
tubuh kita. 6.
Gerakan salam yang merupakan penutup sholat, dengan memalingkan wajah ke
kanan dan ke kiri bermanfaat untuk menjaga kelenturan urat leher. Gerakan ini
juga akan mempercepat aliran getah bening di leher ke jantung.
3.Mencegah perbuatan keji dan mungkar
“….sesungguhnya sholat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar…” (Qs. Al-
Ankabut ayat 45). Sholat adalah salah satu aplikasi dari keimanan yang diambil dari
konsekuensi rukun islam yang pertama. Sebagai muslim yang memiliki iltizam
terhadap apa yang telah menjadi konsekuensi pengakuannya terhadap keimanannya
pada Allah, maka sholat akan menjadi pencegah kemaksiatan dan kemungkaran dari
dirinya sebagaimana telah disebutkan dalam ayat tadi.
4. Dzikir, tilawah dan doa-doa dalam sholat sangat baik untuk membersihan jiwa dan
melunakkan perasaan, menenangkan pikiran dan perasaan. Shalat dengan
dipersyaratkannya membaca AL Fatihah di dalamnya, sementara AL Qur’an menjadi
kurikulum Tsaqafah Islamiyah yang sempurna telah memberikan bekal pada akal dan
fikiran dengan berbagai hakekat ilmu pengetahuan, sehingga orang yang shalat
dengan baik akan sehat tubuhnya, lembut perasaannya dan akalnya pun mendapat
gizi.

F. BAHAYA MENINGGALKAN SHOLAT


Dalam peristiwa Isra’ Mi’raj Rasulullah SAW, bukan saja diperlihatkan tentang
balasan orang yang beramal baik, tetapi juga diperlihatkan balasan orang yang
berbuat mungkar, diantaranya siksaan bagi yang meninggalkan Sholat fardhu.
Mengenai balasan orang yang meninggalkan Sholat Fardu: “Rasulullah SAW,
diperlihatkan pada suatu kaum yang membenturkan kepala mereka pada batu,
Setiap kali benturan itu menyebabkan kepala pecah, kemudian ia kembali
kepada keadaan semula dan mereka tidak terus berhenti melakukannya. Lalu
Rasulullah bertanya: “Siapakah ini wahai Jibril”? Jibril menjawab: “Mereka ini
orang yang berat kepalanya untuk menunaikan Sholat fardhu” (Riwayat
Tabrani).
Orang yang meninggalkan Sholat akan dimasukkan ke dalam Neraka Saqor.
Maksud Firman Allah Ta’ala: “..Setelah melihat orang-orang yang bersalah itu,
mereka berkata: “Apakah yang menyebabkan kamu masuk ke dalam Neraka
Saqor ?”. Orang-orang yang bersalah itu menjawab: “kami termasuk dalam
kumpulan orang-orang yang tidak mengerjakan Sholat” Al-ayat.
Saad bin Abi Waqas bertanya kepada Rasulullah SAW mengenai orang yang
melalaikan Sholat, maka jawab Baginda SAW, “yaitu mengakhirkan waktu
7.
Sholat dari waktu asalnya hingga sampai waktu Sholat lain. Mereka telah
menyia-nyiakan dan melewatkan waktu sholat, maka mereka diancam dengan
Neraka Wail”. Ibn Abbas dan Said bin Al-Musaiyib turut menafsirkan hadist di
atas “yaitu orang yang melengah-lengahkan Sholat mereka sehingga sampai
kepada waktu Sholat lain, maka bagi pelakunya jika mereka tidak bertaubat
Allah menjanjikan mereka Neraka Jahannam tempat kembalinya”.

Maksud Hadist: “Siapa meninggalkan sholat dengan sengaja, maka


sesungguhnya dia telah kafir dengan nyata”.

Berdasarkan hadist ini, Sebagaian besar ulama (termasuk Imam Syafi’i)


berfatwa: Tidak wajib memandikan, mengkafankan dan mensholatkan jenazah
seseorang yang meninggal dunia dan mengaku Islam, tetapi tidak pernah
mengerjakan sholat. Bahkan, ada yang mengatakan haram mensholatkanya.

Tiga jenis siksa di dalam kubur yaitu:

1. Kuburnya akan berhimpit-himpit serapat mungkin sehingga meremukkan


tulang-tulang dada.
2. Dinyalakan api di dalam kuburnya dan api itu akan membelit dan
membakar tubuhnya siang dan malam tiada henti-henti.
3. Akan muncul seekor ular yang bernama “Sujaul Aqra” Ia akan berkata,
kepada si mati dengan suaranya bagai halilintar: “Aku disuruh oleh Allah
memukulmu sebab meninggalkan sholat dari Subuh hingga Dhuhur, kemudian
dari Dhuhur ke Asar, dari Asar ke Maghrib dan dari Maghrib ke Isya’ hingga
Subuh”. Ia dipukul dari waktu Subuh hingga naik matahari, kemudian dipukul
dan dibenturkan hingga terjungkal ke perut bumi karena meninggalkan Sholat
Dhuhur. Kemudian dipukul lagi karena meninggalkan Sholat Asar, begitulah
seterusnya dari Asar ke Maghrib, dari Maghrib ke waktu Isya’ hingga ke waktu
Subuh lagi. Demikianlah seterusnya siksaan oleh “Sajaul Aqra” hingga hari
Qiamat.
Barang siapa yang (sengaja) meninggalkan solat fardhu lima waktu:

Subuh , Allah Ta’ala akan menenggelamkannya kedalam neraka Jahannam


selama 60 tahun hitungan akhirat. (1 tahun diakhirat=1000 tahun
didunia=60,000 tahun).
Dhuhur, dosa sama seperti membunuh 1000 orang muslim.
Asar, dosa seperti menghacurkan Ka’bah.
Maghrib, dosa seperti berzina dengan ibu-bapak sendiri.
8.
Isya’, Allah Ta’ala akan berseru kepada mereka: “Hai orang yang meninggalkan
sholat Isya’, bahwa Aku tidak lagi ridha’ engkau tinggal dibumiKu dan
menggunakan nikmat-nikmatKu, segala yang digunakan dan dikerjakan adalah
berdosa kepada Allah Ta’ala”.
Kehinaan bagi yang meninggalkan sholat :
Didunia

1. Allah Ta’ala menghilangkan berkat dari usaha dan rezekinya.

3. Allah Ta’ala mencabut nur orang-orang mukmin (sholeh) dari pada


(wajah) nya.

4. Ia akan dibenci oleh orang-orang yang beriman


Ketika Sakaratul Maut
1. Ruh dicabut ketika ia berada didalam keadaan yang sangat haus.
2. Dia akan merasa amat azab/pedih ketika ruh dicabut keluar.
3. Dia akan Mati Buruk (su’ul khatimah)
4. ia akan dirisaukan dan akan hilang imannya
Ketika di Alam Barzakh
1. Ia akan merasa susah (untuk menjawab) terhadap pertanyaan (serta
menerima hukuman) dari Malaikat Mungkar dan Nakir yang sangat
menakutkan.
2. Kuburnya akan menjadi sangat gelap.
3. Kuburnya akan menghimpit sehingga semua tulang-tulang rusuknya
berkumpul (seperti jari bertemu jari).
4. Siksaan oleh binatang-binatang berbisa seperti ular, kala jengking dan
lipan.
G. Waktu Yang Dilarang untuk Sholat
1. Setelah shalat fajar hingga ukuran matahari setinggi tombak.
2. Setelah Shalat Ashar hingga matahari tenggelam
Tidak boleh dilaksanakannya shalat sunnah setelah 2 waktu tersebut
berdasarkan hadits-hadits berikut:
9.
• Hadits Ibnu Abbas, ia berkata “Saya diajari oleh banyak orang yang
kejujuran dan keagamaannya tidak diragukan lagi -termasuk didalamnya
adalah Umar- Sesunguhnya Nabi melarang melaksanakan shalat setelah
Subuh hingga terbit matahari dan setelah Shalat Ashar hingga matahari
tenggelam“. (HR Bukhari 581 dan Muslim 826)
• Hadits Abu Sa’id, ia berkata bahwa Rasulullah r bersabda: “Tidak ada
pelaksanaan shalat setelah shalat subuh hngga matahari meninggi, dan
tidak ada shalat setelah shalat Ashar hingga matahari terbenam.” (HR
Bukhari 586 dan Muslim 727)
3. Ketika tengah hari
Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Uqbah bin Amir, ia berkata: “Tiga
waktu yang dilarang oleh RAsulullah untuk melaksanakan shalat atau
mengubur mayit kami; Ketika matahari terbit dan bersinar terang hingga
meninggi, ketika tengah hari hingga matahari tergelincir, ketika matahari
condong kebarat hingga tengelam“. (HR Muslim 831)
H. Syarat Wajib Sholat
1.Islam
Syarat ini sudah pasti harus dipenuhi, karena orang yang tidak islam tidak wajib
mengerjakan Shalat, tetapi Ia pasti akan mendapatkan siksa di Akhirat.
2. Berakal
Karena sholat merupakan jalinan hubungan antara manusia dengan ALLAH
maka manusia yang bisa berfikir secara logislah yang diwajibkan menjalankan
Shalat, orang-orang yang tidak berakal atau orang yang tidak sehat akalnya
seperti orang gila, orang yang baru mabuk ( walaupun orang itu normal tapi
saat itu sedang dalam keadaan diluar akalnya atau diluar kesadarannya maka
ia tidak bisa berpikir, sehingga orang yang mabuk juga termasuk orang yang
tidak berakal ), dan juga orang yang pingsan tidak diwajibkan Shalat karena
dalam kondisi yang tidak sadar.
3. Baligh (Dewasa)
Orang yang belum baigh tidak diwajibkan mengerjakan shalat, berikut adalah
beberapa ciri atau tanda-tanda orang yang sudah baligh :
a. Sudah menginjak umur kurang lebih 13-15 tahun
10.
b. Mimpi bersetubuh (mimpi basah) untuk anak laki-laki
c. Mulai keluar darah haid atau sering disebut datang bulan untuk anak
perempuan
Berikut adalah salah satu cara/metode untuk melatih anak menjadi terbiasa
untuk melaksanakan Shalat. Bagi orang tua yang memiliki anak sudah berumur
sekitar 7 tahun orang tua harus sudah menyuruh untuk melaksanakan Shalat ,
apabila anaknya sudah berumur 10 tahun dan belum mengerjakan Shalat maka
orang tua itu wajib untuk menyuruh dengan lebih keras (maksudnya lebih
disiplin) bahkan orang tua diwajibkan memukulnya, semua itu dilakukan agar
tertanam dalam diri anak itu agar tidak meninggal kan shalat.
4. Telah sampainya dakwah kepadanya
Orang yang belum pernah mendapatkan dakwah/seruan agama, tidak wajib
mengerjakan Shalat, dan dia tidak mendapat siksa diakhirat, belum mendapat
seruan disini dimaksudkan seperti seorang anak kecil/bayi yang meninggal,
bukan orang yang tidak mau mendapatkan seruan agama, karena belajar Ilmu
agama itu wajib.
5. Suci dari haid dan nifas
Seorang wanita yang sedang datang bulan atau habis melahirkan tidak
diwajibkan melaksanakan Shalat karena dalam kondisi yang tidak Suci
6. Jaga
Maksudnya orang yang sedang tidur tidak diwajibkan untuk melaksanakan
Shalat. ( tanpa disengaja ).

11.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Secara lahiriah shalat berarti beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai
dengan takbir dan diakhiri dengan salam, yang dengannya kita beribadah
kepada Allah menurut syarat – syarat yang telah ditentukan. Sedangkan secara
hakikinya ialah berhadapan hati (jiwa) kepada Allah, secara yang
mendatangkan takut kepada-Nya serta menumbuhkan di dalam jiwa rasa
kebesarannya dan kesempurnaan kekuasaan-Nya atau melahirkan hajat dan
keperluan kita kepada Allah yang kita sembah dengan perkataan dan pekerjaan
atau dengan kedua – duanya. Orang beriman melaksanakan shalat sesuai
dengan apa yang telah diperintahkan oleh Allah SWT, serta sesuai dengan yang
dicontohkan oleh Rasulullah Saw. Selain itu sholat juga mempunyai banyak
manfaat bagi kehidupan manusia, untuk kesehatan manusia itu sendiri,
ketenangan hati dan pikiran, dan keselamatan di akhirat karena amal yang
pertama dihisab adalah sholat.

DAFTAR PUSTAKA
http://abiyazid.wordpress.com/2008/03/06/waktu-yang-terlarang-untuk-
shalat/
http://majelisvirtual.com/2010/04/15/dahsyatnya-siksa-bagi-orang-yang-
meninggalkan-sholat/
http://islamic-indo.blogspot.com/2011/01/syarat-wajib-shalat.html

12.

Anda mungkin juga menyukai