Disusun Oleh :
Kelompok 6
FAKULTAS SYARIAH
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat kesehatan
dan kepahaman sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar
tanpa hambatan yang berarti. Sholawat serta salam tak lupa kita haturkan kepada
Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya Yang
mana jasa beliau telah membawa umatnya dari zaman kegelapan menuju zaman
yang terang benderang.
Penulis
Kelompok 10
KATA PENGANTAR......................................................................................................2
BAB I................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................6
PEMBAHASAN...............................................................................................................6
A. Ragam dan Macamm-Macam Haji.........................................................................6
Macam-macam Pelaksanaan Haji...............................................................................6
B. Tata cara Haji.........................................................................................................8
1. Memulai ihram dari Miqat yang telah ditentukan...............................................8
2. Wukuf di Arafah pada 9 Zulhijah.......................................................................9
3. Menginap atau mabit di Muzdalifah...................................................................9
4. Melontar jumrah aqabah...................................................................................10
5. Tahalul.............................................................................................................10
6. Menginap atau mabit di Mina...........................................................................11
7. Thawaf wada........................................................................................................11
C. Dam atau Denda Haji...........................................................................................12
D. Hikmah Haji.........................................................................................................13
BAB III...........................................................................................................................25
PENUTUP.......................................................................................................................25
KESIMPULAN............................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................25
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang.
B. Rumusan Masalah.
1. Bagaimana ?
2. Bagaimana ?
3. Bagaimana ?
4. Apa saja ?
C. Tujuan Masalah.
1. Mengetahui
2. Mengetahui
3.
4.
1
file:///C:/Users/Asus%20-%20GK/AppData/Local/Microsoft/Windows/INetCache/IE/
4AN8V9OQ/BAB_I[1].pdf
BAB II
PEMBAHASAN
ِفْيِه ٰا ٰي ٌۢت َبِّيٰن ٌت َّم َقاُم ِاْبٰر ِهْيَم ۚە َو َم ْن َد َخ َلٗه َك اَن ٰا ِم ًناۗ َو ِهّٰلِل َع َلى الَّناِس ِح ُّج اْلَبْيِت َمِن اْسَتَطاَع ِاَلْيِه َس ِبْياًل ۗ َو َم ْن
َكَفَر َفِاَّن َهّٰللا َغ ِنٌّي َع ِن اْلٰع َلِم ْيَن
1. Haji Tamattu
2. Haji Ifrad
Haji Ifrad dengan hanya melakukan amalan haji, dan berniat melakukan
ibadah haji tanpa umrah pada bulan haji. Pelaksanaan haji ifrad dimulai dengan
ihram disertai niat haji ifrad dan shalat sunah ihram. Kemudian jamaah haji
menuju Makkah sambil membaca talbiyah. Sesampainya di Masjidilharam,
jamaah melaksanakan tawaf qudum.
3. Haji Qiran
Haji qiran yaitu mengerjakan haji dan umrah di dalam satu niat dan satu
pekerjaan sekaligus.
Pelaksanaan haji qiran dimulai ihram disertai niat untuk ibadah haji dan
umrah dari miqat kemudian mengerjakan shalat sunah dua rakaat. Ketika
melaksanakan tawaf, sa'i, dan tahallul, hendaknya diniatkan sekaligus untuk
ibadah haji dan umrah.
Ibadah Haji dengan cara qiran bisa dipilih bagi jamaah yang tidak dapat
melaksanakan umrah sebelum dan sesudah haji karena suatu hal. Misalnya,
jamaah haji yang memiliki masa tinggal di Makkah sangat terbatas.2
2
https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6409181/3-macam-pelaksanaan-ibadah-haji-
dalam-islam-begini-penjelasannya/amp
1. Memulai ihram dari Miqat yang telah ditentukan
Miqat artinya batas waktu dan tempat melakukan ibadah haji serta umrah.
Terdapat dua macam miqat, yaitu miqat zamani (batas waktu) dan miqat
makani (batas tempat). Batas waktu untuk melakukan ibadah haji adalah pada
bulan Syawal, Zulkaidah, dan Zulhijah. Sementara itu, batas tempat untuk
memulai ibadah haji terletak di beberapa kota dan tergantung dari arah
kedatangan jamaah Haji.
Mengerjakan sholat Dzuhur dan Ashar dengan cara qasar dan jamak di awal
waktu
Mendengarkan khutbah wukuf
Memperbanyak doa
Memperbanyak dzikir
Membaca Al-Qur'an
Mengerjakan sholat Maghrib dan Isya dengan cara qashar dan jamak di awal
waktu
3. Menginap atau mabit di Muzdalifah
Membaca talbiyah
Berzikir, beristighfar, dan berdoa
Membaca Al-Qur'an
Mencari kerikil sebanyak 7, 49, dan 70 butir
5. Tahalul
Setelah selesai tahalul, jamaah haji kembali menuju Mina untuk mabit
selama hari Tasyrik, yaitu tanggal 11, 12, dan 13 Zulhijah. Setelah Matahari
tergelincir pada setiap siang hari Tasyrik, jamaah haji melontar tiga jumrah
yang masing-masing sebanyak tujuh kali.
Tiga jumrah tersebut adalah jumrah ula, wusta, dan aqabah. Bagi yang
menghendaki, jamaah haji diperbolehkan untuk meninggalkan Mina pada
tanggal 12 Zulhijah setelah melempar jumrah, hal ini disebut dengan nafar
awwal.
Jika sudah selesai, jamaah haji kembali ke Mekkah dan seluruh rangkaian
ibadah haji sudah selesai.
7. Thawaf wada
Apa Itu Dam? Dalam bahasa Arab dam berarti darah. Dalam sejarahnya,
dam yaitu mengalirkan darah binatang yang disembelih, lalu dibagikan
dagingnya kepada fakir miskin. Namun, yang dimaksud dam dalam ibadah haji
adalah denda. Hal ini diberikan kepada jamaah yang tidak melaksanakan
kewajiban haji atau umrah, atau karena melanggar larangan haji dan umrah.
Penjelasan ini merujuk pada Buku Pintar Muslim dan Muslimah oleh Rina
Ulfatul Muslimah.
3. Mencukur rambut dan memotong kuku. Keduanya dikenakan fidyah yaitu dam
seekor kambing.
3
https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6562593/tata-cara-pelaksanaan-haji-dari-awal-
sampai-akhir-ini-urutannya/amp
4. Tidak diperbolehkan bercampur dengan istri. Hal ini membatalkan sebelum
tahallul pertama. Dam atau dendanya adalah seekor unta betina, atau seekor
sapi, atau tujuh ekor kambing. Namun apabila dilakukan setelah tahallul,
maka dam yang dikenai adalah seekor unta betina dan tidak membatalkan haji.
D. Hikmah Haji
QS al-Baqarah/02:197,
ُفُس وَق َو اَل ِج َداَل ِفي ٱۡل َح ِّۗج َو َم ا َتۡف َع ُل وْا ت َفَم ن َف َرَض ِفيِهَّن ٱۡل َح َّج َفاَل َر َفَث َو اَلٞۚ ر َّم ۡع ُلوَٰمٞٱۡل َح ُّج َأۡش ُه
. َٰٓيُأْو ِلي ٱَأۡلۡل َٰب ِب ٰۖى
ِم ۡن َخ ۡي ٖر َيۡع َلۡم ُه ٱُۗهَّلل َو َتَزَّوُدوْا َفِإَّن َخ ۡي َر ٱلَّز اِد ٱلَّتۡق َو َو ٱَّتُقوِن
ت َّم َق اُم ِإۡب َٰر ِهيَۖم َو َم ن َد َخ َل ۥُه َك اَنٞ ِإَّن َأَّوَل َبۡي ٖت ُوِضَع ِللَّناِس َلَّلِذ ي ِبَبَّك َة ُمَباَر ٗك ا َو ُهٗد ى ِّلۡل َٰع َلِم يَن ِفيِه َء اَٰي ُۢت َبِّيَٰن
. َء اِم ٗن ۗا َو ِهَّلِل َع َلى ٱلَّناِس ِح ُّج ٱۡل َبۡي ِت َمِن ٱۡس َتَطاَع ِإَلۡي ِه َس ِبيۚاٗل َو َم ن َكَفَر َفِإَّن ٱَهَّلل َغ ِنٌّي َع ِن ٱۡل َٰع َلِم يَن
Hari raya peletakan bata terakhir dari ajaran Islam (Hari Raya Ied al-
Adha’) hendaknya dapat menjadikan umat Islam, lebih menghayati lagi ajaran
agamanya, dan lebih mengenal betapa berbeda beragama secara hakiki dan
beragama secara imitasi. Tahukah Anda bedanya? Saya sadurkan tulisan DR.
Ahmad Amin, seorang pujangga Mesir kenamaan, agar semakin jelas bedanya,
dengan ungkapannya, “Tahukah tuan perbedaan antara sutera asli dan sutera
tiruan, antara harimau dengan gambarnya, antara api yang sedang menyala
dengan kata “api” yang keluar dari mulut yang hampa? Tahukah tua beda
antara manusia yang hilir mudik bekerja dengan patung yang dipajang
dietalase, diberi baju layaknya manusia? Tahukah tuan beda antara sang Ibu
yang menangisi putrinya yang wafat dan wanita yang dibayar untuk menangis?
Kalau tuan tahu membedakannya, maka begitu pulalah kiranya perbedaan
antara beragama dengan benar dan beragama secara tiruan. Dalam agama
tiruan, shalat hanya gerak tubuh belaka, haji hanya perjalanan tamasya, tiada
lain, upacara ritual hanya bak adegan sandiwara. Demikian seterusnya”.
Sungguh wajar bagi setiap muslim untuk bercermin, menatap diri pada hari raya
kesempurnaan agama itu, dan bertanya: “Telah sesuaikah sikapnya dengan
ajaran Islam? Brenar, sudahkah cara ia beragama? Sudahkah
diperkenankannya firman Allah: “Masuklah kalian seluruhnya di dalam agama
Islam”.
Haji Akbar.
Hakekat “Haji Akbar” dalam perspektif al-Qur’an berbeda dengan
pemahaman manusia umumnya. Manusia umumnya memahami bahwa haji
akbar itu adalah apabila wukuf di ‘Arafah jatuh pada hari Jum’at. Sedangkan
Haji Akbar perspektif al-Qur’an adalah berbeda dengan pandangan manusia
umumnya. Namun tidak perlu gusar, karena pada hari apa pun jatuhnya wukuf,
haji Anda tetap dinamai Haji Akbar, karena ibadah haji dinamai oleh al-
Qur’an al-Hajj al-Akbar (Haji Besar/Haji Akbar), sedang ‘Umrah, yang tanpa
wukuf di ‘Arafah itu, dinamai al-Hajj al-Ashghar (Haji Kecil).
Pada Tahun ke-9 Hijrah, Nabi Muhammad saw. mengangkat Abu Bakar
ra. sebagai Amir al-Hajj, dan setelah keberangkatan beliau ke Mekkah, turunlah
QS al-Taubah/9:3, yang terjemahnya: “Dan (inilah) permakluman dari Allah
dan Rasul-Nya (Nabi Muhammad saw.) kepada manusia pada Hari Haji Akbar,
bahwa Allah berlepas diri dari orang-orang musyrik, demikian juga Rasul-Nya.
Kemudian, jika kamu (kaum musyrik) bertaubat, maka ia (taubat itu) baik bagi
kamu; dan jika kmu berpaling, maka ketahuilah bahwa kamu tidak dapat
melemahkan Allah. Dan gembirakanlah orang-orang kafir dengan siksa yang
pedih”, maka Ali bin Abiy Thalib diutus untuk menyampaikan maklumat Allah
dan Rasul-Nya kepada seluruh manusia. Hari proklamasi itulah dinamai oleh al-
Qur’an dengan Yaum al-Hajj al-Akbar (Hari Haji Akbar).
Al-Imam al-Qurthubiy mengemukakan dalam Kitab Tafsirnya beberapa
pendapat tentang Haji Akbar, di antaranya: Haji Akbar adalah hari Wukuf di
‘Arafah (kapan pun terjadinya). Inilah pandangan Mazhab Abu Hanifah dan itu
pula yang dikatakan oleh al-Imam al-Syafi’i; sedang Imam Malik dan al-
Thabariy berpendapat bahwa hari Haji Akbar adalah hari lebaran Ied al-Adha’.
Pendapat serupa dikemukakan pula oleh Ulama Besar Syi’ah Muhammad
Husain al-Thaba’Thaba’i dalam kitab tafsirnya, bahwa jatuhnya Wukuf di
‘Arafah pada hari Jum’at merupakan suatu keistimewaan, tidak dapat disangkal,
karena ketika itu, salat Jum’at dan Wukuf terlaksana dalam sehari. Namun,
bukan karena ini, haji menjadi Haji Akbar. Maklumat Allah yang disampaikan
pada hari Haji Akbar itu adalah bahwa: 1) Allah swt. dan Rasul-Nya berlepas
diri (tidak merestui) siapa pun yang mempersekutukan-Nya; 2) Kekuasaan Allah
tidak terbendung oleh siapa pun; 3) Perjanjian (walau terhadap musuh/orang
musyrik) harus tetap dijunjung tinggi.
Hari ini usai sudah ibadah haji, para jama’ah telah bersiap kembali, ada
pesan Allah yang bermula tertuju kepada mereka yang baru saja menyelesaikan
ibadah haji, namun ditujukan pula kepada seluruh kaum muslimin, bahkan
diamalkan secara populer walau hanya setengah maksudnya oleh hampir semua
muslim. Sahabat Nabi saw. Anas bin Malik, suatu ketika dikunjungi oleh
sekelompok kaum muslimin:
.َر َّبَنٓا َء اِتَنا ِفي ٱلُّد ۡن َيا َح َس َنٗة َوِفي ٱٓأۡلِخَر ِة َحَس َنٗة َوِقَنا َع َذ اَب ٱلَّناِر
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6409181/3-macam-pelaksanaan-ibadah-
haji-dalam-islam-begini-penjelasannya/amp
https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6562593/tata-cara-pelaksanaan-haji-dari-
awal-sampai-akhir-ini-urutannya/amp
5
https://uin-alauddin.ac.id/tulisan/detail/HAJI,--MAKNA-DAN-HIKMAHNYA
https://www.detik.com/hikmah/haji-dan-umrah/d-6393198/dam-dalam-haji-dan-
umrah-arti-dan-macam-macamnya/amp
https://uin-alauddin.ac.id/tulisan/detail/HAJI,--MAKNA-DAN-HIKMAHNYA