Disusun oleh:
Kelompok 7
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI....................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................2
A. Latar Belakang........................................................................................................2
B. Rumusan Masalah..................................................................................................3
C. Tujuan Penelitian....................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................3
A. Sejarah Tarekat di Indonesia..................................................................................3
B. Tokoh Tarekat di Indonesia Beserta Ajarannya.....................................................6
BAB III PENUTUP.......................................................................................................11
A. Kesimpulan...........................................................................................................11
B. Saran.....................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
2
A. Latar Belakang
Tarekat berasal dari bahasa Arab. Secara etimologi berarti : (1) jalan, cara
(alkaifiyyah); (2) metode, sistem (al-uslub); (3) mazhab, aliran, haluan (al-mazhab).
Menurut istilah tarekat berarti perjalanan seorang (pengikut tarekat) menuju Tuhan
dengan cara menysucikan diri atau perjalanan yang harus ditempuh oleh seseorang
untuk dapat mendekatkan diri sedekat mungkin kepada Tuhan.
Berbicara tentang perkembangan tarekat di Indonesia tentu tidak akan bisa
lepas dari agama Islam berasal. Islam berasal dari jazirah Arab dibawa oleh
Rasulullah, kemudian diteruskan masa Khulafa ar-Rasyidin ini mengalami
perkembangan yang pesat. Penyebar luasan Islam ini bergerak ke seluruh penjuru
dunia. Islam datang membawa rahmat bagi seluruh umat manusia.1
Dalam tasawwuf seringkali dikenal istilah Thariqah, yang berarti jalan, yakni
jalan untuk mencapai Ridla Allah. Dengan pengertian ini bisa digambarkan, adanya
kemungkinan banyak jalan, sehingga sebagian sufi menyatakan, At thuruk bi adadi
anfasil mahluk, yang artinya jalan menuju Allah itu sebanyak nafasnya mahluk,
aneka ragam dan macamnya. Orang yang hendak menempuh jalan itu haruslah
berhati hati, karena : Ada yang sah dan ada yang tidak sah, ada yang diterima dan
ada yang tidak diterima.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah tarekat di Indonesia?
2. Siapa saja tokoh-tokoh tarekat di Indonesia beserta ajarannya?
C. Tujuan Penelitian
1. Menganalisis dan menjelaskan sejarah tarekat di Indonesia
2. Menganalisis dan menjelaskan tokoh-tokoh tarekat di Indonesia beserta
ajarannya
1
Awaludin, 2016, “Sejarah dan Perkembangan Tarekat di Nusantara”, Jurnal El-Afkar. Vol 5, No. 2, hlm
125-134.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2
Abu Bakar Atjeh, 2001, “Pengantar Ilmu Tarekat (Uraian Tentang Mistik), Solo: Ramadhani, hlm 41.
4
2. Masuknya Tarekat di Nusantara
Sejarah tarekat di Indonesia diyakini sama dengan sejarah masuknya
Islam ke Nusantara itu sendiri. Para sejarawan Barat menyakini, Islam bercorak
Sufidtik itulah yang membuat penduduk nusantara yang semula beragama
Hindu dan Budha menjadi sangat tertarik. Tradisi dua agama asal India yang
kaya dengan dimensi metafisik dan spiritualitas itu dianggap lebih dekat dan
lebih mudah beradaptasi dengan tradisi tarikat yang dibawa para wali. Sehingga
perubahan besar itu pun berlangsung nyaris tanpa meneteskan darah sedikitpun.
Ini berbeda dengan proses Islamisasi di india yang dilakukan secara besar-
besaran melalui penaklukan dan tekanan, bahkan konon sedikit pemaksaan
dengan senjata. Oleh para raja Muslim seperti Sultan Mahmud Ghadzna,
Auranzeb, Haidar Aly, Tipu Sultan, dan sebagainya. Namun hingga saat ini
India terlebih setelah terbagi tiga dengan Pakistan dengan Banglades dan
muslim, Islam tetap tidak berhasil secara massip menggeser Hindu sebagai
Agama mayoritas masyarakat.3
Besarnya pengaruh tarekat dalam islamisasi juga didukung dengan dari
temuan sejarah bahwa sebenarnya Islam sudah masuk di Nusantara sejak abad
ke7, dan di Jawa sejak abad 11 M, namun sejauh itu tidak cukup signifikan
mengubah agama masyarakat nusantara. Islam saat ini hanya menjadi agama
para pendatang yang berkumpul dalam komuniatas-komunitas kecil di beberapa
kota di pesisir Jawa, seperti di Leran (Gresik), Idramanyu dan Semarang.
Sementara penduduk asli diceritakan masih hidup dengan agamanya, bahkan
digambarkan dengan pola hidup yang “kotor”.4
Proses islamisasi nusantara secara besar-besaran baru terjadi pada
penghujung abad 14 atau awal abad 15, bersamaan dengan masa keemasan
perkembangan tasawuf akhalaki yang ditandai dengan munculnya aliran-aliran
tarekat di Timur Tengah. Fase itu sendiri telah dimulai sejak Imam Abu Hamid
Muhammad Al-Ghazali (wafat 1111 M) merumuskan konsep tasawuf moderat
yang memadukan keseimbangan unsur Ahklak, syariat, dan filsafat. Konsep itu
diterima sacara terbuka oleh kaum fukaha yang sebelumnya menentang
3
Agus Sunyoto, 2012, “Atlas Wali Songo: Buku Pertama Yang Mengungkap Wali Songo Sebagai Fakta
Sejarah”, Depok: Pustaka Ilman, hlm 42-43.
4
Ibid hlm 48-50.
5
habishabisan ajaran tasawuf falsafi yang kontroversial. Dilanjutkan dengan
bermunculannya pusat-pusat pengajaran tasawuf yang dipimpin oleh para sufi
terkemuka seperti Syekh Abdul Qadir AlJailani (wafat 1166 M), yang ajaran
tasawufnya menjadi dasar Thariqoh Qodiriyyah. Ada juga Syekh Najmudin
Kubro (wafat 1221 M), sufi Asia Tengah pendiri Thariqoh Kubrawiyyah; Syekh
Abul Hasan Ali Asy-Syadzili (wafat 1258), pendiri Thariqoh Syadziliyyah asal
Maghribi, Afrika Utara; Ahmad Arfa‟iyyah. Belakangan, pada awal abad
keempat belas juga lahir Tarekat Naqsabandiyah yang didirikan oleh Syekh
Muhammad Bahauddin An-Naqsabandy (wafat 1389) di Khurasan dan Tarekat
Syathariyyah yang di dirikan Syekh Abdullah Asy-Syatthari (wafat 1428 M).
Tarekat-tarekat ini kemudian menyebar ke seluruh dunia, termasuk ke
Nusantara, melalui para penyebar agama Islam. Mencapai puncaknya pada abad
17- 18, bersamaan dengan orang-orang Jawa yang naik haji. Hingga saat ini tak
kurang dari 44 tarekat yang telah ada dan tersebar di seluruh Indonesia.5
9
8. Tarikat ‘Aidrusiyah
Salah satu daripada tarekat yang masyhur dalam kalangan Ba‘alawi ialah
Al‘aidurusiyah, terutama dalam tasawuf aqidah. Hampir tiap-tiap buku tasawuf
menyebut nama Al-aidrus sebagai salah seorang sufi yang ternama. Keluarga
Al‘Ahidus banyak sekali melahirkan tokoh-tokoh Sufi yang terkemuka,
diantaranya, di antaranya S. Abdur Rahman Bin Mustafa Al‘Aidus, yang
pernah menjadi pembicaraan Al-Jabarti dalam sejarahnya. Al-Jabarti
menerangkan, bahwa S. Abdur Rahman berlimpah-limpah ilmunya, ahli yang
mempertemukan hakekat dan syariat sejak kecil ia telah menghafal Al‘Quran
30 jus.
9. Tarikat Al-Haddad
Sayyid Abdullah bin Alwi Muhammad Al-Haddad dianggap salah
seorang qutub dan arifin dalam ilmu Tasawuf. Banyak ia mengarang kitab-
kitab mengenai ilmu tasawuf dalam segala bidang, dalam aqidah, tarekat, dsb.
Bukan saja dalam ilmu tasawuf, tetapi juga dalam ilmu-ilmu yang lain banyak
ia mengarang kitab. Kitabnya yang bernama : “Nasa‘ihud Diniyah”, sampai
sekarang merupakan kitab-kitab yang dianggap penting. Muraqabah termasuk
wasiat Al-Haddad yang penting. Muraqabah artinya selalu diawasi Tuhan, dan
orang yang sedang melakukan suluk hendaknya selalu Muraqabah dalam gerak
dan diamnya, dalam segala masa dan zaman, dalam segala perbuatan dan
kehendak, dalam keadaan aman dan bahaya, di kala lahir dan di kala
tersembunyi, selalu menganggap dirinya berdampingan dengan Tuhan dan
diawasi oleh Tuhan. Jika beribadah itu seakan-akan dilihat Tuhan, jika ia tidak
melihat Tuhan pun, niscaya Tuhan dapat melihat dia dan memperhatikan
segala amal ibadahnya. Ak-Hadad mengatakan bahwa Muraqabah itu termasuk
maqam dan manzal, ia termasuk maqam ihsan yang selalu dipuji-puji oleh nabi
Muhammad.
10. Tarikat Tijaniyah
Salah satu terekat yang terdapat di Indonesia di samping tarekat-tarekat
yang lain ialah tarekat Tijaniyah. Dalam tahun beberapa rekat ini masuk ke
Indonesia tidak diketahui orang-orang secara pasti, tetapi sejak tahun 1928
mulai terdengar adanya gerakan ini di Cirebon. Seorang Arab yang tinggal di
10
Tasikmalaya, bernama Ali bin Abdullah At-Tayib Al-Azhari, berasal dari
Madinah, menulis sebuah kitab yang berjudul “Kitab Munayatul Murid”
(Tasikmalaya, 1928 M), berisi beberapa petunujk mengenai hakikat ini, dan
kitab itu terdapat tersebar luas di Cirebon khususnya, dan di Jawa barat
umumnya. Pendirinya seorang ulama dari Algeria, bernama Abdul Abbas bin
Muhammad bin Mukhtar At-Tijani, lahir di ‘Ain Mahdi pada tahun 1150 H,
(1737-1738 M). Diceritakan bahwa dari bapaknya ia keturunan Hasan bin Ali
bin Abi Thalib, sedang nama Tijani adalah dari Tijanah dari keluarga ibunya.
Terekat ini mempunyai wirid yang sangat sederhana, dan wazifah yang sangat
mudah. Wiridnya terdiri dari istighfar seratus kali, shalawat seratus kali, dan
tahlil seratus kali. Boleh dilakukan dua kali sehari yaitu pagi dan sore. Di
Cirebon tarekat Tijani ini pernah tersiar dengan suburnya di bawah pimpinan
Kiyai Buntet dan saudaranya Kiyai Anas di desa Martapada, dekat kota
Cirebon.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpukan bahwa:
1. Tarekat merupakan bagian terpenting dari pada pelaksanaan tasawuf.
Mempelajari tasawuf dengan tidak mengetahui dan melakukan tarekat
merupakan suatu usaha yang hampa.
2. Sejarah tarekat di Indonesia diyakini sama dengan sejarah masuknya Islam
ke Nusantara itu sendiri.
3. Tokoh tarekat dan ajarannya di Indonesia adalah sebagai berikut:
a) Thoriqoh Naqsabandiyah
b) Thoriqoh Qadariyah
c) Thoriqoh Sadziliyah
d) Tarikat Rifaiyah
e) Tarikat Khalawatiyah
f) Tarikat Khalidiyah
g) Tarikat Sammaniyah
h) Tarikat ‘Aidrusiyah
i) Tarikat Al-Haddad
j) Tarikat Tijaniyah
B. Saran
Berdasarkan hasil pengerjaan makalah di atas, didapatkan saran sebagai
berikut:
1. Penyusun makalah sebaiknya membahas lebih mendetail lagi tentang sejarah
masuknya ilmu tarikat di Indonesia sampai perkembangan dan tantangannya di
Indonesia.
2. Penyusun makalah sebaiknya membahas lebih mendetail lagi tentang tokoh-
tokoh tarikat dan ajarannya di Indonesia.
3. Penyusun makalah sebaiknya membahas lebih mendetail tentang sejarah tokoh-
tokoh tarikat di Indonesia, seperti lahirnya dan wafatnya. Sehingga pembaca
dapat memahami dengan menyeluruh mengenai sejarah.
12
DAFTAR PUSTAKA
Atjeh, A. B. 2001. Pengantar Ilmu Tarekat (Uraian Tentang Mistik), Solo: Ramadhani.
Sunyoto, A. 2012. Atlas Wali Songo: Buku Pertama Yang Mengungkap Wali Songo
Sebagai Fakta Sejarah, Depok: Pustaka Ilman.
13