Anda di halaman 1dari 10

“ STUDI KRITIS ALIRAN TAREKAT DI INDONESIA “

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah “Akhlak Tasawuf”

Dosen pengampu :
Syukur Madani Siregar M.pd

Disusun oleh :

Nurul Adela (0304202141)


Kelas/semester : Tbi 5/3

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SUMATERA UTARA 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat, karunia serta kasih sayang-
Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik mungkin. Sholawat serta salam semoga
tetap tercurah limpahkan kepada Nabi terakhir, penutup para Nabi sekaligus satu-satunya uswatun
khasanah kita, Nabi Muhammad SAW.
Tidak lupa pulak saya ucapkan terimakasih kepada Bapak Syukur madani M.Pd selaku dosen mata
kuliah Akhlak Tasawuf yang telah membimbing kami, sehingga bisa menyelesaikan makalah ini
sesuai waktu yang ditentukan. Terima kasih juga kepada teman teman yang turut serta dalam
menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas “studi kritis aliran tarekat di Indonesia”.
Dalam penulisan makalah ini, saya menyadari masih banyak terdapat kesalahan dan kekeliruan, baik
yang berkenaan dengan materi pembahasan maupun teknik pengetikan, walaupun demikian, saya
telah berusaha dengan segala daya dan upaya saya menyelesaikan makalah ini sebgaiamana pepatah
yang menyatakan tiada gading yang tak retak, bahwa makalah ini masih jauh dari kesempuranaan.
Semoga Dalam makalah ini para pembaca dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan yang dapat
berguna bagi diri pembaca dan orang lain. Saya selaku pembuat makalah sangat mengharapkan kritik
yang membangun dari para pembaca guna memperbaiki kesalahan yang sebagaimana semestinya.

Sabtu, 25 Desember 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................


DAFTAR ISI.............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................


A. Latar Belakang ......................................................................................................
B. Rumusan Masalah .................................................................................................
C. Tujuan penulisan ...................................................................................................

BAB 2 PEMBAHASAN ...........................................................................................


A. Pengertian Tarekat ................................................................
B. Aliran Tarekat Di Indonesia ................................................................
C. Kekurangan dan kelebihan Tarekat ................................................................

BAB 3 PRNUTUP ....................................................................................................


A. Kesimpulan...........................................................................................................
B. Saran ...............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Tarekat berasal dari bahasa Arab. Secara etimologi berarti : (1) jalan, cara (al-kaifiyyah), (2) metode,
sistem (al-uslub), (3) mazhab, aliran, haluan (al-mazhab).
Menurut istilah tarekat berarti perjalanan seorang (pengikut tarekat) menuju Tuhan dengan cara
menysucikan diri atau perjalanan yang harus ditempuh oleh seseorang untuk dapat mendekatkan diri
sedekat mungkin kepada Tuhan
Dengan pengertian ini bisa digambarkan, adanya kemungkinan banyak jalan, sehingga sebagian sufi
menyatakan, “At thuruk bi adadi anfasil makhluk”, yang artinya “Jalan menuju Allah itu sebanyak
nafasnya makhluk”, beranekaragam dan banyak macamnya. Orang yang hendak menempuh jalan itu
haruslah berhati hati, karena : Ada yang sah dan ada yang tidak sah, ada yang diterima dan ada yang
tidak diterima. (Mu‟tabarah. Wa ghairu Mu‟tabarah). Dari sinilah kita di tuntut untuk mengetahui
latar belakang dari tarekat itu sendiri agar nantinya tidak terjadi kesalah dalam memilih tarekat
tersebut, lebih-lebih mengetahui tarekat yang sudah berkembang di Indoneisa.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja 5 aliran tarekat di Indonesia?
2. Apa kekurangan dan kelebihan Tarekat di Indonesia?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui aliran-aliran tarikat di Indonesia serta mengetahui aliran mana yang lebih
baik.
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN TAREKAT
Secara harfiah, 'tarekat' berarti 'jalan'. Tarekat merupakan jalan yang ditempuh berdasarkan
syariat oleh seorang thariq atau pejalan untuk menuju jalan hakikat dengan lebih memahami,
mengetahui, dan mengenal Allah SWT. Syariat, tarekat, dan hakikat adalah tiga hal yang tak
terpisahkan. 
Dalam tradisi Islam, sesungguhnya perilaku tarekat sudah lama dipraktikkan, bahkan sejak
zaman Rasulullah SAW masih hidup. Tarekat pada masa lalu berbentuk perilaku asketis alias
meninggalkan keduniawian atau zuhud. Sikap inilah yang kemudian berkembang dan
dikembangkan oleh ulama masa lalu sebagai model tarekat.
Dengan tarekat ini, seorang Muslim memiliki jalan untuk menempuh dan menapaki
pengetahuan akan Tuhan-nya. sejarah Islam, tarekat menjadi bagian dari yang kita sebut
sebagai sufisme atau mistisisme Islam. Di Indonesia, para pengamal tarekat banyak sekali
jumlahnya. Bahkan mereka berhimpun dalam organisasi-organisasi tarekat yang ada.
Indonesia memiliki standar dan kualifikasi tentang tarekat mana yang bisa dipraktikkan.
Misalnya, organisasi Nahdlatul Ulama (NU) memberikan kualifikasi dan standar tarekat
mana yang bisa diikuti oleh NU. Contonya tarekat Muktabarah yang dikenal memiliki
keterkaitan dan garis gineologis dari Rasulullah SAW.
Dalam dunia modern ini, tarekat menjadi hal yang mungkin diperlukan umat Muslim. Karena
dengan tarekat, manusia memiliki sarana dan cara untuk kembali kepada Tuhan serta
memahami dan mengenal sifat Tuhan secara mendalam.

B. Aliran Tarekat di Indonesia

1) Tarekat Naqsabandiyah
Pendiri Thoriqoh Naqsabandiyah ialah Muhammad bin Baha‟uddin Al-Huwaisi Al Bukhari
(717-791 H). Ulama sufi yang lahir di desa Hinduwan – kemudian terkenal dengan Arifan.
Pendiri Thorikoh Naqsabandiyah ini juga dikenal dengan nama Naksyabandi yang berarti
lukisan, karena ia ahli dalam memberikan gambaran kehidupan yang ghaib-ghaib. Kata
„Uwais‟ ada pada namanya, karena ia ada hubungan nenek dengan Uwais Al-Qarni, lalu
mendapat pendidikan kerohanian dari wali besar Abdul Khalik Al-Khujdawani yang juga
murid Uwais dan menimba ilmu Tasawuf kepada ulama yang ternama kala itu, Muhammad
Baba Al-Sammasi.Thoriqoh Naqsabandiyah mengajarkan zikir-zikir yang sangat sederhana,
namun lebih mengutamakan zikir dalam hati daripada zikir dengan lisan.

a) Kelebihan Tarekat naqsyabandiah


 Berpegang teguh dengan akidah ahli Sunnah
 Meninggalkan Rukhshah
 Memilih hukum yang azimah
 Senantiasa dalam muraqabah
 Tetap berhadapan dengan Tuhan
 Senantiasa berpaling dari kemegahan dunia.
 Berpakaian dengan pakaian orang mukmin biasa.
 Zikir tanpa suara
 Mengatur nafas tanpa lali dari Allah
 dengan akhlak Nabi Muhammad SAW

b) Kekurangan tarekat Naqsyabandiyah

Peranan tarekat di kalangan pengikutnya pernah mengalami kelemahan yang disebabkan


oleh beberapa faktor. Perkembangan dan pertumbuhan kaum modernis dan organisasi
massa yang berorientasi politik sangat berpengaruh terhadap melemahnya peranan tarekat,
karena rasa tidak puas di bidang politik dan ekonomi yang mestinya disalurkan lewat tarekat
dapat tersalurkan lewat organisasi secara formal. 

2) Tarekat Qadiriyah
Pendiri Tarekat Qadiriyah adalah Syeikh Abduk Qadir Jailani, seorang ulama yang zahid,
pengikut mazhab Hambali. Ia mempunyai sebuah sekolah untuk melakukan suluk dan
latihan-latihan kesufian di Baghdad. Pengembangan dan penyebaran Tarekat ini didukung
oleh anak-anaknya antara lain Ibrahim dan Abdul Salam. Thoriqoh Qodariyah berpengaruh
luas di dunia timur. Pengaruh pendirinya ini sangat banyak meresap di hati masyarakat yang
dituturkan lewat bacaan manaqib. Tujuan dari bacaan manaqib adalah untuk mendapatkan
barkah, karena abdul Qadir jailani terkwenal dengan keramatnya.

a. Kelebihan Tarekat Qadiriyah


 Tinggi cita-cita
 Menjaga kehormatan
 Baik pelayanan
 Kuat pendirian
 Membesarkan nikmat Tuhan
 Thoriqoh Sadziliyah
b. Kekurangan Tarekat Qadiriyah
Tarekat Qodiriyah ini dikenal luwes. Yaitu bila murid sudah mencapai derajat syeikh, maka
murid tidak mempunyai suatu keharusan untuk terus mengikuti tarekat gurunya. Bahkan dia
berhak melakukan modifikasi tarekat yang lain ke dalam tarekatnya. Hal itu seperti tampak
pada ungkapan Abdul Qadir Jaelani sendiri,”Bahwa murid yang sudah mencapai derajat
gurunya, maka dia jadi mandiri sebagai syeikh dan Allah-lah yang menjadi walinya untuk
seterusnya.

3) Tarekat Sadziliyah

Pendiri Tarekat Sadziliyah adalah Abdul Hasan Ali Asy-Syazili, seorang ulama dan sufi besar.
Menurut silsilahnya, ia masih keturunan Hasan, putra Ali bin Abi Thalib dan Fatimah binti
Rasulullah SAW. Ia dilahirkan pada 573 H di suatu desa kecil di kawasan Maghribi. Ali Syazili
terkenal sangat saleh dan alim, tutur katanya enak didengar dan mengandung kedalaman
makna. Bahkan bentuk tubuh dan wajahnya, menurut orang-orang yang mengenalnya,
konon mencerminkan keimanan dan keikhlasan. Sifat-sifat salehnya telah tampak sejak ia
masih kecil.

I. Kelebihan Tarekat Sadziliyah


 Bertaqwa kepada Allah ditempat sunyi dan ramai
 Mengikutu sunnah dalam segala perbuatan dan perkataan
 Berpaling hati dari makhluk waktu berhadapan dan membelakang 4. Ridho dengan
pemberian Allah sedikit atau banyak
 Kembali kepada Allah baik senang maupun sedih.
 Meninggalkan segala perbuatan maksiat.
 Memelihara segala ibadah wajib, seperti shalat lima waktu, puasa Ramadhan dan
lainlain.
 Menunaikan ibadah-ibadah sunnah semampunya.
 Zikir kepada Allah SWT sebanyak mungkin atau minimal seribu kali dalam sehari
semalam dan beristighfar sebanyak seratus kali sehari-semalam dan zikir-zikir yang lain.
 Membaca shalawat minimal seratus kali sehari-semalam dan zikir-zikir yang lain.

II. Kekurangan Tarekat Sadziliyah


Tareqat Syadziliyah terutama menarik dikalangan kelas menengah, pengusaha, pejabat, dan
pengawai negeri. Mungkin karena kekhasan yang tidak begitu membebani pengikutnya
dengan ritual-ritual yang memberatkan seperti yang terdapat dalam tareqat-tareqat yang
lainnya. Setiap anggota tareqat ini wajib mewujudkan semangat tareqat di dalam kehidupan
dan lingkungannya sendiri, dan mereka tidak diperbolehkan mengemis atau mendukung
kemiskinan. Oleh karenanya, ciri khas yang kemudian menonjol dari anggota tareqat ini
adalah kerapian mereka dalam berpakaian. 
4) Tarekat Rifaiyah

Pendirinya Tarikat Rifaiyah adalah Abul Abbas Ahmad bin Ali Ar-Rifai. Ia lahir di Qaryah
Hasan, dekat Basrah pada tahun 500 H (1106 M), sedangkan sumber lain mengatakan ia lahir
pada tahun 512 H (1118 M). Sewaktu Ahmad berusia tujuh tahun, ayahnya meninggal dunia.
Ia lalu diasuh pamannya, Mansur Al-Batha‟ihi, seorang syeikh Trarekat. Selain menuntut
ilmu pada pamannya tersebut ia juga berguru pada pamannya yang lain, Abu Al-Fadl Ali Al
Wasiti, terutama tentang Mazhab Fiqh Imam Syafi‟i. Dalam usia 21 tahun, ia telah berhasil
memperoleh ijazah dari pamannya dan khirqah 9 sebagai pertanda sudah mendapat
wewenang untuk mengajar.

i. Kelebihan Tarekat Rifaiyah


Ciri khas Tarekat Rifaiyah ini adalah pelaksanaan zikirnya yang dilakukan bersama-sama
diiringi oleh suara gendang yang bertalu-talu. Zikir tersebut dilakukannya sampai mencapai
suatu keadaan dimana mereka dapat melakukan perbuatanperbuatan yang menakjubkan,
antara lain berguling-guling dalam bara api, namun tidak terbakar sedikit pun dan tidak
mempan oleh senjata tajam.

ii. Kekurangan Tarekat Rifaiyah


sebagian kaum Rifa'iyah terkenal karena mengikuti praktik upacara, seperti menusuk kulit
dengan pedang dan makan kaca. Hal ini menyebar bersama Tarekat Rifa'iyah sampai ke
Kepulauan Melayu. Namun saat ini praktik seperti itu tidak lagi dilakukan, karena dianggap
menyimpang dari ajaran Islam yang sebenarnya.

5) Tarekat Idrissiyah

Tarekat Al-Idrisiyyah dinisbahkan kepada nama Syekh Ahmad bin Idris al-Fasi al-Hasani (1173


– 1253 H / 1760 - 1837 M). Sebenarnya Tarekat ini berasal dari Tarekat Khidhiriyyah yang
berasal dari Nabi Khidir As yang diberikan kepada Syekh Abdul Aziz bin Mas'ud ad-Dabbagh
Ra. Setelah Syekh Ahmad bin Idris Ra. Tarekat ini mengalami perkembangan lebih jauh yang
melahirkan berbagai jenis Tarekat lainnya, hal ini disebabkan karena beberapa murid Syekh
Ahmad bin Idris membuat komunitas Tarekat yang dinisbahkan kepadanya dan
mengembangkan ajarannya menjadi suatu sistem ajaran yang lebih spesifik.

A. Kelebihan Tarekat Idrissiyah


Tarekat ini menekankan aspek lahir dan batin dalam ajarannya. Penampilan lahiriyyah
ditunjukkan oleh penggunaan atribut dalam berpakaian. Kaum laki-laki berjenggot,
berghamis putih, bersurban, dan berselendang hijau. Sedangkan kaum wanitanya
mengenakan cadar hitam. Jama'ahnya menjauhi perkara haram dan makruh seperti
merokok. Adapun dalam aspek peribadatannya senantiasa mendawamkan salat berjama'ah
termasuk salat sunnahnya. Sujud syukur setelah salat fardhu dikerjakan secara istiqamah.
B. Kekurangan Tarekat Idrissiyah
Kebiasaan dzikir yang biasa dilakukan oleh jama'ah Al-Idrisiyyah adalah di setiap waktu ba'da
Maghrib hingga Isya dan ba'da Shubuh hingga Isyraq. Pelaksanaan dzikir di Tarekat ini
dilakukan dengan jahar (suara nyaring), diiringi lantunan shalawat (kadang-kadang dalam
moment tertentu dengan musik). Kitab panduan Awrad dzikirnya bernama 'Hadiqatur
Riyahin' yang merupakan khulashah (ringkasan) awrad pilihan (utama) dari berbagai amalan
(awrad) Syekh Ahmad bin Idris dan Sadatut Thariqah lainnya. 

 Pendapat saya pribadi mengenai Tarekat apa yang lebih baik


Tarekat yang lebih baik menurut saya Ialah Tarekat Rifaiyah karena menurut asy-Syarani,
tarekat ini menekankan pada ajaran asketisme (zuhud) dan ma'rifat (puncak tertinggi dalam
ajaran tasawuf).

Dalam pandangan Syekh ar-Rifa'i, sebagaimana diriwayatkan asy-Syarani, asketisme


merupakan landasan keadaan-keadaan yang diridhai dan tingkatan-tingkatan yang
disunahkan. Asketisme adalah langkah pertama seseorang menuju kepada Allah, mendapat
ridha dari Allah dan bertawakkal kepada Allah. Menurut Syekh ar-Rifa'i "Barang siapa belum
menguasai landasan kezuhudan, langkah selanjutnya belum lagi benar". Mengenai ma'rifat
Syekh ar-Rifa'i berpendapat bahwa penyaksian adalah kehadiran dalam makna kedekatan
kepada Allah disertai ilmu yakin dan terbukanya hakikat realitas-realitas secara benar-benar
yakin. Menurutnya, cinta mengantar rindu dendam, sedangkan ma'rifat menuju kefanaan
ataupun ketiadaan diri.

BAB III
PENUTUP
 KESIMPULAN
Indonesia terletak di antara dua benua dan dua samudra, yang memungkinkan terjadinya
perubahan sejarah yang sangat cepat. Keterbukaan menjadikan pengaruh luar yang tidak
dapat dihindari. Pengaruh yang diserap dan kemudian disesuaikan dengan budaya yang
dimilikinya, maka  lahirlah dalam bentuk baru yang khas Indonesia. Misalnya :  Lahirnya
tarekat Qadiriyah Wa Naqsabandiyah, dua tarekat yang disatukan oleh Syaikh Ahmad Khatib
As-Sambasy dari berbagai pengaruh budaya yang mencoba memasuki relung hati bangsa
Indonesia, kiranya Islam sebagai agama wahyu berhasil memberikan bentukan jati diri yang
mendasar. Islam berhasil tetap eksis di tengah keberadaan dan dapat dijadikan symbol
kesatuan. Berbagai agama lainnya hanya mendapatkan tempat disebagian kecil rakyat
Indonesia. Keberadaan Islam di hati rakyat Indonesia dihantarkan dengan penuh kelembutan
oleh para sufi melalui kelembagaan tarekatnya, yang diterima oleh rakyat sebagai ajaran
baru yang sejalan dengan tuntutan nuraninya.

 SARAN
Dari berbagai pembahasan yang ada diatas penulis memberikan saran kepada para pengikut
tarekat untuk lebih mengembangkan tarekat ke seluruh wilayah Indonesia . Karena tarekat
merupakan bagian dari ilmu Islam Yang tentunya di amalkan oleh kaum muslim. Bagi para
pembaca: penulis mengerti jika penulisan ini masih kurang lengkap dan masih banyak Yang
perlu di tambahkan. Maka dari itu penulis mengharapkan pembaca bisa meneliti lagi tentang
Tarekat-tarekat di Desa kalian Tarekat apa yang berkembang. Sehingga bisa menambah ilmu
wawasan kita dalam pelajaran tasawuf ini.
DAFTAR PUSTAKA

Abu Hamid, Syeikh Yusuf Tajul Khalwat; Suatu Kajian Antropologi http://tabunganinfo.blogspot.com/
2013/11/sejarah-tarekat-di-indonesia-dan.html
Anwar Prof.Dr. Rosihon, Akhlak Tasawuf, 2010, Bandung : CV. Pustaka Setia

https://joelbuloh.blogspot.com/2020/11/macam-macam-tarekat-di-indonesia-dan.html
https://wiki.edunitas.com/ind/114-10/Ensiklopedi-Dunia-Berbahasa-
Indonesia_2317__eduNitas.html#Menu-Wiki

Anda mungkin juga menyukai