Anda di halaman 1dari 9

TASAWUF DI INDONESIA DAN TOKOHNYA

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Akhlak Tasawuf
Yang di ampu oleh Bapak Moch. Cholid Wardi, M. H. I

Oleh:
KELOMPOK 12
1. Abigail syavinlla ardian
2. Muhammad Adzkara
3. Faiz Nur Aziz Fadhilah

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2022
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillahirabbil'alamin,
Dengan menyebut nama ALLAH SWT. Yang Maha Pengasih lagi pengasih lagi Maha
penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur kepada ALLAH SWT, Yang telah
memberikan rahmat dan hidayah kepada seluruh umatnya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul mengenai TASAWUF DI INDONESIA DAN
TOKOHNYA.
Makalah akhlak tasawuf ini sudah kami susun yang sudah susun dengan sebaik baiknya,
dengan mengambil dari berbagai buku referensi.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan
dan masih jauh dari kata sempurna dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
sebab itu kami terbuka untuk menerima saran dan kritik yang membantu untuk membangun
dari pembaca agar kami bisa melakukan perbaikan terhadap makalah ini menjadi makalah
yang baik dan benar
Akhir kata dan kelompok kami semoga makalah akhlaq tasawuf tentang TASAWUF DI
INDONESIA DAN TOKOHNYA ini dapat memberikan manfaat dan inspirasi kepada para
pembaca
Terimakasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb

Tangerang Selatan, 5 September, 2022


KELOMPOK XII
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................... i

DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 1

A. Latar Belakang........................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................
C.Tujuan........................................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................................2

A. Sejarah Perkembangan Tasawuf di Indonesia...............................................................


B. Tokoh-Tokoh Tasawuf di Indonesia...............................................................................
C. Pengaruh dan Pengalaman Tasawuf di Indonesia.........................................................

BAB III PENUTUP...............................................................................................................


A. Kesimpulan...............................................................................................................
B. Saran...............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan – perkembangan tasawuf di indonesia erat kaitannya dengan budaya –
budaya bangsa indonesia yang bersifat kental dengan hal yang berbau mistik, tasawuf
dapat berkembang dengan cepat dalam persebarannya. Tasawuf merupakan bagian
dari metode penyebaran ajaran islam yang terdapat banyak kemiripan dalam metode
pedekatan – pendekatan agama Hindu – Budha yang merupakan sistem keagamaan
masyarakat indonesia sebelum islam. Kemiripan dalam dalam metode pendekatan
kerohanian, inilah yang kemudian mempermudah berkembang dan meluasnya
tasawuf di indonesia. Tasawuf sendiri merupakan alat dari salah satu persebaran islam
di indonesia. Hal tersebut disebabkan karena sebagian besar penyebaran islam di
nusantara merupakan jada dari pada sufi.

B. Rumusan Masalah

 Bagaimana sejarah perkembangan tasawuf di indonesia


 Bagaimana aliran tasawuf di indonesia?
 Bagaimana pengaruh dan pengalaman tasawuf di indonesia?

C. Tujuan

 Untuk mengetahui sejarah perkembangan tasawuf di indonesia


 Untuk mengetahui tokoh tokoh – tokoh tasawuf di indonesia
 Untuk mengetahui pengaruh dan pengalaman tasawuf di indonesia
BAB II
PEMBAHASAN

A. SEJARAH PERKEMBANGAN TASAWUF DI


INDONESIA

Wacana tasawuf di indonesia khususnya tasawuf falsafi di Nusantara


dimotori oleh hamzah fansuri dan syamsuddin sumatrani, dua tokoh sufi
yang datang dari pulau andalas (sumatera) pada abad ke 17 M. Sekalipun
pada abad ke 15 sebelumnya telah terjadi peristiwa tragis berupa berupa
eksekusi mati terhadap Syekh siti jenar atas fatwa dari wali songo, karena
ajarannya dipandang menganut doktrin sufistik yang bersifat bid’ah berupa
pengakuan akan kesatuan wujud manusia dengan wujud tuhan, Zat Yang
Maha Mutlak.

Menurut Alwi Shihab, kehadiran Syekh Siti Jenar dengan ajaran dan syahahat-
nya yang dipandang sesat, dapat dijadikan sebagai tahap pertama
perkembangan tasawuf falsafi di Indonesia. Alwi menamakannya sebagai
tahap perkenalan. Pembunuhan terhadap Syekh Siti Jenar agaknya telah
meredupkan cahaya perkembangan tasawuf falsafi di Indonesia dalam waktu
yang lama, sampai kemudian munculnya Hamzah dan Syamsuddin di
Sumatera.

Hamzah fansuri adalah keturunan melayu yang dilahirkan di fansur nama lain
dari barus, Kualitas pendidikan yang cukup baik di aceh menjadikan hamzah
dapat mempelajari ilmu-ilmu agama seperti; fiqih,tauhid,akhlak,tasawuf,dan
juga ilmu umum seperti; kesustraan,sejarah dan logika. Selesai mengikuti
pendidikan ke timur tengah, khususnya Persia dan Arab, sehingga dia dapat
menguasai bahasa Arab dan Persia, mungkin juga bahasa Urdu. Dalam hal
tasawuf falsafi diperkirakan Hamzah mempelajari dari Iraqi, murid Sadr al-
Din al-Qunawi, murid kesayangan Ibnu Arabi.

Pemikiran Hamzah tentang ajaran wujudiyah terdapat dalam Karyanya Zinat


al-Wahidin, yang terdiri dari tujuh bab. Dalam karyanya tersebut Hamzah
menjelaskan bahwa penampakan Tuhan tidak terjadi begitu saja atau secara
langsung, tapi melalui tahap tertentu, sehingga keesaan dan kemurnian Tuhan
tidak tercampuri dengan makhluk. Ajaran wujudiyah Hamzah ini kemudian
dikembangkan oleh muridnya Syamsuddin Sumatrani. Kebanyakan peneliti
berpendapat, hubungan mereka adalah guru- murid.

Kedua tokoh dengan ajaran yang saling melengkapi ini bagaimanapun juga
telah mengajarkan dan secara sempurna tentang tasawuf falsafi yang
kemudian diikuti oleh banyak pengikutnya di nusantara dan indonesia.
Tasawuf akhlaki adalah aplikasi tasawuf dalam akhlak mukmin yang terpancar
dari bathinnya sehingga berpengaruh kepada seluruh tingkah lakunya.
Tasawuf akhlaki menuntut keikhlasan yang murni semata-mata karena Allah.
Sikap jiwa dididik agar memandang segala sesuatunya karena Allah dan akan
kembali kepada Allah. Tasawuf akhlaki memagari dirinya dengan Al-Qur’an
dan sunah dan menjauhi penyimpangan-penyimpangan yang menuju kepada
kesesatan dan kekafiran. Tasawuf tipe ini disebut “Tasawuf Suni” (al-
tashawwuf al-sunni).

Dibanding dengan tasawuf sunni, tasawuf falsafi lebih kaya dengan ide- ide
dan pikiran- pikiran tentang Tuhan dan alam metafisk. Ide- ide yang oleh para
sufinya dipandang tidak bertentangan dengan ajaran al-Qur’an dan Sunnah,
termasuk dalam hal ini ungkapan syahadat-nya.

Sementara tasawuf sunni tidak mementingkan ide-ide dan pikiran spekulatif


dalam tataran falsafah. Para sufi sunni sudah merasa cukup dengan
pemahaman akidah pokok yang diajarkan dalam ilmu tauhid. Persoalan
qadim-nya alam, kehidupan akhirat yang bersifat ruhani tidak terdapat dalam
kajian tasawuf sunni, karena di pandang tidak benar, menyalahi apa yang
diajarkan para mutakallimin.
Kontribusi tasawuf di indonesia

1. kontribusi dalam perjuangan di indonesia

Ketika tasawuf telah melembaga menjadi organisasi terekat, akhirnya terekat memiliki
pertambahan jumlah penganut yang sangat cepat, meskipun ini hampir selalu berarti penganut
awam. Bagi terekat sebagai sebuah organisasi pertambahan ini tentulah merupakan hal yang
positf dalam artian semakin membesarnya organisasi . Untuk kasus indonesia, meskipun
sebagai sebuah lembaga dan metode terekat sudah mulai menyebar sejak abad ke- 16, terekat
sebagai organisasi baru mulai kelihatan pada penghujung abad ke- 18 dan menjadi fenomena
pada abad berikutnya.

Di sisi lain , dengan semakin banyaknya penganut awam dalam terekat (dan ini adalah
konsekuensi logis dari pertumbuhannya sebagai organisasi), maka tumbuh pulalah
kecenderungan (kepengikutan) total kepada para pemimpin terekat. Dan ini meskipun
mungkin sering dianggap sebagai kemandegan pengembangan konseptual, tetapi justru
mendukung kemudahan mobilisasi massal pada saat yang dibutuhkan.

2. kontribusi dalam pertumbuhan akhlak masyarakat

Tarikat menurut Abdullah Ujong Rimba adalah cara atau kaifiyat mengerjakan sesuatu
amalan untuk mencapai satu tujuan. Cara atau kaifiyat dimaksud adalah cara sebagaimana
yang telah di rancang dan ditata sedimikan rupa oleh sufi – sufi besar dan guru – guru tarikat
sendiri yang sudah demikian banyak jumlahnya. Namun, semua kelompok tarikat yang
berkembang yang berkembang tersebut mengamalkan tiga ajaran dasar yang sama
sebagaimana disinggung di atas yaitu takhalil, tahalil dan tajalil.
Sebagai pembetukan dari tasawuf akhlaki dan ‘amali maka pengalaman ajaran tarikat ini
menggunakan pendekatan pendekatan akhlak dan amalan tertentu yaitu zikir dan doa.
Pengalaman ajaran tersebut bertujuan untuk mencapai hakikat atau kasyaf sehingga semakin
dekat dengan allah. Pelaksanaan amalannya sendiri harus dibawah bimbingan dan kontrol
seorang guru atau mursyid untuk menempuh jalan dalam mencapai hakikat, maka tarikat ini
dinamakan juga dengan tarikat suluk. Pribadi yang saleh dan berakhlak mulia. Perbuatan
yang demikian itu dilakukan dengan sengaja, sadar, pilihan sendiri dan bukan karena karena
paksaan. Sehingga hasil perubahan akhlaknya lebih permanen karena dikerjakan oleh orang
sadar apalagi dewasa.
TOKOH – TOKOH TASAWUF DI INDONESIA
1. Dzu Al-Nun Al-Misri : pencipta teori ma’rifat
Abu al-fayd Tauban bin ibrahim bin ibrahim bin muhammad al-Anshari (772-860M) yang
dijuluki sahib al-Hut (pemilik ikan). Ia dikenal sebagai sufi yang mengembangkan teori
tentang malrifat. Malrifat dalam bentuk terma sufistik memiliki pengertian yang berbeda
dengan istilah -ilm, yakni sesuatu yang bisa diperoleh melalui jalan usaha dan proses
pembelajaran.

2. Abu Yazid Al-Busthami: Teori Al-Ittihad


Al-Busthami adalah orang pertama yang memakai istilah fanal sebagai kosa kata sufistik.
Dia mengadopsi teori monisme dari gnositisme hindu-budha. Konsep muraqabah (pendekatan
spiritual) yang dipahaminya disejajarkan dengan ajran samadi (meditation) yang pada
puncaknya mencapai (fanal) di mana terjadi penyatuan antara “yang mendekat” (muraqib,
yakni sufi) dan “yang didekati” (muraqib,yakni Allah). Pada konteks ini diketahui bahwa
Busthami memilah antara konsep ibadah dan malrifah di mana ahli ibadah (ritual normatif)
dipersepsikan sebagai orang yang jauh untuk dapat meraih malrifah (tingkat spiritualitas hasil
pendakian sufistik).

3. Al-Junaid Al-Baghdadi: Teori Wihdat Al-Wujud


Abu al-Qasim al-Ajunaid bin Muhammad al-Nehawandi al- Baghdadi. Ia dikenal sebagai
tokoh yang mensistematisasikan beberapa kecenderungan tasawuf dan mencoba
mengislamisasi istilah- istilah tasawuf dengan istilah-istilah dari al-Quran. Ia digelari sayyid
al-taifah dan juga tawus al-ulama (burung merak para ulama). Dia menjadi figur teladan
dalam dunia ketasawufan.
PENGARUH TASAWUF DI INDOENSIA
Banyak pendapat yang mengatakan bahwa tasawuf berasal dari luar yang masuk ke dalam
Islam. Sebagian penulis ada yang berpendapat bahwa tasawuf berasal dari kebiasaan rahib-
rahib Kristen yang menjauhi dunia dan kesenangan material. Pendapat lain mengatakan pula
bahwa ajaran tasawuf timbul atas pengaruh ajaran Hindu dan disebutkan pula bahwa ajaran
tasawuf berasal dari filsafat phytagoras dengan ajaran-ajarannya yang meninggalkan
kehidupan material dan memasuki kehidupan kontemplasi. Dikatakan pula bahwa tasawuf
masuk ke dalam islam karena pengaruh filsafat plotinus. Disebutkan bahwa roh memancar
dari zat Tuhan dan kemudian kepada-Nya. Tetapi dengan masuknya roh kedalam materi, ia
menjadi kotor dan untuk dapat kembali ke tempat yang maha suci terlebih dahulu ia harus
disucikan. Tuhan yang maha suci tidak dapat di dekati kecuali oleh yang suci, dan pensucian
roh ini terjadi dengan meninggalkan hidup kematerian dan dengan mendekatkan diri kepada
tuhan sedekat mungkin dan hendaknya merasakan ada nya rasa bersatu dengan tuhan semasih
berada dalam hidup ini

Anda mungkin juga menyukai