(1407226)
(1400622)
(1401011)
Intan Nurlita
(1401342)
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah Swt. Yang berkat petunjuk dan
hidayah-Nyalah laporan observasi ini dapat terselesaikan. Laporan observasi ini bertemakan
Pengembangan Materi, Media, dan Metode Pembelajaran Administrasi Perkantoran .
Adapun laporan makalah ini kami susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Manajemen Perkantoran.
Terima
kasih
juga kami
ucapkan
kepada
dosen
tugas
sehingga
terima kasih
kepada
kami
ini.
serta membentuk
juga
Tim Penyusun
Contents
KATA PENGANTAR...................................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
1.1.
Latar Belakang.............................................................................................................................1
1.2.
Rumusan Masalah........................................................................................................................1
1.3.
Tujuan..........................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................3
2.1.
2.1.1 Pengertian...................................................................................................................................3
2.1.2
2.1.3
2.1.4
Metode Pembelajaran................................................................................................................13
2.2.1 Pengertian.................................................................................................................................13
2.2.2 Macam macam Metode Pembelajaran...................................................................................15
2.2.3
2.3.
Media Pembelajaran..................................................................................................................26
2.4.
2.4.1
2.4.2
Kesimpulan................................................................................................................................38
Daftar Pustaka...........................................................................................................................................39
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Program Keahlian Administrasi Perkantoran adalah Program keahlian yang siap
mendidik dan menciptakan calon tenaga kerja yang kompeten, kompetitif dan mandiri di
bidang kesekretarisan. Di Program Keahlian ini siswa akan di didik untuk bisa
menangani administrasi yang ada di perusahaan yaitu meliputi pekerjaan surat-menyurat,
mengelola dokumen (kearsipan), menangani rapat, mengoperasikan otomatisasi
perkantoran, dan mengoordinir tugas pimpinan dari membuat agenda kegiatan hingga
merancang perjalanan dinas serta tugas sekretaris lainnya. Selain itu, program keahlian
ini mengajarkan peserta didik bagaimana cara berkomunikasi dan berpenampilan yang
baik sebagai seorang sekretaris di perusahaan.
Kurikulum 2013 dirancang untuk menyiapkan lulusan program keahlian
administrasi perkantoran yang memiliki kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional,
dan kecerdasan spiritual secara seimbang sebagai bekal untuk terjun ke dunia kerja agar
dapat menjadi sekretaris professional yang kompeten dan berakhlak mulia. Maka dari itu
kita sebagai calon pendidik administrasi perkantoran harus mampu menguasai materi,
metode dan media pembelajaran yang digunakan dalam menciptakan proses
pembelajaran administrasi perkantoran yang efektif, menyenangkan, dan bermakna.
1.2.
Rumusan Masalah
1. Apa saja mata pelajaran program keahlian Administrasi Perkantoran?
2. Apa saja metode
yang dapat digunakan dalam pembelajaran Administrasi
Perkantoran?
3. Apa saja jenis media yang dapat
Perkantoran?
4. Bagaimana contoh pengimplementasian metode, dan media pembelajaran yang
efektif dalam pembelajaran Administrasi Perkantoran?
1.3.
Tujuan
1. Mengetahui mata pelajaran normatif, adaptif, dan produktif SMK Administrasi
Perkantoran;
2. Memahami metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran
Adminstrasi Perkantoran
3. Mengetahui jenis media yang dapat digunakan dalam pembelajaran Administrasi
Perkantoran.
4. Memahami implementasi metode dan media pembelajaran yang efektif dalam
pembelajaran Administrasi Perkantoran.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Petunjuk belajar
Kompetensi yang akan dicapai
Informasi pendukung
Latihan-latihan
Petunjuk kerja, dapat berupa Latihan Kerja (LK)
3
6) Evaluasi
Menurut
National
Centre
for
Competency
Based
Training
(2007), pengertian bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk
membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan proses pembelajaran. Bahan
yang dimaksudkan dapat berupa bahan tertulis maupun tidak tertulis. Pandangan
dari ahli lainnya mengatakan bahwa bahan ajar adalah seperangkat materi yang
disusun secara sistematis, baik tertulis maupun tidak tertulis, sehingga tercipta suatu
lingkungan atau suasana yang memungkinkan siswa belajar. Menurut Panen (2001)
mengungkapkan bahwa bahan ajar merupakan bahan-bahan atau materi pelajaran
yang disusun secara sistematis, yang digunakan guru dan peserta didik dalam
proses pembelajaran (Andi,2011:16).
Jadi dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa materi adalah segala
sesuatu yang digunakan untuk menyampaikan suatu ilmu dan pengetahuan
administrasi perkantoran untuk megubah pola pikir dan meningkatkan keterampilan
peserta didik. Materi pembelajaran mencakup mata pelajaran baik normative
(kelompok A), adaptif (kelompok B), maupun produktif (kelompok C).
Berikut adalah mata pelajaran yang dipelajari oleh siswa/peserta didik
Administrasi Perkantoran:
KELAS
MATA PELAJARAN
XI
XII
Kelompok A
1
Bahasa Indonesia
Matematika
Sejarah Indonesia
Bahasa Inggris
Kelompok B
7
Seni Budaya
Kewirausahaan
KELAS
MATA PELAJARAN
Jumlah A dan B
XI
XII
22
22
21
21
16
16
Kelompok C (Peminatan)
C1. Dasar Bidang Keahlian
10
Simulasi Digital
11
Ekonomi Bisnis
12
Administrasi
Otomatisasi Perkantoran
14
Korespondensi
15
Kearsipan
Administrasi Kepegawaian
17
Administrasi Keuangan
18
19
20
26
26
27
27
32
32
TOTAL
48
48
48
48
48
48
2.1.2
demikian,
pengembangan
bahan
ajar
di
sekolah
perlu
2.1.4
8. Internet yang yang banyak ditemui segala macam sumber bahan ajar. Bahkan
satuan pelajaran harian untuk berbagai matapelajaran dapat kita peroleh melalui
internet. Bahan tersebut dapat dicetak atau dikopi,
9. Berbagai jenis media audiovisual berisikan pula bahan ajar untuk berbagai jenis
mata pelajaran. Kita dapat mempelajari gunung berapi, kehidupan di laut, di
hutan belantara melalui siaran televisi, dan lingkungan ( alam, sosial,
senibudaya, teknik, industri, ekonomi).
Perlu diingat, dalam menyusun rencana pembelajaran berbasis kompetensi,
buku-buku atau terbitan tersebut hanya merupakan bahan rujukan. Artinya, tidaklah
tepat jika hanya menggantungkan pada buku teks sebagai satu-satunya sumber
bahan ajar. Tidak tepat pula tindakan mengganti buku pelajaran pada setiap
pergantian semester atau pergantian tahun. Buku-buku pelajaran atau buku teks
yang ada perlu dipelajari untuk dipilih dan digunakan sebagai sumber yang relevan
dengan materi yang telah dipilih untuk diajarkan. Mengajar bukanlah
menyelesaikan satu buku, tetapi membantu siswa mencapai kompetensi. Karena itu,
hendaknya guru menggunakan banyak sumber materi. Bagi guru, sumber utama
untuk mendapatkan materi pembelajaran adalah buku teks dan buku penunjang
yang lain.
2.1.5 Menentukan Cakupan dan Urutan Bahan Ajar
a. Menentuan cakupan bahan ajar
Dalam menentukan cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran harus
diperhatikan apakah jenis materinya berupa aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip,
prosedur) aspek afektif, ataukah aspek psikomotorik. Selain itu, perlu diperhatikan
pula prinsip-prinsip yang perlu digunakan dalam menentukan cakupan materi
pembelajaran yang menyangkut keluasan dan kedalaman materinya. Keluasan
cakupan materi berarti menggambarkan berapa banyak materi-materi yang
dimasukkan ke dalam suatu materi pembelajaran, sedangkan kedalaman materi
menyangkut seberapa detail konsep-konsep yang terkandung di dalamnya harus
dipelajari/dikuasai oleh siswa. Prinsip berikutnya adalah prinsip kecukupan
10
Metode Pembelajaran
2.2.1 Pengertian
Sebelum memahami Metode Pembelajaran secara menyeluruh, ada baiknya
kita terlebih dahulu memahami pengertian dari masing-masing kata tersebut secara
persial. Pertama mengenai pengertian metode dari beberapa sumber buku, yaitu
sebagai berikut. Secara sederhana yang dimaksud dengan metode adalah suatu cara
yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dalam kegiatan
12
belajar mengajar metode dinperlukan oleh guru dengan penggunaan yang bervariasi
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Tujuan dan materi yang baik belum tentu
memberikan hasil yang baiktanpa memilih dan menggunakan metode yang sesuai
dengan tujuan dan materi pelajaran.
Menurut (Hamalik, 2008, p. 26) metode adalah cara yang digunakan untuk
menyampaikan materi pelajaran dalam upaya mencapai tujuan kurikulum. Suatu
metode mengandung pengertian terlaksananya kegiatan guru dan kegiatan siswa
dalam proses pembelajaran. Metode dilaksanakan melalui prosedur tertentu.
Menurut (Majid, 2008) metode adalah proses belajar mengajar yang
dilakukan dengan cara interaksi antara guru dengan peserta didik dalam suatu
pengajaran untuk mewujudkan tujuan yang ditetapkan.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa metode adalah cara yang
digunakan guru dalam menyampaikan materi pelajaran untuk peserta didik,
sehingga dapat tercapainya suatu tujuan kurikulum yang diharapkan. Metode
pembelajaran harus dikuasai oleh seorang guru sehingga materi dapat tersampaikan
kepada peserta didik dengan baik, metode pembelajaran ini juga disesuiakan
dengan materi-materi yang akan disampaikan. Selain itu, ada pula beberapa
pengertian mengenai pembelajaran, yaitu sebagai berikut.
Menurut
didiknya.
Metode Pembelajaran adalah strategi pembelajaran atau cara yang
digunakan oleh guru sebagai media untuk menyampaikan materi pembelajaran
sehingga dapat tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
2.2.2 Macam macam Metode Pembelajaran
Pada dasarnya di dalam sebuah metode pembelajaran tentu banyak macammacam dan jenisnya, setiap jenis metode pembelajaran mempunyai kelemahan dan
kelebihan masing-masing, tidak menggunakan satu macam metode saja,
mengkombinasikan penggunaan beberapa metode yang sampai saat ini masih
banyak digunakan dalam proses belajar mengajar. Menurut (Sudjana, 1989) dan
(Simamora R. H., 2009), terdapat macam-macam metode pembelajaran antara lain
sebagai berikut:
a. Metode Ceramah
Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan
pembelajaran
kepada
sekelompok
pendengar
untuk
mencapai
tujuan
pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relatif besar. Seperti ditunjukkan oleh
Mc Leish (1976), melalui ceramah, dapat dicapai beberapa tujuan. Dengan
metode ceramah, guru dapat mendorong timbulnya inspirasi bagi pendengarnya.
Gage dan Berliner (1981:457), menyatakan metode ceramah cocok untuk
14
seperti:
Bagaimana
cara
mengaturnya?
Bagaimana
proses
15
1.
2.
3.
mengerjakan sendiri.
4.
Kadang kala tugas dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan.
5.
Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual.
f. Metode Eksperimental
Metode pembelajaran eksperimental adalah suatu cara pengelolaan
pembelajaran di mana siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami
dan membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya. Dalam metode ini siswa
diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri dengan
mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan
menarik kesimpulan sendiri tentang obyek yang dipelajarinya.
g. Metode Study tour\
Metode Study tour (karya wisata) adalah metode mengajar dengan
mengajak peserta didik mengunjungi suatu objek guna memperluas pengetahuan
dan selanjutnya peserta didik membuat laporan dan mendiskusikan serta
membukukan hasil kunjungan tersebut dengan didampingi oleh pendidik.
h. Metode latihan keterampilan
Metode latihan keterampilan (drill method) adalah suatu metode mengajar
dengan memberikan pelatihan keterampilan secara berulang kepada peserta didik,
dan mengajaknya langsung ketempat latihan keterampilan untuk melihat proses
tujuan, fungsi, kegunaan dan manfaat sesuatu (misal: membuat tas dari mute).
Metode latihan keterampilan ini bertujuan membentuk kebiasaan atau pola yang
otomatis pada peserta didik.
i. Metode pembelajaran beregu
Metode pembelajaran beregu adalah suatu metode mengajar dimana
pendidiknya
lebih
dari
satu
orang
yang
masing-masing
mempunyai
maka setiapsiswa yang diuji harus langsung berhadapan dengan team pendidik
tersebut
j. Metode Peer Theaching
Metode Peer Theaching sama juga dengan mengajar sesama teman, yaitu
suatu metode mengajar yang dibantu oleh temannya sendiri.
k. Metode problem solving
Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya
sekadar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berpikir,
sebabdalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang
dimulaidengan mencari data sampai pada menarik kesimpulan.
Metode problem solving merupakan metode yang merangsang berfikir
danmenggunakan wawasan tanpa melihat kualitas pendapat yang disampaikan
olehsiswa. Seorang guru harus pandai-pandai merangsang siswanya untuk
mencobamengeluarkan pendapatnya.
l. Project Method
Project Method adalah metode perancangan adalah suatu metode mengajar
dengan meminta peserta didik merancang suatu proyek yang akan diteliti sebagai
obyek kajian.
m. Teileren Method
Teileren Method yaitu suatu metode mengajar dengan menggunakan
sebagian-sebagian,misalnya ayat per ayat kemudian disambung lagi dengan ayat
lainnya yang tentusaja berkaitan dengan masalahnya
n. Metode Global
Metode Global yaitu suatu metode mengajar dimana siswa disuruh
membaca keseluruhan materi, kemudian siswa meresume apa yang dapat mereka
serap atau ambil intisaridari materi tersebut.
2.2.3
17
melalui
kegiatan
menganalisis
data,
1. Observasi/Mengamati;
18
2. Mengajukan pertanyaan;
3. Mengajukan dugaan atau kemungkinan jawaban/ mengasosiasi atau
melakukan penalaran;
4. Mengumpulkan data yang terakait dengan dugaan atau pertanyaan yang
diajukan/memprediksi dugaan;
5. Merumuskan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan data yang telah diolah
atau dianalisis, mempresentasikan atau menyajikan hasil temuannya.
b) Discovery Based Learning
Discovery Learning adalah didefinisikan sebagai proses pembelajaran
yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk
finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri. Berikut adalah langkahlangkah pembelajaran discovery learning:
1. Stimulation (memberi stimulus); bacaan, atau gambar, atau situasi, sesuai
dengan materi pembelajaran/topik/tema.
2. Problem Statement (mengidentifikasi masalah); menemukan permasalahan
menanya, mencari informasi, dan merumuskan masalah.
3. Data Collecting (mengumpulkan data); mencari dan mengumpulkan
data/informasi, melatih ketelitian, akurasi, dan kejujuran, mencari atau
merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah
4. Data Processing (mengolah data); mencoba dan
pengetahuan konseptualnya,
mengeksplorasi
aplikatif.
5. Verification (memferifikasi); mengecek kebenaran atau keabsahan hasil
pengolahan data, mencari sumber yang relevan baik dari buku atau media,
mengasosiasikannya menjadi suatu kesimpulan.
6. Generalization (menyimpulkan); melatih pengetahuan metakognisi peserta
didik.
c) Project Based Learning
Pembelajaran berbasis proyek telah dikaitkan dengan situated
learning dari perspektif James G. Greeno (2006) dan pada teori konstruktivis
Jean Piaget. Sebuah deskripsi yang lebih tepat dari proses PjBL yang
diberikan oleh Blumenfeld et al. mengatakan bahwa, Pelajaran berbasis
proyek adalah perspektif yang komprehensif berfokus pada pengajaran dengan
melibatkan siswa dalam penyelidikan.
19
dan
bagaimana
informasi
akan
dikumpulkan
dan
disajikan.
pada proyek mereka masing-masing. Semakin besar keterlibatan dan ide-ide siswa
(kelompok siswa) yang digunakan dalam proyek itu, akan semakin besar pula rasa
memiliki mereka terhadap proyek tersebut.
3. Menyusun penjadwalan (Creating Schedule); Selanjutnya, guru dan siswa
menentukan batasan waktu yang diberikan dalam penyelesaian tugas (aktivitas)
proyek mereka.
4. Memonitor kemajuan proyek (Monitor the progress); Dalam berjalannya waktu,
siswa melaksanakan seluruh aktivitas mulai dari persiapan pelaksanaan proyek
mereka hingga melaporkannya sementara guru memonitor dan memantau
perkembangan proyek kelompok-kelompok siswa dan memberikan pembimbingan
yang dibutuhkan.
5. Penilaian hasil (Assess the outcome); Pada tahap berikutnya, setelah siswa
melaporkan hasil proyek yang mereka lakukan, guru menilai pencapaian yang
siswa peroleh baik dari segi pengetahuan (knowledge) terkait konsep yang relevan
dengan topik, hingga keterampilan dan sikap yang mengiringinya.
6. Evaluasi pengalaman (Evaluate the experiment). Terakhir, guru kemudian
memberikan kesempatan kepada siswa untuk merefleksi semua kegiatan
(aktivitas) dalam pembelajaran berbasis proyek yang telah mereka lakukan agar di
lain kesempatan pembelajaran dan aktivitas penyelesaian proyek menjadi lebih
baik lagi.
Kriteria Project Based Learning:
1. Sentralitas (centrality), belajar konsep-konsep inti suatu disiplin ilmu melalui
proyek. Proyek dalam Pembelajaran Berbasis Proyek adalah terfokus pada
pertanyaan atau masalah, yang mendorong siswa menjalani dengan kerja keras
konsep-konsep dan prinsip-prinsip inti atau pokok dari disiplin. Kriteria ini sangat
halus dan agak susah diraba. Definisi proyek (bagi siswa) harus dibuat sedemikian
rupa agar terjalin hubungan antara aktivitas dan pengetahuan konseptual yang
melatarinya yang diharapkan dapat berkembang menjadi lebih luas dan mendalam.
2. Pertanyaan mengemudi (driving question), Biasanya dilakukan dengan pengajuan
pertanyaan-pertanyaan atau ill-defined problem. Proyek dalam Pembelajaran
Berbasis Proyek mungkin dibangun di sekitar unit tematik, atau gabungan
(intersection) topik-topik dari dua atau lebih disiplin, tetapi itu belum sepenuhnya
dapat dikatakan sebuah proyek. Pertanyaan-pertanyaan yang mengejar siswa,
sepadan dengan aktivitas, produk, dan unjuk kerja yang mengisi waktu mereka,
harus digubah (orchestrated) dalam tugas yang bertujuan intelektual.
21
22
23
tidak dapat dipecahkan atau sebaliknya ide-ide yang dapat dipakai untuk memecahkan
masalah.
Tahap 4: Menyusun Rencana Tindakan (Action Plan)
Pada tahap ini, siswa diajak mengembangkan sebuah rencana tindakan yang
didasarkan atas hasil temuan mereka. Rencana tindakan ini berupa sesuatu (rencana)
apa yang mereka akan lakukan atau berupa suatu rekomendasi saran-saran untuk
memecahkan masalah.
Tahap 5: Evaluasi
Tahap evaluasi ini terdiri atas tiga hal: 1) bagaimana siswa dan evaluator
menilai produk (hasil akhir)
proses belajar mengajar untuk bekerja melalui masalah, dan 3) bagaimana siswa akan
menyampaikan pengetahuan hasil pemecahakan masalah atau sebagai bentuk
pertanggung jawaban mereka belajar menyampaikan hasil-hasil penilaian atau responrespon mereka dalam berbagai bentuk yang beragam, misalnya secara lisan atau
verbal, laporan tertulis, atau sebagai suatu bentuk penyajian formal lainnya. Evaluator
menilai penguasaan bahan-bahan kajian pada tahap tersebut melalui siswa.
Karakteristik Problem Based Learning
1. Autentik, yaitu masalah harus lebih berakar pada kehidupan dunia nyata siswa dari
pada berakar pada prinsip-prinsip disiplin ilmu tertentu;
2. Jelas, yaitu masalah dirumuskan dengan jelas, dalam arti tidak menimbulkan
masalah baru bagi siswa yang pada akhirnya akan menyulitkan penyelesaian siswa
itu sendiri;
2.3.
Media Pembelajaran
Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar.
Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian
dan kemampuan atau keterampilan belajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses
belajar.
Menurut Briggs (1977) media pembelajaran adalah sarana fisik untuk
menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya.
Kemudian menurut National Education Associaton (1969) mengungkapkan bahwa media
pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar,
termasuk teknologi perangkat keras.
Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu
sistem, maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah
satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan
proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara
optimal. Media pembelajaran adalah komponen integral dari sistem pembelajaran
Media pembelajaran merupakan komponen intruksional yang melliputi pesan,
orang, dan peralatan. Menurut syaifulbahri djamarah dan aswan zain,media merupakan
wahana penyalur informasi belajar atau informasi pesan. Media yang digunakan dalam
pembelajaran beraneka ragam. Seseorang guru harus dapat memilih salah satu media
pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. Penggunaan atau
pemilihan media harus disesuaikan dengan materi dan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai.
Menurut (Mulyanta dan Marlon Leong, 2013, hal. 3) Kriteria media pembelajaran
yang baik idealnya meliputi 4 hal utama, yaitu:
25
26
2) Media Audio berkaitan dengan indera pendengaran. Seperti radio, alat perekam piata
magnetik, piringan laboratorium bahasa.
3) Media Proyeksi Diam seperti film bingkai (slide), film rangkai (film strip), media
transparan, film, televisi, video.
Berdasarkan pendapat di atas, maka media pembelajaran dapat dikelompokkan sebagai
berikut:
1) Media Audio
Media Audio adalah media yang isi pesannya hanya diterima melalui indera pendengaran.
Dilihat dari sifat pesan yang diterima, media audio dapat menyampaikan pesan verbal
(bahasa lisan atau kata-kata) maupun non verbal (bunyi-bunyian dan vokalisasi). Media
audio berfungsi untuk menyalurkan audio dari sumber ke penerima pesan. Pesan yang
disampaikan dituangkan dalam lambang-lambang auditif verbal, nonverbal, maupun
kombinasinya. Media audio berkaitan dengan indera pendengaran. Jenis media yang
dapat digunakan dalam media audio antara lain radio, telepon, labaroratorium bahasa,
tape recorder, dan rekaman tulisan jauh.
2) Media Visual
Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Media visual
menampilan materialnya dengan menggunakan alat proyeksi atau proyektor, karena
melalui media ini perangkat lunak (soft ware) yang melengkapi alat proyeksi ini akan
dihasilkan suatu bias cahaya atau gambar yang sesuai dengan materi yang diinginkan.
Media visual dibedakan menjadi dua yaitu media visual diam dan media visual gerak.
Jenis media yang dapat digolongkan atau diklasifikasikan ke dalam media visual diam
antara lain: foto, ilustrasi, grafik, bagan, poster, peta dan globe. Sedangkan media visual
gerak meliputi gambar-gambar proyeksi bergerak seperti film bisu dan sebagainya.
3) Media Audio-Visual
Media audio-visual disebaut juga sebagai media video. Video merupakan media yang
digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Dalam media video terdapat dua
unsur yang saling bersatu yaitu audio dan visual. Adanya unsur audio memungkinkan
siswa untuk dapat menerima pesan pembelajaran melalui pendengaran, sedangkan unsur
27
visual memungkinkan penciptakan pesan belajar melalui bentuk visualisasi. Jenis media
yang digunakan dalam media audio visual antara lain televisi (TV), film dan video.
a) TV
Televisi adalah media yang menyampaikan pesan melalui gambar gerak yang
dilengkapi dengan suara. Dalam perkembangnya ada beberapa alternatif jaringan
televisi yang dapat digunakan untuk menunjang proses belajar-mengajar. Jaringan
yang dimaksud antara lain: TVRI dan TV Pendidikan.
b) Film
Film atau gambar hidup merupakan gambar-gambar dalam frame dimana frame
demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada
layar terlihat gambar itu hidup. Kemampuan film melukiskan gambar hidup dan
suara memberinya daya tarik tersendiri. Kedua jenis media ini pada umumnya
digunakan untuk tujuan-tujuan hiburan, dokumentasi, dan pendidikan. Mereka
dapat menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep
yang rumit, mengajarkan keterampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu,
dan mempengaruhi sikap.
c) Video
Video sebagai media audio visual yang menampilkan gerak, semakin lama
semakin populer dalam masyarakat kita. Pesan yang disajikan dapat bersifat fakta
(kejadian/ peristiwa penting, berita), maupun fiktif (seperti misalnya cerita), bisa
bersifat informatif, edukatif maupun intruksional. Sebagian besar tugas film dapat
digantikan oleh video, namun tidak berarti bahwa video akan menggantikan
kedudukan film. Masing-masing memiliki keterbatasan dan kelebihan sendiri.
2.4.
bahwa
implementasi
adalah
perluasan
aktivitas
yang
saling
28
guru
untuk
menyampaikan
materi-materi
yang
dalam
penyampaiannya
tujuan,
materi,
siswa,
fasilitas,
waktu
dan
guru
29
30
31
guru tidak perlu mempraktekan hal tersebut. Dimana siswa sudah memperoleh
gambaran dari video yang ditampilkan oleh guru.
c) Media objek dan media interaktif
Media objek merupakan media tiga dimensi yang menyampaikan informasi
tidak dalam bentuk penyajian, melainkan melalui ciri fisiknya sendiri, seperti
ukuran, bentuk, berat susunan, warna, fungsi dan sebagainya.
Media interaktif, karakteristik terpenting kelompok mediap ini adalah bahwa
sistem tidak banya memerhatikan media atau objek saja, melainkan juga
dituntut untuk beriinteraksi selama mengikuti pembelajaran. Contoh :
menggunakan telepon, menggunakan komputer, menggunakan mesin fax dan
fotocopy, menggunakan mesin ketik.
Media pembelajaran dalam mata pelajaran pengantar administrasi
perkantoran menggunakan audio visual menggunakan autoplay media studio.
Saran pemanfaatan media pembelajaran audio visual berbasis Autoplay Media
Studio antara lain:
a) Sebelum menggunakan media pembelajaran, pastikan LCD proyektor sudah
diatur dengan baik agar media dapat ditampilkan dengan jelas.
b) Pada pembelajaran menggunakan media pembelajaran audio visual pastikan
sudah tersedia speaker agar siswa dapat mendengarkan sound pada media
pembelajaran dengan baik,
c) Pastikan software danhardware komputer
mendukung
untuk
membuka
penelitian ini, peneliti menggunakan media Software Prezi merupakan salah satu
aplikasi
presentasi
yang
memiliki
Zoom
User
Interface
(ZUI)
yang
memungkinkan untuk mengeksplorasi gambaran garis besar dari suatu materi dan
aplikasi memiliki desain 3 dimensi yang membuat nantinya siswa akan dapat
mengingat kembali apa yang telah disampaikan gurunya.
Untuk pengembangan lebih lanjut media pembelajaran ini antara lain:
a) Peneliti selanjutnya diharapkan untuk memasukkan lebih banyak multimedia
yang bervariasi agar siswa lebih semangat dan termotivasi untuk belajar,
b) Peneliti selanjutnya dapat menambahkan komponen lain seperti animasi
pembuka yang lebih menarik serta video tutorial bagi siswa,
c) Peneliti selanjutnya dapat menambahkan setting untuk mengubah ukuran
tampilan media agar lebih fleksibel seperti maximize, minimize, dan full
screen guna mempermudah siswa dalam menggunakan media pembelajaran.
Fasilitas di dalam kelas memang harus sudah memadai karena di dalam
kurikulum 2013 perlu di dukung oleh teknologi, karena teknologi di jaman
sekarang merupakan suatu kebutuhan agar segala aktivitas lancar. Termasuk
dalam aktivitas pembelajaran di kelas, dan guru pun harus menguasai teknologi
agar dapat mengikuti perkembangan teknologi di dunia pendidikan. Dengan
fasilitas yang memadai diharpkan semua pihak dapat memanfaatkan hal tersebut
dengan bijak dan benar.
34
35
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Dalam mengembangkan Materi, Metode dan Media Pembelajaran Administrasi
Perkantoran tentu kita sebagai calon seorang pendidik harus dapat memahami
,mengetahui dan mampu bagaimana mengembangkan suatu materi, metode dan media
dalam pembelajaran Administrasi Perkantoran dengan berbagai inovasi yang berbeda
agar lebih berkembang.
Materi adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyampaikan suatu ilmu
dan pengetahuan administrasi perkantoran untuk megubah pola pikir dan meningkatkan
keterampilan peserta didik. Materi pembelajaran mencakup mata pelajaran baik
normative (kelompok A), adaptif (kelompok B), maupun produktif (kelompok C).
Metode adalah cara yang digunakan guru dalam menyampaikan materi pelajaran
untuk peserta didik, sehingga dapat tercapainya suatu tujuan kurikulum yang diharapkan.
Media merupakan suatu wahana penyaluran informasi yang dapat disampaikan
melalui pesan atau sarana lain.
Kurikulum 2013 dirancang untuk menyiapkan lulusan program keahlian
administrasi perkantoran yang memiliki kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional,
dan kecerdasan spiritual secara seimbang sebagai bekal untuk terjun ke dunia kerja agar
dapat menjadi sekretaris professional yang kompeten dan berakhlak mulia. Maka dari itu
kita sebagai calon pendidik administrasi perkantoran harus mampu menguasai materi,
metode dan media pembelajaran yang digunakan dalam menciptakan proses
pembelajaran administrasi perkantoran yang efektif, menyenangkan, dan bermakna.
36
Daftar Pustaka
Basuki Wibawa dan Farida Mukti. (1992). MEDIA PENGAJARAN. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Drs.St. Mulyanta,M.Kom dan Marlon Leong,S.Kom.,M.Kom. (2009). MEDIA Pembelajaran.
Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Hamalik, D. O. (2008). KURIKULUM dan PEMBELAJARAN. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hariyanto.
(2011).
Macam-Macam
Metode
Pembelajaran.
http://belajarpsikologi.com/macam-macam-metode-pembelajaran/
[Online].
yang
Tersedia:
direkam
https://ibnufajar75.wordpress.com/2014/05/31/model-model-pembelajaran-
A.
(2008).
PERENCANAAN
PEMBELAJARAN.
Bandung:
PT
REMAJA
ROSDAKARYA.
MKDP, T. P. (2011). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: PT RajaGrafindo Persada.
Mulyanta dan Marlon Leong. (2013). Media Pembelajaran. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya
Yogyakarta.
Pembelajaran, T. P. (2009). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Universitas Pendidikan
Indonesia.
Simamora, R. H. (2009). Buku Ajar Pendidikan Dalam Keperawatan. Jakarta: EGC.
Sudjana, N. (1989). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar.
Wahyu, Arif Wirawan. (2015). Penerapan Media Pembelajaran Berbasis Prezi Untuk
Meningkatkan
Hasil
Belajar
Administrasi
Kepegawaian.
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/snpe/article/view/6991/4778
[Online].
yang
Tersedia
direkam
:
7
1.
2.
3.
4.
NAMA
Ani Yulianti
Anzela Puspita
Dewi
Chindy
Farah
Sausan
Intan Nurlita
TUGAS
KETERANGA
N
Wibawa dan Mukti. (1991). Media Pengajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga
Kependidikan.
38