FIQIH IBADAH
Tentang
“HAJI DAN UMRAH”
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
2023M/ 1444 H
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur hanya milik Allah Subhanahu Wa Ta’ala Penguasa
alam semesta yang telah menurunkan petunjuk untuk manusia sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas pada mata kuliah“Fiqih
Ibadah“ yang berjudul “Haji dan Umrah” dengan tepat waktu.
Salawat serta salam semoga senantiasa dicurahkan kepada Nabi Muhammad
ﷺYang telah mengibahkan hidupnya di jalan Allah dan juga kepada orang-orang
yang senantiasa berjuang di jalannya hingga akhir zaman.
Penyelesaian makalah ini tak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai
belah pihak, didasari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh
karna itu kami pemakalah membuka ruang selapang-lapangnya untuk kritik dan saran
demi kesempurnaan makalah ini, terutama untuk Bapak Ismail Syakban, S.Pd.I, M.Pd
kami mengharapkan Kritik dan sarannya dari Ibuk atas perhatiannya kami ucapkan
terima kasih.
Pemakalah
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ............................................................................................ 10
B. Saran ...................................................................................................... 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Haji dan Umrah merupakan kewajiban bagi setiap umat muslim dan
muslimat, yang mana dilakukan untuk mendapatkan pahala dan ridha Allah SWT,
kewajiban setiap umat islam melaksanakan ibadah Haji merupakan bentuk
implementasi dari rukun islam yang kelima, seseorang yang telah memiliki
kemampuan untuk melaksanakan ibadah Haji, sedangkan orang yang melaksanakan
ibadah Haji lebih dari satu kali, maka ia tercatat melaksanakan Haji sunnah, karena
kewajiban Haji bagi umat islam ini hanya sekali dalam seumur hidup.
Ibadah haji merupakan ibadah yang baik karena tidak hanya menahan hawa
nafsu dan menggunakan tenaga dalam mengerjakannya, namun juga semangat dan
1
harta. Dalam mengerjakan haji, kita menempuh jarak yang demikian jauh untuk
mencapai Baitullah, dengan segala kesukaran dan kesulitan dalam perjalanan,
berpisah dengan sanak keluarga dengan satu tujuan untuk mencapai kepuasan batin
dan kenikmatan rohani.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Haji dan Umrah?
2. Apa Dasar Hukum Haji dan Umrah ?
3. Apa Perbedaan Haji dan Umrah?
4. Apa saja Syarat dan Rukun Haji dan Umrah?
5. Apa Hikmah Haji dan Umrah?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Haji dan Umrah.
2. Untuk mengetahui Dasar Hukum Haji dan Umrah.
3. Untuk mengetahui Perbedaan Haji dan Umrah.
4. Untuk mengetahui Syarat dan Rukun Haji dan Umrah.
5. Untuk mengetahui Hikmah Haji dan Umrah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Asal mula arti haji menurut lughah atau arti bahasa (etimologi) adalah “al-
qashdu” atau “menyengaja”. Sedangkan arti haji dilihat dari segi istilah (terminology)
berarti bersengaja mendatangi Baitullah (ka’bah) untuk melakukan beberapa amal
ibadah dengan tata cara yang tertentu dan dilaksanakan pada waktu tertentu pula,
menurut syarat-syarat yang ditentukan oleh syara‟, semata-mata untuk mencari ridho
Allah.
Wajib dalam ibadah haji atau umrah adalah sesuatu yang jika diabaikan
secara keseluruhan, atau tidak memenuhi syaratnya maka haji atau umrah tetap sah,
tetapi orang yang bersangkutan harus melaksanakan sanksi yang telah ditetapkan.
Misalnya, kewajiban melempar jumroh, bila ia diabaikan, maka ia harus diganti
dengan membayar dam (denda).
2. Pengertian Umrah
Seperti di ketahui, dalam setiap aktivitas ibadah, ada hal-hal yang bersifat
fardhu,wajib, sunnah, dan makruh, di samping ada juga mubah (boleh - boleh saja
dikerjakan ) dan haram.
3
Dalam ibadah haji, fardhu adalah sesuatu yang apabila tidak dikerjakan
sesuai ketentuannya, maka ibadah haji tidak sah ; seperti tidak melakukan wukuf
di‘Arafah.
Wajib dalam ibadah haji atau umrah adalah sesuatu yang jika diabaikan
secara keseluruhan, atau tidak memenuhi syaratnya maka haji atau umrah tetap sah,
tetapiorang yang bersangkutan harus melaksanakan sanksi yang telah ditetapkan.
Misalnya, kewajiban melempar jumroh, bila ia diabaikan, maka ia harus diganti
dengan membayar dam (denda).
Sesuatu yang sunnah bila dilakukan, atau sesuatu yang makruh, jika
ditinggalkan dapat mendukung kesempurnaan ibadah haji dan umrah. Sedang sesuatu
yang mubah, tidak berdampak apa pun terhadap ibadah.
Tentu Anda mengetahui bahwa dalam perbedaan haji dan umrah, biaya
berangkat haji biasanya punya harga yang lebih besar. Namun, orang yang mampu
untuk berangkat menunaikan ibadah haji ini juga harus siap dan mampu dari aspek
4
fisik dan mental. Pasalnya, perbedaan haji dan umrah juga dapat ditemukan dari
aspek waktu. Ibadah haji biasanya dilaksanakan dalam jangka waktu yang lebih lama
dibandingkan umrah. Sehingga aspek fisik dan mental perlu diperkuat agar Anda bisa
fokus menjalankan ibadah dengan tenang.
Bagi Anda yang memiliki keinginan haji atau umrah, pastikan Anda sudah
mempersiapkan segala aspek yang dibutuhkan. Terutama dalam aspek finansial.
Alangkah baiknya jika Anda mulai mengelola keuangan dengan cara menabung
untuk bisa menunaikan ibadah haji dan umrah dengan aman dan nyaman di masa
depan.
Dalam menjalankan ibadah di Tanah Suci, ada perbedaan haji dan umrah
berdasarkan rukun yang perlu dilakukan sebagai jamaah. Dalam menjalankan ibadah
haji, Anda perlu menunaikan rukun haji yang meliputi niat ihram, wukuf di Arafah,
tawaf, sai, dan memotong rambut. Sedangkan untuk ibadah umrah, perbedaan haji
dan umrah terletak tidak adanya rukun wukuf di Arafah. Jadi, sebagai jamaah umrah
Anda hanya perlu menunaikan rukun niat ihram, tawaf, sai, dan memotong rambut.
5
melaksanakan ibadah haji kurang lebih selama 40 hari di Tanah Suci. Oleh karena
itu, kesiapan secara finansial, fisik, dan juga psikologis perlu Anda perhatikan
sebelum berangkat haji agar ibadah Anda bisa berjalan dengan lancar dan tenang.
Untuk ibadah umrah sendiri, Anda sebagai jamaah bisa merencanakan
pemberangkatan ibadah kapan saja sesuai keinginan.
a) Islam (Muslim)
Adalahseseorang yang beragama islam dan bukan seorang kafir ataupun
orang murtad, islam itu merupakan syarat mutlak untuk melakukan
ibadah haji.
b) Baligh (dewasa)
Sebagaimana dikatakan oleh nabi Muhammad SAW “Kalam dibebaskan
dari mencatat atas anak kecil sampai ia menjadi baligh, orang tidur
sampai ia bangun,dan orang yang gila sampai ia sembuh”. Jadi
seseorang yang sudah mencapai usia dewasa saja yang wajib menjalankan
ibadah haji dan umroh.
c) Aqil (berakal sehat)
Seseorang yang tidak gila atau tolol
d) Merdeka (bukan seorang budak)
Karena seorang budak itu sudah mempunyai kewajiban dari tuannya,
terkecualituannya memberikan izin, dan seorang budak biasannya
seseorang yang tidakmampu dalam hal biaya.
e) Mampu (Istitha‟ah)
Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan dalam hal kendaraan,
bekal, dan pengongkosan (biaya)Adapun Syarat wajib haji bagi
6
perempuan, hendaklah ia berjalan bersama-samadengan mahramnya,
bersama-sama dengan suaminya, atau bersama-sama dengan perempuan
yang dipercayai.
2. Rukun Haji dan Umrah
1) Ihram
Adalah keadaan seseorang yang telah beniat untuk melaksanakan ibadah haji
Atau umrah. Mereka yang melakukan ihram disebut dengan istilah tunggal
"muhrim"dan jamak "muhrimun" . Calon jamaah haji dan umrah harus
melaksanakannya sebelum di miqat dan diakhiri dengan tahallul. Pakaian
ihram untuk pria terdiri dari dua helai kain putih yang tak terjahit dantidak
bersambung semacam sarung. Dipakai satu helai untuk selendang panjang
serta satu helai lainnya untuk kain panjang yang dililitkan sebagai penutup
aurat. Sedangkan pakaian ihram untuk kaum wanita adalah berpakaian yang
menutup aurat seperti halnya pakaian biasa (pakaian berjahit) dengan muka
dan telapak tangan tetap terbuka.
2) Wukuf di arafah
Yakni menetap di Arafah, setelah condongnya matahari (ke arah Barat) jatuh
pada hari ke 9 bulan dzulhijjah sampai terbit fajar pada hari penyembelihan
kurban yakni tanggal 10 dzulhijjah.
3) Thawaf
Yang dimaksud dengan Thawaf adalah mengelilingi ka’bah sebayak tujuh
kali, dimulai dari tempat hajar aswad (batu hitam) tepat pada garis lantai yang
berwarna coklat, dengan posisi ka’bah berada disebelah kiri dirinya(kebalikan
arah jarum jam).
7
4) Sa‟i antara Shafa dan Marwah
Sai adalah lari-lari kecil sebayak tujuh kali dimulai dari bukit Shafa
dan berakhir di bukit Marwah yang jaraknya sekitar 400 meter,untuk melestari
kan pengalaman Hajar, Ibunda nabi Ismail yang mondar –mandir saat ia
mencari air untuk dirinya dan putranya, karena usaha dan tawakalnya kepada
Allah, akhirnya Allah memberinya nikmat berupa mengalirnya mata air zam-
zam.
5) Tahallul/Bercukur
Tahallul adalah menghalalkan pada dirinya apa yang sebelumnya diharamkan
bagi dirinya karena sedang ihram. Tahallul ditandai dengan memotong rambut
kepala beberapa helai atau mencukurnya sampai habis (lebih afdol).
6) Tertib/berurutan
Sedangkan Rukun dalam umrah sama dengan haji yang membedakan adalah
dalam umrah tidak terdapat wukuf.
Ada beberapa hikmah yang dapat diambil dari pelaksanaan haji dan umrah,
baik dariaspek waktu maupun pelaksanaannya. Di antara hikmah-hikmahnya adalah
sebagai berikut :
8
yang membacanya kesadaran bahwa manusia itu sangat lemah. Di sini orang
akan menganggap bahwa manusia tidak layak berlaku sombong dan angkuh.
3. Ibadah sa’i antara Shafa dan Marwah mengingatkan sejarah perjuangan Siti
Hajar ketika mencari air. Ini mengisyaratkan bahwa orang yang haji
diharapkan memiliki etos kerja tinggi, tidak boleh berpangku tangan,
mengharap rezeki datang dari langit.
4. Wukuf diarafah bisa disebut sebagai malam perenungan. Arafah sendiri
berarti pengalaman. Maksudnya, orang yang melakukan haji dan umrah
diharapkan dapat mengenal jati dirinya, menyadari segala kesalahannya dan
bertekad untuk tidak mengulanginya.
5. Melempar jumrah terkait erat dengan kisah ibrahim ketika melempar setan.
Hal ini dimaksudkan agar orang yang melakukan haji dan umrah memiliki
tekad dan semangat untuk tidak terbujuk rayuan setan yang merusak dunia
ini.
6. Bermalam di mina dan muzdalifah dan diistilahkan malam istirahat dari
rangkaian ibadah haji. Disini orang dapat memulihkan kondisi yang sangat
lelah. Ini sebagaiisyarat bahwa manusia memerlukan waktu istirahat dalam
hidup ; tidak selamanya bekerja sampai tidak ingat menjaga kondisi badan.
7. Dalam tahallul terkadang ajaran agar manusia mampu mengendalikan sifat p
embawaannya. Tahallul diibaratkan sebagai lampu hijau yang mengisyaratka
nkendaraan boleh berjalan kembali setelah untuk sementara diharuskan
berhenti.
8. Khusus untuk ibadah umrah, ibadah ini memberi kesempatan yang sangat
leluasa kepada kaum muslimin untuk mengunjungi ka’bah karena waktunya
tidak ditentukan.
9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Disini penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh
dari sempurna, sehingga keritik dan saran yang membangun untuk penulisan
makalah-makalah selanjutnya sangat diharapkan.
10
DAFTAR PUSTAKA
Fiqih Ibadah, Bandung : CV. Pustaka Setia.SH, Andy lolo Tonang, H. 1989.
Fiqih Islam, Bandung : PT. Sinar Baru Algensindo. http://id. wikipedia. org/ wiki /
Tawaf Rasjid, H. Sulaiman, 1954.
11