Disusun Oleh:
Halim Abdul Fattah (11230380000035)
Ananda Bintang Rhomadan (11230380000034)
FAKULTAS USHULUDDIN
2023
KATA PENGANTAR
Puji serta Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT.yang telah melimpahkan
Rahmat,taufik,serta hidayah Nya sehingga kami dapat meyusun tugas Pengantar Ilmu Tasawuf
ini dengan baik dan tepat waktunya.dalam makalah ini kami membahas mengenai “TASAWUF
SERTA TAREKAT DI INDONESIA DAN DUNIA’’.
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini.sebagai penyusun,kami menyadari bahwa
masih terdapat kekurangan,baik dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam
makalah ini.
Oleh karena itu kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.kami berharap semoga makalah yang kami susun ini
memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.
Page | I
Daftar Isi
Page | II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan Masalah
Makalah ini membahas pokok tentang:
1. Apa pengertian tarekat?
2. Apa pengertian tasawuf?
3. Apa hubungan tarekat dan tasawuf ?
4. Bagaimanakah perkembangan tarekat dan tasawuf di Indonesia?
5. Apa pengaruh tarekat dan tasawuf terhadap pemikiran islam di Indonesia?
C. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui definisi tarekat.
2. Mengetahui definisi tasawuf.
3. Mengetahui hubungan antara keduanya.
Page | 1
4. Mengetahui sejarah perkembangan tarekat dan tasawuf di Indonesia.
5. Mengetahui pengaruh tarekat dan tasawuf terhadap pemikiran islam di Indonesia.
Page | 2
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Tasawuf dan Tarekat, serta Hubungan Antara Keduanya Secara ethimologi,
tasawwuf berasal dari bahasa Arab yaitu kata shuuf yang berarti bulu. Pada waktu itu para ahli
tasawwuf memakai pakaian dari bulu domba sebagai lambang merendahkan diri.² Sedangkan
secara terminology, para sufi dalam mendefinisikan tasawwuf itusendiri sesuai dengan
pengalaman batin yang telah mereka rasakan masing-masing. Dan karena dominannya ungkapan
batin ini, maka menjadi beragamnya definisi yang ada. Sehingga sulit mengemukakan definisi
yang menyeluruh.
Dari beberapa definisi para sufi, Noer Iskandar mendefinisikan bahwa tasawwuf adalah
kesadaran murni (fitrah) yang mengarahkan jiwa yang benar kepada amal dalam rangka
mendekatkan diri kepada Allah sedekat mungkin. ³Sedangkan tarekat sendiri, secara ethimologi
berasal dari kata “Thoriqoh” yang berarti jalan. Dalam artian jalan yang mengacu kepada suatu
system latihan meditasi maupun amalan-amalan yang dihubungkan dengan guru sufi. Istilah ini
kemudian berkembang menjadi organisasiyang tumbuh seputar metode sufi yang khas, ⁴atau
institusi yang menaungi paham tasawwuf.⁵
Dari pengertian diatas, tampaklah pertalian yang sedemikian erat antara tasawwuf dan
tarekat, bahwa antara keduanya tampak sulit dibedakan dan tak bisa dipisahkan antara yang
satudengan yang lain.⁶ Tasawwuf adalah sebuah ideology dari institusi yang menaunginya, yaitu
tarekat. Atau dengan kata lain, tarekat merupakan madzhab-madzhab dalam tasawwuf.
Dantarekat merupakan implementasi dari suatu ajaran tasawwuf yang kemudian berkembang
menjadi sebuah organisasi sufi dalam rangka mengimplementasikan suatu ajaran tasawwuf
secara bersama-sama.
__________________________________________________
1
Ibid hal. 8. Dalam hal ini, ada berbagai macam versi. Ada yang mengatakan bahwa tasawwuf berasal dari
kataahlal shuffah, Shuufi,sophos,dan lain-lan.
2
Noer Iskandar Al Barsyany,Tasawwuf, Tarekat dan Para Sufi,(Jakarta:Grafindo, 2001) hal. 2-33
Page | 3
3
Noer Iskandar Al Barsyany,Tasawwuf, Tarekat dan Para Sufi,(Jakarta: Grafindo, 2001) hal. 2
4
Sri Mulyati, Mengenal dan Memahami Tarekat-Tarekat Muktabarah di Indonesia,(Jakarta: Kencana, 2006)
hal. 85 Noer Iskandar Al Barsyany,Tasawwuf, Tarekat dan Para Sufi,(Jakarta: Grafindo, 2001) hal. 736
Ibid. hal. 706
Setelah tasawwuf itu lahir, ajaran ini terus mengalami perkembangan. Namun para ulama
berpendapat bahwa pada abad ke-5 Hijriyyah atau 13 Masehi, baru muncul tarekat sebagai
kelanjutan kegiatan sufi sebelumnya. Hal ini ditandai dengan adanya silsilah tarekat yang selalu
dihubungkan nama pendiri atau tokoh sufi yang yang lahir pada abad itu.8Di Indonesia sendiri,
kelahiran ajaran tasawwuf serta lembaga-lembaga tarekatnya bersamaan dengan kehadiran Islam
di kawasan ini. Sebagian muballigh, yang menyebarkan Islam di Nusantara, telah mengenalkan
ajaran Islam dalam kapasitas mereka sebagai guru sufi.9Tentang kapan pribum nusantara
memeluk Islam, para ahli berbeda pendapat. Hal ini terjadi karenaIslamisasi di Indonesiatidak
terdokumentasi dengan baik sehingga banyak spekulasi dikalangan ilmu wanyang menimbulkan
polemic yang hingga saat ini belum selesai. Mungkin orang muslim asing memang⁷
__________________________________________________
5
Ibid hal. 118
6
Sri Mulyati, Mengenal dan Memahami Tarekat-Tarekat Muktabarah di
Indonesia,(Jakarta: Kencana, 2006) hal. 6
Page | 4
7
Noer Iskandar Al Barsyany,Tasawwuf, Tarekat dan Para Sufi,(Jakarta: Grafindo, 2001)
hal. 8-99
8
Ajid thohir,Gerakan Politik Kaum Tarekat , (Bandung: Pustaka Hidayah, 2002) Hal 27.
sudah ada yang menetap di pelabuhan dagang di Sumatra dan Jawa beberapa abad sebelum abad
ke-16,namun baru menjelang abad ke-10 ada bukti-bukti orang-orang pribumi memeluk Islam di
suatu Kerajaan kecil Perlak, dilanjutkan pada abad ke-13 oleh kerajaan smudera Pasai. Selama
abad ke 14 dan 15 Islamsecara berangsur-angsur menyebar ke pantai utara Jawa dan Maluku.
Terlepas dari semua itu,Sejarawan mencatat bahwa karena factor tasawwuf dan tarekatlah
Islamisasi Asia Tenggara,termasuk Indonesia, berlangsung damai. Ajaran tasawwuf dapat
dengan mudah dipadukan dengan ide-ide sufistik India dan pribumi yang dianut masyarakat
setempat.10Dari perpaduan itulah, menyebabkan banyaknya tarekat dan organisasi mirip tarekat
yang berkembang di Indonesia. Beberapa di antaranya hanya merupakan tarekat local, misalnya
Wahidiyah dan Shiddiqiyah di Jawa Timur dan Syahadatain di Jawa Tengah. Bahkan ada yang
merupakan cabangdari gerakan sufi Internasional, misalnya tarekat Syattariyah, Khalwatiyah,
Naqsabandiyah, Syadziliyah dan lain sebagainya.11 Namun tampaknya, dari sekian banyak
tarekat yang ada di seluruh dunia, hanya ada beberapa tarekat yang bisa masuk dan berkembang
di Indonesia. Faktor kemudahan system komunikasi dalam kegiatan transmisinya serta tarekat –
tarekat itu dibawa langsung oleh tokoh-tokoh pengembangnya, yang kebanyakan berasal dari
Persia dan India, sangat mempengaruhi.12 Bahkan saat ini Indonesia telah mampu memilah
danmemilih antara tarekat yang mu’tabarah dan ghoiru mu’tabarah. KH. Dzikron Abdullah
memberi batasan-batasan suatu tarekat bisa dikategorikan sebagai tarekat mu’tabarah apabila
memenuhi kriteria dibawah ini:a.sanad(silsilah)-nya muttashil (bersambung) sampai kepada
Nabi. b.Pelaksanaan syari’at dalam suatu tarekat harus benar dan ketat.13Bahkan lebih dari itu,
ada beberapa tarekat yang lahir dan berkembang di Indonesia. Ada yang merupakan hasil ulama’
lokal yang mengkolaborasikan beberapa tarekat, dan ada juga yang memang hasil ijtihadnya.
Diantaranya adalah tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah didirikan oleh syekh Ahmad katib
Sambas, tarekat shiddiqiyah yang didirikan oleh kyai Muchtar Mukti
__________________________________________________
910Sri Mulyati, Mengenal dan Memahami Tarekat-Tarekat Muktabarah di Indonesia,(Jakarta:
Kencana, 2006 hal.7-1211
Page | 5
10Martin van Bruinessen,Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia, (Bandung: Mizan, 1996), hal.
1612
11 Ajid thohir, Gerakan Politik Kaum Tarekat , (Bandung: Pustaka Hidayah, 2002)Hal 27-28
Seperti telah di sebutkan di atas, bahwa ajaran tasawwuf berkembang pesat karena orang-
orang pribumi sangat antusias terhadap ajaran ini. Hal ini dipengaruhi oleh kekentalan kehidupan
pribumi terhadap mistik sebelum Islam datang. Sehingga tidak lama setelah Islam bersamaajaran
Tasawwufnya masuk ke Nusantara, banyak ulama’ nusantara yang menggeluti ajaran
ini,diantaranya adalah Syaikh Yusuf Makassar, Hamzah Fansuri, Syamsuddin Al Sumatrani,
Nuruddin Al Raniri, Abdul Ra’uf Singkel dan lain-lain.16 Ketika itu, corak pemikiran Islam
diwarnai oleh tasawwuf. Pemikiran para sufi besar Ibn Al ‘Araby dan Abu Hamid Al
Ghazalisangat berpengaruh terhadap pengamalan-pengamalan muslimin generasi
pertama.17Bahkan, kehadiran tarekat di tengah-tengah masyarakat Indonesia pada masa
penjajahan itutelah memberikan angin segar bagi rakyat jajahan yang ingin melepaskan diri dari
penjajahan.Timbulnya beberapa pemberontakan di Banten pada tahun 1888, Kediri pada tahun
1888, dan Sidoarjo pada tahun 1904. Dengan hal ini, terlihat bahwa pada waktu itu tarekat
berfungsi tidak hanya sebagai gerakan keagamaan, tetapi juga gerakan politik dalam menghadapi
penjajahan.18Saat ini, tarekat masih mendapat tempat tempat d hati kaum muslimin Indonesia.
Bahkanterus berkembang di kota-kota besar di Indonesia. Juga tidak hanya terbatas kalangan
ekonomimenengah ke bawah, tetapi telah merambah pada kalangan ekonomi ke atas, bahkan
para bangsawan. Hal ini dapat dilihat dari antusiasme warga setiap acara rutinan jam’iyyah
tarekat tertentu
___________________________________
12
14 Sri Mulyati, Mengenal dan Memahami Tarekat-Tarekat Muktabarah di Indonesia,(Jakarta:
13
Kencana, 2006) hal.25315
14
Sri Mulyati, Mengenal dan Memahami Tarekat-Tarekat Muktabarah di Indonesia,(Jakarta:
Kencana, 2006) hal. 818
15
Ajid Thohir,Gerakan Politik Kaum Tarekat , (Bandung: Pustaka Hidayah, 2002)hal 32-34
Page | 6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berbicara tentang agama, tidak dapat lepas dari hubungan dengan Tuhan, yang dalam
Islam dikenal dengan ajaran tasawwuf yang kemudian dalam perkembangannya telah
menjadi ideology institusi-institusi yang menaunginya yang disebut tarekat. Dalam
perkembanganselanjutnya, tarekat ternyata juga ikut andil dalam proses kemerdekaan
bangsa Indonesia.Disadari atau tidak, diakui atau tidak, berbagai macam fakta dalam
bingkai sejarah “Tasawwuf dan Tarekat di Indonesia” telah membuktikannya
Page | 7
DAFTAR PUSTAKA
Iskandar, Noer .Tasawwuf, Tarekat dan Para Sufi. Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2001
.Mulyati, Sri. Mengenal dan Memahami Tarekat-Tarekat Muktabarah di
Indonesia.Jakarta:Kencana, 2006
.van Bruinessen, Martin.Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia.Bandung: Mizan, 1996.
Ajid.Gerakan Politik Kaum Tarekat . Bandung: Pustaka Hidayah, 2002