Anda di halaman 1dari 16

ISRAILIYYAT DAN QASHASHUL QURAN

Herwin Afrizal Rahman1 Hikmah Tul Rima2 Laeladzul Kongidah3

1
boypeniron@gmail.com 2 hikmahrima457@gmail.com 3
laeladzulkongidah@gmail.com

Abstrak

Israiliyyat adalah semua cerita atau kisah yang berasal dari Yahudi dan Nasrani.
Cerita tersebut sengaja dimasukkan ke dalam tafsir oleh musuh-musuh Islam. Masuknya
Israiliyyat dalam tafsir berawal dari banyaknya orang Yahudi yang memeluk agama Islam.
Akan tetapi, mereka belum bisa melepaskan seluruh ajaran dan kepercayaan mereka yang
terdahulu dengan begitu saja.

Al-Qur'an merupakan kitab suci umat Islam yang berfungsi sebagai petunjuk bagi
manusia dalam mengarahkan kehidupannya. Isi kandungan dalam Alquran banyak
memuat tentang Qashashul (kisah-kisah sejarah). Suatu peristiwa disebut sejarah jika
memiliki ciri-ciri bahwa peristiwa tersebut unik dan besar pengaruhnya pada masa-masa
lainnya.

Kata Kunci : Israiliyyat, tafsir, Al Quran

1
I. Pendahuluan

A. Latar Belakang
Israiliyyat tidak hanya berkaitan dengan aspek teologis Islam yang mengklaim
sebagai agama yang sempurna. Israiliyyat pada umumnya berisi khufarat-khufarat
merusak akidah umat Islam. Alquran banyak mengisahkan tentang kisah-kisah nabi-nabi
Allah, salah satunya seperti kisah Nabi Yusuf. Beliau merupakan sosok yang nyata
menurut kedua agama terbesar (Islam dan Kristen). Tetapi Alquran tidak mengisahkan
secara detail, oleh karena itu sebagian sahabat mengambil riwayat-riwayat yang
mengisahkan perjalanan hidup nabi-nabi terdahulu dan kaumnya dari ahli kitab yang telah
masuk Islam. Riwayat-riwayat tersebut dimasukkan ke dalam kitab tafsir oleh sebagian
mufasir yang menerima riwayat-riwayat tersebut.
Qashash Al-Qur’an adalah ilmu yang membahas kisah serta peristiwa umat dan
nabi terdahulu yang telah terjadi di dalam Al-Quran. Secara umum Qashash mencakup
beberapa macam ditinjau dari segi waktu, materi, pelaku, kronologi atau peristiwa dan
hikmahnya. Di dalam Al-Qur’an banyak mengandung pelajaran tentang kejadian pada
masa lalu seperti kisah para nabi yang mengandung dakwah serta mukjizat mukjizat untuk
memperkuat atau memperkokoh dakwahnya. Kisah yang berhubungan dengan peristiwa-
peristiwa yang terjadi pada masa lalu Al-Qur’an tentang ihwal umat yang telah lalu,
nubuwat (kenabian) yang terdahulu dan peristiwa peristiwa yang telah terjadi banyak
mengandung keterangan keterangan kejadian pada masa lalu, sejarah bangsa-bangsa,
keadaan negeri–negeri dan peninggalan jejak setiap umat. Al-Qur’an menceritakan
dengan sangat menarik dan sempurna.

B. Tujuan Penulisan

1. untuk mengetahui definisi Israiliyyat


2. Untuk mengetahui sebab sebab masuknya Israiliyyat
3. Untuk mengetahui sebagian periwayat Israiliyyat
4. Untuk mengetahui kitab-kitab Israiliyyat yang terdapat dalam Tafsir
5. Macam macam Israiliyyat menurut temanya
6. Untuk mengetahui definisi Qashashul Quran

2
7. Untuk mengetahui macam-macam qashashul Quran
8. Untuk mengetahui faedah Qashashul Quran
9. Untuk mengetahui pengulangan sebagian kisah dan hikmahnya

C. Metode Penulisan

Menggunakan metode analisis teks, dengan mengumpulkan data-data dari sumber


berbentuk teks.

3
II. Pembahasan

1. Israiliyyat

A. Definisi Israiliyyat

Israiliyyat secara bahasa adalah bentuk jamak dari kata Israiliyyat, dinisbahkan pada
Israil yang dalam bahasa Ibrani, isra berarti hamba atau pilihan, dan il berarti Allah. yang
tidak lain adalah julukan Nabi Ya'qub bin Ishaq. Kepadanya dinisbahkan pada Yahudi,
lalu dikatakan Bani Israil. Ditinjau dari segi bahasa, kata Israiliyyat adalah bentuk jamak
dari kata Israiliyat, bentuk kata yang dinisbahkan pada kata Israil yang berasal dari bahasa
Ibrani yang berarti hamba Tuhan.
Secara istilah, Israiliyyat adalah setiap tafsir maupun hadits yang sumber
periwayatannya dari orang Yahudi dan Nasrani. Dari segi terminologi, kata Israiliyyat
walaupun mulanya hannyalah menunjukkan riwayat yang bersumber dari kaum Yahudi,
namun pada akhirnya ulama tafsir dan ahli hadis menggunakan istilah tersebut dalam arti
yang lebih luas lagi. Israiliyyat adalah seluruh riwayat yang bersumber dari orang-orang
Yahudi dan Nasrani serta selain dari keduanya yang masuk dalam tafsir maupun hadis.
Ada pula ulama tafsir dan hadis yang memberi makna Israiliyyat sebagai cerita yang
bersumber dari musuh-musuh Islam, baik Yahudi, Nasrani, ataupun yang lainnya.

B. Sebab-sebab Masuknya Israiliyyat

Israiliyyat masuk ke dalam tafsir tidak lepas dari kebudayaan masyarakat Arab
Jahiliyah. Pada tahun 70 M pertama kali masuk ke Jazirah Arab, karena ada seorang dari
Titus, panglima Romawi yang mendesak dan menyiksa mereka.
Selain itu, orang Arab Jahiliyah pada musim panas suka mengadakan perjalanan
terutama untuk berdagang ke negeri Syam dan pada musim dingin ke negeri Yaman.
Mereka mendapat jaminan keamanan dari penguasa negeri-negeri yang dilaluinya selama
perjalanan tersebut.

4
Setelah Islam datang, yang pada waktu itu berpusat di Madinah. Rasulullah
mengadakan majlis taʼlim di masjid Nabawi untuk mengajar para shahabat. Terdapat
kelompok Yahudi Tidak jauh dari tempat tersebut. Di lain kesempatan orang-orang Islam
dan orang-orang Yahudi saling mengadakan pertemuan dalam rangka pertukaran ilmu
dan pengetahuan, bahkan sampai melakukan perdebatan tentang agama.
Dari sini ahli ilmu Yahudi banyak yang masuk Islam. Ahli Kitab yang masuk Islam
ini ada yang memang atas dasar keyakinan mereka, bahwa Islam adalah negara yang
benar. Namun ada juga yang masuk karena ingin menghancurkan agama Islam.
Sulit membedakan antara riwayat yang benar-benar dari Rasulullah dan dari Israiliyyat.
Sebagian besar kisah Israiliyyat diriwayatkan oleh dari empat orang:
1. Abdullah bin Salam, termasuk diantara orang terbaik di kalangan shahabat. Beliau
bahkan telah dijanjikan surga.
2. Wahb bin Munabbih, seorang tabi'in yang luas ilmunya. Dia banyak meriwayatkan
hadits dari Abu Hurairah, dan periwayatannya ter dapat dalam shahihain.
3. Ka'b al-Ahbar, seorang tabi'in yang mulia. Masuk Islam pada masa kekhalifahan Abu
Bakar. Periwayatannya juga terdapat pada shahih Bukhari dan lainnya.
4. Ibnu Juraij, orang yang dapat dipercaya ke jujurannya. Di antaranya adalah al-'Ijli yang
mengatakan bahwa Ibnu Juraij orang Makkah yang tsigah,

C. Israiliyyat dalam Kitab-kitab Tafsir

Riwayat Israiliyyat dalam kitab-kitab banyak dimuat dalam Tafsir Al Tabrani . Enam
kategori tafsir yang memuat Israiliyyat menurut Muhammad Husain al-Dzahabi, yaitu :

1. Kitab tafsir yang memuat Israiliyyat dengan terperinci dan panjang tanpa disertai sanad
dan komentar. Contoh kitabnya yaitu Tafsir Mutaqil bin Sulaiman karya Mutaqil bin
Sulaiman.

2. Kitab Tafsir yang memuat Israiliyyat dengan sanadnya dan tidak diselidiki kualitasnya
kecuali dalam jumlah yang sedikit. Contoh kitabnya yaitu Tafsir al-Tabrani karya Ibnu
Jarir al-Tabrani.

5
3. Kitab Tafsir yang memuat Israiliyyat tanpa sanadnya. Yang ditunjukkan kelemahannya
tapi tidak diberikan komentar. Contoh kitabnya yaitu Tafsir Lubab al-Ta'wil fi ma'ani al
Tanzil karya al-khazin

4. Kitab Tafsir yang memuat Israiliyyat lengkap dengan sanad-sanadnya dan menjelaskan
kebatilannya. Contoh kitabnya yaitu Tafsir Al-Qur'an al-Adhim karya Ibnu Katsir.

5. Kitab Tafsir yang memuat Israiliyyat tanpa sanad-sanadnya. Tujuannya untuk


menjelaskan kebatilan dan kepalsuan. Contoh kitabnya yaitu Tafsir Ruh al-Ma'ani fi
Tafsir al Qur'an al-Adhim karya al-Alusi.

6. Kitab Tafsir yang memuat Israiliyyat yang gencar menyerang para musafir. Contoh
kitabnya yaitu Tafsir al-Manar karya Rasyid Ridha.

Berdasarkan Kategori Temanya, Israiliyyat terbagi menjadi tiga macam, yaitu:

A. Israiliyyat yang Berkaitan dengan Akidah

Contoh hal ini adalah: Dari Abdullah bin Mas'ud r.a., ia mengatakan yang artinya, "Telah
datang seorang pendeta Yahudi kepada Rasulullah, lalu berkata, 'Hai Muhammad,
sesungguhnya kami dapati bahwa Allah menjadikan pada langit berada pada satu jari,
bumi pada satu jari, pepohonan pada satu jari, air dan tanah pada satu jari, dan seluruh
makhluk (selain itu) pada satu jari, lalu ia mengatakan, 'Akulah Sang Maha Raja. Maka
tertawalah Rasulullah sampai terlihat gigi gerahamnya, membenarkan perkataan pendeta
tersebut. Kemudian Rasulullah membaca firman Allah, yang artinya; "Mereka tidak
mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya. Padahal bumi seluruhnya
dalam genggaman Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya.
Maha suci Tuhan dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan." (QS. Al-Zumar:
67)." (HR. Bukhari).

B. Israiliyyat yang Berkaitan dengan Hukum

Contoh hal ini adalah: Dari Abdullah bin Amr r.a. berkata yang artinya, "Bahwa orang-
orang Yahudi datang kepada Rasulullah dengan membawa seorang pria dan seorang
wanita dari kalangan mereka yang keduanya telah berzina. Rasulullah bertanya pada
mereka, 'Bagaimanakah kalian memperlakukan mereka di antara kalian yang telah

6
berzina?' Mereka mengatakan, 'Kami mencoreng wajah keduanya dan memukul mereka.
Lalu beliau bertanya lagi, Apakah kalian tidak menemukan dalam Taurat (hukum) rajam?'
Mereka menjawab, 'Kami tidak mendapatkan sesuatu pun (dari hukum rajam). Maka
berkatalah Abdullah bin Salam, 'Kalian telah berdusta, bawakan Taurat, lalu bacalah
Taurat itu jika kalian benar (jujur). Lalu seseorang diantara mereka meletakkan telapak
tangannya pada catatan Tauratnya menutupi ayat rajam. Maka serta merta orang tersebut
membaca ayat yang berada di sebelum dan sesudah ayat yang terletak di bawah telapak
tangannya, serta tidak membaca ayat rajam. Lalu (Abdullah bin Salam) mengangkat
tangan orang itu dari (menutupi) ayat rajam, seraya bertanya, 'Apa ini?' maka ketika dia
melihat itu, mereka mengatakan, 'la adalah ayat rajam. Rasulullah lalu memerintahkan
untuk merajam kedua orang yang telah berzina itu. Mereka kemudian dirajam. Ibnu Umar
berkata, 'Saya melihat pria penzina itu mencondongkan tubuhnya ke arah wanita pezina
itu untuk melindunginya dari batu-batu (yang dilemparkan ke kepalanya)."" (HR.
Bukhari).

C. Israiliyyat yang Berhubungan dengan Nasihat, Hikmah, Kisah dan Sejarah

Contoh hal ini adalah Israiliyyat yang termaktub dalam tafsiran ayat yang artinya;
"Buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami, dan janganlah kamu
bicarakan dengan aku tentang orang orang yang dzalim itu; sesungguhnya mereka itu
akan di tenggelamkan." (QS. Hud: 37).

Seperti yang ditulis oleh Ibnu Katsir dalam Tafsirnya tentang Israiliyat dalam cerita
pembuatan kapal Nabi Nuh a.s., tentang kayunya, panjangnya 80 hasta dan lebarnya 50
hasta, serta peristiwa-peristiwa yang terjadi padanya.

E. Dampak Israiliyyat Terhadap Ajaran Islam

Menurut Muhammad Adz-Dzahabi, jika Israiliyyat masuk dalam khazanah tafsir Al-
Quran, dapat menimbulkan dampak negatif sebagai berikut:

1. Israiliyyat akan merusak akidah kaum Muslimin, karena ia mengandung unsur


penyerupaan pada Allah, peniadaan ‘ishmah para Nabi dan Rasul dari dosa, karena
mengandung tuduhan perbuatan buruk yang tidak pantas bagi orang adil, apalagi Nabi.

7
2. Merusak citra agama Islam karena Israiliyyat mengandung gambaran seolah-olah Islam
adalah agama yang penuh dengan khurafat dan kebohongan yang tidak ada sumbernya.

3. Israiliyyat menghilangkan kepercayaan pada ulama salaf, baik dari kalangan sahabat
maupun tabi’in.

4. Israiliyyat dapat memalingkan manusia dari maksud dan tujuan yang terkandung
dalam ayat-ayat al-Quran.

2. Qashashul Quran
a. Pengertian Qashashul Quran
Secara bahasa, kata qashshash merupakan bentuk jamak dari kata qishah, yang artinya
mengikuti jejak atau menelusuri bekas, atau cerita/kisah. Di dalam Alquran, kata
qashshash juga memiliki arti, seperti terlihat dalam ayat-ayat sebagai berikut:
Ayat 64 surah Al-Kahfi:
٦٤: ‫)فارتد على آثارهما قصصا الكهف‬
Artinya: "Lalu keduanya mengikuti kembali jejak mereka sendiri."
Di sini lafal qushi/qashash berarti mengikuti.

Menurut istilah, qashshashil Qur'an yaitu kisah-kisah di dalam Alquran yang


menceritakan Ikhwal umat-umat dahulu dan Nabi-nabi mereka serta peristiwa-peristiwa
yang terjadi pada masa lampau, masa kini dan masa yang akan datang. Di dalam Alquran,
banyak diceritakan umat-umat dahulu dan sejarah Nabi/para Rasul serta ihwal negara dan
perilaku bangsa-bangsa kaum dahulu.

Terkadang Alquran menceritakan kejadian manusia pertama Nabi Adam a.s. dan
kehidupannya; menerangkan kenikmatan surga dan siksaan neraka di akhirat. Kisah-kisah
itu didengarkan oleh bangsa Arab dan pakar-pakar sejarah dari berbagai bangsa yang lain,
dari para ahli kitab, orang-orang Yahudi dan Nasrani serta orang kafir Quraisy. Bagi
orang-orang kafir, cerita-cerita Alquran itu menjadi bahan fitnahan dan tertawaan, sedang
bagi orang- orang mukmin menambah keimanan.

b. Macam-Macam Qashshashil Qur'an

8
Kisah-kisah di dalam Alquran itu bermacam-macam, ada yang menceritakan para
Nabi dan umat-umat dahulu, dan ada yang mengisahkan berbagai macam peristiwa dan
keadaan, dari masa lampau, masa kini, ataupun masa yang akan datang.

1. Ditinjau dari Segi Waktu

Ditinjau dari segi waktu terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam Alquran, maka
qashshashil Qur'an itu ada tiga macam, sebagai berikut:

a) Kisah hal-hal gaib pada masa lalu (al-qashashul ghuyub al-madhiyah)

Yaitu, kisah yang menceritakan kejadian-kejadian ghaib yang sudah tidak bisa ditangkap
panca indra, yang terjadinya di masa lampau. Contohnya seperti kisah-kisah Nabi Nuh,
Nabi Musa, dan kisah Maryam, sebagaimana yang diterangkan dalam ayat 44 surah Ali
Imran:

‫ب نُوحِ ي ِه إِليك ۚ وما كُنت لدي ِهم إِذ يُلقُون أق َٰلم ُهم أيُّ ُهم يكفُ ُل مريم وما كُنت لدي ِهم إِذ‬
ِ ‫َٰذلِك مِن أ ۢنبآءِ ٱلغي‬
‫ص ُمون‬
ِ ‫يخت‬

Artinya: "Yang demikian itu adalah sebagian dari berita- berita ghaib yang Kami
wahyukan kepada kamu (Wahai Muhammad), padahal kamu tidak hadir beserta mereka,
ketika mereka melemparkan anak-anak panah mereka (untuk mengundi) siapa di antara
mereka yang akan memelihara Maryam. Dan kamu tidak hadir di sisi mereka ketika
mereka bersengketa."

b) Kisah hal-hal ghaib pada masa kini (al-qashashul ghuyub al-hadhirah).

Yaitu, kisah yang menerangkan hal-hal ghaib pada masa sekarang, (meski sudah ada sejak
dulu dan masih akan tetap ada sampai masa yang akan datang) dan yang menyingkap
rahasia orang-orang munafik. Contohnya seperti kisah yang menerangkan tentang Allah
SWT dengan segala sifat-sifat-Nya, para malaikat, jin, setan, dan siksaan neraka,
kenikmatan surga, dan sebagainya. Kisah-kisah tersebut dari dahulu sudah ada, sekarang
pun masih ada dan hingga masa yang akan datang pun masih tetap ada.

c) Kisah hal-hal ghaib pada masa yang akan datang (al- qashashul ghuyub al-mustaqbilah)
Yaitu kisah-kisah yang menceritakan peristiwa- peristiwa akan datang yang belum terjadi

9
pada waktu turunnya Alquran, kemudian peristiwa tersebut betul-betul terjadi. Karena itu,
pada masa sekarang ini, berarti peristiwa yang dikisahkan itu telah terjadi. Contohnya
seperti kemenangan bangsa Romawi atas Persia, yang diterangkan ayat 1-4 surah Ar-Rum.
Dan seperti mimpi Nabi bahwa beliau akan dapat masuk Masjidil Haram bersama para
sahabat, dalam keadaan sebagian mereka bercukur rambut dan yang Alain tidak. Pada
waktu perjanjian Hudaibiyah, Nabi gagal masuk Mekkah, sehingga diejek orang-orang
Yahudi, Nasrani, dan kaum Munafik, bahwa mimpi Nabi itu tidak terlaksana. Maka
turunlah ayat 27 surah Al-Fath:

‫ص ِرين ل‬ ُ َّ ‫ق ۖ لتد ُخ ُلنَّ ٱلمس ِجد ٱلح رام ِإن شآء‬


ِ ‫ٱّلل ءامِ نِين ُمح ِلقِين ُر ُءوسكُم و ُمق‬ ِ ‫ٱلرءيا بِٱلح‬ ُ َّ ‫لَّقد صدق‬
ُّ ُ‫ٱّلل رسُوله‬
‫ُون َٰذلِك فتحًا ق ِريبًا‬
ِ ‫تخافُون ۖ فعلِم ما لم تعل ُموا فجعل مِن د‬

Artinya: "Dan sungguh Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya tentang kebenaran
mimpinya dengan benar, bahwa kalian pasti akan Allah dalam keadaan aman, mencukur
rambut kepala dan mengguntingnya, sedang kalian tidak merasa takut."

2. Ditinjau dari Segi Materi Jika ditinjau dari segi materi yang diceritakan, maka
kisah Alquran itu terbagi menjadi 3 macam, sebagai berikut:

a) Kisah para nabi, mukjizat mereka, fase-fase dakwah mereka, dan penentang serta
pengikut mereka. Contohnya, seperti kisah Nabi Adam, Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi
Musa, Nabi Isa, Nabi Muhammad SAW dan lain-lain.

b) Kisah orang-orang yang belum tentu Nabi dan kelompok-kelompok manusia tertentu.
Contohnya seperti kisah Luqmanul hakim, Qarun, Thaluth, Yaqut, Ashabul Kahfi,
Ashabul Fiil, Ashhabus Sabti, dan lain-lain.

c) Kisah peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian di zaman Rasulullah SAW.


Contohnya seperti kisah Perang Badar, Perang Uhud, Perang Hunain, Perang Tabuk,
Perang Ahzab, Hijrah, dan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW.

C. Faedah Qashshashil Qur'an

Adanya beberapa kisah dalam Alquran membawa banyak faedah, yang penting di
antaranya sebagai berikut:

10
a) Menjelaskan prinsip dakwah kepada agama Allah dan keterangan pokok-pokok syariat
yang dibawa oleh masing-masing Nabi/Rasul. Contohnya seperti keterangan ayat 25
surah Al-Anbiya:

ٓ َّ ‫ل ا َِٰله ا‬
‫ِل انا فاعبُدُو ِن‬ ٓ ‫وما ٓ ارسلنا مِن قبلِك مِن َّرسُول ا َِّل نُوحِ ٓي اِلي ِه انَّه‬

Artinya: "Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami
wahyukan kepadanya, bahwasanya tidak ada Tuhan kecuali Aku, maka sembahlah
olehmu sekalian akan Aku."

b) Mantapkan hati Rasulullah dan ummatnya serta memperkuat keyakinan kaum mukmin
terhadap kemenangan yang benar dan kehancuran yang fatal. Contohnya seperti
penjelasan ayat 120 surah Hud:

ُّ ِ‫ص عليك مِن ا ۢنب ۤاء‬


‫الرسُ ِل ما نُثبِتُ بِه فُؤادك وج ۤاءك فِي َٰه ِذ ِه الح ُّق وموعِظة َّوذِك َٰرى لِل ُمؤمِ نِين‬ ُّ ُ‫وكُ ًّل نَّق‬

Artinya: "Dan semua kisah dari Rasul-rasul yang Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-
kisah yang dengannya dapat Kami teguhkan hatimu, dan dalam surah ini telah datang
kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orang-orang yang beriman."

c) Mengoreksi pendapat para ahli kitab yang suka menyembunyikan keterangan dan
petunjuk- petunjuk kitab sucinya dan membantahnya dengan argumentasi-argumentasi
yang terdapat pada kitab- kitab sucinya sebelum diubah dan diganti oleh mereka sendiri.
Contohnya seperti keterangan ayat 93 surah Ali Imran:

‫طع ِام كان حِ ًّل لِبن ِٓى إِس َٰ ٓرءِ يل إِ َّل ما ح َّرم إِس َٰ ٓرءِ ي ُل عل َٰى نفسِ ِهۦ مِن قب ِل أن تُن َّزل ٱلتَّور َٰىةُ ۗ قُل فأتُوا بِٱلتَّور َٰى ِة‬
َّ ‫كُ ُّل ٱل‬
َٰ ‫فٱتلُوها ٓ إِن كُنتُم‬
‫ص ِدقِين‬

Artinya: "Semua makanan adalah halal bagi Bani Israil, melainkan makanan yang
diharamkan oleh Israil (Ya'qub) untuk dirinya sendiri sebelum Taurat diturunkan
Katakanlah: "Jika kamu mengatakan ada makanan yang diharamkan sebelum turun
Taurat, maka bawalah Taurat itu, lalu bacalah dia jika kamu orang-orang benar."

11
d) Lebih meresapkan pendengaran dan memantapkan keyakinan dalam jiwa para
pendengarnya, karena kisah-kisah itu merupakan salah satu dari bentuk peradaban.
Contohnya seperti penjelasan ayat 111 surah Yusuf:

ِ ‫ب ۗ ما كان حدِيثًا يُفتر َٰى و َٰلكِن تصدِيق ٱلَّذِى بين يدي ِه وتف‬
‫صيل كُ ِل شىء‬ ِ ‫ص ِهم عِبرة ِّلُولِى ٱّلل َٰب‬
ِ ‫لقد كان فِى قص‬
‫وهُدًى ورحمةً لِقوم يُؤمِ نُون‬

Artinya: "Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-
orang yang mempunyai akal. Alquran itu membenarkan (kitab-kitab) yang Sebelumnya
dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang -
beriman."

e) Untuk memperlihatkan kemukjizatan Alquran dan kebenaran Rasulullah di dalam


dakwah dan pemberitaannya mengenai umat-umat yang dahulu ataupun keterangan-
keterangan beliau yang lain. Contohnya seperti keterangan ayat 27 surah Al-Fath.

‫ص ِرين ل‬ ُ َّ ‫ق ۖ لتد ُخلُنَّ ٱلمس ِجد ٱلح رام إِن شآء‬


ِ ‫ٱّلل ءامِ نِين ُمح ِلقِين ُر ُءوسكُم و ُمق‬ ِ ‫ٱلرءيا بِٱلح‬ ُ َّ ‫لَّقد صدق‬
ُّ ُ‫ٱّلل رسُوله‬
‫ُون َٰذلِك فتحًا ق ِريبًا‬
ِ ‫تخافُون ۖ فعلِم ما لم تعل ُموا فجعل مِن د‬

Artinya : Sungguh, Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya tentang kebenaran


mimpinya bahwa kamu pasti akan memasuki Masjidilharam, jika Allah menghendaki
dalam keadaan aman, dengan menggundul rambut kepala dan memendekkannya, sedang
kamu tidak merasa takut.

4. Pengulangan Sebagian Kisah dan Hikmahnya

Di dalam kitab suci Alquran banyak kisah yang disebutkan berulang-ulang, bahkan
sampai beberapa puluh kali. Ada satu kisah yang disebutkan sampai 126 kali, seperti kisah
Nabi Musa a.s. Kisah Nabi Adam disebutkan dalam surah Al-Baqarah, Ali Imran, Al-
Maidah, dan lain-lain. Kisah Nabi Ismail, disebut sampai 12 kali, Nabi Dawud disebut 16
kali, Nabi Ishaq disebut 17 kali, Nabi Luth disebut 27 kali, Nabi Ibrahim disebut 99 kali
dan Nabi Musa disebut 126 kali. Hanya saja pengulangan kisah-kisah itu dalam bentuk
kalimat yang berbeda-beda, kadang-kadang secara singkat, sedang atau panjang lebar.

Hikmah diulangnya sebagian kisah Alquran itu, sebagai berikut:

12
a) Menjelaskan ketinggian mutu sastra balaghah Alquran, terbukti bisa mengungkapkan
kisah sampai beberapa kali tetapi dalam ungkapan yang berlainan sehingga tidak
membosankan bahkan pendengarnya mengasyikkan.

b) Membuktikan ketinggian mukjizat Alquran, yakni bisa menjelaskan satu makna (satu
kisah) dalam berbagai bentuk kalimat yang bermacam-macam. Orang Arab tetap mampu
untuk menandinginya dengan membuat satu surah saja yang seperti Alquran itu.

c) Untuk lebih memperhatikan kepada pentingnya kisah- kisah Alquran sehingga perlu
disebutkan dengan berulang-ulang sampai beberapa kali, agar dapat lebih meresap dalam
jiwa, dan lebih terpatri dalam hati sanubari. Sebab, cara pengulangan termasuk salah satu
teknik memperkuat peresapan dan salah satu bukti meningkatkan perhatian.

d) Menunjukkan perbedaan tujuan dari tiap-tiap kali pengulangan penyebutan kisah


Alquran itu, sehingga menunjukkan banyaknya tujuan penyebutan kisah sebanyak
pengulangannya. Sebab, penyebutan suatu kisah yang pertama berbeda tujuannya dengan
penyebutannya yang kedua, ketiga, dan seterusnya.

5. Bantahan terhadap Tuduhan Kaum Orientalis

Melihat banyaknya kisah dalam Alquran yang cocok dengan fakta dan kebenaran, maka
musuh-musuh Islam berusaha untuk meremehkannya dengan melancarkan tuduhan-
tuduhan yang keji dan tidak berdasar.

Sedikitnya ada tiga tuduhan kaum orientalis terhadap kisah-kisah Alquran itu, yakni:

a) Tuduhan bahwa sumber kisah-kisah dalam Alquran adalah dari seorang Nasrani. Kaum
orientalis menuduh bahwa di dalam Alquran terdapat banyak kisah yang benar dan sesuai
dengan kenyataan, karena Nabi telah belajar sejarah dari seorang pemuda bangsa Romawi
yang beragama Nasrani. Pemuda itu berada di Mekkah dan bekerja sebagai tukang pandai
besi yang membuat pedang. Nabi pernah datang ke bengkelnya untuk melihat cara
membuat pedang, atau memesan sebilah pedang Tuduhan itu tidak benar dan bahkan
salah besar, dengan alasan-alasan sebagai berikut:

13
Nabi datang ke bengkel orang Kristen itu tidak untuk belajar sejarah, melainkan hanya
untuk melihat cara membuat pedang. Kedatangan Nabi ke bengkel orang Kristen hanya
sekali atau dua kali, sehingga tidak sesuai dengan banyaknya kisah yang diceritakan
dalam Alquran dengan cerita yang diperoleh dari pemuda Nasrani itu. Kalau memang
pemuda Kristen itu yang mengajar sejarah kepada Nabi, tentu kisah-kisah yang
diajarkannya ala Kristen, padahal kisah-kisah dalam Alquran adalah ala Islam. Maka
tuduhan ini dibantah dengan tegas oleh ayat 103 surah An-Nahl:

‫ولقد نعل ُم انَّ ُهم يقُولُون اِنَّما يُع ِل ُمه بش ۗر لِسا ُن الَّذِي يُلحِ دُون اِلي ِه اعجمِ ي َّو َٰهذا لِسان عر ِبي ُّم ِبين‬

Artinya: "Dan sesungguhnya Kami mengetahui bahwa mereka berkata: "Sesungguhnya


Alquran itu dianjurkan oleh seorang manusia kepadanya (Muhammad). Padahal bahasa
orang yang mereka tuduhkan (bahwa) Muhammad

14
III PENUTUP

A. Kesimpulan

Israiliyyat adalah berita-berita yang diceritakan oleh Ahli kitab yang masuk Islam
tentang para Nabi dan umat terdahulu, karena sering kali berita yang terdapat dalam
Taurat dan Injil lebih terperinci jika dibanding dengan yang diberitakan Alquran.
Penyusupan Israiliyyat ke dalam tafsir melalui periodisasi periwayatan dan
pengkodifikasian kitab Tafsir, ketika para Tabi’in tidak mengoreksi terlebih dahulu
terhadap berita-berita yang mereka kutip dari para Ahli Kitab padahal di antaranya
terdapat berita yang tidak benar dan batil. Islam mempunyai tiga prinsip terhadap berita
Israiliyyat, yaitu membenarkannya jika berita tersebut sesuai dengan ajaran Islam selama
tidak berhubungan dengan akidah dan hukum; menolak berita Israiliyyat yang batil dan
tidak berdasar yang kuat; ada juga yang harus disikapi dengan mauquf cerita Israiliyyat
yang tidak termasuk bagian pertama dan kedua.

Kandungan Alquran tentang kisah- kisah disebut dengan istilah Qashashul Quran.
Alquran merupakan mukjizat terbesar, keistimewaan, keagungan, dan kehebatan Alquran
ditegaskan dalam beberapa ayat, yang di antaranya menyatakan bahwa jika semua
manusia dan jin bergabung, mereka tidak akan mampu menghasilkan hal yang serupa
dengan Alquran (QS. Al-Isra’/17: 88). Ayat-ayat yang berbicara tentang kisah-kisah jauh
lebih banyak bila dibandingkan dengan ayat-ayat yang berbicara tentang hukum. Hal ini
memberikan isyarat bahwa Alquran sangat perhatian terhadap kisah-kisah, yang
didalamnya banyak mengandung (ibrah) pelajaran. Kisah-kisah yang disajikan Allah
dalam Alquran berfungsi dan bertujuan untuk memberitahukan dan menunjukkan kepada
umat manusia bahwa Allah mengutus para Nabi sebagai utusan dan ia akan senantiasa
menjaganya hingga tugas kenabian itu selesai.

15
DAFTAR PUSTAKA

Raihanah, (2015) ISRAILIYYAT DAN PENGARUHNYA TERHADAP TAFSIR AL-


QURAN. Journal Tarbiyah Islamiyah, (2088-4095)
Beti Yanuari Posha, (2018) QASHASHUL QURAN, IAIS Sambas
Syaikh Manna Al Qathan. 2006. Pengantar Studi Ilmu Al Quran. Jakarta Timur. Pustaka
Al Kautsar.

16

Anda mungkin juga menyukai