Dosen pengampu :
Syukur Madani Siregar M.pd
Disusun oleh :
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat, karunia serta kasih sayang-
Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik mungkin. Sholawat serta salam semoga
tetap tercurah limpahkan kepada Nabi terakhir, penutup para Nabi sekaligus satu-satunya uswatun
khasanah kita, Nabi Muhammad SAW.
Tidak lupa pulak saya ucapkan terimakasih kepada Bapak Syukur madani M.Pd selaku dosen mata
kuliah Akhlak Tasawuf yang telah membimbing kami, sehingga bisa menyelesaikan makalah ini
sesuai waktu yang ditentukan. Terima kasih juga kepada teman teman yang turut serta dalam
menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas “studi kritis aliran tarekat di Indonesia”.
Dalam penulisan makalah ini, saya menyadari masih banyak terdapat kesalahan dan kekeliruan, baik
yang berkenaan dengan materi pembahasan maupun teknik pengetikan, walaupun demikian, saya
telah berusaha dengan segala daya dan upaya saya menyelesaikan makalah ini sebgaiamana pepatah
yang menyatakan tiada gading yang tak retak, bahwa makalah ini masih jauh dari kesempuranaan.
Semoga Dalam makalah ini para pembaca dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan yang dapat
berguna bagi diri pembaca dan orang lain. Saya selaku pembuat makalah sangat mengharapkan kritik
yang membangun dari para pembaca guna memperbaiki kesalahan yang sebagaimana semestinya.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tarekat berasal dari bahasa Arab. Secara etimologi berarti : (1) jalan, cara (al-kaifiyyah), (2) metode,
sistem (al-uslub), (3) mazhab, aliran, haluan (al-mazhab).
Menurut istilah tarekat berarti perjalanan seorang (pengikut tarekat) menuju Tuhan dengan cara
menysucikan diri atau perjalanan yang harus ditempuh oleh seseorang untuk dapat mendekatkan diri
sedekat mungkin kepada Tuhan
Dengan pengertian ini bisa digambarkan, adanya kemungkinan banyak jalan, sehingga sebagian sufi
menyatakan, “At thuruk bi adadi anfasil makhluk”, yang artinya “Jalan menuju Allah itu sebanyak
nafasnya makhluk”, beranekaragam dan banyak macamnya. Orang yang hendak menempuh jalan itu
haruslah berhati hati, karena : Ada yang sah dan ada yang tidak sah, ada yang diterima dan ada yang
tidak diterima. (Mu‟tabarah. Wa ghairu Mu‟tabarah). Dari sinilah kita di tuntut untuk mengetahui
latar belakang dari tarekat itu sendiri agar nantinya tidak terjadi kesalah dalam memilih tarekat
tersebut, lebih-lebih mengetahui tarekat yang sudah berkembang di Indoneisa.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja 5 aliran tarekat di Indonesia?
2. Apa kekurangan dan kelebihan Tarekat di Indonesia?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui aliran-aliran tarikat di Indonesia serta mengetahui aliran mana yang lebih
baik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN TAREKAT
Secara harfiah, 'tarekat' berarti 'jalan'. Tarekat merupakan jalan yang ditempuh berdasarkan
syariat oleh seorang thariq atau pejalan untuk menuju jalan hakikat dengan lebih memahami,
mengetahui, dan mengenal Allah SWT. Syariat, tarekat, dan hakikat adalah tiga hal yang tak
terpisahkan.
Dalam tradisi Islam, sesungguhnya perilaku tarekat sudah lama dipraktikkan, bahkan sejak
zaman Rasulullah SAW masih hidup. Tarekat pada masa lalu berbentuk perilaku asketis alias
meninggalkan keduniawian atau zuhud. Sikap inilah yang kemudian berkembang dan
dikembangkan oleh ulama masa lalu sebagai model tarekat.
Dengan tarekat ini, seorang Muslim memiliki jalan untuk menempuh dan menapaki
pengetahuan akan Tuhan-nya. sejarah Islam, tarekat menjadi bagian dari yang kita sebut
sebagai sufisme atau mistisisme Islam. Di Indonesia, para pengamal tarekat banyak sekali
jumlahnya. Bahkan mereka berhimpun dalam organisasi-organisasi tarekat yang ada.
Indonesia memiliki standar dan kualifikasi tentang tarekat mana yang bisa dipraktikkan.
Misalnya, organisasi Nahdlatul Ulama (NU) memberikan kualifikasi dan standar tarekat
mana yang bisa diikuti oleh NU. Contonya tarekat Muktabarah yang dikenal memiliki
keterkaitan dan garis gineologis dari Rasulullah SAW.
Dalam dunia modern ini, tarekat menjadi hal yang mungkin diperlukan umat Muslim. Karena
dengan tarekat, manusia memiliki sarana dan cara untuk kembali kepada Tuhan serta
memahami dan mengenal sifat Tuhan secara mendalam.
1) Tarekat Naqsabandiyah
Pendiri Thoriqoh Naqsabandiyah ialah Muhammad bin Baha‟uddin Al-Huwaisi Al Bukhari
(717-791 H). Ulama sufi yang lahir di desa Hinduwan – kemudian terkenal dengan Arifan.
Pendiri Thorikoh Naqsabandiyah ini juga dikenal dengan nama Naksyabandi yang berarti
lukisan, karena ia ahli dalam memberikan gambaran kehidupan yang ghaib-ghaib. Kata
„Uwais‟ ada pada namanya, karena ia ada hubungan nenek dengan Uwais Al-Qarni, lalu
mendapat pendidikan kerohanian dari wali besar Abdul Khalik Al-Khujdawani yang juga
murid Uwais dan menimba ilmu Tasawuf kepada ulama yang ternama kala itu, Muhammad
Baba Al-Sammasi.Thoriqoh Naqsabandiyah mengajarkan zikir-zikir yang sangat sederhana,
namun lebih mengutamakan zikir dalam hati daripada zikir dengan lisan.
2) Tarekat Qadiriyah
Pendiri Tarekat Qadiriyah adalah Syeikh Abduk Qadir Jailani, seorang ulama yang zahid,
pengikut mazhab Hambali. Ia mempunyai sebuah sekolah untuk melakukan suluk dan
latihan-latihan kesufian di Baghdad. Pengembangan dan penyebaran Tarekat ini didukung
oleh anak-anaknya antara lain Ibrahim dan Abdul Salam. Thoriqoh Qodariyah berpengaruh
luas di dunia timur. Pengaruh pendirinya ini sangat banyak meresap di hati masyarakat yang
dituturkan lewat bacaan manaqib. Tujuan dari bacaan manaqib adalah untuk mendapatkan
barkah, karena abdul Qadir jailani terkwenal dengan keramatnya.
3) Tarekat Sadziliyah
Pendiri Tarekat Sadziliyah adalah Abdul Hasan Ali Asy-Syazili, seorang ulama dan sufi besar.
Menurut silsilahnya, ia masih keturunan Hasan, putra Ali bin Abi Thalib dan Fatimah binti
Rasulullah SAW. Ia dilahirkan pada 573 H di suatu desa kecil di kawasan Maghribi. Ali Syazili
terkenal sangat saleh dan alim, tutur katanya enak didengar dan mengandung kedalaman
makna. Bahkan bentuk tubuh dan wajahnya, menurut orang-orang yang mengenalnya,
konon mencerminkan keimanan dan keikhlasan. Sifat-sifat salehnya telah tampak sejak ia
masih kecil.
Pendirinya Tarikat Rifaiyah adalah Abul Abbas Ahmad bin Ali Ar-Rifai. Ia lahir di Qaryah
Hasan, dekat Basrah pada tahun 500 H (1106 M), sedangkan sumber lain mengatakan ia lahir
pada tahun 512 H (1118 M). Sewaktu Ahmad berusia tujuh tahun, ayahnya meninggal dunia.
Ia lalu diasuh pamannya, Mansur Al-Batha‟ihi, seorang syeikh Trarekat. Selain menuntut
ilmu pada pamannya tersebut ia juga berguru pada pamannya yang lain, Abu Al-Fadl Ali Al
Wasiti, terutama tentang Mazhab Fiqh Imam Syafi‟i. Dalam usia 21 tahun, ia telah berhasil
memperoleh ijazah dari pamannya dan khirqah 9 sebagai pertanda sudah mendapat
wewenang untuk mengajar.
5) Tarekat Idrissiyah
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Indonesia terletak di antara dua benua dan dua samudra, yang memungkinkan terjadinya
perubahan sejarah yang sangat cepat. Keterbukaan menjadikan pengaruh luar yang tidak
dapat dihindari. Pengaruh yang diserap dan kemudian disesuaikan dengan budaya yang
dimilikinya, maka lahirlah dalam bentuk baru yang khas Indonesia. Misalnya : Lahirnya
tarekat Qadiriyah Wa Naqsabandiyah, dua tarekat yang disatukan oleh Syaikh Ahmad Khatib
As-Sambasy dari berbagai pengaruh budaya yang mencoba memasuki relung hati bangsa
Indonesia, kiranya Islam sebagai agama wahyu berhasil memberikan bentukan jati diri yang
mendasar. Islam berhasil tetap eksis di tengah keberadaan dan dapat dijadikan symbol
kesatuan. Berbagai agama lainnya hanya mendapatkan tempat disebagian kecil rakyat
Indonesia. Keberadaan Islam di hati rakyat Indonesia dihantarkan dengan penuh kelembutan
oleh para sufi melalui kelembagaan tarekatnya, yang diterima oleh rakyat sebagai ajaran
baru yang sejalan dengan tuntutan nuraninya.
SARAN
Dari berbagai pembahasan yang ada diatas penulis memberikan saran kepada para pengikut
tarekat untuk lebih mengembangkan tarekat ke seluruh wilayah Indonesia . Karena tarekat
merupakan bagian dari ilmu Islam Yang tentunya di amalkan oleh kaum muslim. Bagi para
pembaca: penulis mengerti jika penulisan ini masih kurang lengkap dan masih banyak Yang
perlu di tambahkan. Maka dari itu penulis mengharapkan pembaca bisa meneliti lagi tentang
Tarekat-tarekat di Desa kalian Tarekat apa yang berkembang. Sehingga bisa menambah ilmu
wawasan kita dalam pelajaran tasawuf ini.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Hamid, Syeikh Yusuf Tajul Khalwat; Suatu Kajian Antropologi http://tabunganinfo.blogspot.com/
2013/11/sejarah-tarekat-di-indonesia-dan.html
Anwar Prof.Dr. Rosihon, Akhlak Tasawuf, 2010, Bandung : CV. Pustaka Setia
https://joelbuloh.blogspot.com/2020/11/macam-macam-tarekat-di-indonesia-dan.html
https://wiki.edunitas.com/ind/114-10/Ensiklopedi-Dunia-Berbahasa-
Indonesia_2317__eduNitas.html#Menu-Wiki