Disusun Oleh :
1. Tyas Try Astuti (2118018)
2. Wilda Nurunnabila (2118108)
3. Hafsah Deviya Hamidah (2118185)
4. Jamillatus Solekha (2118261)
Kelas F
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang yang telah
melimpahkan segala rahmat-Nya, sehingga makalah kami yang berjudul “Perencanaan Strategis
Mutu” dapat selesai sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Kami mengucapkan banyak terima
kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini termasuk Bapak
Turno, M, Pd. Selaku dosen pengampu mata kuliah Total Quality Manajemen (Manajemen Mutu
Terpadu Pendidikan Islam)
Kami juga menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan baik
dalam segi penulisan maupun materi. Oleh karena itu, kami mengharapkan banyak kritik dan saran
yang membangun agar makalah ini dapat diperbaiki menjadi lebih baik dan sempurna.
Penulis,
Kelompok 6
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
1
Richard L. Daft, The New Era ofManagement, Buku 1, (Jakarta: Salemba Empat, 2014), hlm. 218 – 221
2
Edward Sallis, Total QualityManagement in Education, cet. XVI (, Yogyakarta: IRCiSoD, Juli 2012) hlm.
226
pendidikan untuk semua, pembelajaran sepanjang hayat, dan pendidikan yang berorientasi
kepada sikap rahmat bagi sekalian alam (rochmatan lil 'aalamiin). Sedangkan Prinsip PMP
meliputi: prinsip keberlanjutan, terencana dan sistematis, menghormati otonomi satuan
pendidikan formal dan nonformal, memfasilitasi pembelajaran informal masyarakat
berkelanjutan, dan prinsip keterbukaan.3 PMP di Negara kita juga harus mengacu kepada
Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang mencakup: Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi,
Standar Proses, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana,
Standar Pembiayaan Pendidikan, dan Standar Penilaian. Itu semua tertuang dalam Peraturan
Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang SNP.4
Adapun tentang rangkaian perencanaan strategis maka terdapat beberapa pandangan.
Edward Sallis menawarkan rangkaian Perencanaan Strategis yaitu:
- Penentuan Visi, Misi, dan Tujuan
- Analisa Pasar
- Analisa SWOT dan faktor penting kesuksesan
- Perencanaan Operasi dan Bisnis
- Kebijakan dan Perencanaan Mutu
- Biaya Mutu
- Monitoring dan Evaluasi5
Sedangkan Joseph Juran sebagaimana dikutip oleh Veithzal mengemukakan perincian
dari perencanaan mutunya yaitu:
- Identifikasi pelanggan.
- Menentukan keperluan pelanggan.
- Mengembangkan karakteristik produk.
- Menyusun sasaran mutu.
- Mengembangkan proses penghasilan produk sesuai karakteristik.6
Veithzal sendiri mengemukakan bahwa untuk penyusunan rencana strategis perlu
diikuti pemikiran dan langkah-langkah sebagai berikut:
3
Barnawi& M. Arifin, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan: Teori & Praktik, cet. I (Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2017), hlm. 105 – 119.
4
Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dalam Konteks Penerapan MBS, cet. II (Bandung:
Remaja Rosdakarya) hlm. 5
5
Edward Sallis, Total QualityManagement in Education, cet. XVI (, Yogyakarta: IRCiSoD, Juli 2012)
hlm.215
6
Veithzal Rivai Zainal dkk, Islamic Management: Meraih Sukses melalui Praktik Manajemen Gaya Rasulullah
secara istiqomah, cet. I (Yogyakarta: BPFE, 2013) hlm. 261
1. Pemikiran dan langkah dasar, yaitu:
- Menentukan dan merumuskan visi.
- Menentukan dan merumuskan misi berdasarkan visi.
- Menentukan dan merumuskan prinsip-prinsip berdasarkan visi & misi.
- Menentukan dan merumuskan tujuan berdasarkan visi, misi & prinsip.
2. Pemikiran dan langkah operasional, yaitu:
- Mengadakan studi tentang para pelanggan untuk mengetahui siapa mereka dan apa
keperluan mereka baik sekarang maupun di masa datang.
- Mengadakan studi tentang institusi untuk mengetahui kekuatan, kelemahan,
kesempatan, dan tantangan serta faktor-faktor lain untuk mencapai keberhasilan.
- Menyusun rencana institusi yang memuat langkah-langkah dan program yang
didasarkan pada visi, misi, prinsip, tujuan serta studi-studi di atas.
- Menentukan RAPB institusi
- Menyusun dan menentukan rencana dan alat-alat untuk evaluasi serta menyimpulkan
penyebabnya.7
Menurut penulis ketiga pendapat itu sejalan meskipun berbeda dalam istilah atau
ungkapan saja. Maka kita dapat menyimpulkan bahwa rangkaian perencanaan strategis mutu
pendidikan adalah sebagai berikut:
a. Perumusan visi, misi, prinsip dan tujuan.
b. Analisis eksternal institusi pendidikan: pelanggan dan pasar.
c. Analisis internal institusi pendidikan: kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan
(SWOT).
d. Penyusunan langkah dan program institusi (ini sudah mencakup Perencanaan Operasi dan
Bisnis serta Kebijakan dan Perencanaan Mutu dalam istilah Sallis dan Menyusun Sasaran
Mutu dalam istilah Juran).
e. Merencanakan dan menentukan Biaya Mutu.
f. Penyusunan & perencanaan evaluasi dan monitoring.
7
Veithzal Rivai Zainal dkk, Islamic Management: Meraih Sukses melalui Praktik Manajemen Gaya Rasulullah
secara istiqomah, cet. I (Yogyakarta: BPFE, 2013), hlm. 258 – 259.
Visi, misi, prinsip / nilai dan tujuan adalah serangkaian keunikan yang
mengistimewakan organisasi tersebut dengan yang lain juga untuk memperjelas jenis
institusi apa yang mereka harapkan nantinya dan arah mana yang hendak mereka tuju.
Visi berasal dari bahasa Inggris vision yang berarti penglihatan, daya lihat, pandangan,
impian, atau bayangan. Secara etimologis, visi dapat didefinisikan sebagai pandangan
masa depan yang realistis yang hendak diwujudkan oleh seseorang / institusi dalam kurun
waktu tertentu yang ditetapkan saat ini dan bersumber dari pemikiran mendalam tentang
masa depan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan visi:
a) Visi harus sesuatu yang berorientasi jauh ke masa depan
b) Visi harus umum dan fleksibel
c) Visi harus menjelaskan arah tujuan organisasi
d) Mudah dipahami
e) Disusun bersama-sama para stakeholdersinstitusi
f) Disosialisasikan dengan baik
g) Bahasa singkat, padat dan mudah diingat
h) Tidak bertentangan dengan visi organisasi di atasnya.8
Sedangkan misi adalah penjabaran dari visi atau pernyataan tentang apa yang harus
dilakukan oleh institusi dalam usahanya mencapai visi. Hal-hal yang harus diperhatikan
ketika membuat misi hampir sama dengan apa yang ada pada pembuatan visi, namun
perlu ditambahkan beberapa hal, yaitu:
a. Menggambarkan fungsi yang harus dilaksanakan
b. Sejalan dengan visi
c. Ada komitmen peningkatan mutu
d. Berorientasi pada pelanggan.9
Nilai dari sebuah organisasi adalah prinsip-prinsip yang menjadi dasar operasi
organisasi untuk mencapai visi dan misinya. Nilai-nilai tersebut mengekspresikan
8
Imam Machali& Ara Hidayat, The HandbookofEducationManagement: Teori dan Praktik Pengelolaan
Madrasah di Indonesia, hlm. 252 – 260; lihat pula: Edward Sallis, Total QualityManagement in Education, cet. XVI (,
Yogyakarta: IRCiSoD, Juli 2012) hlm. 216
9
Sallis Edward Sallis, Total QualityManagement in Education, cet. XVI (, Yogyakarta: IRCiSoD, Juli 2012)
hlm. 217
kepercayaan dan cita-cita institusi. Sebuah institusi harus menentukan nilai-nilainya
sendiri namun paling tidak dia mencakup beberapa hal berikut:
a. Kita mengutamakan para pelajar kita
b. Kita bekerja dengan standar integritas profesional tertinggi
c. Kita bekerja sebagai tim
d. Kita memiliki komitmen terhadap peningkatan yang kontinyu
e. Kita memberi kesempatan yang sama pada semua
f. Kita kan memberikan mutu pelayanan tertinggi.10
Setelah visi, misi, dan nilai / prinsip ditentukan maka kemudian haruslah
diterjemahkan kepada tujuan-tujuan yang sifatnya lebih teknis dan harus diekspresikan
dalam metode yang terukur sehingga dapat dievaluasi dan haruslah realistis.
2. Analisis eksternalinstitusi pendidikan: pelanggan dan pasar.
Institusi perlu mengadakan riset pasar untuk mengetahui segmentasi pelanggan /
calon pelanggannya dan berbagai keperluan mereka sehingga keberadaannya betul-betul
memenuhi keperluan masyarakatnya dan lingkungannya.11
3. Analisis internalinstitusi pendidikan: kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan
(SWOT)
Analisa SWOT sudah menjadi alat yang umum untuk perencanaan strategis di
berbagai bidang utamanya pendidikan. SWOT singkatan dari (Strength, / kekuatan,
Weaknesses / kelemahan, Opportunities / peluang &Threats / ancaman atau tantangan).
Uji kekuatan dan kelemahan sebenarnya audit internal tentang seberapa kuat institusi
tersebut, sedangkan peluang dan tantangan lebih fokus pada kondisi eksternal yang
mengelilingi institusi tersebut. Analisa ini harus terfokus pada keperluan pelanggan dan
konteks kompetitif tempat institusi beroperasi.
4. Penyusunan langkah dan program institusi.
Untuk menyusun program institusi selain mempertimbangkan pasar dan pelanggan
serta analisa SWOT perlu juga diperhatikan faktor-faktor penting kesuksesan baik internal
maupun eksternal sebagai acuan arah mutu. Faktor-faktor internal adalah sebagai berikut:
1) Sistem penerimaan yang mudah
10
Edward Sallis, Total QualityManagement in Education, cet. XVI (, Yogyakarta: IRCiSoD, Juli 2012) hlm.
218
11
Edward Sallis, Total QualityManagement in Education, cet. XVI (, Yogyakarta: IRCiSoD, Juli 2012) hlm.
219 - 223
2) Bentuk pembelajaran yang berorientasi pada siswa
3) Tim yang berfungsi secara tepat
4) Nilai rata-rata ujian yang meningkat
5) Berkembangnya nilai-nilai personal, sosial, kultural, dan etika dalam diri pelajar.
6) Meningkatnya strategi pembelajaran dan pengajaran
7) Meningkatnya kemajuan lulusan.
Adapun faktor eksternal di antaranya:
1) Meningkatnya akses terhadap institusi
2) Meningkatnya kepuasan pelanggan
3) Meningkatnya kepercayaan kelompok minoritas
4) Reaksi yang semakin besar terhadap keperluan komunitas
5) Hubungan yang semakin kuat dengan dunia industri serta perdagangan
Setelah memperhatikan analisa pasar dan SWOT serta faktor-faktor penting
kesuksesan internal dan eksternal maka institusi harus menentukan:
a. Tingkat persentase pasar yang ingin di masuki institusi.
b. Portofolio layanan
c. Pengembangan portofolio baik dengan program baru maupun dengan metode baru.
Setelah itu institusi perlu memperhatikan:
a. Strategi institusional jangka panjang. Ada tiga pilihan strategi pemasaran umum yang
bisa diikuti oleh setiap institusi, yaitu: (a) strategi biaya rendah, yakni dengan harga
serendah mungkin dalam pasarnya, ini bisa dilakukan dengan cara memanfaatkan
teknologi, penghematan waktu, kontrol ketat biaya dll, namun tetap dengan catatan
mutu tak boleh dikorbankan hanya demi menurunkan biaya. (b) strategi pembedaan
yakni menuntut institusi menjadi unik dibanding yang lain. (c) strategi fokus baik
pada segmen tertentu, wilayah tertentu atau lainnya.
b. Strategi jangka pendek / rencana bisnis dan operasi untuk mencapai aspek tertentu
dari strategi jangka panjang. Beberapa hal yang patut diperhatikan dalam penyusunan
rencana operasi, di antaranya: strategi apa yang digunakan dalam menghasilkan
layanan sesuai spesifikasi?, apa ada kesenjangan antara harapan pelanggan dan
spesifikasi?, bagaimana mengatasi kesenjangan tersebut?, bagaimana dengan
keperluan terhadap sumberdaya?, bagaimana pelatihan dan pengembangan SDM?,
apakah proses tersebut telah menghasilkan layanan yang memenuhi kualifikasi?, apa
faktor kesuksesan yang telah teridentifikasi dalam proses?, bagaimana mekanisme
evaluasi dan umpan balik untuk mengukur pencapaian?
Setelah itu yang perlu diperhatikan adalah kebijakan mutu mana yang akan menjadi
pedoman / standar umpama Standar Nasional Pendidikan (SNP) atau ISO9000 maka
standar tersebut harus betul-betul diikuti.Langkah selanjutnya adalah penyusunan Rencana
Mutu yakni dokumen penting di mana desain utama diwujudkan dalam bentuk proyek
yang praktis dan teratur, mencakup antara lain: tujuan-tujuan yang berkaitan dengan mutu,
metode-metode yang digunakan untuk menerjemahkan konsep mutu ke ranah
implementasi, dan perincian proyek-proyek peningkatan yang akan dilakukan oleh
institusi.
5. Perencanaan dan menentukan Biaya Mutu.
Biaya mutu pendidikan secara umum dapat diukur dalam biaya penyediaan sarana
pendidikan, biaya pencegahan, biaya inspeksi dan biaya non-conformance (ketidaksesuaian
/ kegagalan terhadap harapan pelanggan). Pembiayaan mutu merupakan tolok ukur tentang
keuntungan dari peningkatan mutu. Ini bisa didekati dengan sudut pandang yang akan
memberikan keuntungan yang terukur pada institusi. Setiap proyek peningkatan harus
didekati dengan pandangan bahwa dia akan memberi keuntungan yang dapat menutupi
pembiayaannya. Biaya peningkatan mutu tersebut, juga biaya penyusunan sistem mutu,
gaji para manajer mutu dan biaya pelatihan, dan semacamnya, kesemuanya itu bisa disebut
sebagai biaya pencegahan.Di sisi lain terdapat biaya kegagalan dan ini lebih sulit diukur.
Yaitu biaya kesempatan yang hilang. Termasuk biaya ini adalah ketidak-puasan pelanggan,
sedikitnya pendaftar, kegagalan peserta didik, pengulangan kerja, pemborosan waktu,
frustasi kerja, dsb. biaya mutu yang sesungguhnya adalah menghilangkan sesuatu selain
mutu, dan tujuannya adalah menghilangkan biaya. Arahnya adalah bahwa segala sesuatu
harus dilakukan dengan benar. Jika ada kekeliruan maka perlu dicari penyebabnya
sehingga tidak terulang lagi.
6. Penyusunan & perencanaan evaluasi dan monitoring.
Evaluasi diperlukan dalam sistem mutu sebagai umpan balik yang bertujuan
mengetahui dan menganalisis hasil akhir dan membandingkannya dengan rencana awal
untuk memperbaiki rencana ke depan. Evaluasi fokus pada pelanggan dan mengeksplorasi
dua isu, yaitu seberapa jauh institusi dapat memenuhi keperluan pelanggan baik internal
maupun eksternal, dan sejauh mana institusi mencapai misi dan tujuan strategisnya. Untuk
menjamin efektivitas evaluasi maka perlu dilakukan dalam tiga level:
a. Segera, bisa berupa evaluasi harian dari para guru atau tim
b. Jangka pendek lebih bersifat kontrol, formatif, dan divisional
c. Jangka panjang bersifat institusional dan pembaharuan menyeluruh.12
1) Perencanaan Makro
12
https://id.scribd.com/document/perencanaan-strategi-mutu-pendidikan diakses pada tanggal 4 mei 2021 pukul
16.00 wib
Pertama, ruang lingkup pendidikan menyangkut hasil-hasil pendidikan yang
diharapkan, pemakai hasil pendidikan, pasaran hasil pendidikan, kualitas hasil dan
karakteristik yang telah ditentukan untuk hasil pendidikan. Kedua, kemampuan hasil
(produktivitas) pendidikan yang berkaitan dengan posisi suplai, pengelolaan yang
spesifik dan kapasitas merespon pada gerak perubahan. Ketiga, spesifikasi target-
target yang menegaskan pernyataan kuantitatif tujuan-tujuan yang akan dicapai,
profitabilitas dan investasi beserta perkiraan resiko atau faktor penunjang
lainnya.Keempat, penentuan sumber-sumber pendidikan menyangkut alokasi
pengembangan sumber daya kependidikan, faktor geografik dan kecenderungan
perubahan dengan perubahan yang berkenaan dengan system nilai. System nilai
tersebut akan memberi arah terhadap konsep, gagasan, maupun praktik-praktik
kependidikan.
Dikaitkan dengan permasalahan pada bidang pendidikan, konsep perencanaan
strategik dapat diterapkan dalam perencanaan pendidikan. Dengan perencanaan
strategik, ada kecenderungan diperoleh suatu perumusan program yang lebih
operasional. Berbagai faktor baik internal (organisasi) maupun eksternal (lingkungan)
yang berpengaruh perlu diperhitungkan dalam proses perencanaan ini. Itulah
sebabnya diperlukan penerapan pendekatan system kedalam perencanaan pendidikan
yang strategik, bertujuan untuk mencari bentuk dan identitas pada masa yang akan
datang dengan mempertimbangkan berbagai hubungan yang kompleks dalam suatu
system.
Satu hal yang dipertimbangkan mengenai pentingnya pendekatan system dalam
renstra pendidikan disebabkan bahwa pendidikan itu merupakan suatu sektor
kehidupan manusia yang kompleks atau suatu system yang kompleks. Hal ini dapat
kita lihat bahwa berbicara masalah pendidikan tidak lepas dari berbagai faktor
kehidupan lainnya, seperti: ekonomi, sosial, politik, kebudayaan, keamanan dan
sebagainya. berbagai faktor tersebut perlu diperhitungkan dalam mengadakan renstra
pendidikan. Tanpa memperhatikan faktor-faktor tersebut beserta kecenderungannya,
maka sulit dipertanggung jawabkan hasil proses perencanaan yang dilaksanakan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan pentingnya pendekatan system dalam
renstra pendidikan berkaitan erat dengan usaha pemacahan masalah yang kompleks
dengan cara mengenal esensi keterpaduan berbagai unsur sehingga proses yang
diketahui benar-benar dapat menunjang pencapaian tujuan secara efektif dan optimal.
Untuk lebih melengkapi uraian pendekatan system ini, perlu dijelaskan mengenai arti
system itu sendiri. Fitz Gerald (1981) mengartikan system sebagai jaringan kerja
(network) prosedur yang saling berhubungan untuk melaksanakan aktivitas kearah
pencapaian tujuan yang spesifik. Dalam tujuan khusus tersebut, metode pencapaian
perlu dirinci, dikaitkan, dan disesuaikan dengan kondisi yang ada.
2) Perencanaan Koordinatif (Managerial)
Perencanaan ini ditujukan untuk mengarahkan jalannya pelaksanaan sehingga
tujuan yang telah ditetapkan itu bisa dicapai secara efektif dan efisien. Perencanaan
koordinatif biasanya sudah terperinci dan menggunakan data statistik. Namun
demikian kadang-kadang juga menggunakan pertimbangan akal sehat. Perencanaan
ini mempunyai cakupan semua aspek operasi suatu system yang meminta ditaatinya
kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan pada tingkat perencanaan strategik.
3) Perencanaan Operasional
Perencanaaan operasional memusatkan perhatian pada apa yang akan dikerjakan
pada tingkat pelaksanaan di lapangan dari suatu perencanaan strategi. Perencanaan ini
bersifat spesifik dan berfungsi untuk memberikan petunjuk konkret tentang
bagaimana suatu program atrau proyek khusus dilaksanakan menurut aturan, prosedur
dan ketentuan lain yang ditetapkan secara jelas sebelumnya.
4) Menurut jangka waktunya
a. Perencanaan Jangka Pendek
Perencanaan jangka pendek adalah perencanaan tahunan atau perencanaan yang
dibuat untuk dilaksanakan dalam waktu kurang dari 5 tahun sering disebut sebagai
rencana operasional. Perencanaan ini merupakan penjabaran dari perencanaan
jangka menengah dan jangka panjang.
b. Perencanaan Jangka Menengah
Perencanaan jangka menengah mencakup kurun waktu pelaksanaan 5-10 tahun.
Perencanaan ini merupakan penjabaran dari rencana jangka panjang, tetapi sudah
lebih bersifat operasional.
c. Perencanaan Jangka Panjang
Perencanaan jangka panjang meliputi cakupan waktu di atas 10 tahun sampai
dengan 25 tahun. Perencanaan ini mempunyai jangka menengah, lebih-lebih lagi
perencanaan jangka pendek. Semakin panjang rencana itu, semakin banyak
variable yang sulit dikontrol. Berdasarkan kriteria di atas, rencana pembangunan
lima tahun (Repelita) dapat digolongkan kedalam perencanaan jangka sedang,
sedangkan perencanaan tahunan termasuk kategori perencanaan jangka pendek.
Perencanaan tahunan atau Anual Planning merupakan tahap-tahap dari
repelita.suatu perencanaan tahunan umumnya mempunyai kaitan yang erat dengan
apa yang telah dilakukan pada tahun yang lalu dan yang direncanakan pada tahun
berikutnya.
- Ketua I dan II
- Sekretaris I dan II
- Bendahara
3) Bidang kesenian dan olahraga: gerak jalan sehat dan lomba-lomba Islami
4) Bidang Humas
Agar pembelajaran tetap berjalan dengan efektif dan efisien, diharapkan pihak
sekolah dengan antusias mempersiapkan kebutuhan pendidikan dengan baik seperti
mendatangkan guru belajar membaca dan menulis al-Qur’an dan melakukan
pengelolaan biaya yang bersumber dari bantuan dan sumbangan wali murid.
3. Perencanaan yang dapat dilakukan
- Diadakan bimbingan membaca dan menulis al-Qur’an
- Diadakan bimbingan kaligrafi
- Diadakan bimbingan banjari dan qasidah
- Untuk memperingati Hari Raya Idhul Adha diadakan manasik haji
- Sholat Idhul Adha berjama’ah disekolah
- Penyembelihan hewan qurban
- Untuk perbendaharaan tiap hari jum’at siswa diharuskan membayar sebagai
pembelajaran sodaqoh dan dana jum’at
- Untuk menjalin silaturahmi dan ukhuwah Islamiyah diadakan pondok Romadhon
bersama di sekolah dan buka bersama
4. Evaluasi program kerja
Dengan upaya maksimal yang dilakukan bersama pihak-pihak yang terkait dan
bersangkutan, pada umumnya semua perencanaan dan program peningkatan mutu PAI
tersebut dapat terealisasi dengan baik. Akan tetapi, setiap perencanaan yang telah
terealisasikan haruslah dievaluasi dengan tujuan membuat pertimbangan menurut suatu
perangkat yang disepakati dan dapat dipertangungjawabkan. Dengan adanya evaluasi,
akan dapat diketahui kekurangan dan kendala yang terjadi dalam setiap program yang
telah direncanakan. Dengan kekurangan dan kendala inilah yang perlu segera
diadakannya perbaikan agar di tahun-tahun mendatang lebih baik dari pada tahun
sebelumnya.
5. Manfaat Rencana Strategik Penjamin mutu PAI
Apabila dilaksanakan dengan benar dan didukung oleh komitmen pimpinan,
perencanaan strategik dapat memberi manfaat bagi organisasi sebagai berikut:
a) Perencanaan strategik dapat memperkuat “critical mass” menjadi team yang
kompak, karena diarahkan untuk menganut nilai-nilai pokok, sistem utama dan
tujuan bersama. “Critical mass” adalah kelompok tenaga inti suatu organisasi yang
memiliki motivasi, “aptidute” dan pengetahuan mendasar (profound knowledge)
untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas organisasi.
b) Perencanaan strategik dapat membantu untuk mengoptimisasikan “performance”
organisasi. “Performance” organisasi meningkat apabila seluruh fungsi atau bagian
organisasi bekerja sama secara serasi. Apabila anggota-anggota organisasi dari
berbagai bagian bekerja sama dalam suatu proses yang melintas garis fungsional,
maka kemungkinan besar dapat dicapai optimisasi sistem dalam organisasi.
Dalam hubungan ini diperlukan “critical mass” yang mengerti sistem dan mengerti
bagaimana kegiatannya agar mempunyai kontribusi kepada sistem (organisasi
keseluruhannya). Dengan cara demikian sub optimisasi dapat dihindari. Sub
optimisasi terjadi apabila tiap anggota berusaha memaksimalkan pencapaian tujuan
bagiannya masing-masing. Hal ini pada akhirnya dapat merugikan pencapaian
tujuan total organisasi. Pemikiran kesisteman merupakan komponen yang penting
dalam perencanaan strategik dan TQM. Pemikiran kesisteman adalah kemampuan
untuk menggabungkan bagian-bagian menjadi suatu totalitas. Upaya memperbaiki
interaksi proses juga merupakan komponen utama pemikiran kesisteman. Tanpa
perencanaan strategik yang dilandasi oleh pemikiran kesisteman, suboptimisasi
yang terjadi dianggap seolah-olah hal yang benar. Perencanaan strategik yang
dilakukan secara benar, dapat membantu organisasi untuk mengidentifikasi situasi
yang dapat menjerumus ke suboptimisasi. Untuk menghindari suboptimisasi,
pemimpin dapat melakukan manajemen proses secara lintas fungsional dan
memimpin para anggotanya agar bekerja secara koordinatif.
c) Perencanaan strategik dapat membantu pimpinan untuk selalu memusatkan
perhatian dan menganut kerangka bagi upaya perbaikan secara kontinu.
Perencanaan strategik selalu membantu pimpinan memusatkan perhatian agar
perbaikan dan inovasi yang direncanakan dapat dievaluasi seberapa jauh kegiatan
tersebut mendukung “Vision” bagi organisasi. Selanjutnya perencanaan strategik
juga dapat menyediakan kerangka guna memprioritaskan, menata dan
mengintegrasikan upaya perbaikan. Menerjemahkan tujuan strategik ke dalam
kenyataan menuntut tiap fungsi dalam organisasi menentukan proses produk dan
jasa yang akan mendukung pencapaian tujuan tersebut. Upaya memenuhi
kebutuhan “customer” utama sering meliputi usaha bersama pelbagai fungsi atau
bagian dalam organisasi. Para manajer bagian tersebut harus bekerja sama sehingga
rencana perbaikan tiap bagian memberikan efek total terhadap “performance”
optimal organisasi. Hal ini menuntut bahwa tujuan strategik perlu didukung oleh
strategik yang luas. Selanjutnya rencana kegiatan pendukung juga harus
dikembangkan untuk tiap strategi. Kemudian fokus dan kerangka sebagaimana
disebutkan di muka juga berguna apabila pimpinan dan para manajer mengadakan
pembicaraan tentang alokasi sumber daya.
d) Perencanaan strategi memberikan pedoman bagi pengambilan keputusan sehari-
hari. Perencanaan strategik tidak hanya membimbing usaha besar saja, melainkan
juga membimbing kegiatan sehari-hari. Perencanaan strategik diharapkan
mempengaruhi seluruh tingkat dalam organisasi, dengan mengkomunikasikan-nya
secara jelas mengenai tujuan strategik pada seluruh tingkat tersebut.
Pengkomunikasian tujuan strategik secara jelas memungkinkan setiap anggota
mengambil keputusan searah dengan usaha mencapai tujuan organisasi. Dengan
demikian, tujuan organisasi dapat dicapai melalui pengerahan dan pengarahan
kegiatan sehari-hari seluruh anggota.
e) Perencanaan strategik selalu memberikan kemudahan untuk mengukur kemajuan
organisasi dalam usaha mencapai tujuannya untuk memperbaiki kualitas dan
produktivitas. Unsur-unsur utama TQM adalah adanya tujuan proses untuk
mencapai tujuan tersebut dan pengukuran untuk menilai kemajuan proses.13
13
Perencanaan Strategi Mutu Pendidikan Agama Islam.
http://kamiluszaman.blogspot.com/2017/07/perencanaan-strategis-mutu-pendidikan.html?m=1. Diakses pada
4 Mei 2021 Pukul 20.08
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perencanaan Strategis Mutu Pendidikan adalah penentuan tujuan-tujuan umum
organisasi serta langkah-langkah yang akan diambil organisasi baik kebijakan-kebijakan,
metode-metode dan program-program yang mencakup keseluruhan bidang-bidang
organisasi tersebut untuk mencapai tujuan-tujuan umum tersebut yang bersifat jangka
panjang serta berorientasi pada mutu yang berkualitas.
B. Saran
Dari penulis menyadari tentu masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan baik
dari penulisan serta penyaijan dalam makalah ini, oleh sebab itu dari penulis mengharap
masukan-masukan dari dosen pembimbing serta teman-teman guna kesempurnaan makalah
yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Barnawi & M. Arifin. 2017. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan: Teori & Praktik. Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media
Daft, Richard L. 2014. The New Era of Management. Jakarta: Salemba Empat
Fattah, Nanang. 2004. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dalam Konteks Penerapan MBS.
Bandung: Remaja Rosdakarya
Machali, Imam & Ara Hidayat. The HandbookofEducationManagement: Teori dan Praktik
Pengelolaan Madrasah di Indonesia
Zaman, Moh Kamilus. Perencanaan Strategi Mutu Pendidikan Agama Islam.
http://kamiluszaman.blogspot.com/2017/07/perencanaan-strategis-mutu-
pendidikan.html?m=1. Diakses pada 4 Mei 2021 Pukul 20.08
Sallis, Edward. 2012. Total QualityManagement in Education. Yogyakarta: IRCiSoD
Zainal, Veithzal Rivai, dkk. 2013. Islamic Management: Meraih Sukses melalui Praktik
Manajemen Gaya Rasulullah secara istiqomah. Yogyakarta: BPFE
Ali, Muhammad, dan Aminullah Firdaus. Perencanaan Strategis Mutu Pendidikan TQM
Pendidikan. https://id.scribd.com/document/perencanaan-strategi-mutu-pendidikan
diakses pada tanggal 4 Mei 2021 pukul 16.00 wib