1. Musamma
2. Masruroh
BANGKALAN 2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena atas limpahan rahmat, karunia, dan
hidayahNya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini sesuai yang diharapkan.
Shalawat serta dalam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Yang telah
membawa kita dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang. Dalam proses
pendalaman materi ini, tentunya kami mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran.
Untuk itu rasa Terima kasih kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah memberi masukan
untuk makalah ini . Untuk ini penyusun mengharap kritik dan saran yang bersifat
membangun demi pembangunan makalah ini selanjutnya . Demikian makalah ini kami buat
semoga bermanfaat.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
A. Latar Belakang.........................................................................................................................4
B. Tujuan Pembahasan................................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
A. Pengertian Tasawuf.................................................................................................................6
B. Sumber dan Perkembangan Pemikiran Tasawuf..................................................................7
C. Pendekatan Utama Dalam Kajian Tasawuf.........................................................................12
D. Model-Model Penelitian Tasawuf.........................................................................................13
BAB III...............................................................................................................................................16
PENUTUP..........................................................................................................................................16
A. Kesimpulan.............................................................................................................................16
B. Saran.......................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................17
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tasawuf merupakan salah satu bidang studi Islam yang memusatkan perhatian
pada pembersihan aspek rohani manusia yang selanjutnya dapat menimbulkan akhlak
mulia. Pembersihan aspek rohani atau batin ini selanjutnya dikenal sebagai dimensi
esoterik dari diri manusia. Hal ini berbeda dengan aspek Fiqih, khususnya bab
thaharah yang memusatkan perhatian pada pembersihan aspek jasmaniah atau lahiriah
yang selanjutnya disebut sebagai dimensi eksoterik. Islam sebagai agama yang
bersifat universal dan mencakup berbagai jawaban atas berbagai kebutuhan manusia,
lantaran penilaian yang sesungguhnya dalam Islam diberikan pada aspek batinnya.
Hal ini misalnya terlihat pada salah satu syarat diterimanya amal ibadah, yaitu harus
disertai niat.
pengetahuan ini diharapkan ia akan tampil sebagai orang yang pandai mengendalikan
dirinya pada saat berinteraksi dengan orang lain, atau pada saat melakukan berbagai
dan sebagainya. Dari suasana yang demikian itu, tasawuf diharapkan dapat mengatasi
Oleh karena itu dalam pembahasan makalah ini akan dipaparkan beberapa
tasawuf.
tasawuf serta siapakah tokoh dan karya utama dalam kajian tasawuf?
B. Tujuan Pembahasan
persyaratan penelitian tasawuf serta siapakah tokoh dan karya utama dalam
kajian tasawuf
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tasawuf
menjadi seorang sufi atau menyerupainya dengan ciri khas pakaiannya terbuat dari
bulu domba/wol (su>for),1 walaupun pada prakteknya tidak semua ahli sufi
Menurut sebagian pendapat menyatakan bahwa para sufi diberi nama sufi
karena kesucian (shafa) hati mereka dan kebersihan tindakan mereka. Di sisi yang lain
menyebutkan bahwa seseorang disebut sufi karena mereka berada di baris terdepan
Bahkan ada juga yang mengambil dari istilah ashab al-Suffah, yaitu para sahabat Nabi
dan rumah mereka untuk berkonsentrasi beribadah dan dekat dengan Rasulullah
SAW).[2]
Pada intinya tasawuf merupakan suatu usaha dan upaya dalam rangka
mensucikan diri (tazkiyatun nafs) dengan cara menjauhkan dari pengaruh kehidupan
dunia yang menyebabkan lalai dari Allah SWT untuk kemudian memusatkan
Menurut Syaikh Muhammad Amin al-Kurdi bahwa tasawuf adalah ilmu yang
kebaikan dan keburukan jiwa, cara membersihkannya dari (sifat-sifat) yang buruk dan
mengisinya dengan sifat-sifat yang terpuji,cara melakukan suluk, jalan menuju Allah,
karenanya, setiap orang yang diketahui hidup zuhud dan mengkonsentrasikan diri
pada Allah dinisbatkan kepada tasawuf, seperti Fudhail bin ’Iyadh, Abdullah bin
Mubarak, Ibrahim bin Adham, dan ahli-ahli zuhud lainnya seperti mereka.[4]
Pada kenyataannya, ada pendapat lain yang membedakan antara zuhud dan
tasawuf. Zuhud di dunia adalah sebuah keutamaan dan amalan yang disyariatkan dan
disunnahkan, serta merupakan akhlak para Nabi, wali, dan hamba-hamba yang shalih
yang mengutamakan apa yang disisi Allah di atas kenikmatan duniawi dan
Sedangkan tasawuf adalah konsep yang berbeda, karena jika seorang sufi
mantap dalam kesufiannya, maka zuhud baginya adalah sesuatu yang tidak bermakna.
ia harus mencela apa yang dibebankan padanya.6 Dengan demikian tasawuf atau
sufisme adalah suatu istilah yang lazim dipergunakan untuk mistisisme dalam Islam
Dalam hal ini pokok-pokok ajarannya tersirat dari Nabi Muhammad SAW
yang didiskusikan dengan para sahabatnya tentang apa-apa yang diperolehnya dari
Malaikat Jibril berkaitan dengan pokok-pokok ajaran Islam yakni: iman, islam, dan
pembersihan hati, dzikir, ibadah lainnya serta mendekatkan diri kepada Allah
7
SWT. Tasawuf juga mempunyai identitas sendiri di mana orang-orang yang
menekuninya tidak menaruh perhatian yang besar pada kehidupan dunia bahkan
ajaran-ajaran seperti khauf dan raja’, al-taubah, al-zuhd, al-tawakkul, al- syukr,
al-shabr, al-ridha dan lainnya yang tujuan akhirnya fana atau hilang identitas diri
berbicara atau paling tidak berhubungan dengan hal-hal tersebut diatas. Di dalam
“Bahwasanya tidak ada tuhan melainkan aku, maka sembahlah olehmu sekalian
beruntung”.[6].
janganlah orang yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah. ”[7]
setiap bulan Ramadhan bertahannus di Gua Hira untuk mencari ketenangan jiwa
hadits yang artinya: ”Seorang laki-laki datang kepada Nabi saw lalu berkata:
Nabi berkata: Bertakwalah kepada Allah karena, itu adalah himpunan setiap
Berdzikirlah, karena itu adalah nur bagimu.”[8] Tentang kwalitas dan kwantitas
berbuat seperti ini, padahal Allah telah mengampuni dosa-dosa yang telah lalu
dan yang akan datang bagimu?” Nabi SAW, lalu menjawab:”Salahkah aku jika
Istilah Sufi baru muncul ke permukaan pada abad kedua Hijriyah, sebelum itu
Kaum muslimin dalam kurun awal Islam sampai abad pertama Hijriyah belum
mengenal istilah tersebut. Namun bentuk amaliah para Sufi itu tentu sudah ada
sejak dari awal kelahiran Islam itu dibawa oleh Rasulullah Muhammad saw,
Pada awal perkembangan tasawuf, sekitar abad 1 dan ke-2 H, tasawuf ditandai
oleh menonjolnya sifat zuhud. Pada fase inilah muncul zahid muslim yang
termasyhur di kota- kota seperti Madinah, Kufah, Basrah, Balk, dan juga kawasan
Mesir. Mereka merupakan gerakan yang menginginkan agar kaum muslim hidup
Di Madinah, Sa’id bin Musayyab (w. 91 H), murid dan menantu Abu Hurairah
sejumlah tiga puluh lima ribu dirham uang perak. Ia menolaknya dan beliau
tokoh-tokoh Islam klasik- sebagai tiran, sehingga tidak mau membaiat Abdul
Menurut catatan sejarah dari sahabat Nabi yang pertama sekali melembagakan
tasawuf dengan cara mendirikan madrasah tasawuf adalah Hudzaifah bin Al-
9
Yamani, sedangkan Imam Sufi yang pertama dalam sejarah Islam adalah Hasan
Al-Basri (21-110 H) seorang ulama tabi’in, murid pertama dari Huzaifah Al-
Yamani beliau dianggap tokoh sentral dan yang paling pertama meletakkan dasar
Pada periode ini, tasawuf telah kelihatan dalam bentuknya yang awal.
Pada periode ini ada sejumlah orang yang tidak menaruh perhatian kepada
kehidupan materi seperti makan, pakaian dan tempat tinggal. Mereka lebih
abadi yaitu akhirat. Jadi pada periode ini, tasawuf masih dalam bentuk
adalah: dari kalangan sahabat, diantaranya Salman Al-Farisi, Abu Dzar Al-
Jika pada tahap awal tasawuf masih berupa zuhud dalam pengertian
sederhana, maka pada abad ketiga dan keempat hijriah para sufi mulai
laku sehingga tasawuf telah menjadi sebuah ilmu akhlak keagamaan. Pada
periode ini, tasawuf mulai berkembang dimana para sufi menaruh perhatian
10
setidaknya kepada tiga hal yaitu jiwa, akhlak dan metafisika. Diantara tokoh-
tokoh pada abad ini adalah Ma’ruf al-Karkhi, Abu Faidh Dzun Nun bin
lain-lain.
Pada periode ini, lahirlah seorang tokoh sufi besar, Al-Ghazali. Dengan
tasawuf dengan filsafat dengan teori-teori yang tidak murni dari tasawuf dan
juga tidak murni dari filsafat. Kedua-duanya menjadi satu. Tasawuf ini
adalah Suhrawardi, Mahyuddin Ibn Arabi, Umar Ibn al-Faridh dan lain-lain.
praktek ritual yang lebih berbentuk formalitas sehingga semakin jauh dari
substansi tasawuf. Pada periode ini hampir tidak terdengar lagi perkembangan
Menurut Charles J Adams diantara banyak bidang kajian dalam studi Islam,
tasawuf merupakan bidang yang menarik minat pada tahun belakangan. Studi tradisi
Islam tidak dapat dilepaskan dari studi tentang mistis yang mungkin juga merupakan
aspek yang muncul pada masa awal Islam bahkan pada masa kenabian. Adams
menunjukkan beberapa sarjana yang tertarik mengkaji tasawuf, antara lain Annemarie
pendapat Adam adalah untuk menstudi tasawuf dapat didekati dengan pendekatan
fenomenologi.[12]
pengalaman subjektif, individu karena itu tingkah laku sangat dipengaruhi oleh
pandangan individu terhadap dirinya dan dunianya. Konsep tentang dirinya, harga
dirinya dan segala hal yang menyangkut kesadaran atau aktualisasi dirinya. Ini berarti
melihat tingkah laku seseorang selalu dikaitkan dengan fenomena tentang dirinya.[13]
pendekatan tematik yaitu penyajian ajaran tasawuf disajikan dalam tema jalan untuk
dekat pada Tuhan, zuhud, dan station-station lain, mahabbah, al-ma’rifah, al fana dan
al-baqa, al- ittihad, al-hulul dan wahdatul wujud. Pada setiap topik tersebut selain
dijelaskan tentang isi ajaran dari setiap topik tersebut dengan data-data yang didasari
Kajian tasawuf yang dilakukan dengan pendekatan tematik akan terasa lebih
Sayyed Husein Nasr merupakan ilmuwan yang amat terkenal dan produktif
dalam melahirkan berbagai karya ilmiah dia adalah ilmuwan muslim ke-6 abad
bukunya yang berjudul “tasawuf dulu dan sekarang” yang diterjemahkan Abdul
merupakan sarana untuk menjalin hubungan yang intens dengan Tuhan dalam
eksploratif, yakni menggali ajaran tasawuf dari berbagai literatur ilmu tasawuf. Ia
menekankan pada ajaran yang terdapat dalam tasawuf berdasarkan literatur yang
ditulis oleh para ulama terdahulu serta dengan mencari sandaran pada al-qur’an
contoh kehidupan nabi, kunci mengenal Allah, sendi kekuatan batin, fungsi
dengan studi dengan tokoh dan pahamnya yang khas, Ibn Arabi dengan pahamnya
wahdat al- wujud. Paham ini timbul dari paham bahwa Allah sebagaimana yang
diterangkan dalam uraian tentang hulul, ingin melihat diri-Nya di luar diri-Nya.
Oleh karena itu, dijadikan-Nya alam ini. maka alam ini merupakan cermin bagi
Allah. Dikala Ia ingin melihat dirinya, ia melihat kepada alam. Paham ini telah
membawa reinkarnasi, atau paham serba Tuhan, yaitu Tuhan menjelma dalam
berbagai ciptanya.
banyak Tuhan. Mereka berpendirian bahwa Tuhan dalam arti zat-Nya tetap satu,
namun sifat-Nya banyak. Sifat Tuhan yang banyak itupun dalam arti kualitas atau
Harun Nasution merupakan guru besar dalam bidang teologi dan filsafat islam
metode tematik, yakni penyajian ajaran tasawuf disajikan dalam tema jalan untuk
dekat kepada Tuhan, zuhud dan stasion-stasion lain, al-mahabbah, al-ma’rifat, al-
fana, al-baqa, al-ittihad, al-hulul, dan wahdat al-wujud. Pendekatan tematik dinilai
5. Model A. J. Arberry[19]
tersebut ia coba kemukakan tentang firman Allah, kehidupan nabi, para zahid,
para sufi, para ahli teori tasawuf, struktur teori dan amalan tasawuf , tarekat sufi,
teosofi dalam aliran tasawuf serta runtuhnya aliran tasawuf. Dari isi penelitiannya
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tasawuf adalah upaya melatih jiwa dengan berbagai kegiatan yang dapat
membebaskan manusia dari pengaruh kehidupan duniawi, selalu dekat dengan Allah
sehingga jiwa menjadi bersih dan memancarkan Akhlak mulia. Dalam kaitanya ini
pendekatan fenomenologis atau verstehen. Maka syaratnya kelak bagi para peneliti
harus menguasai persoalan-persoalan tasawuf yang cukup banyak. Dan para ahli
Nasr, Mustafa Zahri, Kautsar Azhari Noor, Hanun Nasution, A.J Arberry dan
B. Saran
kesalahan mohon untuk dimaafkan. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
dari dosen pembimbing serta rekan-rekan mahasiswa agar dalam pembuatan makalah
berikutnya dapat menjadi lebih baik dan benar. Semoga dapat bermanfaat bagi penulis
dan pembaca.
16
DAFTAR PUSTAKA
Abuddin Nata, Abudin. 2003. Metodologi Studi Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Persada
Asy-Syarkawi, Muhammad Abdullah. 2003. Sufisme dan akal, terj. Halid Alkaf.
Jilid 4. 2002. Jakarta: Ikhtiar Baru Van Hoeve Fikry Zuhriyah, Luluk. Metode dan
tasawwuf/syahroni alkhmar/ptgccqerdfv
http://asno-dharmasraya.blogspot.com/2011/12/peran-tasawuf-dalam-kehidupan-modern.html
Mz, Labib. 2001. Memahami ajaran tasawuf. Surabaya: Bintang Usaha Jaya Simuh. 1998.
17