Disusun Oleh :
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang,Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat,hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “ Sujud Sahwi, Sujud Tilawah Dan Sujud Syukur
"
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini dan
untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak di antara kaum muslimin, yang belum mengerti mengenai
masalah hukum-hukum tentang sujud yang dilakukan didalam shalat,
maupun diluar shalat. Sujud yang akan kita bahas dalam mata kuliah Fiqh
Ibadah dan Muamalah disini ada tiga macam, yaitu sujud Sahwi, sujud
Tilawah, dan sujud Syukur.
Sujud Sahwi, merupakan sujud dua kali yang dilakukan orang yang
melaksanakan shalat, untuk mengganti kesalahan yang terjadi dalam
shalatnya. karena lupa. Sujud Tilawah, merupakan sujud satu kali, yang
dilakukan ketika telah membaca atau mendengar ayat-ayat sajdah.
Sedangkan sujud Syukur. sebagai ungkapan kebahagiaan umat muslim, atas
nikmat, dan rahmat, yang telah Allah SWT berikan.
Dari 3 macam sujud tersebut, banyak umat muslim yang masih kurang
pengetahuannya atau bahkan belum mengerti bagaimana hukum dan tata
cara sujud ini. Mereka tidak tau kapan waktu, serta niat atau Do'a yang tepat,
untuk melaksanakan sujud ini. Oleh karena itu di dalam makalah ini, akan
dijelaskan secara detail oleh penulis bagaimana sujud Sahwi, sujud Tilawah,
dan sujud Syukur.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan dalil sujud Sahwi?
2. Apa saja Hal-hal yang menyebabkan dilakukannya sujud Sahwi?
3. Apa hukum melaksanakan sujud Sahwi?
4. Bagaimana tata cara sujud Sahwi
5. Apa pengertian dan dalil sujud Tilawah ?
6. Apa saja syarat dan rukun sujud Tilawah?
7. Apa hukum melaksanakan sujud Tilawah?
8. Bagaimana tata cara pelaksanaan sujud Tilawah ?
9. Apa pengertian dan dalil sujud Syukur?
1
10. Apa saja syarat dan rukun sujud Syukur?
11. Apa hukum melaksanakan sujud Syukur?
12. Bagaimana tata cara pelaksanaan Sujud Syukur?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu sujud Sahwi dan dalilnya
2. Mengetahui apa saja hal-hal yang menyebabkan dilakukannya sujud
Sahwi.
3. Mengetahui bagaimana hukum melaksanakan sujud Sahwi.
4. Mengetahui bagaimana tata cara melakukan sujud Sahwi yang benar.
5. Mengetahui apa itu sujud Tilawah dan dalilnya.
6. Mengetahui apa saja syarat dan rukun sujud Tilawah.
7. Mengetahui bagaimana hukum melaksanakan sujud Tilawah.
8. Mengetahui bagaimana tata cara pelaksanaan sujud Tilawah
9. Mengetahui apa itu sujud Syukur, dan dalilnya.
10. Mengetahui apa saja syarat dan rukun sujud Syukur,
11. Mengetahui bagaimana hukum melaksanakan sujud Syukur.
12. Mengetahui bagaimana tata cara pelaksanaan sujud Syukur.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sujud Sahwi
a. Pengertian sujud sahwi
Secara bahasa, arti kata sahwi berasal dari kata “ sahaa – yashuu –
sahwan – suhuwwan” yang berarti lupa atau lalai. Jadi sujud sahwi adalah
sujud dua kali yang dilakukan karena seseorang meninggalkan sunnah
ab`adh, kekurangan atau kelebihan jumlah rakaat, ataupun karena ragu-ragu
jumlah rakaat dalam shalat yang dikerjakan.1
b. Dalil Hukum
Ada beberapa hadis yang menjadi dasar disunnahkannya sujud
sahwi, antara lain
ُىُ األَذَان َ ض ِ لَ يَ ْس َم َُع األَذَانَُ فَإِذَُا ق ُ ان لَ ُه ض َراطُ َحتَّى ُ ط َّ ان أَ ْدبَ َُر ال
َ ش ْي ُِ َِى بِاألَذ َُ إِذَا نود
ُل َي ْخطرُ َبيْنَُ ْال َم ْر ُِء َونَ ْف ِس ُِه َيقولُ ا ْذك ْرَُ ى التَّثْ ِويبُ أَ ْق َب ِ ب ِب َها أَ ْد َب َُر فَإِذَا ق
َُ ض َُ أَ ْق َب
َُ ل فَإِذَا ث ِّ ِو
ُِ ص َّلى فَإِ َذا َل ُْم يَد
ْر َ ن يَد ِْرى َك ُْم ُْ الرجلُ ِإ
َّ ل َ َن يَ ْذكرُ َحتَّى ي
َُّ ظ ُْ ِل َمُا لَ ُْم يَك. َكذَا ا ْذك ُْر َكذَُا
َُجا ِلس َُوه َو ُسجْ َدتَي ِْن
َ فَ ْليَسْج ُْد صلَّى
َ َُك ْم ُأَ َحدك ْم
1
Fikih Madrasah Tsanawiyah Kelas Viii Zainul Ma'arif, Fiqih, ( Jakarta, Direktorat KSKK
Madrasah, 2020) hal. 7
3
tidak mengetahui berapa rakaat dia shalat, hendaklah dia bersujud dua kali
dalam keadaan duduk.” (HR. Al-Bukhari)
«إذا شك أ َحدكم في: عن أبي سعيد الخدري رضي هللا عنه عنُ النبي صلى هللا عليه وسلم
ُُ ثم يسج ُد سجدتين، َْن على ما ا ْست َ ْيقَن ُِ ح الشك َو ْل َيب ْ ْر كم صلى ثالثا أم أربعا؟ فَ ْل َي
ُِ ط َر ُِ فلم َيد،صالته
وإن كان صلى ِإتْ َماماُ ِألْ ْر َب ٍع؛ كانتا ت َْرغِيما،ص َالته َ شفَ ْعنَُ له َ فإن كان صلى خمسا،سلِّ َِمَ قبل أن ي
»للشيطان.
] [رواه مسلم-] [صحيح
2
Fikih Madrasah Tsanawiyah Kelas Viii Zainul Ma'arif, Fiqih, ( Jakarta, Direktorat KSKK
Madrasah, 2020) hal. 7
4
ma'mum jika imamnya melakukan sujud sahwi, maka wajib atasnya untuk
melakukannya juga karena mutaba'ah, (ma'mum harus mengikuti gerakan
gerakan imamnya dalam melakukan rukun-rukun serta sunnah-sunnah
sholat), dan kalau kita tidak melakukan sujud sahwi tersebut bersama imam
maka batal sholat kita.3
Para ulama berbeda pendapat ada yang berpendapat hukumnya
sunnah ada juga yang berpendapat wajib. Jika seseorang lupa melakukan
sujud sahwi, kemudian dia sadar bahwa lupa melakukan sujud sahwi pada
hari berikutnya, maka tidak perlu melakukan sujud sahwi ketika sadar itu
karena sudah lewat 1 hari, kalau seperti itu yang harus dilakukan adalah
bertaubat di malam hari.
3
Ahmad muslim Safwan, (2016), khazanah an-nafisah Bab sujud sahwi karya ust.seggaf baharun
S.HI
4
Fikih Madrasah Tsanawiyah Kelas Viii Zainul Ma'arif, Fiqih, ( Jakarta, Direktorat KSKK
Madrasah, 2020) hal. 8
5
f) Jika seseorang melakukan salam, namun shalatnya belum selesai.
Biasanya hal ini terjadi di waktu shalat zhuhur, ashar, magrib dan
isya". Ketika rakaat kedua dan melakukan salam sehingga shalatnya
tidak sempurna dan kurang, oleh karena itu dianjurkan untuk sujud
sahwi.
g) Jika seseorang kelebihan rakaat. hal ini berdasarkan hadist riwayat
ibnu mas'ud, bahwa nabi Muhammad SAW pernah shalat zhuhur
lima rakaat. lalu ditanyakan kepadanya," apakah shalat ini ( sengaja
) ditambah "" jawab beliau," ada apa ?" Abdullah menjawab engkau
telah shalat lima rakaat" maka kemudian beliau langsung sujud dua
kali, sesudah mengucapkan salam. (HR. Al-jamaah)5
h) Ketika seseorang lupa melakukan tasyahud awal, terkadang umat
muslim terlena dan tidak fokus dalam shalat, hal itu menyebabkan
lupanya rukun shalat. Berdasarkan hadist riwayat ibnu buhainab,
bahwa nabi Muhammad SAW langsung berdiri di rakaat kedua
(tanpa duduk tasyahud awal ). Maka para sahabat bertasbih
meningatkan beliau, namun beliau meneruskan shalatnya. Tatkala
selesai shalatnya, beliau sujud dua kali kemudian salam" (HR.Al-
jamaah)
i) Ketika seseorang ragu ragu dalam shalatnya dan tidak tahu berapa
rakaat yang sudah dikerjakan. Maka dari itu tinggalkan keraguan
tersebut dan jalankan rakaat yang diyakini benar, kemudian lakukan
dua kali sujud di akhir shalat sebelum salam.
5
Syaikh Sulaiman Ahmad Yahya Al-Faifi, Ringkasan Fikih Sunnah Sayyid Sabvi,
[Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar, 2009), Hilm.125
6
1) Sujud sebelum salam setelah membaca tasyahud akhir, dengan
bacaan sebagai berikut:
َُ َام َو
ل َيسْهو َُ ن
ُ ل َين ُْ س ْب َحانَُ َم
Jika seeorang lupa melakukan rukun sholat atau lupa rakaat namun dia tetap
melanjutkan shalatnya sampai salam dan dia baru sadar akan kesalahnnya
maka setelah salam itu lanjutkan dengan cara sujud dua kali.
6
Rudi Ahmad Suryadi Sumiyati, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti,(Jakarta Pusat, Pusat Kurikulum
7
Fikih Madrasah Tsanawiyah Kelas Viii Zainul Ma'arif, Fiqih, ( Jakarta, Direktorat KSKK Madrasah, 2020)
hal. 10
7
B. Sujud Tilawah
a. Pengertian
Pengertian Sujud Tilawah Pernahkah kamu melakukan shalat
berjamaah, kemudian setelah membaca ayat tertentu, imam melakukan
sujud, tanpa didahului rukuk terlebih dahulu? Itulah yang disebut dengan
sujud tilawah, yaitu sujud yang dilakukan ketika membaca atau mendengar
ayatayat tertentu dari al-Qur‟an. Ayat-ayat tersebut disebut ayat sajdah.
Jadi, ketika ayat sajdah tersebut dibaca, baik orang yang membaca atau yang
mendengarnya disunnahkan untuk melakukan sujud tilawah. Sujud ini
boleh dilakukan dalam shalat maupun di luar shalat. Sujud tilawah sunnah
dilakukan untuk menyatakan keagungan Allah Swt. dan sekaligus
pengakuan bahwa diri kita adalah makhluk yang sangat lemah. Hanya Dia
lah Zat yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Di dalam mushaf al-Qur‟an,
ayat-ayat sajdah ditandai dengan tanda tertentu seperti kubah.
ُ ََو َيقُولُون
ًۭ ُس ْب َح ٰـنَ َر ِبنَا ِإن َكانَ َو ْعدُ َر ِبنَا لَ َم ْفع
وَل
۩ وعا ًۭ ش ِ ََويَخِ ُّرونَ ل ِْْل َ ْذق
ُ ان يَ ْب ُكونَ َويَ ِزيدُ ُه ْم ُخ
Dalam suatu riwayat hadits dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda:
8
Artinya: "Jika anak Adam membaca ayat sajdah lantas sujud, maka menyingkirlah
setan sambil menangis dan berkata, "Celakalah diriku, ia (Anak Adam)
diperintahkan sujud dan ia patuh lalu sujud, maka baginyalah surga. Sedang aku
sendiri diperintahkan untuk bersujud namun aku menolak, maka untukku neraka."
(HR. Muslim, dan Ibnu Majah dalam Nashbur Roayah Volume 2 halaman 178).
Adapun hukum melakukan sujud tilawah menurut para ulama, disunnahkan
untuk satu kali sujud, saat membaca atau mendengarkan ayat-ayat sajdah dari
Alquran. Diriwayatkan dari Umar, hahwa dia sedang membaca surat an-Nahl.
diatas mimbar, pada hari Juma'at, hingga sampai pada ayat Sajdah, ia tunan lalu
sujud, lalu orang-orang pun ikut sujud. Lalu pada Jumat berikutnya, dia membaca
lagi, dan ketika sampai pada ayat sajdah, dia berkata "Wahai manusia
sesungguhnya kita tidak diwajibkan sujud Tilawah, siapa yang mau sujud maka dia
benar dan tepat, sedangkan siapa yang tidak mau sujud, tidak ada dosa baginya"
(HR. Al Bukhari).
Sujud tilawah sunnah dilaksanakan ketika mendengar atau membaca ayat-ayat
sajdah. Dalam al-Qur‟an terdapat 15 ayat sajdah, yaitu:
1. Surat al-A‟raaf (7) ayat 206
2. Surat ar-Ra‟du (13) ayat 15
3. Surat an-Nahl (16) ayat 49-50
4. Surat al-Israa‟ (17) ayat 109
5. Surat Maryam (19) ayat 58
6. Surat al-Hajj (22) ayat 18
7. Surat al-Hajj (22) ayat 77
8. Surat al-Furqaan (25) ayat 60
9. Surat an-Naml (27) ayat 25-26
10. Surat as-Sajadah (32) ayat 15
11. Surat Shaad (38) ayat 24
12. Surat Fushshilat (41) ayat 37-38
13. Surat an-Najm (53) ayat 62
14. Surat al-Insyiqaaq (84) ayat 21
15. Surat al-‟Alaq (96) ayat 19
9
c. Syarat dan Rukun Sujud Tilawah
a) Syarat Sujud Tilawah
Syarat yang harus dipenuhi sebelum melaksasnakan sujud tilawah
adalah sebagai berikut:
1) Suci dari hadas dan najis, baik badan, pakaian maupun tempat
sujud
2) Menutup aurat
3) Menghadap kiblat
4) Setelah mendengar atau membaca ayat sajdah
10
kembali berdiri meneruskan bacaan ayat tersebut dan
meneruskan shalat.
• Apabila dalam shalat berjamaah makmum wajib mengikuti
imam, jika imam membaca ayat sajdah kemudian melakukan
sujud tilawah, maka makmum wajib ikut sujud. Tetapi apabila
imam tidak sujud, maka makmum pun tidak boleh sujud
sendirian.
b) Di luar shalat
Begitu selesai membaca atau mendengar ayat sajdah, maka langsung
menghadap kiblat dan niat melakukan sujud tilawah. Bertakbir (seperti
takbiratul ihram) kemudian langsung sujud dan membaca doa sujud,
setelah itu bertakbir untuk duduk kemudian salam.
8
Ibnu ma’ud, fiqh madzhab syafii (edisi buku lengkap) buku 1 :IBADAH,( bandung: CV.Pustaka
Setia, 2007, hal. 244
11
C. Sujud Syukur
a. Pengertian
Kata sujud adalah bentuk serapan dari bahasa Arab. Menurut KBBI, sujud
berarti berlutut. meletakkan dahi ke lantai (seperti pada waktu sholat) dan
disertai bacaan tasbih dengan cara berlutut kemudian menundukkan kepala
sampai ke tanah. Kata syukur sendiri berarti rasa terimakasih kita kepada
Allah SWT. Jadi, dapat disimpulkan bahwa sujud syukur adalah sujud yang
dilakukan seseorang sebagai rasa terimakasih karena telah diberi nikmat yang
besar ataupun terhindar dari bahaya dan bencana.
Syukur Dalam hidup ini kita tidak pernah terlepas dari nikmat Allah Swt.
Udara yang kita hirup, makanan dan minuman yang setiap hari kita konsumsi,
tempat tinggal dan lain-lain semuanya merupakan nikmat Allah Swt. yang
dianugerahkan kepada kita. Bersyukur tidak hanya semata-mata saat
mendapat kesenangan maupun nikmat saja melainkan saat kamu terhindar
dari marabahaya atau musibah, karena Allah Swt. telah memberikan
keselamatan.
Sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk selalu bersyukur atas nikmat
yang diberikan oleh Allah Swt. dengan membaca hamdalah dan
menggunakan nikmat itu untuk kebaikan. Selain itu, dalam keadaan tertentu
kita bahkan dianjurkan untuk mengungkapkan syukur dengan bersujud, yang
disebut dengan sujud syukur. Jadi sujud syukur adalah sujud yang dilakukan
karena mendapat nikmat atau karena terhindar dari bahaya atau musibah.
12
Artinya: Dan (ingatlah) ketika Tuhimu memaklumkan, “Sesungguhnya jika
kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika
kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat." ( qs.
Ibrahim :7)
➢ Hadits
ِ َّ ِ ش ْكرا
ّلِل ُ اجدا
ِ س َ ُس ُّرهُ أ َ ْو ي
َ س ُّر ِب ِه خ ََّر ُ َ َكانَ ِإذَا أَت َاهُ أ َ ْمر ي-صلى هللا عليه وسلم- ى
َّ ع ْن أ َ ِبى بَ ْك َرة َ أ َ َّن النَّ ِب
َ
اركَ َوتَعَالَى َ َتَب
Artinya: Dari Abi Bakrah radhiyallahuanhu bahwa Nabi shallallahu alalthi
wa sallam bila mendapatkan hal-hal yang membuatnya bergembira atau
diberi kabar gembira, beliau bersujud syukur kepada Allah. (HR. Abu Daud
dan Tirmizy),
c. Hukum
Para ulama herbeda pendapat tentang pensyaratan sujud syukur. Sebagian
be rpendapat bahwa sujud syukur memang disyariatkan, tetapi sebagian para
ulama I ain mengatakan bahwa sujud syukur tidak disyariatkan. Ibnu
Taimiyah adalah salah satu ulama yang tidak mensyaratkan sujud syukur
dengan suci dari hadas. Tetapi beliau berpendapat bahwa sujud syukur dalam
keadaan suci itu lebih baik.
• Disyariatkan.
Menurut mazhab Asy-Syafi'iyah, Imam Ahmad bin Hanbal, Ishaq.
Abu Tsau t dan Ibnul Mundzir, Ibnu Rajab al-Hanbali adalah para
ulama yang berpendapat bahwa sujud syukur im disyariatkan. Abu
Yusuf dan Muhammad, keduanya muri d Imam Abu Hanifah,
termasuk yang setuju dengan pendapat ini.
• Tidak Disyariatkan
Menurut mazhah Al-Hanafiyah dan Al-Malikiyah berpendapat bahwa
sujud syukur tidak disyariatkan, hal ini didukung oleh Ibrahim An-
Nakhai Al-Hanafiyah
13
d. Sebab-sebab Sujud Syukur
1. Karena mendapatkan nikmat dan karunia dari allah swt
2. Mendapatkan kabar gembira atau berita yang menyenangkan
3. Terhindar atau selamat dari bahaya (musibah) yang akan
menimpanya
4. Dll
5) Salam
Mazhab Syafi'i menyeburkan bahwa sujud syukur itu tanpa
salam. Sedangkan riwayat dari al-Muzani bahwa sujud syukur
itu seperti shalat pada umumnya, yaitu salam dua kali "9
6) Tertib
9
Maharat Marfushu L, Bagaimana Seharusnya Sujud Syukur? Bakarta Selatan Rumah Fram Publishing 2018),
him 38-39.
14
Adapun bacaan yang masyhur dibaca ketika sujud syukur adalah: 10
10
Maharat Marfushu L, Bagaimana Seharusnya Sujud Syukur? Bakarta Selatan Rumah Fram Publishing 2018),
him 40
11
Imam Malik bu Anes, Al Mawatha 'nam Malak A To: Nur Allm, Dkk jakarta: Fustaka Azzam,
2005jtim 291 292 Itimu Mas'ud. Figh Wactha Svana) Bandung CV Pustaka Setia, 2007),
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sujud terbagi menjadi tiga macam yang memiliki masing-masing
memiliki fungsi dan hukumnya tersendiri. Sujud Sahwi adalah sujud
sebanyak dua kali, yang dilakukan, untuk mengganti kesalahan atau
kekurangan yang terjadi dalam shalat, baik kekurangan raka'at, kelebihan
raka'at, atau perasaan ragu-ragu yang disebabkan lupa.
Sujud Tilawah, merupakan sujud yang dilakukan, saat membaca maupun
mendengar ayat-ayat sajdah, baik dalam shalat maupun diluar shalat.
Sujud Syukur, dilakukan sebagai tanda terimakasih kepada Allah SWT,
atas segala Nikmat, Rahmat, dan karunia-Nya,. Baik itu dalam hal
keberuntungan, keberhasilan. kesehatan, terhindar dari bahaya atau kesulitan,
dll.
B. Saran
Kita semua, sebagai seorang muslim, sebaiknya kita mengetahui
macam-macam sujud itu sendiri. Dan setelah mempelajari, serta memahami
bagaimana hukum, syarat, dan tata caranya, dapat mengamalkannya dengan
schaik-baiknya, dalam kehidupan sehari-hari. Semoga dengan adanya
makalah ini, dapat menambah wawasan para pembaca, tentang ketiga
macam sujud yang telah dijelaskan. Mohon maaf bila ada beberapa
kesalahan baik dari kata atau penjelasan kami. Kami sadar bahwa makalah
ini, masih jauh dari kata sempurna, karena sempurna itu hanya milik Allah
SWT. Untuk itu penulis sangat menerima kritik dan saran dari para
pembaca.
16
DAFTAR PUSTAKA
Imam Malik bu Anes, Al Mawatha 'nam Malak A To: Nur Allm, Dkk jakarta:
Fustaka Azzam, 2005jtim 291 292 Itimu Mas'ud. Figh Wactha Svana)
Bandung CV Pustaka Setia, 2007),
Maharat Marfushu L, Bagaimana Seharusnya Sujud Syukur? Bakarta Selatan
Rumah Fram Publishing 2018), him 38-39.
Maharat Marfushu L, Bagaimana Seharusnya Sujud Syukur? Bakarta Selatan
Rumah Fram Publishing 2018), him 40
Ibnu ma’ud, fiqh madzhab syafii (edisi buku lengkap) buku 1 :IBADAH,(
bandung: CV.Pustaka Setia, 2007, hal. 244
Fikih Madrasah Tsanawiyah Kelas Viii Zainul Ma'arif, Fiqih, ( Jakarta, Direktorat
KSKK Madrasah, 2020) hal. 10
Rudi Ahmad Suryadi Sumiyati, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti,(Jakarta
Pusat, Pusat Kurikulum dan Perbukuan, 2021)hal. 82
Fikih Madrasah Tsanawiyah Kelas Viii Zainul Ma'arif, Fiqih, ( Jakarta, Direktorat
KSKK Madrasah, 2020) hal. 8
Syaikh Sulaiman Ahmad Yahya Al-Faifi, Ringkasan Fikih Sunnah Sayyid Sabvi,
[Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar, 2009), Hilm.125
Ahmad muslim Safwan, (2016), khazanah an-nafisah Bab sujud sahwi karya
ust.seggaf baharun S.HI
17