Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

HIKMAH PERINTAH IBADAH HAJI DAN UMRAH

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen


Pelayanan Haji dan Umrah

Dosen Pengampu : Dr. Muniruddin, MA

Disusun oleh kelompok 12 :

Deni Armanda : 0104201065

Irham Fauzan : 0104192055

Mickail Ginting : 0104192109

Muhammad Tohri : 0104192051

Mauliza Arpina : 0104192054

PRODI MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

MEDAN 2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Bismillahirrahmanirrahiim Puji syukur kami


ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang dengan izin karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan
makalah tepat waktu tanpa kurang suatu apapun. Dan juga shalawat beriringkan salam kami
hadiahkan kepada Junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, semoga syafa’atnya kelak selalu
mengalir kepada kita semua. Aamiin Allahumma Aamiin. Makalah kami yang berjudul
“HIKMAH PERINTAH IBADAH DAN HAJI” membahas lengkap tentang Bagaimana dana Apa
saja kegiatan Hikmah perintah Ibadah Haji Dan Umrah. Dan penulisan makalah ini kami buat
untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pelayanan Haji dan Umrah. Kami mengucapkan
terima kasih untuk berbagai belah pihak yang sudah mau membantu menyelesaikan pembuatan
makalah kami ini. Kepada Allah kami mohon ampun, serta kepada pembaca kami memohon maaf
apabila ada kesalahan dalam penulisan makalah ini. Terima kasih. Wassalamu’alaikum
Warohmatullahi Wabarokatuh

Medan, 19 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Judul

KATA PENGANTAR …......................................................................................................... i

DAFTAR ISI …....................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ….......................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian haji dan umrah .................................................................………………... 2


B. Pengertian Kata Hikmah ….......................................................................................... 2
C. Hikmah pelaksanaan ibadah haji dan umrah …............................................................ 3
D. Hikmah perintah ibdah haji dan umrah ........................................................................ 7
E. Dalil hikmah haji dan umrah ........................................................................................ 9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………………….. 12
B. Saran………………………………………………………………………………… 12

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………….………………………… 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Segala puji bagi Allah SWT semata, shalawat dan salam semoga tetap
tercurah kepada makhluk-Nya yang terbaik, nabi kitab Muhammad SAW, keluarga dan
para sahabatnya. Amma ba'du: Ibadah umroh dan haji termasuk rukun iman yang ke 5.
Adapun hikmah yang terkandung dari melaksanakan ibadah umroh dan haji, karena ibadah
umroh ataupun haji pasti setiap jamaah punya berbagai pengalaman spiritual yang berbeda
dengan jamaah lainnya dan adapun pengalaman yang tak masuk akal atau diluar perkiraan.
Patuh dan taat kepada Allah swt merupakan wujud dari pelaksanaan ibadah umroh ataupun
haji. Ibadah haji dan umroh adalah panggilan Allah swt dengan menempuh perjalanan yang
panjang dan membutuhkan biaya banyak sehingga memerlukan waktu yang lam juga.
Tujuan dilaksanakannya ibadah umroh dan haji adalah untuk menjalankan tugas yang
mulia melalui ritual dan ibadah yang sesuai dengan syarat yang telah di tentukan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ibadah Haji dan Umrah

Sebelum kita membahas hikmah haji dan umrah, sebaiknya kita mengetahui pengertian dari
haji dan umrah. Haji Haji secara etimologi adalah berkunjung. Adapun secara terminologi adalah
mengunjungi Baitul Haram dengan amalan tertentu, pada waktu tertentu. Adapun umrah secara
etimologi adalah berkunjung. Sedangkan secara terminologi adalah mengunjungi Baitul Haram
dengan amalan tertentu selain di waktu haji. َ “Laksanakanlah haji dan umrah, karena keduanya
menghapus kefakiran dan dosa sebagaimana api menghilangkan karat dari besi.” (HR. Tirmidzi )
Ibadah Haji dan Umroh merupakan pelaksanaan rukun Islam yang ke lima. Banyak sekali hikmah
yang terkandung di dalamnya. Karena ibadah haji maupun ibadah umroh adalah wujud dari
pertemuan antara kesadaran batin dan kecerdasan rasio. Setiap orang yang melakukan jenis ibadah
ini pasti punya pengalaman spiritual yang berbeda-beda. Bahkan kadangkala terlihat tak masuk
akal atau di luar perkiraan manusia. Patuh dan mau menyerahkan diri kepada Allah SWT. Itulah
wujud utama dari pelaksanaan ibadah haji dan umroh di tanah suci. Kita memenuhi panggilan
Allah dengan menempuh perjalanan yang panjang, memakan biaya yang banyak serta waktu yang
lama, dan harus berpisah dengan saudara, keluarga sera harta benda yang kita miliki. Tujuannya
cuma satu, yaitu menjalankan tugas mulia melalui ibadah dan ritual sesuai dengan syarat-syarat
yang telah di tentukan.

B. Pengertian kata hikmah

Dalam bahasa Indonesia kata hikmah diartikan sebagai kebijaksanaan dan kesaktian sehingga orang
yang memiliki hikmah adalah orang yang memiliki kebijaksanaan atau kesaktian. Sedangkan kata-kata
hikmah adalah kata-kata yang mengandung kebijaksanaan dan kesaktian. Di dalam kitab-kitab tafsir, kata-
kata hikmah terkadang didefinisikan dengan makna Al-Qur‟an, terkadang dengan makna As-Sunnah atau
kenabian. Karena itulah diriwayatkan dalam beberapa hadis tentang doa Rasulullah kepada Abdullah bin
Anas yang berbunyi, “Semoga Allah mengajarkan hikmah kepadanya dan paham dalam Agama.
Maksudnya adalah paham terhadap Al-Qur‟an dan As-Sunnah serta mengamalkan keduanya, seperti yang

2
ditegaskan oleh mayoritas Tabi‟in dan di kuatkan oleh Syaikhul Islam, Ibnu Taimiyah dengan ucapannya,
Adapun hikmah dalam Al-Qur‟an, maka maksudnya adalah mengenai kebenaran dan mengamalkannya.

Al-Alusi mengemukakan dalam tafsirnya, bahwa yang dimaksud dengan hikmah adalah meletakkan
sesuatu pada tempatnya, atau pemahaman terhadap Agama, baik yang bersumber dari Al-Qur‟an maupun
dari hadis, lebih lanjut ia mengemukan hikmah itu terbagi menjadi dua, ada yang berbentuk teoritis dan dan
ada yang berbentuk praktis.

sedangkan Ibnu Asyur bahwa yang disebut dengan hikmah adalah penyempurnaan ilmu pengetahuan
dan pengamalan sesuai dengan kapasitas ilmu yang dimiliki. Begitu juga dengan Ibnu Rajab memberikan
komentar tentang makna hikmah yang mencakup semua makna. Ia mengatakan, yang dimaksud dengan
hikmah adalah segala yang menghalangi dari kebodohan dan mencegah dari yang kejelekan.

Menurut Muhammad Quraish Shihab hikmah juga terambil dari kata “hakama” yang pada mulanya yang
berarti menghalangi. Dari akar kata yang sama dibentuklah kata yang bermakna kendali, yakni sesuatu yang
fungsinya mengantarkan kepada yang baik dan menghindarkan yang buruk. Untuk mencapai maksud
tersebut diperlukan pengetahuan dan kemampuan untuk menerapkannya.

Thahir Ibn Al-Asyur menggaris bawahi bahwa hikmah adalah nama himpunan segala ucapan atau
pengetahuan yang mengarah kepada perbaikan kebaikan dan kepercayaan manusia secara bersinambung.

C. Hikmah Pelaksanaan Ibadah Haji Dan Umrah

Hikmah yang terkandung Semua jenis ibadah di dalam agama Islam pasti punya hikmah yang
tinggi. Demikian pula dengan ibadah haji dan umroh. Hikamh dari pelaksanaan ibadah ini antara
lain :

1. Meningkatkan kedisiplinan Ketika di tanah suci Mekkah dan Madinah, seluruh umat yang
melaksanakan ibadah haji dan umroh harus terbiasa untuk disiplin ketika melaksanakan
ritual haji maupun sholat. Pola disiplin ini di harapkan bisa terus berkelanjutan meski
waktu pelaksanaan ibadah sudah selesai.
2. Meningkatkan kwalitas diri dalam beribadah Orang yang merasa banyak dosa sering
merasa putus asa. Namun Allah menjanjikan akan menghapus segala dosa yang kita miliki
ketika kita mau melaksanakan ibadah secara tulus dan ikhlas. Hal ini akan mendorong kita
untuk lebih taat menjalankan jenis ibadah yang lain selain ibadah haji dan umroh.
3. Memunculkan sifat yang sabar Ketika melaksanakan ritual ibadah haji dan umroh, tentu
banyak cobaan dan godaan yang muncul. Banyak umat Islam dari berbagi negara yang

3
berkumpul di satu tempat. Hal ini akan menimbulkan masalah berkenaan dengan fasilitas
yang harus digunakan bersama karena jumlahnya yang terbatas. Di sini sifat sabar harus
dikedepankan. Karena sifat egois dan mementingkan diri sendiri akan mengurangi nilai
ibadah yang sedang dikerjakan.
4. Melahirkan rasa solidaritas dan kekeluargaan Dengan berkumpulnya banyak umat dari
berbagai negara atau daerah, akan menimbulkan rasa persatuan umat yang tinggi, tanpa
membedakan golongan, ras dan lainlain. Perbedaan yang ada tersebut tidak perlu
menimbulkan perpecahan, namun justru akan membuat ikatan persaudaraan sesama umat
Muslim seluruh dunia makin kuat.
5. Meningkatkan dakwah Ketika umat Islam dari segela penjuru dunia berkumpul, akan
menjadi media yang tepat untuk meningkatkan dakwah Islamiyah secara efektif. Di sini
kita bisa saling belajar dan bertukar pengalaman terhadap pelaksanaan ibadah maupun
penanaman nilai-nilai Islam di kehidupan sehari-hari dari masing-masing negara atau
wilayah. Selain lima hikmah dari pelaksanaan ibadah haji dan umroh di atas, tentu masih
ada banyak hikmah yang lain. Setiap umat pasti punya sudut pandang yang berbeda
terhadap pelaksanaan ibadah yang harus dilakukan di tanah suci ini. Namun yang
terpenting adalah setelah pulang dari berhaji maupun umroh, umat Islam harus punya
pencerahan jiwa yang baru yang diwujudkan dalam amal shaleh, baik untuk diri sendiri
maupun bagi masyarakat dan lingkungannya.
6. Mengikhlaskan Seluruh Ibadah Beribadah semata-mata untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala
dan menghadapkan hati kepada-Nya dengan keyakinan bahwa tidak ada yang diibadahi
dengan haq, kecuali Dia dan bahwa Dia adalah satu-satunya pemilik nama-nama yang
indah dan sifat-sifat yang mulia. Tidak ada sekutu bagi-Nya, tidak ada yang menyerupai-
Nya dan tidak ada tandingan-Nya.Dan hal ini telah diisyaratkan dalam firman-Nya.
“Artinya : Dan ingatlah ketika Kami menempatkan tempat Baitullah untuk Ibrahim dengan
menyatakan ; “Janganlah engkau menyekutukan Aku dengan apapun dan sucikan rumahKu
ini bagi orang-orang yang thawaf, beribadah, ruku dan sujud” [Al-Hajj : 26] Mensucikan
rumah-Nya di dalam hal ini adalah dengan cara beribadah semata-mata kepada Allah di
dekat rumah-Nya (Ka’bah) yang mulia, mebersihkan sekitar Ka’bah dari berhala-berhala,
patung-patung, najis-najis yang Allah Subhanahu wa Ta’ala haramkan serta dari segala hal

4
yang mengganggu orang-orang yang sedang menjalankan haji atau umrah atau hal-hal lain
yang menyibukkan (melalaikan, -pent) dari tujuan mereka.
7. Mendapat Ampunan Dosa-Dosa Dan Balasan Jannah “Dari Abu Hurairah bahwa Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Satu umrah sampai umrah yang lain adalah
sebagai penghapus dosa antara keduanya dan tidak ada balasan bagi haji mabrur kecuali
jannah” [HR Bukhari dan Muslim, Bahjatun Nanzhirin no. 1275] “Abu Hurairah
Radhiyallahu ‘anhu berkata : “Aku mendengar Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
bahwa barang siapa berhaji ke Baitullah ini karena Allah, tidak melakukan rafats dan
fusuuq, niscaya ia kembali seperti hari ia dilahirkan oleh ibunya” [HR Bukhari]
Sesungguhnya barangsiapa mendatangi Ka’bah, kemudian menunaikan haji atau umrah
dengan baik, tanpa rafats dan fusuuq serta dengan ikhlas karena Allah Subhanahu wa
Ta’ala semata, niscaya Allah Subhanahu wa Ta’ala mengampuni dosa-dosanya dan
menuliskan jannah baginya. Dan hal inilah yang didambakan oleh setiap mu’min dan
mu’minah yaitu meraih keberuntungan berupa jannah dan selamat dari neraka.
8. Menyambut Seruan Nabi Ibrahima Alaihissalam “Dan serulah manusia untuk berhaji,
niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengendarai unta yang
kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh”[Al-Hajj :27] Nabi Ibrahim
Alaihissalam telah menyerukan (agar berhaji) kepada manusia. Dan Allah Subhanahu wa
Ta’ala menjadikan siapa saja yang Dia kehendaki (untuk bisa) mendengar seruan Nabi
Ibrahim Alaihissalam tersebut dan menyambutnya. Hal itu berlangsung semenjak zaman
Nabi Ibrahim hingga sekarang.
9. Menyaksikan Berbagai Manfaat Bagi Kaum Muslimin Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman : “Agar supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka” [Al-Hajj :
28] Alah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan manfaat-manfaat dengan muthlaq (secara
umum tanpa ikatan) dan mubham (tanpa penjelasan) karena banyaknya dan besarnya
menafaat-manfaat yang segera terjadi dan nanti akan terjadi baik duniawi maupun ukhrawi.
Dan diantara yang terbesar adalah menyaksikan tauhid-Nya, yakni mereka beribadah
kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala semata-mata. Mereka datang dengan niat mencari
wajah-Nya yang mulia bukan karena riya’ (dilihat orang lain) dan juga bukan karena
sum’ah (dibicarakan orang lain). Bahkan mereka betauhid dan ikhlas kepada-Nya, serta
mengikrarkan (tauhid) di antara hamba-hamba-Nya, dan saling menasehati di antara orang-

5
orang yang datang (berhaji dan sebagainya,-pent) tentangnya (tauhid). Mereka thawaaf
mengelilingi Ka’bah, mengagungkan-Nya, menjalankan shalat di rumah-Nya, memohon
karunia-Nya, berdo’a supaya ibadah haji mereka diterima, dosadosa mereka diampuni,
dikembalikan dengan selamat ke nergara masing-masing dan diberi anugerah kembali lagi
untuk berdo’a dan merendah diri kepda-Nya. Mereka mengucapkan talbiyah dengan keras
sehingga di dengar oleh orang yang dekat ataupun yang jauh, dan yang lain bisa
mempelajarinya agar mengetahui maknanya, merasakannya, mewujudkan di dalam hati,
lisan dan amalan mereka. Dan bahwa maknanya adalah : Mengikhlaskan ibadah semata-
mata untuk Allah dan beriman bahwa Dia adalah ‘ilah mereka yang haq, Pencipta mereka,
Pemberi rizki mereka, Yang diibadahi sewaktu haji dan lainnya.
10. Saling Mengenal Dan Saling Menasehati Dan diantara hikmah haji adalah bahwa kaum
muslimin bisa saling mengenal dan saling berwasiat dan menasehati dengan al-haq.
Mereka datang dari segala penjuru, dari barat, timur, selatan dan utara Makkah, berkumpul
di rumah Allah Subhanahu wa Ta’ala yang tua, di Arafah, di Muzdalifah, di Mina dan di
Makkah. Mereka saling mengenal, saling menasehati, sebagian mengajari yang lain,
membimbing, menolong, membantu untuk maslahat-maslahat dunia akhirat, maslahat
taklim tata cara haji, shalat, zakat, maslahat bimbingan, pengarahan dan dakwah ke jala
Allah. Mereka bisa mendengar dari para ulama, apa yang bermanfaat bagi mereka yang di
sana terdapat petunjuk dan bimbingan menuju jalan yang lurus, jalan kebahagiaan menuju
tauhidullah dan ikhlas kepada-Nya, menuju ketaatan yang diwajibkan oleh Allah
Subhanahu wa Ta’ala dan mengetahui kemaksiatan untuk dijauhi, dan supaya mereka
mengetahui batas-batas Allah dan mereka bisa saling menolong di dalam kebaikan dan
taqwa.
11. Mempelajari Agama Allah Subhanahu wa Ta’ala Dan diantara manfaat haji yang besar
adalah bahwa mereka bisa mempelajari agama Allah dilingkungan rumah Allah yang tua,
dan di lingkungann masjid Nabawi dari para ulama dan pembimbing serta memberi
peringatan tentang apa yang mereka tidak mengetahui mengenai hukum-hukum agama,
haji, umrah dan lainnya. Sehingga mereka bisa menunaikan kewajiban mereka dengan
ilmu. Dari Makkah inilah tertib ilmu itu, yaitu ilmu tauhid dan agama. Kemudian
(berkembang) dari Madinah, dari seluruh jazirah ini dan dari seluruh negeri-negeri Allah
Subhanahu wa Ta’ala yang ada ilmu dan ahli ilmu. Namun semua asalnya adalah dari sini,

6
dari lingkungan rumah Allah yang tua. Maka wajib bagi para ulama dan da’i, dimana saja
mereka berada, terlebih lagi di lingkungan rumah Allah Subhanahu wa Ta’ala ini, untuk
mengajari manusia, orang-orang yang menunaikan haji dan umrah, orang-orang asli dan
pendatang serta para penziarah, tentang agama dan manasik haji mereka. Seorang muslim
diperintahkan untuk belajar, bagaimanapun (keadaannya) ia, dimana saja dan kapan saja ;
tetapi di lingkungan rumah Allah yang tua, urusan ini (belajar agama) lebih penting dan
mendesak. Dan di antara tanda-tanda kebaikan dan kebahagian seseorang adalah belajar
tentang agama Allah Subhanahu wa Ta’ala. “Artinya : Nabi Shallallahu ‘alaihi bersabda :
“Barangsiapa yang dikehendaki oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala memperoleh kebaikan,
niscaya Dia menjadikan faqih terhadap agama” [HR Bukhari, Kitab Al-Ilmi 3 bab : 14] Di
sini, di negeri Allah, di negerimu dan di negeri mana saja, jika engkau dapati seorang alim
ahli syari’at Allah, maka pergunakanlah kesempatan. Janganlah engkau takabur dan malas.
Karena ilmu itu tidak bisa diraih oleh orang-orang yang takabur, pemalas, lemah serta
pemalu. Ilmu itu membutuhkan kesigapan dan kemauan yang tinggi. Mundur dari
menuntut ilmu, itu bukanlah sifat malu, tetapi suatu kelemahan. Allah Subhanahu wa
Ta’ala berfirman.

“Artinya : Dan Allah tidak malu dari kebenaran” [Al-Ahzab : 53] Karenanya seorang
mukmin dan mukminah yang berpandangan luas, tidak akan malu dalam bab ini ; bahkan
ia maju, bertanya, menyelidiki dan menampakkan kemusykilan yang ia miliki, sehingga
hilanglahkemusykilantersebut.

D. Hikmah Perintah Haji dan Umrah

1) Ihram Ihram adalah berpakaian serba putih tanpa jahitan. Pakaian ihram itu warnanya
putih. Dalam buku The Power of Colour, Putih mengambarkan sebuah filsafat kesucian,
kebersihan, clean, clear, bright. Kesucian dalam bahasa agama dikenal dengan ikhlas.
Ikhlas (sincerity) adalah perbuatan give more get even more. Yang disebut dengan
ketulusan adalah berikan lebih, get even more, kita akan mendapatkan yang lebih banyak
lagi. Artinya pada saat memberikan sesuatu pada orang lain tidak pernah megharapkan satu
balasan. Walau begitu, Allah akan memberikan satu balasan yang lebih dari apa yang

7
diberikan ketika kita tidak pernah memikirkan imbalan. Selain itu Ihram juga
menyimbolkan persamaan manusia, semua berpakaian sama siapapun orangnya.
Kemudian ihram juga menyimbolkan kesederhanaan.
2) Thawaf Thawaf adalah mengelilingi ka’bah sebanyak 7 putaran. Simbol keselarasan
dengan Alam, sebagaimana bumi yang berputar pada porosnya, planet-planet yang
berputar pada bintang, ataupun elektron yang berputar pada inti Atom. Thawaf
mengajarkan untuk hidup selaras dengan Alam, sehingga kerusakan di dunia dapat
dihindari. Sa'i Sa’i adalah sebuah refleksi ketangguhan dalam pertualangan (struggle). Bisa
dibayangkan seorang Hajar (ibu) dengan bayi yang masih merah harus berjuang dengan
berat antara Safa dan Marwah. Tidak satu kali, namun 7 kali, di tempat yang sama
bolakbaik mencari sebuah solusi. Jika direnungkan hal ini, pasti logika akan menyebutkan
sebagai suatu yang tidak beralasan (unreasonable). Logika akan menyebutkan bahwa
sebenanrnya 2 kalipun sudah cukup, mengapa harus 7 kali, tidak ada satu hal yang berubah
dalam proses tersebut. Tapi itulah semangat perjuangan dan kemauan untuk berkorban dari
Siti Hajar. Jika hikmah ini diambil sebagai pesan moral dalam kehidupan, maka kita akan
menyadari bahwa hidup adalah perjuangan, tidak ada hidup tanpa perjuangan (life is
struggle, there is no life without struggle).

3) Jumrah Melempar jumrah pada hakikatnya adalah melempar batu yang simbolnya adalah
setan. Artinya ada satu pertarungan abadi antara kita dengan setan. Kita tidak berteman
dengan setan. Setan adalah musuh dalam kehidupan. Pertanyaannya, sudahkah kita juga
siap untuk melawan setan setelah kembali ke tanah air? Setan dalam artian bathiniyyah
bisa berbentuk harta, jabatan dan segala macam yang dapat memalingkan kita dari
kehendak Tuhan. Bagaimana setan dalam bentuk manusia yang senantiasa mengajak
kepada perbuatan mungkar seperti mengajak untuk korupsi, merayu untuk khalwat dan
berzina, sungguh kemauan dan keberaniaan kita menjadi taruhannya. Jumrah mengajarkan
kita untuk siap menolak semuan rayuan walaupun kita harus bertempur dengan batu.

4) Wukuf Pada saat wukuf kita sedang melakukan kontemplasi, sesuai dengan ungkapan
Umar R.A, “Haasibu anfusakum qabla an tuha sabu”, (periksalah dirimu sebelum Allah
memeriksamu di akhirat). Wukuf juga menjadi simbolisasi proses padang mahsyar di

8
akhirat, dimana manusia akan di hisab (di hitung amal baik dan buruk). Wukuf adalah
sebuah transisi kehidupan sebelum wukuf yang penuh dengan perbuatan buruk atau hanya
baik menuju (transisi) kepada perbuatan baik atau lebih baik pasca wukuf. Inilah yang
disebut dengan haji mabrur. Haji yang menghantarkan pelakunya ke arah yang lebih baik
setelah ia melakukan ibadah haji.

E. Dalil Hikmah Haji dan Umrah

Berikut ini adalah hikmah yang terkandung dalam ibadah haji dan umroh, sebagaimana
yang dijelaskan dalam hadist Rosulullah SAW:

Ibadah Haji dan Umroh Merupakan Amalan yang Paling Baik Ibadah haji adalah salah satu

amalan yang paling baik. Hal ini dijelaskan dalam hadist berikut;

Rosulullah SAW bersabda:

ُ‫ قِي َل ث ُ َّم َماذَا قَا َل ْال ِج َهاد‬. ‫اَّلل َو َرسُو ِل ِه‬ َ ‫ى ْالعَ َم ِل أَ ْف‬
ِ َّ ِ‫ض ُل فَقَا َل إِي َمانٌ ب‬ ُّ َ‫سئِ َل أ‬ ِ َّ ‫ع ْن أَ ِبى ه َُري َْرةَ أَنَّ َرسُو َل‬
ُ – ‫َّللا – صلى هللا عليه وسلم‬ َ
ٌ ‫ قِي َل ث ُ َّم َما َذا َقا َل َح ٌّج َمب ُْر‬. ‫َّللا‬
‫ور‬ ِ َّ ‫فِى َس ِبي ِل‬

Artinya:

“Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW ditanya, “Amal apakah yang paling utama?” Maka
beliau menjawab, “Iman kepada Allah dan Rasul-Nya.” Ditanyakan lagi, “Kemudian apa?” Beliau
menjawab, “Jihad di jalan Allah.” Ditanyakan lagi, “Kemudian apa?” Beliau menjawab, “haji yang
mabrur.” [(Bukhari, Book 2, Hadis 25) (Muslim, Tirmidzi, Nasai, Ibnu Majah)]

Dari hadist tersebut, Rosulullah SAW menjelaskan bahwa haji adalah salah satu amalan yang
paling baik. Amalan haji merupakan salah satu amalan yang paling baik, karena ibadah haji dan
umroh merupakan salah satu ibadah yang di wajibkan dan diperintahkan oleh Allah SWT.

Ibadah Haji dan Umroh Sebagai Pelebur Dosa-Dosa yang Telah Lalu Ibadah haji bisa
menghapus dosa-dosa yang pernah kita lakukan. Hal ini dijelaskan dalam hadist berikut ini:

‫أما علمت – يا عمرو – أن اإلسالم يهدم ما كان قبله ؟ وأن الهجرة يهدم ما كان قبله ؟ وأن الحج يهدم ما كان قبله ؟‬

Artinya:“Bukankah kamu mengetahui – wahai ‘Amru – bahwa (agama) Islam itu menghapus
(dosa-dosa) di masa lalu? Dan bukankah hijrah itu (juga) menghapuskan (dosa-dosa) di masa lalu

9
? Dan bukankah haji itu (juga) menghapuskan (dosa-dosa) di masa lalu?” (HR Imam Muslim no.
321)

Begitu juga dengan ibadah umroh, apabila kita melaksanakan ibadah umroh maka dosa-
dosa yang telah kita perbuat akan diampuni oleh Allah SWT. hal ini dijelaskan dalam hadist
berikut ini:

(‫ور‬ َ َّ‫ ﴿العُ ْم َرة ُ إِلَى العُ ْم َرةِ َكف‬:َ‫علَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَال‬
ُ ‫ َوال َح ُّج ال َمب ُْر‬،‫ارة ٌ ِل َما بَ ْينَ ُه َما‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬ ِ َّ ‫ أَنَّ َرسُو َل‬:ُ‫ع ْنه‬
َ ‫َّللا‬ ُ َّ ‫ي‬
َ ‫َّللا‬ ِ ‫ع ْن أَبِي ه َُري َْرةَ َر‬
َ ‫ض‬ َ
‫ْس َلهُ َجزَ ا ٌء ِإ ََّّل ال َج َّن ُة‬
َ ‫َلي‬

Artinya:

“Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, “Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ’alaihi wa
sallam bersabda, “Umrah satu ke umrah lainnya adalah penebus dosa antara keduanya, dan haji
yang mabrur tidak ada pahala baginya selain surga.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Bahkan dalam hadist lain disebutkan, bahwa ibadah haji dan umroh bisa menghilangkan
kefakiran (kemiskinan), dan mengahapus dosa-dosa yang telah lalu. Sebagaimana sabda
Rosulullah SAW:

‫ وليس للحجة المبرورة ثواب‬,‫ كما ينفي الكير خبث الحديد والذهب والفضة‬,‫ فإنهما ينفيان الفقر والذنوب‬,‫تابعوا بين الحج والعمرة‬
‫إَّل الجنة‬

Artinya:

“Ikutilah antara haji dan umroh (yakni lakukanlah amalan haji, kemudian dilanjutkan dengan
menunaikan umroh), karena keduanya itu akan menghilangkan kefakiran/kemiskinan dan
(menghapus) dosa-dosa, sebagaimana bara api (menghilangkan) kotoran besi, emas dan perak.
Dan tidak ada balasan/pahala bagi haji yang mabrur kecuali jannah (surga).” (HR Imam At-
Tirmidzi no. 810, Ibnu Khuzaimah dalam As-Shohih no. 2512, dan An-Nasa’i no. 2631)

10
Ibadah Haji dan Umroh sebagai Jalan Meraih Surganya Allah SWT Pahala dari ibadah haji
dan umroh adalah surga. Sebagaimana sabda Rosulullah SAW:

ُ‫ْس لَهُ َجزَ ا ٌء ِإَّلَّ ْال َجنَّة‬ ُ ‫َو ْال َح ُّج ْال َمب ُْر‬
َ ‫ور لَي‬

Artinya:

“Dan haji mabrur tidak ada balasan yang pantas baginya selain surga.” (HR. Bukhari no. 1773 dan
Muslim no. 1349)

Sekembalinya dari Perjalanan Haji dan Umroh, Ia Seperti Bayi yang Baru Lahir (Bersih
dari Dosa-Dosa) Pahala bagi mereka yang tuntas menjalankan ibadah haji dan umroh, dengan
menjalankan amalan-amalan sebagaimana yang diperintahkan dan ditetapkan oleh syariat agama
islam dan sesuai dengan ajaran Rosulullah SAW, maka sepulangnya dari perjalanan ibadah haji
dan umroh, ia terbebas dari segala dosa sebagaimana bayi yang baru dilahirkan oleh ibunya.
Rosulullah SAW bersada:

ُ‫ث َولَ ْم يَ ْفس ُْق َر َج َع َكيَ ْو ِم َولَدَتْهُ أ ُ ُّمه‬


ْ ُ‫َّلل فَلَ ْم يَرْ ف‬
ِ َّ ِ ‫َم ْن َح َّج‬

“Siapa yang berhaji ke Ka’bah lalu tidak berkata-kata seronok dan tidak berbuat kefasikan maka
dia pulang ke negerinya sebagaimana ketika dilahirkan oleh ibunya.” (HR. Bukhari no.
1521).Apabila Kita Melaksanakan Ibadah Haji dan Umroh, Itu Artinya Kita Telah Menjawab
Panggilan Allah SWT dan Menjadi Tamunya Allah Orang yang melaksanakan ibadah haji dan
umroh adalah tamunya Allah SWT. sebagaimana yang telah dijelaskan dalam hadist berikut ini,
Rosulullah SAW bersabda:

َ ‫عاهُ ْم فَأ َ َجابُوهُ َو َسأَلُوهُ فَأ َ ْع‬


‫طا ُه ْم‬ ِ َّ ُ‫ج َو ْال ُم ْعتَمِ ُر َو ْفد‬
َ َ‫َّللا د‬ ُّ ‫َّللا َو ْال َحا‬ ِ ‫ْالغ‬
ِ َّ ‫َازى فِى َس ِبي ِل‬

Artinya:

“Orang yang berperang di jalan Allah, orang yang berhaji serta berumroh adalah tamu-tamu Allah.
Allah memanggil mereka, mereka pun memenuhi panggilan. Oleh karena itu, jika mereka meminta
kepada Allah pasti akan Allah beri” (HR. Ibnu Majah no 2893. Syaikh Al Albani mengatakan
bahwa hadits ini hasan).

Begitu banyak hikmah yang terkandung dalam ibadah haji dan umroh. Semoga kita semua
senantiasa diberikan izin dan dikehendaki oleh Allah SWT, untuk menjadi tamu-Nya. َّ‫اَمِ ين يَا َرب‬
‫( ْالعَالَمِ يْن‬Amin Ya Rabbal ‘Alamin).

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan dari pembahasan di atas mengenai Hikmah dari ibadah haji dan umrah yaitu

1. Meningkatkan kedisiplinan.
2. Meningkatkan kualitas dalam beribadah.
3. Memunculkan sifat yang sabar.
4. Melahirkan sodilaritas dan kekeluargaan.
5. Meningkatkan dakwah.
6. Mengiklashkan sebuah ibadah.
7. Mendapat ampunan dosa dosa dan balasan jannah.
8. Menyambut seruan nabi ibrahim as.
9. Menyampaikan berbagai manfaat bagi kaum muslimin.
10. Saling mengenal dan saling menasehati.
11. Mempelajari agama Allah swt

B. Saran

Makalah ini menjelaskan tentang hikmah dari ibadah haji dan umrah,dan hikmah dari
rukun haji dan umrah, jika ada salah dalam makalah ini saya mohon maaf, karena tidah ada yang
sempurna,. Sebaik baik nya manusia pasi ada kesalahannya, dan sesempurna sempurnanya
manusia pasti ada kekurangannya.

12
Daftar Pustaka

http//.www.myasiryusuf.blogspot.com/2010/05/wisdom-of-hajj.html http//.www.

Kumpulan Makalah & Artikel Hikmah Pelaksanaan Ibadah Haji dan Umroh.htm

http//.www.HIKMAH SESUDAH HAJI DAN UMROH _ PAKET EKONOMIS UMROH.htm

http://ilmu-fiq.blogspot.co.id/2014/01/hikmah-haji-dan-umroh.html

13

Anda mungkin juga menyukai