Dosen Pengampu :
i
KATA PENGANTAR
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1. Latar Belakang............................................................................................1
2. Rumusan Masalah.......................................................................................2
3. Tujuan Masalah...........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Pengertian Tarekat......................................................................................3
B. Unsur-Unsur Tarekat..................................................................................6
A. Kesimpulan................................................................................................19
B. Saran..........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................20
iii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Ilmu tasawuf adalah ilmu yang mempelajari usaha membersihkan
diri, berjuang memerangi hawa nafsu, mencari jalan kesucian dengan
ma’rifat menuju kenal akan sang kholik, serta berpegang teguh pada janji
Allah dan mengikuti syariat Rasulullah dalam mendekatkan diri dan
mencapai keridlaan-Nya.
Secara global, tasawuf dapat diklasifikasi ke dalam tiga tipologi: 1)
tasawuf akhlaki, 2) tasawuf falsafi, dan 3) tasawuf amali.1 Tasawuf
akhlaki adalah ajaran taswuf yang membahas tentang kesempurnaan dan
kesucian jiwa yang diformulasikan pada pengaturan sikap mental dan
pendisiplinan tingkah laku yang ketat.2. sedangkan tasawuf falsafi atau
tasawuf filosofi adalah tasawuf yang ajaran-ajarannya memadukan antara
visi mistis dan visi rasional penggagasnya.artinya tasawuf ini
menggunakan pengertian menurut akal pikirannya saja. Adapun tasawuf
amali adalah tasawuf yang membahas tentang bagaimana cara
mendekatkan diri kepada Allah.dalam pengertian ini Tasawuf amali adalah
seperti yang dipraktekan di dalam kelompok tarekat, dimana dalam
kelompok ini terdapat sejumlah sufi yang mendapat bimbingan dan
petujuk dari seorang guru tentang bacaan dan amalan yang harus di
tempuh oleh seorang sufi dalam mencapai kesempurnaan rohani agar dapat
berhubungan langsung dengan Allah. Setiap kelompok tarekat memiliki
metode, cara dan amalan yang berbeda satu sama lain.
Oleh sebab itu pembahasan tentang tasawuf amali yang dipraktekan
didalam kelompok tarekat, akan dibahas tentang tarekat-tarekat sufistik
pada pembahasan berikutnya secara terperinci.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat di rumuskan
beberapa masalah sebagai berikut :
1. Bagaima pengertian tarekat?
2. Apa saja unsur-unsur tarekat?
3. Apa saja aliran tareket?
3. Tujuan Masalah
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini yaitu untuk memaparkan
pemahaman tentang :
1. Pengertian tarekat
2. Unsur-unsur tarekat
3. Beberapa aliran tarekat
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Tarekat
Secara etimologis, tariqah atau tarekat memiliki beberapa arti,
yaitu : (1) jalan, cara (al-kaifiyah); (2) metode, sistem (al-uslub); (3)
mazhab, aliran, haluan (al-mazhab); (4) keadaan (al-halah); (5) pohon
kurma yang tinggi (an-nakhlah at-tawilah); (6) tiang tempat berteduh,
tongkat payung (‘amud al-mizallah); (7) yang mulia, terkemuka dari kaum
(syarif al-qaum); (8) goresan/ garis pada sesuatu (al-khatt fi asy-syay’).3
Sedangkan menurut terminology ada beberapa ahli yang
mendefinisikan tentang tarekat, diantaranya menurut Abu Bakar Aceh,
tarekat adalah petunjuk dalam melaksanakan suatu ibadah sesuai dengan
ajaran yang ditentukan dan diajarkan oleh rasul, dikerjakan oleh sahabat
dan tabi’in, turun temurun sampai pada guru-guru, sambung-menyambung
dan rantai-berantai. Atau suatu cara mengajar dan mendidik, yang akhirnya
meluas menjadi kumpulan kekeluargaan yang mengikat penganut-
penganut sufi, untuk memudahkan menerima ajaran dan latihan-latihan
dari para pemimpin dalam suatu ikatan.
Harun Nasution mendefinisikan tarekat sebagai jalan yang harus
ditempuh oleh seorang sufi, dengan tujuan untuk berada sedekat mungkin
dengan Allah.
Syekh Muhammad Amin Kurdy mendefinisakan tarekat sebagai
pengamalan syari’at dan (dengan tekun) melaksanakan ibadah dan
menjauhkan diri dari sikap mempermudah pada apa yang memang tidak
boleh dipermudah.
Zamakhsyari dhofier memberikan definisi terhadap tarekat sebagai
suatu istilah generic, perkataan tarekat berarti “jalan” atau lebih lengkap
lagi “jalan menuju surga” dimana waktu melakukan amalan-amalan
adalah: Farid Al-Din ‘Aththor (Mantiq Al-Thoyr) Dan Jalal Al-Din Rumi
(Al-Matsnawi).
Cara beribadah seorang sufi disebut tarekat karena ia selalu
mengetuk pintu hatinya dengan dzikrullah atau mengingat Allah. Cara
beribadah semacam ini oleh Nabi SAW disebut dengan tarekat
hasanah (cara yang baik). Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh
Imam Ahmad ibn Hambal dalam musnadnya dengan perawi-
perawi tsiqat (dipercaya), Nabi SAW bersabda:
عل َى َط ِريْ َقةٍ َح َسنَةٍ ِم َن َ ِإ ّ َن ال َْعبْ َد ِإذَا ك:عل َيْ ِه َو َسل َّ َم
َ َان ُ الله َصلَّى
َ الله ِ َال َر ُس ْو ُل َ ق
َان َطلِيْقًا َحتَّى أ َ ْطل َ َق ُه أ َ ْو أَك ْ َفتَ ُه
َ ع َملِ ِه ِإذَا كَ بل َُه ِمث َْل ْ ُاد ِة ث ُّمَ َم ِر َض ِقيْ َل لِل َْمل َِك ال ُْم َوك َِل ب ِِه اُكْت
َ َال ِْعب
صحيح وهذا إسناد حسن:ِإل َى تَ ْعلِيْ ِق ُش َعيْ ِب ال ْأ َ ْرن َ ُؤ ْو ِط
“Sesungguhnya seorang hamba jika berpijak pada tarekat yang baik dalam
beribadah, kemudian ia sakit, maka dikatakan (oleh Allâh SWT) kepada
malaikat yang mengurusnya, ‘Tulislah untuk orang itu pahala yang
sepadan dengan amalnya apabila ia sembuh sampai Aku
menyembuhkannya atau mengembalikannya kepada-Ku, (Musnad
Ahmad bin Hanbal, juz 2, halaman: 203).
Ungkapan tarekat hasanah dalam hadis tersebut menunjukan
kepada perilaku hati yang diliputi kondisi ihsan (beribadah seolah–olah
melihat Allâh SWT atau kondisi khusyu’) yakin berjumpa dengan Allâh
SWT dan kembali kepada-Nya,
َ ُون أَن ّ َُهم ُّملَقُوا َربّ ِِه ْم َوأَن ّ َُه ْم ِإل َيْ ِه َراجِ ُع
(٤٦﴿ ون َ ال َّ ِذ
َ ّ ين يَ ُظن
B. Unsur-Unsur Tarekat
1. Mursyid
Mursyid adalah dianggap telah mencapai tahap mukasyafah, telah
terbuka tabir antara dirinya dan Tuhan. Mursyid atau guru atau
master atau pirbertugas menemani dan membimbing para penempuh
jalan spiritual untuk mendekati Allah, seperti yang terjadi pada diri
sang guru. Guru spiritual itu kadang disebut dengan istilah thayr al-
quds (burung suci) atau Khidir. Dalam tarekat, bimbingan guru yang
telah mengalami perjalanan rohani secara pribadi dan mengetahui
prosedur-prosedur setiap mikraj rohani adalah sangat penting.
2. Baiat
Baiat atau talqin adalah janji setia seorang murid kepada gurunya,
bahwa ia akan mengikuti apa pun yang diperintahkan oleh sang guru,
tanpa “reserve”.
3. Silsilah
Silsilah tarekat adalah “nisbah”, hubungan guru terdahulu sambung-
menyambung antara satu sama lain sampai kepada Nabi. Hal ini
harus ada sebab bimbingan keruhanian yang diambil dari guru-guru
itu harus benar-benar berasal dari Nabi. Kalau tidak demikian halnya
berarti tarekat itu terputus dan palsu, bukan warisan dari Nabi.
4. Murid
Murid atau kadang disebut salik adalah orang yang sedang mencari
bimbingan perjalanannya menuju Allah. Dalam pandangan pengikut
tarekat, seorang yang melakukan perjalanan rohani menuju Tuhan
tanpa bimbingan guru yang berpengalaman melewati berbagai tahap
(maqamat) dan mampu mengatasi keadaan jiwa (hal) dalam
perjalanan spiritualnya, maka orang tersebut mudah tersesat.
5. Ajaran
7
2. Tarekat Syadziliyah
Tarekat Syadziliyah tak dapat dilepaskan hubungannya dengan
pendirinya, yakni Abu Hasan al-Syadzili. Selanjutnya nama tarekat ini
dinisbahkan kepada namanya Syadziliyah yang mempunyai ciri khusus
yang berbeda dengan tarekat-tarekat yang lain.
Secara lengkap nama pendirinya adalah ‘Ali bin Abdullah bin
‘Abd. Al-Jabbar Abu Hasan al-Syadzili. Silsilah keturunannya
mempunyai hubungan dengan orang-orang garis keturunan Hasan bin
Ali bin Abi Thalib, dan dengan demikian berarti juga keturunan Siti
Fatimah, anak perempuan Nabi Muhammad SAW. Al-Syadzili sendiri
pernah menuliskan silsilah keturunannya sebagai berikut: ‘Ali bin
9
‘Abdullah bin ‘Abd. Jabbar bin Yusuf bin Ward bin Batthal bin Ahmad
bin Muhammad bin ‘Isa bin Muhammad bin Hasan bin ‘Ali bin Abi
Thalib.
Tarekat ini berkembang pesat antara lain di Tunisia, Mesir,
Aljazair, Sudan, Suriah dan Semenanjung Arabia, juga di Indonesia
(khususnya) di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Dalam hal tasawuf, tarekat syadziliyah lebih dekat dengan tasawuf
al-ghozali yang berlandaskan al-quran dan as-sunnah, bahkan sebagian
ajarannya dipengaruhi oleh al-Ghozali.7
Tarekat Syadziliyah tidak meletakkan syarat-syarat yang berat
kepada Syeikh tarekat, kecuali mereka harus meninggalkan semua
perbuatan maksiat, memelihara segala ibadat yang diwajibkan,
melakukan ibadat-ibadat sunnat sekuasanya, zikir kepada Tuhan
sebanyak mungkin, sekurang-kurangnya, seribu kali sehari semalam,
istighfar seratus kali, shalawat kepada Nabi sekurang-kurangnya
seratus kali sehari semalam, serta beberapa zikir lain. Kitab
Syadziliyah meringkaskan sebanyak dua puluh adab, lima sebelum
mengucapkan zikir, dua belas dalam mengucapkan zikir, dan tiga
sesudah mengucapkan zikir.
Pokok ajaran Thoriqoh Sadziliyah yaitu:
• Bertaqwa kepada Allah ditempat sunyi dan ramai
• Mengikutu sunnah dalam segala perbuatan dan perkataan
• Berpaling hati dari makhluk waktu berhadapan dan membelakang
• Ridho dengan pemberian Allah sedikit atau banyak
• Kembali kepada Allah baik senang maupun sedih.
3. Tarekat Rifaiyah
Tarekat rifa’iyah di dirikan di irak pada abad ke-6 H oleh Abul
Abbas Ahmad bin Ali Ar-Rifa’i. Ia lahir di daerah Irak bagian selatan,
tepatnya di Qaryah Hasan, dekat Basrah, sekitar tahun 1106 M.
7 Ibid. hlm.105
10
8 Ibid. hlm.107
11
berbagai hal. Barangsiapa tidak bertakwa kepada Allah maka dia tidak
berkedudukan diahadapan Allah. Bdan barangsiapa terhalang dari hal-
hal tersebut semua maka dia tidak mempunyai tempat dalam syurga”.
5. Tarekat Naqsabandiyah
Pendiri Tarekat Naqsyabandiyah adalah seorang pemuka tasawuf
yang terkenal yakni, Muhammad bin Muhammad Baha’ al-Din al-
Uwaisi al-Bukhari Naqsyabandi (717 H/1318 M-791 H/1389 M),
dilahirkan di sebuah desa Qashrul Arifah, kurang lebih 4 mil dari
Bukhara tempat lahir Imam Bukhari.
Tarekat Naqsyabandiyah adalah sebuah tarekat yang mempunyai
dampak dan pengaruh yang sangat besar kepada masyarakat muslim di
berbagai wilayah yang berbeda-beda. Tarekat ini pertama kali berdiri
di Asia Tengah kemudian meluas ke Turki, Suriah, Afganistan, dan
India. Di Asia tengah bukan hanya di kota-kota penting, melainkan di
kampung-kampung kecil pun tarekat ini
mempunyai zawiyah (padepokan sufi) dan rumah peristirahatan
Naqsyabandi sebagai tempat berlangsungnya aktivitas keagamaan
yang semarak.
Tarekat yang berkembang di Indonesia adalah Tarekat
Naqsyabandiyah, merupakan tarekat yang jumlah pengikutnya terbesar
dan paling luas jangkauan penyebarannya.Tarekat ini tersebar hampir
ke seluruh provinsi yang ada di tanah air, yakni sampai ke Jawa,
Sulawesi Selatan, Lombok, Madura, Kalimantan Selatan, Sumatera,
Semenanjung Malaya, Kalimantan Barat, dan daerah-daerah lainnya.
Inilah satu-satunya tarekat yang terwakili di semua provinsi yang
berpenduduk mayoritas muslim. Berbeda dengan tarekat lain, Tarekat
Naqsyabandiyah tidak hanya menyeru kepada lapisan sosial tertentu
saja, para pengikutnya berasal dari wilayah perkotaan sampai ke
pedesaan, di kota-kota kecil serta ada juga di kota-kota besar, dan dari
semua kelompok profesi. Ada beberapa cabang atau aliran Tarekat
Naqsyabandiyah, seperti: Qadariyah Naqsyabandiyah,
13
6. Tarekat Mawlawiyah
Nama Mawlawiyah berasal dari kata Mawlana (guru kami) yaitu
gelar yang diberikan murid-muridnya kepada seorang sufi penyair
terbesar Persia yakni Muhammad Jalal al-Din al-Rumi ( w. 1273).
Oleh karena itu, jelas bahwa Rumi adalah pendiri tarekat ini yang
didirikan 15 tahun sebelum Rumi meninggal dunia. Salah satu
mursyidnya yang terkenal dan bermarkas di California, Amerika
Serikat adalah Syekh Kabir Helminski.
14
7. Tarekat Kubrawiyah
Pendiri Tarekat Kubrâwiyah adalah al-Imâm al-Zâhid al-Qudwah
al-Muhaddits al-Syâhid Shâni al-Auliyâ’ Abû al-Jannâbi Ahmad Ibn
‘Umar Ibnu Muhammad Najmu al-Dîn Kubrâ al-Khawarasmi al-
Khauwaqiyi yang lahir tahun 540 H. dan wafat pada tahun 618 H.
Beliau mempunyai empat julukan, antara lain adalah; Shani’ul Auliyâ’,
Abûl Jannabi, al-Kubrâ, dan al-Khawarasmi al-Khawwaqi.
Beliau dijuluki Shani’ul Auliyâ’ karena ada dua pandangan;
pertama, secara ma’qul (rasional) dan kedua,
secara manqul (irrasional). Secara rasional, karena murid beliau
banyak yang menjadi wali dan menjadi orang-orang salih. Sebab yang
irrasional, ketika beliau melihat seseorang yang dalam kondisi mabuk
(jadzâb) maka orang tersebut akan menjadi seorang wali.
Peraturan-peraturan dari tarekat ini, ada delapan prinsip yaitu: 1)
wudhu, 2) shaum, 3) shamt(berdiam), 4) mengasingkan diri(khalwat),
5) zikir dengan kalimat laa ilaa hailallah, 6) murid harus senantiasa
memelihara keterikatan hatinya dengan sang syekh, 7) segala
kekhawatiran(buruk sangka) dengan syekh harus disingkirkan, 8) sang
murid haruslah menyerahkan dirinya pada kehendak tuhan dan tidak
pernah menolak atas apa yang tuhan perintahkan padanya; sang murid
juga tidak boleh berdo’a demi beroleh syurga, ataupun terhindar dari
neraka.9
8. Tarekat Nikmatullahi
Tarekat Ni’matullah dirikan oleh Syekh Nuruddin Muhammad
Ni’matullah dilahirkan di Aleppo pada tanggal 14 Rabiul Awwal 731 H
(1331 M) dan wafat pada tahun 1431 di Mahan dekat Kirman
baratdaya Iran. Para pengikutnya terutama terdapat di Iran dan India.
Tarikat Ni’matullahiyah tersebar ke India pada masa hayat Syah
Ni’matullah melalui perantara cucunya, Syah Nurullah dan tak
9 Ibid. hlm.113
16
10 Ibid. hlm.116
17
9. Tarekat Chitiyyah
Tarekat ini dinisbatkan namanya kepada pendirinya yang bernama
Khwajah Muin al-Din Hasan, yang lebih popular dipanggil Muin al-
Din Chisyti. Informasi tentang awal kehidupannya tidak diketahui.
Berdasarkan tanggal kematiannya, 6 Rajab 63 H/ 16 Maret 1236 M,
dihitung dari usianya yang dikenal mencapai 97 tahun, maka dapat
dipastikan bahwa dia lahir pada 536 H/ 1141-1142 M di Sijistan
(Sistan).
Tarekat ini menyebar dengan cepat. Pada masa itu, banyak orang
islam yang memeluk agama Islam berkat kerja keras para wali Chisyti.
Khutbah-khutbah mereka yang sederhana sekaligus di iringi dengan
tindakan yang nyata yang menunjukkan rasa cinta yang mendalam
terhadap Allah dan sesama manusia. Hal ini mampu mengundang
simpatik orang-orang hindu, terutama mereka yang berasal dari kasta
rendah. Anggota dari kasta yang lebih tinggi pun banyak yang
terkesan. Kenyataan bahwa khanaqah Chisytiyah menghindari
diskriminasi antar murid dan menjalankan paham masyarakat tak
berkelas ternyata berhasil menarik anggota baru kepada tarekat
mereka. Mu’in al-din menyederhanakan paham ajaranya dalam tiga
asas, yang mula-mula di susun oleh abu yazid al-busthami (w. 261
H./874 M.) yaitu bahwa seorang sufi harus memiliki ‘’kemurahan hati,
watak yang halus, dan kerendahan hati’’. Meskipun di perbatasan India
terkadang msih ada tentara muslim yang berbatasan dengan kaum
‘’kafir’’, namun islamisasi Negara India dicapai terutama dengan
dakwa sufistik para ulama, bukan dengan pedang. Begitulah sejarah
tarekat Chisytiyah yang berkembang pesat di India.
11 Ibid. hlm.121-122
19
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Tarekat adalah suatu jalan atau cara untuk mendekatkan diri kepada
Allah, dengan mengamalkan ilmu Tauhid, Fikih dan Tasawuf. Amalan
tarekat merupakan sebuah amalan ibadah sesuai dengan ajaran yang
dicontohkan oleh Rasulullah saw. dan dikerjakan oleh para sahabat,
tabi’in, dan tabi’ tabi’in secara turun temurun hingga kepada paraulama’
yang menyambung hingga pada masa kini.
Dalam tarekat, setidaknya ada lima unsur penting yang menjadi
dasar terbentuknya sebuah tarekat. Kelima hal tersebut adalah:1) Mursyid,
2) Baiat, 3) Silsilah, 4) Murid,5) Ajaran.
Didalam tarekat terdapat banyak aliran diantaranya: Tarekat
Qodiriyah, Tarekat Syadziliyah, Tarekat Rifaiyah, Tarekat Ahmadiyah,
Tarekat Naqsabandiyah, Tarekat Mawlawiyah, Tarekat Kubrawiyah,
Tarekat Nikmatullahi, Tarekat Chitiyyah, Tarekat Khalwatiyyah-
Jarrahiyyah. Namun itu hanya 10 aliran tarekat dari 83 tarekat didunia
yang masih eksis sampai saat ini.
B. Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah ini masih terdapat
banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan
saran yang memmbangun sngat diharapkan oleh penulis, agar bisa
memperbaiki makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA