SEJARAH PERKEMBANGNNYA
Mata Kuliah
AKHLAK TASAWUF
Dosen Pengampu
Dr.H.MUAMAR Al QADRI,M.Pd.
Disusun Oleh
KELOMPOK 13
1) Siti Fatimah
2) Alya Rahayu
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, segala puji bagi Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah
melimpahkan karunianya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Aliran-aliran Tarekat dan Sejarah Perkembangannya ”. Sholawat beriringkan
salam penulis persembahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa
umat manusia dari zaman kegelapan menuju zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Terselesaikannya makalah ini bukan hanya kemampuan penulis semata tetapi dengan
bantuan Allah SWT, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, sudah selayaknya
penulis mengucapkan terimakasih yang tulus.
Penulis menyadari bahwa dalam tulisan ini masih banyak kekurangan baik dalam
penulisan maupun penyusunan kalimatnya. Oleh karena itu, dengan senang hati penulis
menerima kritikan dan saran. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Untuk mendekatkan diri pada tuhan, maka harus menempuh jalan ikhtiar,salah satu
jalan ikhtiar yaitu dengan mendalamai lebih jauh ilmu tasawuf, untukmengetahui
sesuatu maka pasti ada ilmunya, banyak dikalangan orang awam yang kurang
mengetahui tentang ilmu mengenal tuhan (Tarekat). Pengertian tentangTarekat yaitu,
Tariqah adalah khazanah kerohanian (esoterisme), dalam islam dansebagai salah satu
pusaka keagamaan yang terpenting. Karena dapat mempengaruhi perasaan dan pikiran
kaum muslimin serta memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pembinaan
mental beragam masayarakat. Banyakorang yang salah faham tentang tarekat,
sehingga mereka tidak mau
mengikutinya. Namun, mereka yang sudah mengikuti tarekatpun umumnya belum me
mahami bagaimana sebenarnya pengertian tarekat, awal mula dan sejarahnya perkemb
angannya dalam islam.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Tarekat?
2. Apa saja macam-macam Tarekat?
3. Bagaimana sejarah perkembangan tarekat dalam islam?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian tarekat itu sendiri!
2. Mengetahui lebih jauh tentang sejarah perkembangan tarekat dalam islam
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tarekat
Secara etimologi tarekat berasal dari kata thariqah yang berarti jalan, keadaan, aliran atau
garis pada sesuatu. Sedangkan secara terminologi para pengkaji tarekat mengemukakan
beberapa definisi, di antaranya :
1. Menurut Aboebakar Atjeh, tarekat mempunyai arti jalan atau petunjuk dalam
melakukan suatu ibadat sesuai dengan ajaran yang ditentukan dan dicontohkan Nabi
dan dikerjakan oleh sahabat dan tabi’in, turun-temurun sampai kepada guru-guru,
secara berantai.
2. Menurut Al-Taftazani, tarekat diartikan sekumpulan sufi yang terkumpul dengan
seorang syaikh tertentu, tunduk dalam aturan aturan yang terperinci dalam tindakan
spiritual, hidup secara berkelompok di dalam ruang-ruang peribadatan atau berkumpul
secara berkeliling dalam momen-momen tertentu, serta membentuk majelis-majelis
ilmu dan zikir secara organisasi.
3. Menurut Harun Nasution, tarekat berarti jalan yang harus ditempuh seorang calon sufi
agar ia berada sedekat mungkin dengan Allah.
4. Menurut Nurcholis Madjid, tarekata dalah jalan menuju Allah guna mendapatkan
ridha-Nya dengan mentaati ajaran-ajaran-Nya.
5. Menurut al-Syaikh Muhammad Amin al-Kudry, tarekat
diartikan: pertama, mengamalkan syariat melaksanakan beban ibadah dengan tekun
dan menjauhkan diri dari sikap yang sebenarnya memang tidak boleh
dipermudah. Kedua, menjauhi larangan dan melakukan perintah Tuhan sesuai dengan
kesanggupan, baik larangan dan perintah yang nyata maupun tidak (batin).
Berdasarkan beberapa definisi secara istilah tersebut dapat disimpulkan bahwa tarekat
mempunyai dua pengertian: pertama, tarekat sebagai pendidikan keruhanian yang dilakukan
oleh orang-orang yang menjalani kehidupan tasawuf, yang secara individu untuk mencapai
suatu tingkat keruhanian tertentu, dan kedua,tarekat sebagai sebuah perkumpulan atau
organisasi yang didirikan menurut aturan yang telah ditetapkan oleh seorang syaikh yang
menganut suatu aliran tarekat tertentu.
Ajaran-ajaran tasawuf yang harus ditempuh untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT
merupakan hakikat tarekat yang sebenarnya.Tasawuf adalah usaha mendekatkan diri kepada
Allah SWT. Sedangkan, tarekat adalah cara dan jalan yang ditempuh sesorang dalam
usahanya mendekatkan diri kepada Allah SWT. Hal ini menunjukkan bahwa tarekat adalah
tasawuf yang berkembang dengan beberapa variasi tertentu, sesuai dengan spesifikasi yang
diberikan seorang guru terhadap muridnya.
Berikut susunan struktur dalam melaksanakan tarekat:
1. Mursyid, yaitu orang yang memberikan petunjuk (irsyad) atau sering disebut
dengan syaikh.
2. Mu’allim, yaitu guru yang memberikan ilmu atau pengurus satu pengajian.
3. Muaddib, yaitu guru yang mengajar adab atau moral.
4. Ustadz, yaitu sebutan untuk seorang guru.
5. Nussak, yaitu orang yang mengerjakan segala amal dan perintah agama.
6. Ubbad, yaitu orang yang ahli dan ikhlas mengerjakan segala ibadah.
7. Imam, yaitu pemimpin yang bukan saja dalam soal ibadah bahkan juga dalam suatu
aliran keyakinan.
8. Sadah, yaitu penghulu. Gelar ini juga kadang diberikan kepada seorang guru sebagai
penghormatan atau orang yang dihormati dan diberi kuasa penuh.
9. Salik, yaitu murid. Orang yang menghendaki pengetahuan dalam segala amal
ibadahnya.
Dalam melaksanakan tarekat, sebelumnya seorang salik terlebih dahulu di talqin yaitu
pengajaran dan peringatan yang diberikan oleh seorang mursyid kepada salik yang akan
memulai laku sufinya (suluk). Dan dibai’ah yaitu perjanjian kesanggupan kesetiaan seorang
salik di hadapan mursyidnya untuk mengamalkan dan mengerjakan segala amalan dan
kebajikan yang diperintahkan oleh mursyidnya.
Hendaknya bagi mereka yang menggabung diri kepada tarekat tertentu mengetahui benar
benar nisbah atau silsilah atau hubungan guru-gurunya yang sambung menyambung antara
satu sama lain sampai kepada Nabi Muhammad SAW.
Selain terstruktur, tarekat juga menggunakan beberapa istilah tertentu. Antara lain :
a) Syariat
Kata “syariat” yang berarti peraturan atau perjalanan,para ahli berpendapat berupa amalan-
amalan lahir, semisal shalat, puasa, dan lain-lain.
b) Hakikat
Kata “hakikat” yang berarti puncak atau kesudahan sesuatu atau asal sesuatu.Namun didalam
istilah tarekat berarti sebagai kebalikan syariat yakni yang menyangkut batin.
c) Ma’rifat
Kata “suluk” berarti menempuh perjalanan. Dalam tasawuf suluk adalah ikhtiar ( usaha )
dalam menempuh jalan untuk mencapai tujuan tarekat. Orang yang menjalankan ikhtiar
tersebut dinamakan Salik.
e) Manazil
a) Masyahid
Ialah hal-hal yang terlihat pada perjalanan di tengah sedang menjalankan suluk.
b) Maqamat
c) Kasbiyah
Ialah derajat-derajat yang diperoleh semata-mata dengan anugerah Allah yang disebut
“al-ahwal”
f) Zawiyah
g) As-Sukr
As-Sukr maksudnya sebagai salah satu sikap dalam ibadah dan khalwat. Sehingga orang itu
tidak sadar lagi akan dirinya.
a) Al-Fana
Maksudnya ialah lupa segala sesuatu ketika beribadah kecuali yang disembahnya.
h) Uslah
Uslah adalah salah satu prektek suluk dengan mengasingkan diri dari khalayak ramai yang
berbuat maksiat.
a) Khalwat
Khalwat sebagai satu rangkaian dalam suluk dengan jalan menyendiri di tempat yang
sunyi atau bertapa.
i) Kasyaf
Artinya terbukanya dinding antara hamba dengan Tuhan dalam tarekat. Empat dinding
pembatas antara Khalik dengan makhluk menurut ahli tarekat yaitu:
j) Khirkah
Ialah semacam ijazah yang diberikan kepada murid setelah mencapai suatu tahap dalam
pengethuan.
k) Wali
Wali adalah seseorang yang telah mencapat tingkat kesucian yang tinggi setelah melalui
suluk.Dia mempunyai kelebihan-kelebihan tertentu sebagai bukti-bukti dari kewaliannya.
l) Keramat
Adapun yang dimaksud dengan keramat adalah keistimewaan yang dimiliki seorang wali
tersebut.
1. Tarekat Qadiriyah
Qadiriyah didirikan oleh Abdul Qadir Zailani [470 H /1077 M-561 H /1166 M] atau
quthb al-awiya. Ciri khas dari Tarekat Qadiriyah ini adalah sifatnya yang luwes,tidak sempit
sehingga tuan syaikh atau Syaikh Mursyid yang baru dapat menentukan langkahnya menuju
kehadirat Allah SWT guna mendapat keridlaan-Nya. Keluwesan dan kemandirian inilah,
yang menyebabkan tarekat ini cepat berkembang di sebagian besar dunia Islam.Terutama di
Turki, Yaman, Mesir, India, Suria, Afrika dan termasuk ke Indonesia.
2. Syadziliyah
Tarekat Syadziliyah didirikan oleh Abu Al-Hasan asy-Syadzili [593 H /1196 M-
656 H /1258 M].Syadziliyah menyebar luas di sebagian besar Dunia Muslim.Seperti, Afrika
Utara termasuk Mesir.
3. Tarekat Naqsabandiyah
Tarekat Naqsabandiyah didirikan oleh Muhammad Bahauddin an-Naqsabandi al-
Awisi al-Bukhari [w.1389M] di Turkistan. Tarekat ini mempunyai dampak dan pengaruh
sangat besar kepada masyarakat muslim di berbagai wilayah yang berbeda-beda. Tarekat ini
pertama kali berdiri di Asia Tengah, kemudian meluas ke Turki, Suriah, Afganistan, dan
India. Ciri menonjol tarekat Naqsabandiyah adalah : Pertama, mengikuti syariat secara ketat,
keseriusan dalam beribadah yang menyebabkan penolakan terhadap musik dan tari, dan lebih
menyukai berdzikir dalam hati. Kedua, upaya yang serius dalam memengaruhi kehidupan dan
pemikiran golongan penguasa serta mendekati negara pada agama.
4. Tarekat Yasafiyah
Tarekat Yasafiyah didirikan oleh Ahmad al-Yasafi [w. 562H/1169M] Tarekat ini
menganut paham tasawuf Abu Yazid Al-Bustami [w. 425 H/1034 M].Setelah wafatnya
Ahmad al-Yasafi kepemimpinan dilanjutkan oleh Abu Al-Farmadhi [w. 477 H/1084
M].Tarekat Yasafiyah berkembang ke berbagai daerah, antara lain ke Turki.
5. Tarekat Khalwatiyah
Tarekat ini didirikan oleh Umar al-Khalatawi [w. 1397 M] dan merupakan salah satu
tarekat yang berkembang di berbagai negeri, seperti Turki, Syiria, Mesir, Hijaz, dan
Yaman.Di Mesir, tarekat Khalwatiyah didirikan oleh Ibrahim Gulsheini [w. 940 H/1534 M]
yang kemudian terbagi kepada beberapa cabang, antara lain tarekat Sammaniyah yang
didirikan oleh Muhammad bin Abd al-Karim as-Samani [1718-1775].
6. Tarekat Syatariyah
Tarekat ini didirikan oleh Abdullah bin Syattar [w. 1485 M] dari India.
7. Tarekat Rifa’iyah
Tarekat ini didirikan oleh Ahmad bin Ali ar-Rifa’i [1106-1182 M]. Tarekat sufi Sunni
ini memainkan peranan penting dalam pelembagaan sufisme. Dari segala praktik kaum
Rifa’iyah, dzikir mereka yang khas selalu dilakukan disertai tabuhan gendang.
9. Tarekat Sammaniyah
Tarekat ini didirikan oleh Muhammad bin Abdal-Karim al-Madani asy-Syafi’i as-
Samman [1130-1189 H /1718-1775 M]. Hal menarik dari tarekat ini yang menjadi ciri
khasnya adalah corak wahdat al-wujud.
Pada awalnya, tarekat itu merupakan bentuk praktik ibadah yang diajarkansecara
khusus kepada orang tertentu. Misalnya, Rasulullah mengajarkan wiridatau zikir yang perlu
diamalkan oleh Ali ibn Abi Thalib. Atau, Nabi saw.memerintahkan kepada sahabat A untuk
banyak mengulang-ulang kalimat tahlildan tahmid. Pada sahabat B, Muhammad
memerintahkan untuk banyak membacaayat tertentu dari surat dalam Alquran. Ajaran-ajaran
khusus Rasulullah itudisampaikan sesuai dengan kebutuhan penerimanya, terutama berkaitan
denganfaktor psikologis.
Pada abad pertama Hijriyah mulai ada perbincangan tentang teologi,dilanjutkan mulai
ada formulasi syariah. Abad kedua Hijriyah mulai muncultasawuf. Tasawuf terus
berkembang dan meluas dan mulai terkena pengaruh luar.Salah satu pengaruh luar adalah
filsafat, baik filsafat Yunani, India, maupunPersia. Muncullah sesudah abad ke-2 Hijriyah
golongan sufi yang mengamalkanamalan-amalan dengan tujuan kesucian jiwa untuk Taqarrub
kepada Allah. Parasufi kemudian membedakan pengertian-pengertian syariat, tahriqat, haqiqat,
Dan makrifat.
Menurut mereka syariah itu untuk memperbaiki amalan-amalanlahir,thariqat untuk
memperbaiki amalan-amalan batin (hati), haqiqat Untuk mengamalkan segala rahasia yang
gaib, sedangkan makrifat adalah tujuan akhiryaitu mengenal hakikat Allah baik zat, sifat
maupun perbuatanNya. Orang yangtelah sampai ke tingkat
Makrifat dinamakan wali. Kemampuan luar biasa yangdimilikinya disebut karamat atau
supranatural, sehingga dapat terjadi pada dirinyahal-hal yang luar biasa yang tidak terjangkau
oleh akal, baik di masa hidupmaupun sudah meninggal. Syaikh Abdul Qadir Jaelani (471-
561/1078-1168) menurut pandangan sufi adalah wali tertinggi disebut quthub al-
auliya(waliquthub).
Pada abad ke-5 Hijriyah atau 13 Masehi barulah muncul tarekat sebagaikelanjutan
kegiatan kaum sufi sebelumnya. Hal ini ditandai dengan setiap silsilahtarekat selalu
dihubungkan dengan nama pendiri atau tokoh-tokoh sufi yang
lahir pada abad itu. Setiap tarekat mempunyai syaikh, kaifiyah zikir dan upacara ritual.
masing-masing. Biasanya syaikh atau mursyid mengajar murid-muridnya diasrama latihan
rohani yang dinamakan suluk atau ribath.
Kehadiran tasawuf berikut lembaga-lembaga tarekatnya di Indonesia,sama tuanya dengan
kehadiran Islam itu sendiri sebagai agama yang masuk dikawasan ini. Namun, tampaknya,
dari sekian banyak tarekat yang ada di seluruhdunia, hanya ada beberapa tarekat yang bisa
masuk dan berkembang di Indonesia.Hal itu dimungkinkan di antaranya karena faktor
kemudahan sistem komunikasidalam kegiatan transmisinya. Tarekat yang masuk ke
Indonesia adalah tarekatyang populer di Makkah dan Madinah, dua kota yang saat itu
menjadi pusatkegiatan dunia Islam. Faktor lain adalah karena tarekat-tarekat itu dibawa
langungoleh tokoh-tokoh pengembangnya yang umumnya berasal dari Persia dan
India.Kedua negara ini dikenal memiliki hubungan yang khas dengan komunitas Muslim
pertama di Indonesa.
1. Bani Umayyah
Perubahan sosial-ekonomi dan politik dalam pemerintahan Bani Umayyah pada abad ke-3
dan ke-4 adalah titik tolak pelancaran suatu aliran zuhud dan mengutamakan pembinaan
ruhani dalam islam oleh ulama-ulama setempat. Sebenarnya aliran itu, tidak berniat untuk
mengemukakan sesuatu yang baru atau di luar lingkungan agama islam. Mereka sebenarnya
miris dengan perpecahan umat yang terjadi ketika itu dan merindukan suasana kehidupan
yang murni seperti zaman Rasulullah SAW.
2. Bani Abbasiyah
Pada akhir era pemerintahan Bani Umayyah, para zuhud tampil ke depan terutama di Basrah
dan Kufah. Di sanalah Hasan al-basri dikenal sebagai penggerak sufi yang terulung. Pada
masa pemerintahan Abbasiyah bangkitlah golongan-golongan sufi yang menggerakkan
konsep-konsep keruhanian. Pada zaman inilah sufi mulai berkembang dari berlaku zuhud ke
peringkat ma’rifat yang lebih dalam.
Ahli sejarah menetapkan Syeikh Ma’ruf al-Karkhi sebagai ulama sufi yang mengenalkan
aliran zuhud dan ma’rifat. Konsep sufi ini diteruskan oleh Abu Sulaiman ad-Darani dan
Dzunun al-Misri. Dan menurut Kamil Musthafa Asy-syibi dalam tasisnya mengungkapkan
tokoh pertama yang memperkenalkan sistem tarekat adalah Syaih Abdul Qadir al-Zailani
( 561 M-1166 H ) di Bagdag dengan tarekat Qadiriyah, Sayyid Ahmad Ar-Rifa’i di Mesir
dengan tarekat Rifa’iyyah, dan Jalaluddin ar-Rumi (672 H-1273 M) di Parsi dengan tarekat
Maulawiyah.
Menurut ahli sejarah, tarekat berkembang dari dua daerah yaitu, Khusaran ( Iran ) dan
Mesopotamia ( Irak ) pada periode ini mulai timbul beberapa diantara tarekat Yasafiyah yang
didirikan oleh Abd Al-Khaliq Al-Ghuzdawani.
Berikut beberapa nama sufi lain yang hidup dalam masa dinasti Abbasiyah :
KESIMPULAN
Dari pembahasan yang diatas dapat kita ambil kesimpulan yaitu :Istilahtarekat diambil dari
bahasa Arab thariqah yang berarti jalan atau metode.Sedangkan pengertian tarekat secara
istilah adalah suatu jalan atau cara untukmendekatkan diri kepada Allah, dengan
mengamalkan ilmu Tauhid, Fikih danTasawuf. Ia bisa juga berarti sebuah pengorganisasian
dari tasawuf.
Adapun tujuan utama pendirian berbagai tarekat oleh para sufi adalahuntuk membina dan
mengarahkan seseorang agar bisa merasakan hakikatTuhannya dalam kehidupan sehari-hari
melalui perjalanan ibadah yang terarahdan sempurna.
Pada awalnya, tarekat itu merupakan bentuk praktik ibadah yang diajarkan secarakhusus
kepada orang tertentu. Misalnya, Rasulullah mengajarkan wirid atau zikiryang perlu
diamalkan oleh Ali ibn Abi Thalib. Kemudian kemunculan tarekatsendiri diawali dengan
pengklasifikasian antara syariat, tahriqat, haqiqat, dan makrifat oleh para sufi. Barulah pada abad
ke-5 Hijriyah atau 13 Masehi muncultarekat sebagai kelanjutan dari pemikiran kaum sufi
tersebut.
SARAN
Dalam memahami tarekat tidak cukup hanya dengan mempelajari sekilas saja.Karena
seluk-beluk tarekat sangatlah rumit dan penuh dengan teka-teki. Sebabruang lingkup
tarekat adalah spiritual yang tidak bisa dipelajari kecuali dengan pengalaman batiniyah
tersendiri
DAFTAR PUSTAKA
Ajid Thohir, 2002. Gerakan Politik Kuam Tarekat: Telaah Historis Gerakan Politik
Antikolonialisme Tarekat Qodiriyah-Naqsabandiyah di Pulau Jawa. Bandung: Pustaka Hidayah.
Ahmad Najib Burhani, 2002. Tarekat tanpa tarekat. Jakarta : Serambi Ilmu Semesta.
Sri mulyati,dkk,2005. Mengenal dan Memahami Tarekat-tarekat Muktabarah di Indonesia.
Jakarta: Kencana
https://pengertiankomplit.blogspot.com/2017/09/pengertian-thoriqoh.html
https://www.sarjanaku.com/2011/11/pengertian-tarekat-dan-sejarah.html#