Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH AKHALAK DAN TAZKIYATUN NAFS

PENGANTAR ILMU TAREKAT

Dosen Pengampu: Dr. H. Kamalludin, M.A.


Disusun oleh:
1. Azizah Istiqomah Luthfiyani (191105010283)
2. Hikmah Khamelia (191105010305)
3. M. Khaerul Lathif (191105010311)

UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR


FAKULTAS AGAMA ISLAM
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
karunia-Nya kita masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas makalah ini. Tidak
lupa kami ucapkan pula terima kasih kepada dosen dan teman-teman yang telah memberikan
dukungan dalam menyelesaikan tugas makalah ini.

            Kami sangat menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan maupun kekeliruan. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik, saran,
serta bimbingannya guna memperbaiki dalam meyelesaikan tugas makalah ini.

Mudah-mudahan apa yang telah kami susun dalam makalah ini dapat memberikan
pelajaran dan pengetahuan yang lebih luas kepada kita semua mengenai Akhlak Tazkiyatun
Nafs dengan materi ilmu pengantar tarekat, khususnya dalam upaya memahami dan
memecahkan berbagai persoalan dalam proses pembelajaran. Aamiin.

Bogor, 25 Januari 2021

Pemakalah
BAB II

LATAR BELAKANG

A. Latar Belakang
Agama Islam memprioritaskan pembinaan sikap mental dan kehidupan rohani. Kedua
masalah itu merupakan penentu bentuk kehidupan lahiriah. Berkaitan dengan hal itu, tren
kehidupan masa kini yang terpengaruh oleh sistem kapitalisme, mencuatkan gaya hidup
materialistic dan hedonistic, bahkan juga meniupkan rasa kecemasan dalam masyarakat.
Islam yang lebih mengutamakan soal-soal peribadatan dalam rangka mendekatkan diri
kepada Tuhan, hal ini tampak pada landasan ajaran tasawuf, pada hakekatnya hidup di dunia
ini hanyalah untuk melaksanakan peribadatan kepada Allah serta berusaha mendekatkan diri
kepada-Nya.

Tarekat merupakan bagian dari ilmu tasawuf. Namun tak semua orang yang mempelajari
tasawuf terlebih lagi belum mengenal tasawuf akan faham sepenuhnya tentang tarekat.
Banyak orang yang memandang tarekat secara sekilas akan menganggapnya sebagai ajaran
yang diadakan di luar Islam (bid’ah), padahal tarekat itu sendiri merupakan pelaksanaan dari
peraturan-peraturan syari’at Islam yang sah. Namun perlu kehati-hatian  juga karena tidak
sedikit tarekat-tarekat yang dikembangkan dan dicampuradukkan dengan ajaran-ajaran yang
menyeleweng dari ajaran Islam yang benar. Oleh sebab itu, perlu diketahui bahwa ada
pengklasifikasian antara tarekat muktabarah (yang dianggap sah) dan ghairu muktabarah
(yang tidak dianggap sah).

Kata Tarekat berasal dari bahasa Arab Al-Thariq yang berarti jalan yang ditempuh
dengan jalan kaki. Dari pengertian ini kemudian kata tersebut digunakan dalam konotasi
makna cara seseorang melakukan suatu pekerjaan, baik terpuji maupun tercela. Menurut
istilah tasawuf sendiri, tarekat ialah perjalanan khusus bagi para sufi yang menempuh jalan
menuju Allah Swt. Perjalanan yang mengikuti jalur yang ada melalui tahap dan seluk-
beluknya. Untuk mengetahui sesuatu maka pasti ada ilmunya, banyak dikalangan orang
awam yang kurang mengetahui tentang ilmu mengenal Tuhan (Tarekat). Pengertian tentang
Tarekat yaitu khazanah kerohanian (esoterisme), dalam Islam dan sebagai salah satu pusaka
keagamaan yang terpenting. Karena dapat mempengaruhi perasaan dan pikiran kaum
muslimin serta memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pembinaan mental
beragama masyarakat. Masuknya Tarekat ke Indonesia bersama dengan masuknya Islam
ketika wilayah Nusantara masih terdiri dari kerajaan-kerajaan melalui perdagangan dan
kegiatan dakwah.

Memang seluk-beluk tarekat tidak bisa dijabarkan dengan mudah karena setiap tarekat-
tarekat tersebut memiliki filsafat dan cara pelaksanaan amal ibadah masing-masing.

Tarekat saat ini merupakan salah satu khazanah umat Islam yang telah mendunia. Tengok
saja fenomena Tarekat Naqsyhabandiah Haqqaniyyah di Amerika Serikat yang dibawa oleh
Syaikh Muhammaad Hisham Kabbani Al-Hasani asal Cyprus dan Tarekat Syadziliyyah di
Eropa yang deperkenalkan oleh Syaikh Muhammad bin Ibrahim Al-Yaqubi Al-Hasani asal
Damaskus,Suriah. Meski perlahan pertumbuhan kedua tarekat sangat signifikan dan
mengembirakan.

Di Indonesia sendiri aktivitas tarekat telah dikenal sejak awal mula masuknya Islam ke
Nusantara. Rentang waktu yang telah dilalui kaum tarekat yang membentang melintasi
puluhan generasi tentu menjadi objek yang menarik untuk dikaji. Sebab bisa dipastikan
mereka pasti terlibat dan mempunyai andil besar dalam dinamika pertumbuhan Islam di
Nusantara.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada makalah ini adalah:

1. Apa pengertian tarekat?

2. Apa saja unsur-unsur tarekat?

3. Apa tujuan tarekat?

4. Bagaimana sejarah dan perkembangan tarekat?

5. Apa saja tarekat-tarekat yang sah di Indonesia?

C. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian pasti memiliki tujuan dan tujuan tersebut harus tercapai, adapun tujuan
penelitian dalam makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui apa pengertian tarekat.

2. Untuk mengetahui apa saja unsur-unsur tarekat.

3. Untuk mengetahui apa tujuan tarekat.

4. Untuk mengetahui bagaimana sejarah dan perkembangan tarekat.

5. Untuk mengetahui apa saja tarekat-tarekat yang sah di Indonesia.


BAB III

PEMBAHASAN

A. Sejarah Pertumbuhan Tarekat

Ajaran Islam dibawa oleh Nabi Muhammad yang pada masa awal
dilaksanakan secara murni. Keika Rasulullah wafat, cara beramal dan beribadah para
sahabat dan tabi’in masih tetap memelihara dan membina ajaran Rasul, disebut
amalan salaf al-shalih.

Pada abad pertama Hijriyah mulai ada perbincangan tentang teologi


dilanjutkan mulai ada formalisasi syariah. Abad kedua Hijriyah mulai muncul
tasawuf. Tasawuf terus berkembang dan meluas dan mulai terkena pengaruh luar.
Salah satu pengaruh luar adalah filsafat, baik filsafat Yunani, India maupun Persia.
Muncullah sesudah abad ke-2 Hijriyah golongan sufi yang mengamalkan amalan-
amalan dengan tujuan kesucian jiwa untuk taqarrub kepada Alla. Para sufi kemudian
membedakan pengertian –pengertian syariah,tarekat,hakikat dam makrifat. Menurut
mereka syariah itu untuk memperbaiki amalan-amalan lahir, tarekat untuk
memperbaiki amalan-amalan batin [hati], haqiqat untuk mengamalkan segala rahasia
Alla baik zat, sifat maupun perbuatanNya. Orang yang telah sampai ketingkat
makrifat dinamakan wali. Kemampuan luar biasa yang dimilikinya disebut karamat
atau supranatural, sehingga dapat terjadi pada dirinya hal-hal luar biasa yang tidak
terjangkau oleh akal, baik dimasa hidupmaupun sesudah meninggal. Syaikh Abdul
Qadir Jaelani [ 471-561/1078-1168] menurut pandangan sufi adalah wali tertinggi
disebut quthub al auliya [ wali quthub].

Pada abad ke-5 Hijriyah atau 13 masehi barulah muncul tarekat sebagai
kelanjutan kegiatan kaum sufi sebelumnya. Hal ini ditandai dengan setiap silsilah
tarekat selalu dihubungkan dengan nama pendiri atau tokoh-tokoh sufi yang lahir
pada abad itu. Setiap tarekat mempunyai syaikh, kaifiyah zikir dan upacara-upacara
ritual masing-masing. Biasanya syaikh atau mursyid mengajar murid-muridnya
diasrama latihan rohani yang dinamakan rumah suluk atau ribath.

Mula-mula muncul tarekat Qadariyah yang dikembangkan oleh Syaikh Abdul


Qadir di Asia Tengah Tibristan tempat kelahiran dan operasionalnya, kemudian
berkembang ke Baghdad, Irak, Turki, Arab Saudi sampai ke Indonesia, Malaysia,
Singapura, Thailand, India,Tiongkok. Muncul pula Tarekat Rifa’iyah di Maroko dan
Aljazair. Disusul Tarekat Suhrawardiyah di Afrika Utara, Afrika Tengah, Sudan dan
Nigeria. Tarekat-tarekat itu kemudian berkembang dengan cepat melalui murid-murid
yang diangkat menjadi khalifah, mengajarkan dan menyebarkan ke negeri-negeri
Islam, bercabang dan beranting sehingga banyak sekali.

Organisasi tarekat pernah mempunyai pengaruh yang sangat besar di dunia


islam. Sesudah khalifah Abbasiyah runtuh oleh bangsa Mongol tahun 1258 M, tugas
memelihara kesatuan Islam dan menyiarkan Islam ke tempat-tempat yang jauh beralih
ke tangan kaum sufi, termasuk ke Indonesia. Ketika berdiri Daulah Usmaniyah,
peranan tarekat [Bahtesyi] sangat besar baik dalam bidang politik maupun militer.
Demikian juga di Afrika Utra, peranan Tarekat Sanusiyah sangat besar terutama di
negeri Aljazair dan Tuniia, sedangkan di Sudan berpengaruh Tarekat Syadzaliyah.
Khusus di Indonesia, pengembagan Islam pada abad ke-16 dan selanjutnya, sebagian
besar adalah atas usaha kaum sufi sehingga tidak heran apabila pada waktu itu
pemimpin-pemimpin spiritual Islam di Indonesia bukanlah ahli syariah melainkan
syaikh tarekat.

Ada sebuah teori yang diyakini banyak sejarawan bahwa Islam mulai berakar
di Nusantara dibawah perjuangan para sufi pengembara yang sering disebut sebagai
“pedagang setengah hati”. Para sufi yang juga merangkap pedagang berhasil
membumikan Islam Nusantara setidaknya pada abad ke-13-14.Tepatnya setelah
kehancuran Baghdad pada tahun 1258 yang menyebabkan dunia intelektual terpuruk
kehilangan jati dirinya.

Secara teoritis, proses asimilasi antara nilai tasawuf dengan kebudayaan


setempat tidak mengalami kesulitan yang berarti karena keduanya mempunyai titik
singgung yang sama yaitu pada ajaran asketisme dan sinkretisme. Hal ini karena
sebelum Islam dating, tradisi-tradisi Hindu-Budha di Nusantara seudah kental dengan
nilai-nilai tersebut, sehingga prasyarat kultural bagi pertemuan slam yang bercorak
tasawuf dengan tradisi lokal. Inilah sebuah proses yang oleh Kunowijoyo disebut
sebagai “Indonesianisasi”.
Momentum yang paling mungkin terjadinya tarekat dapat dilacak pada abad ke-18
ketika barbagai tarekat telah memperoleh pengikut yang tersebar luas di Nusantara.
Namun demikian perlu dicatat bahwa abad-abad Islamisasi di Asia Tenggara
berbarengan dengan masa merebaknya tasawuf abad pertengahan dan pertumbuhan
tarekat. Dengan demikian, kalau Islam di Nusantaara berkembang secara massif pada
abad ke-13 dan 14, kita bias berasumsi bahwa corak Islam yang berkembang saat itu
adalah corak Islam sufi.
Melalui penelusuran syair-syair Hamzah Fansuri, Martin Van Bruneissen juga
berkesimpulan bahwa Hamzah Fansuri adalah orang Melayu yang dapat diketahui
secara pasti menganut tarekat Qadiriyah. Dengan penemuan ini dapat dipastikan
bahwa tarekat Qadariyah adalah tarekat pertama yang sampai ke Nusantara. Ada
indikasi kuat tarekat ini bertahan di Aceh sepeninggal Hamzah. Ketika Yusuf
Makasari singgah di Aceh dalam perjalannyadari Sulawesi ke Mekkah, sekitar tahun
1645, dia masuk tarekat Qadiriyah. Melalui karya Syekh Yusuf Makasar Safinat-al-
Najat, data mengenai silsilah tarekat al-Raniri dapat diketahui. Al-Raniri merupakan
penganut tarekat Rifa’iyah yang diinisiasi oleh gurunya Ba syaiban, ternyata dia juga
mempunyai silsilah tarekat Aydarusiyah dan Qadiriyah.

Mulai abad ke-18 murid-murid Jawi di Haramain sangat tertarik kepada


pelajaran yang dikembangkan oleh seorang Ulama sufi yang sangat kharismatik,
Muhammad Abd al-Karim al-Saman [1718-1775] di Madinah. Al-Saman dibaiat
menjadi pengikut berbagai tarekat disamping Khalwatiyah [terutama Qadiriyah,
Naqsabandiyah, dan Syadziliyah].

Hingga sekarang terdapat pusat-pusat terekat di jawa seperti Jombang,


Mreggen Dema, Popongan Klaten, Pekalongan, Cirebon dan Tasikmalaya. Tarekat-
tarekat di wilayah-wilayah tersebut juga mengalami perubahan melalui penggabungan
ajaran-ajaran terekat yang berlainan. Maka muncullah diwilayah ini tarekat-tarekat
gabungan seperti Qadariyah Naqsabandiya, Khalidiyah dan lain-lain.
B. Tarekat yang berkembang di Indonesia
1. Tarekat Qadariyah
Qadariyah adalah nama tarekat yang diambil dari nama pendirinya, ysitu Abd
ad Qadir Jilani, yang terkenal dengan sebutan Syaikh Abd al Qadir Jilani al-ghawst
atau quthb al-awliya. Tarekat ini menempati posisi yang amat penting dalam sejarah
spiritualitas Islam karena tidak saja sebagai pelopor lahirnya organisasi tarekat, tetapi
juga cikal bakal munculnya berbagai tarekat di dunia Islam. Kendati struktur
organisasinya baru muncul beberapa decade setelah kematiannya, semasa hidup sang
Syaikh telah memberikan pengaruh yang amat besar pada pemikiran dan sikap umat
Islam. Dia dipandang sebagai sosok ideal dalam keunggulan dan pencerahan spiritual.
Namun, generasi selanjutnya mengembangkan sekian banyak legenda yang berkisar
pada aktivitas spiritualnya, sehingga muncul berbagai kisah ajaib tentang dirinya.

2. Tarekat Syadziliyah
Tarekat Syadziliyah tak dapat dilepaskan hubungannya dengan pendirinya,
yakni Abu al Hasan al-Syadzili. Selanjutnya nama tarekat ini dinisbahkan kepada
namanya Syadziliyah yang mempunyai ciri khusus yang berbeda dengan tarekat-
tarekat lain.

3. Tarekat Naqsybandiyah
Pendiri Tarekat Naqsyabandiyah9 adalah seorang pemuka tasawuf terkenal
yakni, Muhammad bin Muhammad Baha al-Din al-Uwaisi al-Bukhari Naqsyabandi,
dilahirkan di sebuah desa Qashrul Arifah, kurang lebih 4 mil dari Bukhara tempat
lahir Imam Bukhari. Ia berasal dari keluarga dan lingkungan yang baik. Ia mendapat
gelar Syaikh yang menunjukan posisinya yang penting sebagai seorang pemimpin
spiritual. Setelah ia lahir segera dibwa oleh ayahnya kepada Baba al-Samasi yang
menerimanya dengan gembira. Ia belajar tasawuf kepada Baba al-Samasi ketika
berusia 18 tahun.

Kemudia ia belajar ilmu tarekat pada seorang quthb di Nasaf, yaitu Amir Sayyid
Kulal al-Bukhari. Kulal inilah ia pertama belajar tarekat yang didirikannya. Selain
ituNaqsyabandi pernah belajar juga pada seorang arif bernama al-Dikkirani selama
sekitar satu tahun. Ia pun pernah bekerja untuk Khalil penguasa Samarkand, kira-kira
selama dua belas tahun. Tarekat Naqsyabandiyah yang menyebar di nusantara berasal
dari pusatnya di Mekkah yang dibawa oleh para pelajar Indonesia yang belajar di sana
dan oleh para Jemaah haji Indonesia. Mereka ini kemudian memperluas dan
menyebarkan tarekat ini ke seluruh pelosok nusantara.
4. Tarekat Khalwatiyah
Tarekat Khalwatiyah di Indonesia banyak dianut oleh suku Bugis dan
Makassar di Sulesi Selatan atau di tempat-tempat lain dimana suku itu berada seperti
di Riau, Malaysia, Kalimantan Timur, Ambon, dan Irian Barat.
Nama Khalwatiyah diambil dari nama seorang sufi ulama dan pejuang Makasar abad
ke-17, Syaikh Yusuf alMakassari al Khalwati [ tabarruk terhadap Muhammad [Nur] al
Khalwati al Khawa Rizm yang sampai sekarang masih sangat dihormati.Sekarang
terdapat dua cabang terpisa dari tarekat ini yang hadir bersama. Keduanya dikenal
dengan nama tarekat Khalwatiyah Yusuf dan Khalwatiyah Samman. Pengikut kedua
cabang tarekat ini secara keseluruhan mencakup 5% dari penduduk provinsi yang
berumur diatas 15 tahun; pengikut yang berada di Maros mencapai dua pertiga dari
jumlah penduduk dewasa di daerah tersebut.

5. Tarekat Syattariyah
Tarekat Syattariyah merupakan salah satu jenis tarekat terpening dalam proses
islamisasi di dunia Melayu-Indonesia-sejauh ini diketahui bahwa persebarannya
berpusat pada satu tokoh utama, yakni Abdurrauf al-Sinkili di Aceh. Melalui sejumlah
muridnya,ajaran tarekat Syattariyah kemudian tersebar keberbagai wilayah di dunia
Melayu-Indonesia.

6. Tarekat Sammaniyah
Tarekat Sammaniyah didirikan oleh Muhammad bin Abd al-Karim al-Madai
al-yafi’i al Samman [1130-1189/1718-1775]. Ia lahir di Madinah dari keluarga
Quraisy. Di kalangan murid dan pengikutnya, ia lebih dikenal dengan al-Sammani
atau Muhammad Samman. Syekh Samman sebenarnya tidak hanya meguasai bidang
tarekat saja tetapi bidang-bidang ilmu Islam lainnya..
Mungkin dapat dipastikan bahwa didaerah Sulawesi Selatan lah tarekat Sammaniyah
masih banyak para pengikutnya hingga kini. Selain di Sulawesi Selatan, denyut
kehidupan meriah tarekat Sammaniyah juga terjadi di Kalimantan Selatan. Daerah
yang merupakan asal dari M.Arsyad Al-Banjari, yang menjadi murid Syaikh
Samman.

7. Tarekat Tijaniyah
Tarekat Tijaniyah didirikan oleh Syaikh Ahmad bin Muhammad al Tijani
[1150-1230H/1737-1815] yang lahir di Ain Madi,Aljazair Selatan, dan meninggal di
Fez, Maroko, dalam usiaa 80 tahun. Syaik Ahmad Tijani diyakini oleh kaum
Tijaniyah sebagai wali agung yang memiliki derajat tertinggi, dan memiliki banyak
keramat, karena didukung oleh faktor geneologis, tradisi keluarga, dan proses
penempaan dirinya.
BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN

1. Berdasarkan penjelasan di atas perkembangan Tarekat di Indonesia sekarang tentu


tidak lepas dari sumber ajaran Islam bersasal yaitu di jazirah Arab, tempat di mana
makhluk ciptaan Allah yang paling mulia diantara seluruh makhluk yaitu Baginda
Rasulullah saw.
2. Sebagaimana telah diketahui bahwa tasawuf itu secara umum adalah usaha
mendekatkan diri kepada Allah sedekat mungkin dengan melalui pensucian rohani
dan memperbanyak ibadah. Sedangkan tarekat adalah ajaran-ajaran tasawuf yang
merupakan jalan yang harus ditempuh untuk mendekatkan diri itu kepada Allah.

3. Pada abad pertama Hijriyah mulai ada perbincangan tentang teologi dilanjutkan
mulai ada formalisasi syariah. Abad kedua Hijriyah mulai muncul tasawuf Pada abad
ke-5 Hijriyah atau 13 masehi barulah muncul tarekat sebagai kelanjutan kegiatan
kaum sufi sebelumnya tarekat dapat dilacak pada abad ke-18 ketika barbagai tarekat
telah memperoleh pengikut yang tersebar luas di Nusantara.

4. Tarekat yang berkembang di Indonesia


 Tarekat Qadariyah
 Tarekat Syadziliyah
 Tarekat Naqsybandiyah
 Tarekat Khalwatiyah
 Tarekat Syattariyah
 Tarekat Sammaniyah
 Tarekat Tijaniyah
BAB V

DAFTAR PUSTAKA

Abu Bakar Aceh, Pengantar Ilmu Tarekat [Uraian tentang Mistik], Jakarta: Fa
H.M.Tawi & Son, 1966], h. 5

Azyumardi Azra, Renaisans Islam Asia Tenggara, Sejarah Wacana dan Kekuasaan,
[Bandung: Rosdakarya, 1999],cet.I, h. 34
A.Mukti, Alam Pikiran Islam Modern di Indonesia, [Yogyakarta: Nida, 1971], h.
5.                                                                          
,Jarngan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII-XVIII: Melacak
Akar –akar Pembaruan Pemikiran Islam Indonesia,Mizan<Bandung,cet. 4,1998, hal.
35.
Paradigma Islam; Interpretasi untuk Aksi, Bandung, 1996
Matsuki HS,”Neo Sufisme di Nusantara; Kesinaambungan dan Perubahan “ dalam
Ulumul Qur’an,No.6/VII/1997,hal.56..
H.A.Fuad Said, Hakikat Tarekat Naqsyabandiyah,,Jakarta: Al-Husna Zikra, 1996, h.
23
H.A.R.Gibb et al. [ed], Shorter Encyclopesia of Islam,[Leiden-New York:
E.J.Brill,1991],h.592-594
Muhammad Yuuf an-Nabhani, Hujjat Allah ala al-Alamin, [Berikut: Dar al-Fikr,
t.th.], h. 10.

Anda mungkin juga menyukai