Anda di halaman 1dari 10

PENGERTIAN TAREKAT DAN HUBUNGANNYA DENGAN TASAWUF

Makalah

(diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Akhlak Tasawuf)

Disusun oleh :

Sofa Rihadatul Aisy (11170510000006)

Herni Nurjakiah (11200510000071)

Dosen pengampu :

Drs. H. S. Hamdani, M.Ag.

KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat, dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul PENGERTIAN TAREKAT DAN
HUBUNGANNYA DENGAN TASAWUF untuk memenuhi tugas mata kuliah Akhak Tasawuf.

Shalawat serta salam selalu tercurah kepada nabi agung kami, yaitu Nabi Muhammad SAW
yang telah menyampaikan petunjuk Allah SWT untuk kami semua, yang merupakan sebuah
petunjuk yang paling benar yakni syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-
satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.

Tak lupa juga kami ucapkan terimakasih kepada setiap pihak yang telah mendukung serta
membantu kami selama proses penyelesaian makalah ini hingga rampungnya makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan kami telah berusaha
semaksimal mungkin dalam menyusun tugas makalah ini. Oleh sebab itu, kami sangat
mengharapkan kritik, saran dan nasehat yang baik demi perbaikan tugas makalah ini ke
depannya.

Demikianlah yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat berguna dan bemanfaat
untuk kita semua.

Jakarta, Desember 2020

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................... 2
BAB I .............................................................................................................................................................. 3
A. Latar Belakang................................................................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian .............................................................................................................................. 3
BAB II ............................................................................................................................................................. 4
A. Pengertian Tarekat............................................................................................................................ 4
B. Persamaan dan Perbedaan Tarekat dengan Tasawuf....................................................................... 5
C. Hubungan Tarekat dengan Tasawuf ................................................................................................. 6
D. Macam-MacamTarekat ..................................................................................................................... 7
BAB III ............................................................................................................................................................ 9
A. Kesimpulan........................................................................................................................................ 9
B. Saran ................................................................................................................................................. 9

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tarekat memanglah tidak bisa dilepaskan begitu saja dalam dunia Islam.
Meskipun penamaannya hanya tersirat dalam Islam dan diri Nabi Muhammad namun
dalam kenyataannya tarekat merupakan suatu fenomena yang ada dalam dunia Islam.
Pada perkembangannya tarekat memberi ulasan tersendiri jika dibahas dalam sudut
agama Islam dan selalu berkaitan dengan ilmu tertinggi dalam Islam, yakni tasawuf.
Hakikat tarekat yang merupakan jalan menuju ketenangan dan semakin mendekatkan diri
kepada Sang Pencipta juga menjadi tujuan utama dari tasawuf. Hal inilah yang
menghubungakan keduanya untuk saling berkaitan dan menarik satu sama lain dalam
agama Islam. Disebutkan pada masa permulaan Islam, hanya terdapat dua macam tarekat,
yaitu Tarekat Nabawiyah dan Tarekat Salafiah. Namun sesudah abad ke-2 H, Tarekat
Salafiyah yang ada pada masa Sahabat dan Tabi’in tidak lagi murni seperti sebelumnya.
Hal ini dikarenakan masuknya pengaruh filsafat dan pikiran manusia yang menjadikan
tarekat telah tercampur dengan pikiran manusia yang abstrak. Hingga kemudian
muncullah Tarekat Sufiah yang bertujuan untuk mengembalikan tarekat pada kesucian
dan kemurniannya menurut apa yang diamalkan oleh Nabi.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Tarekat ?


2. Apa perbedaan dan persamaan antara Tarekat dengan Tasawuf ?
3. Bagaimana hubungan Tarekat dengan Tasawuf ?
4. Apa saja macam-macam Tarekat ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengertian Tarekat


2. Untuk mengetahui perbedaan, persamaan serta hubungan Tarekat dengan Tasawuf
3. Untuk mengetahui macam-macam Tarekat

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Tarekat

Dari segi bahasa tarikat berasal dari bahasa Arab thariqat yang artinya jalan,
keadaan, dan aliran dalam garis sesuatu.1 Jamil Shaliba mengatakan, bahwa secara
harfiah tarikat berarti jalan yang terang, dan lurus yang memungkinkan sampai pada
tujuan dengan selamat.2 Selanjutnya pengertian tarikat berbeda-beda menurut tinjauan
masing-masing. Di kalangan Muhaddisin tarikat digambarkan dalam dua arti yang asasi.
Pertama, menggambarkan sesuatu yang tidak dibatasi terlebih dahulu (lancar), dan kedua,
didasarkan pada sistem yang jelas yang dibatasi sebelumnya. Selain itu tarikat juga
diartikan sekumpulan cara-cara yang bersifat renungan, dan usaha inderawi yang
mengantarkan pada hakikat, atau sesuatu data yang benar.3

Selanjutnya istilah tarikat lebih banyak digunakan para ahli tasawuf. Mustafa
Zahri dalam hubungan ini mengatakan tarikat adalah jalan atau petunjuk dalam
melakukan sesuatu ibadah sesuai dengan ajaran yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad
dan dikerjakan oleh sahabat-sahabatnya, tabi’in dan tabi’it turun-temurun sampai kepada
guru-guru secara berantai sampai pada masa kini.4

Harun Nasution mengatakan tarikat adalah jalan yang harus ditempuh seorang
sufi dengan tujuan agar berada sedekat mungkin dengan Tuhan. 5 Hamka mengatakan
bahwa di antara makhluk dan khaliq itu ada perjalanan hidup yang harus ditempuh. Inilah
yang dikatakan tarikat.

Dengan memerhatikan beberapa pendapat tersebut di atas, kiranya dapat diketahui


bahwa yang dimaksud dengan tarikat adalah jalan yang bersifat spiritual bagi seorang sufi
yang di dalamnya berisi amalan ibadah dan lainnya yang bertemakan menyebut nama

1
Lihat Louis Ma’luf, Munjid, op. Cit., hlm.465.
2
Jamil Shaliba, Al-Mu’jam al-Falsafi, Juz II, (Beirut: Dar al-Kitab, 1979), hlm.20.
3
Ibid., hlm.21.
4
Mustafa Zahri, Kunci Memahami Ilmu Tasawuf, (Surabaya: Bina Ilmu, 1995), cet.I, hlm.56.
5
Harun Nasution, Falsafah dan Mistisisme dalam Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 63).

4
Allah dan sifat-sifatnya disertai penghayatan yang mendalam. Amalan dalam tarikat ini
ditujukan untuk memperoleh hubungan sedekat mungkin (secara rohaniah) dengan
Tuhan.

Tata cara pelaksanaan tarikat antara lain :


a. Zikir, yaitu ingat yang terus menerus kepada Allah dalam hati serta menyebutkan
namanya dengan lisan. Zikir ini berguna sebagai alat kontrol bagi hati, ucapan dan
perbuatan agar tidak menyimpang dari garis yang sudah ditetapkan Allah.
b. Ratib, yaitu mengucap lafal la ilaha illa Allah dengan gaya, gerak dan irama
tertentu.
c. Muzik, yaitu membacakan wirid-wirid dan syair-syair tertentu diiringi dengan
bunyi-bunyian (instrumentalia) seperti memukul rebana.
d. Menari, yaitu gerak yang dilakukan mengiringi wirid-wirid dan bacaan-bacaan
tertentu untuk menimbulkan kekhidmatan.
e. Bernafas, yaitu mengatur cara bernafas pada waktu melakukan zikir yang
tertentu.6

B. Persamaan dan Perbedaan Tarekat dengan Tasawuf

Tasawuf berasal dari kata shaf (‫)صف‬. Makna shaf ini dinisbahkan kepada orang
yang ketika shalat selalu berada di barisan paling depan, sehingga ia mendapat
kemuliaan. Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa tasawuf berasal dari kata
shaufanah, yaitu sebangsa buah-buahan kecil berbulu banyak yang tumbuh di padang
pasir di tanah Arab, dan pakaian orang sufi berbulu-bulu seperti ini sebagai lambang
kesederhanaannya. Pendapat mengatakan bahwa asal kata tasawuf adalah suf
(‫ )صوف‬berarti bahwa kain yang dibuat dari bulu wol. Kaum sufi menggunakan wol kasar
untuk pakaiannya sebagai lambang kederhanaan. Konkritnya, tasawuf berarti moralitas-
moralitas yang berazaskan Islam. Artinya, bahwa pada prinsipnya tasawuf bermakna
moral dan semangat Islam. Pada dasarnya tasawuf dan semua alirannya memiliki obsesi
kedamaian dan kebahagiaan spiritual yang abadi, kemudian tasawuf merupakan
pengetahuan langsung melalui tanggapan intuisi dengan menyingkirkan tabir penghalang,

6
Ibid., hlm.240.

5
sehingga ia akan merasakan realitas (Tuhan) serta dalam tasawuf juga ada statement
bahwa adanya peleburan diri dengan kehendak Tuhan melalui fana, yaitu peleburan diri
dengan tuhan dalam realitas tunggal.
Tarekat juga banyak berkembang dikalangan umat islam. Tidak sedikit lembaga-
lembaga kajian yang beraliran tarekat. Tarekat berasal dari bahasa Arab “thariqah” yang
berarti jalan, keadaan, atau aliran. Tarekat merupakan suatu organisasi sufi yang dipimpin
oleh seorang Syaikh atau Mursyid yang memiliki zikir, tata cara dan upacara ritual
tersendiri yang disepakati bersama. Biasanya para pengikut, terikat pada aturan dan
keharusan untuk setia dengan melakukan bai’at. Tarekat mulai berdiri pada abad 3 dan 4
hijryah. Ketika kita membahas tentang tasawuf, akan ditemukan suatu pembahasan
mengenai tarekat, hal ini merupakan jalan yang digunakan untuk mendekatkan diri
kepada Allah.
Persamaan dan perbedaan antara Tasawuf dan Tarekat. Yang pertama; keduanya
memiliki tujuan yang sama, yakni untuk mendekatkan diri kepada Allah, dengan
melakukan ibadah ditambah dengan tata cara zikir, dan bacaan wirid tertentu. Yang
kedua; materi yang diajarkan seorang Syaikh kepada pengikutnya hampir sama dengan
materi yang diajarkan oleh seorang sufi, bedanya dalam tarekat untuk sampai pada
pengalaman rohani, seseorang dibimbing oleh seorang Syaikh (pemimpin). Sedangkan
dalam tasawuf, untuk sampai pada pengalaman rohani, hanya mengandalkan diri sendiri
tanpa bantuan orang lain. Yang ketiga; Tarekat merupakan bagian dari tasawuf. Jika kita
membahas masalah tasawuf, akan kita temui bagian khusus yang mengulas seputar
tarekat beserta rentetannya. Yang keempat; Tasawuf dicapai secara perorangan, dengan
pemaknaan diri serta kesadaran sendiri tanpa campur tangan orang lain. Sedangkan
tarekat dilakukan dengan usaha bersama di bawah bimbingan Syaikh untuk mencapai
tujuan.

C. Hubungan Tarekat dengan Tasawuf

Apa Hubungan Tasawuf dengan Tarekat? Ketika kita membahas tentang tasawuf,
akan ditemukan suatu pembahasan mengenai tarekat, hal ini merupakan jalan yang
digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Tasawuf dan tarekat pada intinya
adalah upaya untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Hanya saja, cara bagaimana upaya

6
yang mereka lakukan untuk mencapai tujuannya itu berbeda-beda. Ada cara mereka yang
terlihat aneh, tetapi hal itu tidak salah, karena Tuhan tidak melarang manusia mengingat
Tuhan itu dengan cara apapun, tetapi yang salah adalah ketika terjadi penyimpangan
terhadap koridor dan ajaran-ajaran Islam murni. Hal inilah yang sering menjadi bid’ah
Rasulullah.

D. Macam-MacamTarekat

Dari sekian banyak aliran tarikat tersebut terdapat sekurang-kurangnya tujuh


aliran tarikat yang berkembang di Indonesia, yaitu tarikat Qadariyah, Rifa’iyah,
Naqsyabandiyah, Sammaniyah, Khalwatiyah, al-Haddad, dan tarikat Khalidiyah.
1. Tarekat Qadiriyah : didirikan oleh Syaikh Abdul Qadir Jaelani (1077-1166) yang
sering pula disebut Al-Jilli. Tarekat ini banyak tersebar di dunia Timur, Tiongkok,
sampai ke pulau Jawa. Pengaruh tarekat ini cukup banyak meresap di hati masyarakat
yang dituturkan lewat bacaan manaqib pada acara-acara tertentu. Naskah asli
manaqib ditulis dalam bahasa Arab. Berisi riwayat dan pengalaman sufi Abdul Qadir
Jaelani sebanyak empat puluh episode.
2. Tarekat Rifa’iyah : didirikan oleh Syaikh Rifa’i. Nama lengkap adalah Ahmad bin Ali
bin Abbas. Meninggal di Umm Abidah pada tanggal 22 Jumadil Awal tahun 578 H.
Ciri tarekat ini adalah penggunaan tabuhan rabana dan wiridnya, yang diikuti dengan
tarian dan permainan debus, yaitu menikam diri dengan sepotong senjata tajam yang
diiringi dengan zikir-zikir tertentu. Permainan debus ini berkembang pula di daerah
Sunda, khususnya Banten, Jawa Barat.
3. Tarekat Naqsyabandi : didirikan oleh Muhammad bin Bahauddin al-Uwais al-Bukhari
(727-791 H). Ia biasa disebut Naqsyabandi diambil dari kata naqsyaband yang berarti
lukisan, karena ia ahli dalam memberikan lukisan kehidupan yang gaib-gaib. Amalan
tarikat ini tidak banyak dijelaskan ciri-cirinya.
4. Tarekat Samaniyah : didirikan oleh Syaikh Saman yang meninggal dalam tahun 1720
di Madinah. Tarekat ini banyak tersebar luas di Aceh, dan mempunyai pengaruh yang
dalam di daerah ini, juga di Palembang dan daerah lainnya di Sumatera. Di daerah
Palembang orang banyak yang membaca riwayat Syaikh Saman sebagai tawassul
untuk mendapatkan berkah. Ciri tarikat ini zikirnya dengan suara keras dan

7
melengking, khususnya ketika mengucapkan lafaz la ilaha illa Allah. Juga terkenal
dengan nama ratib saman yang hanya mempergunakan perkataan “hu”, yang artinya
Dia Allah.
5. Tarekat Khalwatiyah : didirikan oleh Zahiruddin (1397 M) di Khurasan dan
merupakan cabang dari tarikat Suhrawardi yang didirikan oleh Abdul Qadir
Suhrawardi yang meninggal tahub 1167 M. Tarekat ini mula-mula tersiar di Banten
oleh Syaikh Yusuf Al-Khalwati al-Makasari pada masa pemerintahan Sultan Ageng
Tirtayasa. Tarekat ini banyak pengikutnya di Indonesia, dimungkinkan karena suluk
dari tarikat ini sangat sederhana dalam pelaksanaannya. Untuk membawa jiwa dari
tingkat yang rendah ke tingkat yang lebih tinggi melalui tujuh tingkat, yaitu
peningkatan dari nafsu amarah, lawwamah, mulhamah, muthmainnah, radhiyah,
mardiyah, dan nafsu kamilah.
6. Tarekat Al-Haddad : didirikan oleh Sayyid Abdullah bin Alwi bin Muhammad al-
Haddad. Ia lahir di Tarim, sebuah kota yang terletak di Hadramaut. Ia pencipta ratib
haddad dan dianggap sebagai salah seorang wali qutub dan Arifin dalam ilmu
tasawuf.
7. Tarekat Khalidiyah : adalah salah satu cabang dari tarekat Naqsyabandiyah di Turki,
yang berdiri pada abad XIX. Pokok-pokok tarikat Khalidiyah dibangun oleh Syaikh
Sulaiman Zuhdi al-Khalidi. Tarekat ini berisi tentang adab dan zikit, tawassul, dalam
tarikat, adab suluk, tentang saik dan maqamnya, tentang ribath dan beberapa fatwa
pendek dari Syaikh Sulaiman al-Zuhdi al-Khalidi mengenai beberapa persoalan yang
diterima dari bermacam-macam daerah.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

• Tarikat adalah jalan yang bersifat spiritual bagi seorang sufi yang di dalamnya
berisi amalan ibadah dan lainnya yang bertemakan menyebut nama Allah dan
sifat-sifatnya disertai penghayatan yang mendalam.
• Persamaan antara Tasawuf dan Tarekat : keduanya memiliki tujuan yang sama,
yakni untuk mendekatkan diri kepada Allah, dengan melakukan ibadah ditambah
dengan tata cara zikir, dan bacaan wirid tertentu, materi yang diajarkan seorang
Syaikh kepada pengikutnya hampir sama dengan materi yang diajarkan oleh
seorang sufi,
• Perbedaan antara Tasawuf dan Tarekat : dalam tarekat untuk sampai pada
pengalaman rohani, seseorang dibimbing oleh seorang Syaikh (pemimpin).
Sedangkan dalam tasawuf, untuk sampai pada pengalaman rohani, hanya
mengandalkan diri sendiri tanpa bantuan orang lain, tasawuf dicapai secara
perorangan, dengan pemaknaan diri serta kesadaran sendiri tanpa campur tangan
orang lain. Sedangkan tarekat dilakukan dengan usaha bersama di bawah
bimbingan Syaikh untuk mencapai tujuan.
• Aliran tarikat yang berkembang di Indonesia, yaitu tarikat Qadariyah, Rifa’iyah,
Naqsyabandiyah, Sammaniyah, Khalwatiyah, al-Haddad, dan tarikat Khalidiyah.

B. Saran

Mengenai makalah ini, jika pembaca ingin memberikan saran dan juga masukan
kepada kami, maka kami sangat senang hati dan kami mohon maaf atas segala
kekurangan yang terdapat dalam makalah ini.

Anda mungkin juga menyukai