Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

SHALAT

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

AL-ISLAM & KEMUHAMMADIYAHAN

Dosen Pengampu : Dr. M. Ihsan Dacholfany., M.Ed

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

ANJELITA FITRIA 23810003

DWI LESTARI 23810055

WIDA DINA ASIH 23810067

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami

dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu yang telah ditentukan. Kami

berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa khususnya dan pembaca

pada umumnya, sebagai salah satu sumber informasi dan materi pembelajaran tentang

SHALAT yang berada di lingkungan Universitas.

Dalam hal ini kami sebagai penyusun menyadari masih banyak kesulitan dan kendala

dalam pembuatan makalah ini, untuk itu kami meminta maaf atas segala keterbatasan

kemampuan kami dalam menyelesaikan makalah ini. Segala kritik dan saran yang

membangun senantiasa kami hargai demi peningkatan kualitas makalah ini.

Metro, Maret 2024

Penulis

(Kelompok 1)
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................................

KATA PENGANTAR..........................................................................................................

DAFTAR ISI.........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .........................................................................................................

B. Rumusan Masalah ....................................................................................................

C. Tujuan dan Manfaat Pembahasan.............................................................................

D. Metode Pembahasan..................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Hakekat shalat ..........................................................................................................

B. Mengapa Allah mewajibkan shalat ..........................................................................

C. Tujuan dan fungsi shalat ..........................................................................................

D. Hikmah shalat ...........................................................................................................

E. Makna spiritual shalat ..............................................................................................

F. Ancaman bagi yang meninggalkan shalat ................................................................

G. Akhlak dalam shalat .................................................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Shalat adalah tiang agama, barang siapa mendirikan shalat, berarti dia mendirikan

agama, dan barang siapa meninggalkan shalat, berarti dia menghancurkan agama Islam.

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia shalat berarti berarti do’a kepada Allah.

Sedangkan menurut istilah shalat merupakan semua perkataan dan perbuatan tertentu

yang dimulai dari takbir dan diahiri dengan salam. Menurut Qurais Shihab, shalat

adalah do’a, yaitu permohonan yang di tujukan oleh pihak yang rendah lagi

membutuhkan kepada pihak yang lebih tinggi dan maha segalanya.yaitu allah SWT.

Adapun menurut Hamka shalat adalah benteng pertahanan seseorang dari kejahatan,

shalat juga merupakan media untuk memper teguh iman dan mempererat hubungan

dengan sesama. Dalam shalat ada kedisiplinan, konsentrasi tujuan, kestabilan

emosional, kesehatan jasmani dan rohani. Selain itu shalat juga memuat pesan kesalehan

pribadi dan sosial untuk menegakkan kedamaian dalam kehidupan sosial bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara. Dalam shalat juga mengandung pesan kesatuan serta

persatuan, kerukunan, tanggung jawab, kekuatan masyarakat, serta perubahan sosial

untuk kehidupan sempurna. Pesan-pesan dalam shalat diatas dapat diformulasikan

menjadi sebuah konsep membentuk kepribadian yang berkarakter agamis, saleh secara

indivual dan sosial.


Shalat merupakan perintahkan langsung dari Allah SWT. Dengan mendirikan shalat

secara benar sesuai syariah, manusia akan terhindar dari perbuatan keji dan mungkar,

dan akan menjadi manusia yang beruntung baik di dunia maupun di akherat kelak.

Ibadah shalat termasuk ibadah yang utama dan yang pertama akan di pertanggung

jawabkan sebelum ibadah-ibadah yang lain. Apa bila shalatnya baik, maka amalamal

lainnyapun baik, jika shalatnya rusak maka amal lain menjadi rusak juga. Shalat juga

dapat membentuk pelakunya untuk selalu disiplin. Disiplin berarti ketaatan, kepatuhan

kepada peraturan / tata tertib. Mulyasa mengartikan disiplin adalah mentaati segala

peraturan yang telah ditetapkan. Ali Imron mengatakan disiplin adalah suatu keadaan

dimana sesuatu itu berada dalam keadaan tertib, teratur dan semestinya, serta tidak ada

suatu pelanggaran baik secara langsung atau tidak langsung. Disiplin dalam arti umum

adalah suatu konsep perilaku yang menuntut adanya kepatuhan dan kontrol terhadap

aturan-aturan dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Upaya menanamkan

nilai disiplin beribadah dari sekolah mencakup setiap macam pengaruh yang ditujukan

kepada peserta didik untuk membantu mereka agar dapat memahami dan menyesuaikan

diri dengan tuntutan lingkungan. Disamping itu disiplin juga penting sebagai cara dalam

menyelesaikan tuntutan yang mungkin ingin ditunjukkan peserta didik terhadap

lingkungannya. Disiplin merupakan cara yang tepat untuk membantu peserta didik

belajar hidup dengan pembiasaan yang baik, dan bermanfaat bagi dirinya maupun

lingkungannya. Tujuan ibadah shalat sangatlah sejalan dengan tujuan pendidikan

nasional yaitu mengembangkan peserta didik agar berpotensi di bidangnya masing

masing, menjadi manusia beriman dan bertaqwa terhadap Allah SWT sebagai

Tuhannya, berakhlaqul karimah, sehat jiwa dan raganya, cakap, kreatif, innovatif, serta
mandiri agar menjadi warga negara yang bertanggung jawab, baik bagi dirinya sendiri,

masyarakat serta lingkungan, maupun terhadap bangsa dan negaranya.

B. Rumusan Masalah

a). Apa yang di maksud dengan hakekat shalat ?

b). Mengapa Allah mewajibkan shalat ?

c). Apa saja tujuan dan fungsi shalat ?

d). Apa saja hikmah shalat ?

e). Apa makna spiritual shalat ?

f). Apa saja ancaman bagi yang meninggalkan shalat ?

g). Bagaimana akhlak dalam shalat ?

C. Tujuan dan Manfaat Pembahasan

Tujuan Pembahasan :

a) Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan hakekat shalat

b) Untuk mengetahui mengapa Allah mewajibkan shalat

c) Untuk mengetahui apa saja tujuan dan fungsi shalat

d) Untuk mengetahui apa saja hikmah shalat

e) Untuk mengetahui apa makna spiritual shalat

f) Untuk mengetahui apa saja ancaman bagi yang meninggalkan shalat

g) Untuk mengetahui bagaimana akhlak dalam shalat


Manfaat Pembahasan :

a) Mahasiswa bisa mengetahui apa yang di maksud dengan hakekat shalat

b) Mahasiswa bisa mengetahui mengapa Allah mewajibkan shalat

c) Mahasiswa bisa mengetahui apa saja tujuan dan fungsi shalat

d) Mahasiswa bisa mengetahui apa saja hikmah shalat

e) Mahasiswa bisa mengetahui apa makna spiritual shalat

f) Mahasiswa bisa mengetahui apa saja ancaman bagi yang meninggalkan shalat

g) Mahasiswa bisa mengetahui bagaimana akhlak dalam shalat

D. Metode Pembahasan

Metode pembahasan yang di gunakan dalam penulisan makalah ini adalah dengan

metode literatur. Metode literatur ini melibatkan pengumpulan informasi dari sumber

sumber tertulis seperti buku, jurnal, artikel, dan dokumen lainnya yang mendukung

dalam pembuatan makalah ini.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakekat Shalat

Ibnul Qoyyim rahimahullah menguraikan hakikat shalat, “Tidak dapat diragukan

bahwa shalat merupakan perkara yang sangat menggembirakan hati bagi orang-orang

yang mencintainya dan merupakan kenikmatan ruh bagi orang-orang yang mengesakan

Allah, puncak keadaaan orang-orang yang jujur dan parameter keadaan orang-orang

yang meniti jalan menuju kepada Allah. Shalat merupakan rahmat Allah yang

dianugerahkan kepada hamba-Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka untuk bisa

melaksanakannya dan memperkenalkannya sebagai rahmat bagi mereka dan

kehormatan bagi mereka, supaya dengan shalat tersebut mereka memperoleh kemulian

dari-Nya dan keberuntungan karena dekat dengan-Nya. Allah tidak membutuhkan

mereka (dalam pelaksanaan shalat), namun justru (hakikatnya shalat tersebut)

merupakan anugerah dan karunia Allah untuk mereka. Dengan shalat, hati seorang

hamba dan seluruh anggota tubuh beribadah.

Shalat yang lima waktu itu adalah merupakan lima rangkaian perjalanan kehadirat

allah yang telah diwajibkan oleh allah kepada hambanya didalam waktu yang berlainan

setiap hari. Dimana seorang mukmin selama shalat itu melepaskan dirinya dari
persoalan duniawinya dan menumpahkan pengabdian untuk tuhanyan dengan

mengingat kebesaran allah , memohonkan pertolongan dan petunjuk . dan didalam

shalat itu pula dia menyerahkan diri sepenuhnya kedalam lingkungan allah yang maha

pengasih dan maha penyayang. Dan sesunguhnya perjalanan yang demikian itu

dapatlah melepaskan duka luarnya dan dapat pula meringankan kesengsaraaan serta

mewujudkan keinginan-keinginan yang baik. Dalam Alquran disebutkan adanya

perintah Allah untuk melaksanakan shalat bagi umat-umat sebelum Nabi Muhammad.

Sholat dalam Islam pun telah dilakukan sejak awal diutusnya Nabi Muhammad, dan

baru diwajibkan Shalat lima waktu setelah terjadinya peristiwa Isra dan mikraj. Dalam

Isra' mi'raj tersebut disebutkan bahwa Nabi Muhammad sholat terlebih dahulu di Al-

Aqsha sebelum naik ke langit dan berjumpa para nabi. Nabi Muhammad juga bertemu

Nabi Musa dan dia menceritakan bahwa umat-nya (bani Israil) tidak mampu melakukan

shalat lima puluh waktu dalam sehari.

Di dalam Alquran juga disiratkan akan shalat yang dilakukan nabi-nabi sebelum

Islam, misalnya Ishaq dan Ya'kub: "dan Kami telah memberikan kepada-nya (Ibrahim)

lshaq dan Ya'qub, sebagai suatu anugerah (daripada Kami), dan masing-masingnya

Kami jadikan orang-orang yang soleh. Kami telah menjadikan mereka itu sebagai

pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami

wahyukan kepada, mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan shalat, menunaikan

zakat, dan hanya kepada Kamilah mereka selalu menyembah." (Al-Anbiya' 21:72-73).

Juga disebutkan pula di dalam Alquran perintah salat kepada umat lainnya sebelum

Nabi Muhammad, pada Nabi Ismail, pada Nabi Isa, pada Bani Israil, dan seluruh Ahlul

Kitab. Pada awal mulanya salat umat muslim berkiblat ke Al-Aqsha di Yerusalem
sebelum akhirnya diperintah Allah untuk berpindah kiblat ke bangunan yang didirikan

Nabi Ibrahim dan Ismail yaitu Masjid Al-Haram Kakbah. Shalat memiliki keutamaan

yang sangat besar di dalam Alquran maupun As-Sunnah. Oleh karena itu, shalat adalah

sebuah kebutuhan yang sangat mendasar bagi seorang hamba dan sama sekali bukan

sebagai beban yang memberatkannya, bahkan shalat hakikatnya sebuah aktifitas yang

sangat menyenangkan hati seorang hamba.

B. Allah Mewajibkan Shalat

Rasulullah SAW bersabda: “Shalat adalah tiang agama, maka siapa yang

mendirikan shalat, berarti ia menegakkan sendi-sendi agama, dan siapa yang

meninggalkan shalat, berarti ia telah meruntuhkan sendi-sendi agama.” Maka tegakkan

tiang-tiang agama itu, agar kita tidak termasuk sebagai orang yang meruntuhkan

agama.

“Kenapa shalat itu tak boleh ditinggalkan? Karena shalat adalah amal yang akan

ditanyai di hari perhitungan nanti.” Dari Abu Hurairah ra berkata: “Aku mendengar

Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya yang pertama kali akan dihisab dari amal hamba

adalah shalat. Jika shalatnya baik ia benar-benar telah beruntung dan sukses. Dan jika

shalatnya rusak benar-benar telah celaka dan merugi.”(HR. at-Tirmidzi dan an-Nasa’i).

Shalat merupakan salah satu sarana yang paling utama dalam hubungan antara

manusia dengan Allah SWT. Shalat juga merupakan sarana komunikasi bagi jiwa

manusia dengan Allah swt. Shalat juga mempunyai kedudukan yang sangat penting

dan mendasar dalam Islam, yang tidak bisa disejajarkan dengan ibadah-ibadah yang

lain.Bahkan Rasulullah dalam sebuah hadistnya menegaskan bahwa Shalat menjadi


pembeda atau pembatas yang tegas antara seorang muslim dengan orang kafir.

“Perjanjian antara kami dengan mereka (orang kafir) adalah mengenai shalat,

barangsiapa meninggalkannya maka dia telah kafir.” (HR. Ahmad, Abu Daud, At-

Tirmidzi, An-Nasa’i, dan Ibnu Majah). Senada dengan hadis tersebut, Umar bin

Khattab juga menyatakan, “Tidak ada islam bagi seseorang yang tidak menegakkan

shalat”.

C. Tujuan dan Fungsi Shalat

Shalat memiliki fungsi dan tujuan sebagai berikut:

a). Beribadah kepada Allah SWT: Salat merupakan salah satu bentuk ibadah yang

paling utama dalam agama Islam. Melalui salat, umat Muslim berkomunikasi langsung

dengan Allah SWT dan menunjukkan ketaatan serta penghambaan kepada-Nya.

b). Menjaga ketaatan dan kepatuhan: Salat membantu umat Muslim untuk menjaga

ketaatan dan kepatuhan terhadap perintah-perintah Allah SWT. Dengan melaksanakan

salat secara teratur, umat Muslim dapat mengingat dan memperkuat ikatan mereka

dengan Allah SWT.

c). Meningkatkan kesadaran spiritual: Salat membantu umat Muslim untuk

meningkatkan kesadaran spiritual mereka. Dalam salat, umat Muslim berfokus pada

hubungan mereka dengan Allah SWT dan mengingat-Nya dalam setiap gerakan dan

doa.

d). Menjaga disiplin dan ketertiban: Salat melibatkan gerakan dan tata cara yang teratur

dan terstruktur. Melalui salat, umat Muslim diajarkan untuk menjaga disiplin dan

ketertiban dalam menjalankan ibadah dan kehidupan sehari-hari.


e). Mengingat dan bersyukur: Salat merupakan waktu yang diperuntukkan untuk

mengingat dan bersyukur kepada Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya.

Dalam salat, umat Muslim mengucapkan doa-doa dan membaca ayat-ayat Al-Qur'an

yang mengingatkan mereka untuk bersyukur atas segala yang telah diberikan Allah

SWT.

f). Menghilangkan dosa: Salat juga memiliki fungsi sebagai sarana untuk menghapus

dosa-dosa. Dalam salat, umat Muslim memohon ampunan kepada Allah SWT dan

berusaha untuk meningkatkan kualitas hidup mereka dengan menjauhi perbuatan dosa.

g). Meningkatkan persaudaraan: Salat berjamaah di masjid juga memiliki fungsi untuk

memperkuat persaudaraan antara umat Muslim. Melalui salat berjamaah, umat Muslim

dapat saling bertemu, berinteraksi, dan memperkuat ikatan sosial mereka

D. Hikmah Shalat

Shalat bukan hanya sekadar rutinitas atau ritual semata. Jika diamalkan dengan

sungguh-sungguh, shalat akan mendatangkan ketenangan hati dan keselamatan dalam

hidup di dunia maupun di akhirat nanti. Ada beberapa hikmah shalat yang perlu

diketahui setiap Muslim, yaitu:

a). Mencegah dari Perbuatan Mungkar

Shalat yang dilakukan dengan khusyuk akan membentuk pribadi yang mencegah

seorang Muslim dari perbuatan buruk. Allah SWT berfirman dalam al-Qur'an surat Al-

Ankabut ayat 45, yang artinya: "Bacalah Kitab (Al-Qur'an) yang telah diwahyukan

kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah


dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (salat) itu lebih

besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu

kerjakan."Jika seseorang melakukan shalatnya dengan khusyuk, itu artinya dia sadar

bahwa Allah subhanahu wata'ala selalu mengawasinya. Jika sudah memiliki kesadaran

seperti itu, kecil kemungkinan orang tersebut akan melakukan perbuatan buruk. Jika

ada orang yang melaksanakan shalat, tapi tetap melakukan maksiat, artinya ia tidak

mengamalkannya dengan khusyuk atau sungguh-sungguh. Jadi, ia belum bisa

merasakan kehadiran Allah di dalam hatinya.

b). Mendidik menjadi Pribadi yang Disiplin

Shalat dapat mendidik seorang Muslim menjadi pribadi yang disiplin. Setiap Muslim

dituntut untuk menghargai waktu dengan sebaik-baiknya memaksimalkan setiap

kesempatan yang ada, dan mempertahankan eksistensi diri sebagai seorang khalifah di

muka bumi. Shalat adalah ibadah yang dilakukan pada waktu-waktu tertentu. Bila

sudah tiba waktunya harus segera dilaksanakan. Sehingga, secara tidak langsung

perintah shalat tepat waktu mengajarkan manusia untuk disiplin dan bertanggung

jawab.

c) . Melatih menjadi Pribadi yang Tangguh

Shalat dapat melatih diri untuk menjadi pribadi yang tangguh dan tidak cengeng ketika

menghadapi masalah. Dalam al-Qur'an surat Al-Ma’arij ayat 19 - 23, Allah berfirman:

"Sesungguhnya manusia diciptakan untuk bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia

ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat,

yang mereka itu konsisten mengerjakan shalatnya,"


Kesimpulannya, orang yang sering berkeluh kesah biasanya tidak mempunyai sandaran

hidup. Ia mudah goyah dan terombang ambing. Sedangkan orang yang khusyuk saat

shalat akan merasa memiliki sandaran hidup, yaitu Allah. Jadi, jika sedang tertimpa

musibah, ia akan memohon ampun, dan meminta yang terbaik, serta selalu berpikir

positif.

d). Meninggikan Derajat

Allah akan meninggikan derajat dan menghapus kesalahan orang yang melaksanakan

shalat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: "Hendaknya engkau

memperbanyak sujud kepada Allah. Karena engkau tidak sujud kepada Allah satu kali,

melainkan Allah akan mengangkatmu satu derajat dan menghapuskan satu kesalahan

dari dirimu." (HR. Muslim dari Tsauban).

e). Membersihkan Kesalahan dan Dosa

Dengan shalat, Allah akan mengampuni dosa-dosa yang ada di antara satu shalat

dengan shalat berikutnya. Shalat juga dapat membersihkan diri dari kesalahan dan dosa

yang dilakukan secara sengaja atau tidak. Orang yang shalat dengan khusyuk akan

selalu berusaha untuk menjaga lahir dan batinnya selalu bersih. Untuk kebersihan batin

mencakup soal kebersihan rumah, badan, hingga pakaian. Sedangkan kebersihan batin,

ia akan selalu menjaga diri dari perbuatan maksiat. Tidak akan terlintas dalam

pikirannya untuk berbuat jahat dan menodai kesuciannya.

f). Meraih Pertolongan Allah


Ketika shalat, seorang hamba berada pada posisi yang sangat dekat dengan Allah.

Kedekatan tersebut sangat baik untuk dimaksimalkan dengan berdoa dan memohon

pertolongan-Nya. Para Sahabat Rasullullah SAW tak akan berkeluh kesah atau

berputus asa jika sedang menghadapi kesulitan.

E. Makna Spiritual Shalat

Seorang yang shalat berarti melakukan hubungan langsung (direct connecting)

dengan Allah SWT. Dengan demikian, tercipta rasa aman, tenang, damai, indah, sejuk,

dan lapang di dada, seperti yang dilukiskan Allah dalam ayat, "(Yaitu) orang-orang

yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah,

hanya dengan mengingat Allahlah hati menjadi tenteram." (QS ar-Rad [13]:29). Karena

itulah, Allah SWT menyerukan, "Dirikanlah shalat untuk mengingat Aku." (QS Thaha

[20]:14). Mengingat Allah SWT untuk menenangkan jiwa harus dilakukan secara

konstan dan dengan waktu yang teratur, sebagaimana ditegaskan dalam ayat lain,

"Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang

yang beriman." (QS an-Nisa [4]:103). Melaksanakan shalat secara rutin sebagaimana

waktu-waktu yang ditentukan Allah SWT diharapkan dapat melahirkan hamba-hamba

yang istimewa, yakni hamba yang selalu berada di "dunia atas" (al-'alam al-'ulya),

bukankah shalat itu adalah mikraj bagi orang yang beriman (al-shalatu mi'raj al-

mu'minin).
F. Ancaman Bagi yang Meninggalkan Shalat

dewasa ini generasi kita sudah menganggap enteng perkara shalat tersebut dan

dalam waktu yang sama, mereka lebih senang mengikuti hawa nafsu/ berhura-hura.

Allah SWT berfirman : “Maka datanglah sesudah mereka pengganti (yang jahat) yang

menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsu, maka mereka kelak akan

menemui kesesatan.” (QS, Maryam: 59). Oleh sebab itu, sudah menjadi suatu kewajiban

untuk mengingatkan mereka tentang ancaman bagi orang-orang yang meninggalkan

shalat. Bentuk-bentuk ancaman tersebut, di antaranya adalah azab neraka saqar. Allah

SWT berfirman, Apakah yang memasukkan kalian kedalam saqar (neraka)?, mereka

menjawab “Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat. (QS, al-

Muddat-tsir : 42-43). Kecelakaan bagi orang-orang yang enggan untuk sujud kepada

Allah SWT, dan apabila dikatakan kepada mereka, rukuklah!, niscaya mereka tidak mau

rukuk dan kecelakaanlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan. (QS, al-

Mursalat: 48-49). “Maka celakalah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang yang

lalai dari shalatnya”. (QS, al-Maun: 4-5).

G. Akhlak Dalam Shalat

Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Ankabut ayat 45, Surat Thahaa

ayat 132, dan surat An nisa 103 sebagai berikut : 1) Ada beberapa nilai pendidikan

akhlak dalam shalat menurut Al-Quran Surat Al-Ankabut ayat 45, Surat Thaha ayat 132,

Dan Surat An-Nisa ayat 103 yaitu: a) Shalat Mencegah dari Perbuatan keji dan Munkar,

b)Shalat Melatih Kesabaran, c) Shalat membentuk kedisiplinan. 2) Shalat yang dapat


mencegah dari perbuatan keji dan munkar yaitu: shalat yang dikerjakan dengan

sungguh-sungguh, dengan melengkapi syarat dan rukunnya serta melaksanakannya

dengan penuh keikhlasan, kerendahan hati, dan kekhusyukan melalui memahami

makna-makna yang terkandung baik dalam ucapan atau gerakan-gerakan di dalam

shalat. Karena di dalam ucapan dan gerakan-gerakan shalat tersebut terdapat nilai-

nilai akhlak yang tinggi, yang apabila kita menghayati damn memahaminya dalam

shalat maka akan mampu mencegah pelakunya dari perbuatan keji dan munkar. Dan

yang paling penting dalam hal ini adalah menghadirkan hati dalam shalat. Karena tujuan

shalat adalah untuk mengingat Allah. Jadi apabila seseorang yang shalat, tetapi hatinya

berpaling dari Allah, maka Alah juga tidak akan memperhatikan shalat orang

tersebut. Jadi tidak adanya pengaruh pada pelaku shalat untuk menjauhi perbuatan keji

dan munkar, karena ia hanya melakukan shalat, tidak mendirikan shalat dalam arti

hanya melakukan bentuk lahiriah shalat, dan melalaikan aspek yang terpenting dalam

shalat yaitu bentuk batiniah shalat.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Shalat memiliki banyak dimensi yang penting dalam kehidupan seorang Muslim.

Dari aspek hakikatnya sebagai ibadah yang menggembirakan hati hingga menjadi

kewajiban yang menegakkan sendi-sendi agama, shalat menjadi kunci utama dalam

hubungan antara manusia dengan Allah SWT. Selain itu, shalat juga memiliki

tujuan dan fungsi yang sangat penting, mulai dari beribadah kepada Allah hingga

meningkatkan kesadaran spiritual dan menjaga disiplin. Hikmah shalat

termanifestasi dalam kemampuannya untuk mencegah perbuatan mungkar,

mendidik menjadi pribadi yang disiplin, dan melatih ketangguhan dalam

menghadapi masalah. Selain itu, shalat juga memiliki makna spiritual yang
mendalam, membawa ketenangan dan kedekatan dengan Allah SWT. Ancaman

bagi yang meninggalkan shalat juga disampaikan sebagai peringatan serius akan

konsekuensi dari kelalaian tersebut. Akhlak dalam shalat juga menjadi bagian

penting yang mencerminkan pengaruh langsung dari pelaksanaan shalat terhadap

perilaku sehari-hari. Dengan demikian, shalat bukan hanya sekadar ritual,

melainkan sebuah tindakan yang membentuk karakter dan membawa dampak yang

luas dalam kehidupan seorang Muslim.

DAFTAR PUSTAKA

https://kepri.kemenag.go.id/page/det/norkholis--alasan-mengapa-kita-

diwajibkan-sholat

https://academic.uii.ac.id/2020/03/26/pentingnya-shalat/

https://muslim.or.id/25200-hakekat-shalat.html

https://republika.co.id/berita/ntsbod8/makna-spiritual-shalat-1-rahasia-di-balik-

shalat

https://rumaysho.com/4902-bahaya-meninggalkan-shalat-1-dalil-al-quran.html

http://ejournal.kopertais4.or.id/sasambo/index.php/alamin/article/view/3880

https://istiqlal.or.id/blog/detail/hikmah-shalat.html#

Anda mungkin juga menyukai