Anda di halaman 1dari 11

Nama : Qayyum Deyatari P.

NPM : 17043010096 / C

Mengelola Media Perusahaan (House Jounal)


House Journal adalah salah satu bentuk media komunikasi Public Relations yang paling tua.
Orang-orang Amerikanya House Journal bernama The Lowell Offering (1842), The I. M. Singer
& Co’s Gazette (1855) dan The Travelers Insurance Companies (perusahaan asuransi perjalanan)
dengan Protector (1865). Kehadiran House Journal membuktikan bahwa penerbitan media ini
bukan kegiatan baru bagi Public Relations atau hanya kegiatan penunjang saja. Di Inggris Raya,
Lever Brothers telah meluncurkan media House Journal menghadapi akhir abad ke-19
(Jefkins,1988:154).
Dalam bukunya Essentials of Public Relation, Frank Jefkins, lebih jauh menyebutkan
bahwa House Journal memiliki berbagai nama lain seperti House Organs (penerbitan internal),
employee newspaper (surat kabar karyawan), dan company newspaper (surat kabar perusahaan).
Selain yang disebutkan Jefkins, nama yang lainnya sepersti inhouse magazine (majalah internal),
di Indonesia disebut majalah intern. Dengan kata lain majalah itu diterbitkan khusus untuk
kalangan terbatas.
House Publication (publikasi sendiri) tidak dibatasi hanya diterbitkan oleh perusahaan atau
organisasi profesi dalam dunia perdagangan dan industri. Pada kenyataannya hampir setiap
bentuk organisasi di sektor swasta, perdagangan atau non perdagangan menerbitkan House
Journal. Di indonesia baik perusahaan organisasi massa (nonprofit) seperti organisasi profesi,
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), organisasi pemuda dan organisasi sosial politik, berupaya
menerbitkan House Journal.

A. Bentuk-Bentuk House Journal


Frank Jefkins menyebutkan terdapat lima bentuk utama House Journal:
1. The sales bulletin: sebuah bulletin sebagai media komunikasi regular antar seorang
sales manajer dengan salesmen-nya di lapangan. Terbit secara mingguan.
2. The newsletter: berisi pokok-pokok berita yang diperuntuhkan bagi pembaca yang
sibuk.
3. The magazine: berisikan tulisan berbentuk feature, artikel dan gambar, koto,
diterbitkan setiap bulan atau tribulan.
4. The tabloit newspaper: mirip surat kabar populer (umum) dan berisikan pokok-pokok
berita yang sangat penting, artikel pendek, dan ilostrasi. Diterbitkan mingguan,
dwimingguan, bulanan, atau setiap dua bulan sekali.
5. The wall newspaper: bentuk media komunikasi staf atau kariawan di satu lokasi
pabrik, perusahaan. Atau pasar suwalayan. Di indonesia di kenal dengan surat kabar/majalah
dinding.
B. Faktor-Faktor Yang Harus Di Perhatikan Dalam Pembuatan House Journal
House Journal sebagai salah satu media bentuk kegiatan pabrik relations sudah
seharusnya di arahkan kepada pencapaian tujuan dari perusahaan/lambang itu sendiri, yaitu
membangun citra positif public terhadap perusahaan/lambang dengan harapan untuk mendapat
dukungan dari publicnya. Terdapat beberapa faktor oleh public relations dalam pembuatan house
journal, yaitu:
1. Readers (pembaca).
Penting untuk diketahui bahwa seponsor dan redaksi dari house journal harus secara pasti tahu
siapa yang menjadi target/sasaran pembaca, apakah manajemen, eksekutif atau karyawan
kebanyakan.
2. Kuantitiy (eksemplar, tiras/opla)
Jumlah tirah dari house journal yang diterbitkan tentunya harus disesuaikan dengan jumlah
konsumen.
3. Reguency (waktu terbit atau edisi)
Dari fasilitas dan biaya yang ada dapat diputuskan untuk menerbitkan sebuah house journal
dengan waktu edisi terbit, harian, mingguan,bulanan atau dengan waktu yang jarang,
dwibulanan, triwulanan tetapi tidak boleh ada celah yang terlalu besar karena akan
menghilangkan dari keberkalaan atau kontinuitas terbit.
4. Policy (kebijakan redaksi)
Dalam pembuatan house journal menetapkan tujuan penerbitan.
5. Title (nama house journal)
Nama dan logo house journal termasuk dalam rancangan/desains.
6. Proses pencetakan.
Proses pencetakan ini ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut: bentuk dan lembarnya house
journal, jumlah eksemplar/tiras, penggunaan warna (banyak warna, sebagian atau hitam putih
dan jumlah gambar/foto).
7. Style (format/gaya/bentuk).
Hal-hal yang mempengaruhi penampilan/gaya house journal adalah ukuran halaman, beberapa
banyak kolom,tipo gafik,ilustrasi,kesimbangan berita,feature dan artikel.
8. Free issue or cover price.
Ada dua pendapat mengenai hal ini, pertama house journal itu tidak dihargakan/dijual,
sedangkan yang lainnya berpendapat bahwa apabila house journal itu ingin dihargai atau dinilai
lebih tinggi, tidak sekedar iseng belaka, house journal itu dihargaka/dijual
9. Advertisement (iklan)
Seperti halnya media pers lainnya, house journal mampu menyerap iklan.
10. Distribution (sirkulasi)
Dalam mendistribusikan house journal harus diperhitungkan aktualitas penerbitan.

C. Public Relation Memerlukan Media House Journal


Dalam pengelolaan media house lournal bisa sebagai alat manajemen atau sebagai
alat/provokasi karyawan atau bila perlu kombinasi keduanya yakni mencerminkan kedua
kepentingan (manajemen dan buruh/karyawan).
Komposisi informasi yang tertera dalam rubrik-rubrik house journal tersebut mengacu
pada kepentingan perusahaan perusahaan itu sendiri. Misalnya house journal ini ingin
menampilkan dua kepentingan manajemen dan karyawan, dengan komposisi presentasi
misalnya, manajemen 50% dan karyawan 50% atau 60%:40%, 70%:30%, 80%:20% atau
komposisi ini bisa dibalik.
Setelah itu perlu dibuat matriks proporsi halaman pada house journal yang
mencerminkan kepentingan manajemen dan karyawan. Misalnya halaman untuk nama-nama
rubrikasi.
D. Proposal Penerbitan House Journal
Proposal penerbitan media komunikasi House Journal Public Relations suatu perusahaan
mencakup:
1. PENDAHULUAN
2. MEDIA KOMUNIKASI
3. SEGMEN PEMBACA
4. RUBRIKASI dan PERIODISASI
5. ANGGARAN BIAYA PENERBITAN
6. STRUTUR ORGANISASI PENERBITAN
7. PENAWARAN PEMASANGAN IKLAN
8. RENCANA KEGIATAN
E. Majalah Penerbitan House Journal
Manajemen adalah kemampuan untuk mengelola, mendayagunakan, dan mengarahkan
sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan
Unsur-unsur manajemen terdiri dari man (sumber dayamanusia), money (model), machine
(fasilitas produksi), material (bahan buku), dan method (cara atau oprasionalnya).
Masalah manajemen berkaitan dengan usaha untuk memelihara kerjasama kelompok orang
dalam satu kesatuan serta memanfaatkan sumber daya yang lain untuk mencapai tujuan-tujuan
tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya.
Definisi manajemen menurut JAMES STONER adalah proses perencanaan dan
pengoganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan
penggunaan sumber daya lain yang ada dalam organisasi guna mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Menurut H. Fayol, fungsi manajemen adalah perencanaan pengorganisasian, pemberian
komando/perintah, pengkoordinasian dan pengawasan.
Beberapa kegiatan dan sasaran public relations yang mendukung sasaran manajemen suatu
perusahaan:
1. Building corparate identities and image (membangun identitas perusahaan dan citra
perusahaan)
2. Facing crisisi yaitu mengatasi keadaan krisis yang dialami perusahaan yang disebabkan
berbagai hal.
3. Promation public couse yaitu mempromosikan hal-hal yang menyangkut kepentingan
umum/masyarakat.
Empat bidang penting dalam suatu penerbitan adalah: (1) bidang redaksi; (2) bidang
periklanan; (3) bidang sirkulasi; (4) bidang keuangan (Rorimpandey, dalam Wibisono, 1991:33).
Frank Jefkins menyebutkan: (1) the editorial department; (2) the advertisement department; (3)
production department; (4) circulation department (1984:100).

F. Pembagian Bidang Redaksi House Journal


Penerbit (publisher) atau pemimpin umum memiliki wewenang tertinggi dalam penerbitan
(seperti pers atau house journal). Dalam pengorganisasiannya pemimpin umat ini membawahi
lima bidang yaitu: (1) bidang redaksi; (2) bidang iklan; (3) bidang sirkulasi; (4) bidang produksi;
(5) bidang perusahaan atau usaha;.
Managing Editor/Redaktur pelaksana memimpin suatu susunan: (1) bagian operasi yang
memburu,mengejar dan mengumpulkan pemberitaan penerbitan pers atau house journal; (2)
bagian pengelolaan yang mengadakan prosesing isi pemberitaan penerbitan pers atau house
journal sampai matang.
Masalah yang banyak timbul adalah terjadinya jurang pemirsa yang lebar antara pemimpin
redaksi dan reporter, karena bagian redaksi seorang yang menjaga “gawang” berita-berita yang
masuk sebelum berita itu “diloloskan” kepercetakan dan koordinator reportase mengatur dan
memimpin para reporter, menugaskan merekan untuk mencari bahan berita.

G. Perencanaan Isi Dan Rubrikasi


Beberapa hal pokok untuk menilai informasi tersebut mempunyai news value (nilai berita)
dan news worthy (beharga sebagai berita) atau tidak yaitu:
1. Significant (penting, apakah berita itu penting untuk pembaca atau tidak?
2. Magnitude (besar), cukup besarkah pengaruh berita itu terhadap pembaca atau tidak?
3. Aktualitas, apakah berita ini baru untuk pembaca atau tidak?
4. Proximity (jarak), apakah berita tersebut punya kedekatan jarak atau tidak terhadap
pembaca. Kedekatan ini bisa bersifat geografis atau psikologis.
5. Human interest, ada sentuhan kemanusiaannya atau tidak?
6. Prominent (terkenal), apakah yang diberitakan cukup terkenal atau tidak?
Contoh nama rubrikasi untuk house journal suatu perusahaan di antaranya: laporan utama,
laporan khusus, teknologi, keuangan, fisi,trend. Peristiwa pemberita, lingkungan dan
keselamatan, interaksi, halaman kita, perjalanan, serba serbi, tokoh, memo, resensi.

H. Pengumpulan Informasi Untuk House Journal


Melvin Mencher, dalam bukunya Basic News Writting mengemukakan tiga sumber utama
memperoleh informasi untuk berita adalah:
1. Pengalaman langsung: Fakta dan data diperoleh seorang reporter dengan melakukan
pengamatan langsung atau obsevasi ke lokasi kejadian atau peristiwa secara langsung. Pada
pelaksanaannya reporter dikejar waktu dan banyak beresiko tinggi. Fakta inilah yang membawa
tingginya nilai berita.
2. Human source (nara sumber): Fakta dapat diperoleh dengan melakukan wawancara kepada
orang-orang yang menyaksikan, terlibat atau terkait dengan peristiwa itu. Misalnya orang yang
berwenang tentang suatu objek, orang yang terlibat dalam suatu peristiwa. Reporter melakukan
hal ini biasanya karena untuk menambah fakta dan data setelah mengamati langsung atau
reporter tidak dapat mengamati langsung suatu peristiwa.
3. Menelusuri berbagai laporan, dokumen, bahan referensi lainnya, termasuk kliping koran,
film dan rekaman dari perpustakaan stasiun penyiaran,pertemuan,rekaman
tape,pengadilan,polisi, catatan legislatif, anggaran, dan catatan pajak.
I. Menulis Naskah untuk House Journal
Menulis naskah untuk media masa, termasuk cetak itu bergantung kepada bentuk naskah
yang hendak di tulis. Secara garis besar bentuk-bentuk naskah surat kabar, majalah dan media
masa cetak lainnya (termasuk house journal) adalah bentuk berita, feature/tuturan/karangan khas,
newsfeature, dan artikel
Berita (news) adalah laporan tentang fakta atau ide yang termasak, yang di pilh oleh staf
redaksi atau media penerbitan untuk disiarkan,yang dapat menarik perhatian pembaca. Hal itu
bisa saja karena ia luar biasa, karena pentingnya atau akibatnya, atau juga karena ia mencangkup
segi-segi human interenst, seperti humor, emosi, dan ketegangan.
Menurut Patmono,alasan penulisan seperti itu untuk memudahkan penyunting atau
pembuangan informasi yang tidak penting, karena keterbatasan kolom yang tersedia di surat
kabar atau majalah. Cara menuliskan berita dimulai dengan penulisan lead atau teras berita. Teras
berita ini merupakan bagian terpenting dari seluruh berita. Karena itu ia memuat unsur 5W+1H.
Kelima W itu ialah What (apa), Who (siapa), Where (dimana), When (kapan), dan Why
(mengapa), sedangkan 1H berarti How (bagaimana). Unsur apa dari keenam yang akan
ditonjolkan dalam berita bergantung dari faktanya.
Dalam teknik menulis berita, jika teras berita telah dapat dirumuskan umumnya tubuh berita
hanya tinggal meneruskan. Mengingat teknik menulis berita erat pula hubungannya dengan
bahasa jurnalistik, gaya dan teknik menulis berita harus berpegang pada: (1) laporan berita
haruslah bersifat menyeluruh; (2) ketertiban dan keteraturan mengikuti gaya menulis berita; (3)
tepat di dalam penggunaan bahasa dan tata bahasa; (4) ekonomi kata harus diterapkan; (5) gaya
penulisan haruslah hidup, punya makna, warna dan imajinasi.
Lebih jauh, Assegaff menyebutkan fungsi artikel dalam bentuk tajuk rencana (editorial)
adalah:
 Menjelaskan latar belakang. Dalam fungsi pertama ini tajuk rencana berfungsi untuk
memberikan kaitan suatu berita dengan kenyataan-kenyataan sosial lainnya.
 Mengisi latar belakang. Dalam fungsi kedua ini tajuk rencana berfungsi untuk
memberikan kaitan sesuatu berita dengan kenyataan-kenyataan sosial lainnya.
 Meramalkan masa depan. Dalam fungsi ketiga ini, si penulis tajuk rencana menjadi
futuris dengan analisis mencoba memberikan ramalan apa yang akan terjadi dan karena
itu kita dapat berjaga-jaga atau memanfaatkan sesuatu di masa depan.
 Meneruskan suatu penilaian moral. Dalam fungsi yang keempat ini, seorang penulis tajuk
rencana memberikan penilaian dan sikapnya atas suatu kejadian.

J. Desain House Journal


Bidang desain atau perancangan tata rupa majalah, sering disebut bidang artistik, yaitu
istilah yang mengacu kepada ikhwal “art” atau “artist”. Istilah ini mengandung makna:
keindahan dan keterampilan yang imajinatif. Oleh karena itu, perancangan tata rupa acapkali
memang hanya dihubungkan dengan soal keindahan.
Membentuk karakter suatu House Journal dilakukan dengan berbagai cara yaitu:
1. Menentukan nama dan membuat logo House Journal dengan cermat.
2. Membuat sistem tata letak (lay out) kulit muka beserta halaman isi secara konsinsten
namun variatif, agar tampak dinamis (tidak monoton) serta terpadu.
3. Pemilihan kelompok huruf yang dipakai serta memilih warna identitas bila perlu.
4. Memilih gaya penempilan yang khas dan efektif sejalan dengan konsep dasar editorialnya
(di dalamnya termasuk: maksud, tujuan, sasaran dan strategi kominikasi).
Gaya penampilan dapat serius, santai, ilmiah, populer, elit, bisa, akrab, dingin, hangat, resmi,
main-main, klasik, futuristik, tradisional, modern, glamour, lugu, dewasa, remaja dan
sebagainya. Dapat pula gaya berupa paduan beberapa sifat yang saling menjalin secara harmonis.
Perangkat tata rupa House Journal:
 Tipografi, seni memilih huruf dan menyusunnya secara efektif dan menarik. Dalam
penerbitan, kelompok huruf dibagi dua menurut fungsi dan penampilan, yaitu: (a) huruf
teks (body copy); (b) huruf judul (display). Bentuk huruf mempunyai segi: (a)
keterbacaan; (b) keindahan; (c) sifat khas.
 Kisah atau grid, berupa garis-garis penolong (yang natinya tidak akan nampak pada hasil
cetak),untuk menampilkan “sistem” perupaan sebagai peletakan unsur-unsur visual,
terutama untuk kolom-kolom, batas ukuran gambar/foto, ruang untuk baris judul bila ada,
yang berlaku untuk seluruh atau sebagian besar halaman-halaman dalam suatu House
Journal.keseragaman ini perlu ada agar:(a) memudahkan pekerjaan (jelas pegangannya);
(b) membentuk kesatuan citra (akibat kesatuan karakter lewat rupa).
 Gambar dan foto, mempunyai daya tangkap yang lebih langsungdan lebih segar
dibandingkan dengan kata-kata. Gambar dan foto dapat dicerna,dipahami, dan dirasakan,
dalam waktu yang singkat.
 Ruang, dalam perencanaan tata letak, ruang dibagi: (a) ruang kosong; (b) ruang isi
(daerah tulisan, gambar foto).
Bagian desain House Journal yang perlu diperhatikan adalah:
1. Kulit (kover), adalah wajah yang mampu menarik perhatian,dan membangkitkan keingin
tahuan calon pembaca. Kulit muka adalahetalase yang harus mampu menggiring minat
para pelihat untuk masuk kehalaman-halaman isi di dalam. Kulit muka adalah juga
cermin kepribadian media yang paling dulu ditangkap orang. Oleh karena itu, rancangan
kulit harus istimewa dan khas. Rancangan kulit muka meliputi empat unsur: (a) format
dasar (bentuk ukuran); (b) logo (harus kena dengan karakter, indah dan khas, deserta
tulisan tanggal); (c) ilustrasi (gambar/foto/tulisan khas); (d) judul-judul penunjuk isi (dari
yang pertama sampai ukuran yang menarik).
2. Daftar isi halaman isi dapat mungkin dibuat menarik dan mudah ditemukan tempatnya
(tidak tersembunyi).
3. Tulisan utama halaman ini harus dirancang secara efektif, menarik dari nomor edisi ke
nomor edisi lainnya.
4. Halaman santai diperlukan untuk “bernafas” , sering kali justru halaman yang sering kali
dicari oleh pembaca.
5. Halaman tengah satu-satunya bagian yang tidak terputus, dapat dimanfaatkan untuk
perupaan yang unik menarik.

K. Penyunting Naskah House Journal


Menyunting (editing) adalah suatu tanggung jawab yang dipukul bersama oleh banyak
orang di surat kabar (termasuk house journal pen). Penyuntingan mulai seorang reporter
memperbaiki tulisannyan sebelum dia menyerahkannya. Penyuntingan selesai ketika kesalahan
terahir sudah diperbaiki bedb erapa saat ketika edisi koran naik cetak- bahkah setelah itu kalau
(batas waktu) memungkinkan. Di antara kedua saat itu para subeditor (redaktur pembantu)
menggunakan keterampilan mereka. Seberapa pandai mereka menaikan peran itu menentukan
perbedaan antara tulisan yang yang sangat baik dibaca, bahkan mungkin mengasikan, dan yang
sedang-sedang saja.
Pada dasarnya, unkap Agee, tugas seorang redaktur mencakup hal berikut:
a) Mencari kesalahan-kesalahan faktual dan memperbaikinya.
b) Menjaga jangan sampai terjadi kontradiksi dan mengedit berita tersebut untuk
memperbaikinya.
c) Memperbaiki kesalahan dan penggunaan tanda-tanda baca, tata bahasa, ejaan, angka,
namadan alamat.
d) Menyesuaikan naskah dengan gaya surat kabar (house journal pen) bersangkutan.
e) Mengetatkan tulisan, membuat satu kata melakukan pekerjaan 3 atau 4 kata, menjadikan
satu kalimat, menyatakan fakta-fakta yang terdapat dalam satu paragraf, menyingkat
tulisan sesuai dengan ruang yang tersedia.
f) Menjaga jangan sampai terjadi penghinaan, arti ganda dalam tulisan yang memuakan
(bad taste)
g) Melengkapi tulisan dengan bahan-bahan tipografi, seperti anak judul, bila diperlukan.
h) Menulis judul untuk berita bersangkutan.
i) Dibeberapa surat kabar, redaktur juga menulis kotion (keterangan gambar untuk foto dan
pekerjaan lain yang berhubungan dengan cerita yang disuntingnya.
j) Setelah edisi itu naik cetak, koran tersebut ditelaah secermat mungkin sebagai
perlindungan lebih lanjut terhadap kesalahan dan dilakukan perbaikan jika deadline masi
memungkinkan.
Tugas redaktur adalah menciptakan atau menulis judul. Fungsi judul yang baik adalah :
 Menarik perhatian pembaca.
 Menyimpulkan isi berita.
 Menjadi petunjuk pembaca mengenai isi halaman.
 Menulis mood berita.
 Membantu menentukan nada surat kabar.
 Memberi keringanan pada tipografi.
Judul juga berfungsi antara lain:
a) Bersaing satu sama lain untuk menarik pembaca keberita-berita mereka. Berita yang baik
bisa saja terlewatkan karena judulnya menarik perhatian pembaca.
b) Menyediakan bahan bagi paket pameran yang menarik.
c) Memberi ciri khas dan stabilitas kepada koran.
d) Menjual koran, terutama kepada edisi-edisi yang di pajang di kios-kios surat kabar.

K. Proses Pencetakan House Journal


Dalam menerbitkan house journal,bisa dalam bentuk elektronik yaitu dengan menggunakan
kaset audio,kaset fidio, dan komputer. Bisa juga dalam bentuk cetakan.
Dalam kondisi cetak, proses cetak berarti usaha untuk mempromosikan atau menyalin
dengan menggunakan suatu alat-alat media atau secara semu dikatakan mencetak.
Dewasa ini ada beberapa model pencetakan yang di kenal, antara lain sebagai berikut:
1. Cetak offset
Pada dasarnya cetak offset berdasarkan pada proses kimiawi seperti ritografi (saling tolak antar
lemak dan air). Penemu cetak offset adalah Schnefelder
Cetak offset (termasuk cetak datar) menggunakan plat-plat logam. Plat cetak di pasang di
sekeliling silinder yang memberrikan prinsip rotasi dan kecepatan atau lebih tinggi, di mana
bagian yang mencetak dan bagaimana yang di cetak tingginya sama, dengan prinsip bahwa
lemak dan air sangat menolak di mana bagian yang menarik tinta mampu menolak tinta cetaknya
datar dalam suatu bidang. Proses cetak ini disebut proses cetak tidak langsung.
Sesuai dengan perbedaan penggunaannya,mesin cetak offset di bagi kedalam tujuh
kelompok yaitu:
a) Duplikator untuk kantor.
b) Mesing cetak offset kecil.
c) Mesin cetak ukuran medium.
d) Mesin cetak ukuran besar.
e) Mesin cetak multiwarna.
f) Mesin cetak perfektor (warna tunggal dan multiwarna).
g) Mesin cetak offset rotasi (satu warna dan multiwarna).
2. Letterpress (cetak tinggi)
Pada proses cetak tinggi huruf-huruf teks dan gambar-gambar lebih tinggi dari pada yang tidak
mencetak. Rol-rol tinta hanya menyentuh bagian-bagian yang tinggi. Tulisan dan gambar
kemudian di pindahkan langsung ke atas kertas atau bahan kertas lainnya dengan tekanan yang
kuat.
Secara teknis, prinsip tekanan cetak di kerjakan dengan tiga jalan yaitu:
a) Mesin cetak tangan horizontal dan mesin tangan fertikal.
b) Mesin cetak cepat, sistem ini menggunakan sebuah silinder yang membawa kertas.
c) Mesin cetak rotasi, pada bagian mesin acuan cetak haruslah bulat, yang di bulatkan di
sekeliling sebuah silinder.
3. Gravure
Prinsip cetak gravure yaitu semua bagian pecetakan dietsa atau dipahat pada plat tembaga/baja.
Setelah itu di beri tinta cetak yang masuk ke bagian yang dalam. Kemudian plat tersebut
dibersihkan dengan semacam pisau (doctor-blade), tintanya tinggal di bagian yang dalam (yang
lekuk) dan akan dipindahkan ke atas kertas ketika dilakukan pencetakan.
4. Screen printing
Proses cetak ini dipakai terutama jika ketiga proses terdahulu tidak bisa terpakai, karena acuan
cetaknya tidak tinggi, tidak datar, dan tidak juga dalam. Tetapi pencetakan digunakan dengan
menggunakan selembar saring (stensil).
5. Photogelatin atau collotype
Cetak collotype adalah suatu proses foto mekanis yang dipakai untuk memproduksi foto-foto dan
lukisan-lukisan. Sistem cetak ini adalah satu-satunya proses cetak yang tidak menggunakan nada
lengkap yang sesungguhnya sehingga dengan demikian diperoleh mutu reproduksi yang jauh
tinggi mutunya bila dibandingkan dengan proses cetak lainnya.
6. Flexography
Merupakan proses cetak tinggi, perbedaannya terletak pada tinta yang digunakan adalah tinta
anilin yaitu aliran dan tidak membutuhkan distribusi.
Semua mesin anilin adalah mesin-mesin bersilinder dan mempergunakan penyalur kertas. Acuan
cetaknya berupa blok-blok karet yang dibungkuskan pada silinder. Silinder cetak ini berputar
mengenai silinder penekan. Di antara kedua silinder itu kertas yang akan dicetak ddilintaskan.
7. Letterset/dry offset
Proses cetak ini merupakan kombinasi antara dua proses dasar cetak dimana piringan mesin
cetak (dangkal) menyimpan gambar pada silinder kain dan pencetakan terjadi dari kain. Proses
ini dalam pelaksanaannya tanpa menggunakan air dan di sini terjadi pencetakan tidak langsung.
8. Thermography
Dalam pelaksanaannya proses cetak ini menggunakan metode kombinasi, yaitu dimulai dengan
mencetak melalui model offset atau letterpress, dengan menggunakan tinta khusus (non drying
inks) dan menambahkan bubuk di sekitar gambar.
9. Elextrostatic printing
Xerography merupakan salah satu sistem cetak kering yang didasari prinsip elextrostatic. Prinsip
ini peertama kali di perkenalkan pada tahun 1948 yaitu Xerography. Meskipun penerapan secara
komersil berkembang cepat, namun sebagian besar untuk mesin fotokopi kantor proses ini
menggambarkan suatu perubahan konsep dari yang sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai