Anda di halaman 1dari 28

STRATEGI PERENCANAAN MUTU TERPADU (QUALITY

PLANNING) DALAM IMPLEMENTASI TQM PENDIDIKAN

Makalah presentasi
Jum’at, 24 Februari 2017

Disusun untuk memenuhi tugas perkuliahan


“Kajian mandiri Manajemen Pendidikan”
Dosen Pengampu: Prof. Dr. H. Sutaryat Trisnamansyah dan
Dr. Waska Warta M.M.

OLEH:
Dendih
Heni Hasanah
Mukhtarom
Toto Thohir

PROGRAM DOKTOR ILMU PENDIDIKAN PASCASARJANA


UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
TAHUN 2017

Strategi Perencanaan Mutu Terpadu (Quality Planing) dalam Implementasi TQM Pendidikan Page 0
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikanmakalah yang berjudul Strategi
Perencanaan Mutu Terpadu (Quality Planing) Dalam implementasi TQM Pendidikan
dengan dosen pengampu Prof. Dr. H. Sutaryat Trisnamansyah dan Dr. Waska Warta M.M.

Laporan makalah ini terdiri atas pendahuluan, pembahasan, dan penutup. Pada bagian
pendahuluan berisi gambaran isi makalah, latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penulisan laporan makalah, dan manfaat penulisan laporan makalah. Pada bagian
pembahasan, menjelaskan isi laporan makalah, dan pembahasan laporan makalah.
Sedangkan pada bagian penutup berisi kesimpulan makalah dan rekomendasi.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan dan
perlu adanya penyempurnaan. Oleh karena itu, sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari semua pihak demi perbaikan laporan makalah untuk kedepannya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak terutama dosen yang telah
membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan laporan
makalah ini. Semoga Alloh SWT senantiasa memberikan perlindungan kepada kita semua
dalam melaksanakan segala apa yang menjadi tugas dan kewajiban kita. Amiiin.

Bandung, Februari 2017

Penulis

Strategi Perencanaan Mutu Terpadu (Quality Planing) dalam Implementasi TQM Pendidikan Page 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
Bab I: PENDAHULUAN 3

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penulisan Makalah 5
D. Manfaat Penulisan Makalah 5

BAB II: PEMBAHASAN 6

A. Hakikat Quality Planing dalam TQM Pendidikan


B. Manfaat Quality Planing dalam Pendidikan
C. Strategi Perencanaan Mutu Terpadu (Quality Planing)
D. Strategi Perencanaan Monitoring dan evaluasi

BAB III: PENUTUP

A. Kesimpulan 25
B. Rekomendasi

DAFTAR PUSTAKA 27

Strategi Perencanaan Mutu Terpadu (Quality Planing) dalam Implementasi TQM Pendidikan Page 2
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Peningkatan kualitas pendidikan di zaman sekarang ini merupakan sebuah


keniscayaan yang harus dilakukan. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan
suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya
manusia itu sendiri. Menyadari pentingnya proses peningkatan kualitas sumber
daya manusia, maka pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No. 22 tahun 1999
tentang pemerintah memberikan kewenangan kepada daerah untuk
menyelenggarakan otonomi daerah sehingga dapat membawa perubahan dalam
pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan. Sejalan dengan hal tersebut,
Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pada bab
IV pasal II ayat 2 menyatakan bahwa “pemerintah dan pemerintah daerah wajib
memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan
yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi”.
Demi terselenggaranya pendidikan yang bermutu (berkualitas), diperlukan
manajemen organisasi yang bermutu pula. Salah satunya adalah dengan
menerapkan Total Quality Management. Teori kualitas berasal dari para praktisi
industri seperti F.W. Taylor (1856-1915), Shewhart (1891-1967), Edward Deming
(1972), Juran, dll. Pada saat ini mulai diterapkan dalam dunia pendidikan. Philip
Kolter (1994) mengatakan : “Quality is our best assurance of custemer allegiance,
our strongest defence against foreign competition and the only path to sustair
growth and earnings”.
Penerapan kualitas yang sebelumnya dikembangkan di dunia industry
ternyata bisa diaplikasikan dalam dunia pendidikan. Edward Salis (2008:21)
berpendapat penerapan TQM yang sebelumnya digunakan di dunia industry bukan
berarti metode bisnis lebih unggul dibandingkan dalam aplikasi pendidikan, lebih
dari itu justru dunia bisnis dapat belajar dari metode yang diterapkan diberbagai
sekolah, perguruan tinggi dan universitas.
Implementasi Total Quality Manajemen dapat terlaksana dengan baik jika
diawali dengan perencanaan yang baik pula. Perencanaan yang baik, tidak terlepas
dari hasil analisis, evaluasi terhadap implementasi rencana-rencana sebelumnya.

Strategi Perencanaan Mutu Terpadu (Quality Planing) dalam Implementasi TQM Pendidikan Page 3
Oleh karena itu Gwang-Chol Chang (2006) mengungkapkan strategi manajemen itu
bagaikan siklus. Jadi setiap organisasi perlu melakukan suatu perencanaan dalam
setiap kegiatan organisasinya, demikian pula dalam organisasi pendidikan.

Perencanaan (planning) merupakan proses dasar bagi suatu organisasi yang


harus dilakukan dalam mengimplementasikan Total Quality Manajemen dalam
Pendidikan. Karena melalui perencanaan yang berkualitas organisasi pendidikan
dapat memilih sasaran yang tepat dan menetapkan bagaimana cara mencapainya.
Oleh karena itu, organisasi perusahaan, juga organisasi pendidikan harus
menetapkan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai sebelum melakukan proses-
proses perencanaan.
Perencanaan diperlukan dan terjadi dalam berbagai bentuk organisasi, sebab
perencanaan ini merupakan proses dasar manajemen di dalam mengambil suatu
keputusan dan tindakan. Perencanaan diperlukan dalam berbagai jenis kegiatan
baik itu kegiatan organisasi, perusahaan maupun kegiatan di masyarakat, dan
perencanaan ada dalam setiap fungsi-fungsi manajemen, karena fungsi-fungsi
tersebut hanya dapat melaksanakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan
dalam perencanaan. Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu
fungsi manajemen, terutama dalam menghadapi lingkungan eksternal yang berubah
dinamis. Dalam era globalisasi ini, perencanaan harus lebih mengandalkan
prosedur yang rasional dan sistematis, bukan hanya berdasarkan intuisi dan firasat
(dugaan). Oleh karena itu diperlukan strategi perencanaan yang berkualitas.

Strategi Perencanaan Mutu Terpadu (Quality Planing) dalam Implementasi TQM Pendidikan Page 4
Salah satu contoh hasil perencanaan mutu terpadu (quality planning) dalam
pendidikan di negara kita adalah RENSTRA ( Rancangan Strategis). Renstra
menurut Hambani (2015) adalah suatu dokumen perencanaan yang berorientasi
pada hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu 1-5 tahun sehubungan dengan
tugas dan fungsi SKPD serta disusun dengan memperhitungkan perkembangan
lingkungan strategis. Misalnya dalam Renstra Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan 2015-2016, untuk menentukan arah kebijakan pembangunan di
bidang pendidikan, diawali dengan latar belakang capaian dan permasalahan
pembangunan pendidikan sebelumnya yang diperkuat berdasarkan analisis potensi
dan permasalahan. Jadi dalam menentukan sebuah perencanaan diperlukan
prosedur yang rasional dan sistematis. Oleh karena itu sangat diperlukan
pemahaman yang benar mengenai bagaimana menentukan strategi quality planning
yang tepat.
Pokok pembahasan pada makalah ini berfokus pada pengertian strategi
Quality Planning, manfaat dan unsur-unsur apa yang harus diperhatikan dalam
melaksanakan proses menyusunnya. Dalam manajemen, perencanaan adalah proses
mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan
mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses
terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi
lain pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tak akan dapat berjalan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penyusun merumuskan rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Apa hakikat Perencanaan Mutu Terpadu (Quality Planing) dalam implementasi
TQM Pendidikan?
2. Apa manfaat Perencanaan Mutu Terpadu (Quality Planing) dalam
Implementasi TQM pendidikan?
3. Bagaimana Strategi Perencanaan Mutu Terpadu (Quality Planing)?
4. Bagaimana Strategi perencanaan Monitoring dan Evaluasi?

Strategi Perencanaan Mutu Terpadu (Quality Planing) dalam Implementasi TQM Pendidikan Page 5
C. Tujuan Penulisan Laporan Makalah
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, laporan makalah ini disusun dengan
tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan:
1. Hakikat Perencanaan Mutu Terpadu (Quality Planing) dalam implementasi
TQM Pendidikan.
2. Manfaat Strategi Perencanaan Mutu Terpadu (Quality Planing) dalam
Implementasi TQM pendidikan.
3. Strategi Perencanaan Mutu Terpadu (Quality Planing)?
4. Strategi Perencanaan Monitoring dan Evaluasi

D. Manfaat Penulisan Laporan Makalah


Laporan makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara
teoretis maupun secara praktis. Secara teoretis laporan ini berguna sebagai
pengetahuan tentang Quality Planing dalam dunia pendidikan.
Secara praktis laporan makalah ini diharapkan:
1. Bermanfaat bagi penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan konsep
keilmuan khususnya tentang matakuliah “Kajian Mandiri Manajemen
Pendidikan”
2. Bermanfaat bagi pembaca, sebagai media informasi tentang salah satu tahapan
pending dalam mengimplementasikan Total Quality Manajemen khususnya
tentang Quality Planing, baik secara teoretis maupun secara praktis.

Strategi Perencanaan Mutu Terpadu (Quality Planing) dalam Implementasi TQM Pendidikan Page 6
BAB II
PEMBAHASA

A. Hakikat Perencanaan Mutu (Quality Planning ) dalam implementasi TQM


Pendidikan.
Perencanaan mutu dalam pendidikan pada hakekatnya merupakan tahapan
awal implementasi total quality management (TQM) yang harus diperhatikan.
Karena quality planing sangat menentukan keberhasilan manajemen dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dan menentukan langkah perbaikan yang
dapat dilakukan secara terus menerus dengan melibatkan semua orang di dalam
organisasi, baik manajer maupun semua staf-stafnya. Jadi perencanaan mutu
terpadu pada dasarnya adalah sebuah pendekatan perencanaan untuk melakukan
sesuatu yang berusaha untuk memaksimalkan keunggulan kompetetif organisasi
melalui perbaikan terus menerus dalam hal produk, servis, orang, proses dan
lingkungan.

Menurut T. Hani Handoko (1999) kegiatan perencanaan yang bermutu pada


dasarnya melalui empat tahap sebagai berikut :
1. Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan
2. Merumuskan keadaan saat ini
3. Mengidentifikasikan segala kemudhan dan hambatan
4. Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan.

Strategi Perencanaan Mutu Terpadu (Quality Planing) dalam Implementasi TQM Pendidikan Page 7
Pada hakikatnya perencanaan yang berkualitas sebagai suatu proses dalam
perumusan kebijaksanaan suatu instrumen dan teknik dalam penentuan prioritas.
Dan merupakan bagian integral dari perencanaan pembangunan social ekonomi
suatu bangsa, serta merupakan jembatan penghubung antara harapan peserta didik,
orang tua, masyarakat, dan pemerintah dalam mencapai tujuan pendidikan. Oleh
karena itu harus memperhatikan beberapa hal di bawah ini, diantaranya:
a. Kepemimpinan dan komitmen terhadap mutu harus datang dari atas.
Pemimpin sekolah harus menunjukkan komitmen yang kuat dan selalu memotivasi
wakil kepala sekolah dan supervisor lainnya agar selalu berupaya keras dan serius.
b. Menggembirakan pelanggan adalah tujuan TQM.
Hal ini dicapai dengan usaha yang terus-menerus untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan, baik eksternal maupun internal. Kebutuhan pelanggan dapat diketahui
dengan mengidentifikasi pandangan-pandangan mereka. Ada beberapa metode
untuk melakukan hal tersebut dengan kuesioner atau dengan berbincang-bincang
langsung dengan masyarakat.
c. Menunjuk fasilitator mutu.
Terlepas dari posisi individualnya dalam hirarki birokrasi, fasilitator mutu harus
menyampaikan perkembangan mutu langsung kepada kepala sekolah. Tanggung
jawab fasilitator adalah mempublikasikan program dan memimpin kelompok
pengendali mutu dalam mengembangkan program mutu.
d. Membentuk kelompok pengendali mutu.
Kelompok ini harus merepresentasikan perhatian-perhatian kunci dan merupakan
representasi dari tim manajemen senior. Perannya adalah untuk mengarahkan dan
mendorong proses peningkatan mutu. Ia adalah pengembangan ide sekaligus
inisiator proyek.
e. Menunjuk koordinator mutu.
Dalam setiap inisiatif dibutuhkan orang-orang yang memiliki waktu untuk melatih
dan menasehati orang-orang lain. Koordinator mutu tidak mengerjakan seluruh
proyek mutu. Perannya adalah untuk membantu dan membimbing tim dalam
menemukan cara baru dalam menangani dan memecahkan masalah.
f. Mengadakan seminar manajemen senior untuk mengevaluasi program.
Manajemen senior akan sulit untuk terlibat dalam proses, kecuali jika mereka
mendapatkan informasi yang cukup, baik dalam hal falsafah dan metode

Strategi Perencanaan Mutu Terpadu (Quality Planing) dalam Implementasi TQM Pendidikan Page 8
peningkatan mutu institusi. Sehingga tim menejemen senior harus mampu
menurunkan pesan mutu ke tingkat bawah.
g. Menganalisa dan mendiagnosis situasi yang ada.
Proses perencanaan ini tidak bisa diremehkan karena ia sangat menentukan seluruh
proses mutu. Seluruh institusi perlu menjelaskan tentang di mana posisinya dan
kemana arah yang hendak dituju.
h. Menggunakan contoh-contoh yang sudah berkembang di tempat lain.
Ini bisa berupa adaptasi dari salah satu “guru” mutu, atau seorang tokoh pendidikan
khusus atau mengadaptasi pola TQM yang diadopsi oleh institusi-institusi lain.
i. Mempekerjakan konsultan eksternal.
Konsultan dapat digunakan dengan salah satu empat metode utama, pertama
mereka dapat memberikan nasehat awal dan memberi petunjuk serta “merubah” tim
manajemen senior. Kedua, adalah melatih. Ketiga, konsultan bisa menjadi kritikus
hebat ketika mereka diajak untuk mempertanyakan kebijakan-kebijakan institusi.
Keempat, konsultan bisa bermanfaat dalam menyusun audit formal, penilaian dan
evaluasi.
j. Memprakarsai pelatihan mutu bagi para staf.
Pelatihan adalah tahap implementasi awal yang sangat penting agar staf mengetahui
dasar-dasar TQM, karena mereka membutuhkan pengetahuan tentang beberapa alat
kunci yang mencakup tim kerja, metode evaluasi, pemecahan masalah, dan teknik
membuat keputusan. Untuk memperlancar program pelatihan, seorang manajemen
senior harus terlibat langsung didalamnya.
k. Mengkomunikasikan pesan mutu.
Strategi, relevansi dan keuntungan TQM harus dikomunikasikan secara efektif. Di
sana dapat terjadi banyak kesalah-pahaman tentang tujuan mutu. Program jangka
panjang harus dirancang secara jelas, atau memperjelas alasan penentuan program.
Pengembangan staf, pelatihan dan pembangunan tim adalah sebagian dari cara
yang efektif untuk mencapai program jangka panjang tersebut.
l. Mengukur biaya mutu.
Pengukuran biaya mutu harus dilakukan untuk menyoroti upaya peningkatan mutu
dan memberikan motivasi agar institusi terus berpegang pada program yang telah
ditetapkan.

Strategi Perencanaan Mutu Terpadu (Quality Planing) dalam Implementasi TQM Pendidikan Page 9
m. Mengaplikasikan alat dan teknik mutu melalui pengembangan kelompok kerja
yang efektif.
Pendekatan ini memfokuskan diri pada pencapaian kesuksesan awal. Ia berfokus
pada sesuatu yang harus ditingkatkan oleh institusi serta menyeleksi alat-alat yang
tepat untuk menanganinya. Mengawali proses TQM dengan menangani masalah
yang ada, dapat menghindarkan TQM dari kelumpuhan.
n. Mengevaluasi program dalam interval yang teratur.
Review dan evaluasi teratur harus menjadi bagian yang integral dalam program

B. Manfaat Perencanaan Mutu (Quality Planing)


Sejalan dengan lima prinsip unsur utama dalam penerapan Total kualitas
manajemen, yaitu kepuasan pelanggan, kepemimpinan, perbaikan
berkesinambungan, respek terhadap semua orang dan manajemen berdasarkan
fakta, maka perencanaan yang bermutu dapat bermanfaat dalam:
1. Berupaya memuaskan harapan pelanggan
Pelanggan adalah sosok yang dilayani dan perhatian dipusatkan pada kebutuhan
mengetahui harapan para pelanggan. Untuk ini setiap yang akan melaksanakan
Total kualitas manajemen harus mengetahui cirri-ciri pelanggannya, dan karena
itu maka harus mengidentifikasi dan menganalisis kebutuhan dan harapan
pelanggan agar bisa memuaskannya.
2. Dapat memberikan perbaikan pada proses secara sistematik
3. Dapat menggambarkan pemikiran jangka panjang demi perbaikan yang terus-
menerus
4. Pengembangan sumber daya manusia
5. Komitmen pada mutu ( Slamet, 1999 )
Perencanaan Mutu (total quality) dalam memberikan manfaat yang sangat
penting. Hal ini dapat dipergunkan agar :
1) Tahap pelaksanaan bisa berjalan runtut.
2) Tidak ada tahapan penting terlewati.
3) Memudahkan yang terkait agar jelas posisinya dan kewajibannya.
Salah satu contoh dalam bidang pendidikan perencanaan pendidikan nasional
dalam lima tahunan tertuang dalam RENSTRA. Dengan adanya renstra maka dapat
memberikan manfaat diantaranya adalah:

Strategi Perencanaan Mutu Terpadu (Quality Planing) dalam Implementasi TQM Pendidikan Page 10
1. Memberikan jaminan keterlanjutan program
2. Memudahkan pimpinan baru untuk melanjutkan program
3. Perwujudan akuntabilitas dan transparansi
4. Peningkatan mutu keluaran dalam pemanfaatan APBN

C. STRATEGI PERENCANAAN MUTU TERPADU (QUALITY PLANNING)


Dalam sektor pendidikan, Gwang (2006) mengungkapkan terdapat tiga
Tahapan Strategi Perencanaan dalam operasi manajemen pendidikan. Tahapan
pekerjaan perencanaan terdiri dari analisis sistem, formulasi kebijakan dan
perencanaan tindakan.
1. Analisis sistem
Analisis terhadap system yang ada sangat diperlukan dalam upaya
mendiagnostik keberadaan organisasi pendidikan pada saat itu. Pada tahapan ini
dapat dilakukan dengan mengumpulkan data-data yang menjadi kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman mengenai organisasi pendidikan pada saat itu.
Tahapan ini lebih dikenal sebagai analisis SWOT mengenai pendidikan.
Analisis SWOT menjadi tahapan sangat penting dalam melaksanakan
quality planing. Karena hal ini akan membantu untuk mengidentifikasi isu-isu
penting dalam mengidentifikasi tantangan dan untuk membangun tindakan
perbaikan.
Sagala (2013: 140) menyatakan bahwa penyelenggaraan Analisis SWOT
dalam sekolah dapat membantu mengalokasikan sumber daya seperti anggaran,
sarana dan prasana, sumber daya manusia, fasilitas sekolah, potensi lingkungan
dan sebagainya yang lebih efektif. Analisis SWOT dalam program sekolah,
dapat dilakukan dengan membuat matrik SWOT. Matrik ini terdiri dari sel-sel
daftar kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam penyelenggaraan
program sekolah, untuk memperoleh mutu sekolah dapat dilakukan strategi SO
(menggunakan kekuatan dan manfaat peluang), Strategi WO (memperbaiki
kelemahan dan mengambil manfaat dari peluang), strategi ST (menggunakan
kekuatan dan menghindari ancaman), strategi WT (mengatasi kelemahan dan
menghindari ancaman).
Boseman, at al (1989) menyebutkan (1) kekuatan adalah kemampuan
internal sebuah organisasi yang memajukan tujuan organisasi dalam sebuah

Strategi Perencanaan Mutu Terpadu (Quality Planing) dalam Implementasi TQM Pendidikan Page 11
industri yang bersaing (Strengths are internal competencies posessed by the
organization in comparison with its competitors); (2) kelemahan adalah
kebalikannya; mereka membatasi penyelesaian tujuan-tujuan organisasi
(weaknesses are atributes of the organization which tend to decrease its
competence in comparison with its competitiors); (3) peluang adalah keadaan,
kejadian atau situasi eksternal yang menawarkan perubahan organisasi untuk
mencapai atau melempaui tujuannya (An opportunity, on the other hand, is a
combination of circumstances, time, and place which, if accompanied by a
certain course of action on the part of the organization, is likely to produce
significant benefit); dan (4) tantangan atau hambatan adalah lawan dari peluang.
Hambatan adalah kekuatan, faktor-faktor atau situasi eksternal yang mungkin
secara potensial menciptakan masalah, kerusakan organisasi, atau
membahayakan kemampuan untuk mencapai tujuannya (A threat is a reasonably
probable event which, if it were to occur, would produce significant damage to
the organization).
Dalam memperhatikan lingkungan eksternal sekolah ini diperlukan
langkah atau upaya mengumpulkan informasi yang relevan dengan cara-cara
yang sistematis dan melakukan evaluasi dan analisis hasil evaluasi, sehingga
dapat digunakan untuk pertimbangan menentukan kebijakan selanjutnya.
Analisis SWOT memungkinkan sekolah mengeksploitasi pekuang-peluang masa
depan ketika melawan tantangan dan persoalan-persoalan, dan melakukan
penemuan strategis pada kompetensi dan kekuatan khusus. Keseluruhan proses
manajemen strategik secara konseptual menjadi analisis SWOT, sebab sebuah
SWOT mungkin memberi kesan sebuah perubahan lainnya di dalam misi,
tujuan, kebijakan dan strategi sekolah.

2. Desain kebijakan (Policy design)

Hasil dari tahapan analisis terhadap sistem pendidikan yang dilakukan


mengarah ke pertanyaan tentang apa sektor pendidikan harus lakukan untuk
mengatasi isu-isu utama, bagaimana tantangan dan peluang yang ada. Hasil
pertanyaan-pertanyaan ini dapat dimanfaatkan dalam tahapan berikutnya yaitu
menentukan kebijakan yang harus diambil dari keseluruhan upaya mewujudkan

Strategi Perencanaan Mutu Terpadu (Quality Planing) dalam Implementasi TQM Pendidikan Page 12
strategis pencapaian tujuan. Tahapan ini biasa dikenal dengan tahap perencanaan
strategis disebut perumusan kebijakan.
Setelah masalah kebijakan diformulasikan, maka kini saatnya masalah
tersebut dicarikan solusi berupa kebijakan publik apa yang akan diambil. Dalam
proses desain kebijakan tersebut terdapat tujuh tahap sebagai berikut:
1. Tahap pengkajian persoalan. Tahap ini bertujuan untuk menemukan dan
memahami hakikat permasalahan yang berhasil diidentifikasi yang dihadapi
oleh organisasi; merumuskan masalah yang dihadapi organisasi ; serta
menunjukkan hubungan kausal dari permasalahan yang berhasil
diidentifikasi.
2. Penetapan tujuan dan sasaran kebijakan. Penetapan tujuan dan sasaran
kebijakan diperlukan sebagai dasar pijakan dalam merumuskan alternatif
intervensi yang diperlukan serta menjadi pijakan standar penilaian apakah
langkah intervensi tersebut bisa disebut “gagal” atau “berhasil”.
3. Penyusunan model. Beberapa alternatif kebijakan intervensi dituangkan
dalam bentuk hubungan kausalitas antar masalah yang dihadapi organisasi
dan dirumuskan secara sederhana. Hubungan kausalitas ini disebut sebagai
model. Model tersebut bisa berupa diagram alur (flow chart) maupun diagram
panah (arrow chart). Tujuan penyusunan model tersebut dimaksudkan untuk
memudahkan analisis sekaligus memilih alternatif kebijakan intervensi mana
yang harus dipilih.
4. Perumusan alternatif kebijakan. Alternatif kebijakan merupakan sejumlah alat
dan cara yang dipakai untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah
ditentukan baik secara langsung atau tidak. Rumusan alternatif tersebut
diawali dengan penjelasan kerangka logika yang terkait dengan berbagai
kemungkinan yang muncul dalam kerangka intervensi masalah.
Kemungkinan tersebut berdampak baik positif maupun negatif. Setelah
alternatif diidentifikasi, maka tiba saatnya untuk memilih alternatif yang
paling berpeluang untuk mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan
sebelumnya.
5. Penentuan kriteria pemilihan alternatif kebijakan. Kriteria dan parameter yang
bisa dimanfaatkan untuk memilih alternatif kebijakan antara lain adalah:

Strategi Perencanaan Mutu Terpadu (Quality Planing) dalam Implementasi TQM Pendidikan Page 13
o technical feasibility, yang menekankan pada aspek efektifitas langkah
intervensi dalam mencapai tujuan dan sasaran;
o economic and financial feasibility, yang menekankan aspek efisiensi yakni
biaya dan keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan teknik cost and
benefit analysis;
o political viability, yang melihat dampak politik yang ditimbulkan berupa
tingkat aksebilitas (acceptability), kecocokan dengan nilai masyarakat
(appropriateness), responsifitas (responsiveness), kesesuaian dengan
perundangan (legal suitability), serta pemerataan (equity);
o administrative operability yang melihat dari dimensi otoritas instansi
pelaksana, komitmen kelembagaan, kapabilitas staf dan dana serta dukungan
organisasi.
6. Penilaian alternatif kebijakan. Melalui penilaian ini akan ditemukan alternatif
intervensi yang paling efektif, efisien, dan visibel dalam memecahkan
masalah yang dihadapi. Oleh karena itu alternatif intervensi yang dipilih
paling tidak harus yang efektif dalam mencapai tujuan dan sasaran, yang
paling efisien dalam sisi biaya dan keuntungan, yang paling bisa diterima
oleh stakeholder, dan secara kelembagaan dapat dilaksanakan serta memenuhi
syarat administratif. Selain itu perlu dipertimbangkan aspek etika dan filsafat
sehingga alternatif tersebut tidak melanggar nilai sosial yang berlaku dalam
masyarakat.
7. Perumusan rekomendasi kebijakan. Rekomendasi kebijakan dibuat berdasar
perolehan skor beberapa alternatif intervensi, dimana alternatif ini dinilai
visibel untuk mencapai tujuan dan sasaran, memakan biaya yang optimal
dengan keuntungan maksimal, diterima oleh seluruh pemangku kepentingan
serta sesuai dengan etika dan nilai yang berlaku dalam masyarakat dan
peraturan perundangan, dan secara kelembagaan bisa dilaksanakan. Selian itu,
alternatif intervensi tersebut juga dipertimbangkan secara lebih komprehensif,
holistik, integratif serta prospektif sebelum dipilih. Setelah itu, alternatif
intervensi yang direkomendasikan ditetapkan dan disahkan sehingga
memiliki kekuatan hukum.

Strategi Perencanaan Mutu Terpadu (Quality Planing) dalam Implementasi TQM Pendidikan Page 14
3. Perencanaan Tindakan (Action Planning)

Action planning merupakan kumpulan aktivitas kegiatan dan pembagian


tugas diantara para pelaku atau penanggung jawab suatu program. Lebih lanjut,
Action Planning merupakan penghubung antara “tataran konsep” atau cetak
biru dengan kumpulan kegiatan dalam jangka panjang, menengah maupun
jangka pendek. Plann of action adalah rencana yang sifatnya arahan yang bisa
dilaksanakan. Jadi berupa suatu rencana yang telah diatur agar bisa
direncanakan.

Action plann (rencana aksi) adalah satu set tugas yang diberikan kepada
individu atau tim yang berisi daftar target untuk setiap tugas serta tenggat
waktu, orang yang bertanggung jawab, dan langkah-langkah untuk sukses.
Rencana aksi memberikan gambaran untuk individu atau tim bagaimana
kesuksesan mereka akan mempengaruhi pencapaian tujuan seluruh organisasi
(Kamus Bisnis).

Perencanaan tindakan (action plann) yang baik harus dapat menjawab


enam pertanyaan yang disebut sebagai unsur-unsur perencanaan yaitu :
1. Tindakan apa yang harus dikerjakan
2. Apa sebabnya tindakan tersebut harus dilakukan
3. Dimana tindakan tersebut dilakukan
4. Kapan tindakan tersebut dilakukan
5. Siapa yang akan melakukan tindakan tersebut
6. Bagaimana cara melaksanakan tindakan tersebut.
Dalam sebuah perencanaan juga perlu memperhatikan sifat rencana yang
baik. Sifat rencana yang baik yakni :
1. Pemakaian kata-kata yang sederhana dan jelas dalam arti mudah dipahami
oleh yang menerima sehingga penafsiran ang berbeda-berbeda dapat
ditiadakan.
2. Fleksibel, suatu rencana harus dapat menyesuaikan dengan keadaan yang
seebenarnya bila ada perubahan maka tidak semua rencana dirubah
dimungkinkan diadakan peneysuaian-penyesuaian saja. Sifatnya tidak kaku
harus begini dan begitu walaupun keadaan lain dari yang direncanakan.

Strategi Perencanaan Mutu Terpadu (Quality Planing) dalam Implementasi TQM Pendidikan Page 15
3. Stabilitas, tidak perlu setiap kali rencana mengalami perubahan jadi harus
dijaga stabilitasnya setiap harus ada dalam pertimbangan.
4. Ada dalam perimbangan berarti bahwa pemberian waktu dan faktor-
faktor produksi kepada siapa tujuan organisasi seimbang dengan kebutuhan.
5. Meliputi seluruh tindakan yang dibutuhkan, jadi meliputi fungsi-fungsi yang
ada dalam organisasi.
Berikut ini adalah langkah- langkah untuk membuat Action Plann menurut
Hafidzah Husna (2015) dalam makalahnya, yaitu:
1. Kemukakan solusi anda dalam rangkaian goal.
Setelah kita menyepakati sebuah masalah tertentu di dalam organisasi kita,
pertama kita perlu mendefinisikan solusi tersebut kedalam sejumlah goal
dan objektif. Sebagai contoh , setiap goal dapat diekspresikan sebagai
berikut :“ agar kita dapat . . . . kita harus . . . . “ catat setiap goal dibagian
atas papan tulis atau selembar kertas.
2. Hasilkan sebuah daftar berbagai tindakan untuk setiap goal
Gunakan brain storming untuk menghasilkan sebuah daftar tindakan untuk
mencapai sebuah goal dan catat ini dibawah goal. Atur daftar tindakan yang
diusulkan secara berurutan.
3. Siapkan time line
Dimulai dengan sebuah titik waktu berlabel “sekarang” dan berakhir dengan
titik berlabel “tujuan tercapai”, buat time line untuk mengalokasikan tanggal
date line disetiap tindakan yang telah diurutkan, yang terdaftar di bawah
goal tertentu. Penting sekali bagi anda menyelesaikan urutan dan waktu
secara tepat jika anda ingin meraih “tujuan tercapai” secara efektif.
4. Alokasikan sumber-sumber yang ada .
Sumber daya finansial dan SDM harus dialokasikan untuk setiap langkah
tindakan. Jika sumber yang ada terbatas atau selalu kurang dari kebutuhan
pada tiap apapun, mungkin sebaiknya anda kembali ke langkah sebelumnya
dan merevisi action plan anda.
5. Identifikasi masalah yang kemungkinan akan muncul.
Berbagai hal yang kemungkinan tidak berjalan sesuai rencana dalam proses
pencapaian goal tertentu. Daftarkan masalah-masalah tersebut dan
identifikasi penyebabnya dan tindakan yang tepat untuk mengatasinya.

Strategi Perencanaan Mutu Terpadu (Quality Planing) dalam Implementasi TQM Pendidikan Page 16
Tindakan ini mungkin perlu ditambahkan ke slot yang sesuai di dalam time
line.
6. Kembangkan strategi untuk memantau kemajuan
Salah satu strategi yang dapat dilakukan untuk hal ini adalah dengan
mendaftarkan cara untuk memantau kemajuan dari action plann yang telah
dibuat.

D. STRATEGI PERENCANAAN MONITORING DAN EVALUASI

Keberhasilan sebuah program dapat diprediksi dari rencana dan evaluasi.


Seperti yang diungkapkan oleh Conor ( 1974 ) bahwa It is a process of routinely
gathering information on all aspects of the project. Agar rencana sebuah program
berhasil dan sesuai harapan, manajemen harus menyiapkan monitoring dan
evaluasi. Monitoring ditujukan untuk memperoleh fakta, data dan informasi tentang
pelaksanaan program, apakah proses pelaksanaan kegiatan dilakukan seusai dengan
apa yang telah direncakan, seperti yang dinyatakan oleh Phil Bartle (2011) bahwa
monitoring is the regular observation and recording of activities taking place in a
project or programme. Selanjutnya temuan-temuan hasil monitoring adalah
informasi untuk proses evaluasi sehingga hasilnya apakah program yang ditetapkan
dan dilaksanakan memperoleh hasil yang sesuai dengan rencana.

Monitoring merupakan kegiatan untuk mendeteksi program yang


dilaksanakan sesuai dengan rencana atau tidak. Seandainya dalam pelaksanaan
suatu program mengalami masalah maka pelaksana program tersebut harus mampu
mengatasinya. Monitoring terhadap perencanaan yang sedang berlangsung menjadi
alat pengendalian yang baik dalam seluruh proses implementasi.
“Monitoring lebih menekankan pada pemantauan proses pelaksanaan”
(Departemen Pendidikan Nasional: 2001). Monitoring juga lebih ditekankan untuk
tujuan supervisi. Proses dasar dalam monitoring ini meliputi tiga tahap yaitu: a.
menetapkan standar pelaksanaan; b. pengukuran pelaksanaan; c. menentukan
kesenjangan (deviasi) antara pelaksanaan dengan standar dan rencana. Menurut
Dunn (1981), monitoring mempunya empat fungsi, yaitu:

Strategi Perencanaan Mutu Terpadu (Quality Planing) dalam Implementasi TQM Pendidikan Page 17
1) Compliance (ketaatan). Monitoring menentukan apakah tindakan semua individu
telah melaksanakan kegiatannya sesuai dengan standar dan prosedur yang telah
ditetapkan.
2) Auditing (pemeriksaan). Monitoring menetapkan apakah sumber dan layanan yang
diperuntukkan bagi pihak tertentu (target) telah tercapai.
3) Accounting (laporan). Monitoring menghasilkan informasi yang membantu
“menghitung” hasil perubahan sosial dan masyarakat sebagai akibat implementasi
kebijakan sesudah periode waktu tertentu.
4) Explanation (Penjelasan).

Evaluasi merupakan tahapan yang berkaitan erat dengan kegiatan monitoring,


karena kegiatan evaluasi menggunakan data yang diperoleh dari monitoring. Dengan
demikian, evaluasi adalah bagian monitoring. Evaluasi diarahkan untuk
mengendalikan dan mengontrol ketercapaian tujuan. Istilah evaluasi ini berdekatan
dengan penafsiran, pemberian angka dan penilaian. Evaluasi bertujuan untuk
mengetahui ketercapaian program terhadap sasaran yang ditetapkan. Jadi, evaluasi
lebih menekankan pada aspek hasil yang dicapai, sehingga evaluasi baru bisa
dilakukan pada saat program telah berjalan dalam suatu periode tertentu
1. Tujuan monitoring dan evaluasi
Umpan balik dari sebuah program akan dipergunakan dalam perbaikan dan
penyesuaian komponen-komponen yang tidak maksimal dalam pelaksanaan
program dan bila memungkinkan perubahan skenario dapat dilakukan karena gala
dalam pelaksanaan program, monitoring tujuannya adalah seperti yang dikemukan.
Monitoring sangat diperlukan untuk keberhasilan sebuah program. Monitoring
bertujuan mendapatkan umpan balik bagi kebutuhan program yang sedang berjalan,
dengan mengetahui kebutuhan ini pelaksanaan program akan segera
mempersiapkan kebutuhan tersebut. Kebutuhan bisa berupa biaya, waktu, personel,
dan alat. Pelaksanaan program akan mengetahui berapa biaya yang dibutuhkan,
berapa lama waktu yang tersedia untuk kegiatan tersebut. Dengan demikian akan
diketahui pula berapa jumlah tenaga yang dibutuhkan, serta alat apa yang harus
disediakan untuk melaksanakan program tersebut.
Evaluasi bertujuan memperoleh informasi yang tepat sebagai bahan
pertimbangan untuk mengambil keputusan tentang perencanaan program,

Strategi Perencanaan Mutu Terpadu (Quality Planing) dalam Implementasi TQM Pendidikan Page 18
keputusan tentang komponen input pada program, implementasi program yang
mengarah kepada kegiatan dan keputusan tentang output menyangkut hasil dan
dampak dari program kegiatan. Secara lebih terperinci monitoring bertujuan untuk:
1) Mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan;
2) Memberikan masukan tentang kebutuhan dalam melaksanakan program;
3) Mendapatkan gambaran ketercapaian tujuan setelah adanya kegiatan;
4) Memberikan informasi tentang metode yang tepat untuk melaksanakan kegiatan;
5) Mendapatkan informasi tentang adanya kesulitan-kesulitan dan hambatanhambatan
selama kegiatan;
6) Memberikan umpan balik bagi sistem penilaian program;
7) Memberikan pernyataan yang bersifat penandaan berupa fakta dan nilai.

2. Fungsi Monitoring dan Evaluasi


Proses pengambilan keputusan berjalan atau berhentinya/perubahan sebuah atau
beberapa program yang berkaitan dilakukan melalui proses evaluasi. Fungsi
Pengawasan dalam kerangka kegiatan monitoring dan evaluasi terutama kaitannya
dengan kegiatan para pimpinan dalam tugas dan tanggungjawab nya adalah sebagai
berikut:
1) Mempertebal rasa tanggung jawab terhadap pejabat yang diserahi tugas dan
wewenang dalam pelaksanaan pekerjaan.
2) Membidik para pejabat agar mereka melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan
prosedur yang telah ditentukan.
3) Untuk mencegah terjadinya penyimpangan, kelainan dan kelemahan agar tidak
terjadi kerugian yang tidak diinginkan.
4) Untuk memperbaiki kesalahan dan penyelewengan agar pelaksanaan pekerjaan
tidak mengalami hambatan dan pemborosan-pemborosan.
Evaluasi menurut Moh. Rifai (1986) sebagai kegiatan yang tidak bisa dipisahkan
dari kegiatan monitoring memiliki fungsi sebagai berikut:
1) Evaluasi sebagai pengukur kemajuan;
2) Evaluasi sebagai alat perencanaan;
3) Evaluasi sebagai alat perbaikan.
Dengan uraian di atas maka dapat dijelaskan bahwa fungsi monitoring yang pokok
adalah: mengukur hasil yang sudah dicapai dalam melaksanakan program dengan

Strategi Perencanaan Mutu Terpadu (Quality Planing) dalam Implementasi TQM Pendidikan Page 19
alat ukur rencana yang sudah dibuat dan disepakati; menganalisa semua hasil
pemantauan (monitoring) untuk dijadikan bahan dalam mempertimbangkan
keputusan serta usaha perbaikan dan penyempurnaan (Lazaruth : 1994).

3. Prinsip-prinsip Monitoring dan Evaluasi


Hal yang paling prinsipil dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi adalah
acuan kegiatan monitoring adalah ketentuan-ketentuan yang disepakati dan
diberlakukan, selanjutnya sustainability kegiatannya harus terjaga, dalam
pelaksanaannya objektivitas sangat diperhatikan dan orientasi utamanya adalah
pada tujuan program itu sendiri. Adapun prinsip-prinsip monitoring sebagai
berikut:
1) Monitoring harus dilakukan secara terus-menerus
2) Monitoring harus menjadi umpan terhadap perbaikan kegiatan program
organisasi
3) Monitoring harus memberi manfaat baik terhadap organisasi maupun terhadap
pengguna produk atau layanan.
4) Monitoring harus dapat memotifasi staf dan sumber daya lainnya untuk
berprestasi
5) Monitoring harus berorientasi pada peraturan yang berlaku
6) Monitoring harus obyektif
7) Monitoring harus berorientasi pada tujuan program.
Adapun mengenai prinsip-prinsip evaluasi, Nanang Fattah (1996)
mengemukakan ada 6 prinsip, yaitu:
1) Prinsip berkesinambungan, artinya dilakukan secara berlanjut.
2) Prinsip menyeluruh, artinya keseluruhan aspek dan komponen program harus
dievaluasi
3) Prinsip obyektif, artinya pelaksanaannya bebas dari kepentingan pribadi.
4) Prinsip sahih, yaitu mengandung konsistensi yang benar-benar mengukur yang
seharusnya diukur.
5) Prinsip penggunaan kritis
6) Prinsip kegunaan atau manfaat

Strategi Perencanaan Mutu Terpadu (Quality Planing) dalam Implementasi TQM Pendidikan Page 20
4. Pendekatan dan Teknik Monitoring dan evaluasi
Teknik dalam pelaksanaan monitoring dapat dilakukan dengan melalui kegiatan
observasi langsung atas proses, wawancara kepada sumber, dan kegiatan diskusi
terbatas melalaui forum group discussion untuk memperoleh klarifikasi
pelaksanaan program.
1. Pendekatan
Ada berbagai cara untuk memonitor keluaran dan dampak. Cara itu adalah
pelaporan sistem sosial (social accounting), eksperimentasi sosial (social
experimentation), pemeriksaan sosial (social auditing) dan pengumpulan
bahan untuk penelitian sosial (social research cumulation). Pendekatan ini
masingmasing mempunyai dua aspek yaitu aspek yang berhubungan dengan
jenis informasi yang diperlukan (Dunn, 1981). Hal tersebut dapat
digambarkan seperti dalam diagram di bawah ini: Diagram Perbandingan
antara Empat Pendekatan dalam Monitoring

Keempat pendekatan ini mempunyai ciri yang bersamaan yaitu bahwa


keempatnya:
1) terpusat kepada keluaran kebijaksanaan, sehingga dalam monitoring
ini sangat diperhatikan variabel yang mempengaruhi keluaran, baik
yang tidak dapat dikontrol oleh pembuat kebijaksanaan (misalnya
kondisi sekarang yang sudah ada), dan variabel yang dapat
dimanipulasikan atau diramalkan sebelumnya;
2) berpusat pada tujuan, yaitu untuk memberikan pemuasan kebutuhan,
nilai atau kesempatan kepada klien atau target;

Strategi Perencanaan Mutu Terpadu (Quality Planing) dalam Implementasi TQM Pendidikan Page 21
3) berorientasi pada perubahan. Tiap-tiap pendekatan itu berusaha untuk
memonitor perubahan dalam suatu jangka waktu tertentu, baik dengan
menganalisis perubahan unjuk kerja antara beberapa program yang
berbeda atau yang sama beberapa variabelnya, atau kombinasi antara
keduanya;
4) memungkinkan klasifikasi silang keluaran dan dampak berdasarkan
variabel-variabel lain termasuk variabel yang dipergunakan untuk
memonitor masukan kebijaksanaan (waktu, uang, tenaga,
perlengkapan) dan proses kebijaksanaan (aktivitas, dan sikap
administratif, organisasi dan politis yang diperlukan untuk
transformasi masukan kebijaksanaan menjadi keluaran), dan (5)
berhubungan dengan aspek pelaksanaan kebijaksanaan secara obyektif
maupun subyektif. Indikator obyektif didasarkan atas data baru yang
diperoleh melalui survei sampel atau studi lapangan (Dunn, 1981).

2. Teknik
a. Observasi
Observasi ialah kunjungan ke tempat kegiatan secara langsung, sehigga
semua kegiatan yang sedang berlangsung atau obyek yang ada
diobservasi dan dapat dilihat. Semua kegiatan dan obyek yang ada serta
kondisi penunjang yang ada mendapat perhatian secara langsung.
b. Wawancara dan angket
Wawancara adalah cara yang dilakukan bila monitoring ditujukan pada
seseorang. Instrumen wawancara adalah pedoman wawancara.
Wawancara itu ada dua macam, yaitu wawancara langsung dan
wawancara tidak langsung.
c. Forum Group Discution (FGD)
FGD adalah proses menyamakan persepsi melalaui urun rembug
terhadap sebuah permasalahan atau substansi tertentu sehingga
diperoleh satu kesamaam (frame) dalam melihat dan mensikapi hal-hal
yang dimaksud.

Strategi Perencanaan Mutu Terpadu (Quality Planing) dalam Implementasi TQM Pendidikan Page 22
Schedulling Network Te=A+4M+B
Te=Time Estimated
A= Waktu Optimis
B=Waktu Pesimis
M=Waktu yang paling mungkin

5. Proses Monitoring dan Evaluasi


Monitoring dan evaluasi dilaksanakan dengan mengikuti langkah langkah,
pertama melakukan perencanaan kegiatan, dimana langkah dan prosedur serta
komponen isi yang akan dImonitoring dan dievaluasi, disiapkan dengan baik;
kedua pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasinya itu sendiri; dan ketiga
melaporkan hasil kegiatan dalam bentuk laporan tertulis sebagai bahan untuk
evaluasi dan balikan atas program-program yang sudah dilakukan.
1. Tahap Perencanaan
Persiapan dilaksanakan dengan mengidentifikasi hal-hal yang akan
dimonitor, variabel apa yang akan dimonitor serta menggunakan indikator
mana yang sesuai dengan tujuan program. Rincian tentang variabel yang
dimonitor harus jelas dulu, serta pasti dulu batasannya dan definisinya.
“Variabel adalah karakteristik dari seseorang, suatu peristiwa atau obyek

Strategi Perencanaan Mutu Terpadu (Quality Planing) dalam Implementasi TQM Pendidikan Page 23
yang bisa dinyatakan dengan data numerik yang berbeda-beda.” (William N
Dunn: 2000).
2. Tahap Pelaksanaan
Monitoring ini untuk mengukur keterampilan guru dalam menggunakan
metode mengajar. Setelah memastikan definisi yang tepat tentang variabel
yang dimonitor serta indikatornya, maka laksanakan monitoring tersebut.
Adapun indikator yang diukur dalam melihat persiapan mengajar adalah :
1) Adanya tujuan pembelajaran umum dan khusus;
2) Kesesuaian memilih metode untuk tujuan pembelajaran yang disusun;
3) Penggunaan sarana atau media mengajar;
4) Kesesuaian metode dengan media yang akan digunakan;
5) Adanya tahapan evaluasi dan alat evaluasinya;
6) Kesesuaian metode dengan alat evaluasi;
7) Kesesuaian evaluasi dengan tujuan pembelajaran;
Monitoring pada waktu pelaksanaan program pembelajaran, indikator dan
proses yang dilakukan adalah :
1) Ketetapan dan pengelolaan waktu;
2) Ketepatan penggunaan metode yang digunakan;
3) Adanya penjelasan yang sesuai dengan penggunaan metode;
4) Penggunaan media yang sesuai dengan harapan metode;
5) Melaksanakan evaluasi pembelajaran;
6) Adanya tindak lanjut dari program tersebut;
Monitoring pada pasca program, yaitu pemantauan setelah pembelajaran
selesai. Tentu saja ini menyangkut sikap dan perbuatan siswa yang berhubungan
dengan tujuan pembelajaran.

Strategi Perencanaan Mutu Terpadu (Quality Planing) dalam Implementasi TQM Pendidikan Page 24
3. Tahap Pelaporan
Nanang Fattah (1996) menyarankan langkah-langkah monitoring
seperti ada pada diagram berikut ini :

Pada langkah ketiga, yaitu menentukan apakah prestasi kerja itu


memenuhi standar yang sudah ditentukan dan di sini terdapat tahapan
evaluasi, yaitu mengukur kegiatan yang sudah dilakukan dengan standar
yang harus dicapai. Selanjutnya temuan-temuan tersebut ditindaklanjuti dan
hasilnya menjadi laporan tentang program

Strategi Perencanaan Mutu Terpadu (Quality Planing) dalam Implementasi TQM Pendidikan Page 25
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena
tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan
tak akan dapat berjalan dengan baik.
Perencanaan Mutu Terpadu memberikan manfaat yang sangat penting,
diantaranya membuat tahap pelaksanaan bisa berjalan runtut, tidak ada tahapan
penting terlewati, memudahkan yang terkait agar jelas posisinya dan kewajibannya.
Terdapat tiga tahapan Strategi Perencanaan dalam operasi manajemen
pendidikan yaitu analisis system yang diawali dengan analisis SWOT, formulasi
kebijakan dan perencanaan tindakan.
Strategi perencanaan Monitoring dan Evaluasi bertujuan untuk mengumpulkan
data dan informasi yang diperlukan, memberikan masukan tentang kebutuhan dalam
melaksanakan program, mendapatkan gambaran ketercapaian tujuan setelah adanya
kegiatan memberikan informasi tentang metode yang tepat untuk melaksanakan
kegiatan, mendapatkan informasi tentang adanya kesulitan-kesulitan dan
hambatanhambatan selama kegiatan, memberikan umpan balik bagi sistem penilaian
program, memberikan pernyataan yang bersifat penandaan berupa fakta dan nilai.

B. Saran
1. Strategi perencanaan mutu terpadu harus dilakukan dengan tiga tahapan, yaitu
tahapan analisis sistem, kemudian merencanakan desain kebijakan dan
perencanaan action planning.
2. Manajemen strategi yang berkualitas harus melaksanakan perencanaan yang tepat
untuk melakukan strategi monitoring dan evaluasi.

Strategi Perencanaan Mutu Terpadu (Quality Planing) dalam Implementasi TQM Pendidikan Page 26
DAFTAR PUSTAKA

1) Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press


2) Dimyati dan Mudjiono (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta
3) Gwang-Chol Chang (2006) Strategi Planing in Education: Some Concepts and
Steps. Education Sector: UNESCO
4) Oetomo, Budi Sutedjo Dharma. (2002) e-Education Konsep, Teknologi dan
Aplikasi Internet Pendidikan. Yogyakarta: Penerbit Andi.
5) Syaiful Sagala, Prof. Dr (2013) Manajemen Strategi Dalam Pendingkatan Mutu
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
6) Dr. Wina Sanjaya,M.Pd. Strategi Pembelajaran, hal 56, Kencana Prenada Group :
2008.
7) http://doc/Makalahmanajemenplanning/HafizhahHusna/Academia.edu/html
8) http://members.tripod.com/octa_haris/internet.html
9) http://www.balebengong.net/topik/teknologi/2007/08/01/pengertian-website-dan-
unsur-unsurnya.html

Strategi Perencanaan Mutu Terpadu (Quality Planing) dalam Implementasi TQM Pendidikan Page 27

Anda mungkin juga menyukai