Anda di halaman 1dari 3

ETIKA

KEPROTOKOLAN
Oleh : Delia Lintang Yulianti, A.Md (Kelompok 1/No Absen 12)

LATSAR CPNS Angkatan II Tahun 2021


Latsar CPNS Angkatan II Tahun 2021

ETIKA KEPROTOKOLAN

A. Pengertian
Protokol merupakan kata yang bersumber pada Bahasa Yunani, berasal dari
kata “protokollum” yang mengandung kata “protos” (pertama) dan “kollo”
(diletakkan) atau dengan kata lain diartikan sebagai perekat yang pertama. Protokol
menyangkut kaidah/norma/aturan yang berlaku, dalam menghadapi acara resmi atau
kenegaraan baik untuk kegiatan-kegiatan di dalam negeri maupun antar negara secara
resmi.
Menurut Erwanto (2013) Etika Keprotokolan merupakan bentuk tutur, sikap
dan perbuatan yang baik dan benar berdasarkan kaidah norma universal yang
dilakukan secara sadar dalam tata pergaulan yang berlaku pada tempat, waktu, dan
ruang lingkup serta situasi tertentu, untuk menciptakan komunikasi dan hubungan
kerja sama yang positif dan harmonis baik antar individu, kelompok masyarakat, dan
lembaga/organisasi,maupun antar bangsa dan negara.

B. Manfaat dan tujuan


Beberapa manfaat dalam mempelajari etika keprotokolan bagi CPNS :
1. Untuk meningkatkan pemahaman dan kompetensi peserta Latsar dalam
memberikan pelayanan terbaik dan professional
2. Untuk membantu peserta Latsar memahami secara kognitif konsep etika, etiket,
dan pengembangan kepribadian secara umum
3. Mengasah kemampuan afektif dalam mengelola perasaan, emosi serta nilai-nilai
internalisasi diri
4. Memberikan bekal kemampuan teknis psikomotor mengenai aspek etika

C. Komunikasi Efektif dalam Keprotokolan


Beberapa hal yang diperlukan untuk dapat berbicara secara efektif:
1. Berbicara dengan rasa percaya diri yang kuat;
2. Mempunyai persepsi yang tepat terhadap keadaan lingkungan dan individu yang
terlibat dalam interaksi tersebut;
3. Dapat menguasai situasi dan memilih topik pembicaraan yang menarik;
4. Mengetahui hasil yang diharapkan dari interaksi/perbincangan;
5. Menghindari memotong/menyela pembicaraan orang lain;

1
Latsar CPNS Angkatan II Tahun 2021

6. Sebaiknya tidak memberi penialain negatif sebelum mendapatkan gambaran yang


lengkap;
7. Menghindari memonopoli pembicaraan atau percakapan, membual tentang diri
sendiri;
8. Mengindari pembicaraan tentang hal-hal yang dapat menimbulkan pertentangan
dan pembicaraan tentang penyakit, kematian, dll.;
9. Menghindari pertanyaan yang menanyakan harga barang orang lain, masalah yang
sifatnya pribadi, dan gosip/berita yang belum tentu kebenarannya;
10. Pergunakan kata-kata manis dan sopan;
11. Pandai-pandai menarik hikmah/manfaat dari pembicaraan;
12. Akhiri pembicaraan dengan “damai”, tanpa meninggalkan “hurt feeling” atau
“kekecewaan” pada lawan bicara yang dihadapi, dan lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai