Anda di halaman 1dari 16

WUDHU DAN TAYAMUM

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas kelompok


Mata Kuliah: Fiqih
Dosen Pengampu: Ibni Trisal Adam,M. Hum

Disusun Oleh:

Kelompok 2
1. Anggun Puji Astuti 234110405096
2. Annisa AnugrahWati 234110405098
3. Annisa Miftahul Jannah 234110405099
Kelas 1 PGMI C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
PROFESOR KIAI HAJI SAIFUDDIN ZUHRI
PURWOKERTO
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih tetap bisa
menikmati indahnya alam ciptaan-Nya. Sholawat dan salam tetaplah kita
curahkan kepada Nabi Besar kita Nabi Muhammad SAW yang telah membawa
kita dari zaman kegelapan hingga zaman terang benderang seperti sekarang ini.
Dengan keseriusan dan ketekunan dalam pembuatan makalah fiqih, harapan kami
dapat memberikan manfaat bagi teman-teman dan para pembaca.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Ibni Trisal Adam, M.
Hum selaku Dosen Fiqih yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk
menyusun makalah yang berjudul “Wudhu Dan Tayamum” dan tidak lupa juga
kami ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
hingga terselesaikannya makalah ini. Terlepas dari semua itu, kami menyadari
bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan dan penulisan makalah, baik
dari segi materi maupun dari tata bahasa. Oleh karena itu kami meminta maaf atas
kesalahan dan kekurangan kami. Tak lupa kami juga terbuka atas segala kritik dan
saran agar makalah kami dapat menjadi lebih baik lagi.

Purwokerto, 20 September

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................1
C. Tujuan...............................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................2
PEMBAHASAN...............................................................................................................2
A. Wudhu...................................................................................................................2
1. Pengertian Wudhu..............................................................................................2
2. Syarat-syarat Wudhu..........................................................................................3
3. Rukun Wudhu.....................................................................................................3
4. Sunnah Wudhu...................................................................................................3
5. Hal-hal yang membatalkan wudhu.....................................................................3
B. Tayamum..............................................................................................................3
1. Pengertian...........................................................................................................3
2. Rukun Tayamum................................................................................................3
3. Sunah Tayamum.................................................................................................4
4. Hal-Hal yang Membatalkan Tayamum...............................................................5
5. Syarat-syarat Tayamum......................................................................................7
6. Tata Cara Tayamum............................................................................................8
7. Doa Setelah Tayamum........................................................................................9
PENUTUP...................................................................................................................10
Kesimpulan.............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang sangat memperhatikan masalah
kebersihan. Allah Swt nensyariatkan wudhu sebagai syarat sah sholat,
tawaf, dan menyentuh mushaf. Ada keringanan bagi orang yang tidak bisa
melakukan wudhu dengan air karena udzur tertentu yaitu bisa tayamum
sebagai penggantinya. Tayamum dilakukan dengan debu yang suci dan
dengan syarat serta rukun yang sudah diatur dalam syariat Islam. serupa
dalam firman Allah Swt.dalam Q.S Al-Maidah ayat 6 yang artinya: “Dan
bila kamu sakit, atau dalam perjalanan, atau kembali dari tempat buang air,
atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak mendapat udara, maka
bertayamumlah dengan tanah yang baik( bersih)..."

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang di maksud Wudhu dan Tayamum?
2. Apa saja syarat Wudhu dan Tayamum ?
3. Apa saja rukun Wudhu dan Tayamum ?
4. Apa saja hal-hal yang membatalkan Wudhu dan Tayamum?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat diketahui tujuan
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian dari Wudhu dan Tayamum.
2. Untuk mengetahui syarat Wudhu dan Tayamum.
3. Untuk mengetahui rukun Wudhu dan Tayamum.
4. Untuk mengetahui hal-hal yang dapat membatalkan Wudhu dan
Tayamum.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Wudhu
1. Pengertian Wudhu
Wudhu merupakan salah satu syarat sahnya sholat(orang yang
akan sholat, diwajibkan berwudhu lebih dulu, tanpa wudhu shalatnya
tidak sah). Secara bahasa wudhu berarti husnu/keindahan dan
nadhofah/kebersihan, selanjutnya dikatakan sebgai wudhu karena ia
membersihkan anggota wudhu dan juga memperindahya.
Sedangkan pengertian menurut istilah dalam syariat, wudhu adalah
peribadatan kepada Allah Swt.dengan mencuci anggota wudhu
dengan tatacara tertentu. Sesuai dengan firman-Nya dalam Q.S Al-
Maidah (5):6
‫ٱلَّص َلٰو ِة َفٱْغ ِس ُلو۟ا ُوُجوَهُك ْم َو َأْيِدَيُك ْم ِإَلى ٱْلَم َر اِفِق َو ٱْمَس ُحو۟ا ِبُر ُء وِس ُك ْم َو َأْر ُج َلُك ْم ِإَلى ٱْلَكْع َبْيِن ۚ َو ِإن‬
‫ُك نُتْم ُج ُنًبا َفٱَّطَّهُرو۟ا ۚ َوِإن ُك نُتم َّم ْر َض ٰٓى َأْو َع َلٰى َس َفٍر َأْو َج ٓاَء َأَح ٌد ِّم نُك م ِّم َن ٱْلَغٓاِئِط َأْو َٰل َم ْس ُتُم‬
‫ٱلِّنَس ٓاَء َفَلْم َتِج ُدو۟ا َم ٓاًء َفَتَيَّمُم و۟ا َصِع يًدا َطِّيًبا َفٱْمَس ُحو۟ا ِبُو ُجوِهُك ْم َو َأْيِد يُك م ِّم ْنُهۚ َم ا ُيِريُد ٱُهَّلل ِلَيْج َعَل‬
‫َع َلْيُك م ِّم ْن َحَر ٍج َو َٰل ِكن ُيِر يُد ِلُيَطِّهَر ُك ْم َو ِلُيِتَّم ِنْع َم َت ۥُه َع َلْيُك ْم َلَع َّلُك ْم َتْشُك ُروَن‬
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak
mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai
dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai
dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika
kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air
(kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air,
maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah
mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak
menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan
menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.
Ayat tersebut merupakan perintah yang jelas dari Rab kita bahwa
sahnya sholat ditentukan oleh wudhu. Apabila menghendaki sholat
kita diterima oleh Allah Swt.maka syaratnya laksankanlah wudhu
dengan baik

2
2. Syarat-syarat Wudhu
Syarat wudhu ada sepuluh yaitu :
1) Islam.
2) Tamyiz (cukup umur dan berakal).
3) Suci dari haid dan nifas.
4) Bersih dari segala sesuatu yang bisa menghalangi sampainya air ke
kulit.
5) Tidak ada sesuatu disalah satu anggota wudhu yang merubah
keaslian air.
6) Mengetahui bahwa hukum wudhu tersebut adalah wajib.
7) Tidak boleh beri’tiqad (berkeyakinan) bahwa salah satu dari
fardhu-fardhu wudhu hukumnya sunnah (tidak wajib).
8) Kesucian air wudhu tersebut.
9) Masuk waktu sholat yang dikerjakan bagi da’im al-hadast.(da’im
al-hadast : orang-orang yang punya penyakit dengan sistem
pengeluaran tubuhnya sehingga terus menerus berhadst.)
10) Terus menerus bagi da’im al-hadast.(Terus menerus: seseorang
tidak boleh menunda dalam membasuh anggota wudhu sampai
anggota wudhu yang dibasuh sebelum mongering).
3. Rukun Wudhu
1) Niat
Niat dimulai pada saat membasuh wajah
2) Membasuh wajah
Wajah itu dari ujung tumbuhnya rambut kepala dan akhir (dagu),
lebarnya antara dua telinga. Lahyayni yaitu tulang tumbuh gigi
bawah.
3) Membasuh dua tangan hingga siku-siku
4) Mengusap sebagian kepala
5) Membasuh kedua kaki hingga mata kaki
6) Tartib

3
4. Sunnah Wudhu
Untuk mencapai wudhu dengan derajat sempurna,maka alangkah lebih
baiknya jika sunnah-sunnah wudhu juga dikerjakan,seperti :
1) Membaca basmalah Ketika memulia wudhu
2) Menggosok gigi dengat sikat gigi atau kayu siwak.
3) Membasuh kedua telapak tangan sampai pergelangan.
4) Berkumur-kumur
5) Membersihkan bagian dalam hidung dengan cara menghirup
sedikit air ke lubang hidung, lalu mengeluarkan kembali.
6) Menyilangi anak-anak jari dari kedua tangan pada saat membasuh
tangan dan menyilangi anak-anak jari dari kedua kaki pada saat
membasuh kaki.
7) Mengusap bagian luar dan dalam kedua telinga dengan air.
8) Mendahulukan anggota tubuh bagian kanan dan mengakhirkan
bagian tubuh sebelah kiri, khususnya ketika membasuh kedua
tangan dan kaki.
9) Mengulangi basuhan atau usapan pada anggota wudhu sebanyak
tiga kali.
10) Menggosok-gosok anggota wudhu ketika membasuhnya supaya
lebih bersih.
11) Menambah sedikit dari batas yang diwajibkan, baik ketika
membasuh atau mengusap anggota wudhu.
12) Tidak boros dalam menggunakan air
13) Muwalah yaitu menyegerakan basuhan setiap anggotaL. (Ukuran
segera disini adalah jangan sampai basuhan sebelumnya
mengering, baru pindah basuhan yang lain).

5. Hal-hal yang membatalkan wudhu


Wudhu seseorang bisa batal atau rusak akibat dari hal-hal berikut :
1) Keluarnya sesuatu dari lubang pelepasan (qubul dan dubur)
2) Hilangnya akala tau kesadaran, baik karena pingsan, gila.

4
3) Tidur. Kecuali tidur dalam posisi duduk mantap sehingga menutup
kemungkinan yang bersangkutan bisa buang angin (kentut).
4) Menyentuh kemaluan (bagian depan maupun belakang), dengan
telapak tangan bagian dalam secara langsung dan tanpa
penghalang.
5) Persentuhan (secara langsunng dan tanpa penghalang) antara kulit
pria dan kulit Wanita dewasa yang bukan mahram.

B. Tayamum
1. Pengertian
Tayamum Secara bahasa tayamum berarti al-qasdu, menyengaja
menuju sesuatu atau memaksudkan sesuatu. Sedangkan menurut
istilah fiqih, tayamum adalah mengusap wajah dan kedua tangan
dengan debu yang bersih dan dengan cara tertentu. Tayamum
merupakan salah satu diantara sekian banyak keringanan (rukhsah)
yang diberikan Allah Swt.kepada umat muslim dengan tujuan untuk
memudahkan melaksanakan ajaran agama islam dalam segala
kondisi dan situasi. Tayamum mengandung pengertian usaha sadar
yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan. Tayamum secara istilah
dipahami sebagai upaya penyucian diri sebagai pengganti wudhu.
Tayamum ialah mengusapkan tanah ke muka dan kedua tangan sampai
siku debfab beberapa syarat. Tayamum hanya diperuntukan dalam
keadaan darurat seperti sakit, dalam perjalanan, karena tidak
adanya air dll. Tayamum hanya berlaku untuk satu kali shalat
wajib. Sedangkan untuk melaksanakan beberapa shalat sunah boleh
dengan satu Tayamum saja.
2. Rukun Tayamum
Tayamum memiliki empat rukun yang harus diikuti ketika kita
melakukan tayamum. Berikut adalah rukun tayamum.
1) Membaca niat

5
Tentunya setiap hal yang ingin kita lakukan harus berawal dari
niat. Sama seperti jika kita ingin beribadah atau melakukan
persyaratan untuk ibadah maka juga harus membaca niat. Niat
ini dibaca saat melakukan tayamum agar tayamum dilakukan
dengan sah dan mendapat izin dari Allah untuk beribadah.
2) Mengusap Wajah
Gunakan kedua telapak tanganmu untuk mengusapkan debu ke
seluruh wajah. Gunakan tangan kanan untuk mengusap wajah
di sisi kiri, lalu tangan kiri digunakan untuk mengusap wajah
pada sisi kanan.
3) Mengusap Kedua Tangan Sampai Siku
Usap kedua tangan kalian menggunakan debu yang telah
menempel di telapak tangan kalian. Usapan ini sama seperti
ketika berwudu. Gunakan tangan kiri untuk mengusap tangan
kanan sampai siku, dan gunakan tangan kanan untuk mengusap
tangan kiri sampai siku-siku.
4) Tertib
Lakukan tayamum dengan tertib. Perhatikan rukun dan tata
cara tayamum sesuai urutan, tidak boleh terbalik dan terlewat.

3. Sunah Tayamum
Sunah tayamum berbeda dengan rukun tayamum. Sunah tayamum
boleh tidak dilakukan ketika melakukan tayamum. Namun hal ini hanya
anjuran saja agar tayamum lebih sempurna. Berikut adalah sunah
tayamum :
1) Membaca Basmalah
Setiap melakukan kegiatan hendaknya kita membaca basmalah
agar kegiatan yang kita lakukan berjalan lancar. Dalam
melakukan tayamum basmalah juga bisa dibacakan sebelum
membaca niat tayamum. Namun jika tidak juga tidak apa-apa.
2) Mendahulukan Bagian Kanan daripada Kiri

6
Ketika melakukan hal yang suci seperti tayamum ini,
disunahkan untuk mendahulukan bagian kanan seperti tangan
kanan. Setelah itu baru disusul dengan mengusap bagian tangan
kiri.
3) Menipiskan Debu
Debu yang digunakan untuk tayamum tidak perlu terlalu
banyak. Tayamum berbeda dengan wudu yang membutuhkan air
yang banyak. Dalam melakukan tayamum dianjurkan untuk
menipiskan debu yang menempel di tangan sebelum
mengusapkan pada bagian tubuh.

4. Hal-Hal yang Membatalkan Tayamum


Seperti halnya pada wudu, tayamum juga memiliki penyebab yang
dapat membatalkan tayamum. Berikut adalah hal-hal yang dapat
membatalkan tayamum.
1) Menemukan Air
2) Tayamum akan langsung batal jika kamu telah menemukan air
sebelum melakukan salat. Sesuatu yang digantikan sudah ada
maka penggantinya tidak akan berguna. Seperti halnya
menemukan air sebelum salat maka kamu harus berwudu.
Namun jika kamu menemukan air setelah selesai salat, hal
tersebut tidak membatalkan tayamum atau pun salat. Salat dan
tayamum tetap sah jika kamu menemukan air setelah salat. Oleh
karena itu sebelumnya seharusnya memastikan terlebih dahulu
apakah air benar-benar tidak ada.
3) Bisa Menggunakan Air.
Air bisa menjadi halangan beribadah jika seseorang yang sakit
tidak boleh terkena air dalam sesi pengobatannya. Namun jika
penyakitnya sudah sembuh maka tayamum bisa batal. Bahkan
orang yang sakit tanpa adanya larangan dengan air juga dapat
membatalkan tayamum.
4) Murtad

7
Tayamum akan batal jika kamu keluar dari Islam atau agamamu
bukan Islam. Tayamum hanya diperbolehkan bagi umat Islam.
Selain itu pastinya memiliki aturannya sendiri dalam beribadah.
5) Hilang Akal Berpikir
Seseorang yang kehilangan akal sehatnya maka otomatis
tayamumnya akan batal. Orang-orang yang kehilangan akal
sehat ini seperti, gila, pemabuk, dan tidak sadarkan diri karena
pingsan dan sebagainya.
6) Tidur
Tidur adalah suatu aktivitas di mana beberapa fungsi anggota
tubuh berhenti beroperasi seperti telinga dan mata. Bagi orang
yang sudah melakukan tayamum lalu tidur sehingga telinga dan
mata secara bersamaan tidak berfungsi maka tayamum
dinyatakan batal. Namun tidak bagi orang yang memiliki
kecacatan fisik yang mana salah satunya memang tidak
berfungsi.
7) Buang Air Kecil
Dengan membuang air kecil maka otomatis tayamum akan batal.
Hal ini dikarenakan hadas yang muncul karena air kecil. Jika
ingin salat maka bersihkan terlebih dulu hadas di bagian tubuh
agar dapat salat dengan sah.
8) Buang Air Besar
Sudah jelas jika kita mengeluarkan air besar yang menyebabkan
timbulnya hadas maka tayamum dinyatakan batal. Hal ini sama
saja seperti saat membuang air kecil ketika sudah tayamum.
9) Kentut
Kentut adalah sebuah gas yang keluar melalui anus, hal ini sama
saja seperti buang air kecil dan buang air besar. Ketika kamu
sudah tayamum lalu kentut maka tayamum dinyatakan batal.
Begitu juga saat salat maka salatmu harus batal juga.
10) Haid

8
Ketika wanita memasuki masa datang bulan atau haid saat sudah
melakukan tayamum maka tayamum dinyatakan batal. Hal ini
sama seperti buang air kecil, buang air besar, dan juga kentut.
Semua hal yang menimbulkan munculnya hadas di bagian tubuh
maka kegiatan dalam beribadah akan batal. Hadas harus
dibersihkan terlebih dahulu sebelum beribadah.

5. Syarat-syarat Tayamum
Untuk melakukan tayamum, kamu harus memenuhi syarat-
syaratnya agar tayamum dapat dianggap sah sebagai pengganti air
wudu. Berikut adalah syarat tayamum.
1) Diperbolehkan melakukan tayamum jika benar-benar tidak ada
air. Ketiadaan air ini harus dipastikan dan harus
mengusahakannya sampai dapat. Jika sudah mengusahakannya
namun tetap tidak dapat, maka boleh melakukan tayamum.
2) Tayamum boleh dilakukan bagi orang yang sedang sakit. Namun
ini harus ada persyaratan juga dari dokter. Jika dengan
menyentuh air dapat mengakibatkan penyakitnya semakin parah
maka boleh melakukan tayamum.
3) Saat kalian berada di daerah yang memiliki suhu air sangat
dingin bahkan sampai membeku, tentunya berwudu akan sangat
sulit untuk dilakukan. Dengan demikian seseorang
diperbolehkan untuk tayamum.
4) Air yang tidak terjangkau. Artinya air yang dibutuhkan untuk
berwudu ada, namun ada risiko besar ketika ingin mengambil air
tersebut. Misalnya risikonya berupa harta maupun nyawa.
Dengan demikian seseorang diperbolehkan untuk tayamum.
5) Jika kalian memiliki persediaan air yang sedikit maka wudu
boleh digantikan dengan tayamum. Misalnya air tersebut adalah
persediaan untuk minum. Oleh karena itu boleh mendahulukan
untuk keperluan minum daripada berwudu.

9
6) Sudah masuknya waktu salat. Ketika waktu salat sudah masuk
bahkan mepet dengan waktu salat yang lain serta kamu
kekurangan air maka diperbolehkan untuk melakukan tayamum.
7) Ketika sedang dalam perjalanan yang sulit untuk menemukan
air, kamu dapat mengganti wudu dengan tayamum. Misalnya
saat sedang berada di pesawat dan kereta.
8) Tayamum diperbolehkan, namun juga harus memperhatikan
kebersihan debu dan tanah yang kita gunakan. Jangan sampai
ada najis pada debu dan tanah tersebut.

6. Tata Cara Tayamum


Dalam pelaksanaannya, tayamum memiliki beberapa cara agar
kalian dapat melakukan tayamum dengan sempurna. Berikut adalah tata
cara tayamum. Siapkan atau carilah tanah yang berdebu atau debu yang
bersih
Menghadap ke kiblat, lalu mengucapkan basmalah dan niat
tayamum yang berbunyi, Nawaytu tayammuma li istibaakhati sholati
lillahi ta’ala. Artinya, “Aku berniat tayamum agar diperbolehkan salat
karena Allah.”Setelah itu, letakkan kedua telapak tangan ke daerah yang
berdebu dengan posisi jari-jari tangan yang dirapatkan.Kemudian,
sebelum mengusapkan ke wajah, kamu harus meniup debu yang ada di
tanganmu agar tidak terlalu banyak. Setelah itu baru kamu usapkan
kedua telapak tangan ke seluruh wajah dengan sisa debu tersebut.
Diusahakan untuk meratakan debu ke seluruh wajah, dan cukup dengan
sekali menyentuh debu saja.Selanjutnya, kamu bisa melepaskan
aksesoris yang ada di tanganmu. Setelah semuanya lepas. Letakkan
kembali kedua telapak tangan dengan jari yang direnggangkan untuk
menyentuh debu.
Lalu, tempelkan telapak tangan kiri di atas punggung tangan kanan.
Berikutnya kamu bisa mengusapnya dari punggung tangan kanan
hingga sikunya. Lalu jangan lupa juga usap sisi lain pada tangan kanan
dan kembali untuk menyatukan kedua telapak tangan yang didahului

10
dengan mengusap jempol kanan. Setelah itu bisa lakukan pada bagian
tangan kiri seperti pada tangan kanan.Yang terakhir, pertemukan kedua
telapak tangan dan usap sela-sela jari tangan kalian.
7. Doa Setelah Tayamum
Setelah selesai melakukan tayamum, dianjurkan untuk membaca
doa bersuci setelah tayamum. Berikut adalah doa setelah tayamum.
‫ َالَّلُهَّم اْج َع ْلِني‬،‫ َو َأْش َهُد َأَّن ُمَحَّم ًدا َع ْبُد ُه َو َر ُسْو ُلُه‬،‫ َو ْح َد ُه اَل َش ِرْيَك َلُه‬،‫َأْش َهُد َأْن اَل ِإَلَه ِإاَّل ُهللا‬
، ‫ َو اْج َع ْلِني ِم َن اْلُم َتَطِّهِرْيَن َو اْج َع ْلِني ِم ْن ِعَباِد َك الَّصاِلِح ْيَن ُسْبَح اَنَك َالَّلُهَّم َو ِبَحْمِد َك‬، ‫ِم َن الَّتَّواِبْيَن‬
‫ َأْسَتْغ ِفُرَك َو َأُتْو ُب ِإَلْيَك‬، ‫َأْش َهُد َأْن اَل ِإَلَه ِإاَّل َأْنَت‬
Artinya: “Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah semata yang tiada
sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba
dan utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku sebagai orang-orang yang
bertobat, jadikanlah aku sebagai orang-orang yang bersuci, dan
jadikanlah aku sebagai hamba-hamba-Mu yang saleh. Mahasuci
Engkau, ya Allah. Dengan kebaikan-Mu, aku bersaksi bahwa tiada
Tuhan selain Engkau. Dan dengan kebaikan-Mu, aku memohon
ampunan dan bertaubat pada-Mu.

11
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan yaitu, pada dasarnya
islam merupakan agama yang sangat menjaga kebersihan. Oleh karena itu,
setiap akan melaksanakan ibadah diwajibkan untuk berwudhu dengan benar.
Jika wudhunya benar maka shalatnya pun sah. Agama islam juga
memberikan keringanan kepada pemeluknya, yaitu jika tidak bisa berwudhu
dikarenakan udzur tertentu umat muslim bisa menggantinya dengan
tayammum. Tayammum merupakan sebuah rukhsah, namun kita juga tidak
boleh bertindak semena-mena atas rukhsah yang diberikan Allah swt.
Karena pentingnya ibadah inilah sehingga Allah swt. Memberikan
keringanan kepada hambanya.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://tafsirweb.com/1890-surat-al-maidah-ayat-6.html

Rusdiana, Ahmad; Qadir, Abdul. 2019.Tuntunan Praktik Ibadah,


Bandung:Pusat Penelitian dan Penerbitan

Artikel ibadah pengantin Tayamum penganti wudhu dan mandi wajib


halaman 4

UPT Ma’had Al-Jami’ah UIN Prof.K.H Saifuddin Zuhri.Panduan BTA PPI


bab wudhu.

13

Anda mungkin juga menyukai