MAKALAH
Kelompok 3
1 ESY B
Puji dan syukur panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep Khalifah dan Khilafah” ini
dengan lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu
tugas yang diberikan oleh dosen. Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan
data-data sekunder yang penulis peroleh dari buku buku yang berkaitan dengan
materi pembelajaran, serta informasi dari media massa yang berhubungan
dengan materi.
Tak lupa penyusun ucapkan terimakasih kepada dosen pengajar. Atas
bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini. Juga kepada teman-teman
mahasiswa yang telah mendukung sehingga dapat diselesaikannya makalah ini.
Penulis harap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita
semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai “Khalifah dan
Khilafah” khususnya bagi penulis.
Akhirnya penulis menyadari bahwa makalah ini memang masih jauh
dari sempurna, untuk itu kami dengan senang hati menerima kritik dan saran
yang dimaksudkan untuk penyempurnaan makalah ini.
Purwoke
rto,
Septemb
er 2021
Penyusun
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................I
DAFTAR ISI.......................................................................................................................I
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................II
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................10
I
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Secara umum, sebuah sistem pemerintahan bisa disebut sebagai Khilafah apabila
menerapkan Islam sebagai Ideologi, syariat sebagai dasar hukum, serta mengikuti cara
kepemimpinan Nabi Muhammad dan Khulafaur Rasyidin dalam menjalankan
pemerintahan, meskipun dengan penamaan atau struktur yang berbeda, namun tetap
berpegang pada prinsip yang sama, yaitu sebagai otoritas kepemimpinan umat Islam
di seluruh dunia. Sehingga pada penerapannya, ketika sebuah Negara Khilafah berdiri
(atas persetujuan seluruh umat Islam), kemudian dibai'atnya seorang Khalifah, maka
pendirian Negara Khilafah maupun pembai'atan Khalifah lain setelahnya menjadi
tidak sah. Hal ini berdasarkan hadits Nabi Muhammad tentang pembai'atan Khalifah.
C. Kajian terhadap konsep khilafah dalam Islam menarik untuk diperhatikan karena hal
ini berkaitan dengan hubungan antara agama (Islam) dan negara. Kendatipun terdapat
sejumlah ayat dalam Al-Quran mengenai konsep ini, tidak ada kesepakatan di antara
para ulama mengenai apa dan bagaimana wujud Khilafah Islamiyah ini. Karena
posisinya yang demikian, persoalan khilafah Islamiyah ini seringkali menjadi bahan
perdebatan. Dengan kata lain, masalah khilafah Islamiyah masuk dalam kategori
wilayah ijtihadiyah.
D. Dewasa ini, konsep khilafah Islamiyah kembali muncul ke permukaan setelah adanya
sejumlah kelompok Muslim yang menyuarakannya secara nyaring pentingnya
penyelenggaraan negara atas dasar syariah. Hal ini dipicu oleh adanya sejumlah
kegagalan yang dilakukan para nasionalis sekuler dalam mengelola negara. Di
Indonesia, slogan-slogan yang mengarah dan menuntut ditegakkannya pemerintahan
atas dasar khilafah antara lain dikumandangkan oleh HTI (Hizabut Tahrir Indonesia).
Di antara slogan yang seringkali mereka kemukakan dan banyak tertulis di pamflet-
pamflet atau spanduk-spanduk yang disebarluaskan adalah berbunyi sudah saatnya
khilafah memimpin dunia dengan syariah. Tuntutan mereka adalah agar bentuk
negara menggunakan model khilafah sementara penyelenggaraaan negara atau
pemerintahan didasarkan pada syariat Islam.
E. Agama Islam mengajarkan bahwa manusia memiliki dua predikat, yaitu sebagai
hamba Allah (`abdullah) dan sebagai wakil Allah (khalifatullah) di muka bumi.
Sebagai hamba Allah, manusia adalah kecil dan tak memiliki kekuasaan. Oleh karena
itu, tugasnya hanya menyembah kepada-Nya dan berpasrah diri kepada-Nya. Tetapi
sebagai khalifatullah, manusia diberi fungsi sangat besar, karena Allah Maha Besar
maka manusia sebagai wakil-Nya di muka bumi memiliki tanggung jawab dan
otoritas yang sangat besar.
F. Sebagai khalifah, manusia diberi tangung jawab pengelolaan alam semesta untuk
kesejahteraan umat manusia, karena alam semesta memang diciptakan Tuhan untuk
manusia. Sebagai wakil Tuhan manusia juga diberi otoritas ketuhanan; menyebarkan
II
rahmat Tuhan, menegakkan kebenaran, membasmi kebatilan, menegakkan keadilan,
dan bahkan diberi otoritas untuk menghukum mati manusia. Sebagai hamba manusia
adalah kecil, tetapi sebagai khalifah Allah, manusia memiliki fungsi yang sangat besar
dalam menegakkan sendi-sendi kehidupan di muka bumi. Oleh karena itu, manusia
dilengkapi Tuhan dengan kelengkapan psikologis yang sangat sempurna, akal, hati,
syahwat dan hawa nafsu, yang kesemuanya sangat memadai bagi manusia untuk
menjadi makhluk yang sangat terhormat dan mulia, disamping juga sangat potensil
untuk terjerumus hingga pada posisi lebih rendah dibanding binatang.
III
G. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan konsep khalifah ?
2. Apa yang dimaksud dengan konsep khilafah ?
3. Bagaimana sejarah dari konsep khalifah dan khilafah?
4. Apa saja bahan penciptaan manusia ?(4 komponen)
5. Indikator dari bahan penciptaan manusia!
6. Jelaskan perbedaan konsep khalifah dan khilafah !
H. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui definisi atau makna khalifah dan khilafah.
2. Mengetahui konsep khalifah dan khilafah secara
sederhana.
3. Mengetahui sejarah dari konsep khalifah dan khilafah.
4. Mengetahui tentang 4 komponen yang ada dalam bahan
penciptaan manusia.
5. Dapat menjelaskan perbedaan dari konsep khalifah dan
khilafah.
6. Mendapatkan kejelasan tentang konsep dari khalifah dan
khilafah.
IV
BAB II
PEMBAHASAN
1
Khilafah
B. Sejarah
Khalifah
Setelah kepemimpinan Khulafaur Rasyudin (sisa
dari Abu Bakar,Umar bin khattab,Utsman bin Affan,dan Ali
bin Abi Thalib) kekhalifahan yang dipegang oleh Bani
Umayyah, dan Kesultanan Utsmaniyah dan sebagian
kekhalifahan kecil berhasil meluaskan kekuasaan hingga ke
Spanyol,Afrika Utara, dan Mesir.
Khalifah berperan sebagai pimpinan uat adun urusan
negara maupun urusan agama. Mekanisme pemilihan
khalifah dilakukan adun dengan wasiat apapun dengan
majelis Syura yang merupakan majelis Ahlul Halli wal Aqdi
yakni para berbakat pengetahuan khususnya keagamaan dan
mengerti permasalahan umat. Sedangkan mekanisme
pengangkatannya dilakukan dengan carabai’at yang
merupakan kontrak setia selang khalifah dengan umat.
Khalifah memimpin sebuah khilafah,yaitu sebuah
sistem kepemimpinan umat,dengan mempergunakakn islam
sebgai ideologi serta undang-udangnya mengacu untuk Al-
Quran dan Hadist. Kedudukan dam pemerintahan
kekhalifahan terakhir,yaitu kekhalifahan utsmani
berkesudahan dan ditiadakan dengan pendirian republik
Turki pada tanggal 3 Maret 1924 ditandai dengan
pengambilalihan kekuasaan dan wilayah kekhalifahan oleh
majelis luhur Nasional Turki,yang belakang digantikan oleh
Kepresidenan Masalah Keagamaan (The Presidency of
Religious Affairs) atau sering disebut sebagai Diyainah.
Khilafah
2
islam setelahnya. Posisi khalifah kemudian diduduki oleh
sahabat-sahabat nabi.
3
C. Syarat-Syarat Khalifah
Karena Khalifah itu adalah pemimpin tertinggi umat
Islam, bukan hanya pemimpin kelompok atau jamaah umat
Islam tertentu, dan bertanggung jawab atas tegaknya ajaran
Islam dan ururusan duniawi umat Islam, maka para ulama,
baik salaf (generasi awal Islam) maupun khalaf (generasi
setelahnya), telah menyepakati bahwa seorang Khalifah itu
harus memiliki syarat atau kriteria yang sangat ketat. Syarat
atau kriteria yang mereka jelaskan itu berdasarkan petunjuk
Al-Qur’an, Sunnah Rasul Saw. dan juga praktek sebagian
Sahabat, khususnya Khulafaurrasyidin setelah Rasul Saw,
yakni Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali, radhiyallahu
‘anhum ajma’in.
4
kemaslahatan agama dan umatnya? Untuk dirinya saja memerlukan bantuan
orang lain.
9) Pemberani. Orang-orang pengecut tidak sah jadi Khalifah. Bagaimana
mungkin orang pengecut itu memiliki rasa tanggung jawab terhadap agama
Allah dan urusan Islam dan umat Islam? Ini yang dijelaskan Umar Ibnul
Khattab saat beliau berhaji : Dulu aku adalah pengembala onta bagi Khattab
(ayahnya) di Dhajnan. Jika aku lambat, aku dipukuli, ia berkata: Anda telah
menelantarkan (onta-onta) itu. Jika aku tergesa-gesa, ia pukul aku dan berkata:
Anda tidak menjaganya dengan baik. Sekarang aku telah bebas merdeka di
pagi dan di sore hari. Tidak ada lagi seorangpun yang aku takuti selain Allah.
10) Dari suku Quraisy, yakni dari puak Fihir Bin Malik, Bin Nadhir, Bin Kinanah,
Bin Khuzai’ah. Para ulama sepakat, syarat ini hanya berlaku jika memenuhi
syarat-sayarat sebelumhya. Jika tidak terpenuhi, maka siapapun di antara umat
ini yang memenuhi persayaratan, maka ia adalah yang paling berhak menjadi
Khalifah.1
2 Heru Juabid Sada, Manusia dalam Perspektif Agama Islam, (Lampung:At Tadzkiyyah, 2016), Vol 7.Hal 130.
5
ii. sperma atau ovum yang menjadi cikal bakal manusia
bersumber dari saripati makanan yang berasal dari
tanah. Kedua, saripati makanan yang berasal dari tanah
tersebut menjadi sperma atau ovum, yang disebut oleh
Al-Qur’an dengan istilah nutfah. Ketiga, kemudian
sperma dan ovum tersebut menyatu dan menetap di
rahim sehingga berubah menjadi embrio (‘alaqah).
Keempat, proses selanjutnya, embrio tersebut berubah
menjadi segumpal daging (mudgah). Kelima, proses ini
merupakan kelanjutan dari mudgah. Dalam hal ini,
bentuk embrio sudah mengeras dan menguat sampai
berubah menjadi tulang belulang. Keenam, proses
penciptaan manusia selanjutnya adalah menjadi daging
(lahmah). Ketujuh, proses peniupan ruh. Pada fase ini,
embrio sudah berubah menjadi bayi dan mulai bergerak.
Kedelapan, setelah sempurna kejadiannya, akhirnya
lahirlah bayi tersebut ke atas dunia.3
Al-Qur’an telah memberikan informasi kepada kita
mengenai proses penciptaan manusia Hal ini diisyaratkan
Allah swt. dalam Q.S. Sad [38]: 71-72.
ٓ
ت فِي ِه ٌ ۢ ِك لِ ْل َم ٰلَِئ َك ِة ِإنِّى ٰخَ ل
ُ فَِإ َذا َس َّو ْيتُهۥُ َونَفَ ْخ٧١ ق بَ َشرًا ِّمن ِطي ٍن َ ُِّإ ْذ قَا َل َرب
۟ وحى فَقَع
٧٢ َُوا لَهۥُ ٰ َس ِج ِدين ِ ُِّمن ر
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, “Sesungguhnya Aku akan
menciptakan manusia dari tanah. Maka, apabila telah Kusempurnakan kejadiannya
dan Kutiupkan kepadanya ruh (ciptaan)-Ku, maka hendaklah kamu menyungkur
dengan bersujud kepadanya.”(Q.S. Sad [38]: 71-72)
Manusia adalah makhluk pilihan yang dimuliakan
oleh Allah dari makhluk ciptaanNya yang lainnya, dengan
segala keistimewaan yang ada pada manusia, seperti akal
manusia yang mampu membedakan antara yang baik dan
yang buruk, kemudian memilihnya. Allah SWT
menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya cipta
(ahsanutaqwim), dan menundukkan alam semesta baginya
agar dia dapat memakmurkan dan memelihara kemudian
melestarikan keberlangsungan hidup di alam semesta ini.
Dengan hatinya manusia dapat memutuskan sesuatu sesuai
dengan petunjuk Robbnya, dengan raganya, diharapkan aktif
untuk menciptakan karya besar dan tindakan yang benar,
hingga ia tetap pada posisi kemuliaan yang sudah diberikan
Allah kepadanya seperti ahsanu taqwim, ulul albab,
rabbaniun dan lai-lain. Maka, dengan semua sifat kemuliaan
dan semua sifat insaniah yang ada dengan kekurangan dan
3 Aat Hidayat, Perspektif Al Quran dan Pendidikan islam dalam Psikologi dan Kepribadian Manusia (Kudus:Jurnal Penelitian, 2017), vol 11.hal 475.
6
keterbatasan, Allah SWT menugaskan misi khusus kepada
umat manusia untuk menguji dan mengetahui mana yang
jujur, beriman dan dusta dalam beragama.
Fitrah Manusia
Dalam pandangan Islam menyatakan bahwa
kemampuan dasar dan keunggulan manusia dapat
dibandingkan dengan makhluk lainnya yang disebut dengan
fitrah, kata “ Fitrah” yang dalam pengertian etimologi
mengandung arti kejadian. Secara umum makna fitrah
dalam Al-Qur’an dapat dikelompokan kedalam empat
makna
Sebagai proses penciptaan langit dan bumi
Proses penciptaan untuk manusia
Mengatur alam semesta dan isinya secara lebih
serasi dan seimbang
Memberikan makna pada agama Allah sebagai
acuan dasar dan pedoman bagi manusia dalam
menjalankan setiap tugas dan fungsinya.
Manusia yang diciptakan Allah SWT sebagai makluk
sempurna untuk menjadi khalifah di atas permukaan bumi,
mempunyai potensi kemuliaan yang bisa melebihi malaikat
sekalipun, bahkan juga sebaliknya juga berpotensi mendapat
kehinaan yang posisinya lebih rendah dari binatang dan
hewan ternak.Untuk menentukan masing-masing potensi
tersebut, itu sangat tergantung bagaimana seorang manusia
itu dalam menjaga hati dan mengelola hawa nafsunya,
apakah ditundukkan untuk taat kepada semua perintah Allah
untuk mencapai derajat kemuliaan atau malah
memperturutkan segala nafsu tanpa kendali, sehingga
manusia memasuki jurang kehinaan yang serendah-
rendahnya.Demikian antara lain disampaikan Habib Abdul
Haris bin Sholeh Al-Aydrus (Pimpinan Majelis Dilihat dari
karaktaristiknya, menurut Imam al-Ghazali (Ihya ‘Ulum al-
Din, III/119), manusia memiliki empat macam karakter,
yaitu:
1. Al-Rubu’iyah, yaitu sifat “ketuhanan” yang
terdapat pada diri manusia yang apabila telah
menguasai diri manusia maka ia ingin menguasai,
menduduki jabatan yang tinggi, menguasai ilmu
apa saja, suka memaksa orang lain dan tak mau
direndahkan, maunya hanya dipuji. Orang yang
memiliki tabiat ini adalah orang yang cenderung
memelihara segala perbuatan menuju keridhoan
Allah. Ia melahirkan sifat belas kasih, ikhlas,
7
kasih sayang, suka membela yang lemah, suka
menyantuni dan segala sifat terpuji lainnya yang
cenderung mendekat pada keridhoan Allah.
2. Al-Syaithaniyah, yaitu sifat “kesetanan” yang ada
pada diri manusia yang apabila telah menguasai
dirinya ia akan suka merekayasa dengan tipu daya
dan meraih segala sesuatu dengan cara-cara yang
jahat. Di sini mansia suka mengajak pada
perbuatan bid’ah, kemunafikan dan berbagai
kesesatan lainnya. Orang yang memiliki tabiat ini
adalah orang yang gemar berusaha
memperdayakan manusia. Ia suka mempengaruhi
orang lain agar terperosok ke jurang kenistaan.
Hampir segala waktu dikuasai tabiat ini untuk
menyeret manusia menuju keburukan. Karena
kebaikan yang dilakukan manusia berarti
menyakiti dirinya, maka selalu diupayakan agar
manusia terjauhkan daripadanya.
3. Al-Bahimiyah, yaitu sifat manusia berupa
“kehewanan” yang apabila telah menguasai
dirinya ia akan rakus, tamak, suka mencuri,
makan berlebihan, tidur berlebihan dan
bersetubuh berlebihan, suk berzina, berprilaku
homoseks dan lain sebagainya. Orang-orang yang
memilki tabiat ini lebih mengedepankan nafsu
syahwatnya, demi kesenangannya. Akal sehat
yang harus dimiliki sudah dikuasai oleh nafsu
syahwatnya.
4. Al-Sabu’iyah, yaitu sifat “kebuasan” yang apabila
menguasai diri manusia ia akan suka bermusuhan,
berkelahi, suka marah, suka menyerang, suka
memaki, suka berdemo, anarkis, cemburu
berlebihan dan lain sebagainya. Orang yang
memiliki tabiat seperti ini adalah orang yang
maunya menang sendiri, enak sendiri, mulia
sendiri, terpuji sendiri. Ia tidak suka ada yang
menyaingi. Karena itu kebaikan apa saja yang
hendak sampai ke orang lain, dicegah menurut
kemampuannya. Tabiat ini sangat erat dengan
kedengkian, iri, hasud dan cemburu, manakala
orang lain memperoleh nikmat. Singkatnya segala
8
kesenangan menjadi miliknya, segala kesusahan
menjadi milik orang lain.4
Selain empat sifat pemicu dosa pada diri manusia,
Allah SWT juga menganugerahi manusia berupa akal. Fungi
akal ini adalah untuk mengendalikan keempat nafsu)
tersebut. Dengan akal, sifat "Bahimiyah" yang ada pada
manusia, akan dikendalikan untuk hal-hal yang benar,
seperti makan dan tidur secara teratur dan syahwat setelah
menempuh pernikahan.
Dengan akal, sifat manusia "Sabu’iyah" akan
dikendalikan menjadi pemberani, membela kebenaran
agama, menolak kebatilan demi kemaslahatan.
Dengan akal, sifat manusia "syaithaniyah" akan dikendalikan menjadi berhati-hati,
seperti mampu menahan hawa nafsu, qana'ah, iffah, zuhud, jujur, tawadhu, dan
sejumlah sifat baik lainnya. Manusia dengan hati yang demikian itu, senantiasa
mengingat Allah.Dengan akal, sifat manusia "Rububiyah” akan dikendalikan menjadi
seorang pemimpin, manajer dan pelayan bagi orang lain yang tidak sombong dan
otoriter.
Tugas dan Fungsi Manusia
1. Tugas Dan Fungsi Manusia Sebagai Khalifah
Manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai
khalifah di bumi disamping untuk beribadah, juga harus
mampu memelihara dan memakmurkan alam. Kerusakan
yang ada di dunia, dan kerusakan di darat, maupun yang ada
di lautan, tetapi oleh tangantangan manusia yang keluar dari
rambu-rambu yang sudah ditetapkan oleh Allah. Benar,
semua isi yang ada di muka bumi ini diciptakan oleh Allah
SWT. untuk manusia, namun tentunya menggunakan aturan
main yang sudah Allah tetapkan, tidak bebas sekehendak
manusia. M. Quraisy Shihab menyimpulkan bahwa kata
khalifah itu mencakup dua pengertian :
Orang yang diberi kekuasaan untuk mengelola
wilayah, baik luas maupun terbatas.
Khalifah memilki potensi untuk mengemban tugasnya,
namun juga dapat berbuat kesalahan dan kekeliruan5.
Tugas kekhalifahan tersebut memang sangat berat.
Namun status ini dapatmenunjukkan arah dengan peran
manusia sebagai penguasa di bumi atas petunjuk Allah.
4 Bacaan madaniI,4 Karakter yang Dimiliki Manusia, diakses dari https://www.bacaanmadani.com/2017/04/4-karakter-yang-dimiliki-manusia.html?m=1, pada tanggal 30
September 2021.
5 Heru Juabid Sada, Manusia dalam Perspektif Agama Islam, (Lampung:At Tadzkiyyah, 2016), Vol 7.Hal 256.
9
Tugas manusia sebagai khalifah di bumi ini tidak semata
perintah Allah untuk mengelola alam semesta ini, tanpa
adanya arah dan petunjuk dari Allah, akan tetapi Allah telah
membekali manusia dengan potensi-potensi, ilmu
pengetahuan dan sarana untuk memahami ilmu
pengetahuan.
10
BAB III PENUTUP
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu
kami sebagai penyusun berharap agar ada kritik dan saran dari semua pihak terutama dari
dosen. Kami hanyalah manusia biasa. Jika ada kesalahan,itu dari kami sendiri. Dan jika ada
kebenaran itu datangnya dari Allah swt.
KESIMPULAN
Khilafah adalah keseluruhan tindakan atau kemampuan untuk mempengaruhi atau mengajak
oranglain sebagai pengikut dalam usaha bersama mencapai tujuan. Sedangkan khalifah
adalah gelar yang diberikan untuk pemimpin umat islam setelah wafatnya Nabi Muhammad
SAW. Adapun 4 bahan penciptaan manusia yaitu sifat ketuhanan(rububiyah),sifat setan
(syaitanniyah),sifat binatang ternak(bahimiyah),sifat binatang ternak(sabu’iyah).
11
DAFTAR PUSTAKA
Sada, Heru Jubaedin. 2016.Manusia dalam Perspektif Agama Islam. Lampung:At
Tadzkiyyah.
Hidayat, Aat. 2017.Perspektif Al Quran dan Pendidikan Islam dalam Psikologi dan
Kepribadian Manusia. Kudus:Jurnal Penelitian.
Ritongga, Muhammad Shaleh. 2018.Penciptaan Manusia. Jakarta: Jurnal Kajian Ilmu Ilmu
Keislaman.
Madani, Bacaan. 2017 . 4 Karakter yang Dimiliki Manusia. Di akses pada 30 September
2021,dari https://www.bacaanmadani.com/2017/04/4-karakter-yang-dimiliki-manusia.html?
m=1.
KWPSI, Humas. 2019.Empat Sifat Pemicu Dosa Manusia. Diakses pada 30 September
2021dari https://aceh.antaranews.com/berita/56114/.
12