Anda di halaman 1dari 17

AKHLAK YANG DAPAT MUNCUL DARI THAHARAH, SHALAT

IBADAH PUASA, ZAKAT, DAN HAJI

MAKALAH
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
Mata Kuliah : Akhlak Tasawuf
Dosen Pengampu : Dr. Atabik M. Ag

Kelompok 13
Disusun Oleh :
1) Alfiana Fiskarunia (224110201232)
2) Hamzah Miftahun Ni’am (224110201241)
3) Rida Rahma Yunita (224110201262)

Kelas : 1 ESY F

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI PROF K.H.SAIFUDDIN ZUHRI
PURWOKERTO
2022 / 2023

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-
Nya karena kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Adapun dalam
penulisan makalah ini,materi yang akan dibahas adalah “Akhlak yang dapat
muncul dadri Thaharah, Shalat, Ibadah Puasa, Zakat, dan Haji”.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa di dalam penulisan makalah ini banyak


terdapat kekurangan. Oleh karena itu ,kami mengharapkan adanya kritik dan saran
yang membangun demi kesempurnaan penulisan makalah ini.

Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penyusunan makalah ini, khususnya pada dosen pembimbing mata
kuliah yang bersangkutan.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat
menambah wawasan, serta dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Purwokerto, 29 November 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan Pembahasan......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
A. Thaharah........................................................................................................2
B. Shalat.............................................................................................................3
C. Puasa.............................................................................................................5
D. Zakat..............................................................................................................7
E.
Haji...............................................................................................................10

BAB III PENUTUP..............................................................................................14


A. Kesimpulan.................................................................................................14
B. Saran...........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….. 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seperti yang kita tahu penerapan akhlak dapat diterapkan dimana saja, terutama
pada kebiasaan sehari-hari seperti pada thaharah(bersuci), shalat, ibadah puasa,
zakat,dan haji.

Banyak dari yang awam terhadap penerapan akhlak tersebut, untuk itu pembahasan
kali ini ditujukan untuk mengajarkan materi-materi tersebut, materi-materi ini
kebanyakan sering dipelajari di pendidikan pondok pesantren atau sekolah-sekolah basis
islam

Rata-rata masyarakat hanya mengetahui hubungan akhlak antara manusia dengan


manusia, antara manusia dengan tuhan .

Seharusnya penerapan akhlak ini bisa menjadi kebiasaan masyarakat, karena ini
menjadi dasar-dasar akhlak, maupun menjadi dasar materi Ilmu Akhlak Tasawuf.

Namun penjelasan materi pada makalah ini mungkin akan memiliki beberapa
kelemahan, dikarenakan pengerjaannya dibuat oleh mahasiswa semseter 1, untuk itu
alternatif lainnya bisa dicari secara individu ataupun ditanyakan kepada orang-orang
yang lebih ahli dibidang tersebut.

B. Rumusan Masalah
 Apa saja macam-macam thaharah ?
 Bagaimana penerapan akhlak pada kehidupan sehari-hari?
 Tata cara pelaksanaan zakat

C. Tujuan Pembahasan
Diharapkan setelah membaca makalah ini pembaca dapat mempelajari akhlak dari
Thaharah,shalat, zakat, puasa, dan Haji.

iv
BAB II
PEMBAHASAN

A. THAHARAH
Secara etimologis, thaharah berarti bersih (nazhafah), suci (nazhahah), dan
terbebas (khulus) dan kotoran, baik yang bersifat hissiy (kkongkret atau dapat
diindera) maupun ma’nawiy (abstrak).1

Sedangkan thaharah secara terminologis adalah membersihkan diri dari hadits


atau menghilangkan najis dan kotoran.2

Dengan demikian, thaharah syar’i terbagi dua bagian yaitu thaharah dari
hadats dan thaharah dari najis. Thaharah dari hadats ada tiga bagian, yaitu wudhu-
mandi dan tayammum. Alat yang digunakan untuk bersuci adalah air untuk
wudhu dan mandi, dan tanah untuk tayammum. Selain air dan tanah, ada juga alat
bersuci lainnya, yaitu dabigh (penyama kulit) dan takhalhul (pembuat cuka) untuk
mensucikan khamar. Sedangkan taharah dan najis (menurut fiqih) dan kotoran
yaitu dengan membasuh dan membersihkan najis, dan kotoran dengan air dan alat
thaharah lainnnya.

B. SHALAT
1.Pengertian Shalat
Kata shalat secara etimologis adalah yang berarti do’a, adapun shalat secara
terminologis adalah seperangkat perkataan dan perbuatan yang dilakukan dengan
berbagai syarat tertentu. Yang dimulai dengan takbiratul al-ihram dan diakhiri
dengan salam. Pengertian shalat ini mencakup segala pengertian. Sujud tilawah
(sujud yang dilakukan ketika mendengar bacaan ayat al-qur’an tertentu yang harus
dilakukan dengan sujud dikecualikan dari bacaan-bacaan di atas.3

1
Abd Al-Rahman Al-Jajiriy, 1990:30
2
Abd Al-Wahhab 1990:13
3
Abd Rahmna Al-Jaziri, 1990:160

v
Adapun yang menjadi landasan teori ini adalah diantaranya surat al-
baqarah ayat 45 dan ayat 110 : “dirikanlah salat dan tunaikanlah zakat.” Dan
memohonlah pertolongan dengan sabar dan salat”.

Dalam Islam shalat menempat kedudukan yang tidak dapat ditandingi oleh
ibadah apapun. Selain termasuk rukun Islam shalat merupakan ibadah pertama
kali difardhukan oleh Allah kepada Nabi Muhammad ketika Mi’raj. Disamping
itu shalat mempunyai tujuan yang tak terhingga, tujuan hakiki dari shalat.
Sebagaimana yang telah dikatakan oleh al-Jaziri adalah tanda hati dalam rangka
mengagungkan Allah sebagi pencipta disamping itu shalat juga merupakan bukti
taqwa manusia kepada sang Khalik. Dalam satu ayatnya Allah menyatakan bahwa
shalat bertujuan untuk menjauhkan manusia kepada dari perbuatan keji dan
mungkar.

2.Syarat Wajib Shalat

Syarat Wajib shalat dibebankan atas orang-orang yang memenuhi syarat-


syarat, yaitu Islam, baligh, berakal dan suci. Demikian pendapat dari Hanafiah dan
Syafi'iyah. Orang kafir tidak dituntut untuk melakukan shalat karena shalat tidak
syah bila dilakukan oleh mereka. Begitu juga orang-orang yang murtad, namun
jika mereka kembali ke dalam agama Islam ia harus mengganti shalat yang
ditinggalkannya selama masa kemurtadannya karena kewaiiban shalat tidak akan
gugur oleh kemurtadan.

3.Cara Mengerjakan Shalat

Shalat meliputi beberapa perkataan dan perbuatan yang terdapat dalam


rukun dan sunnat shalat.

1) Rukun Shalat

Pekerjaan yang termasuk rukun shalat adalah

a) Niat

b) Berdiri jika sanggup

vi
c) Takbiratul ihram

d) Membaca Surat al-Fatiha

e) Ruku

f) Thuma‟ninah dalam ruku‟

g) I‟tidal

h) Thuma‟ninah dalam I‟tidal

i) Sujud

j) Thuma‟ninah dalam Sujud

k) Thuma‟ninah dalam dua sujud

l) Thuma‟ninah

m) Duduk Akhir

n) Tasyahud

o) Membaca sholawat dalam tasyahud

p) Mengucapkan salam

q) Dan berniat keluar dari shalat

C. PUASA

Puasa dalam bahasa Arab disebut shiyam dan shaum yang berarti menahan
(imsak) sesuatu seperti dalam ayat : “Inni Nazartu Lirrahman Shauma”. Menurut
syara' puasa berarti menahan diri dari perbuatan tertentu dengan niat dan menurut
aturan tertentu sejak terbitnya matahari hingga terbenam.4

Ibadah puasa ini dikenal dan diwajibkan pada syari'at agama-agama


sebelum Islam sebagaimana dalam surat Al-Baqarah ayat 183.

B. Macam-Macam Puasa dan cara Melaksanakannya

4
Al-Sayyid Sabiq, 1993

vii
Puasa dibagi menjadi dua yaitu puasa wajib dan puasa sunah

1) Puasa wajib

Ada tiga bagian wajib karena waktunya (puasa ramadlan), wajib karena
sebab tertentu (kafarat) dan wajib karena ia diri mewajibkannya (puasa nazar),
puasa bulan ramadlan dilaksanakan setiap di bulan Ramadlan. Awal ramadlan
dapat diketahui dengan menyempurnakan bilangan sya'ban 30 hari, atau dengan
melihat (rukyah) anak bulan, namun ada yang berpendapat Mutharirif bin
AsShahir (pemuka tabi'in), bila cuaca mendung sehingga tak dapat melihat hilal
maka perhitungan posisi matahari dan bulan dapat dijadikan pengangan dalam
menetapkan awal bulan ramadlan.5

2). Puasa Sunat

Puasa sunat sebenarnya tidak ada pembatasan waktu pelaksanaannya,


namun perlu dicatat baik puasa wajib maupun puasa sunat haram dan tidak sah
dilakukan pada hari-hari tertentu yakni pada dua hari raya dan pada hari Tasyriq.

Puasa sunat dapat dan baik dilakukan pada beberapa hari yang secara khusus
dianjurkan berpuasa seperti :

a) Puasa enam hari pada bulan Syawal, puasa syawal ini dapat dilakukan secara
berturut-turut atau tidak berturut-turut.

b) Puasa pada hari Arafah khususnya bagi orang yang tidak melakukan ibadah
haji pada tanggal 9 dzulhijjah.

c) Puasa pada tangga: 9 dan 10 bulan Muharram

d) Puasa tiga hari setiap bulan, sebaiknya tanggal 13, 14 dan 15

e) Puasa pada hari Senin dan Kamis

f) Puasa bulan Muharram dan Sya'ban.

5
Ibn Rusyd AI-Qurtuby,tt,.207

viii
C. Cara Melaksanakan Puasa

Sebagaimana ibadah lainnya puasa dilaksanakan dengan mengerjakan


rukun rukun, meninggalkan segala yang membatalkan dan memperhatikan hal-hal
yang disunatkan, hal-hal yang termasuk rukun serta sunat puasa dan dengan yang
membatalkannya.

1) Rukun Puasa

Fardhu atau rukun puasa ada dua, yaitu niat puasa dan menahan diri dari segala
yang mambatalkannya sejak terbit fajar sampai terbenamnya matahari.

2) Hal-hal yang membatalkan puasa

a) Makan dan minum

b) Al-Huqna (memasukkan sesuatu ke dalam kemaluan, debar dan qubul)

c) Muntah dengan sengaja

d) Bersetubuh

e) Keluar mani dengan sebab mubasyarah (bersentuhan kulit tanpa alas)

f) Haid atau nifas

g) Gila

h) Murtad

3) Sunat-sunat puasa

a) menyegerakan berbuka bila telah terbenam matahari

b) melambatkan makan sahur, atau makan pada waktu sahur

D.ZAKAT
1. Pengertian Zakat

ix
Zakat secara etimologis berarti tumbuh (an-numuw) bertambah banyak dan
mengandung berkah juga suci (thaharah).6

Sedangkan menurut istilah zakat adalah sebutan bagi suatu hak Allah yang
dikeluarkan seseorang kepada orang-orang tertentu dengan syart-syarat tertentu.

2. Harta yang wajib di zakati

Zakat hewan ternak

a) Zakat Unta
b) Zakat Kambing
c) Zakat ternak yang bercampur

Zakat emas dan perak

Nisab awal perak 200 dirham (595 gram) sedangkan nisab emas adalah mitsqol
(85 gram). Jumlah zakat yang wajib dikeluarkan menurut hadits Nabi adalah
seperempatpuluh (2,5 %), dari tiap-tiap dua ratus dirham perak zakatnya lima
dirham, tiap-tiap 20 dinar emas zakatnya setengah dinar.7

Zakat Tanam-tanaman (hasil bumi)

a) Zakat Buah-buahan
b) Zakat Biji-bijian
c) Zakat barang dagangan
d) Zakat hasil tambang
e) Zakat Rikaz
f) Zakat Fitrah

3. Cara Pembayaran Zakat

Harta Bathin (emas dan perak, barang dagangan dan rikaz) cara membayar zakat
diantaranya:

6
Al-Sayyid Sabiq, 1992:276
7
Al-Sayyid Sabiq, Op. Cit

x
a) Menyerahkan sendiri zakatnya kepada mustahik zakat
b) Mewakilkan seseorang untuk menyampaikannya
c) Menyerahkan kepada pemerintah atau petugas yang ditunjuknya untuk
amil zakat

Harta Zhahir adalah hewan ternak, tanam-tanaman, buah-buahan, dan hasil


tambang.

4. Mustahik Zakat
1. Amil adalah orang yang khusus ditugaskan oleh pemerintah untuk
mengurusi zakat Amil dapat menerima bagian dari zakat hanya sebesar
upah yang pantas untuk pekerjaannya
2. Fakir dalah orang yang memiliki harta ataupun usaha yang memadai
sehingga sebagian besar kebeutuhan tidak dapat dipenuhinya.
3. Miskin adalah orang yang memiliki harta atau usaha yang dapat
menghasilkan sebagian kebutuhannya tetapi tidak mencukupi.
4. Muallaf adalah orang yang mempunyai pengaruh disekelilingnya
sedangkan ada tahapan ia masuk Islam, ditakuti kejahatannya, orang
Islam yang ada harapkan iman dan bertambah teguh, atau ada harapan
orang lain akan masuk Islam karena pengaruhnya.
5. Fi Al-Rizab adalah para budak yang dijanjikan akan merdeka bila
membayar sejumlah harta kepada tuannya.
6. Gharimun atau orang yang berutang, ada tiga macam :
a) Orang yang berutang yang memenuhi kebutuhan dirinya sendiri, ia
dapat diberi zakat untuk membayar utang.
b) Orang yang berutang karena kepentingan mendamaikan perselisihan,
dapat diberi zakat, walaupun ia sendiri mampu membayarnya
c) Orang berutang karena ia menjamin utang orang lain, ia diberi bagian
zakat untuk membayar utang
7. Ibnu Sabil (musafir)

Dapat diberi zakat dengan beberapa syarat

xi
a) Perjalanan tidak ditujukan untuk maksiat
b) Ia kehabisan bekal, tidak mampu atau kekurangan biaya
8. Fisabilillah adalah orang yang berperang dijalan Allah secara suka rela
atau tanpa mendapat gaji dari pemerintah

Yang Tidak Berhak Menerima zakat

1) Orang kaya yaitu orang yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dari
harta hasil pekerjaan
2) Budak, kecuali yang mukattab
3) Keturunan Nabi
4) Orang yang wajib dibelanjai oleh muzakki, seperti anak dan orang tuanya
5) Orang kafir

E. HAJI

1. Pengertian Haji

Haji berasal dari bahasa Arab yang berarti “al-Qashd”, yaitu menyengaja atau
menuju. Adapun dalam istilah sejarah “haji” berarti menyengaja mengunjungi

xii
Ka’bah demi melakukan Raadah tertentu, baik berupa thawaf sa’i, wuquf di
Arafah dan sebagainya.8

2. Dasar hukum haji termasuk dalil dan haditsnya. berikut dasar hukum
ibadah haji dan dalil,lengkap dengan haditsnya.

1. Firman Allah QS. Al-Imran: 97‫بِ ْيالً َو َم ْن‬T‫طا َع ِإلَ ْي ِه َس‬ َ َ‫ت َم ِن ا ْست‬ ِ َّ‫َوهَّلِل ِ عَل َى الن‬
ِ ‫اس ِحجُّ البَ ْي‬
َ‫الَ ِم ْين‬TT‫ِإ َّن هللاَ َغنِ ٌّي ع َِن ال َع‬T َ‫ َر ف‬T َ‫ َكف‬Artinya : “..Mengerjakan haji adalah kewajiban
manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan
perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka
sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta“

2. Firman Allah QS. Al-Hajj ayat 27-28‫ ِّل‬T‫اس بِال َحجِّ يَْأتُوْ كَ ِر َجاالً َوعَل َى ُك‬ ِ َّ‫َوَأ ِّذ ْن فِي الن‬
ٍ ‫ا‬TT‫ َم هللاِ فِ ْي َأي ٍَّام َّم ْعلُوْ َم‬T ‫اس‬
‫ا‬TT‫ت عَل َى َم‬ ْ ‫ُوا َمنَافِ َع لَهُ ْم َويَ ْذ ُكر‬
ْ ‫ُوا‬ ٍ ‫ضا ِم ٍر يَْأتِ ْينَ ِم ْن ُك ِّل فَ ٍّج َع ِم ْي‬
ْ ‫) لِيَ ْشهَد‬27(‫ق‬ َ
ِ ‫ة اَأل ْن َع‬Tِ TTT‫ر َزقَهُ ْم ِّم ْن بَ ِه ْي َم‬Artinya
‫ام‬TTT َ : “Dan berserulah kepada manusia untuk
mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan
kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru
yang jauh, supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan
supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas
rezeki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak”.

ِ ‫وا ال َح َّج فَِأ َّن َأ َح َد ُك ْم الَ يَ ْد ِري َما يَع‬


3. Rosulullah SAW bersabda : ُ‫ه‬Tَ‫ْرضُ ل‬ ْ ُ‫ تَ َع َّجل‬Artinya
“Hendaklah kalian bersegera mengerjakan haji karena sesungguhnya
seseorang tidak akan menyadari halangan yang akan merintanginya”. (HR.
Ahmad).

4. Rosulullah SAW bersabda : ‫ َوَأ َّن ُم َح َّمدًا‬،‫س َشهَا َد ِة َأ ْن الَّ ِإلَهَ ِإالَّ هللا‬ ٍ ‫اال ْسالَ ُم عَل َى َخ ْم‬
ِ ‫بُنِ َي‬
‫ان‬
ِ ‫ض‬َ ‫صوْ ِم َر َم‬
َ ‫ َو‬،‫ت‬ ِ ‫ َوِإ ْيتَا ِء ال َّز َكا‬،‫صالَ ِة‬
ِ ‫ َو َح ِّج البَ ْي‬،‫ت‬ َّ ‫ َوِإقَ ِام ال‬،ِ‫“ َرسُوْ ُل هللا‬Islam itu didirikan
di atas 5 (lima) pilar : syahadat tiada ilah selain Allah dan sesungguhnya
Muhammad Rosulullah, mendirikan shalat, membayar zakat, haji ke
Baitullah dan puasa di bulan Ramadhan”. (HR. Bukhari & Muslim)

5. Rosulullah SAW bersabda : ْ‫ك َزادًا َو َرا َحلَةً فَلَ ْم يَ ُح َّج فَالَ َعلَ ْي ِه َأ ْن يَ ُموْ تَ يَهُوْ ِديًا َأو‬
َ َ‫َم ْن َمل‬
‫ “ نَصْ َرانِيًا‬Barang Siapa yang telah memiliki bekal dan kendaraan lalu dia
8
Al-Sayyid Sabiq, tt:527

xiii
tidak berhaji, hendaklah ia mati dalam keadaan menjadi orang Yahudi,
atau Nasrani”. (HR. At-tirmidzi dari Ali).

َ ‫ َوَأتِ ُّموْ ا‬Artinya: “ Dan


6. Firman Allah QS. Al-Baqoroh, Ayat 196 ِ ‫الح َّج َوال ُع ْم َرةَ هَّلِل‬
sempurnakanlah Ibadah Haji dan umroh karena Allah”.

3. Syarat wajib haji/umroh ada lima:

a. Islam

b. Baligh (dewasa)

c. Berakal sehat

d. Merdeka (bukan budak)

e. Istithaah (mampu)

Setiap orang yang belum memenuhi syarat tersebut belum wajib berhaji/umrah.

4. Rukun haji ada enam. Yaitu:

a. Ihram (niat)

b. Wukuf di Arafah

c. Thawaf ifadah

d. Sa’I

e. Bercukur

f. Tertib, sesuai dengan urutannya.

Apabila tidak melaksanakan salah satu rukun haji tersebut, maka hajinya tidak
sah.

5. Wajib haji ada Enam. Yaitu:

a. Ihram haji dari mīqāt

b. Mabit di Muzdalifah

xiv
c. Mabit di Mina

d. Melontar Jamrah

e. Menghindari perbuatan yang terlarang dalam keadaan berihram

f. Thawaf wada’ bagi yang akan meninggalkan Makkah.

6. Terdapat 3 jenis pelaksanaan ibadah haji yaitu :

1. Haji Ifrad artinya menyendirikan. Jika memilih melaksanakan Haji Ifrad,


maka seorang jemaah haji melaksanakan ibadah haji saja dan tidak
melakukan ibadah umrah. Mereka yang melaksanakan haji ifrad tidak
dikenakan dam atau denda.

2. Haji Qiran memiliki makna berteman atau bersamaan. Jemaah haji yang


melakukan haji qiran akan melakukan ibadah haji dan umrah secara
bersamaan. Hal ini dilakukan dengan sekali niat sekaligus untuk haji dan
umrah. Namun, jamaah diharuskan membayar dan Pelaksanaannya
dilakukan pada bulan-bulan haji.

3. Haji tamattu merupakan haji yang paling sering dilakukan jemaah haji asal
Indonesia. Mereka yang memilih haji tamattu akan melakukan ibadah haji
setelah melaksanakan umrah.Haji tamattu disebut lebih mudah dilakukan
jika dibandingkan dua jenis haji lainnya.

BAB III
PENUTUP

xv
A. KESIMPULAN
Dari keterangan-keterangan di atas maka bisa kita simpulkan
bahwa akhlak banyak macam penrapannya, terutama dalam kajian ilmu
akhlak tasawuf, dalam pembahsan makalh juga dijelaskan kaidah-kaidah
dari thaharah, shalat, puasa, zakat, dan haji, banyak juga contoh kasus-
kasus dari materi ini yang bisa menjadi gambaran singkat atau contoh
yang kemudian hari bisa di amalkan,diharapkan pembaca dapat memahami
isi-isi materi tersebut, dan juga mengamalkan ilmunya.
B. SARAN

Sebagai umat islam kita harus mempelajari akhak karena sangat


penting bagi kehidupan sehari-hari karna juga akhlak adalah dasar ajaran
yang penting dalam Islam, yang dimana akhlak lebih didahulukan dari
pada ilmu.

Mempelajari akhlak juga penting agar dapat mengamalkan-nya


dikemudian hari agar menjadi perbuatan jariyah yang baik di kalangan
masyarakat, terutama bagi kalangan mahasiswa yang nantinya akan terjun
ke-masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Abd Al-Rahman Al-Jajiriy, 1990:30.

xvi
Abd Al-Wahhab 1990:13
Al-Sayyid Sabiq, 1992:276.
Al-Sayyid Sabiq, Op. Cit.
PPT kelompok 5,FIKIH 1 ekonomi syariah F, 2022
Al-Sayyid Sabiq, tt:527
Al-Sayyid Sabiq, 1993
Ibn Rusyd AI-Qurtuby,tt,.207
Abd Rahmna Al-Jaziri, 1990:160

xvii

Anda mungkin juga menyukai