Oleh: Sobhan
A. Pendahuluan
Al-Quran adalah kitab suci agama Islam untuk seluruh
umat muslim di seluruh dunia dari awal diturunkan hingga
waktu penghabisan spesies manusia di dunia baik di bumi
maupun di luar angkasa akibat kiamat besar.
Di dalam surat-surat dan ayat-ayat Alquran terkandung
kandungan yang secara garis besar dapat kita bagi menjadi
beberapa hal pokok atau hal utama beserta pengertian atau arti
definisi dari masing-masing kandungan inti sarinya, yaitu
sebagaimana berikut ini :
1. Akidah
Aqidah adalah ilmu yang mengajarkan manusia
mengenai kepercayaan yang pasti wajib dimiliki oleh setiap
orang di dunia. Alquran mengajarkan akidah tauhid kepada
kita yaitu menanamkan keyakinan terhadap Allah SWT yang
satu yang tidak pernah tidur dan tidak beranak-pinak.
Percaya kepada Allah SWT adalah salah satu butir rukun
iman yang pertama. Orang yang tidak percaya terhadap
rukun iman disebut sebagai orang-orang kafir.
2. Ibadah
Ibadah adalah taat, tunduk, ikut atau menurut dari
segi bahasa. Dari pengertian fuqaha, ibadah adalah segala
bentuk ketaatan yang dijalankan atau dkerjakan untuk
mendapatkan ridho dari Allah SWT. Bentuk ibadah dasar
dalam ajaran agama islam yakni seperti yang tercantum
dalam lima butir rukum islam. Mengucapkan dua kalimah
syahadat, sholat lima waktu, membayar zakat, puasa di bulan
suci Ramadhan dan beribadah pergi haji bagi yang telah
mampu menjalankannya.
3. Akhlak
Akhlak adalah perilaku yang dimiliki oleh manusia,
baik akhlak yang terpuji atau akhlakul karimah maupun
yang tercela atau akhlakul madzmumah. Allah SWT
mengutus Nabi Muhammd SAW tidak lain dan tidak bukan
adalah untuk memperbaiki akhlak. Setiap manusia harus
mengikuti apa yang diperintahkan-Nya dan menjauhi
larangan-Nya.
4. Hukum-hukum
Hukum yang ada di Alquran adalah memberi suruhan
atau perintah kepada orang yang beriman untuk mengadili
dan memberikan penjatuhan hukuman hukum pada sesama
manusia yang terbukti bersalah. Hukum dalam islam
berdasarkan Alquran ada beberapa jenis atau macam seperti
jinayat, muamalat, munakahat, faraidh dan jihad.
5. Peringatan (Tadzkir)
Tadzkir atau peringatan adalah sesuatu yang
memberi peringatan kepada manusia akan ancaman Allah
SWT berupa siksa neraka atau waaid. Tadzkir juga bisa
berupa kabar gembira bagi orang-orang yang beriman
kepada-Nya dengan balasan berupa nikmat surga jannah
atau waaad. Di samping itu ada pula gambaran yang
menyenangkan di dalam Alquran atau disebut juga targhib
dan kebalikannya gambarang yang menakutkan dengan
istilah lainnya tarhib.
6. Sejarah-sejarah atau kisah-kisah
Sejarah atau kisah adalah cerita mengenai orangorang yang terdahulu baik yang mendapatkan kejayaan
akibat taat kepada Allah SWT serta ada juga yang
mengalami kebinasaan akibat tidak taat atau ingkar terhadap
56
Sobhan
http://roelwie.wordpress.com/isi-kandungan-alquran/
57
58
Sobhan
dan hadis yang sama sekali tidak ada dasarnya dalam sumber
lama.3
C. Sebab-sebab Masuknya Kisah Israiliyat dalam Tafsir
Alquran
Ketika ahlul kitab banyak masuk ke dalam Islam,
mereka memabawa tsaqofah agama mereka berupa berita-berita,
kisah-kisah agama. Mereka itu ketika mendengar kisah-kisah
Alquran kadang-kadang mereka mengaitkannya dengan kisah
yanga ada dalam kitab-kitab mereka sebelumnya. Para sahabat
akhirnya berpegang dari apa yang mereka dengar dari mereka.
Hal ini memang ada dasar dari hadis Rasul SAW sendiri:
" :
: } [
{
:
] 631
(Dari Abi Hurairah r.a. ia berkata : Dahulunya Ahli
Kitab membaca Taurat dengan bahasa Ibrani dan
mereka tafsirkan dengan bahasa Arab kepada umat
Islam, maka Rasulullah saw bersabda : Janganlah kalian
membenarkan dan mendustai ahli kitab, katakanlah,
kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan
kepada kami... (HR. Bukhari).
dan
59
berkaitan dengan akidah dan hukum, kemudian hal itu jadi isu
perbincangan.4
Jika kita lihat masa pra Islam, jauh sebelum Islam
datang, Israiliyyat sudah mulai memasuki kebudayaan Arab
(pada masa jahiliyah) karena di tengah-tengah mereka orangorang ahli kitab yaitu Yahudi telah lama hidup berdampingan.
Orang-orang Yahudi telah melakukan migrasi ke Jazirah
Arabiya secara besar-besaran pada tahun 70 M untuk
menghindari penyiksaan dan keberutalan yang dilakukan Kaisar
Dinasti Titus Romawi yang hendak menjajahnya dengan
membakar dan menghancurkan Jerussalaem yang dikenal
dengan nama Great Diaspora. Mereka datang ke Jazirah
Arabiya dengan membawa kebudayaan mereka yang
bersendikan kitab-kitab keagamaan.
Di samping itu harus diakui bahwa masyarakat Madinah
dan sekitarnya termasuk masyarakat yang heterogen dengan
Yahudi dan Arab sebagai etnis yang paling dominan. Mereka
yang masuk Islam dari kaum Yahudi (suku Bani Qainuqa,
Quraidzah, An-nazir, Khaibah, Taima, dan Fadak) dan nasrani
serta Majusi masih tetap membawa kesan-kesan agama
terdahulu pemahaman mereka sebelumnya. Di samping itu,
bangsa Arab sendiri tidak banyak mengetahui perihal kitab-kitab
terdahulu, sehingga ketika mereka ingin mengetahui perihal
kitab-kitab terdahulu, sehingga ketika mereka ingin mengetahui
tentang penciptaan alam, kejadian-kejadian penting lainnya,
mereka bertanya kepada ahli kitab dari golongan Yahudi dan
Nasrani. Momen inilah yang mengakibatkan merembesnya
faham-faham israiliyyat ke dalam Islam.5
Faktor yang juga menjadi sebab masuknya kisah
israiliyyat adalah masuk Islamnya ulama Yahudi, seperti
4
60
Sobhan
61
Ibid, h.199.
Muhammad Husain Az-Zahabi, Al-Tafsir Wal-Mufassirun,
Terjemahan Ensiklopedia Tafsir, (Jakarta:Kalam Mulia, 2010), h. 165.
8
62
Sobhan
)49(
(Jika kamu ragu kepada apa yang kami turunkan
kepadamu, maka tanyalah orang-orang yang membaca
Al-Kitab sebelum kamu).
Di samping itu ada hadis yang berbunyi:
63
.
(Sampaikanlah olehmu apa yang kalian dapat dariku,
walaupun satu ayat. Ceritakanlah tentang bani Israil dan
tidak ada dosa di dalamnya, barangsiapa yang sengaja
berbohong kepadaku maka bersiaplah dirinya
mendapatkan tempat di dalam neraka. HR. Bukhari).9
10
64
Sobhan
)49(
65
Sobhan
kamu
untuk
12
67
4. Tafsir Al-Baghawi
Pengarang tafsir ini adalah Imam Husain ibn Masud
al-Farra al-Baghawi. Beliau juga seorang faqih lagi
muhaddist, bergelar Muhyi al-Sunnah (yang menghidupkan
sunnah). Beliau wafat tahun 510 H. Beliau memberi nama
tafsirnya dengan Maalim at-Tanzil.
Dalam menafsirkan Alquran beliau mengutip atsar
para salaf dengan meringkas sanad-sanadnya. Beliau juga
membahas kaidah-kaidah tata bahasa dan hukum-hukum
fikih secara panjang lebar. Tafsir ini juga banyak memuat
kisah-kisah dan cerita sehingga kita juga bisa menemukan
diantaranya kisah-kisah israiliat yang ternyata batil (berbeda
dengan syariat dan tak rasional). Namun secara umum, tafsir
ini lebih baik dan lebih selamat dibanding sebagian kitabkitab tafsir bil matsur lain.
Imam Ibn Taimiyah pernah ditanya tentang tafsir
yang paling dekat dengan Alquran dan as-Sunnah di antara
al-Kasysyaf, al-Qurtubi atau al-Baghawi. Beliau menjawab:
Adapun di antara tiga tafsir yang ditanyakan, tafsir yang
paling selamat dari bidah dan hadis dhaif adalah Tafsir alBaghawi, bahkan ia adalah ringkasan tafsir al-Tsalabi
dimana beliau menghapus hadis palsu dan bidah di
dalamnya.15
Al-Baghawi membahas tentang qiraat sekalipun
tidak panjang lebar. Sesekali membahas ilmu nahwu dalam
rangka mengungkap makna. Adapun berkenaan dengan
kisah israiliyyat, ia menulisnya tanpa memberi komentar. Ia
juga mengutip selisih pandangan di antara para salaf dalam
tafsir dan menyebutkan riwayat-riwayat mereka tanpa
mentarjih, yakni tanpa mensahihkan atau mendhaifkan.16
15
16
68
Ibid, h. 223.
Muhammad husain Az-Zahabi, Op.Cit. h. 165
Al Muqaranah Volume V, Nomor 1, Tahun 2014
Sobhan
17
Mani'
Abdul
Halim
Mahmud,
Mufassirin, (Kairo:Darul Kutubul Misri,1978) h. 217.
18
Ibid, hal. 217
Al Muqaranah Volume V, Nomor 1, Tahun 2014
Manahij
al-
69
) 16(
)11(
70
Sobhan
71
72
Sobhan
73
b. Talmud
Talmud berarti ajaran atau pengetahuan, derivasi
dari kata laumid dalam bahasa Ibrani yang artinya
pelajaran, ada yang mengatakan pengajaran dengan
perantara kitab suci, dan setelah pertengahan abad kedua
maeshi ditetapkan Talmud sebagai kitab yang berisi
hukum-hukum syariat kaum Yahudi.20
20
74
Sobhan
c. Kitab-kitab Injil
21
www. Almadanii.multyply.com
75
H. Penutup
Ada beberapa kisah Israiliyyat yang kemudian
menyebabkan kekeliruan dan mengganggu kemurnian ajaran
Islam. Kisah-kisah tersebut biasanya yang berbumbu dongeng
dan khurafat, yang bertentangan dengan akal sehat dan syara.
Implikasi dari kisah-kisah macam ini sangat dalam, misalnya:
1. Dalam riwayat Israiliyyat terdapat unsur-unsur penafikkan
terhadap sifat maksum para Nabiyullah dan Rasulullah, serta
menggambarkan mereka dengan imaji kekejian dan aib yang
tidak layak bagi manusia yang dimuliakan oleh wahyu
Allah. Sebagai contoh misalnya kisah bahwa Nabi Nuh AS.
minum anggur sampai mabuk dan telanjang, kisah bahwa
Nabi Luth AS berzina dengan dua orang putri kandungnya,
kisah bahwa Nabi Daud AS menzinahi istri panglimanya Aurya, kisah bahwa Nabi Sulaiman AS menyembah patungpatung dan membangun kuil-kuil pemujaan untuk
menyenangkan istri-istrinya;
2. Riwayat-riwayat israiliyyat berpotensi menyimpangkan
kepercayaan umat Islam terhadap sebagian ulama salaf dari
kalangan sahabat dan Tabiin. Ada banyak dongeng
Israiliyyat yang riwayatnya dinisbatkan kepada kalangan
salafus salih yang terkenal karena keadilannya dan
reputasinya yang dapat dipercaya. Sebagian dari mereka
bahkan terkenal di kalangan orang-orang Islam dengan tafsir
dan Hadits yang diriwayatkannya. Mereka yang namyanya
dicatut antara lain Abu Hurairah RA, Abdullah ibn Salam
RA, Kaab al-Ahbar dan Wahab Ibn Munabih;
3. Riwayat israiliyyat memiliki potensi untuk memalingkan
manusia dari tujuan Alquran yang sesungguhnya dan dapat
melalaikan umat dari pelajaran dan pemahaman maksud
ayat-ayat Alquran, melalaikan umat dari pengambilan
manfaat dan iktibar, serta nasihat-nasihat yang terkandung di
dalamnya atau pemahaman tentang hukum-hukum yang
76
Sobhan
77
DAFTAR PUSTAKA
Izzan, Ahmad, Ulumul Quran; Telaah Tektualitas dan
Kontektualitas Al-Quran, (Bandung, Tafakur, 2009).
al-Jurjani, Imam, Kitab al-Tarifat, (Darul Baz, Makkah,1403
H).
Mahmud, Mani Abdul Halim, Manahij al-Mufassirin, (Darul
Kutubul Misri Kairo, 1978)
al-Qaththan, Manna, Al-Mabahits fi Ulum al-Quran,
(Mansyurat Al-Ashr Hadits, Riyadh, 1393 H)
Supiana dan M. Karman, Ulumul Quran, (Pustaka Islamika,
Jakarta, 2009)
as-Shabuni, Muhammad Ali, At-Tibyan fi Ulum al-Quran, (Dar
al-Kutub al-Islamiyah, Jakarta, 2003)
az-Zahabi, Muhammad Husain, Al-Tafsir Wal-Mufassirun,
Terjemahan, Kalam Mulia, Jakarta, 2010)
Zaruq, Asad, Talmud wa Suhyuniyyah, (Kairo, Maktab alBahts, 1970).
78