Anda di halaman 1dari 11

Pengertian, Sejarah dan Fungsi Tasawuf (Esensi, Karakteristik)

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah

TASAWUF

Dosen Pengampu : Masduki A Sayuti, M.Ag

Disusun Oleh :

Kelompok 5

Semester 6A

1. Isnur Afifah 20.1.2018


2. Lulu Zihan Azizah 20.1.1988

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM DEPOK AL-KARIMIYAH


JL. H. MAKSUM NO. 23 SAWANGAN BARU

SAWANGAN-KOTA DEPOK

2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala atas segala Rahmat dan
karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat Serta salam tidak lupa
kami panjatkan kepada junjungan Nabi besar kita, Nabi Muhammad Sallallahu alaihi wasallam.
Beserta keluarga dan para sahabatnya.

Kami ucapkan terima kasih kepada bapak Masduki A Sayuti, M.Ag selaku Dosen Matkul
TASAWUF di IAID Al-Karimiyah yang telah memberikan tugas kepada kami. Kami berharap
makalah ini dapat berguna dalam menambah wawasan dan pengetahuan bagi kita semua
terutama bagi diri kami sendiri.

Kami menyadari bahwa dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah yang
kami buat dimasa yang akan datang.

Penulis

Depok, 5 April 2023


DAFTAR ISI

BAB I………………………………………………………………………………………...
PENDAHULUAN…………………………………………………………………………..
A.Latar Belakang…………………………………………………………………………….
B.Rumusan Masalah…………………………………………………………………………
C.Tujuan Masalah……………………………………………………………………………
BAB II……………………………………………………………………………………….
PEMBAHASAN…………………………………………………………………………….
A. Pengertian Tasawuf Secara Etimologi…………………………………………….
B. Pengertian Tasawuf Secara Terminologi………………………………………….
C. Pengertian Tasawuf Secara Umum……………………………………………......
D. Sejarah dan Perkembangan Tasawuf……………………………………………..
D. Sejarah dan Perkembangan Tasawuf……………………………………………..
BAB III……………………………………………………………………………………...
KESIMPULAN……………………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tasawuf merupakan salah satu cabang ilmu keislaman yang lebih menekankan pada
dimensi atau aspek spiritual dalam Islam. Tasawuf adalah ilmu yang mulia karena berkaitan
dengan ma`rifah kepada Allah Ta`ala dan mahabbah kepada-Nya. Dan tasawuf adalah ilmu
yang paling utama secara mutlak. Lahirnya tasawuf bersamaan dengan timbulnya agama
Islam itu sendiri, maka dari itu ilmu tasawuf tidak lepas dari pengaruh Al-Qur`an dan hadits.
Inti untuk mencapai tasawuf adalah beriman kepada Allah, menyerahkan diri kepada-Nya,
mengamalkan amalan yang sholeh dan menjauhi serta meninggalkan semua larangan-
larangan Allah. Kajian Tasawuf merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kajian Islam di
Indonesia. Sejak masuknya Islam di Indonesia telah tampak unsur tasawuf mewarnai
kehidupan keagamaan masyarakat, bahkan hingga saat ini nuansa tasawuf masih kelihatan
menjadi bagian yang tak terpisahkan dari pengamalan keagamaan sebagian kaum muslimin
Indonesia, terbukti dengan semakin meraknya kajian Islam dan juga melalui gerakan Tarekat
Muktabarah yang masih berpengaruh dimasyarakat.Oleh sebab itu, bukanlah suatu hal yang
mengherankan, jika hingga sekarang, warna dan nuansa tasawuf masih tetap merupakan
warna yang dominan di dalam corak Islam Indonesia.

A. Rumusan Masalah
1) Apa itu Tasawuf ?
2) Bagaimana Sejarahnya Tasawuf ?

B. Tujuan Masalah
1) Untuk Mengetahui Sejarah Tasawuf
2) Untuk Mengetahui Fungsi Tasawuf
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Tasawuf Secara Etimologi

a. Ada yang mengatakan tasawuf berasal dari kata Shuffah, yang berarti serambi tempat istirahat.
Serambi itu menunjuk ke salah satu tempat di emperan masjid Nabawi. Tempat tersebut
seringkali digunakan untuk istirahat orang-orang yang belum memiliki tempat tinggal. Orang
tersebut mendapat panggilan sebagai ahli Shuffah karena serambi masjid nabawi sebagai tempat
tinggal mereka.

b. Tawasuf berasal dari kata Shaf yang memiliki arti barisan. Istilah ini diberikan kepada meraka
yang senantiasa mendapatkan barisan pertama ketika sholat. Mereka para sufi memiliki iman
yang kuat, jiwa dan hati suci.

c. Tasawuf berasal dari kata shafa yang artinya bersih atau jernih. Selain itu juga kata shufanah
yang berarti sebiuah jenis kayu yang dapat tumbuh di padang pasir yang gersang.

d. Tasawuf berasal dari kata Shuf yang berarti bulu domba. Hal ini merujuk pada pakaian para
sufi yang sering dipakai yang berasal dari bulu domba yang kasar. Pakaian tersebut
melambangkan bahwa mereka menjunjung kerendahan hati dan terhindar dari sikap sombong.1

B. PengertianTasawuf Menurut Terminologi

Untuk pengertian tasawuf secara terminologi dari para pelaku atau tokoh sufi ada beberapa
penjelasan mengenai tasawuf. Beberapa diantaranya sebagai berikut:

a. Tasawuf Menurut Imam Junaid


Menurut Imam Junaid, seorang tokoh tasawuf yang berasal dari Baghdad. Tasawuf
memiliki arti sebagai sikap mengambil sifat mulia dan meninggalkan setiap sifat rendah. 2
b. Tasawuf Menurut Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili
Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili merupakan seorang syekh yang berasal dari Afrika
Utara dan terkenal dengan tarekat Syadzili. Beliau Sebagai seorang pelaku tasawuf
mendefinisikan tasawuf sebagai proses praktek dan latihan diri. Dengan melalui cinta
yang mendalam untuk beribadah dan menempatkan diri ke jalan Tuhan.
c. Tasawuf menurut Sahal Al-Tustury

1
Samsul Munir Amin, Ilmu Tasawuf (Jakarta: Amzah, 2012), 4. Senada dengan pengertian tersebut tentang asawuf
adalah dalam Cecep Alba, Tasawuf dan Tarekat, Dimensi Esoteris Ajaran Islam (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2012), 9. Peneliti juga mengutip dari https://ibnudin.net/tasawuf-dalam-islam/ 4 Pengertian Tasawuf dalam Islam
Menurut Tokoh Sufi Termasyhur (diakses pada 03 Oktober 2018, pukul 11.00)
2
Dalam penejelasan yang lain, Imam Junaid al-Bagdadi menjelaskan bahwa tasawuf adalahbersatunya hati
seseorang dengan yang Maha Benar (Allah), dan hal ini tidak bisa dicapai kecuali dengan menghilangkan keinginan-
keinginan hawa nafsu demi untuk menguatkan jiwa dan berada bersama dengan yang Maha Benar (Allah).”hawa
nafsu menurutnya adalah sesuatu yang rendah bahkan hina
Sahal Al Tustury menjelaskan tasawuf sebagai terputusnya hubungan dengan manusia.
Hal ini tentu bertujuan untuk terus menerus berhubungan dan membangun kecintaan
yang mendalam kepada Allah.

d. Syeikh Ahmad Zorruq Sedangkan menurut Syeikh Ahmaz Zorruq, pelaku tasawuf yang
berasal dari Maroko. Beliau menjelaskan Tasawuf merupakan ilmu yang dapat
memperbaiki hati dan memfungsikan hati semata-mata untuk Allah. Hal itu dilakukan
dengan cara menggunakan pengetahuan yang ada tentang jalan islam. Pengetahuan yang
dimaksud disini adalah pengetahuan fiqh. Selain itu, pengetahuan yang memiliki kaitan
untuk mempebaiki amalan dan menjaganya sesuai dengan batasan syariah islam. Semua
itu bertujuan untuk menampilkan kebijaksaan menjadi sesuatu yang nyata.

C. Pengertian Tasawuf Secara Umum

Setelah di atas telah dijelaskan mengenai arti kata tasawuf, baik secara etimologi dan
terminologi. Selanjutnya dapat diambil kesimpulan bahwa tasawuf merupakan bentuk latihan
dengan kesungguhan untuk dapat membersihkan jiwa. Semua dilakukan untuk bertaqarub atau
mendekatkan diri kepada Allah dan segala sesuatu dikehidupan ditujukan hanya untuk Allah.
Oleh sebab itu, tasawuf sangat berkaitan erat dengan perbaikan akhlak, membangun spiritualitas.
Kemudian sikap zuhud dalam hidup dan menjauhi perkara dunia melenakan.

Semua itu dapat menjadi sarana manusia untuk mencapai kehidupan yang baik. Praktik
tasawuf sendiri dapat dilakukan oleh siapapun yang menginginkan perbaikan akhlak, sikap yang
terpuji dan kesucian jiwa. Tasawuf sebagai bagian dari kajian agama islam tentunya ajarannya
tidak boleh bertentangan dengan Al Qur’an dan Sunnah Nabi. Selain itu, bentuk kecintaan kita
kepada nabi yaitu dengan menjalankan apa-apa yang diajarkan tanpa menyeleweng sedikit pun. 3

D. Sejarah dan Perkembangan Tasawuf


Sejarah Tasawuf bermula pada zaman Nabi Muhammad SAW ketika beberapa
sahabatnya seperti Ali bin Abi Thalib, Utsman bin Affan, dan Abdullah bin Mas'ud mendapatkan
pengalaman spiritual yang mendalam dari ajaran dan praktik-praktik yang diajarkan oleh Nabi
Muhammad SAW.

Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, praktik-praktik spiritual ini berkembang di


antara para pengikutnya, dan pada abad ke-8, munculah para tokoh awal Tasawuf seperti Al-
Hasan Al-Basri, Rabiah Al-Adawiyah, dan Hasan Al-Bashri. Mereka merupakan para ulama
yang menekankan pentingnya pengalaman spiritual langsung dan kecintaan kepada Tuhan
sebagai jalan untuk mencapai kesadaran spiritual yang lebih tinggi.

3
https://ibnudin.net/tasawuf-dalam-islam/ 4 Pengertian Tasawuf dalam Islam Menurut Tokoh Sufi Termasyhur
(diakses pada03 Oktober 2018, pukul 11.00)
Kemudian, pada abad ke-9, Tasawuf semakin berkembang di wilayah Timur Tengah,
terutama di Persia dan Irak, dan banyak tokoh sufi terkenal seperti Al-Junaid Al-Baghdadi dan
Al-Hallaj muncul pada masa ini. Mereka mengembangkan banyak praktik-praktik spiritual dan
metode meditasi yang telah menjadi dasar bagi ajaran Tasawuf modern.

Selanjutnya, pada abad ke-11, Abu Hamid Al-Ghazali, seorang ulama dan sufi terkenal,
menulis banyak karya penting tentang Tasawuf yang membantu memperluas pemahaman tentang
aliran ini. Karya-karyanya, seperti "Ihya Ulumuddin" dan "Kimiyah Sa'adah", menjadi bahan
pembelajaran penting bagi para pengikut Tasawuf hingga saat ini.

Sejak saat itu, Tasawuf terus berkembang di seluruh dunia Islam, dengan tokoh-tokoh
seperti Rumi di Persia, Ibn Arabi di Spanyol, dan Abdul Qadir Al-Jaziri di Aljazair. Dan hingga
saat ini, Tasawuf tetap menjadi salah satu aliran keagamaan yang sangat penting dan populer
dalam Islam, dengan ribuan pengikut di seluruh dunia.

Tasawuf dikenal secara luas dikawan Islam sejak penghujung abad dua hijriah, 4 sebagai
perkembangan lanjut dari kesalehan asketis atau para zahid yang mengelompok diserambi masjid
Madinah dalam perjalanan kehidupan kelompok ini lebih mengkhususkan diri untuk beribadah
dan pengembangan kehidupan rohaniah dengan mengabaikan kenikmatan duniawi. Pola hidup
kesalehan yang demikian merupakan awal pertumbuhan tasawuf yang kemudian berkembangan
dengan pesatnya. Faseini dapat disebut sebagai fase asketisme dan merupakan fase pertama
perkembangan tasawuf, yang ditandai dengan munculnya individu-individu yang lebih mengejak
kehidupan akhirat sehingga perhatiannya terpusat untuk beribadah dan mengabaikan keasikan
duniawi, fase asketisme ini setidaknya sampai pada keasikan duniawi, fase asketime ini
setidaknya smapai pada abad dia hijriah dan memasuki abad tiga hijriah sudah terlihat adanya
peralihan konkrit dari asketisme islam kesufisme, fase ini dapat disebut sebagai fase kedua, yang
ditandai oleh antara lain peralihan sebutan Zahid menjadi Sufi, disisi lain, pada kurun waktu ini
percakapan para zahid sudah sampai pada persoalan apa itu jiwa yang bersih. Apa itu moral dan
bagaimana metode pembinaanya dan perbincangan tentang masalah teoritis lainnya. Tindak
lanjut dari perbincangan ini, maka bermunculanlah berbagai terori tentang jenjang serta cirri-ciri
yang dimiliki seorang sufi (Al-Maqomat) serta ciri – ciri yang harus dimiliki seorang sufi pada
tingkat tertentu (Al-Hal).

Demikian juga periode ini sudah mulai berkembangan pembahasan tentang al-ma’rifat
serta perangkat metodenya sampai pada tingkat fana dan ijtihad. Bersamaan dengan itu, tampil
pula para penulis tasawuf, seperti Al-Muhasibi (W 243 H), A;-Kharraj (W 277 H) dan Al-Junaid
(W 297 H), dan penulis lainnya. Fase ini ditandai dengan muncul dan berkembangnya ilmu baru
dalam khazanah budaya islam, yakni ilmu tasawuf yang tadinya hanya berupa pengetahuan
praktis atau semacam langgan keberagamaan, selama kurun waktu itu tasawuf berkembang terus
kearah yang lebih spesifik, seperti konsep Intuisi, Al-Kasyf dan Dzauq.5

Kepesatan perkembangan tasawuf sebagai salah satu kultur keislaman, nampaknya


memperoleh infuse atau motivasi dari tiga factor, muncul pertama adalah karena cerak

4
Al-Qusyairi, Op Cit ; 138
5
Abu Al-Wafa’ Al-Ghanimi Al-Taftazani, Op Cit, 80-82
kehidupan uang profan dan hidup kepelesiran yang diperagakan oleh Umat Islam terutama pada
pembesar negeri dan para hartawan. Dari aspek ini, dorongan yang paling deras adalah sebagai
reaksi terhadap sikap hidup yang sekuler dan gelamour dari kelompok alit dinas penguasa di
istana. Protes tersamar itu mereka lakukan dengan gaya murni etis, pendalaman kehidupan
spiritual dengan motivasi etika.6

E. Fungsi Tasawuf Dalam Kehidupan Manusia

Tasawuf dari semua aurannya memiliki obsesi kedamaian dan kebahagiaanspiritual yang
abadi oleh karena itu, tasawuf berfungsi sebagai pengendali berbagaikekuatan yang bersifat
merusak keseimbangan daya dan getaran jiwa sehingga ia bebas dari pengaruh yang datang dari
luar hakikat dirinya.

Dalam kehidupan manusia tasawuf berfungsi menjadikan manusia berkepribadian yang


shahih dan berperilaku baik dan mulia serta ibadahnya berkualitas, mereka yang masuk dalam
sebauh tarekat / aliran tasawuf dalam mengisi kesehariannya diharuskan untuk hidup sederhana,
jujur, istiqhomah, dan tawadhu. Semua itu bisa dilihat diri Rasulullah SAW, yang pada dasarnya
sudah menjelma dalam kehidupan sehari-harinya, apalagi dimasa remaja Nabi dikenal sebagai
Al-Amin, Shiddiq, Fathannah, Tablight, Sabar, Tawakal, Zuhud, dan dan termasuk berbuat baik
terhadap musuh dan lawan yang tak berbahaya atau yang bias diajak kembali pada jalan yang
benar.

Dalam menanamkan nilai-nilai dan konsep pembinaa, khususnya dalam hal pembinaan
akhlak melalui ajaran tasawuf dalam merubah perilaku generasi muda dalam kehidupan sehari-
hari diperlukan kehati-hatian yang ketat, sebab tujuan utamanya adalah menghasilkan generasi
islam yang berakhlaqul karimah.

Secara umum fungsi terpenting tasawuf adalah menjadikan manusia berada sedekat
mungkin dengan Allah. Akan tetapi apabila tiga sasaran yang menjadi fungsi dari tasawuf yaitu :
pertama, tasawuf berfungsi sebagai pembinaan aspek moral, aspek ini meliputi mewujudkan
kestabilan jiwa yang berkeseimbangan, penguasaan dan pengendalian hawa nafsu sehingga
menusia konsisten, dan komitmen hanya kepada keluruhan moral. Kedua, tasawuf yang
berfungsi sebagai ma’rifatullah. Ketiga, tasawuf, pengkajian garis hubungan antara Tuhan
dengan makhluk itu. Terdapat tiga simbolisme yaitul; dekat dalam arti melihat dan merasakan
Tuhan sehingga dekat yang ketiga adalah penyatuan manusia dengan Tuhan sehingga yang
terjadi adalah monolog antara manusia yang telah menyatu dalam iradat Tuhan.7

Tasawuf merupakan salah satu disiplin ilmu dan praktik keagamaan dalam Islam yang
berfokus pada pengembangan spiritualitas dan kehidupan batiniah seseorang. Fungsi tasawuf

6
A. Rivary Siregar, Tasawuf dari Sufisme Klasik Ke Neo-Sufisme, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. 2002, hlm : 37-
38
7
A Rivary Siregar, Tasawuf dari Sufisme Klasik Ke ne-Sufisme, PT. Raja Grafinda Persada, 2002, Hlm 35
adalah untuk membantu individu dalam mencapai kesadaran yang lebih tinggi tentang diri
mereka sendiri, Allah, dan hubungan mereka dengan dunia yang ada di sekitar mereka.

Tasawuf memiliki esensi yang cukup kompleks, namun pada intinya adalah tentang
pengembangan kesadaran dan pemahaman tentang Allah dan diri sendiri. Esensi tasawuf dapat
dijelaskan sebagai suatu bentuk upaya untuk mencapai kesadaran spiritual yang lebih tinggi,
melalui pendekatan yang terintegrasi antara teori dan praktik spiritual. Konsep tasawuf
didasarkan pada ide bahwa manusia memiliki potensi untuk mencapai kesempurnaan dan
mencapai cahaya Ilahi yang di dalamnya terkandung kebijaksanaan dan kebenaran universal.

Karakteristik tasawuf adalah sebagai berikut:

1. Ikhlas (keikhlasan) - Sebuah karakteristik utama tasawuf adalah bahwa tujuan dari praktik
spiritual harus dilakukan dengan keikhlasan dan niat yang murni, yaitu hanya karena Allah
semata.

2. Tawakal (mempercayai Allah sepenuhnya) - Tasawuf mengajarkan agar individu


mempercayakan segala urusannya sepenuhnya pada Allah, mengandalkan-Nya semata.

3. Murah hati - Tasawuf menekankan pentingnya untuk selalu berbuat baik dan bermurah hati
kepada sesama.

4. Zuhud (merendahkan diri) - Tasawuf mengajarkan agar individu merendahkan diri dan tidak
terlalu memikirkan kepentingan pribadi.

5. Taqwa (takut akan Allah) - Tasawuf mengajarkan agar individu memiliki rasa takut akan
Allah, sehingga mereka selalu berusaha untuk melakukan yang baik dan menghindari yang
buruk.

6. Tafakkur (merenung) - Tasawuf mengajarkan agar individu melakukan meditasi atau renungan
dalam untuk merenungkan dan memperdalam pemahaman spiritual mereka.

7. Shalat (sembahyang) - Shalat merupakan praktik yang penting dalam tasawuf, karena melalui
shalat individu dapat memperdalam hubungan dengan Allah.

8. Sabar (kesabaran) - Tasawuf mengajarkan pentingnya untuk bersabar dalam menghadapi


segala rintangan dan ujian hidup.
BAB III
KESIMPULAN

Dalam praktiknya, tasawuf melibatkan sejumlah teknik, seperti dzikir (mengingat Allah),
meditasi, dan puasa, yang bertujuan untuk membantu individu mencapai kesadaran spiritual yang
lebih tinggi. Namun, pada intinya, tasawuf adalah tentang mencapai cinta dan kasih sayang
kepada Allah dan seluruh makhluk-Nya, serta mencapai kesadaran yang lebih tinggi tentang
hubungan manusia dengan alam semesta.
DAFTAR PUSTAKA

 Samsul Munir Amin, Ilmu Tasawuf (Jakarta: Amzah, 2012), Senada dengan pengertian tersebut
tentang asawuf adalah dalam Cecep Alba, Tasawuf dan Tarekat, Dimensi Esoteris Ajaran Islam
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), 9. Peneliti juga mengutip dari
https://ibnudin.net/tasawuf-dalam-islam/ 4 Pengertian Tasawuf dalam Islam Menurut Tokoh Sufi
Termasyhur (diakses pada 03 Oktober 2018, pukul 11.00)
 Dalam penejelasan yang lain, Imam Junaid al-Bagdadi menjelaskan bahwa tasawuf
adalahbersatunya hati seseorang dengan yang Maha Benar (Allah), dan hal ini tidak bisa dicapai
kecuali dengan menghilangkan keinginan-keinginan hawa nafsu demi untuk menguatkan jiwa dan
berada bersama dengan yang Maha Benar (Allah).”hawa nafsu menurutnya adalah sesuatu yang
rendah bahkan hina.
 https://idr.uin-antasari.ac.id/14616/4/BAB%20I.pdf

Anda mungkin juga menyukai