Kelompok
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya bagi Allah, Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada junjungan kita, Nabi
Muhammad SAW, yang telah membawa petunjuk hidup bagi umat manusia.
Tasawuf, dalam konteks ini, bukan hanya sekadar suatu cabang ilmu
keislaman, melainkan merupakan perjalanan spiritual yang mendalam dalam
pencarian makna kehidupan dan hubungan yang lebih erat dengan Sang Pencipta.
Materi ini merupakan sebuah jendela ke dunia batin, di mana kita akan menapak
langkah ke dalam wilayah pengalaman rohaniah yang mendalam.
Dalam setiap langkah yang akan kita pelajari, kita akan membahas konsep-
konsep tasawuf, praktik-praktik spiritual, dan sejarah perkembangannya. Semoga
materi ini dapat memberikan pencerahan bagi kita semua dalam perjalanan
spiritual kita masing-masing.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.........................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
2.1. Pengertian Tasawuf...................................................................................3
2.2. Sejarah Tawasuf........................................................................................5
2.3. Cabang-cabang Ilmu dalam Tasawuf........................................................6
2.4. Peranan Tasawuf.......................................................................................7
BAB III..................................................................................................................10
PENUTUP..............................................................................................................10
3.1. Kesimpulan.................................................................................................10
3.2. Saran............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejarah perkembangan tasawuf dimulai pada masa awal Islam, ketika para
sahabat Nabi Muhammad mempraktikkan ajaran Islam dengan penuh
kesungguhan dan keikhlasan. Pada awal pembentukan tasawuf adalah manifestasi
akhlak atau keagamaan. Tasawuf berkembang pesat pada abad ke-2 Hijriyah,
ketika banyak orang yang merasa tidak puas dengan kehidupan duniawi dan
mencari kepuasan batin melalui praktik-praktik spiritual. Pada masa itu, banyak
tokoh-tokoh sufi yang muncul, seperti Hasan al-Basri, Rabiah al-Adawiyah, dan
Junaid al-Baghdadi.
Sumber hukum ajaran tasawuf dalam tradisi Islam adalah Al-Qur'an dan
As-Sunnah. Moral keagamaan banyak disinggung dalam Al-Qur'an dan As-
Sunnah, sehingga tasawuf menjadi bagian integral dari ajaran Islam. Tujuan
tertinggi dari seorang sufi adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah atau kalau
bisa menunggal dengan Allah.
1
hukum ajaran tasawuf dalam tradisi Islam, dan tujuan dari ajaran tasawuf. Selain
itu, dapat juga dijelaskan tentang tokoh-tokoh sufi yang muncul pada masa awal
perkembangan tasawuf dan praktik-praktik spiritual yang dilakukan oleh para sufi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Tasawuf
Kedua, istilah "tasawuf" berasal dari kata "shaff", yang berarti "barisan"
dalam bahasa Arab. Dua fenomena dalam kehidupan para sufi adalah dasar
teori ini. Pertama, para sufi selalu datang lebih awal dan berbaris pertama
dalam shalat berjamaah. Mereka bukan hanya melakukan shalat wajib, tetapi
mereka juga diwajibkan untuk melakukannya di masjid. Mereka didorong
untuk datang paling awal dan menempati barisan terdepan karena disiplin
mereka terhadap tempat, waktu, dan cara shalat wajib. Teori etimologi
mengatakan bahwa istilah tasawuf berasal dari kata shaff, yang berarti
"barisan". Barisan juga berarti persaudaraan, solidaritas, kedisiplinan, dan
keteraturan di antara orang-orang. Salah satu firman Allah, yang menyatakan:
3
ِإَّن َهَّللا ُيِح ُّب اَّلِذ يَن ُيَقاِتُلوَن ِفي َس ِبيِلِه َص ًّفا َك َأَّنُهْم ُبْنَياٌن َم ْر ُص وٌص
Ketiga, kata "tasawuf" berasal dari kata "shafwah", yang berarti "pilihan"
dalam bahasa Arab. Teori etimologi ini didasarkan pada keyakinan para
pengamat bahwa para sufi dianggap sebagai kelompok hamba-hamba Allah
yang terpilih karena kesucian jiwa mereka dan kedekatan mereka dengan Sang
Pencipta. Kedekatan dan kesucian ini memberi mereka kekuatan spiritual
untuk menjalani hidup yang tulus, ikhlas, pasrah, dan berserah kepada Sang
Khaliq. Mereka menjadi contoh dan panutan bagi orang lain.
Keempat, istilah "tasawuf" berasal dari kata "shuffah", yang berarti tempat
duduk dari kayu atau batu. Teori ini didasarkan pada kenyataan sejarah
tentang peradaban Islam di masa Nabi Muhammad saw., terutama tentang
Masjid Nabawi di Madinah. Ahlu-Shuffah adalah kelompok sahabat di masjid
ini yang kehilangan harta dan keluarga tetapi tetap beribadah, hidup
sederhana, dan tidur di atas shuffah. Mereka tidur di atas shuffah dengan
maksud agar mereka tidak terlalu nyenyak dan dapat bangun dengan mudah
untuk bertahajud dan mendekatkan diri kepada Yang Kuasa. Salah satu ayat
Al-Quran menggambarkan kehidupan mereka:
َتَتَج اَفى ُج ُنوُبُهْم َع ِن اْلَم َض اِج ِع َيْدُعوَن َرَّبُهْم َخ ْو ًفا َو َطَم ًعا َو ِم َّم ا َر َز ْقَناُهْم ُيْنِفُقوَن
Selain menjadi kelompok papa, mereka hidup dengan cara yang sederhana
dan tidak meminta-minta. Hidup mereka benar-benar dijamin oleh dana
4
negara yang didanai oleh rakyat. Kehidupan mereka inilah yang disebutkan
para pengamat tasawuf sebagai awal para sufi.
5
politik umat Islam pada masa awal perkembangan tasawuf. Tasawuf juga
memiliki berbagai aliran yang berbeda, seperti tasawuf 'amali yang
menekankan perilaku yang baik dalam amalan ibadah kepada Allah.
Sejarah perkembangan tasawuf dimulai pada masa awal Islam, ketika para
sahabat Nabi Muhammad mempraktikkan ajaran Islam dengan penuh
kesungguhan dan keikhlasan. Pada awal pembentukan tasawuf, tasawuf adalah
manifestasi akhlak atau keagamaan. Tasawuf berkembang pesat pada abad ke-
2 Hijriyah, ketika banyak orang yang merasa tidak puas dengan kehidupan
duniawi dan mencari kepuasan batin melalui praktik-praktik spiritual.
Pengaruh budaya dan keadaan sosial politik umat Islam pada masa awal
perkembangan tasawuf sangat mempengaruhi perkembangan tasawuf. Pada
masa itu, banyak orang yang merasa tidak puas dengan kehidupan duniawi
dan mencari kepuasan batin melalui praktik-praktik spiritual. Selain itu,
pengaruh ajaran agama dan filsafat lain juga mempengaruhi perkembangan
tasawuf. Tasawuf juga dipengaruhi oleh keadaan sosial politik umat Islam
pada masa itu, seperti perang dan konflik yang terjadi.
6
2. Tasawuf Amali: Tasawuf yang menggunakan pendekatan amaliah,
seperti wirid dan zikir dijaharkan yang selanjutnya mengambil bentuk
tarekat (jalan menuju kebenaran dalam tasawuf).
3. Tasawuf Akhlaki: Tasawuf yang menekankan pada aspek akhlak dan
moral, seperti memperbanyak ibadah, menyedikitkan makan dan
minum, tidur, dan lain sebagainya.
4. Tasawuf Fiqhi: Tasawuf yang menekankan pada aspek hukum Islam,
seperti mempelajari hukum-hukum Islam dan mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
5. Tasawuf Irfani: Tasawuf yang menekankan pada aspek pengetahuan
dan pengalaman spiritual, seperti mempelajari tentang makrifat dan
mahabbah dalam tasawuf.
6. Tasawuf Tariqat: Tasawuf yang menekankan pada aspek praktik dan
pengalaman spiritual, seperti mengikuti tarekat atau jalan menuju
kebenaran dalam tasawuf.
7. Tasawuf Hadits: Tasawuf yang menekankan pada aspek hadits, seperti
mempelajari hadits-hadits Nabi Muhammad dan mengamalkannya
dalam kehidupan sehari-hari.
8. Tasawuf Tauhid: Tasawuf yang menekankan pada aspek tauhid atau
keesaan Allah, seperti mempelajari tentang keesaan Allah dan
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Setiap cabang ilmu tasawuf memiliki fokus dan metode yang berbeda-
beda, namun semuanya bertujuan untuk mencapai kebahagiaan abadi dengan
cara menyucikan jiwa dan menjernihkan akhlak serta membangun lahir dan
batin untuk mencapai ketenangan abadi.
7
mengendalikan keinginan mereka, menyelamatkan orang dari kebingungan
dan kegelisahan, dan memahami aspek asoteris Islam, baik di kalangan
Muslim maupun non-Muslim. Tasawuf juga membantu menjaga nilai-nilai
moral dan spiritual dalam masyarakat modern, yang telah kehilangan banyak
nilai moral dan spiritual. Tasawuf juga membantu meningkatkan akhlak
mulia, seperti menjauhi keinginan dan hawa nafsu, mendekati hal-hal yang
baik, dan memperbanyak ibadah. Dengan demikian, tasawuf dapat membantu
seseorang menjernihkan akhlak dengan memberikan bimbingan spiritual,
pemeliharaan nilai-nilai, dan praktik-praktik spiritual, yang dapat membantu
seseorang mengendalikan dorongan mereka dan memperbaiki akhlak mereka.
8
Dengan demikian, tasawuf memiliki peranan yang penting dalam
memberikan bimbingan spiritual, pemeliharaan nilai-nilai, kontribusi terhadap
ilmu pengetahuan, dan sebagai solusi bagi problematika masyarakat modern.
Hal ini menunjukkan bahwa tasawuf memiliki relevansi yang kuat dalam
konteks kehidupan modern.
9
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
10
Dengan demikian, tasawuf memiliki peranan yang penting dalam
kehidupan modern dan dapat membantu seseorang dalam menjernihkan
akhlak serta memperbaiki kualitas hidupnya.
3.2. Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
Fayyadl, M. T. (2021, Juli 14). Asal Mula Tasawuf dalam Islam. Retrieved from
nuonline: https://islam.nu.or.id
Humas, T. (2022, November 15). Pengertian Tasawuf, Dalil dan Asal usulnya.
Retrieved from an-nur.ac.id: https://an-nur.ac.id/
Ghanimi al, Abd al-Wafa, al-Taftazani. Madkhal Ila al-Tashawwuf alIslami. al-
Qahirah: Dar al-Thaqafah, 1976.
12