Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

TAREKAT
Hubungan Tarekat Dan Tasawuf, Sejarah Dan Perkembangan Tarekat, Aliran-Aliran
Tarekat Dalam Dunia Islam.
Dosen Pengampu : Dr.Muh.Mustakim.M.Pd.I.,

Disusun Oleh :

BINTANG ZEIN 211100693

AYU MARSELA PUTRI 211100693

INDAH FEBRIYANTI 211100710

PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSATAS ALMA ATA

YOGYAKARTA

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita terhadap allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan
karunianya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul
“Tarikat (Pengertian, Mursyid, Murid). Hubungan Tarikat Dan Tasawuf, Sejarah Dan
Perkembangan Tarikat Aliran-Aliran Tarikat Dalam Dunia Islam.”

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Akhlak Tasawuf selanjutnya kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak DR. Muh.
Mustakim, M. Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Akhlak Tasawuf.

Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kami. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya berharap adanya kritik dan saran
demi kebaikan makalah kami selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami.

Bantul, 02 November 2022

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tarekat dalam bahasa arab (۱‫ )لطريقة‬yang berati jalan, keadaan, aliran dalam garis
pada sesuatu. Menurut istilah tarikat mempunyai banyak pendapat dalam memberikan
pengertiannya. Dari semua pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa tarekat
yaitu merupakan hasil dari sebuah pengalaman seorang sufi kemudian diikuti oleh para
murid-muridnya, yang dilakukan dengan aturan/cara tertentu dan bertujuan untuk
mendekatkan diri kepada Allah.
Ajaran tarekat adalah salah satu pokok ajaran yang ada dalam tasawuf. Ilmu
tarekat sama sekali tidak dapat dipisahkan dengan ilmu tasawuf dan tidak mungkin
dipisahkan dari kehidupan orang-orang sufi. Orang sufi adalah orang yang menerapkan
ajaran tasawuf. Dan tarekat itu sendiri adalah tingkatan ajaran pokok dari tasawuf itu.
Namun, tidak semua orang yang mempelajari tasawuf terlebih lagi belum
mengenal tasawuf akan faham sepenuhnya tentang tarekat. Banyak orang yang
memandang tarekat secara sekilas akan menganggapnya sebagai ajaran yang diadakan di
luar Islam (bid’ah), padahal tarekat itu sendiri merupakan pelaksanaan dari peraturan-
peraturan syari’at Islam yang sah. Namun perlu kehati-hatian juga karena tidak sedikit
tarekat-tarekat yang dikembangkan dan dicampuradukkan dengan ajaran-ajaran yang
menyeleweng dari ajaran Islam yang benar. Oleh sebab itu, perlu diketahui bahwa ada
pengklasifikasian antara tarekat muktabarah (yang dianggap sah) dan ghairu muktabarah
(yang tidak dianggap sah).
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Tarekat ?
2. Apa hubungan Tarikat dan Tasawuf ?
3. Seperti apa sejarah dan perkembangan Tarikat ?
4. Apa saja aliran-aliran Tarikat dalam dunia islam ?
C. Tujuan
1. mengetahui pengertian Tarikat.
2. mengetahui hubungan antara Tarikat dan Tasawuf.

1
3. mengetahui sejarah dan perkembangan Tarikat.
4. mengetahui aliran-aliran Tarikat dalam dunia islam.
D. Metode Penelitian
Dalam pembuatan makalah ini kami menggunakan sebuah tekhnik mengambil
data, yaitu dengan studi pustaka, tekhnik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara
pengumpulan kajian pustaka ataupun sumber-sumber referensi dari internet yang
kemudian kamu jadikan satu kedalam makalah yang kami buat.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Tarikat
Dari segi etimologi, kata tarekat yang berasal dari bahasa Arab ‫طریقة‬yang
merupakan bentuk mashdar (kata benda) dari kata ‫طریقة‬- ‫طرقیطرق‬yang memiliki arti ‫)الكیفیة‬
jalan, cara), ‫ )األسلوب‬metode, sistem), ‫)المذھب‬madzhab, aliran, haluan), dan ‫ )الحالة‬keadaan)
(Ahmad Warson Munawwirr, 1997: 849). Pengertian ini membentuk dua makna yaitu
metode bagi ilmu jiwa akhlak yang mengatur suluk individu dan kumpulan sistem
pelatihan ruh yang berjalan sebagai persahabatan pada kelompok-kelompok persaudaraan
Islam.1
Abu Bakar Aceh menjelaskan bahwa tarekat itu sebagai jalan, petunjuk dalam
melakukan sesuatu ibadah yang sesuai dengan ajaran yang ditentukan dan dicontohkan
oleh Nabi dan dikerjakan oleh sahabat dan tabi’in, turun-temurun sampai kepada guru-
guru, dan terus sambung-menyambung. Guru-guru yang memberikan petunjuk dan
pimpinan ini dinamakan Mursyid yang mengajar dan memimpin muridnya sesudah
mendapat ijazat dari gurunya pula sebagaimana tersebut dalam silsilahnya. Dengan
demikian ahli Tasawuf yakin, bahwa peraturan-peraturan yang tersebut dalam ilmu
Syari’at dapat dikerjakan dalam pelaksanaan yang sebaik-baiknya.2
Para sufi menjalankan tarekat itu bersifat individu, sehingga menjadikan adanya
perbedaan antara satu sufi dengan sufi lainnya. Jadi, pada prakteknya muncul tata cara
dan aturan yang berlainan pula. Lebih jauh munculah tarekat-tarekat dengan nama dan
kaifiyat yang bermacam-macam.3
Sebagai gambaran, Syekh Abdul Qadir al Jailani (tokoh pendiri tarekat Qadiriyah)
selalu menekankan pada pensucian diri dari nafsu dunia. Karena itu, dia memberikan
beberapa petunjuk untuk mencapai kesucian diri yang tertinggi. Adapun beberapa ajaran
tersebut adalah taubat, zuhud, tawakal, syukur, ridha dan jujur. Bahkan di antara praktik
spiritual yang diadopsi oleh tarekat ini adalah zikir (terutama melantunkan asma’ Allah

1
Rahmawati. 2014. "Tarekat Dan Perkembangannya".al-Mundzir.Vol. 7, No. 1.Hal-85
2
Ibid;halaman 85
3
Ibid;halaman 87
3
berulang-ulang). Dalam pelaksanaanya terdapat berbagai tingkatan penekanan dan
intensitas. Ada zikir yang terdiri atas satu, dua, tiga dan empat. Praktik zikir dapat
dilakukan bersama-sama, dibaca dengan suara keras atau perlahan, sambil duduk
membentuk lingkaran setelah shalat, pada waktu subuh maupun malam hari. Setelah
melakukan zikir, pelaku tarekat ini dianjurkan untuk melakukan apa yang disebut dengan
pas al anfas yakni mengatur napas sedemikian rupa sehingga dalam proses menarik dan
menghembuskan napas, asma’ Allah bersikulasi dalam tubuh secara otomatis. Kemudian
ini diikuti dengan muraqabah dan kontemplasi.4
Jadi, tarekat merupakan upaya pendekatan diri kepada Allah yang teraplikasi
lewat zikir yang banyak kepada-Nya. Akan tetapi, tarekat merupakan pengalaman pribadi
sehingga aplikasi tersebut terkadang berbeda antara satu dengan yang lain. Itulah
sebabnya, dikatakan bahwa tidak ada batasan mengenai jumlah terakat itu, karena setiap
manusia mestinya harus mencari dan merintis jalannya sendiri, sesuai dengan bakat dan
kemampuan ataupun taraf kebersihan hati mereka masing-masing.5
B. Hubungan Tarikat Dengan Tasawuf
Tasawuf merupakan salah satu cabang ilmu islam yang lebih menekankan kepada
dimensi batin atau spiritual. secara umum tasawuf memiliki arti kecenderungan mistisme
universal yang ada sejak dahulu kala, berasaskan sikap zuhud terhadap keduniaan
(asketisme), dan bertujuan membangun hubungan (ittishal) dengan al-mala’ al-a’la yang
merupakan sumber kebaikan, emanasi, dan ilumunasi. Ada beberapa pendapat mengenai
makna kata tasawuf, akan tetapi secara substansial tasawuf berarti usaha mendekatkan
diri kepada allah SWT. dengan cara mensucikan rohani dan memperbanyak ibadah.
Sehingga banyak manusia yang mensucikan diri dengan menempuh jalan rohani , dan
inilah yang disebut dengan tarekat.6
Dalam ilmu tasawuf tarekat diartikan sebuah jalan atau petunjuk dalam
melakukan sesuatu ibadah sesuai dengan ajaran yang dicontohkan oleh nabi Muhammad
SAW. dan dikerjakan oleh sahabat-sahabat nabi, tabi’in dan tabi’in-tabi’in turun

4
Ibid;halaman 87
5
Ibid; halaman 89
6
Agus Zainal Mustofa. 2016. "Hubungan Tasawuf Dengan Tarekat". Yogyakarta.
4
temurunnya sampai kepada guru-guru atau ulama-ulama sambung menyambung sampai
masa sekarang.7
Dan dari pengertian diatas hubungan antara tarekat dengan tasawuf adalah tarekat
bermula dari tasawuf dan berkembang dengan berbagai macam paham dan aliran, yang
tergambar dalam thuruqush sufiyah (aliran-aliran tarikat) sehingga belakangan ini
seseorang yang hendak bergabung dalam kehidupan tasawuf umumnya adalah melalui
aliran tarikat yang sudah ada. Pada intinya hubungan tarekat dengan tasawuf adalah
usaha mendekatkan diri kepada Allah SWT. dengan melalui penyesuaian rohani dan
memperbanyak ibadah, maka tarikat adalah jalan yang ditempuh untuk mendekatkan diri
kepada Allah SWT.8
C. Sejarah Perkembangan Tarikat
Tarekat pada awalnya merupakan salah satu bagian dari ajaran tasawuf. Para sufi
mengajarkan ajaran pokok tasawuf yaitu syariat, terekat, hakikat, dan Ma’rifat yang pada
akhirnya,masing-masing ajaran tersebut berkembang menjadi satu aliran yang berdiri
sendiri. Sebagaimana yang diungkapkan dalam hadis, yang maknannya bahwa syariat
adalah perkataanku, tarekat adalah perbuatanku, dan hakikat adalah batinku. Menurut
Muhammad al-Aqqas, tasawuf berasal Islam karena sudah ada dasarnya dalam ayat-ayat
AL-Quran, sehingga diakui sebagai ajaran yang benar.9
Abu Bakar Atjeh dalam bukunya, Pengantar Tarekat, dengan tegas menyatakan
bahwa tarekat merupakan bagian terpenting dari pada pelaksanaan tasawuf. Mempelajari
tasawuf dengan tidak mengetahui dan melakukan tarekat merupakan suatu usaha yang
hampa. Dalam ajaran tasawuf diterangkan, bahwa syariat itu hanya peraturan belaka,
tarekat lah yang merupakan perbuatan untuk melaksanakan syariat itu, apabila syariat dan
tarekat ini sudah dapat dikuasai, maka lahirlah hakekat yang tidak lain daripada
perbaikan keadaan atau ahwal, sedangkan tujuan yang terakhir ialah makrifat yaitu
mengenal dan mencintai Tuhan dengan sebaik-baiknya.10
7
Ibid
8
Ibid
9
Tedy, Armin. 2017. "Tarekat Mu'tabaroh Di Indonesia (Studi Tarekat Shiddiqiyah Dan
Ajarannya)". El-afkar. Vol 6 Nomor 1. Hal-32

10
Awaludin. 2016. "Sejarah Dan Perkembangan Tarekat Di Nusantara". El-afkar. Vol 5 Nomor
II. Hal-126
5
Ditinjau dari segi historis, kapan dan tarekat mana yang mula-mula timbul sebagai
suatu lembaga, sulit diketauhi dengan pasti. Namun Harun Nasution menyatakan bahwa
setelah Al-Ghozali menghalalkan tasawuf yang sebelumnya dikatakan sesat, tasawuf
berkembang di dunia Islam, tetapi perkembangannya melalui tarekat. Tarekat adalah
organisasi dari pengikut sufi-sufi besar yang bertujuan unuk melestarikan ajaran-ajaran
tasawuf gurunya. Tarekat ini memakai suatu tempat pusat kegiatan yang disebut ribat
(disebut juga zawiyah, hangka, atau pekir). Ini merupakan tempat para murid berkumpul
melestarikan ajaran tasawufnya, ajaran tasawuf walinya dan ajaran tasawuf syaikhnya.11
Masuknya tarekat ke Indonesia diyakini sama dengan sejarah masuknya Islam ke
Nusantara. Besarnya pengaruh tarekat dalam islamisasi juga didukung dari temuan
sejarah bahwasannya islam sudah masuk di Nusantara sejak abad ke-7, dan di Jawa sejak
abad 11 M, namun sejauh itu tidak cukup signifikasikan mengubah agama masyarakat
nusantara. Proses islamisasi nusantara secara besar-besaran baru terjadi pada penghujung
abad 14 atau awal abad 15, bersamaan dengan masa keemasan perkembangan tasawuf
akhalaki yang ditandai dengan munculnya aliran-aliran tarekat di Timur Tengah. Fase itu
sendiri telah dimulai sejak Imam Abu Hamid Muhammad Al-Ghazali (wafat 1111 M)
merumuskan konsep tasawuf moderat yang memadukan keseimbangan unsur Ahklak,
syariat, dan filsafat.12
Konsep itu diterima sacara terbuka oleh kaum fukaha yang sebelumnya
menentang habis-habisan ajaran tasawuf falsafi yang kontroversial. Dilanjutkan dengan
bermunculannya pusat-pusat pengajaran tasawuf yang dipimpin oleh para sufi terkemuka
seperti Syekh Abdul Qadir AlJailani (wafat 1166 M), yang ajaran tasawufnya menjadi
dasar Thariqoh Qodiriyyah. Ada juga Syekh Najmudin Kubro (wafat 1221 M), sufi Asia
Tengah pendiri Thariqoh Kubrawiyyah; Syekh Abul Hasan Ali Asy-Syadzili (wafat
1258), pendiri Thariqoh Syadziliyyah asal Maghribi, Afrika Utara; Ahmad Arfa‟iyyah.
Belakangan, pada awal abad ke-14 juga lahir Tarekat Naqsabandiyah yang didirikan oleh
Syekh Muhammad Bahauddin An-Naqsabandy (wafat 1389) di Khurasan dan Tarekat
Syathariyyah yang di dirikan Syekh Abdullah Asy-Syatthari (wafat 1428 M). Tarekat-
tarekat ini kemudian menyebar luas ke seluruh dunia, termasuk di indonesia, melalui para

11
Ibid;halaman 32
12
Ibid;halaman 126-127
6
penyebar agama islam. Puncaknya pada abad 17-18, bersamaan dengan orang-orang jawa
yang naik haji. Sampai saat ini tak kurang dari 44 tarekat yang telah ada dan tersebar di
seluruh penjuru indonesia.13
D. Aliran-Aliran Tarekat Dalam Dunia Islam
1. Tarekat Qadiriyah
Didirikan oleh syeikh Abdul Qodir Al-Jailani, disebut juga Al-Jilli. Beliau
seorang alim dan zahid, dianggap qutubul’aqtab, mula pertama ahli fikih yang
terkenal dalam mazhab Hambali, kemudian beralih kegemarannya kepada ilmu
tarekat dan hakikat menunjukan keramat dan tanda-tanda yang berlainan dengan
kebiasaan sehari-hari.14
Orang dapat membaca sejarah hidup keanehan-keanehan dalam kitab yang
dinamakan Munakib Syeikh Abdul Qodir jailani, asli tertulis dalam bahasa Arab,
yang dibaca oleh rakyat pada waktu-waktu tertentu, konon untuk mendapatkan
berkah. Pernyataan, apakah mukjizat dan keramat itu terdapat dasar-dasar
pemikirannya dalam Islam.15
2. Tarekat Syaziliyyah
Tarekat ini didirikan oleh Abu al-Hasan al- Syatdzili. Tarekat ini diberi nama
syaziliyah karena memiliki cirri khusus yang berbeda dengan tarekat-tarekat yang
lain. Secara lengkap nama pendirinya adalah Al bin Abdullah bin Abd. Al-Jabbar
Abu al- syadziliyah. Silsilanya keturunannya mempunyai hubungan dengan orang-
orang garis keturunan Hasan bin Ali bin Abi Thalib, dan dengan demikian berarti
juga keturunan siti fatimah, anak perempuan Nabi Muhammad SAW.16
Tarekat ini menyebar luas di Mesir, Sudan, Libya, Tunisia, Aljazair, Negeri Utara
Afrika dan juga Indonesia. Syaikh Syadzali menjelaskan pada muridnya bahwa
tarekatnya berdiri pada lima (5) ajaran pokoknya yaitu:
a. Takwa kepada Allah SWT dalam keadaan rahasia maupun terbuka.
b. Mengikuti sunnah Nabi SAW dalam perkataan maupun perbuatan.

13
Ibid;halaman 127
14
Tedy, Armin. 2017. "Tarekat Mu'tabaroh Di Indonesia (Studi Tarekat Shiddiqiyah Dan
Ajarannya)". El-afkar. Vol 6 Nomor 1. Hal-33
15
Ibid;halaman 33
16
Ibid;halaman 33
7
c. Berpaling dari makhluk (tidak menumpukkan harapan) ketika berada didepan
atau dibelakang mereka.
d. Ridho terhadap Allah SWT dalam pemberian-Nya sedikit maupun banyak.
e. Kembali kepada Allah SWT dalam keadaan senang maupun duka.17
3. Tarekat Naqsabandiyah
Pendiri tarekat Naqsabandiyah adalah seorang pemuda tasaawuf terkenal yakni,
Muhammad Baha al-Din al-Uwaisi al-bukhari Naqsabandi (717 h/138 M-791 H/1389
M). Ia mendapat gelar Syaikh yang menunjukan posisinya yang penting sebagai
seorang pemimpin spritual. Setelah ia lahir segera di bawa oleh gurunya kepada Baba
al-Samasi ketika berusia 18 tahun. Kemudian ia belajar ilmu tarekat kepada seorang
quthb di Nasaf, yaitu Amir sayyid kulal al-Bukhari (w. 722/1371). Kulal adalah
seorang khalifah Muhammad Baba al-Samasi. Dari inilah ia pertama belajar tarekat
yang didirikannya.18 Tarekat ini mempunyai dampak dan pengaruh yang sangat besar
kepada masyarakat muslim di berbagai wilayah. Tarekat ini pertama kali di Asia
Tengah, kemudia meluas ke Turki, Suriyah, Afganistan, India, dan Indonesia. cirri
khas yang menonjol dalam tarekat ini adalah :
a. Mengikuti syari'at secara ketat, keseriusan dalam beribadah yang
menyebabkan penolakan terhadap musik dan tari, dan lebih menyukai
berdzikir dalam hati.
b. b) Upaya yang serius dalam mempengaruhi kehidupan dan pemikiran
golongan penguasa serta mendekati Negara pada Agama.19
4. Tarekat Khalwatiyah
Tarekat Khalwatiyah ini didirikan oleh Syekh Syihabuddin Abu Hafs Umar As-
Suhrawardi Al-Baghdadi (wafat 539-632) dan merupakan salah satu tarekat yang
berkembang di berbagai negara yaitu Turki, Syria, Mesir, Hijaz dan Yaman. Di
Mesir, Tarekat Khalwatiyah didirikan oleh Ibrahim Gulsheini (wafat 940 H/ 1534 M)
yang kemudian terbagi kepada beberapa tarekat lainnya diantaranya, Tarekat
Sammaniyah yang didirikan oleh Muhammad bin Abdul Karim as-Sammani (1718-

17
Agus Zainal Mustofa. 2016. "Hubungan Tasawuf Dengan Tarekat". Yogyakarta.
18
Tedy, Armin. 2017. "Tarekat Mu'tabaroh Di Indonesia (Studi Tarekat Shiddiqiyah Dan
Ajarannya)". El-afkar. Vol 6 Nomor 1. Hal-33
19
Ibid
8
1775 M).20 Tarekat Khalwatiyah di indonesia banyak dianut oleh suku bugis dan
Makasar.21
5. Tarekat Rifa’iyah
Tarekat ini didirikan oleh Ahmad bin Ali ar-Rifa’I (512-578 H). beliau
meletakkan dasar- dasar yang kuat dan prinsip-prinsip yang kokoh, yaitu ajakan untuk
beriman dan mengikuti sunah Rasul Allah, menjaga rukun Islam, berpegang pada
keutamaan-keutamaan dan menjauhi hal-hal yang hina. Tarekat rifa’iyah terkenal
dengan sebutan “Rafa’I” di Aceh yaitu tabuhan rebana yang berasal dari perkataan
Rifa’I pendiri dan penyair tarekat ini. kemudian di Sumatera dengan permaian debus,
yaitu menikam diri dengan senjata tajam yang diringi dengan dzikir-dzikir tertentu.
Tarekat Sufi Sunni ini memainkan peranan penting dalam pelembagaan sufisme, dari
segala praktek kaum Rifa’iyah, dzikir tarekat ini yang khas patut dicatat.22
6. Tarekat Syattariyah
Tarekat ini didirikan oleh Abdullah bin Syattar (wafat pada tahun 1485 M) dari
India. Tarekat ini menonjolkan aspek dzikir dalam ajarannya. Dalam tarekat ini
dikenal 7 macam dzikir muqodimah sebagai peralatan/tangga untuk masuk kedalam
tarekat syattariyah, yang disesuaikan dengan 7 nafsu manusia.23
Tarekat Syattariyyah di Sumatera Barat telah menjadi salah satu pilar terpenting
dalam penyebaran ajaran neosufisme, sehingga sangat berperan dalam pembentukan
struktur masyarakat Muslimnya. Ulama-ulama setempat yang mengembangkan
Tarekat Sattariyyah di wilayah ini, mulai dari syaikh Burhannuddin Ulakan sehingga
para Kholifah dan murid-muridnya telah mengalami pergumulan yang demikian
intens dengan berbagai unsur dan kerakter budaya, sehingga pada gilirannya
melahirkan sifat dan kecendrungan ajaran yang khas dan relatiftif berbeda engan sifat
dan kecendrungan Tarekat Syattariyyah di wilayah lain.24
satu hal yang perlu diingat bahwa dzikir hanya dapat dikuasai melalui bimbingan
seorang pembimbing (guru/syekh).25
20
Ibid
21
Ibid;halaman 34
22
Ibid
23
Ibid
24
Ibid;halaman 34`
25
Ibid
9
7. Tarekat Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah
Tarekat ini merupakan gabungan dari dua ajaran tarekat, yaitu Tarekat Qodiriyah
Dan Tarekat Naqsyabandiyah. Tarekat ini didirikan oleh Ahmad Khatib Sambas
(1802-1872) yang bermukim dan mengajar di Makkah pada pertengahan abad ke-
19.26 Beliau mengajarkan dua jenis tarekat dalam satu versi dan mengajarkan dua
jenis zikir sekaligus yaitu zikir dibaca keras dalam tarekat Qadiriyyah dan zikir
dilakukan dalam hati yaitu tarekat Naqsandiyyah.27 Tarekat ini merupakan yang
paling berpengaruh dan tersebar luas di pulau jawa saat ini.28
8. Tarekat Sammaniyah
Didirikan oleh Muhammad bin Abdul Karim al-Madani asy-Syafi’I as-Samman
(1130-1189 H/1718-1775 M). Dalam tarekat ini memiki hal menarik yang
menjadikannya ciri khas tersendiri yaitu saat berdzikir mengeraskan dan
melengkingkan suara saat mengucapkan kalimat laa ilaha illa Allah, selain itu
dikenal juga ratib Samman yang hanya menggunakan perkataan HU, yang artinya Dia
Allah. Diantara ajaran-ajarannya ialah memperbanyak dzikrullah dan shalat, lemah
lembut kepada fakir miskin, tidak mencintai dunia, menukar akal basyariyah dangan
akan rubbaniyah dan mentauhidkan Allah dalam dzat, sifat dan af’al-Nya.29
Syaikh Samman sebenarnya tidak hanya mengusai bidang tarekat saja tetapi
bidang-bidang Islam lainnya. Ia belajar hukum Islam ke lima ulama fikih terkenal:
Muhammad al-Daqqad, Sayyid Ali –Aththar, Ali al-Kurdi. Abd alWahhab Al-
Thanhawi (di Mekkah) dan Said Hilal al- Makki. Ia juga pernah berguru dengan
Muhammad Hayyat, seorang muhad disebut dengan reputasi lumayan di Haramayn
dan dinisiasi sebagai penganut Tarekat Naqsabandiyyah.30
9. Tarekat Tijaniyah
Tarekat Tijaniyah didirikan oleh Syekh Ahmad bin Muhammad at-Tijani [1150-
1230 H/ 1737-1815 M]. Bentuk amalan Tarekat Tijaniyah terdiri dari dua jenis, yaitu
wirid wajibah dan wirid ikhtisyariyah.31
26
Ibid
27
Ibid;halaman 35
28
Ibid
29
Ibid
30
Ibid;halaman 35
31
Ibid
10
Syaikh Ahmad Tijani diyakini oleh kaum Tijaniyah sebagai wali agung yang
memiliki derajat tertinggi, dan memiliki banyak keramat, karena didukung oleh faktor
geneologis, tradisi keluarga, dan proses penempaan dirinya.32
10. Tarekat Chisytiyah
Tarekat ini merupakan salah satu tarekat sufi utama di Asia Selatan. Tarekat ini
didirikan di India oleh Khwaja Mu’inuddin Hasan al-Chisyti, yang lebih sering
dipanggil dengan sebutan Mu’inuddin Chisyti. Tarekat ini banyak menyebar luas di
seluruh kawasan yang merupakan wilayah India, Pakistan, Dan Banglades.33
11. Tarekat Maulawiyah
Nama tarekat Maulawiyah ini berasal dari kata “Maulana” yang artinya guru
kami. Hal ini merupakan gelar Muhammad Jalaluddin Rumi yang diberikan oleh
murid-muridnya (wafat 1273). Muhammad Jalaluddin Rumi merupakan pendiri
tarekat ini, dan didirikan sekitar 15 tahun terakhir hidup beliau. Salah satu mursyid
yang terkenal dari tarekat ini adalah syekh al-Kabir Helminski yang bermarkas di
California, Amerika Serikat.34
12. Tarikat Ni’matullahi
Tarekat ini merupakan salah satu mazhab sufi Persia yang berdiri dan Berjaya
pada abad ke-8 sampai ke-14 mengalihkan loyalitasnya kepada Syi’I islam. Tarekat
ini didirikan oleh Syekh Ni’matullah Wall. Tarekat ini secara khusus menekankan
pengabdian dalam pondok sufi itu sendiri.35
13. Tarekat Sanusiyah
Tarekat ini didirikan oleh Sayyid Muhammad bin Ali as-Sanusi. Dalam tarekat ini
dzikirnya dapat dilakukan bersama-sama maupun dilakukan sendiri.36

32
Ibid;halaman 35
33
Ibid
34
Ibid
35
Ibid
36
Ibid
11
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Secara substansial tasawuf berarti usaha mendekatkan diri kepada Tuhan dengan
cara mensucikan rohani dan memperbanyak ibadah. Orang yang bertasawuf adalah orang
yang mensucikan dirinya lahir dan batin dalam satu pendidikan etika (budi pekerti)
dengan menempuh jalan atas dasar didikan tiga tingkat yang dalam istilah ilmu tasawuf
dinamakan: Takhali, Tahalli, dan Tajalli.

12
Tarekat adalah sebuah jalan atau petunjuk dalam melakukan sesuatu ibadah sesuai
dengan ajaran yang dicontohkan oleh nabi Muhammad SAW. dan dikerjakan oleh
sahabat-sahabat nabi, tabi’in dan tabi’in-tabi’in turun temurunnya sampai kepada guru-
guru atau ulama-ulama sambung menyambung sampai masa sekarang.
Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa tasawuf itu adalah
usaha mendekatkan diri kepada Tuhan, sedangkan tarikat adalah cara dan jalan yang
ditempuh seeorang dalam usahanya mendekatkan diri kepada Allah. berkembanganya
tarekat sejak zaman dahulu sampai sekarang membuat munculnya beberapa aliran-aliran
didalam tarekat, yaitu seperti Tarekat Qadiriyah, Tarekat Syaziliyyah, Tarekat
Naqsabandiyah, Tarekat Khalwatiyah, Tarekat Rifa’iyah, Tarekat Syattariyah, Tarekat
Qadiriyah Wa Naqsyabandiyah, Tarekat Sammaniyah, Tarekat Tijaniyah, Tarekat
Chisytiyah, Tarekat Maulawiyah, Tarikat Ni’matullahi, dan Tarekat Sanusiyah.

13
DAFTAR PUSTAKA

Khoirul Fata, Ahmad. 2011. "Tarekat". Gorontalo, institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan
Amai.

Tedy, Armin. 2017. "Tarekat Mu'tabaroh Di Indonesia (Studi Tarekat Shiddiqiyah Dan
Ajarannya)". El-afkar. Vol 6 Nomor I. Hal-32

Riyadi, Agus. 2014. "Tarekat sebagai organisasi tasawuf (melacak peran tarekat dalam
perkembangan dakwah islamiyah)". Jurnal at-Taqaddum

Rahmawati. 2014. "Tarekat Dan Perkembangannya".al-Mundzir.Vol. 7, No. 1.Hal-85


Awaludin. 2016. "Sejarah Dan Perkembangan Tarekat Di Nusantara". El-afkar. Vol 5 Nomor II.
Hal-126

Agus Zainal Mustofa. 2016. "Hubungan Tasawuf Dengan Tarekat". Yogyakarta

14

Anda mungkin juga menyukai