Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL

PERKEMBANGAN ILMU TASAWUF DI KECAMATAN


PETUNGKRIYONO KABUPATEN PEKALONGAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Ilmu Tasawuf
Dosen Pengampu : Drs. H. Ismail, M.Ag

Disusun oleh :

1. Ika Mukaromah (2118002)


2. Ikbal Febriyanto (2118013)
3. Darmawan Sigit Prastyo (2118017)
4. Rafie Al Majid (2118019)
5. Istikharoh (2118024)

Kelas :A

JURUSAN PENIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN

2018
KATA PENGANTAR

Alhamdullilah, Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. yang telah


memberikan berbagai kenikmatan iman, islam, kesehatan dan kekuatan, sehingga
penulis dapat menyelesaikan proposal yang berjudul “Perkembangan Tasawuf di
Kecamatan Petungkriyono” sesuai rencana. Tak lupa sholawat serta salam semoga
tetap tercurahkan kepada nabi akhir zaman Nabi Muhammad saw, keluarganya
sahabatnya, serta pengikutanya yaitu orang-orang yang mau mengikuti sunnah-
sunnahnya, aamiin ya mijibass salin.
Ucapan terimakasih kami tujukan kepada Bapak Drs. Ismail, M. Ag.,
selaku dosen mata kuliah Ilmu Tasawuf atas tugas yang telah diberikan sehingga
menambah wawasan penulis tentang apa itu ilmu tasawuf. Dan kepada semua
pihak yang terlibat dalam pembuatan proposal ini. Semoga bantuan dari berbagai
pihak terkait mendapat balasan dari Allah swt dengan pahala yang berlipat ganda,
aamiin.
Proposal tentu tidak terlepas dari kekurangan dan kesalahan. Oleh karena
itu, penulis dengan senang hati menerima saran dan kritik konstruktif dari
pembaca guna penyempurnaan penulisan proposal ini. Akhirnya, semoga proposal
ini menambah khasanah keilmuan dan bermanfaat bagi mahasiswa. Amin yaa
robbal ‘alamin.
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Tasawuf merupakan suatu disiplin ilmu yang lebih menekankan kepada
kehidupan akhirat, yakni aspek spiritual Islam dibandingkan dengan
kehidupan di dunia. Beberapa tokoh sufi memberikan definisi tasawuf dengan
pengertian yang berbeda-beda. Salah satu diantaranya adalah definisi tasawuf
menurut Al Junaid al- Bagdadi (wafat 289 H), seorang tokoh sufi modern,
mengatakan bahwa tasawuf ialah membersihkan hati dari sifat yang menyamai
binatang dan melepaskan akhlak yang fitri, menekan sifat basyariah
(kemanusiaan), menjauhi hawa nafsu, memberikan tempat bagi sifat-sifat
kerohanian, berpegang pada ilmu kebenaran, mengamalkan sesuatu yang lebih
utama atas dasar keabadiannya, memberi nasihat kepada umat, benar-benar
menepati janji terhadap Allah Swt., dan mengikuti syariat Rasulullah Saw.1
Sebelumnya, pada masa Nabi Muhammad Saw. dan masa khulafaur
rasyidin, tidak pernah dikenal istilah “sufi”. Melainkan, lebih dikenal dengan
panggilan “sahabat”. Panggilan ini merupakan istilah yang paling berharga
pada saat itu. Kemudian pada masa berikutnya, yaitu pada masa sahabat,
orang-orang Muslim yang tidak bertemu dengan beliau dikenal dengan
sebutan tabi’in, dan seterusnya disebut tabi’it tabi’in. Kemudian munculnya
istilah tasawuf baru dimulai pada pertengahan abad ke-3 Hijriyah, oleh Abu
Hasyim al-Kufy (wafat 250 H) dengan meletakan “al-sufi” di belakang
namanya.2
Karya-karya ilmiah pada umumnya mendefinisikan tasawuf atau sufisme
sebagai “mistisme Islam”.3 Oleh para Orientalis, secara khusus diberikan nama
“sufisme”. Intisari dalam mistisisme, termasuk dalam tasawuf, adalah
kesadaran akan adanya komunikasi dan dialog antara ruh manusia dengan
1
Permadi, Pengantar Ilmu Tasawuf (Jakarta : Rineka Cipta, 2004), hlm. 28.
2
Amin Syukur, Menggugat Tasawuf; Sufisme dan Tanggungjawab Sosial Abad 21
(Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1999), hlm. 7.
3
Titus Burckhardt, Mengenal Ajaran Kaum Sufi (Jakarta : Dunia Pustaka Jaya, 1976),
hlm. 24.
Tuhan, dengan mengasingkan diri dan berkontemplasi. Dalam Tarikat
Naqsyabandiyah, diajarkan tentang arti penting dari ruh tersebut. Ruh adalah
jism yang halus, tidak terkurung dalam jism kasar (tubuh) dan tidak pula
terlepas keluar. Barangsiapa yang mengenal ruhnya, berarti akan dapat
mengenal Allah Swt.
Untuk memperoleh kepuasan mistisnya tersebut, seorang pengikut dalam
suatu tarikat membutuhkan bimbingan dari seorang guru yang dikenal dengan
sebutan “syekh” atau “mursyid”. Biasanya seorang syekh memiliki wakil
yang dikenal dengan istilah “khalifah”. Di samping khalifah, syekh juga
memiliki sejumlah pengikut yang disebut dengan istilah “murid”. Kewajiban
seorang murid adalah menaati peraturan yang diberlakukan oleh syekh yang
memimpin tarikat tersebut. Di sisi lain, tugas seorang syekh dalam suatu
tarikat adalah membimbing dan memberi arahan kepada seluruh muridnya
agar mereka mengenal dan mengetahui jalan spiritual menuju cinta ilahi.
Jalan spiritual inilah yang kemudian dalam ilmu tasawuf disebut dengan
“tarikat”.
Tarikat adalah “jalan” yang ditempuh para sufi, dan digambarkan sebagai
jalan yang berpangkal dari syariat, sebab jalan utama disebut syar’, sedangkan
anak jalan disebut tarīq. Akan tetapi, tarīq atau jalan itu lebih sempit dan lebih
sulit dijalani.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian tasawuf dan tarekat?
2. Apa perkembangan tasawuf di Petungkriyono Pekalongan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian tasawuf dan tarekat.
2. Untuk mengetahui perkembangan tasawuf di Peungkriyono Pekalongan.

D. Ruang Lingkup Penelitian


Sepengetahuan penulis, pembahasan mengenai tasawuf sudah
banyak yang meneliti. Akan tetapi, pembahasan mengenai perkembangan
di pekalongan masih banyak yang belum meneliti secara khusus ditinjau
dari segi pengamalan. Dengan demikian penulis disini membahas tentang
pengertian dan pengamalan nilai-nilai tasawuf.

LANDASAN TEORI
A. Pengertian Ilmu Tasawuf
Membuat suatu definisi dan batasan yang tegas tentang pengertian tasawuf
adalah hal yang tidak mudah. Hal tersebut diakui oleh para mahasiswa
khususnya yang notabenenya masih maba.bahkan para ahli tasawuf pun
mengakuinya,keadaan demikian di sebabkan terutama kerena kecenderungan
spiritual terdapat pada setiap agama, aliran filsafat, dan peradaban dalam
berbagai kurun waktu4 pera ahli tasawuf mengartikan tasawuf berbeda beda
tercatat ada 125 difinisi pengertian tasawuf dan yang paling banyak
mendifinisikan adalah orang orang orientalis.
Secara lughowi sebagian ada yang berpendapat kata tasawuf berasal dari
kata shaff, yang berarti shaf atau barisan. Dikatakan demikian kerena sufi
selalu berada pada barisan pertama dalam shalat 5. Dan ada lagi yang
mengatakn dari kata shaffa yang berarti bersih, kerena hatinya selalu di
hadapkapkan kepada allah swt, dan bentuk jamanya adalah shaffi 6. ada lagi
yang berpendapat dari kata shuffah serambi timur laut masjid nabawi.
Tempat ini di diami oleh sahabat nabi yang tidak punya tempat tinggal.
Mereka selalu berjihad dan berdakwah demi Alah swt7. Disamping itu masih
ada lagi bahwa kata sufi berasal dari kata sufi yang berarti kata jadian dari
kata suff yang berarti bulu domba. Di katakana demikian kerena para sufi
suka memakai pakaian kasar yang terbuat dari bulu domba tidak suka
memakai pakaian halus dan bagus. Yang penting bisa menutupi dari
ketelanjangan. Hal ini dilakukan sebagai tanda taubat dan khendaknya untuk
meninggalkan kehidupan duniawi.8ada lagi para ahli beerpendapat kata sufi
itu sebenarnya dari kata sophos yangberarti hikmah (kebijaksanaan). Di
katakan demikian kerena sufi menekankan kebijaksanaan.
Secara terminologi para ahli menyebutkan berbeda-beda apa itu tasawuf
baik dari ulama salaf dan ulama kontenporer yang pertama datang dari Abu

4
.Abu al wafa al ghunaimi al taftazani madkhala ila al-tasawuf al islami (kairo dar al-
tsaqofah ila al nasyr wa al tauzi 1983) hlm 3
5
Muhamad ghalab, at tasawuf al muqaran (kairo mesir maktabah nahdiyah tt ) hal 26-27
6
Dr. H syamsun Niam, MA,g Tassawuf studeies (Yogyakarta Ar-ruz media 2014) hal 24
7
Ibid, hlm 24
8
Ibid, hal 25
hasan asy sydzili (1258 M) guru spiritual dari Afrika utara – sebagaimana di
kutip Fadhlala Haeri tasawuf afalah “praktik praktik amalan dan latihan
dalam diri sesorang melalui ibadah dan penyembahan lain guna
mengembalikan diri kepadanya. ”Sementara Ahmad Zarruq (1494) dari
maroko cukup luas mendifinisikan sebagai “perbuatan yang dapat menata dan
meluruskan hati serta membuatnya istimewa bagi allah mempergunakan
pengetahuhan tentang islam – secara khusus tentang hokum- yang kemudian
mengkaikan pengetahuhan tersebut guna meningkatkan kualitas perbutan,
serta memelihara diri dalam batasan batasan hukum islam dengan harapan
muncul kearifan dalam dirinya9”
Tasawuf adalah ilmu untuk mempelajari bagaimana membersihkan jiwa
dari hasrat yang buruk, seperti dengki, tipu daya, ria, ingin dipuji, sombong,
angkuh, marah, tamak, kikir, menghormati yang aya dan menyingkiran yang
fakir, sebagaimana setiap orang harus membersihkan jasad lahiriahnya.
Ilmu tasawuf mengajari seseorang agar melihat pada diri sendiri,
membersihkannya sesuai dengan tuntunan Alquran dan sunah Nabi saw.,
serta menghiasi dirinya dengan sifat-sifat sempurna (al-shifat al- kamilah).10

9
Ibid. hal.29
10
Syeh Muhammad Hisyam kabbani, Tasawuf Dan Ihsan Antifirus kebatilan dan
kezaliman, Serambi, Jakarta,2007. Hal 28
B. Pengertian Tarekat
Secara etimologi, kata tarekat adalah berasal dari bahasa Arab Thariqah
(yang bentuk jamaknya menjadi Thuruq atau Thara’iq) yang berarti jalan atau
metode atau aliran (madzhab). Sedangkan secara terminologi, Thariqat adalah
jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan tujuan untuk sampai
(wusul) kepada-Nya. Tariqat merupakan metode yang harus ditempuh oleh
seorang sufi dengan aturan-aturan tertentu sesuai dengan petunjuk guru atau
mursyid (guru tariqat) tariqat masing-masing berada sedekat mungkn dengan
Allah SWT, sehingga kata tariqat menjadi identik dengan tasawuf. Sedangkan
tasawuf menurut Muhammad amin al-Kurdi adalah ilmu untuk mengetahui
keadaan jiwa, baik maupun buruk, kemudian bertekad untuk mensucikan jiwa
tersebut dari sifat-sifat buruk, di isi dengan sifat-sifat yang baik, serta
berusaha merambah jalan (suluk) untuk berada dekat disisi Allah SWT. 11

1. Macam-macam Tarekat
a) Tarekat Hadadiah
Tarekat yang didirikan oleh Habib Abdullah bin Alwi Al-Hadad yang
wafat tahun 1095 M di Yaman.
b) Tarekat Khalwatiah
Tarikat yang dipropagandakan dalam abad ke 18 oleh Syaikh Mustafa
Al-Bakri di Mesir dan Suriah.
c) Tarekat Maulawiah
Tarekat yang didirikan oleh Maulawi Jalaluddin Ar-Rumi, meninggal
dunia di Anatoila, Turki.
d) Tarekat mu’tabarah Nahdhiyin
Para kyai pada tanggal 10 oktober 1957 mendirikan suatu badan
federasi bernama pucuk pimpinan jam’iyah ahli tarekat mu’tabarah
sebagai tindak lanjut keputusan muktamar NU.
e) Tarekat Naqsyabandiah

11
Saifuddin Zuhri,Tarekat Syadziliyah(yogyakarta:Teras,2011),hlm.11-12.
Tarikat ini mula-mula didirikan di Turkestan oleh Bahiruddin
Naqsabandi dan di Indonesia termasuk tarekat yang paling berpengaruh.
f) Tarekat Qadiriah
Asal mulanya di Baghdad, dan dipandang paling tua. Pendirinya ialah
Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani (1077-1166 M).

g) Tarekat Qadiriah Naqsyabandiah


Gabungan ajaran dua tarekat yaitu tarekat Qadiriah dan Tarekat
Naqsyabandiah. Pendirinya adalah Syaikh Khatib Sambas. Tarekat ini
merupakan sarana yang sangat penting bagi penyebaran agama islam di
Indonesia dan Malaya dari pusatnya di Mekah antara pertengahan abad
ke 19 sampai dengan perempat pertama abad ke 20.
h) Tarekat Rifa’iah
Didirikan oleh Syaikh Ahmad bin Abul Abbas (wafat 578 H/1183 M).
i) Tarekat Samaniah
Tarekat yang dikenal di Jawa Barat dan Aceh, didirikan oleh Syaikh
Muhammad Saman dari Madinah, Arab Saudi, yang wafat tahun 1702
M.
j) Tarekat Sanusiah
Tarekat yang didirikan oleh Syaikh Muhammad bin Ali Sanusi, tahun
1837 M, di Aljazair, meninggal dunia tahun 1957 M. Pusat tarekat ini di
Libia.
k) Tarekat siddiqiah
Asal-usul tarekat ini tidak begitu jelas, dan tidak terdapat dinegara-
negara lain. Muncul dan berkembang di Jombang, Jawa Timur, dimulai
oleh kegiatan Kyai Mukhtar Mukti yang mendirikan tarekat ini tahun
1953 M.
l) Tarekat Syatariah
Tarekat yang dibangun oleh Syaikh Abdullah Syattari di India. Tarekat
ini di Jawa masih ada, misalnya di sekitar Madiun, Jawa Timur. Tarekat
ini dibawa oleh Syaikh Abdurauf Sinkil yang kemudian bergelar Syiah
Kuala.
m) Tarekat Syaziliah
Tarekat yang didirikan oleh Ali Syazili, terdapat di Afrika Utara dan
Arab, juga di Indonesia, walaupun tidak luas tersebarnya dan
pengaruhnya relatif kecil.

n) Tarekat Tijaniah
Tarekat yang didirikan oleh Ahmad Tijani. Tarekat ini dengan cepat
meluas di Afrika Barat dan di Negara Negara lain, diantaranya
Indonesia.
o) Tarekat Wahidiah
Tarekat ini didirikan oleh Kyai Majid Ma’ruf di Kedonglo, Kediri
(Jawa Timur), 1963.12

2. Pokok dari semua tarekat itu adalah lima :


a) Mempelajari ilmu pengetahuan yang bersangkut paut dengan
pelaksanaan semua perintah
b) Mendampingi guru-guru dan teman se tarekat untuk melihat
bagaimana cara melakukannya suatu ibadah
c) Meninggalkan segala rukhsah dan ta’wil untuk menjaga dan
memelihara kesempurnaan amal.
d) Menjaga dan mempergunakan waktu serta mengisikannya dengan
segala wirid dan do’a guna mempertebalkan khusyuk dan khudur
e) Mengekang diri, jangan sampai keluar hawa nafsu dan supaya diri itu
terjaga daripada kesalahan.13

3. Dasar Dasar Didirikannya Tarekat


12
Hartono Ahmad Jaiz, TarekatTasawuf, Tahlilan, dan maulidan (Solo: WIP,2005),
hlm.22-27.
13
Aceh abu bakar, pengantar ilmu tarekat (Solo:ramadhan,1996) ,hlm.52.
a. Firman Allah dalam surat Al Jin ayat 16

۟ ‫َوأَلَّو ٱ ْستَ ٰقَ ُم‬


‫وا َعلَى ٱلطَّ ِريقَ ِة أَل َ ْسقَ ْي ٰنَهُم َّمٓا ًء َغ َدقًا‬ ِ
Artinya:“Dan bahwasanya: jikalau mereka tetap berjalan lurus di
atas jalan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum
kepada mereka air yang segar (rezeki yang banyak).”

b. Firman Allah dalam surat Al Kahfi ayat 110

ْ n‫ ِر‬n‫ ْش‬nُ‫ اَل ي‬n‫و‬nَ n‫ ا‬n‫ ًح‬nِ‫ل‬n‫ ا‬n‫ص‬


n‫ك‬ َ ‫ اًل‬n‫ َم‬n‫ َع‬n‫ل‬nْ n‫ َم‬n‫ ْع‬nَ‫ ي‬n‫ ْل‬nَ‫ ف‬n‫ ِه‬nِّn‫ ب‬n‫ر‬nَ n‫ َء‬n‫ ا‬nَ‫ ق‬nِ‫ ل‬n‫ و‬n‫ ُج‬n‫ر‬nْ nَ‫ ي‬n‫ن‬nَ n‫ ا‬n‫ َك‬n‫ن‬nْ n‫ َم‬nَ‫ف‬

n‫ ا‬n‫ ًد‬n‫ح‬nَ nَ‫ أ‬n‫ ِه‬nِّn‫ ب‬n‫ر‬nَ n‫ ِة‬n‫ َد‬n‫ ا‬nَ‫ ب‬n‫ ِع‬nِ‫ب‬

Artinya:“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya,


maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia
mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya".

C. Perkembangan Tasawuf di Kecamatan Petungkriyono,Pekalongan


Perkembangan tasawuf di Kabupaten Pekalongan salah satunya ada di
kecamatan petungkriyono dengan berbagai kegiatan dalam rangka
mengamalkan ajaran tasawuf seperti manakib, pengobatan massal, kajian
kitab, dan sebagainya. Sebelum mengkaji lebih jauh tentang perkembangan
tasawuf di Pekalongan alangkah lebih baiknya kita mengetahui makna apa itu
manakib, pengobatan massal, dan kajian-kajian kitab.

1. Pengertian Manakib

Manakib berasal dari bahasa arab dari lafadz naqoba-naqobun-naqoban


yang berarti menyelidiki, melubangi, memeriksa, dan menggali. Kata
manakib adalah jamak dari lafadz manqibun yang merupakan isim makan
dari lafadz maqoba. Melihat arti lafadz naqoba yang berarti menjelajah
sejalan dengan salah satu tujuan munculnya manaqib yaitu menyelidiki,
menggali, dan meneliti, sejarah kehidupan seseorang untuk selanjutnya
disiarkan kepada masyarakat umum agar menjadi suri tauladan. Jadi
manakib adalah riwayat hidup yang berhubungan dengan seorang tokoh
masyarakat yang menjadi suri tauladan baik mengenal silsilah, akhlaq,
keramahan, dan sebagainya14.

Manakib adalah kitab sejarah atau auto biographi yang bersifat


hagiografis (menyanjung) karena manakib dibaca bertujuan dijadikan
teladan bagi pembacanya disamping juga tujuan tabarruk (mengharap
berkah) dan tawassul (membuat perantara pembaca dengan Allah).
Manakib adalah tawassul mengenai masalah tawassul dan tabarruk, said
Ramdan Al Buthi menyampaikan bahwa Tawassul dan Tabarruk adalah
dua kalimat dengan satu arti yang kalau dalam Ushul fiqh disebut dengan
Tanqihul Ma-nath, dengan menjadikan bagian-bagian kecil (Tabarruk) dari
satu induk (Tawassul) dimasukkan ke dalam induk tersebut.15

Tradisi membaca manakib tersebut biasanya dilakukan oleh masyarkat


yang berpaham ahli sunnah wal jamaah khususnya kaum nahdliyin dan
biasanya dibaca pada malam jumat atau ketika ada hajatan khusus.

Dalam pembacaan manaqib ini biasanya salah seorang memimpin


bacaan yang terdapat dalam kitab manaqib. Sementara yang lainnya
dengan khusu’ mendengarkan secara aktif dengan memuji Allah dengan
kalimat-kalimat yang terdapat dalam Asmaul Husna. Bagi yang mengerti
bacaannya dapat menyelami lebih dalam maksud dan pelajaran-pelajaran
dari isi kitab tersebut. Sebab di dalamnya berisi perikehidupan, kebiasaan
dan kelebihan-kelebihan dari Wali Allah. Bagi yang tidak mengerti akan
diterangkan oleh gurunya. Pembacaan manaqib ini mempengaruhi tingkat
kerohanian para pengamal thareqah. Karena dengan membaca manaqib
diharapkan dapat mendapatkan limpahan kebaikan dari Allah swt (berkah).

14
Https://padepokansingarassullullah.wordpress.com/2017/03/15/pengertian dan
manfaat mnakib/.
15
Https:/manakibadah.blogspot.com/2017/8/artimanakib.html?m=1.
Kegiatan manakib telah dilaksanakan dikecamatan petungkriyono yang
dilaksanakan setiap malam jum’at kliwon dan malam senin yang
dipipmpin oleh Ustad Rohmat, dan para jamaahnya adalah para laki-laki
dan dilakukan ba’da maghrib .

2. Istighotsah
Kata istighotsah berasal dari Al ghouts yang berarti pertolongan.
Dalam tata bahasa arab kalimat yang mengikuti pola istaf’ala atau istifal
menunjukan arti permintaan atau permohonan, maka istighotsah berarti
meminta pertolongan. Dapat disimpulkan bahwa istighotsah adalah
memohon pertolongan dari Allah untuk terwujudnya sebuah keajaiban
atau sesuatu yang paling sulit diwujudkan. Istighotsah sebenarnya sama
dengan berdoa, akan tetapi bila disebutkan kata istighotsah, konotasinya
lebih dari sekedar berdoa, karena yang dimohon dalam istighosah adalah
bukan hal yang biasa-biasa saja. Oleh karena itu istighotsah sering
dilakukan secara kolektif dan biasanya dimulai dengan wirid-wirid tertentu
terutama istighfar sehingga Allah berkenan mengabulkan petrmohonan
itu.16
Istighosah di kecamatan Petungkriyono dilakukan setiap satu bulan
sekali pada hari ahad kliwon, acara ini biasanya dihadiri dari setiap desa di
petungkriyono, dan jamaahnya adalah perempuan. Selain acara inti yaitu
istighosah ada juga Tausiah dari Kyai dari pondok pesantren yang ada di
pekalongan bahkan dari luar kota. Acara yang dipelopori ustad sa’dullah
ini telah dilakukan kira-akhir tahun 2011 yang mulanya acara mingguan
setiap desa dan dikembangkan hingga satu kecamatan.

16
Https://smstausyah.blogspot.com/2011/06/pengertian-bacaan-dalam-istighosah.html?m-1.
C.Metode Penelitian

Dalam penyusunan proposal ini penulis menggunakan


metodologi participant observer, yakni sumber data primer diperoleh
penulis dari hasil studi lapangan dengan mengunjungi langsun ke daerah
yang akan di observasi di sana penulis melakukan teknik wawancara
dengan Ustad Rohmat selaku pimpinan majelis didareah terssebut. Di
samping itu, penulis juga mengikuti istighosah rutin yang dilakssanakan
setiap ahad kliwon ypada pagi hari. Selain dari studi lapangan, penulis
memperoleh data sekunder dari pustaka, yaitu dengan mencari serta
membaca buku-buku yang berkaitan dengan nilai-nilai tasawuf.
Setelah semua data berhasil diperoleh, penulis melakukan kritik sumber
dengan cara eksternal terhadap data tersebut. Tujuannya agar dapat diketahui
apakah sumber data tersebut dapat dipercaya atau tidak, sehingga dapat
menghasilkan fakta yang objektif. Setelah itu, penulis melakukan langkah
berikutnya yaitu interpretasi data. Dalam hal ini, penulis akan menganalisis
sumber data dan terakhir baru dilakukan pengolahan dan penulisan data secara
deskriptif analitis.
PENUTUP

A. Kesimpulan

Bagaimana membersihkan jiwa dari hasrat yang buruk, seperti dengki, tipu
daya, ria, ingin dipuji, sombong, angkuh, marah, tamak, kikir, menghormati
yang kaya dan menyingkiran yang fakir, sebagaimana setiap orang harus
membersihkan jasad lahiriahnya.Ilmu tasawuf mengajari seseorang agar
melihat pada diri sendiri, membersihkannya sesuai dengan tuntunan Alquran
dan sunah Nabi saw.Misalnya dengan manakib dan istighosah . Manakib
adalah kitab sejarah atau auto biographi yang bersifat hagiografis
(menyanjung) karena manakib dibaca bertujuan dijadikan teladan bagi
pembacanya disamping juga tujuan tabarruk (mengharap berkah) dan tawassul
(membuat perantara pembaca dengan Allah). Kegiatan ini telah dilakukan di
Kecamatan Petungkriyono .
B. Saran
Diharapkan dengan adanya proposal ini,pembaca dapat mengetahui ilmu
tasawuf serta perkembanganya di Pekalongan khususnya dan bisa
mengamalkanya bagi masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Permadi.2004,Pengantar ilmu tasawuf. Jakarta:Rineka Cipta.


Syukur Amin.1999,Menggugat tasawuf,Sufism,&tanggunng jawab sosial abad
21.Yogyakarta:Pustaka pelajar.
Buchardt,Titus,1976.mengenal ajaranl kaum sufi.Jakarta:Dunia Pustaka Jaya.
Https://padepokansingarassullullah.wordpress.com/2017/03/15/pengertian-dan-
manfaat-mnakib/.
Https:/manakibadah.blogspot.com/2017/8/artimanakib.html?m=1.
Https://smstausyah.blogspot.com/2011/06/pengertian-bacaan-dalam-
istighosah.html?m-1

Anda mungkin juga menyukai