Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Dakwah
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Kelompok 3
SEMESTER 2
2022
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur selalu kami haturkan kehadirat Allah SWT yang
senantiasa melimpahkan Rahmat, Hidayah dan Inayah-Nya kepada kita, sehinga kami dapat
menyelesaikan tugas penyusunan Makalah mata kuliah Ilmu Dakwah dengan tema materi
“Metode dan Teknik Berdakwah”.
Kami selaku penyusun makalah mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu
mata kuliah Ilmu Dakwah, Bapak DR. H. Syamsul Yakin, MA yang telah memberikan
bimbingan dan arahan dalam pembuatan makalah ini, orang tua yang selalu mendukung
kelancaran tugas, serta teman-teman sekelas yang senantiasa saling mendukung satu sama lain.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kami tidak menutup diri dari para pembaca atas saran dan kritik yang sifatnya
membangun demi perbaikan dan peningkatan kualitas kami dalam menyusun makalah dimasa
yang akan datang. Kami berharap, semoga makalah ini bisa memberikan manfaat bagi kami
maupun para pembaca. Aamiin.
Penulis
2
DAFTAR ISI
BAB I (PENDAHULUAN)
BAB II (PEMBAHASAN)
A. Kesimpulan ................................................................................................. 15
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dakwah merupakan aktivitas keagamaan yang memiliki banyak pengaruh terhadap
persebaran dan perkembangan ajaran islam di dunia. Melalui dakwah ini pula Nabi Muhammad
SAW berhasil mengajak kaum-kaum kafir di Mekkah untuk bertaubat dan menganut agama
Islam.
Mengutip Jurnal Suhuf: Konsep Dakwah Dalam Islam karya Budihardjo, dakwah
berasal dari kata da’a dan yad’u yang berarti “mengajak”, “menyeru”, “mengundang”, atau
“memanggil”.
Secara istilah, dakwah dapat diartikan sebagai usaha atau aktivitas para ulama dan
orang-orang yang memiliki ilmu agama dalam rangka mengajak atau menyadarkan manusia
terhadap urusan keagamaannya.
"Dan hendaklah ada dari kamu satu umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh
kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; mereka adalah orang-orang yang
beruntung." (QS. Ali Imran:104).
Kata metode berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos yang berarti “cara” atau
“jalan”. Dalam Kamus Ilmiah Popular, metode juga dapat berarti cara mengerjakan sesuatu
dengan sistematis dan teratur.
Berdasarkan pengertian tersebut, metode dakwah dapat dipahami sebagai suatu cara
atau jalan yang dipakai oleh juru dakwah untuk menyampaikan ajaran materi dakwah agar
tujuannya dapat tercapai secara efektif dan efisien.
B. Rumusan Masalah
4
C. Tujuan Pembahasan
5
BAB II
PEMBAHASAN
Secara etimologis, dakwah berasal dari bahasa Arab, yaitu da’a, yad’u, da’wan,
yang diartikan sebagai mengajak/menyeru, memanggil, seruan, permohonan dan
permintaan. Istilah ini sering diberi arti yang sama dengan istilah-istilah tabligh, amr
ma’ruf dan nahi munkar, mau’idhoh hasanah, tabsyir, indzhar, washiyah,
tarbiyah,at’lim dan khotbah. 1
Secara terminology, dakwah telah banyak didefinisikan oleh para ahli. Sayyid
Qutb memberi batasan dengan “mengajak” atau “menyeru” kepada orang lain masuk
ke dalam sabil Allah SWT, bukan untuk mengikuti da’i atau sekelompok orang. Ahmad
Ghusuli menjelaskan bahwa dakwah merupakan pekerjaan atau ucapan untuk
mempengaruhi manusia supaya mengikuti Islam 3. Syaikh Muhammad al-Razi
mendefinisika dakwah sebagai kaidah lengkap tentang tingkah laku manusia serta
pengakuan terhadap hak dan kewajiban. Syaikh Muhammad Khidr Husain
mendefinisikan dengan upaya untuk memotivasi orang agar berbuat baik dan mengikuti
jalan petunjuk, dan melakukan amar ma’ruf nahi munkar dengan tujuan mendapatkan
kesuksesan dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. 4
1
M. Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2006), hlm 17
2
Ibid., hlm.17
3
Wahyu Ilahi, Komunikasi Dakwah, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2010), hlm.14
4
Achmad Satori Ismail, dkk, Islam Moderat, hlm 112
6
Dakwah dalam artian seruan terdapat dalam surah Al-Imran ayat 104 : “Dan hendaklah
ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh
kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang
beruntung”
Dakwah dalam artian permohonan terdapat dalam surah Al-Baqarah ayat 186 :
Sedangkan dakwah yang berarti menyeru atau seruan yang ditugaskan oleh
Allah terdapat dalam surah Ibrahim ayat 44 :
“Dan berikanlah peringatan kepada manusia terhadap hari (yang pada waktu
itu) datang azab kepada mereka, maka berkatalah orang- orang yang zalim: "Ya Tuhan
kami, beri tangguhlah kami (kembalikanlah kami ke dunia) walaupun dalam waktu
yang sedikit, niscaya kami akan mematuhi seruan Engkau dan akan mengikuti rasul-
rasul." (Kepada mereka dikatakan): "Bukankah kamu telah bersumpah dahulu (di
dunia) bahwa sekali-kali kamu tidak akan binasa?”
B. Metode Hikmah
7
(kenabian), al-ilm (ilmu pengetahuan), al-Quran, falsafah, kebijakan, pemikiran atau
pendapat yang baik, al-haqq (kebenaran), meletakan sesuatu pada tempatnya,
kebenaran sesuatu, mengetahui sesuatu yang paling utama dengan ilmu yang paling
utama.
Menurut Quraish Shihab hikmah berarti yang paling utama dari segala sesuatu,
baik pengetahuan maupun perbuatan. Ia adalah pengetahuan atau tindakan yang bebas
dari kesalahan atau kekeliruan. Hikmah juga diartikan sebagai sesuatu yang digunakan
atau diperhatikan akan mendatangkan kemaslahatan dan kemudahan yang besar serta
menghalangi terjadinya mudarat atau kesulitan yang besar atau yang lebih besar.
Metode bil hikmah mengedepankan akal pikiran baik dari sisi pendakwah dan
mitra dakwah. Dalam menggunakan metode bil hikmah pesan dakwah lebih baik
disertai dengan bukti secara ilmiah karena metode ini relevan jika digunakan pada mitra
5
Asep Muhayidin dan Agus Ahmad Safei, Metode Pengembangan Dakwah, (Bandung: Pustaka Setia, 2022),
cet I, hlmn 78
8
dakwah terdidik yang berfikiran kritis karena bisa saja dalam penyampaian dakwah bil
hikmah akan timbul pertanyaan atau pernyataan dari mitra dakwah.
C. Metode Nasehat
6
M. Quraish Shihab, Tafsir Al Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an,Vol.7 (Jakarta:Lentera Hati,
2002), hlmn. 384
7
Acep Aripudin, Pengembangan Metode Dakwah, h.9
9
Metode Al-Mau’idzah al-Hasanah dalam penerapannya yaitu metode ceramah,
metode ceramah atau muhadlarah atau pidato ini telah dipakai oleh semua Rasul Allah
dalam menyampaikan ajaran Allah SWT, sampai sekrang pun masih menjadi metode
yang paling sering digunakan oleh pendakwah.
Pada umumnya ceramah diarahkan pada sebuah publik, lebih dari satu orang.
Sifat komunikasinya lebih banyak searah dari pendakwah ke audiens. Walaupun
terkadang terjadi komunikasi dua arah jika timbul pertanyaan dari audiens, namun
komunikasi dua arah ini hanya sebatas pertanyaan saja bukan usulan atau sanggahan.
Pesan-pesan dakwah yang disampaikan dengan ceramah bersifat ringan, informatif, dan
tidak mengundang perdebatan8.
Metode Ḥikmah menurut ar-Raghib ialah mengetahui perkara-perkara yang ada
dan mengerjakan hal-hal yang baik. Metode ini digunakan untuk berdakwah kepada
golongan dari cerdik cendikiawan yang cinta akan kebenaran dan dapat berpikir kritis.
Sedangkan metode Mauiẓah Ḥasanah menurut Sayyid Quthub ialah nasihat
yang masuk ke dalam hati dengan lembut. Metode ini digunakan untuk berdakwah
kepada golongan awam. Mauiẓah Ḥasanah sendiri terbagi menjadi dua bentuk, yaitu:
Ahsan Qaul yang artinya bentuk komunikasi verbal dengan menggunakan pembicaraan
yang bernilai edukatif dan bersifat penyadaran serta memberikan pembelajaran yang
membekas di jiwa orang yang mendengar dan menerima isi dari pembicaraan tersebut.
9
8
Ali Aziz, Ilmu Dakwah, hlmn.359
9
“Menelusuri Strategi Berdakwah dengan Hikmah, Mauziah Hasanah dan Mujadalah”, Portal Berita
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA, Menelusuri Strategi Berdakwah dengan Ḥikmah, Mauiẓah
Ḥasanah dan Mujādalah – BERITA UPI
10
D. Metode Perdebatan
Metode berdakwah melalui debat dengan cara yang paling baik ( yujadilu billati
hiya ahsan ). Berdebat tanpa bertindak zhalim terhadap lawan debat ataupun sikap
peremehan dan pencelaan terhadapnya. Sehingga jelas tujuan berdakwah bukanlah untuk
mengalahkan orang lain dalam debat, akan tetapi untuk menyadarkan dan menyampaikan
kebenaran kepadanya. Dengan argumen dan ide yang berbobot tentunya dapat melunakkan
pertentangan dalam perdebatan, menundukkan jiwa yang sombong tanpa meremehkan
lawan debat. Jadi, debat dalam dakwah bukanlah untuk menunjukkan siapa yang pandai
bersilat lidah, akan tetapi untuk mencapai tujuan dakwah yang utama, yaitu terbukanya
pikiran dan sampainya pengajaran.
E. Metode Keteladanan
Metode dakwah dengan keteladanan yang baik (al-qudwah al-hasanah). Dalam Al-
Quran teladan disebut dengan “uswah” atau “qudwah” yang memiliki arti suatu keadaan
Ketika seorang manusia mengikuti manusia lain. Baik dalam hal keburukuan maupun
kebaikan. Namun, keteladanan yang dimaksud di sini adalah keteladanan yang dapat
dijadikan sebagai alat Pendidikan islam atau metode dakwah islam, yaitu keteladanan yang
baik sesuai dengan pengertian “uswatun hasanah” dalam Q.S. AL-Ahzab ayat 21.
11
“sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (Rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia
banyak menyebut Allah.”
Metode keteladanan telah diterapkan oleh Rasulullah sejak awal mula agama islam
hadir. Dakwah islam menjadi lebih mudah untuk dipahami dan dimengerti dengan adanya
suri tauladan dari Rasulullah. Metode keteladanan sendiri merupakan suatu cara atau jalan
yang ditempuh para pendakwah dengan perbuatan atau tingkah laku yang patut untuk
ditiru. Dengan tujuan keteladanan sebagai sarana dakwah islam. Keteladanan merupakan
bentuk perilaku individu yang bertanggung jawab yang bertumpu pada praktik secara
langsung. Dengan metode praktik secara langsung akan memberikan hasil lebih efektif dan
maksimal dalam proses dakwah.
Keteladanan menjadi alat untuk mencapai tujuan dakwah islam karena hakikat
dakwah islam adalah mencapai keridhaan Allah dan menjadikan pribadi manusia berakhlak
mulia dalam bermasyarakat sesuai ajaran agama. Selain itu, dakwah islam islam bertugas
membimbing masyarakat pada rancangan akhlak yang dibuat oleh Allah untuk manusia.
Sehingga menjadi pribadi manusia yang utuh sehat jasmani dan rohani, berinteraksi sosial
serta bertanggung jawab penuh terhadap tatanan hidup bermasyarakat dan beragama. 10
F. Teknik Dakwah
Teknik dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Teknik diartikan sebagai cara
(kepandaian) membuat atau melakukan sesuatu yang berhubungan dengan seni. Teknik
sudah jelas bahwa Teknik adalah suatu kepandaian tersendiri yang sudah tertanam dalam
diri seseorang yang digunakan untuk bisa menggapai suatu yang diinginkan dengan baik.
Selain itu Teknik juga diartikan oleh Wina Sanjaya dalam bukunya yang dikutip
oleh Moh. Ali Aziz didalam bukunya yang menuliskan. Teknik adalah cara yang dilakukan
10
Nihyatul Husna “Metode Dakwah Islam Dalam Perspektif Al-Qur’an, E Journal Selasar KPI, Vol.I No.1, 2021, hal 6-
7
12
seseorang dalam rangka mengimplesentasikan suatu metode.11 Sedangkan yang dinamakan
dakwah adalah sesuatu ajakan atau seruan yang bertujuan untuk berjalan dengan benar
dijalan Allah SWT, demi menggapai ridho sang pencipta. Secara umum Teknik dakwah
itu dapat dilakukan dengan lisan, tulisan, lukisan, dan pertunjukan atau penampilan, serta
lainnya sesuai dengan perkembangan masa.12
Dengan uraian demikian dapat dipahami bahwa Teknik dakwah adalah cara yang
dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode dalam berbicara di
hadapan public, demi menggapai harapan menjadi baik seseorang dan diri sendiri dengan
berjalan dijalan kebenaran.
Dengan demikian, yang dinamakan Teknik persiapan adalah suatu cara untuk
mempersiapkan diri sebelum menghadapi apa yang harus dihadapi dengan benar-benar
baik, diantaranya adalah :
a. Mempersiapkan mental yang ada dalam diri, guna untuk mempersiapkan kekurangan
yang ada dalam diri kita, atau menghadapi keraguan Ketika berhadapan dengan public
Ketika kita mau berpidato maupun ceramah.
b. Mempersiapkan naskah pidato untuk menjadikan kebaikan dalam isi pidato, dan
membuat pidato lebih terarahkan pada tujuan yang diinginkan, demi menggapai
lantunan kata yang baik dan terkesan untuk orang.
c. Mempersiapkan diri dalam artian Kesehatan jasmani maupun rohani. Bertujuan agar
Ketika berpidato tubuh benar-benar mendapatkan perhatian baik bagi pendengar.
11
Ali Aziz,M.Ag.,Ilmu Dakwah, Prenada Media Group: Jakarta, 2015, hal.358
12
Hamzah Tualeka Z.N, Pengantar Ilmu Dakwah (Surabaya: Alpha Mediatama), h.49
13
moderation cum venustate).13 Terkait dengan Teknik penyampaian ceramah, bahwa
terdapat Teknik untuk membuka ceramah, yaitu :
Menurut Nasrudin Razak yang dikutip oleh Syahroni A.J. untuk mengenai Teknik
evaluasi sesudah pidato dilaksanakan, sebenarnya bertumpu pada feedback dari pihak
pendengar. Dengan kata lain, sejauh manakah adanya perubahan pada mereka, data seperti
inlah yang dicari dan diperoleh dalam kegiatan evaluasi.15
13
Hands Handoko, Seni Pidato dan Mc, (Magelang, Damar Media Publishing, 2011), h.15
14
Ali Azis,M.Ag.,Ilmu Dakwah, Prenada Media Group: Jakarta, 2015. Hal 362-363
15
Syahroni A.J, Teknik Pidato, (Surabaya:Dakwah Digital Press, 2012), h.128
14
BAB III
PENUTUP
D. Kesimpulan
Dakwah merupakan seruan, ajakan, atau usaha mengubah situasi kepada situasi yang
lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat. Dalam ajaran agama
Islam, dakwah merupakan suatu kewajiban yang dibebankan oleh agama kepada
pemeluknya untuk saling mengingatkan dan mengajak sesamanya dalam rangka
menegakkan kebenaran dan kesabaran
Secara etimologis, dakwah berasal dari bahasa Arab, yaitu da’a, yad’u, da’wan,
yang diartikan sebagai mengajak/menyeru, memanggil, seruan, permohonan dan
permintaan. Istilah ini sering diberi arti yang sama dengan istilah-istilah tabligh, amr
ma’ruf dan nahi munkar, mau’idhoh hasanah, tabsyir, indzhar, washiyah, tarbiyah,at’lim
dan khotbah.
Untuk bisa mencapai target yang diharapkan dalam berdakwah, tentunya setiap
individu umat Islam harus mengetahui dan paham betul metode-metode yang harus
digunakan dalam berdakwah.
1. Metode Hikmah
Metode bil hikmah mengedepankan akal pikiran baik dari sisi pendakwah dan mitra
dakwah. Dalam menggunakan metode bil hikmah pesan dakwah lebih baik disertai dengan
bukti secara ilmiah karena metode ini relevan jika digunakan pada mitra dakwah terdidik
yang berfikiran kritis karena bisa saja dalam penyampaian dakwah bil hikmah akan timbul
pertanyaan atau pernyataan dari mitra dakwah.
2. Metode Nasehat
15
mad’u sehingga pihak objek dakwah dengan rela hati dan atas kesadarannya dapat
mengikuti ajaran yang disampaikan oleh pihak subjek dakwah.
3. Metode Perdebatan
Metode berdakwah melalui debat dengan cara yang paling baik ( yujadilu billati
hiya ahsan ). Berdebat tanpa bertindak zhalim terhadap lawan debat ataupun sikap
peremehan dan pencelaan terhadapnya. Sehingga jelas tujuan berdakwah bukanlah untuk
mengalahkan orang lain dalam debat, akan tetapi untuk menyadarkan dan menyampaikan
kebenaran kepadanya. Dengan argumen dan ide yang berbobot tentunya dapat melunakkan
pertentangan dalam perdebatan, menundukkan jiwa yang sombong tanpa meremehkan
lawan debat. Jadi, debat dalam dakwah bukanlah untuk menunjukkan siapa yang pandai
bersilat lidah, akan tetapi untuk mencapai tujuan dakwah yang utama, yaitu terbukanya
pikiran dan sampainya pengajaran.
4. Metode Keteladanan
Metode keteladanan telah diterapkan oleh Rasulullah sejak awal mula agama islam
hadir. Dakwah islam menjadi lebih mudah untuk dipahami dan dimengerti dengan adanya
suri tauladan dari Rasulullah. Metode keteladanan sendiri merupakan suatu cara atau jalan
yang ditempuh para pendakwah dengan perbuatan atau tingkah laku yang patut untuk
ditiru. Dengan tujuan keteladanan sebagai sarana dakwah islam. Keteladanan merupakan
bentuk perilaku individu yang bertanggung jawab yang bertumpu pada praktik secara
langsung
Dengan demikian, yang dinamakan Teknik persiapan adalah suatu cara untuk
mempersiapkan diri sebelum menghadapi apa yang harus dihadapi dengan benar-benar
baik, diantaranya adalah:
16
a. Mempersiapkan mental yang ada dalam diri, guna untuk mempersiapkan
kekurangan yang ada dalam diri kita, atau menghadapi keraguan Ketika berhadapan
dengan public Ketika kita mau berpidato maupun ceramah.
b. Mempersiapkan naskah pidato untuk menjadikan kebaikan dalam isi pidato, dan
membuat pidato lebih terarahkan pada tujuan yang diinginkan, demi menggapai
lantunan kata yang baik dan terkesan untuk orang.
c. Mempersiapkan diri dalam artian Kesehatan jasmani maupun rohani. Bertujuan
agar Ketika berpidato tubuh benar-benar mendapatkan perhatian baik bagi
pendengar.
16
Hands Handoko, Seni Pidato dan Mc, (Magelang, Damar Media Publishing, 2011), h.15
17
l. Menceritakan pengalaman pribadi.
m. Mengisahkan cerita faktual ataupun fiktif.
n. Menyatakan teori
o. Memberikan humor
18
DAFTAR PUSAKA
M. Munir dan Wahyu Ilahi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2006), hlm 17
Wahyu Ilahi, Komunikasi Dakwah, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2010), hlm.14
Asep Muhayidin dan Agus Ahmad Safei, Metode Pengembangan Dakwah, (Bandung: Pustaka Setia, 2022),
cet I, hlmn 78
M. Quraish Shihab, Tafsir Al Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an,Vol.7 (Jakarta:Lentera Hati,
2002), hlmn. 384
M. Quraish Shihab, Tafsir Al Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an,Vol.7 (Jakarta:Lentera Hati,
2002), hlmn. 384
“Menelusuri Strategi Berdakwah dengan Hikmah, Mauziah Hasanah dan Mujadalah”, Portal Berita
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA, Menelusuri Strategi Berdakwah dengan Ḥikmah, Mauiẓah
Ḥasanah dan Mujādalah – BERITA UPI
Nihyatul Husna “Metode Dakwah Islam Dalam Perspektif Al-Qur’an, E Journal Selasar KPI, Vol.I No.1,
2021, hal 6-7
19
Hamzah Tualeka Z.N, Pengantar Ilmu Dakwah (Surabaya: Alpha Mediatama), h.49
Hands Handoko, Seni Pidato dan Mc, (Magelang, Damar Media Publishing, 2011), h.15
Ali Azis,M.Ag.,Ilmu Dakwah, Prenada Media Group: Jakarta, 2015. Hal 362-363
Hands Handoko, Seni Pidato dan Mc, (Magelang, Damar Media Publishing, 2011), h.15
20