Anda di halaman 1dari 14

TUGAS TERSTRUKTUR DOSEN PENGAMPU

AKHLAK TASAWUF St.RAHMAH, Dra, M.Ag

MAKALAH
TASAWUF DI INDONESIA
OLEH KELOMPOK 11

Muhammad Akbar (210104030062)


M. Alfan Mafarizza (220104030043)
Shafira Okta Warohmah (220104030064)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
PROGRAM STUDI SEJARAH DAKWAH
BANJARBARU TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang sudah melimpahkan rahmat, taufik,
dan hidayah- Nya sehingga kami bisa menyusun makalah Akhlak Tasawuf ini dengan baik serta
tepat waktu. Seperti yang sudah kita tahu bahwa “Tassawuf di Indonesia” itu sangat penting untuk
diketahui bagi masyarakat. Semuanya akan dibahas pada makalah ini kenapa Tasawuf itu penting
bagi manusia.
Makalah ini kami buat untuk memberikan ringkasan agar masyarakat tau tentang pentingnya
Tassawuf di Indonesia. Mudah-mudahan makalah yang kami buat ini bisa menjadi motivasi bagi
para masyarakat dalam mengetahui Sejarah Tasawuf di Indonesia. Kami menyadari kalau masih
banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini.
Oleh sebab itu, kritik serta anjuran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan guna
kesempurnaan makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengajar mata kuliah
Akhlak Tasawuf. Serta pihak yang sudah menolong turut dan dalam penyelesaian makalah ini.
Atas perhatian serta waktunya, kami sampaikan banyak terima kasih.

Banjarbaru, 11 Desember 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................ ii


Daftar Isi .................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 2
1.3 Tujuan Makalah ................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Tasawuf ........................................................................................... 3
2.2 Sejarah Tasawuf di Indonesia ............................................................................. 4
2.3 Tokoh-tokoh dalam Tasawuf di Indonesia.......................................................... 6
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan ............................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… ………….. 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduknya memeluk agama islam.
Tersebarnya agama islam di penjuru Nusantara tidak dipungkiri berkat jasa-jasa para
ulama terdahulu yang menyebarkan agama islam hingga ke plosok negeri ini. Tasawuf
merupakan salah satu cara atau pendekatan yang dilakukan para ulama terdahulu dalam
menyebarkan agama islam di Indonesia. Tidak dapat di pungkiri lagi bahwa sedikit
banyaknya islam tersebar di Nusantara berkat jasa sufu-sufi terdahulu.

Perkembangan-perkembangan tasawuf di Indonesia erat kaitannya dengan budaya-


budaya bangsa Indonesia yang bersifat mistik, tasawuf dapat berkembang secara cepat
dalam penyebarannya. Tasawuf merupakan bagian dari metode penyebaran ajaran
Islam yang sangat mempunyai kemiripan dalam metode pendekatan-pendekatan agama
Hindu-Buddha yang merupakan sistem keagamaan masyarakat Indonesia sebelum
Islam. Kemiripan dalam metode pendekatan dengan latihan kerohanian, inilah yang
kemudian mempermudah berkembangnya tasawuf di Indonesia. Tasawuf merupakan
alat dari salah satu persebaran Islam di Indonesia.

Tasawuf merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kajian Islam di Indonesia.
Sejak masuknya Islam ke Indonesia, unsur tasawuf telah mewarnai kehidupan
keagamaan di masyarakat, bahkan hingga saat ini pun nuansa tasawuf masih terlihat
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pengamalan keagamaan dari sebagian kaum
muslim di Indonesia. Hal ini terbukti dengan semakin maraknya kajian Islam di bidang
ini dan juga melalui gerakan di bidang tarekat.

1
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah pada makalah ini ialah sebagai berikut:
1, Apa yang dimaksud tasawuf?
2. bagaimana Sejarah Tasawuf di Indonesia?
3. Siapa saja Tokoh-tokoh dalam Tasawuf di Indonesia?

C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini ialah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud tasawuf

2. Untuk mengetahui Sejarah Tasawuf Indonesia

3. Untuk mengetahui tokoh tasawuf di Indonesia

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN TASAWUF
Tasawuf adalah salah satu cabang dalam disiplin ilmu keislaman yang mengkaji
tentang bagaimana kita sebagai seorang hamba dapat beriman dan berhubungan langsung
kepada sang pencipta melalui ibadah. Tasawuf berkembang pesat terutama pada abad ke
13. Sejak Islam masuk ke Indonesia telah tampak unsur tasawuf mewarnai kehidupan
keagamaan masyarkat, bahkan hingga saat ini pun nuansa tasawuf masih kelihatan
menjadi bagian tak terpisahkan dari pengalaman sebagian muslim Indonesia.
Tasawuf sering dikaitkan dengan tiga pengertian sebagai berikut: Pertama, tasawuf,
sering dipahami sebagai akhlak atau adab yang harus dijalankan manusia ketika mau
mendekat kepada Allah. Ada yang lebih tegas lagi mengatakan bahwa tasawuf adalah
akhlak yang baik. Kalau definisi ini disepakati, maka semua orang barangkali sepakat
bahwa ajaran Al- Qur‟an dan sunnah mengajarkan tasawuf. Artinya Nabi SAW datang
untuk mengajarkan tasawuf, dan mengajak kita semua untuk menjadi sufi. Karena salah
satu misi kerasulannya adalah untuk memperbaiki akhlak masyarakat. Kedua, tasawuf
juga diartikan sebagai cara untuk mencapai ma‟rifat, untuk mencapat pengetahuan.
Pengetahuan bukan saja diperoleh melalui belajar atau lewat penalaran saja. Ada
pengetahuan yang langsung diberikan oleh Allah yang disebut ilmu laduni. Mungkin,
asalnya diambil dari kalimat min ladunka rahmah (rahmat dari sisimu). Jadi ada ilmu
khusus yang tidak diperoleh melalui pengamatan empiris, belajar atau penelitian,
melainkan diberikan langsung oleh Allah kepada orang yang dikehendaki. Allah
memiliki cara untuk mengajari kita tidak melalui makhluk-Nya. Tetapi ilmu itu
diberikan secara langsung dari Allah, yang sering disebut ilham atau isyraq yang berarti
iluminasi atau pencerahan. Ketiga, tasawuf juga dianggap sebagai ilmu yang berkenaan
dengan pandangan tentang realitas.

3
B. SEJARAH TASAWUF DI INDONESIA
Tasawuf dalam masa pertumbuhannya muncul bermacam-macam konsep ajaran
yang disampaikan oleh para sufi, yaitu al-khauf dan al-raja' yang diperkenalkan oleh Al-
Hasan al-Basri (642-728 M.), mahabbah oleh Rabi'ah al-Adawiyah (714-801 M.), hulul
oleh Al-Hallaj, al-ittihad oleh Yazid al-Bustami (814-875 M.) dan ma'rifah oleh Abu
Hamid al-Gazali (w. 1111 M.). pada abad ke 5 H/13 M kegiatan para sufi kemudian
mulai melembaga hingga memunculkan tarekat. Hal ini ditandai dengan nama pendiri
atau tokoh-tokoh sufi yang lahir pada abad itu yang selalu dikaitkan dengan silsilahnya.
Setiap tarekat mempunyai syekh, kaifiyat zikir dan upacara-upacara ritual masing-
masing. Biasanya syekh atau mursyid mengajar murid-muridnya di asrama ltempat
latihan rohani yang dinamakan suluk atau ribath.28 Mula-mula muncul tarekat Qadiriyah
yang dikembangkan oleh Syekh Abdul Qadir di Asia Tengah, Tibristan tempat
kelahirannya, kemudian berkembang ke Baghdad, Irak, Turki, Arab Saudi sampai ke
Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, India, Tiongkok. Muncul pula tarekat
Rifa‟iyah di Maroko dan Aljazair. Disusul tarekat Suhrawardiyah di Afrika Utara, Afrika
Tengah, Sudan dan Nigeria. Tarekat-tarekat itu kemudian berkembang dengan cepat
melalui kurid-murid yang diangkat menjadi khalifah, mengajarkan dan menyebarkan ke
negeri-negeri Islam, hingga bercabang dan beranting dalam jumlah yang banyak. 1
Dalam perkembangannya tarekat-tarekat yang muncul memiliki peranan yang
besar dalam kehidupan umat Islam tidak hanya dalam bidang agama tetapi juga dalam
bidang lain. Sesudah kekhalifaan Baghdad runtuh tugas mempertahankan persatuan umat
Islam dan penyebaran agama terutama banyak dipegang oleh para sufi. Ketika daulah
Usmaniyah berdiri, peranan tarekat (Bahtesyi) saangat besar baik dalam bidang politik
maupun militer. Demikian juga di Afrika Utara, tarekat Sanusiyah memiliki peranan yang
besar terutama di negeri Aljazair dan Tunisia, sedangkan di Sudan tarekat Syadziliyah
berperan besar dalam penyebaran Islam.2
Khusus di Indonesia, berkembangnya tarekat tidak lepas dari proses masuknya
Islam di wilayah ini. Islam yang masuk di Indonesia pada mulanya bercorak tasawuf
yang dibuktikan oleh beberapa data yang ditunjukkan oleh para sejarawan. Marrison

1
9Sri Mulyati, Mengenal dan Memahami Muktabarah di Indonesia., h. 7
2
Ibid

4
ketika menjelaskan tentang masuknya Islam di Indonesia menyebutkan fakta bahwa yang
mengislamkan Nusantara berasal dari India Selatan yaitu Mu‟tabar (malabat) yang
dilakukan oleh para muballig yang bergelar fakir. Gelar fakir mengingatkan pada gelar
yang diberikan kepada seorang sufi yang meninggalkan keduniaan dan memilih hidup
untuk keagamaan. Dari teori Marrison ini kemudian muncul teori berikut yang berupaya
menjawab pertanyaan apakah Islam yang masuk di Indonesia pada awalnya bercorak
tasawuf.
Teori Hill menyebutkan bahwa dalam Hikayat Raja-Raja Pasai yang disusun pada
abad ke 14 mengatakan Islam yang datang di Nusantara beraliran tasawuf. Data ini di
dukung oleh Sejarah Melayu yang sumbernya juga dari Hikayat Raja-raja Pasai. Teori
Bech menyatakan dalam teks Sejarah Melayu dijelaskan tentang kesenangan Sultan
malaka kepada ilmu tasawuf di mana pada suatu waktu seorang ulama, yaitu Maulana
Abu Iskak datang memberi hadiah kepada sultan berupa kitab yang berjudul Durrul
Mandhum (mutiara yang tersusun). Sultan berkali-kali mengutus utusan yang agar
menemui Sultan Aceh untuk berkonsultasi tentang ilmu tasawuf. Teori Raffles
menyebutkan peristiwa terakhir dalam Sejarah Melayu adalah penyerangan Sultan
Malaka yang kemudian lari ke Johor. Dari segi waktu kejadian Sejarah Melayu yang
ditulis pada tahun 1536 dan baru dapat dibaca pada abad ke 16 sebagai bukti bahwa teks
ini sebelumnya masih berupa cerita lisan. Sehingga dapat disimpulkan ilmu tasawuf telah
diberkembang dan ditulis menjadi sebuah naskah pada abad ke 16. Teori Johns
berpendapat naskah-naskah abad ke 16 yang diteliti oleh para orientalis bercorak tasawuf
sehingga dapat menjadi obyek bagi kajian sejarah intelektual Islam dan perkembangan
ilmu tasawuf di Indonesia.3
Dari teori-teori yang menyebutkan peranan para sufi dalam penyiaran Islam di
Indonesia tersebut menurut Azyumardi Azra berhasil membuat korelasi antara peristiwa-
peristiwa politik dan gelombang-gelombang konversi kepada Islam. Meski peristiwa-
peristiwa politik –dalam hal ini kekhalifaan Abbasiyah- merefleksikan hanya secara tidak
langsung pertumbuhan massal masyarakat muslim, orang tak dapat mengabaikan peranan
para sufi ini, karena semua itu mempengaruhi perjalanan masyarakat muslim di bagian-

3
Sangidu, Wachdatul Wujud, Polemik Pemikiran Sufistik antara Hamzah Fansuri dan Syamsuddin
as-Samatrani dengan Nuruddin ar-Raniri., h. 24-25.

5
bagian lain dari dunia Islam. Teori ini juga berhasil membuat korelasi penting antara
konversi dengan pembentukan dan perkembangan institusi-institusi Islam yang menurut
Bulliet, akhirnya membentuk dan menciptakan ciri khas masyarakat tertentu sehingga
benar-benar dapat dikatakan sebagai masyarakat muslim. Institusi-institusi yang
terpenting itu ialah madrasah, tarekat sufi, futuwwah (persatuan pemuda), dan kelompok-
kelompok dagang dan kerajinan tangan. Semua insitusi ini menjadi penting berperanan
hanya pada abad ke 11.4
Para sufi pertama yang mengajarkan tasawuf dan tarekat di Indonesia ialah Hamzah
Fansuri (w. 1590), Syamsuddin as-Samatrani (w. 1630), Nuruddin ar-Raniri (w. 1658),
Abd. Rauf as-Singkeli (1615-1693) dan Syekh Yusuf al-Makassar (1626- 1699). Sufi-sufi
tersebut merupakan tokoh-tokoh yang memiliki konstribusi yang besar dalam penyiaran
dan perkembangan Islam di Indonesia. Disamping mereka terdapat para ulama yang juga
menyiarkan Islam dengan menggunakan metode yang akomodatif dalam dakwahnya
seperti wali songo yang menyebarkan Islam di tanah Jawa, Rajo Bagindo ke Kalimantan
Utara dan Kepulauan Sulu, Syekh Ahmad ke Negeri Sembilan daqn lain-lain

C. TOKOH-TOKOH DALAM TASAWUF DI INDONESIA


Berikut adalah beberapa tokoh terkenal dalam tasawuf di Indonesia
1. Syekh Yusuf Al-Makassari
Syaikh Yusuf Al-Makasari adalah seorang ulama, mufti, pendiri tarekat, pejuang, dan
penulis yang berasal dari Makassar. Ia lahir di Moncong Loe, Goa, Sulawesi Selatan
tahun 1626 M, dua puluh tahun sebelum Islam diterima sebagai agama resmi di
Kerajaan Goa. Nama aslinya Muhammad Yusuf. Ia dibesarkan di istana karena ia
diangkat oleh raja sebagai anak angkat.
Al-Makasari adalah pejuang yang gigih. Sewaktu di Makassar, ia bersama Sultan
Hasanuddin ikut berperang melawan Belanda. Setelah ditangkap oleh Belanda, ia
diasingkan ke Banten. Di sana ia berdakwah bersama Syaikh Abdul Muhyi
Pamijahan. Dua ulama yang memiliki keramahan tinggi ini sering bertemu. Al-
Makasari juga berjuang bersama Sultan Abdul Fatah yang bergelar Sultan Ageng
Tirtayasa. AlMakasari dikenal dengan karya tulisannya tentang berbagai aspek agama

4
Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur Tengahdan Kepulauan Nusantara Abad XVII & XVIII., h. 16

6
yang jumlahnya kurang lebih sekitar 22 judul dan menyebar di kalangan masyarakat.
Karya-karyanya dicetak dalam bahasa Arab dan Melayu.
Ajaran tasawuf yang dibawa oleh syekh Yusuf ialah Al-Makasari mengembangkan
istilah alihathah (peliputan) dan alma‟iyyah (kesertaan). Kedua istilah itu menjelaskan bahwa
Tuhan itu turun (tanazul), sedangkan manusia naik (taraqii), suatu proses spiritual yang
membawa keduanya semakin dekat. Al-Makasari menggarisbawahi bahwa proses ini
tidak akan mengambil bentuk kesatuan wujud antara manusia dan Tuhan. Sebab,
alihathah dan alma‟iyyah Tuhan terhadap hamba-Nya adalah secara ilmu. Al-
Makasari juga berbicara tentang insan kamil dan proses penyucian jiwa. Ia
mengatakan bahwa seorang hamba akan tetap hamba walaupun telah naik derajatnya
dan Tuhan akan tetap Tuhan walaupun turun pada diri hamba. Mengenai proses
penyucian jiwa, ia menempuh cara yang moderat. Menurunya, kehidupan dunia
bukanlah untuk ditinggalkan dan hawa nafsu tidaklah harus dimatikan. Sebaliknya,
hidup diarahkan untuk menuju Tuhan. Gejolak hawa nafsu harus dikendalikan
melalui tertib kehidupan dan disiplin diri atas dasar orientasi ketuhanan yang
senantiasa melindungi manusia. Adapun cara-cara yang dapat ditempuh untuk menuju
Tuhan, ia membaginya dalam tiga tingkatan, yakni:
1. Tingkatan ahyar (orang-orang terbaik), yaitu memperbanyak shalat, puasa,
membaca Alquran, naik haji, dan berjihad di jalan Allah.
2. Tingkatan mujahaddah asy-syawaq (orang-orang yang berjuang melawan
kesulitan), yaitu berlatih keras untuk melepaskan perilaku buruk dan menyucikan
pikiran dengan memperbanyak amalan lahir dan batin.
3. Tingkatan ahl adz-dzikir (ahli dzikir), yaitu mencintai Tuhan, baik lahir maupun
batin. Tingkatan yang ketiga ini merupakan jalan bagi orang yang telah kasyaf untuk
berhubungan dengan Allah.

2. Kh. Hasyim Asy‟ari


KH. Hasyim Asy‟ari lahir di desa Gedang 2 kilometer sebelah utara kota Jombang,
Jawa Timur pada hari selasa tanggal 24 Dzulhijjah 1289 (14 Februari 1871). Ia wafat
di Tebuireng, Jombang tanggal 7 Ramadhan 1366 (25 Juli 1947), pada usia 76 tahun.
Ayahnya bernama KH. Asy‟ari dari Demak, keturunan Raja Majapahit (Brawijaya

7
VI) dari garis keturunan Jaka Tingkir. Ibunya bernama Nyai Halimah atau Winih,
putri Kiai Utsman dari Pesantren Gedang, Jombang.
Hasyim mempelajari fiqh madzhab Syafi‟i di bawah bimbingan Syaikh Ahmad
Khatib Al-Minangkabawi yang juga ahli dalam ilmu falak, ilmu hisab, dan aljabar.
Ahmad Khatib adalah ulama moderat yang memperkenalkan Hasyim untuk
mempelajari Tafsir Al-Manar. Hasyim sangat menguasai ilmu hadis. Ia juga terkenal
sebagai seorang sufi sekalipun tidak memimpin tarekat. Di samping itu, Hasyim juga
dikenal sebagai ulama penulis. Selain itu, KH. Hasyim Asyari juga dikenal sebagai
pendiri Pesantren Tebuireng, Jombang, dan juga pendiri Nahdlatul Ulama (NU),
sebuah organisasi Islam terbesar di Indonesia yang didirikan pada 31 Januari 1926,
bersama tokoh-tokoh kiai pesantren, seperti KH. Wahab Hasbullah, KH. Bisri
Syamsuri, KH. Ma‟shum Lasem, dan KH. A. Halim Leuwimunding Cirebon. Hasyim
juga mengeluarkan fatwa untuk melawan penjajah Belanda. Fatwa yang dikeluarkan
olehnya sebagai rais akbar NU dan dikenal dengan Resolusi Jihad. Fatwa itu
disampaikan pada 22 Oktober 1945 dan membangkitkan perlawanan senjata bangsa
Indonesia, khususnya di Surabaya yang terkenal dengan peristiwa 10 November
1945. Peristiwa itu kemudian dikenal sebagai Hari Pahlawan.
Adapun ajaran tasawuf yang dibawa oleh Kh. Hasyim Asy‟ari adalah Pemikiran
tasawufnya tertuang dalam beberapa kitab karyanya. Pertama, Ad-Durar Al-
Muntasyirah fi Masa‟il Tis‟ah „Asyarah (mutiara-mutiara tercecer yang membahas
tentang sembilam belas masalah). Kitab ini berisi tentang tarekat, wilayah (kewalian),
serta hal-hal yang berhubungan dengan masalah tarekat dan tasawuf. Kedua, dalam
kitabnya yang berjudul Tamyiz Al-Haqq min Al-Bathil (pembedaan yang Hak dari
yang bathil). Buku ini membahas penyimpanganpenyimpangan terhadap perilaku
tasawuf dan tarekat. Ketiga, Risalah Jam‟iyyah Al-Maqashid. Kitab ini membahas
mengenai akidah, syariah dan tasawuf.
3. Buya Hamka
HAMKA adalah kependekan dari Haji Abdul Malik Karim Amrullah. Ia lahir di
Maninjau, Sumatera Barat tanggal 16 Februari 1908 yang bertepatan dengan 13
Muharram 1326 Hijriah. Ia adalah anak seorang ulama pembaharu Minangkabau, Dr.
Haji Abdul Karim Amrullah, yang dikenal dengan Haji Rasul. Prof. Dr. HAMKA

8
meninggal pada tahun 1984 di Jakarta dengan meninggalkan lembaga pendidikan
yang dikelolanya, yaitu perguruan Al-Ahzar.
Adapun ajaran tasawuf yang dibawa HAMKA adalah Tasawuf pada hakikatnya
adalah usaha yang bertujuan memperbaiki budi dan membersihkan batin. HAMKA
berpendapat, tasawuf yang bermuatan zuhud itu benar. Begitu pula dengan tasawuf
yang dilaksanakan atas dasar iktikad yang benar dan berfungsi sebagai media
pendidikan moral keagamaan yang efektif
Secara garis besar, konsep dasar tasawuf HAMKA adalah tasawuf yang berorientasi
“ke depan” yang meliputi prinsip tauhid untuk menjaga hubungan transenden dengan
Tuhan sekaligus merasa dekat dengan Tuhan. Dalam konteks tasawuf, selain kita
melaksanakan perintah agama, kita juga dituntut untuk mencari hikmahnya. Setelah
mengetahui hikmah tersebut, maka kita diharapkan memiliki sikap yang positif.
Semua itu, berjalan beriringan tanpa harus menggeser yang lainnya. Konsep dasar
tasawuf modern milik HAMKA berlawanan dengan konsep dasar tasawuf tradisional.
Tasawuf modern jika dihadapkan dengan peranan mengisi kekosongan “makna”
(pencarian makna kemanusiaan) untuk zaman modern ini, tampaknya relevan.

9
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Tasawuf adalah salah satu cabang dalam disiplin ilmu keislaman yang mengkaji
tentang bagaimana kita sebagai seorang hamba dapat beriman dan berhubungan langsung
kepada sang pencipta melalui ibadah. Tasawuf berkembang pesat terutama pada abad ke
13. Sejak Islam masuk ke Indonesia telah tampak unsur tasawuf mewarnai kehidupan
keagamaan masyarkat, bahkan hingga saat ini pun nuansa tasawuf masih kelihatan
menjadi bagian tak terpisahkan dari pengalaman sebagian muslim Indonesia.
Masuk dan berkembangnya tarekat tasawuf di Indonesia tidak lepas dari proses
masuknya Islam di wilayah ini. Islam yang masuk di Indonesia pada mulanya bercorak
tasawuf yang dibuktikan oleh beberapa data yang ditunjukkan oleh para sejarawan yang
mengatakan bahwa awal mula masuknya islam di Indonesia ialah diwarnai oleh corak
tasawuf.
Adapun beberapa para tokoh terkemuka yang menyebarkan tasawuf di Indonesia
ialah Syekh Yusuf Al-Makassari yang membawa ajaran alihathah (peliputan) dan
alma‟iyyah (kesertaan). Kh. Hasyim Asy‟ari yang membawa ajaran tentang Pemikiran
tasawufnya tertuang dalam beberapa kitab karyanya. Pertama, Ad-Durar Al-Muntasyirah
fi Masa‟il Tis‟ah „Asyarah (mutiara-mutiara tercecer yang membahas tentang sembilam
belas masalah). Kitab ini berisi tentang tarekat, wilayah (kewalian), serta hal-hal yang
berhubungan dengan masalah tarekat dan tasawuf. Kedua, dalam kitabnya yang berjudul
Tamyiz Al-Haqq min Al-Bathil (pembedaan yang Hak dari yang bathil). Buku ini
membahas penyimpanganpenyimpangan terhadap perilaku tasawuf dan tarekat. Ketiga,
Risalah Jam‟iyyah Al-Maqashid. Kitab ini membahas mengenai akidah, syariah dan
tasawuf, dan Buya hamka yang membawa ajaran tentang tasawuf mengenai usaha yang
bertujuan untuk memperbaiki budi dan membersihkan batin.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ghaffar, Nurkhalis A. TASAWUF DAN PENYEBARANNYA DI INDONESIA. Makassar.


Jurnal Rihlah. Vol. III No. 1. 2015. h 76-78.
Munawir, Dr. H., M.Pd.I. 20 TOKOH TASAWUF DI INDONESIA DAN DUNIA. 2019.
Sariroh, Malik Aminatus, dan Ahmad Sabarudin. TASAWUF DI INDONESIA SYEKH
MUHAMMAD ARSYAD AL-BANJARI DAN SYEKH MUHAMMAD NAFIS AL-
BANJARI. Palangkaraya. 2012. h 4.
Suherman, Dr., M.Ag. PERKEMBANGAN TASAWUF DAN KONTRIBUSINYA DI
INDONESIA. Medan. Jurnal Ilmiah Reseacrh Sains. Vol. 5. No. 1. 2019.

11

Anda mungkin juga menyukai