Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH SEJARAH MUNCULNYA AKHLAQ TASAWUF

DAN MACAM - MACAMNYA

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Akhlaq Tasawuf

Dosen Pengampu:

Shobihus Surur, M.Pd.I

Disusum Oleh:

1) Mahdiyyah I’zzatul Ummah (2393044125)

2) Firdausi Nuzula (2393044044)

3) Yadi Darmawan (2393004186)

PROGRAM STUDI AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS HASYIM ASY’ARI

TEBUIRENG JOMBANG

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul
“SEJARAH MUNCULNYA AKHLAQ TASAWUF DAN MACAM -
MACAMNYA”.

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak lepas dari dukungan
berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ucapkan terimakasih kepada Bapak Shobihus
Surur, M.Pd.I selaku dosen pengampu mata kuliah Akhlak Tasawuf dan juga semua
pihak yang telah memberikan kontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagai penulis, kami menyadai bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata Bahasa penyampaian dalam makalah ini, karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman kami. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati
menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah kami.

Jombang, 29 Februari 2024

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................i i

DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii

BAB I ..................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................................. 1

A. LATAR BELAKANG ................................................................................................................1

B.RUMUSAN MASALAH .............................................................................................................2

C. TUJUAN ....................................................................................................................................2

BAB II ....................................................................................................................................3

PEMBAHASAN .....................................................................................................................3

A. Sejarah Munculnya Akhlak Tasawuf ......................................................................................... 3

B. Macam macam Akhlak Tasawuf ................................................................................................ 6

BAB III .................................................................................................................................. 7

PENUTUP ...................................................................................................................................... 7

A. KESIMPULAN .......................................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tasawuf merupakan pusaka keagamaan terpenting bagi kaum muslimin yang bisa
mengantarkannya untuk lebih dekat dengan Sang Kholik. Oleh karenanya,
tasawuf dan Islam tidak dapat dipisahkan. Meski pada awalnya terdapat
perdebatan mengenai asal - usul tasawuf yang oleh para orientalis banyak
disebutkan berasal dari luar Islam. Akan tetapi, kemudian sebagian
orientalis meninjau kembali pendapat mereka, salah satunya yaitu R.A.
Nicholson yang akhirnya merujuk tasawuf pada sumber Islam. Tasawuf
bersumber dari Islam itu sendiri dan Rasullah adalah sumber sekaligus
contoh utama bagi kaum sufi yang berlandaskan pada Al - Qur‘an
dan Sunnahnya. Dalam perkembangannya tasawuf terdiri dari empat periode,
yaitu: periode Rasulullah, Sahabat, dan Tabi‘in Adapun pokok ajarannya dititik
beratkan pada tasawuf akhlaki, amali, dan falsafi.
Tasawuf adalah cabang ilmu dalam Islam yang penerapannya menekankan pada
pembersihan diri melalui pembentukan akhlak yang baik. Tasawuf memegang
peranan penting dalam kehidupan rohani Islam, dengan kata lain bertasawuf itu adalah
fitrah manusia dimana dapat membersihkan diri dari segala kesibukan duniawi yang
bertujuan untuk pencapaian hakikat kesucian rohani yang sesungguhnya, karena
sesungguhnya tujuan akhir manusia adalah mengikat lingkaran rohaninya dengan
Allah SWT.
Sebagaimana tujuan dari penciptaanya yang semata - mata untuk mengabdikan diri
pada Sang Kholik Mempelajari tasawuf merupakan solusi tepat dalam mengatasi
krisis -krisis akibat modernisasi untuk melepaskan dahaga dan memperoleh
kesegaran dalam mencari Tuhan. Intisari ajaran tasawuf adalah bertujuan memperoleh
hubungan langsung dan disadari dengan Tuhan, sehingga seseorang merasa dengan
kesadarannya itu ia berada di hadirat-Nya. Terdapat beberapa tujuan kenapa tasawuf

1
perlu dikembangkan dan disosialisasikan kepada masyarakat, tujuan tersebut antara lain.
Menyelamatkan kemanusiaan dari kebingungan dan kegelisahan yang mereka rasakan
sebagai akibat kurangnya nilai - nilai spiritual, Memahami tentang aspek asoteris
islam terhadap seluruh umat muslim

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana munculnya akhlak tasawuf?
2. Apa saja macam - macam akhlak tasawuf?

C. Tujuan Masalah
1. Menjelaskan munculnya akhlak tasawuf
2. Menyebutkan macam - macam akhlak tasawuf

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Munculnya Akhlak Tasawuf

Jauh sebelum lahirnya islam, memang sudah ada ahli mistik yang
menghabiskan masa hidupnya dengan mendekatkan diri kepada tuhannya,
antara lain terdapat pada orang india kuno yang beragama Hindu dan Budha.
Orang mistik tersebut dinamakan Gymnosophists oleh penulis barat, dan
disebut al hukmah ura yang atinya orang orang yang berpakain terbuka. Oleh
karena itu, ada di antara peneliti yang menganggapnya bahwa ajaran-ajaran
Tasawuf dalam Islam, merupakan pelestarian dari ajaran Mistik yang hidup
sesudahnya. Meskipun Tasawuf Islam dilatar belakangi oleh berbagai kegiatan
Mistik yang berkembang sebelumnya dan kemiripan dalam ajaranya, tetapi
tidak berarti bahwa hal itu merupakan kelanjutan dari pada ajaran Mistik
sebelumnya, sebab Tasawuf Islam itu sendiri bersumber dari Al-Qur'an dan
Hadith Rasulullah SAW.1
Pada mulanya, tasawuf merupakan perkembangan dari pemahaman tentang
makna institusi-institusi Islam. Sejak zaman rasullah, sahabat dan tabiin.
kecenderungan pandangan orang terhadap ajaran Islam secara lebih analitis
mulai muncul. Ajaran Islam mereka dapat dipandang dari dua aspek, yaitu
aspek lahiriah (seremonial) dan aspek batiniah (spiritual), atau aspek "luar" dan
aspek "dalam". Pendalaman dan pengamalan aspek "dalamnya" mulai terlihat
sebagai hal yang paling utama, tentunya tanpa mengabaikan aspek "luarnya"
yang dimotivasikan untuk membersihkan jiwa. Tanggapan perenungan mereka
lebih berorientasi pada aspek "dalam", yaitu cara hidup yang lebih
mengutamakan rasa, lebih mementingkan keagungan Tuhan dan bebas dari
egoisme.2

1
Mahjuddin,Akhlak Tasawuf,Februari 2009.Hal 77
2
Solihin,Ilmu Tasawuf,Maret 2014.Hal 62
3
Seseorang yang menggambarkan kehidupan sebagai seorang Şüfi adalah
Rasullah SAW. Beliau adalah seorang yang sangat sederhana, karena beliau
menjauhkan dirinya dari kehidupan mewah, yang sebenarya merupakan amalan
zuhud dalam ajaran Tasawuf.
Sebelum beliau diangkat menjadi Rasul, ia sering melakukan khalwat di Jabal
Nur untuk mendapatkan petunjuk dari Tuhannya. Berulangkali Nabi
menempuh kehidupan yang seperti itu, dengan bekal hidup yang sangat
terbatas; berupa roti kering, buah-buahan dan air putih, yang menggambarkan
kesederhanaannya sebagai seorang Şüfi. Setelah Nabi resmi diangkat menjadi
Rasul, ia mulai melaksanakan tugasnya, dengan menanamkan keimanan dan
akhlaq mulia kepada masyarakat Quraish. Meskipun Nabi sebagai kepala
pemerintahan, ia masih tetap memiliki kehidupan yang sederhana, sebagaimana
yang di- riwayatkan oleh para Sahabatnya, bahwa di rumah beliau hanya
terdapat selembar tikar dan makanan yang sederhana. Dan kadang- kadang
juga Nabi dan keluarganya berpuasa karena tidak ada makanan di rumahnya.
Apabila Rasulullah SAW. mendapatkan rezki, la mala cepat-cepat membagikan
kepada fakir-miskin. Dan pada suatu ketika, beliau hendak menunaikan salat di
masjid, tiba-tiba tes ingat bahwa masih ada pundi-pundi emas dan perak yang
tersimpan di rumahnya. Maka beliau mempercepat salatnya, lals pulang ke
rumahnya mengambil benda tersebut, kemudian di bagikan kepada fakir-
miskin yang bermukim di sekitar rumahnya. Ketika beliau sakit keras, ia
memerintahkan kepada keluarganya, agar uang yang senilai tujuh dirhan yang
masih tersimpan padanya, segera dibagi-bagikan kepada orang-orang yang
sangat membutuhkannya. Sehingga diriwayatkan bahwa ketika Nabi wafat, ia
tidak mewariskan harta benda kepada keluarganya Hal ini, menggambarkan
bahwa pertumbuhan Tasawuf berawal dari sikap dan amalan Rasulullah
SAW.yang dituntun oleh wahyu Ilahy.3
Selain Rasullah terdapat para sahabat juga mencontohi kehidupan Rasullah
yang serba sederhana dimana hidupnya semata mata diabadikan kepada
tuhannya. Beberapa sahabat yang tergolong sufi di abad pertama,dan berfungsi

3
Mahjuddin,Akhlak Tasawuf,Februari 2009.Hal 80 - 82
4
sebagai Maha guru bagi pendatang dari luar kota Madinah, yang tertarik
kepada kehidupan sufi.
Sahabat yang di maksud adalah:
1) Abu Bakar Al - Siddiq
Beliau adalah saudagar kaya ketika berada di Mekkah, tetapi ketika berada
di Madinah harta kekayaannya telah disumbangkan untuk kepentingan
agama Allah.
2) Umar bin Khattab
Tawadu’ terhadap orang tua dan juga senang hidup dalam kemiskinan
sebagaimana Abu Bakar.
3) Utsman bin 'Affan
Meskipun ia diberikan kelapangan rezki oleh Allah, namun ia selalu ingin
hidup yang sederhana. Sedangkan harta kekayaannya yang berlimpah ruah,
selalu dijadikan sarana untuk menolong orang miskin.
4) Ali bin Abi Talib
Beliau senang hidup sederhana bahkan baju yang di pakainya sudah robek
robek.
Dan ada pula dari golongan tabiin. Tabiin, adalah murid dari ulama- ulama
Sufi dari kalangan sahabat.
Tokoh-tokoh Ulama Sufi Tabiin antara lain:
a) Al-Hasan Al-Bashry
Dalam mengamalkan ajaran zuhud, ia berpendapat bahwa kita harus
lebih dahulu memperkuat perasaan tawakal kepada Allah, khauf (takut)
terhadap siksaan-Nya dan raja' (mengharapkan) karunia-Nya. Kemudian kita
harus meninggalkan kenikmatan dunia, karena hal itu merupakan hijab
(penghalang) dari keridhaan Allah SWT.
b) Rabi'ah Al-Adawiyah
Kalau AL-Hasan menganut ajaran zuhud dengan menonjolkan falsafah tawakal,
khauf, dan raja', maka Rabiah menganut ajaran zuhud dengan menonjolkan
falsafah hubb (cinta) dan syauq (rindu) kepada Allah.

5
B. Macam macam Akhlak Tasawuf
1. Takhalli
Takhalli merupakan langkah pertama yang harus dijalani oleh seorang sufi. Takhalli
adalah upaya mengosongkan diri dari perilaku dan akhlak tercela. Salah satu dari akhlak
tercela yang sering menyebabkan kemunculan akhlak yang buruk adalah kecintaan
seseorang yang berlebihan terhadap urusan duniawinya
2. Tahalli
Tahalli adalah upaya mengisi dan menghiasi diri dengan sikap, perilaku, dan
akhlak yang terpuji. Tahalli dilakukan setelah mengosongkan jiwa dari akhlak tercela.
Dengan menjalankan ketentuan agama baik yang bersifat eksternal (luar) seperti sholat,
puasa, haji, maupun internal (dalam) seperti keimanan, ketaatan dan kecintaan kepada
Allah.
3. Tajalli
Untuk pemantapan dan pendalaman materi yang telah dilalui pada fase tahalli,
rangkaian pendidikan akhlak disempurnakan pada fase tajalli. Kata tajalli bermakna nur
ghaib. Agar hasil yang telah diperoleh jiwa dan organ - organ tubuh telah terisi dengan
butir - butir mutiara akhlak dan terbiasa dengan melakukan perbuatan luhur tidak
berkurang, rasa ketuhanan perlu dihayati dengan lebih lanjut. Kebiasaan yang dilakukan
dengan sadar optimum dan rasa kecintaan yang mendalam dengan sendirinya akan
menumbuhkan rasa rindu kepada-Nya4

4
Mustofa, Akhlak Tasawuf,November 2008.Hal 214 - 215

6
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebelum ajaran tasawuf lahir terdapat ajaran mistik yang selalu mendekatkan
diri kepada tuhannya,antara lain terdapat pada orang india kuno yang beragama
Hindu dan Budha. Orang mistik tersebut dinamakan Gymnosophists oleh
penulis barat, dan disebut al hukmah ura yang atinya orang orang yang
berpakain terbuka. Oleh karena itu, ada di antara peneliti yang menganggapnya
bahwa ajaran-ajaran Tasawuf dalam Islam, merupakan pelestarian dari ajaran
Mistik yang hidup sesudahnya. Pada mulanya, tasawuf merupakan
perkembangan dari pemahaman tentang makna institusi-institusi Islam. Sejak
zaman rasullah, sahabat dan tabiin. kecenderungan pandangan orang terhadap
ajaran Islam secara lebih analitis mulai muncul. Ajaran Islam mereka dapat
dipandang dari dua aspek, yaitu aspek lahiriah (seremonial) dan aspek batiniah
(spiritual), atau aspek "luar" dan aspek "dalam".
Akhalak tasawuf juga dibagi menjadi tiga :
1. Takhalli
2. Tahalli
3. Tajalli

7
DAFTAR PUSTAKA

Mahjuddin.Akhlak Tasawuf,Februari 2009.


Solihin.Ilmu Tasawuf,Maret 2014.
Mustofa.Akhlak Tasawuf,November 2008.

Anda mungkin juga menyukai