TAREKAT DI INDONESIA
Disampaikan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Akhlak Tasawuf
Program Studi Ilmu Al-Qur’an & Tafsir
Dosen Pengampu:
Dr. Afi Parnawi, M.Pd., M.Si
Disusun oleh :
M. Rawi Aji (2022.10.IT.050)
Alhamdulillah segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya kepada kita sehingga penyusunan
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Sholawat dan salam senantiasa kita
panjatkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW. Karena perjuangan beliaulah
kita dapat merasakan nikmat iman seperti yang kita rasakan saat ini.
Pemakalah
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tarekat yang berarti jalan spritual (yang digunakan oleh para sufi) yang
berisikan amalan-amalan ibadah dan lainnya tentang nama-nama Allah beserta
sifatnya dengan pemahaman yang mendalam memberikan ruang baru bagi
masyarakat untuk semakin mengenal Allah. Dengan jalan ini, para ulama
mencoba untuk memandang dari sisi dalam diri manusia, yaitu jiwa, bagaimana
membersihkan jiwa dan bagaimana mengantarkan jiwa pada sebuah hakekat
yang sebenarnya.
Oleh karena itu, untuk mengetahui bagaimana jalan yang ditempuh para
ulama mengenai sebuah hakekat mengenal Tuhan, makalah ini mencoba itu
membahas apa saja dan bagaimana jalan spiritual (tarekat) yang dilahirkan para
ulama.
B. Rumusan Masalah
1
2. Apa sajakah aliran tarekat yang telah lahir dari para ulama sufi?
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi dan Sejarah Singkat
Secara bahasa tarekat berasal dari bahasa arab thariqat yang berarti jalan.
keadaan, aliran, dan lainnya. Sedangkan menurut istilah tarekat berarti jalan spritual
(yang digunakan oleh para sufi) yang berisikan amalan-amalan ibadah dan lainnya
pengharapan.2
Perkataan tarekat lebih dikenal dari pada tasawuf, khususnya bagi orang-
orang awam. Tarekat disini tidak membicarakan tentang filsafat tentang tasawuf,
akan tetapi berupa pengamalan (amalan-amalan) atau prakasar dari tasawuf itu
sendiri.3
Tarekat mulai bermunculan (dalam masyarakat Islam) pada abad ke-11
M, khususnya setelah kehancuran Baghdad oleh Mongol. Hal ini ditandai dengan
munculnya tarekat yang pertama kali yaitu Tarekat Qadariyah dengan Syaikh
Abdul Qadir Al-Jailani sebagai pendirinya.
Tidak semua negara Islam dapat menerima tarekat masuk kedalam negaranya,
walaupun mayoritas penduduknya adalam muslim, seperti contoh Turki dan Arab
Saudi. Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa kedua negara ini merupakan negara
yang menjadi pusat peradaban islam di masanya, akan tetapi mereka melarang tarekat
kesufian dengan dengan alasan masing-masing. Hal ini malah bertolak belakang
dengan Indonesia, yang dapat dikatakan bahwa Indonesia merupakan negara yang
1
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1997), 270
2
Ibid.
3
Hartono Ahmad Jaiz, Mendudukkan Tasawuf Gusdur Wali?, (Jakarta: Darul Falah, 2000),
119
3
baru memeluk Islam setelah runtuhnya kerajaan majapahit pada awal abad ke-15
M, justru disinilah tarekat banyak mengalami perkembangan.4
1. Tarekat Qadiriyah
4
Moenir Nahrowi Tohir, Menjelajahi Eksistensi Tasawuf, Meneliti Jalan Menuju Tuhan,
(Jakarta: As-Salam Sejahtera 2012), hlm 105
5
Ibid.106
6
Ibid.112
4
juga terjadi di Sidoarjo Jatim yang dipimpin oleh K.H Hasan Mukmin serta
K.H Khasan Tafsir dari Krapyak Yogyakarta.
• Tinggi cita-cita
• Menjaga kehormatan
• Baik pelayanan
• Kuat pendirian
• Membesarkan nikmat Tuhan
• Thoriqoh Sadziliyah
2. Tarekat Rifa’iyah
7
Tohir, Menjelajahi Eksistensi, ..., 111
5
penggunaan rebana dalam wiridnya yang diikuti dengan tarian dan diiringi
permainan debus, yaitu menikam diri dengan sepotong senjata tajam yang
diiringi dengan zikir-zikir tertentu dalam hal-ihwal tarekatnya.8
3. Tarekat Tijaniyah
Tarekat ini didirikan oleh Sayid Al-Syaikh Abul ‘Abbas Ahmad bin
Muhammad Al-Tijani. Pada tahun 1196, syaikh al-tijani pergi ke suatu tempat
di paang Sahara, yang mana di tempat itu tinggal seorang waliyullah, Abu
Samghun. Di sana beliau mendapat suatu anugerah yang sangat besar yaitu biasa
bersua dengan Rasulullah dalam keadaan jaga. Dalam keadaan tersebut,
Rasulullah mentalqin beliau untuk wirid Istighfar dan shalawat sebanyak
seratus kali, kemudian mentalqinkan wirid tersebut kepada umat manusia.
8
Ibid
6
Yang kemudian setelah empat tahun berlalu, wirid tersebut disempurnakan
oleh Rasulullah dengan lafadz la ilaha illallah.9
4. Tarekat Haddadiyah
Tarekat ini didirikan oleh Sayyid Abdullah bin Alwi bin Muhammad
Al-Haddad. Beliau merupakan pencipta Rattibul Haddad, dzikir yang
menjadi ikon dari tarekat ini. Biasanya dzikir ini dibaca sehabis maghrib
ataupun sehabis ‘isyak.10 Beliau banyak mengarang kitab dalam bidang
tasawuf, salah satunya adalah nashaih al-diniyah, dan lainnya.
5. Tarekat Naqsabandiyah
9
Tohir, Menjelajahi Eksistensi, ..., 111
10
Misbahul Munir, dkk., Al-Tabarruk fi Al-Suluk ila Rabbi Al-Muluk, (Surabaya: UINSA
Press, 2017) 15
11
A. Aziz Masyhuri, 22 aliran tarekat dalam tasawuf, (Surabaya, Imtiyaz. 2014) 119
7
Tarekat ini didirikan oleh Muhammad bin Bhauddin Al-Uwaisi Al-
Bukhari di Turkistan. Kata naqsabandiyah diambil dari bahasa arab asal kata
naqsaband yang berarti lukisan. Dinamakan demikian karena beliau ahli
dalam memberikan lukisan tentang kehidupan ghaib.12
12
Nata, Akhlak Tasawuf, ..., 274
13
Jaiz, Mendudukkan Tasawuf, ..., 122
14
Sri Mulyati, Mengenal dan Memahami Tarekat-Tarekat Muktabarah di Indonesia,
(Jakarta: Fajar Interpratama Offset, 2005), 100
8
• Tetap berhadapan dengan Tuhan
• Senantiasa berpaling dari kemegahan dunia.
• Menghasilkan makalah hudur (kemampuan menghadirkan Tuhan
dalam hati)
• Menyendiri di tengah-tengah ramai serta menghiasi diri dengan
hal-hal yang memberi faedah
• Berpakaian dengan pakaian orang mukmin biasa.
• Zikir tanpa suara
• Mengatur nafas tanpa lali dari Allah
• Berakhlak dengan akhlak Nabi Muhammad SAW
Ada enam dasar yang dipakai sebagai pegangan untuk mencapai tujuan
dalam Thorikoh ini, yaitu:
1. Tobat
2. Uzla (Mengasingkan diri dari masyarakat ramai yang dianggapnya
telah mengingkari ajaran-ajaran Allah dan beragam kemaksiatan,
sebab ia tidak mampu memperbaikinya)
3. Zuhud (Memanfaatkan dunia untuk keperluan hidup seperlunya
saja)
4. Taqwa
5. Qanaah (Menerima dengan senang hati segala sesuatu yang
6. dianugerahkan oleh Allah SWT)
7. Taslim (Kepatuhan batiniah akan keyakinan qalbu hanya pada
Allah)
1. Zikir
2. Meninggalkan hawa nafsu
3. Meninggalkan kesenangan duniawi
9
4. Melaksanakan segenap ajaran agama dengan sungguh-sungguh
5. Senantiasa berbuat baik (ihsan) kepada makhluk Allah SWT
6. Mengerjakan amal kebaikan
6. Tarekat Khalwatiyah
Nama tersebut diambil dari nama seorang sufi ulama dan pejuang
Makassar yaitu Muhammad Yusuf bin Abdullah Abu Mahasin al-Taj al-
Khalwaty al-Makassary.16 Sekarang terdapat dua cabang terpisah dari tarekat
ini yang hadir bersama kita. Keduanya dikenal dengan nama Tarekat
Khalwatiyah Yusuf dan Khalwatiyah Samman. Tarekat Khalwatiyah ini hanya
15
Masyhuri, 22 aliran, ..., 135
16
Azyumard Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII
dan XVIII: Melacak Akar-Akar Pembaruan Pemikiran Islam di Indonesia, (Bandung:Mizan, 1998),
212
10
menyebar dikalangan orang Makassar dan sedikit orang bugis. Para khalifah
yang diangkat terdiri dari orang Makassar sehingga secara etnis tarekat ini
dikaitkan dengan suku tersebut.17
17
Mulyati, Mengenal dan Memahami,…127
11
tarekat yang berbeda yang diamalkan bersama-sama. Tarekat ini lebih
merupakan sebuah tarekat yang baru dan berdiri yang di dalamnya unsur-unsur
pilihan dari Qadiriyah dan juga Naqsyabandiyah telah dipadukan menjadi
sesuatu yang baru.
Tarekat ini didirikan oleh Orang Indonesia Asli yaitu Ahmad Khatib
Ibn al-Ghaffar Sambas, yang bermukim dan mengajar di Makkah pada
pertengahan abad kesembilan belas.18 Bila dilihat dari perkembangannya
Tarekat ini bisa juga disebut “Tarekat Sambasiyah” Tapi Nampaknya Syaikh
al-Khatib tidak menamakan tarekatnya dengan namanya sendiri. berbeda
dengan guru-gurunya yang lain yang memberikan nama tarekatnya sesuai
dengan nama pengembangnya.19
18
Martin Van Bruinessen, Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia, (Bandung: Mizan,1996),
89
19
Ajid Thohir, Gerakan Politik Kaum Tarekat: Telaah Historis Gerakan Politik
Antikolonialisme Tarekat Qadiriyah-Naqsyabandiyah di Pulau Jawa, (Bandung, Pustaka Hidayah,
2002), 49
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
2. Aliran tarekat yang lahir dari kalangan para ulama’ sufi sangatlah
banyak, diantaranya adalah tarekat qadiriyah, tarekat haddadiyah,
tarekat naqsabandiyah, tarekat qadariyah naqsabandiiyah, tarekat
tijaniyah, tarekat khalwatiyah, tarekat rifaiyah, dan lainnya.
13
DAFTAR PUSTAKA
A. Aziz Masyhuri, 22 aliran tarekat dalam tasawuf, (Surabaya, Imtiyaz. 2014)
Ajid Thohir, Gerakan Politik Kaum Tarekat: Telaah Historis Gerakan Politik
Antikolonialisme Tarekat Qadiriyah-Naqsyabandiyah di Pulau Jawa,
(Bandung, Pustaka Hidayah, 2002),
Azyumard Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad
XVII dan XVIII: Melacak Akar-Akar Pembaruan Pemikiran Islam di
Indonesia, (Bandung:Mizan, 1998),
Hartono Ahmad Jaiz, Mendudukkan Tasawuf Gusdur Wali?, (Jakarta: Darul Falah,
2000),
Laili Mansur, H.M, Ajaran dan Teladan para sufi, Jakarta: Srigunting, 1996
Mubarok Jaih, Sejarah Peradaban Islam”, Bandung:Pustaka Bani Quraisy,
Cet II, 1995
14