Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TAREKAT MU’TABARAH DAN GHAIR MU’TABARAH,


DAN TAREKAT YANG ADA DI INDONESIA
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah

AKHLAK TASAWUF
Dosen pengampu :

Abdul Rosyad, M.Pd,I

Nama kelompok 5 :
Romi Andriyansyah (231120117)
Hilma Afra maulidia (231120115)
Rafly Hasan Arrosid (231120142)
Ahmad Fauzy (231120136)
Nurrefa azzahra (231120122)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI


SULTAN MAULANA HASANUDIN BANTEN
FAKULTAS SYARIAH
JURUSAN HUKUM TATA NEGARA
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena berkat
kebaikan-Nya kami mampu menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik dan tepat waktu.
Tidak lupa, tim penyusun atau kelompok satu ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak
ABDUL ROSYAD,M.PD.I selaku dosen Akhlak Tasawuf yang sudah membantu kami dalam
proses penggarapannya.

Makalah yang berjudul “Tarekat Mu'tabarah Dan Ghair Mu'tabarah,dan Tarekat


Yang Ada Di Indonesia” disusun oleh kami selaku kelompok satu untuk memenuhi tugas mata
pelajaran Akhlak Tasawuf . Lewat proses panjang, kami pun yang beranggotakan lima orang
sedikitnya bisa mengetahui tentang penempatan, penerapan,dan pengembangan akhlak tasawuf.

Semoga hal-hal yang sudah kami dapatkan bisa diwujudkan dan berdampak banyak bagi
lingkungan kita dalam bersosialisasi.Kami pun mengetahui jika makalah yang kami garap masih
jauh dari kata salahSempur. Masih banyak kekurangan sehingga kami sangat berharap saran dan
kritikan nya kepada kami agar di kemudian hari kami bisa membuat satu masalah yang lebih
berkualitas.Terakhir, Semoga makalah berikut bisa mempunyai manfaat untuk pengembangan
kegiatan belajar kita.

Serang, 5 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................................................1

B. Rumusan masalah.................................................................................................................1

C. Tujuan...................................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................2

A. Pengertian Tarekat................................................................................................................2

B. Tarekat Mu'tabaroh dan ghoir mu'tabaroh............................................................................2

BAB III PENUTUP........................................................................................................................7

A. Kesimpulan...........................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tarekat merupakan bagian dari ilmu tasawuf. Namun tak semua orang yang mempelajari
tasawuf terlebih lagi belum mengenal tasawuf akan faham sepenuhnya tentang tarekat. Banyak
orang l yang memandang tarekat secara sekilas akan menganggapnya sebagai ajaran yang
diadakan di luar Islam (bid’ah), padahal tarekat itu sendiri merupakan pelaksanaan dari
peraturan-peraturan syari’at Islam yang sah. Namun perlu kehati-hatian juga karena tidak sedikit
tarekat-tarekat yang dikembangkan dan dicampuradukkan dengan ajaran-ajaran yang
menyeleweng dari ajaran Islam yang benar.

Oleh sebab itu, perlu diketahui bahwa ada pengklasifikasian antara tarekat muktabarah
(yang dianggap sah)dan ghairu muktabarah (yang tidakdianggap sah).Tarekat sebagai bentuk
proses penguatan nilai spiritual bagi para penganutnya yang dalam hal ini disebut Murid, dengan
masuknya seorang murid pada tarekat beserta bimbingan spiritual yang diberikan oleh mursyid
kepada murid, maka disitulah letak proses pembinaan spiritual bagi murid, sehingga murid selalu
terbimbing yang pada akhirnya akan muncul sebuah dampak yang positif akan berubahnya nilai-
nilai spiritualitas pada diri seorang murid.

B. Rumusan masalah
1. Apa itu tarekat

2. Apa saja macam macam tarekat

3. Sejarah tarekat yang ada di Indonesia

C. Tujuan
1. Mengetahui Apa itu tarekat

2. Mengenal macam macam tarekat

3. Mempelajari Sejarah tarekat yang ada di Indonesia

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Tarekat
Kata “Tarekat” dalam literatur bahasa Arab, bersumber dari kata “tharîqah”yang berarti
jalan, keadaan, aliran, atau garis pada sesuatu.27 Ada yang mendefinisikan tarekat sebagai
metode khusus yang dipakai oleh salik (para penempuh jalan) menuju Allah Ta’ala melalui
tahapan-tahapan/maqamat.Tarikat adalah “jalan” yang ditempuh para sufi, dan digambarkan
sebagai jalan yang berpangkal dari syariat, sebab jalan utama disebut syar’ sedangkan anak jalan
disebut tharîq. Kata turunan ini menunjukkan bahwa menurut anggapan para sufi, pendidikan
mistik merupakan cabang jalan utama yang terdiri dari hukum Illahi, tempat berpijak bagi setiap
muslim. Tak mungkin ada jalan tanpa adanya jalan utama tempat berpangkal; pengalaman mistik
tak mungkin di dapat bila perintah syariat yang mengikat itu tidak ditaati terlebih dahulu dengan
seksama.Tasawuf sebagai aspek mistisisme dalam Islam, pada intinya adalah kesadaran akan
adanya hubungan komunikassli manusia dengan Tuhannya, yang selanjutnya mengambil bentuk
rasa dekat (qurb) dengan tuhan.

B. Tarekat Mu'tabaroh dan ghoir mu'tabaroh


 Tarekat Mu’tabarah

Sejalan dengan perkembangan tarekat, yang tersebar luas di berbagai belahan dunia. Di
Indonesia, terdapat asosiasi atau organisasi yang membawahi tarekat yang mu'tabarah (terkenal
dan diakui). Organisasi ini bernama Jam'iyyah Ahl alThariqah al-Mu'tabarah Indonesia (Jatmi)
dan Jam'iyyah Ahl al-Thariqah alMu'tabarah al-Nahdliyyah (Jatman). Organisasi tarekat yang
kedua ini menaungi sejumlah tarekat yang berafiliasi pada organisasi Nahdlatul Ulama (NU). Sri
Mulyati dalam membahas bukunya, mengelompokkan tarekat menjadi; tarekattarekat yang
berkembang pesat di Indonesia dan tarekat-tarekat yang berkembang di dunia Islam.

Ada delapan tarekat yang mengalami perkembangan pesat di Indonesia,

1.Tarekat Qadiriyah

Didirikan oleh Syaikh Abdul Qadir bin Abdullah al-Jilani(1077-1166) di kota Baghdad.
Yang memiliki lakob “al-Ghauts atau Qutb Auliya’”.Beliau selalu menekankan pada pensucian
diri dari nafsu dunia, beliau memberikan cara untuk menggapai kesucian diri yang tertinggi,
beberapa ajaran tersebut adalah Taubat, Zuhud, Tawakkal, Syukur, Ridha dan Jujur.Tarekat ini
telah tersebar di seluruh Asia kecil dan Eropa Timur. Di Indonesia tarekat ini tersebar pada abad
16 M, yang dipelopori oleh Hamzah Fansuri, yang dibuktikan dengan ijazah sanad.Tarikat
Qodiriyah ini dikenal luwes. Yaitu apabila murid sudah mencapai derajat syeikh, maka murid
tidak mempunyai suatu keharusan untuk terus mengikuti Tarikat gurunya. Bahkan dia berhak
melakukan modifikasi Tarikat yang lain ke dalam Tarikatnya. Hal itu seperti tampak pada

2
ungkapan Abdul Qadir Jaelani sendiri, “Bahwa murid yang sudah mencapai derajat gurunya,
maka dia jadi mandiri sebagai syeikh dan Allah-lah yang menjadi walinya untuk
seterusnya.”Mungkin karena keluwesannya tersebut, sehingga terdapat puluhan Tarikat yang
masuk dalam kategori Qadiriyah di dunia Islam. Seperti Banawa yang berkembang pada abad
ke-19, Ghawtsiyah (1517 M), Junaidiyah (1515 M), Kamaliyah (1584 M), dan lain-lain,
semuanya berasal dari India. Di Turki terdapat Tarikat Hindiyah, Khulusiyah, dan lain-lain. Dan
di Yaman ada Tarikat Ahdaliyah, Asadiyah, Mushariyyah.

2.Tarekat Syadziliyah

Tarekat Syadziliyah adalah tarekat yang didirikan oleh Abu al-Hasan as-Syadzili (1196-
1258).Tarekat ini berkembang pesat di Tunisia,Mesir, Al-Jazair, Sudan, Suriah dan semenanjung
Arabia. Awal lahirnya tarekat ini di bawah dinasti al-Muwahhiduun, yaitu Hafsiyyah di Tunis.
Tumbuh kembangnya di Mesir, dibawah dinasti Mamluk. Victor Danner, seorang peneliti
Tarekat Syadzili, menyatakan bahwa meskipun tarekat ini berkembang pesat di Timur (Mesir),
namun sejatinya ia timbul dari barat (Tunisia).41 Tarekat ini memiliki cabang-cabang, yaitu; al-
Qasimiyyah, al-Madaniyyah, al-Idrisiyyah, as-Salamiyyah, al-Handusiyyah, al-Qauqajiyyah, al-
Faidiyyah, al-Jauhariyyah, al-Wafaiyyah, alAzmiyyah, al-Hamidiyyah, al-Faisiyyah dan al-
Hasyimiyyah.Dalam tarekat ini,banyak sekali varian hizb, seperti hizb Asy-Syifa’, hizb
al-Kafi/al-Autad, hizb albahr, hizb al-baladiyah/birhatiyah, hizb al-Barr, hizb an-Nashr, hizb al-
Mubarak,hizb as-Salamah, hizb an-Nuur dan hizb al-Hujb.Amalan hidup tarekat Shadziliyah
sangat mengutamakan pengendalian diri dan ketenangan batin.

Pola dzikir tarekat ini biasanya bermula dengan Fatihat adz-dzikir. Para peserta duduk
dalam lingkaran, atau kalau bukan, dalam dua baris yang saling berhadapan, syekh di pusat
lingkaran atau diujung barisan. Khusus mengenai dzikir dengan al-asma al-husna dalam tareqat
ini, kebijakjsanaan dari seorang pembimbing khusus mutlak diperlukan untuk mengajari dan
menuntun murid. Sebab penerapan asma Allah yang keliru dianggap akan memberi akibat yang
berbahaya, secara rohani dan mental, baik bagi si pemakai maupun terhadap orang-orang
disekelilingnya.ini sebabnya diharuskan ada bimbingan syeikh dan izinnya.

3.Tarekat Naqsyabandi

Didirikan oleh Muhammad bin Muhammad Bahauddin al-Uwaisi al-Bukhari Naqsyabandi


(1318-1389 H).Pertama kali berdiri di Asia Tengah lalu berkambang di turki, Suriah, Afganistan
dan India (yang kemudian menyebar ke indonesia. Penyebarannya mengalami pasang surut,
dikarenakan beberapa faktor: Gerakan pembaharuan dan politik. Penaklukkan Makkah oleh
Abdul Aziz bin Sa’ud pada tahun 1924 M, memberikan dampak yang besar dalam penyebaran
tarekat ini. Karena saat itu pemerintahan dipegang oleh kaum wahabi yang mempunyai
pandangan buruk terhadap tasawuf.Orang pribumi yang pertama kali memperkenalkan tarekat ini
adalah syeikh Yusuf Makassari (1622-1699 M) yang menerima ijazah dari syeikh Abdul Baqi.
Tarekat ini sudah ada di nusantara; Pontianak pada tahun 1884M, di Madura abad ke-19,

3
Minangkabau 1869M, dan propinsi-propinsi lainnya. Diantara ajaran pokok tarekat ini adalah:
Safar dar Wathan, Yaad krad, Nigah Dasyt dan lain sebagainnya.Pilar dzikir dalam tarekat ini
ada tiga: Dzikir Ism Dzat, Dzikir Nafy wal Itsbat dan yang terakhir Khatm Khawajakan(wirid
dan doa penutup wirid berjama’ah).

4.Tarekat Tijaniyah

Didirikan oleh syeikh Ahmad bin Muhammad atTijani(1737-1815).Lakob beliau al-Quthb


al-Maktum dan Khatm Auliya’. Tarekat ini juga terkenal dengan tarekat nadzar.Tarekat ini lahir
di al-Jazair, namun karena kekhawatiran otoritas Utsmaniyah dapat tertandingin dengan tarekat
ini, maka AtTijani dan pengikutnya dipaksa meninggalkan al-jazair dan pindah ke Fez 1789M,
beliau menetap disana sampai meninggal dunia.ketika bangkitnya gerakan wahhabiyah yang
memusuhi kaum sufi, dan tarekat yang menjauhi dunia dan dianggap sebagai pelestari tradisi
penghormatan kuburan-syeikh-syeikh tarekat, tarekat tijaniyah ini justru malah
berkembang.Unsur dzikir dalam tarekat ini:Istighfar, shalawat dan Hailalah. Dzikiran yang selalu
dibaca terbagi menjadi tiga:Wirid Lazimah, Wadzifah dan Hailalah. Wirid Lazimah dibaca pagi
dan petang, wadzifah dibaca satu hari sekali, namun jika dibaca dua kali, itu lebih
baik,sedangkan Hailalah dibaca bersama-sama ikhwan lainnya di penghujung sore pergantian
hari qamariyah, tujuan menutup akhir hari dalam satu minggu dan membukanya kembali dengan
dzikir yang merupakan salah satu wujud ketaatan kepada Allah.

5.Tarekat Khawatiyah

Tarekat Khalwatiyah di indonesia banyak dianut oleh suku bugis dan Makasar abad ke-17
Syaikh Yusuf alMakasari al- Khalwati (tabaruk) terhadap Muhammad (Nur) al- Khalwati
alKhawa Rizmi (w.751/1350), yang sampai sekarang masih sangat dihormati.Sekaranag terdapat
dua cabang terpisah dari tarekat ini yang hadir bersama. Keduannya dikenal dengan nama
Tarekat Khalwatiyah Yusuf dan Khalwatiyah Samman. Pengikut kedua cabang tarekat ini
keseluruhan mencakup 5% dari penduduk provinsi yang berumur di atas 15 tahun.

6. Tarekat Syattariyyah

Tarekat Syattariyyah di Sumatera Barat telah menjadi salah satu pilar terpenting dalam
penyebaran ajaran neosufisme, sehingga sangat berperan dalam pembentukan struktur
masyarakat Muslimnya. Ulama-ulama setempat yang mengembangkan Tarekat Sattariyyah di
wilayah ini, mulai dari syaikh Burhannuddin Ulakan sehingga para Kholifah dan murid-
muridnya telah mengalami pergumulan yang demikian intens dengan berbagai unsur dan
kerakter budaya, sehingga pada gilirannya melahirkan sifat dan kecendrungan ajaran yang khas
dan relatiftif berbeda engan sifat dan kecendrungan Tarekat Syattariyyah di wilayah lain.

4
7. Tarekat Samamiyyah

Tarekat samamiyah didirikan oleh Muhammad bin Abd al-karim al-Madani al-Syafi’i al-
Samman (1130-1189/1718-1775). Ia lahir di Madinah dari keluarga Quraisy. Dikalangan murud
dan pengikutnya, ia lebih dikenal dengan nama al-Sammani atau Muhammad Samman (dalam
tulisan ini akan disebut dengan Syaikh Samman). Sambil mengajar di Sanjariya, tampaknya
Syaikh Samman banyak menghabiskan hidupnya di Madianah dan tinggal di rumah Malik Abu
Bakar al- Shiddiq.Syaikh Samman sebenarnya tidak hanya mengusai bidang tarekat saja tetapi
bidang-bidang Islam lainnya. Ia belajar hukum Islam ke lima ulama fikih terkenal: Muhammad
al-Daqqad, Sayyid Ali –Aththar, Ali al-Kurdi. Abd alWahhab Al-Thanhawi (di Mekkah) dan
Said Hilal al- Makki. Ia juga pernah berguru denagan Muhammad Hayyat,seorang muhad
disebut dengan reputasi lumayan di Haramayn dan dinisiasi sebagai penganut Tarekat
Naqsabandiyyah.

8. Tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyyah

Terekat Qadiriyah dan Naqsabbandiyyah adalah sebuah tarekat gabungan dari tarekat
Qadiriyyah dan Naqsabandiyah (TQN). Tarekat ini didirikan oleh Syaikh Ahmad Khatib Sambas
(1802-1872) yang dikenal sebagai penulis kitab Fath al-Arifin. Sambas adalah nama sebuah kota
disebelah utara pontianak, Kalimantan Barat. Syaikh Naquib al-Attas mengatakan bahwa TNQ
tampil sebagai sebuah tarekat gabungan karena Syaikh Sambar adalah seorang syaikh dari kedua
tarekat dan mengajarkannya dalam satu versi yang mengajarkan dua jenis zikir sekaligus yaitu
zikir di baca keras dalam tarekat Qadiriyyah dan zikir dilakukan dalam hati yaitu tarekat
Naqsandiyyah.

5
 Tarekat ghoir Mu'tabaroh

Yaitu tarekat yang berlawanan dengan mu'tabaroh (lokal dan tidak diakui).atau dengan kata
lain,tarekat yang tidak sah

Tarekat Shiddiqiyyah

Tarekat Shiddiqiyyah berkembang dari sebuah desa yang bernama Losari Kecamatan Ploso
Kabupaten Jombang Jawa Timur. Pengembangan Tarekat Shiddiqiyyah dilakukan oleh seorang
Kyai bernama Muchammad Muchtar bin Haji Much. Mu’thi,yang telah mendapat pelajaran dan
berbaiat pada seorang guru tarekat yang bernama Syekh Syuaib Jamali Al Bantani.Sebelum
berganti nama dengan Tarekat Shiddiqiyyah, tarekat ini bernama Tarekat Khalwatiyyah, lalu
menjadi Tarekat Shiddiqiyyah–Khalwatiyyah, dan akhirnya menjadi Tarekat
Shiddiqiyyah.Perubahan nama tersebut dilakukan kyai Much. Muchtar Mu’thi karena
sematamata menjalankan perintah gurunya yang memintanya untuk mengganti tarekat yang
diajarkannya dengan Tarekat Shiddiqiyyah.

Adapun Mata rantai legitimasi Tarekat Shiddiqiyyah sebagai berikut: Rabbul Arbab swt,
Sayyidina Jibril as, Sayyidila Muhammad Rasulullah saw, Sayyidina Abu Bakar As-Shiddiq,
Sayyidina Ali, Sayyidina Hasan, Syekh Imam Zainal Abidin, Syekh Muhammad al-Bakir, Syekh
Imam Ja’far Shodiq, Musa al-Kadhim, Syekh Abil Hasan Ali, Syekh Ma’ruf al-Karkhi (Yazid
Busthami), Syekh Siri Suqthi, Syekh Junaidi al-Baghdadi,Syekh Abi bakar as-Sibli, Syekh
Abdul wachid at-Tamimi, Syekh Faruq atTustusi, Syekh Abi Hasan Ali al-Asykari, Syekh Abi
Sa’id Mahzumi, Syekh Abu Muhammad Muhyidin, Syekh Abdul Aziz, Syekh Muhammad al-
Huttaqi,Syekh Syamsuddin, Syekh Syarifuddin, Syekh Nurruddin, Syekh Waliuddin,Syekh
Hisyamuddin, Syekh Yahya, Syekh Abu Bakar, Syekh Abdul Karim, Syekh Usman, Syekh
Abdul Fatah, Syekh Murodi, Syekh Syamsuddin, Syekh Ahmad Khatib al-Makki, Syekh Ahmad
Syuaib Jumali al-Banteni, Syekh Mochamamad Mochtar Abdul Mu’thi alJombangi.

6
A.Masuknya Tarekat di Nusantara
Sejarah tarekat di Indonesia diyakini sama dengan sejarah masuknya Islam ke Nusantara
itu sendiri. Para sejarawan Barat menyakini, Islam bercorak Sufidtik itulah yang membuat
penduduk nusantara yang semula beragama Hindu dan Budha menjadi sangat tertarik. Tradisi
dua agama asal India yang kaya dengan dimensi metafisik dan spiritualitas itu dianggap lebih
dekat dan lebih mudah beradaptasi dengan tradisi tarikat yang dibawa para wali. Sehingga
perubahan besar itu pun berlangsung nyaris tanpa meneteskan darah sedikitpun. Ini berbeda
dengan proses Islamisasi di india yang dilakukan secara besar-besaran melalui penaklukan dan
tekanan, bahkan konon sedikit pemaksaan dengan senjata. Oleh para raja Muslim seperti Sultan
Mahmud Ghadzna, Auranzeb, Haidar Aly, Tipu Sultan, dan sebagainya. Namun hingga saat ini
India terlebih setelah terbagi tiga dengan Pakistan dengan Banglades dan muslim, Islam tetap
tidak berhasil secara massip menggeser Hindu sebagai Agama mayoritas masyarakat. 3 Besarnya
pengaruh tarekat dalam islamisasi juga didukung dengan dari temuan sejarah bahwa sebenarnya
Islam sudah masuk di Nusantara sejak abad ke7, dan di Jawa sejak abad 11 M, namun sejauh itu
tidak cukup signifikan mengubah agama masyarakat nusantara. Islam saat ini hanya menjadi
agama para pendatang yang berkumpul dalam komuniatas-komunitas kecil di beberapa kota di
pesisir Jawa, seperti di Leran (Gresik), Idramanyu dan Semarang. Sementara penduduk asli
diceritakan masih hidup dengan agamanya, bahkan digambarkan dengan pola hidup yang “kotor”

7
Proses islamisasi nusantara secara besar-besaran baru terjadi pada penghujung abad 14
atau awal abad 15, bersamaan dengan masa keemasan perkembangan tasawuf akhalaki yang
ditandai dengan munculnya aliran-aliran tarekat di Timur Tengah. Fase itu sendiri telah dimulai
sejak Imam Abu Hamid Muhammad Al-Ghazali (wafat 1111 M) merumuskan konsep tasawuf
moderat yang memadukan keseimbangan unsur Ahklak, syariat, dan filsafat. Konsep itu diterima
sacara terbuka oleh kaum fukaha yang sebelumnya menentang habishabisan ajaran tasawuf
falsafi yang kontroversial. Dilanjutkan dengan bermunculannya pusat-pusat pengajaran tasawuf
yang dipimpin oleh para sufi terkemuka seperti Syekh Abdul Qadir AlJailani (wafat 1166 M),
yang ajaran tasawufnya menjadi dasar Thariqoh Qodiriyyah. Ada juga Syekh Najmudin Kubro
(wafat 1221 M), sufi Asia Tengah pendiri Thariqoh Kubrawiyyah; Syekh Abul Hasan Ali Asy-
Syadzili (wafat 1258), pendiri Thariqoh Syadziliyyah asal Maghribi, Afrika Utara; Ahmad
Arfa‟iyyah. Belakangan, pada awal abad keempat belas juga lahir Tarekat Naqsabandiyah yang
didirikan oleh Syekh Muhammad Bahauddin An-Naqsabandy (wafat 1389) di Khurasan dan
Tarekat Syathariyyah yang di dirikan Syekh Abdullah Asy-Syatthari (wafat 1428 M).
Tarekat-tarekat ini kemudian menyebar ke seluruh dunia, termasuk ke Nusantara,
melalui para penyebar agama Islam. Mencapai puncaknya pada abad 17- 18, bersamaan dengan
orang-orang Jawa yang naik haji. Hingga saat ini tak kurang dari 44 tarekat yang telah ada dan
tersebar di seluruh Indonesia.
B.Era Wali Songo

Para sejarawan Barat menyakini, Islam bercorak sufistik itulah yang membuat penduduk
nusantara yang semula beragama Hindu dan Budha menjadi sangat tertarik. Tradisi dua agama
asal India yang kaya dengan dimensi metafisik dan spritualitas itu dianggap lebihdekat dan lebih
mudah beradaptasi dengan tradisi tarikat yang dibawa oleh para wali. Sayang nya dokumen
sejarah Islam sebelum abad 17 cukup sulit dilacak.6 Meski begitu, beberapa cacatan tradisional
di keraton-keraton sedikit banyak bercerita tentang aktivitas tarekat di kalangan keluarga istana
raja-raja Muslim.

Salah satu referensi keterkaitan para wali dengan dunia tarekat adalah Serat Banten
Rante-rante, sejarah Banten kuno, dalam karya sastra yang ditulis diawal berdirinya kesultaanan
Banten itu disebutkan, pada fase belajarnya Sunan Gunung Jati pernah melakukan perjalanan ke
tanah Suci dan berjumpa dengan Syehk Najmuddin Kubra dan Syekh Abu Hasan Asyadzili. Dari

8
kedua tokoh berlainan masa itu sang sunan konon memperoleh Izazah kemursyidan Tarekat
Kubrawiyyah dan Syadziliyyah.7 Meski jika mengacu pada data kronologi sejarah tentu saja
pertemuan fisik antara Sunan Gunung Jati dengan yang hidup diabad 16, dengan Syekh Abul
Hasan asy- Syadzili yang wafat di abad 13, apalagi dengan Syekh Abu Najmuddin Kubra yang
wafat pada tahun 1221 M, tidak lah mungkin.

Terlepas dari kebenaran cerita pertemuan Sunan Gunung Jati dengan dua pendiri
tarekat dalam Serat Banten Rante-rante, pendiri Kesultaanan Cirebon itu diyakini sebagai orang
pertama yang membawa tarekat Kubrawiyyah dan Syadziliyyah ke tanah Jawa. Selain Sunan
Gunung Jati, anggota wali songgo lain yang lekat dengan tarekat adalah Sunan Ampel dan Sunan
Bonang alias Raden Makhdum Ibrahim. Dalam babat Tanah Jawi, Sunan Ampel disebutsebut
mengajarkan Suluk Tarekat Naqsabandiyah. Sementara Sunan Bonang, diceritakan oleh Caita
Lasem dan Hikayat Hasanudin, setelah gagal berdakwah dikediri, karena menggunakan
pendekatan fiqih yang cenderung kaku, lalu pindah ke Demak dan menjadi Imam Masjid Agung
Demak. Tak lama kemudian ia hijrah ke Lasem, Rembang membangun zawiyyah dan menjalani
suluk tarekat. Usai menjalani suluk itu lah Raden Makhdum Ibrahim yang kemudian bergelar
Sunan Bonang itu melanjutkan dakwahnya. Adapun pendekatan-pendekatan baru ini terbukti
dengan beberapa peninggalan Sunan Bonang yang lebih bercorak sufistik dan budaya baik
bentuk tembang, dolanan bocah, primbon dan serat-serat.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tarekat merupakan bentuk praktik ibadah yang diajarkan secara khusus kepada orang
tertentu. Misalnya, Rasulullah mengajarkan wirid atau zikir yang perlu diamalkan oleh Ali ibn
Abi Thalib. Kemudian kemunculan tarekat sendiri diawali dengan pengklasifikasian antara
syariat, tahriqat, haqiqat, dan makrifat oleh para sufi. Barulah pada abad ke-5 Hijriyah atau 13
Masehi muncul tarekat sebagai kelanjutan dari pemikiran kaum sufi tersebut. Sedangkan
kehadiran tarekat di Indonesia sama tuanya dengan kehadiran Islam. Namun hanya ada beberapa
tarekat yang bisa masuk dan berkembang di Indonesia.

Dalam perkembangannya, tarekat tarekat terpecah menjadi banyak sesuai guru dan keadaan
lingkungan masingmasing. Ada 41 macam tarekat-tarekat yang dianggap sah, adapun yang
berkembang di Indonesia antara lain; Tarekat Qadiriyah, Tarekat Syadziliyah, Tarekat
Naqsyabandiyah, Tarekat Khalwatiyah, Tarekat Syattariyah, Tarekat Sammaniyah, Tarekat
Tijaniyah, Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah

10
DAFTAR PUSTAKA

Al-Malthawi, Hasan Kamil, Ash-Shufiyyah fi Ilhâmihim, Kairo: Lembaga Pengenalan Islam


kementrian wakaf, 2009
Al-Qusyairi Imam, Ar-Risalah al-Qusyairiyah, tk: tp, tt
Ambari, Hasan Muarif, Ensiklopedia Islam, Jakarta: PT. Ikhtiar baru Van Hoeve, 1996.
As-Sufyani, Muhammad ath-Thayyib, Al-Ifadah al-Ahmadiyah li murid as-Sa’adah al-Abadiyah,
Al-Jazair: Dar at-Tijany, tt.
At-Tiftazani, Abul Wafa’, Madkhal Ila Tasawuf al-Islami, tk: tp, tt.
Bruinessen, Martin Van, Kitab Kuning, Pesantren dan Tarekat, Bandung: Mizan, 1995.
Danner, Victor, Tarekat Syadziliyah dan tasawuf di Afrika Utara, New York: SCM press, 1991.
John. L. Esposito (e.d) Ensiklopedi Oxford Dunia Islam Modern, )ter), Bandung: Mizan, 2001.
Jum’ah, Ali, al-Bayan lima Yusyghil al-Adhân fi Fatâwa as-Syâfiyah wa Qadhâya ‘Âjilah,
Kairo: Al-Muqatham press, 2009
Khaldun, Ibnu, Muqaddimah Ibnu Khaldun, Baerut: tp, 1981
Makluf, Luis, Kamus Al-Munjid fi Al-Lughat wa Al-A’lam, Bairut: Dar Al-Masyriq, 1986.
Mubarak, Zaki, At-Tasawwuf al-Islami fi al-Adab Wa al-Akhlaq, Kairo: Dar Ma’arif, tt.
Muhammad Ibrahim al-Jayyusyi, “ Ash-Shufiyyah wa ‘Alaqatuha bi az-Zuhdi”,dalam Majalah
Al-Azhar asy-Syarif, edisi Jumadil Akhir 1383H/ November 1963 H,

11

Anda mungkin juga menyukai