Disusun oleh:
2022
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
makalah ini dengan tepat pada waktunya yang berjudul “ Urgensi Memahami
Ilmu Tasawuf dan Tasawuf ”.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun slalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaian terima kasih kepada semua pihakyang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhahi segla usaha kita. Amiin
DAFTAR ISI
Halaman Judul.....................................................................................................
Kata
Pengantar ...........................................................................................................
Daftar
Isi ....................................................................................................................
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Tasawuf
E. Perkembangan tasawuf
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang didirikan diatas tiga pilar utama, yaitu: Islam jika
memandang pada amal perbuatan, iman jika memandang pada aqidah yang mengerakkan,
dan Ihsan jika memandang pada kesempurnaan realisasi dan tujuan dari perpaduan iman
dan amal perbuatan. Ketida pilar ini dalam terminologinya bisa jadi mengalami perubahan,
termasuk yang paling terkenal yaitu terminology fiqh, Tauhied dan Tasawuf. Akan tetapi
sepanjang sejarahnya umat Islam senantiasa berusaha menerapkan ketiga pilar tersebut.
Generasi awal Islam adalah mereka yang menyatukan antara keluasan ilmu pengetahuan
dan kedekatan diri dengan Allah SWT. Kemudian dari mereka, lahirlah generasi-generasi
yang mempunyai kecintaan hati kepada Allah sekaligus ilmu yang dapat menerangi jalan
mereka menuju Allah. Mereka adalah ilmuwan (Ulama/Alim) sekaligus pendidik
(Murabbun/murabby) dalam waktu yang bersamaan.
Dari sana, terjadi perkembangan yang besar dalam ilmu-ilmu keislaman secara
umum, dimulai dengan munculnya lembaga-lembaga pendidikan diantaranya dalam bentuk
madrasah-madrasah, pesantren-pesantren dan universitas-universitas yang memperhatikan
ilmu-ilmu keislaman. Akan tetapi, sekarang lembaga-lembaga pendidikan tersebut
mengalami kemunduran karena mengesampingkan pilar Ihsan atau yang disebut sebagai
tasawwuf. Penyebabnya adalah pemisahan antara pengajaran praktis dengan (fungsi) guru
dan pendidik, yaitu dengan semakin sulitnya ditemukan guru pendidik sekaligus bisa
menjadi teladan moral sebagaimana ulama salaf dahulu.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1.mengetahui pengertian tasawuf
PEMBAHASAN
1. Safa dalam arti suci dan sufi adalah orang yang disucikan. Dan memang, kaum
sufi banyak berusaha menyucikan diri mereka melalui banyak melaksanakan
ibadat, terutama salat dan puasa.
2. Saf (baris). Yang dimaksud saf di sini ialah baris pertama dalam salat di mesjid.
Saf pertama ditempati oleh orang-orang yang cepat datang ke mesjid dan banyak
membaca ayat-ayat al-Qur'an dan berdzikir sebelum waktu salat datang. Orang-
orang seperti ini adalah yang berusaha membersihkan diri dan dekat dengan
Tuhan.
3. Ahl al-Suffah, yaitu para sahabat yang hijrah bersama Nabi ke Madinah dengan
meninggalkan harta kekayaannya di Mekkah. Di Madinah mereka hidup sebagai
orang miskin, tinggal di Mesjid Nabi dan tidur di atas bangku batu dengan
memakai suffah, (pelana) sebagai bantal. Ahl al-Suffah, sungguhpun tak
mempunyai apa-apa, berhati baik serta mulia dan tidak mementingkan dunia.
Inilah pula sifat-sifat kaum sufi.
4. Sophos (bahasa Yunani yang masuk kedalam filsafat Islam) yang berarti
hikmat, dan kaum sufi pula yang tahu hikmat. Pendapat ini memang banyak yang
menolak, karena kata sophos telah masuk kedalam kata falsafat dalam bahasa
Arab, dan ditulis dengan sin dan bukan dengan shad seperti yang terdapat dalam
kata tasawuf.
5. Suf (kain wol). Dalam sejarah tasawuf, kalau seseorang ingin memasuki jalan
tasawuf, ia meninggalkan pakaian mewah yang biasa dipakainya dan diganti
dengan kain wol kasar yang ditenun secara sederhana dari bulu domba. Pakaian
ini melambangkan kesederhanaan serta kemiskinan dan kejauhan dari dunia.
Untuk menilai apakah satu ajaran tidak Islami dan dianggap sebagai
terkena infiltrasi budaya asing tidak cukup hanya karena ada kesamaan istilah atau
ditemukannya beberapa kemiripan dalam laku ritual dengan tradisi agama lain
atau karena ajaran itu muncul belakangan, paska Nabi dan para shahabat. Perlu
analisis yang lebih sabar, mendalam, dan objektif. Tidak bisa hanya dinilai dari
kulitnya saja, tapi harus masuk ke substansi materi dan motif awalnya.
Asal kata sufi sendiri ulama berbeda pendapat. Tapi perdebatan asal-usul
kata itu tak terlalu penting. Adapun penolakan sebagian orang atas tasawuf karena
menganggap kata sufi tidak ada dalam al-Qur\'an, dan tidak dikenal pada zaman
Nabi, Shahabat dan tabi\'in tidak otomatis menjadikan tasawuf sebagai ajaran
terlarang! Artinya, kalau mau jujur sebetulnya banyak sekali istilah-istilah (seperti
nahwu, fikih, dan ushul fikih) yang lahir setelah periode Shahabat, tapi ulama kita
tidak alergi, bahkan menggunakannya dengan penuh kesadaran.
· Sejarah Tasawuf
Kenapa gerakan tasawuf baru muncul paska era Shahabat dan Tabi\'in?
Kenapa tidak muncul pada masa Nabi? Jawabnya, saat itu kondisinya tidak
membutuhkan tasawuf. Perilaku umat masih sangat stabil. Sisi akal, jasmani dan
ruhani yang menjadi garapan Islam masih dijalankan secara seimbang. Cara
pandang hidupnya jauh dari budaya pragmatisme, materialisme dan hedonisme.
Jelas kiranya bahwa usaha penyucian diri, langkah pertama yang harus
dilakukan seseorang adalah tobat dari dosa-dosanya. Karena itu, stasion pertama
dalam tasawuf adalah tobat. Pada mulanya seorang calon sufi harus tobat dari dosa-
dosa besar yang dilakukannya Kalau ia telah berhasil dalam hal ini, ia akan tobat dari
dosa-dosa kecil, kemudian dari perbuatan makruh dan selanjutnya dari perbuatan
syubhat. Tobat yang dimaksud adalah taubah nasuha, yaitu tobat yang membuat
orangnya menyesal atas dosa-dosanya yang lampau dan betul-betul tidak berbuat
dosa lagi walau sekecil apapun. Jelaslah bahwa usaha ini memakan waktu panjang.
Untuk memantapkan tobatnya ia pindah ke stasion kedua, yaitu zuhud. Di stasion ini
ia menjauhkan diri dari dunia materi dan dunia ramai. Ia mengasingkan diri ke
tempat terpencil untuk beribadat, puasa, shalat, membaca al-Qur'an dan dzikir.
Puasanya yang banyak membuat hawa nafsunya lemah, dan membuat ia tahan lapar
dan dahaga. Ia makan dan minum hanya untuk mempertahankan kelanjutan hidup. Ia
sedikit tidur dan banyak beribadat. Pakaiannyapun sederhana. Ia menjadi orang zahid
dari dunia, orang yang tidak bisa lagi digoda oleh kesenangan dunia dan kelezatan
materi. Yang dicarinya ialah kebahagiaan rohani, dan itu diperolehnya dalam
berpuasa, melakukan shalat, membaca al-Qur'an dan berdzikir.
Kalau kesenangan dunia dan kelezatan materi tak bisa menggodanya lagi,
ia keluar dari pengasingannya masuk kembali ke dunianya semula. Ia terus banyak
berpuasa, melakukan shalat, membaca al-Qur'an dan berdzikir. Ia juga akan selalu
naik haji. Sampailah ia ke stasion wara'. Di stasion ini ia dijauhkan Tuhan dari
perbuatan-perbuatan syubhat. Dalam literatur tasawuf disebut bahwa al-Muhasibi
menolak makanan, karena di dalamnya terdapat syubhat. Bisyr al-Hafi tidak bisa
mengulurkan tangan ke arah makanan yang berisi syubhat.
Dari stasion tawakkal, ia meningkat ke stasion ridla. Dari stasion ini ia tidak
menentang percobaan dari Tuhan bahkan ia menerima dengan senang hati. Ia tidak
minta masuk surga dan dijauhkan dari neraka. Di dalam hatinya tidak ada perasaan
benci, yang ada hanyalah perasaan senang. Ketika malapetaka turun, hatinya merasa
senang dan di dalamnya bergelora rasa cinta kepada Tuhan. Di sini ia telah dekat
sekali dengan Tuhan dan iapun sampai ke ambang pintu melihat Tuhan dengan hati
nurani untuk selanjutnya bersatu dengan Tuhan.
Karena stasion-stasion tersebut di atas baru merupakan tempat penyucian diri bagi
orang yang memasuki jalan tasawuf, ia sebenarnya belumlah menjadi sufi, tapi baru
menjadi zahid atau calon sufi. Ia menjadi sufi setelah sampai ke stasion berikutnya dan
memperoleh pengalaman-pengalaman tasawuf.
1. maqam / maqamat
2. fana' dan baqa
3. ittihad
4. hulul
5. wihdatul wujud
6. zuhud
7. Mahabbah
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Pengertian tasawuf diambil dari beberapa kata yaitu Safa,Saf (baris)Ahl al-
Suffah,Sophos,Suf (kain wol)
2. Kata “akhlak” berasal dari bahasa Arab, jamak dari khuluqun yang menurut
bahasa berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.
3. Berdasarkan objek dan sasarannya tasawuf dikasifikasikan menjadi tiga macam,
yaitu:
· Tasawuf Akhlaqi
· Tasawuf Amali,
· Tasawuf Falsafi
4. Perkembangan tasawuf
· Tahap zuhud
· Tahap tasawuf falsafi
· Tahap tarekat
DAFTAR PUSTAKA