“ SHOLAT “
DISUSUN OLEH :
DINA ERIKA SEPTIANA
CHINDY PUTRI MAHARANI
ROHMATUL JANNAH
RIDO SUPRIYATNA
KELAS :
2G
DOSEN PEMBIMBING :
SYUKRON MAKMUN, M. pd
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................
A. PENGERTIAN SHOLAT.............................................................................................. 3
B. SEJARAH SHOLAT ……………………………………………………………………………………………… 3
C. MACAM – MACAM SHOLAT ……………………………………………………………………………. 4
D. MANFAAT SHOLAT ……………………………………………………………………………………….. 6
A. KESIMPULAN ........................................................................................................... 12
B. DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sholat merupakan salah satu tiang bangunan islam. Begitu pentingnya arti
sebuah tiang dalam suatu bangunan yang bernama islam, sehingga takkan
mungkin untuk ditinggalkan. Makna bathin juga dapat ditemukan dalam sholat
yaitu: kehadiran hati, tafahhum (Kefahaman terhadap ma’na
pembicaraan), ta’dzim (Rasa hormat), mahabbah, raja’ (harap) dan haya (rasa
malu), yang keseluruhannya itu ditujukan kepada Allah sebagai Ilaah.
Sesungguhnya shalat merupakan sistem hidup, manhaj tarbiyah dan ta’lim yang
sempurna, yang meliputi (kebutuhan) fisik, akal dan hati. Tubuh menjadi bersih
dan bersemangat, akal bisa terarah untuk mencerna ilmu, dan hati menjadi
bersih dan suci. Shalat merupakan tathbiq ‘amali (aspek aplikatif) dari prinsip-
prinsip Islam baik dalam aspek politik maupun sosial kemasyarakatan yang ideal
yang membuka atap masjid menjadi terus terbuka sehingga nilai persaudaraan,
persamaan dan kebebasan itu terwujud nyata. Terlihat pula dalam shalat
makna keprajuritan orang-orang yang beriman, ketaatan yang paripurna dan
keteraturan yang indah. Karena itu semua maka masyarakat Islam pada masa
salafus shalih sangat memperhatikan masalah shalat, sampai mereka
menempatkan shalat itu sebagai”mizan” atau standar, yang dengan neraca itu
ditimbanglah kadar kebaikan seseorang dan diukur kedudukan dan derajatnya.
Jika mereka ingin mengetahui agama seseorang sejauh mana istiqamahnya
maka mereka bertanya tentang shalatnya dan sejauh mana ia memelihara
shalatnya, bagaimana ia melakukan dengan baik. Ini sesuai dengan hadits
Rasulullah SAW:
1.
“Apabila kamu melihat seseorang membiasakan ke Masjid, maka saksikanlah
untuknya dengan iman.” (HR. Tirmidzi).
Dalam kitab Jami’ush shogir lima orang sahabat r.a. yaitu Tsauban, Ibnu Umar,
Salamah, Abu Umamah dan Ubadah r.a.telah meriwayatkan hadist ini : ” Sholat
adalah sebaik-baik amalan yang ditetapkan Allah untuk hambanya”. Begitupun
dengan maksud hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu mas’ud dan Anas r.a.
2.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN SHOLAT
Sholat menurut bahasa adalah do’a, sedangkan menurut istilah adalah pekerjaan dan
ucapan yang diawali oleh takbiratul ihram dan diakhiri oleh salam.
Permulaan shalat, shalat didirikan dengan membaca kalimah kebesaran Allah. Yaitu
musholi bertakbir dengan mengucapkan Allahu Akbar, maka serempak jiwanya
bergerak menghadap ke Hadirat Allah Yang Mahatinggi-Mahamulia. Sementara
musholi meninggalakan seluruh urusan dunianya dan memusatkan pikirannya untuk
menghadap Allah SWT. Sehingga, sudah barang tentu ia putus hubungan dengan
(makhluk) di bumi, meskipun jasadiahnya ada di atas hamparan bumi.
Sesungguhnya shalat dengan adzan dan iqamatnya, berjamaah dengan
keteraturannya, dengan dilakukan di rumah-rumah Allah, dengan kebersihan dan
kesucian, dengan penampilan yang rapi, menghadap ke kiblat, ketentuan waktunya
dan kewajiban-kewajiban lainnya seperti gerakan, tilawah, bacaan-bacaan dan
perbuatan-perbuatan, yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, dengan
ini semuanya maka shalat mempunyai nilai lebih dari sekedar ibadah bumi, seraya
berdoa selamat (mengucap salam) kepada makhluk bumi, keselamatan dan
kesejahteraan yang diperuntukkan bagi sesama makhluk-Nya. Sebab itulah shalat
berawal dengan takbir ihram, Allahu Akbar dan berakhir dengan salam,
‘Assalamu’alaikum’.
B. SEJARAH SHOLAT
Perintah mendirikan shalat yaitu melalui suatu proses yang luar biasa yang
dilaksanakan oleh Rasulullah SAW yaitu melalui Isra dan Mi’raj, dimana proses ini
tidak dapat dipahami hanya secara akal melainkan harus secara keimanan sehingga
dalam sejarah digambarkan setelah Nabi melaksanakan Isra dan Mi’raj, umat Islam
ketika itu terbagi tiga golongan, yaitu yang secara terang-terangan menolak
kebenarannya itu, yang setengah – tengahnya, dan yang yakin sekali kebenarannya.
Dilihat dari prosesnya yang luar biasa maka shalat merupakan kewajiban yang utama,
yaitu mengerjakan shalat dapat menentukan amal – amal yang lainnya, dan
mendirikan sholat berarti mendirikan agama dan banyak lagi yang lainnya.
3.
C. MACAM-MACAM SHOLAT
“Aku lakukan hal ini agar kalian dapat mengikuti aku (bermakmum) dan agar
kamu sekalian tahu shalatku” (HR. Bukhari-Muslim)
b. Orang yang beriman melakukan shalat tidak hanya berupa gerakan dan
ucapan yang telah dicontohkan Rasulullah melainkan menekankan pada esensi
shalat yaitu terdapatnya kekhusuan.
b. Golongan kedua yaitu orang –orang yang sudah mengerjakan shalat dan
sudah tahu ilmunya, akan tetapi tidak khusyuk dalam mengerjakannya. Yakni,
jiwa dan fikirannya tidak ditumpukan untuk mengingati Allah dengan
menghayati bacaan-bacaan dalam shalat. Fikirannya melayang-layang
memikirkan hal-hal lain di luar shalat, seperti perniagaannya, kerjanya, istrinya,
anaknya, dan lain-lain lagi. Golongan ini tidak menjiwai shalatnya, malah
pekerjaannya di luar shalat itu yang dijiwai sehingga mengganggu ibadah
shalatnya. Mereka diancam oleh Allah SWT dengan firmanNya:
َ َ ْ ِّ ْ ُ َ ِّ ْ َ ن
ي فويل للمصل
ُ َن َ ُ َّ
ال ِذ ْي َن ه ْم َع ْن َصَل ِت ِه ْم َساه ْون
“Maka kecelakaanlah (neraka Wail) bagi orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang
yang lalai di dalam shalatnya“ (Qs. Al Ma’un 4-5)
Ciri orang yang munafik juga dapat dilihat dari pelaksanaan sholat itu sendiri:
َ ُ ْ َ َ َ ۤ ُ ٰ ن َ ٰ َ ْْٓ ُ َ َ َ ْ ُ ُ َ َ ُ َ َ ٰ َ ْ ُ ٰ ُ َ ْ ٰ ُ ْ
اس َول َيذك ُر ْونوة ق ُام ْوا ك َسال ُي َرا ُء ْون الن
ِ ل الص ل ِان المن ِف ِقي يخ ِدعون اّلل وهو خ ِادعهم وِاذا قاموا ِا
َ ًا َٰ
اّلل ِال ق ِل ْيَل
“Sesungguhnya orang munafik itu menipu Allah dan Allah membalas tipuan mereka
dan apabila mereka berdiri untuk sholat mereka berdiri dengan malas. Mereka
bermaksud riya(dengan sholat) dihadapan manusia, dan tidaklah mereka menyebut
Allah melainkan dengan sedikit sekali“ (Qs. Annisa ayat 142).
5.
E. MANFAAT SHOLAT
1. Sholat dapat menghapuskan dosa
Ibnu Mas’ud meriwayatkan dari Nabi SAW, beliau bersabda: “Kamu sekalian
berbuat dosa, maka kamu telah melakukan shalat subuh maka shalat itu
membersihkannya, kemudian kamu sekalian berbuat dosa, maka jika kamu
melakukan shalat zhuhur, maka shalat itu membersihkannya, kemudian berbuat
dosa lagi, maka jika kamu melakukan shalat ‘asar maka shalat itu
membersihkannya, kemudian kamu berbuat dosa lagi, maka jika kamu melakukan
shalat maghrib, maka shalat itu membersihkannya, kemudian kamu berbuat dosa
lagi, maka jika kamu melakukan shalat isya’, shalat itu akan membersihkannya,
kemudian kamu tidur maka tidak lagi di catat dosa bagi kamu hingga kamu
bangun.” (HR. Thabrani)
2. Manfaat sholat bagi kesehatan
Berikut ini beberapa manfaat dari gerakan sholat yang baik untuk kesehatan:
Berdiri lurus adalah pelurusan tulang belakang, dan menjadi awal dari sebuah
latihan pernapasan, pencernaan dan tulang.
Takbir merupakan latihan awal pernapasan. Paru-paru adalah alat pernapasan,
Paru kita terlindung dalam rongga dada yang tersusun dari tulang iga yang
melengkung dan tulang belakang yang mencembung, dengan begitu kita tidak
mudah terserang penyakit, tulang belakang juga akan lurus.
Takbir berarti kegiatan mengangkat lengan dan merenggangkannya, hingga
rongga dada mengembang seperti halnya paru-paru. Dan mengangkat tangan
berarti meregangnya otot-otot bahu hingga aliran darah yang membawa oksigen
menjadi lancar.
Ruku’ berarti memperlancar aliran darah dan getah bening ke leher oleh karena
sejajarnya letak bahu dengan leher. Aliran akan semakin lancar bila ruku’
dilakukan dengan benar yaitu meletakkan perut dan dada lebih tinggi daripada
leher.
Sujud juga melancarkan peredaran darah hingga dapat mencegah wasir. Sujud
dengan cepat tidak bermanfaat. Ia tidak mengalirkan getah bening dan tidak
melatih tulang belakang dan otot. Tak heran kalau ada di sebagian sahabat Rasul
menceritakan bahwa Rasulullah sering lama dalam bersujud.
Duduk di antara dua sujud dapat mengaktifkan kelenjar keringat karena
bertemunya lipatan paha dan betis sehingga dapat mencegah terjadinya
pengapuran. Gerakan ini menjaga supaya kaki dapat secara optimal menopang
tubuh kita. 6.
Gerakan salam yang merupakan penutup sholat, dengan memalingkan wajah ke
kanan dan ke kiri bermanfaat untuk menjaga kelenturan urat leher. Gerakan ini
juga akan mempercepat aliran getah bening di leher ke jantung.
3.Mencegah perbuatan keji dan mungkar
“….sesungguhnya sholat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar…” (Qs. Al-
Ankabut ayat 45). Sholat adalah salah satu aplikasi dari keimanan yang diambil dari
konsekuensi rukun islam yang pertama. Sebagai muslim yang memiliki iltizam
terhadap apa yang telah menjadi konsekuensi pengakuannya terhadap keimanannya
pada Allah, maka sholat akan menjadi pencegah kemaksiatan dan kemungkaran dari
dirinya sebagaimana telah disebutkan dalam ayat tadi.
4. Dzikir, tilawah dan doa-doa dalam sholat sangat baik untuk membersihan jiwa dan
melunakkan perasaan, menenangkan pikiran dan perasaan. Shalat dengan
dipersyaratkannya membaca AL Fatihah di dalamnya, sementara AL Qur’an menjadi
kurikulum Tsaqafah Islamiyah yang sempurna telah memberikan bekal pada akal dan
fikiran dengan berbagai hakekat ilmu pengetahuan, sehingga orang yang shalat
dengan baik akan sehat tubuhnya, lembut perasaannya dan akalnya pun mendapat
gizi.
11.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara lahiriah shalat berarti beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai
dengan takbir dan diakhiri dengan salam, yang dengannya kita beribadah
kepada Allah menurut syarat – syarat yang telah ditentukan. Sedangkan secara
hakikinya ialah berhadapan hati (jiwa) kepada Allah, secara yang
mendatangkan takut kepada-Nya serta menumbuhkan di dalam jiwa rasa
kebesarannya dan kesempurnaan kekuasaan-Nya atau melahirkan hajat dan
keperluan kita kepada Allah yang kita sembah dengan perkataan dan pekerjaan
atau dengan kedua – duanya. Orang beriman melaksanakan shalat sesuai
dengan apa yang telah diperintahkan oleh Allah SWT, serta sesuai dengan yang
dicontohkan oleh Rasulullah Saw. Selain itu sholat juga mempunyai banyak
manfaat bagi kehidupan manusia, untuk kesehatan manusia itu sendiri,
ketenangan hati dan pikiran, dan keselamatan di akhirat karena amal yang
pertama dihisab adalah sholat.
DAFTAR PUSTAKA
http://abiyazid.wordpress.com/2008/03/06/waktu-yang-terlarang-untuk-
shalat/
http://majelisvirtual.com/2010/04/15/dahsyatnya-siksa-bagi-orang-yang-
meninggalkan-sholat/
http://islamic-indo.blogspot.com/2011/01/syarat-wajib-shalat.html
12.