Anda di halaman 1dari 13

KELOMPOK 10

TUGAS MAKALAH
”TORIQOH MU’TABAROH”
Makalah ini dibuat untuk memenuhi Akhlak Tasawuf
Dosen Pengampu : M. Badarudin, M.Pd.I

Disusun Oleh:
Aji Sanubari: 1901071003
Anggy Fatika Sari: 1901071006
Vina Pandu Winata: 1901071032

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN TADRIS IPS
2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Alhamdulilahi robil alamin, dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat ALLAH
SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini. Dengan kesempatan ini, kami tidak lupa menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak M. Badarudin, M.Pd.I selaku dosen pengampu mata kuliah Akhlak Tasawuf.
2. Kedua orang tua kami yang selalu memberikan semangat kepada kami.
3. Semua pihak yang telah berkenan memberikan bantuan-bantuan.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan
kekurangan. Karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun sehingga
pembuatan makalah yang akan datang dapat lebih baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kami khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Metro, 10 oktober 2020


Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..............................................................................................i


Daftar Isi .........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................


1.1 Latar Belakang................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................1
1.3 Tujuan ............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................


2.1 Pengertian Toriqoh Mu’Tabaroh....................................................
2.2 Macam-macam Toriqoh Mu’Tabaroh............................................
2.3 Ajaran Toriqoh Mu’Tabaroh..........................................................
2.3 Toriqoh Mu’Tabaroh di Indonesia..................................................
BAB II1 ...........................................................................................................
PENUTUP.......................................................................................................7
KESIMPULAN...............................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tarekat berasal dari bahasa Arab adalah thariqah. Tharaiq,yang berarti: Jalan. Sedangkan
menurut istilah Secara Terminologi (istilah)Tarikat adalahJalan yang mengacu kepada suatu
sistem latihan meditasi maupun amalan-amalan (mu’tabarah, zikir, wirid, dan sebagainya).
Menurut Ensiklopedi Islam tarekat berarti ; “perjalanan seorang saleh (pengikut tarekat
menuju Tuhan dengan cara menyucikan diri atau perjalanan yang harus ditempuh oleh
seseorang untuk dapat mendekatkan diri sedekat mungkin kepada Tuhan”. Kajian tasawuf
tidak dapat dipisahkan dengan kajian terhadapa pelaksanaannya dilapangan, dalam hal ini
praktek ’ubudiyah dan muamalah dalam tarekat. Walaupun kegiatan tarekat sebagai sebuah
institusi lahir belasan abad sesudah contoh konkrit pendekatanterhadap Allah SWT yang
telah diberikan oleh Nabi Muhammad SAW, dan kemudian dilanjutkan oleh sebagian
sahabat terdekat beliau, tabi’in, lalu tabi’in al tabi’in kemudian lahir para auliya’ Allah.
Nama tarekat yang berbeda tidak menjadi halangan, begitu juga dengan penyebarannya yang
meluas keseluruh dunia Islam, jaringan sufi dan gerakannya baik melalui perdagangan
maupun variasi aspirasi politik mereka tidak menjadikan mereka lupa terhadap misi utama
tasawuf dan tarekat pada khususnya, yakni mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun Rumusan Masalah ini sebagai berikut :
1. Pengertian Toriqoh Mu’Tabaroh?
2. Seperti apa ajaran Toriqoh Mu’Tabaroh?
3. Ajaran Toriqoh Mu’Tabaroh?
4. Bagaimanakah perkembangan Toriqoh Mu’Tabaroh di Indonesia?
1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dibuat tujuan masalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari Toriqoh Mu’Tabaroh
2. Untuk mengetahui macam-macam Toriqoh Mu’Tabaroh
3. Untuk mengetahui ajaran Toriqoh Mu’Tabaroh
4. Untuk mengetahui perkembangan Toriqoh Mu’Tabaroh
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Toriqoh Mu’Tabaroh


Thariqah berasal dari bahasa arab, thariqah yang berarti al-khath fi al-sya’I ( garis
sesuatu), al-shirath dan al-sabil ( jalan ). Dalam literature barat kata thariqah menjadi
tarika yang berarti road ( jalan raya ), way ( cara/jalan ) dan path ( jalan setapak ). Kata
thariqah dipakai dalam Al-qur’an yang diartikan sebagai jalan atau cara yang dipakai
seseorang untuk melakukan sesuatu. Sedang secara praktis thariqah dapat dipahami
sebagai sebuah pengamalan keagamaan yang bersifat esoterik ( penghayatan ), yang
dilakukan oleh seorang muslim dengan menggunakan amalan-amalan berbentuk wirid
dan dzikir yang diyakini memiliki mata rantai secara sambung menyambung dari guru
mursyid ke mursyid lainnya sampai kepada Nabi Muhammad SAW, dan bahkan sampai
Jibril dan Allah SWT. Mata rantai ini dikenal di kalangan thariqah dengan nama silsilah (
transmisi ). Thariqah yang memadukan antara syari’at dan hakikat, adanya silsilah ( mata
rantai sampai ke Nabi SAW ), dan pemberian ijazah dari mursyid yang satu terhadap
yang lainnya disebut thariqah mu’tabarah.
Jadi, thariqah mu’tabarah adalah thariqah yang bersambung sanadnya kepada
Rasulullah Muhammad SAW. Beliau menerima dari Malaikat Jibril, Malaikat Jibril, dari
Allah SWT. Thariqah mu’tabarah ini pada dasarnya selalu bergerak untuk melaksanakan
ibadah dan dzikir kepada Allah SWT. Yang syariatnya menurut ahli sunnah wal jama’ah
‘ala ahadi madzhaahib al-‘Arba’ah dan tasawufnya ikut ajaran ulama salaf shalihin, serta
ikut mengerjakan pembangunan. Thariqah mu’tabarah berdiri pada bulan rajab 1399 H,
bertepatan dengan bulan juni 1979 M. Apabila dilihat tentang ilmu dan amaliyyahnya
maka thariqah tersebut mulai zaman Nabi Muhammad SAW. Pendiri thariqah mu’tabarah
apabila dipandang dari segi organisasinya maka pendirinya adalah Muktamirin
Nahdhlatul Ulama ke 26 di Semarang. Apabila dipandang dari segi Wadhi’ hakikinya,
maka pendiri thariqah ini adalah Rasulullah SAW.
B. Macam-macam Toriqoh Mu’Tabaroh
Tariqah ada banyak sekali macam-macam nya, tapi yang di anggap sebagai
thariqah mu’tabarah menurut Sri Mulyati adalah sebagai berikut :
1. Thariqah Qadiriyah
Thariqah qadiriyah adalah nama thariqah yang diambil dari nama pendirinya,
yaitu ‘Abd al-Qadir Jilani, yang terkenal dengan sebutan Syaikh ‘Abd al-Qadir Jilani
al-ghawsts atau quthb al-awliya’. Beliau adalah seorang sufi yang lahir di jilan pada
tahun 1077 M dan meninggal pada tahun 1166 M di Baghdad. Thariqah ini mulai
tersebar di Iraq dan syuriah pada abad ke-13,pada abad ke-15 mulai berkembang di
benua india dan selanjutnya di afrika utara, turki, asia kecil seperti Indonesia dan
eropa timur. Thariqah ini di bawa ke Indonesia oleh Syaikh Hamzah Fansuri dari
aceh. Thariqah ini menempati posisi yang amat penting dalam sejarah spiritualitas
islam karena tidak saja sebagai pelopor lahirnya organisasi thariqah,tetapi juga cikal
bakal munculnya berbagai cabang thariqah di dunia islam.
2. Thariqah Syadziliyah
Thariqah syadziliyah tak dapat dilepaskan hubungannya dengan pendirinya, yakni
Abu al-Hasan al-Syadzili. Selanjutnya nama thariqah ini dinisbahkan kepada
namanya syadziliyah yang mempunyai ciri khusus yang berbeda dengan thariqah-
thariqah yang lain. Thariqah ini mulai berkembang pesat antara lain di Tunisia, Mesir,
Aljazair, Sudan, Suriah dan Semenanjung Arabia, juga di Indonesia ( khususnya ) di
wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
3. Thariqah Naqsyabandiyyah
Pendiri thariqah ini adalah seorang pemuka tasawuf yang terkenal adalah,
Muhammad bin Muhammad Baha’ al-Din al-Uwaisi al-Bukhari Naqsyabandi ( 717
h/1318 M-791 H/1389 M), dilahirkan di sebuah desa Qashrul Arifah, kurang lebih 4
mil dari Bukhara tempat lahir Imam Bukhari. Ia mendapat gelar Syah yang
menunjukkan posisinya yang penting sebagai seorang pemimpin spiritual. Thariqah
ini pertama kali di bawa ke Indonesia oleh Syaikh Yusuf Makasar. Di Indonesia
sendiri thariqah ini mempunyai beberapa cabang, thariqah ini tersebar di berbagai
daerah seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta dan lain sebagainya.
4. Thariqah Khalwatiyah
Nama Khalwatiyah diambil dari nama seorang sufi ulama dan pejuang Makassar
pada abad ke-17, Syaikh Yusuf al-Makassari al-Khalwati ( tabarruk terhadap
Muhammad ( Nur ) al-Khalwati al-Khawa Rizmi ( w. 751/1350 )). Thariqah
khalwatiyah di Indonesia banyak dianut oleh suku Bugis dan Makassar di Sulawesi
Selatan, atau di tempat-tempat lain di mana suku itu berada di Riau, Malaysia,
Kalimantan Timur, Ambon, dan Irian Barat.
5. Thariqah Syattariyah
Nama syattariyah dinisbatkan kepada Syaikh ‘Abd Allah al-Syaththari ( w. 890
H/1485 M ), dan penyebarannya pertama kali yaitu di India sekitar abad ke-12-16 an,
kemudian di Melayu-Indonesia dipopulerkan oleh Abdurrauf al-Sinkili ( Aceh ).
6. Thariqah Sammaniyah
Thariqah Sammaniyah didirikan oleh Muhammad bin ‘Abd al-Karim al-Madani
al-Syafi’I al-Samman ( 1130-1189/1718-1775 ). Ia lahir di Madinah dari keluarga
Quraisy. Thariqah Sammaniyah adalah thariqah pertama yang mendapat pengikut
massal di Nusantara pada akhir abad ke-16 di Aceh, namun untuk sekarang thariqah
ini sudah mulai menghilang dinusantara. Hal yang menarik dari thariqah
Sammaniyah, yang mungkin menjadi ciri khasnya adalah corak wahdat al-wujud
yang di anut dan syathahat yang terucapkan olehnya tidak bertentangan dengan
syariat.
7. Thariqah Tijaniyah
Thariqah Tijaniyah didirikan oleh Syaikh Ahmad bin Muhammad al-Tijani
( 1150-1230 H/1737-1815 M ) yang lahir di ‘Ain Madi, Aljazair Selatan, dan
meninggal di Fez, Maroko, dalam usia 80 tahun. Syaikh Ahmad Tijani diyakini oleh
kaum Tijaniyah sebagai wali agung yang memiliki derajat tertinggi, dan memiliki
banyak keramat, karena didukung oleh factor genealogis, tradisi keluarga, dan proses
penempatan dirinya. Thariqah ini pertama berkembang di Negara Aljazair sekitar
Abad ke 17 an, kemudian berkembang di Tunis, Mesir, Makkah, Madinah, Maroko,
Fez, dan Abi Samgum, sedangkan di Indonesia sendiri thariqah ini berkembang sejak
kehadiran Syaikh ‘Ali bin ‘Abd Allah al-Tayyib.
8. Thariqah Qadiriyah wa Naqsyabandiyah
Thariqah Qadiriyah wa Naqsyabandiyah ialah sebuah thariqah gabungan dari
thariqah Qadiriyah dan thariqah Naqsyabandiyah ( TQN ). Thariqah ini didirikan oleh
Syaikh Ahmad Khatib Samabas ( 1802-1872 ) yang dikenal sebagai penulis Kitab
Fath al-‘Arifin. Sambas adalah nama sebuah kota di sebelah utara Pontianak,
Kalimantan Barat. Thariqah ini berkembang di Indonesia pada umumnya dan di Jawa
pada khususnya.
C. Ajaran Toriqoh Mu’Tabaroh
Pada prinsipnya tarekat itu banyak dikarenakan intuisi manusia yang berbeda
dalammenginterpretasikan jalannya menuju Allah S.W.T. Akan tetapi tidaklah berarti
setiaporang bebas dalam mengartikulasikan pendekatannya dengan Tuhan. Ada
batasantertentu dan kriteria standar yang harus ada dalam tiap-tiap tarekat
yang Mu’tabarah. Seorang ahli tarekat terbesar menerangkan bahwa sebenarnya terekat
itu tidak terbatas banyaknya, karena tarekat atau jalan kepada Allah itu sebanyak jiwa
manusia. Maka dariitu, tiap tarekat diakui sah ulama harus mempunyai lima dasar, yaitu:
a. Menuntut ilmu untuk dilaksanakan sebagai perintah Tuhan
b. Mendampingi guru dan teman setarekat untuk meneladani
c. Meninggalkan rukhsan dan ta’wil untuk kesungguhan
d. Mengisi semua waktu dengan doa dan wirid
e. Mengekangi hawa nafsu daripada berniat salah dan untuk keselamatan.
Jadi pada dasarnya, kekeluargaan tarekat terdiri dari syaikh, syaikh mursyid,
mursyid,murid, ribath (tempat latihan), kitab-kitab, baiat, metode/ajaran, dan silsilah.
Dari unsur-unsur di atas, salah satu yang menjadi kartu nama dan legitimasi sebuah
tarekat adalah silsilah. Silsilah ini menjadi tolok ukur sebuah tarekat itu mu’tabarah.
Silsilah tarekatadalah nisbah hubungan guru terdahulu sambung menyambung antara
satu sama lainsampai kepada Nabi. Hal ini harus ada, sebab bimbingan keruhanian
yang diambil dariguru-guru itu harus benar-benar berasal dari Nabi. Kalau tidak
demikian, berarti tarekatitu terputus atau palsu, bukan warisan dari Nabi.
Demikianlah inti ajaran dari Tarekat Mu’tabarah yang walaupun mempunyai
perbedaan antar masing-masing tarekat, tapi ada medium yang menjadi inti ajaran
Tarekat Mu’tabarah. Lantas bagaimana dengan Tarekat Gairu Mu’tabarah, di
manakah letak perbedaan ajarannya dengan Tarekat Mu’tabarah Perbedaan antara
Tarekat Mu’tabarah dan Gairu Mu’tabarah adalah silsilah (sanad) syekh dan
mursidnya. Pada awalnya tarekat itu adalah ajaran yang diturunkan oleh AllahS.W.T.
melalui malaikat-Nya kepada Nabi Muhammad S.A.W. yang kemudian diajarkanlagi
kepada sahabat hingga para syekh. Jika silsilah dari seorang syekh kepadaRasulullah
S.A.W terputus maka tarekat itu adalah gairu mu’tabarah. Keterputusan silsilah ini
ada dua makna yaitu; Silsilah syekh mursyid tarekat tidak bersambung kepada
Rasulullah S.A.W. Silsilah syekh mursyid tarekat terdapat syekh yang tidak
menerima ijazahyalqin dari syekh sebelumnya atau syekh mursyid yang mengajarkan
tarekattidak medapatkan izin talqin dari syekh sebelumnya. Selain keterputusan
hubungan syekh dengan Rasulullah S.A.W. kecenderungan laindari tarekat Gairu
Mu’tabarah adalah sering tidak mengindahkan syariat dan mengedepankan kebatinan
seperti melihat alam gaib, ilmu kekebalan, dsb, yang tidak sering dengan
maknatarekat seperti yang ditegaskan oleh Syekh Muhammad Amin Al-Kurdi di
dalam kitab Tanwirul Qulub bahwa terekat itu menjalankan syariat (tauhid, fikih, dan
tasawuf) dibawahseorang Syekh Mursyid hingga mendapat derajat kehambaan.
D. Toriqoh Mu’Tabaroh di Indonesia
Tarekat masuk di Indonesia awalnya pada abad ke-16 yang dibawa oleh Syekh
Abd.Karim dari Banten yang mengajarkan tarekat Qadiriyah. Meskipun demikian tarekat
itu banyak sekali, ada tarekat-tarekat yang merupakan induk, diciptakan oleh tokoh-
tokohtasawuf aqidah, dan ada tarekat-tarekat yang merupakan perpecahan daripada
tarekatinduk tersebut, yang sudah dipengaruhi oleh syeikh-syeikh tarekat
yangmengamalkannya. Dan diantara perpecahan tarekat-tarekat itu disusun dalam atau
diberiistilah-istilah yang sesuai dengan tempat perkembangannya. Dan dalam
perkembangannya di Indonesia sekarang, sudah tercatat ada 45 tarekat mu’tabarah, yaitu:
Rumiyah, Rifa’iyah, Sa’diyah, Bakriyah, Justiyah,Umariyah, Alawiyah, Abasiyah,
Zainiyah, Dasuqiyah, Akbariyah, Bayumiyah, Malamiyah, Ghoibiyah, Tijaniyah,
Uwaisiyah, Idrisiyah, Samaniyah, Buhuriyah, Usyaqiyah, Kubrowiyah,
Maulawiyah,Jalwatiyah, Baerumiyah, Ghozaliyah, Hamzawiyah, Hadadiyah, Mabuliyah
Sumbuliyah, Idrusiyah, Usmaniyah, Syadziliyah, Sya’baniyah, Khalsyaniyah, Qodiriyah
Syatoriyah, Khalwatiyah, Bakdasiyah, Syuhriyah, Ahmadiyah, ‘Isawiyah, Thuruqil
Akabiril Auliya, Qadariyah wa Naqsabandiyah, Khalidiyah wa Naqsabandiyah, Ahli
Mulazamatil Qur’anwa Sunnah wa Dalailil Khoiroti Wata’limi Fathil Qoribi, au Kifayatil
Awam.
1. Tarikat Qadirish
Tarikat Qadirish ini diambil dari nama pendirinya yaitu ‘Abd al- Qadir al
Jilani.Tarekat ini merupakan pelopor aliran-aliran di Dunia islam. Tarekat ini mulai
tersebardi Iraq dan Syuriah pada Abad ke-13 pada abad ke 15 berkembang di benu
india danabad selanjutnya berkembang di Afrika utara, Turki, Asia Kecil
sepertiIndonesia,dan Eropa Timur .
2. Tarekat SyÂdziliyah
Nama Tarekat ini juga tidak lepas dari nama pendirinya yaitu Abû al- Hasanal-
Syâdzilî, Tarekat ini mulai berkembang di Negara Tunisia, Mesir, Aljazair,
Sudan,Suriah, Semenanjung Arabia, dan Sampai di Indonesia Khususnya diwilayah
Jawatengah dan Jawa timur.
3. Tarekat Naqsyabandiyah
Pendiri Tarekat ini adalah Muhammad bin Muhammad Baha’ al-Din al-Uwaisi al
Bukhari Naqsyabandi. Tarekat ini pertama kali berdiri di Asia Tengahkemudian
meluas ke-Turki, Syuriah,Afganistan, India dan kemudian berpengaruh keIndonesia
Sekitar Abad 10-16 M.
4. Tarekat Khalwatiyah
Nama Khalwatiyah diambil dari nama seorang sufi ulama dan pejuang
diMakassar abad ke 17, yaitu syaikh Yusuf al- Makassari al-Khalwati,
(tabarrukterhadap Muhammad (nur) Al- Khalwati al- Khawa Rizmi (w. 751/1350)).
Dan perkambanganya di Indonesia.
5. Tarekat Syattâriyah
Tarekat ini la dinisbatbatkan kepada Syaikh’Abd Allah al-Syaththari,
dan penyebaran pertama kali yaitu di India sekitar abad ke-12-16an, kemudian di
Melayu-Indonesia dipopulerkan oleh Abdurrauf al-Sinkili (Aceh).
6. Tarekat Sammâniyah
Tarekat ini didirikan oleh Muhammad bin ‘Abd al-Kârim al-Madani al-Syâfî’ al-
Sammân. Menurut sejarahnya Tarekat ini memiliki pengikut massal di
Nusantara pada akhir abad ke-16 di Aceh, namun untuk sekarang tarekat ini sudah
mulaimenghilang dinusantara.
7. Tarekat Tijâniyah
Tarekat ini didirikan oleh Syaikh Ahmad bin Muhammad al-Tijani, Tarekat
ini pertama berkembang di Negara Aljazair sekitar Abad ke 17an, kemudian
berkembangdi Tunis, Mesir, Makkah, Madinah, Maroko, Fez, dan Abi
Samgum.sedangkan di Indonesia sendiri tarekat ini berkembang sejak kehadiran
Syaikh ‘Ali bin ‘Abd Allah al- Tayyib.
8. Tarekat Qadiriyyah dan Naqsyabandiyyah
Tarkat ini adalah sebuah gabungan dari terekat Qadiriyyah yang didirikan
olehSyekh Abd Qadir Al jilani dan tarekat Naqsabandiyah yang didirikan oleh
SyaikhAhmad Khatib Sambas. Sambas ini diambil dari nama sebuah kota di
Pontianak.Sedangkan penyebaranya di Indonesia dan diperkembangkan lagi sampai
Asiatenggara.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tarekat itu awalnya dari Nabi yang menerima wahyu dari Allah, melalui malaikat
Jibril. Jadi semua Tarekat Mu’tabarah itu, sanad (silsilah)nya, muttasil (bersambung)
sampai kepada Nabi. Jadi apabila suatu tarekat silsilahnya tidak sampai kepada Nabi
maka tarekat tersebut adalah Gairu Mu’tabarah. Ukuran lain yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi suatutarekat adalah pelaksanaan syari’at. Dalam semua Tarekat
Mu’tabarah syari’at dilaksanakan dengan benar. Tarekat masuk di Indonesia awalnya
pada abad ke-16 yang dibawa oleh Syekh Abd.Karim dari Banten yang mengajarkan
tarekat Qadiriyah. Di Indonesia sekarang, sudah tercatat ada 45 tarekat mu’tabarah, yaitu:
Rumiyah, Rifa’iyah, Sa’diyah, Bakriyah, Justiyah, Umariyah, Alawiyah, Abasiyah,
Zainiyah, Dasuqiyah, Akbariyah, Bayumiyah, Malamiyah,Ghoibiyah, Tijaniyah,
Uwaisiyah, Idrisiyah, Samaniyah, Buhuriyah, Usyaqiyah, Kubrowiyah,Maulawiyah,
Jalwatiyah, Baerumiyah, Ghozaliyah, Hamzawiyah, Hadadiyah, Mabuliyah, Sumbuliyah,
Idrusiyah, Usmaniyah, Syadziliyah, Sya’baniyah, Khalsyaniyah, Qodiriyah,Syatoriyah,
Khalwatiyah, Bakdasiyah, Syuhriyah, Ahmadiyah, ‘Isawiyah, Thuruqil Akabiril Auliya,
Qadariyah wa Naqsabandiyah, Khalidiyah wa Naqsabandiyah, Ahli Mulazamatil Qur’an
wa Sunnah wa Dalailil Khoiroti Wata’limi Fathil Qoribi, au Kifayatil Awam.
DAFTAR PUSTAKA
1] Taufik Abdullah et.al, “Tarekat”, Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, vol. 3, 2002, hlm. 317.
[2] H.M. Amin Syukur, Tasawuf Kontekstual “Solusi Problem Manusia Modern”, Pustaka,
Yogyakarta, cet. I, 2003, hlm. 45-46.

[3] Taufik Abdullah et.al, Op.Cit, hlm. 318.

[4] Jam'iyyah Ahli Thariqah Mu’tabarah, Konggres ke V, Madiun, 2-5 Agustus, 1975, hlm.

[5] Taufik Abdullah et.al, op. cit.

[6] Moh. Saifulloh al-Aziz Senali, Risalah Memahami Ilmu Tashawwuf, Terbit Terang,Surabaya,
1998, hlm. 59.

Anda mungkin juga menyukai