House Journal adalah salah satu bentuk media komunikasi Public Relations yang paling tua. Orang-orang Amerikanya House Journal bernama The Lowell Offering (1842), The I. M. Singer & Co’s Gazette (1855) dan The Travelers Insurance Companies (perusahaan asuransi perjalanan) dengan Protector (1865). Kehadiran House Journal membuktikan bahwa penerbitan media ini bukan kegiatan baru bagi Public Relations atau hanya kegiatan penunjang saja. Di Inggris Raya, Lever Brothers telah meluncurkan media House Journal menghadapi akhir abad ke-19 (Jefkins,1988:154). Dalam bukunya Essentials of Public Relation, Frank Jefkins, lebih jauh menyebutkan bahwa House Journal memiliki berbagai nama lain seperti House Organs (penerbitan internal), employee newspaper (surat kabar karyawan), dan company newspaper (surat kabar perusahaan). Selain yang disebutkan Jefkins, nama yang lainnya sepersti inhouse magazine (majalah internal), di Indonesia disebut majalah intern. Dengan kata lain majalah itu diterbitkan khusus untuk kalangan terbatas. House Publication (publikasi sendiri) tidak dibatasi hanya diterbitkan oleh perusahaan atau organisasi profesi dalam dunia perdagangan dan industri. Pada kenyataannya hampir setiap bentuk organisasi di sektor swasta, perdagangan atau non perdagangan menerbitkan House Journal. Di indonesia baik perusahaan organisasi massa (nonprofit) seperti organisasi profesi, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), organisasi pemuda dan organisasi sosial politik, berupaya menerbitkan House Journal.
A. Bentuk-Bentuk House Journal
Frank Jefkins menyebutkan terdapat lima bentuk utama House Journal: 1. The sales bulletin: sebuah bulletin sebagai media komunikasi regular antar seorang sales manajer dengan salesmen-nya di lapangan. Terbit secara mingguan. 2. The newsletter: berisi pokok-pokok berita yang diperuntuhkan bagi pembaca yang sibuk. 3. The magazine: berisikan tulisan berbentuk feature, artikel dan gambar, koto, diterbitkan setiap bulan atau tribulan. 4. The tabloit newspaper: mirip surat kabar populer (umum) dan berisikan pokok-pokok berita yang sangat penting, artikel pendek, dan ilostrasi. Diterbitkan mingguan, dwimingguan, bulanan, atau setiap dua bulan sekali. 5. The wall newspaper: bentuk media komunikasi staf atau kariawan di satu lokasi pabrik, perusahaan. Atau pasar suwalayan. Di indonesia di kenal dengan surat kabar/majalah dinding. B. Faktor-Faktor Yang Harus Di Perhatikan Dalam Pembuatan House Journal House Journal sebagai salah satu media bentuk kegiatan pabrik relations sudah seharusnya di arahkan kepada pencapaian tujuan dari perusahaan/lambang itu sendiri, yaitu membangun citra positif public terhadap perusahaan/lambang dengan harapan untuk mendapat dukungan dari publicnya. Terdapat beberapa faktor oleh public relations dalam pembuatan house journal, yaitu: 1. Readers (pembaca). Penting untuk diketahui bahwa seponsor dan redaksi dari house journal harus secara pasti tahu siapa yang menjadi target/sasaran pembaca, apakah manajemen, eksekutif atau karyawan kebanyakan. 2. Kuantitiy (eksemplar, tiras/opla) Jumlah tirah dari house journal yang diterbitkan tentunya harus disesuaikan dengan jumlah konsumen. 3. Reguency (waktu terbit atau edisi) Dari fasilitas dan biaya yang ada dapat diputuskan untuk menerbitkan sebuah house journal dengan waktu edisi terbit, harian, mingguan,bulanan atau dengan waktu yang jarang, dwibulanan, triwulanan tetapi tidak boleh ada celah yang terlalu besar karena akan menghilangkan dari keberkalaan atau kontinuitas terbit. 4. Policy (kebijakan redaksi) Dalam pembuatan house journal menetapkan tujuan penerbitan. 5. Title (nama house journal) Nama dan logo house journal termasuk dalam rancangan/desains. 6. Proses pencetakan. Proses pencetakan ini ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut: bentuk dan lembarnya house journal, jumlah eksemplar/tiras, penggunaan warna (banyak warna, sebagian atau hitam putih dan jumlah gambar/foto). 7. Style (format/gaya/bentuk). Hal-hal yang mempengaruhi penampilan/gaya house journal adalah ukuran halaman, beberapa banyak kolom,tipo gafik,ilustrasi,kesimbangan berita,feature dan artikel. 8. Free issue or cover price. Ada dua pendapat mengenai hal ini, pertama house journal itu tidak dihargakan/dijual, sedangkan yang lainnya berpendapat bahwa apabila house journal itu ingin dihargai atau dinilai lebih tinggi, tidak sekedar iseng belaka, house journal itu dihargaka/dijual 9. Advertisement (iklan) Seperti halnya media pers lainnya, house journal mampu menyerap iklan. 10. Distribution (sirkulasi) Dalam mendistribusikan house journal harus diperhitungkan aktualitas penerbitan.
C. Public Relation Memerlukan Media House Journal
Dalam pengelolaan media house lournal bisa sebagai alat manajemen atau sebagai alat/provokasi karyawan atau bila perlu kombinasi keduanya yakni mencerminkan kedua kepentingan (manajemen dan buruh/karyawan). Komposisi informasi yang tertera dalam rubrik-rubrik house journal tersebut mengacu pada kepentingan perusahaan perusahaan itu sendiri. Misalnya house journal ini ingin menampilkan dua kepentingan manajemen dan karyawan, dengan komposisi presentasi misalnya, manajemen 50% dan karyawan 50% atau 60%:40%, 70%:30%, 80%:20% atau komposisi ini bisa dibalik. Setelah itu perlu dibuat matriks proporsi halaman pada house journal yang mencerminkan kepentingan manajemen dan karyawan. Misalnya halaman untuk nama-nama rubrikasi. D. Proposal Penerbitan House Journal Proposal penerbitan media komunikasi House Journal Public Relations suatu perusahaan mencakup: 1. PENDAHULUAN 2. MEDIA KOMUNIKASI 3. SEGMEN PEMBACA 4. RUBRIKASI dan PERIODISASI 5. ANGGARAN BIAYA PENERBITAN 6. STRUTUR ORGANISASI PENERBITAN 7. PENAWARAN PEMASANGAN IKLAN 8. RENCANA KEGIATAN E. Majalah Penerbitan House Journal Manajemen adalah kemampuan untuk mengelola, mendayagunakan, dan mengarahkan sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan Unsur-unsur manajemen terdiri dari man (sumber dayamanusia), money (model), machine (fasilitas produksi), material (bahan buku), dan method (cara atau oprasionalnya). Masalah manajemen berkaitan dengan usaha untuk memelihara kerjasama kelompok orang dalam satu kesatuan serta memanfaatkan sumber daya yang lain untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Definisi manajemen menurut JAMES STONER adalah proses perencanaan dan pengoganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya lain yang ada dalam organisasi guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut H. Fayol, fungsi manajemen adalah perencanaan pengorganisasian, pemberian komando/perintah, pengkoordinasian dan pengawasan. Beberapa kegiatan dan sasaran public relations yang mendukung sasaran manajemen suatu perusahaan: 1. Building corparate identities and image (membangun identitas perusahaan dan citra perusahaan) 2. Facing crisisi yaitu mengatasi keadaan krisis yang dialami perusahaan yang disebabkan berbagai hal. 3. Promation public couse yaitu mempromosikan hal-hal yang menyangkut kepentingan umum/masyarakat. Empat bidang penting dalam suatu penerbitan adalah: (1) bidang redaksi; (2) bidang periklanan; (3) bidang sirkulasi; (4) bidang keuangan (Rorimpandey, dalam Wibisono, 1991:33). Frank Jefkins menyebutkan: (1) the editorial department; (2) the advertisement department; (3) production department; (4) circulation department (1984:100).
F. Pembagian Bidang Redaksi House Journal
Penerbit (publisher) atau pemimpin umum memiliki wewenang tertinggi dalam penerbitan (seperti pers atau house journal). Dalam pengorganisasiannya pemimpin umat ini membawahi lima bidang yaitu: (1) bidang redaksi; (2) bidang iklan; (3) bidang sirkulasi; (4) bidang produksi; (5) bidang perusahaan atau usaha;. Managing Editor/Redaktur pelaksana memimpin suatu susunan: (1) bagian operasi yang memburu,mengejar dan mengumpulkan pemberitaan penerbitan pers atau house journal; (2) bagian pengelolaan yang mengadakan prosesing isi pemberitaan penerbitan pers atau house journal sampai matang. Masalah yang banyak timbul adalah terjadinya jurang pemirsa yang lebar antara pemimpin redaksi dan reporter, karena bagian redaksi seorang yang menjaga “gawang” berita-berita yang masuk sebelum berita itu “diloloskan” kepercetakan dan koordinator reportase mengatur dan memimpin para reporter, menugaskan merekan untuk mencari bahan berita.
G. Perencanaan Isi Dan Rubrikasi
Beberapa hal pokok untuk menilai informasi tersebut mempunyai news value (nilai berita) dan news worthy (beharga sebagai berita) atau tidak yaitu: 1. Significant (penting, apakah berita itu penting untuk pembaca atau tidak? 2. Magnitude (besar), cukup besarkah pengaruh berita itu terhadap pembaca atau tidak? 3. Aktualitas, apakah berita ini baru untuk pembaca atau tidak? 4. Proximity (jarak), apakah berita tersebut punya kedekatan jarak atau tidak terhadap pembaca. Kedekatan ini bisa bersifat geografis atau psikologis. 5. Human interest, ada sentuhan kemanusiaannya atau tidak? 6. Prominent (terkenal), apakah yang diberitakan cukup terkenal atau tidak? Contoh nama rubrikasi untuk house journal suatu perusahaan di antaranya: laporan utama, laporan khusus, teknologi, keuangan, fisi,trend. Peristiwa pemberita, lingkungan dan keselamatan, interaksi, halaman kita, perjalanan, serba serbi, tokoh, memo, resensi.
H. Pengumpulan Informasi Untuk House Journal
Melvin Mencher, dalam bukunya Basic News Writting mengemukakan tiga sumber utama memperoleh informasi untuk berita adalah: 1. Pengalaman langsung: Fakta dan data diperoleh seorang reporter dengan melakukan pengamatan langsung atau obsevasi ke lokasi kejadian atau peristiwa secara langsung. Pada pelaksanaannya reporter dikejar waktu dan banyak beresiko tinggi. Fakta inilah yang membawa tingginya nilai berita. 2. Human source (nara sumber): Fakta dapat diperoleh dengan melakukan wawancara kepada orang-orang yang menyaksikan, terlibat atau terkait dengan peristiwa itu. Misalnya orang yang berwenang tentang suatu objek, orang yang terlibat dalam suatu peristiwa. Reporter melakukan hal ini biasanya karena untuk menambah fakta dan data setelah mengamati langsung atau reporter tidak dapat mengamati langsung suatu peristiwa. 3. Menelusuri berbagai laporan, dokumen, bahan referensi lainnya, termasuk kliping koran, film dan rekaman dari perpustakaan stasiun penyiaran,pertemuan,rekaman tape,pengadilan,polisi, catatan legislatif, anggaran, dan catatan pajak. I. Menulis Naskah untuk House Journal Menulis naskah untuk media masa, termasuk cetak itu bergantung kepada bentuk naskah yang hendak di tulis. Secara garis besar bentuk-bentuk naskah surat kabar, majalah dan media masa cetak lainnya (termasuk house journal) adalah bentuk berita, feature/tuturan/karangan khas, newsfeature, dan artikel Berita (news) adalah laporan tentang fakta atau ide yang termasak, yang di pilh oleh staf redaksi atau media penerbitan untuk disiarkan,yang dapat menarik perhatian pembaca. Hal itu bisa saja karena ia luar biasa, karena pentingnya atau akibatnya, atau juga karena ia mencangkup segi-segi human interenst, seperti humor, emosi, dan ketegangan. Menurut Patmono,alasan penulisan seperti itu untuk memudahkan penyunting atau pembuangan informasi yang tidak penting, karena keterbatasan kolom yang tersedia di surat kabar atau majalah. Cara menuliskan berita dimulai dengan penulisan lead atau teras berita. Teras berita ini merupakan bagian terpenting dari seluruh berita. Karena itu ia memuat unsur 5W+1H. Kelima W itu ialah What (apa), Who (siapa), Where (dimana), When (kapan), dan Why (mengapa), sedangkan 1H berarti How (bagaimana). Unsur apa dari keenam yang akan ditonjolkan dalam berita bergantung dari faktanya. Dalam teknik menulis berita, jika teras berita telah dapat dirumuskan umumnya tubuh berita hanya tinggal meneruskan. Mengingat teknik menulis berita erat pula hubungannya dengan bahasa jurnalistik, gaya dan teknik menulis berita harus berpegang pada: (1) laporan berita haruslah bersifat menyeluruh; (2) ketertiban dan keteraturan mengikuti gaya menulis berita; (3) tepat di dalam penggunaan bahasa dan tata bahasa; (4) ekonomi kata harus diterapkan; (5) gaya penulisan haruslah hidup, punya makna, warna dan imajinasi. Lebih jauh, Assegaff menyebutkan fungsi artikel dalam bentuk tajuk rencana (editorial) adalah: Menjelaskan latar belakang. Dalam fungsi pertama ini tajuk rencana berfungsi untuk memberikan kaitan suatu berita dengan kenyataan-kenyataan sosial lainnya. Mengisi latar belakang. Dalam fungsi kedua ini tajuk rencana berfungsi untuk memberikan kaitan sesuatu berita dengan kenyataan-kenyataan sosial lainnya. Meramalkan masa depan. Dalam fungsi ketiga ini, si penulis tajuk rencana menjadi futuris dengan analisis mencoba memberikan ramalan apa yang akan terjadi dan karena itu kita dapat berjaga-jaga atau memanfaatkan sesuatu di masa depan. Meneruskan suatu penilaian moral. Dalam fungsi yang keempat ini, seorang penulis tajuk rencana memberikan penilaian dan sikapnya atas suatu kejadian.
J. Desain House Journal
Bidang desain atau perancangan tata rupa majalah, sering disebut bidang artistik, yaitu istilah yang mengacu kepada ikhwal “art” atau “artist”. Istilah ini mengandung makna: keindahan dan keterampilan yang imajinatif. Oleh karena itu, perancangan tata rupa acapkali memang hanya dihubungkan dengan soal keindahan. Membentuk karakter suatu House Journal dilakukan dengan berbagai cara yaitu: 1. Menentukan nama dan membuat logo House Journal dengan cermat. 2. Membuat sistem tata letak (lay out) kulit muka beserta halaman isi secara konsinsten namun variatif, agar tampak dinamis (tidak monoton) serta terpadu. 3. Pemilihan kelompok huruf yang dipakai serta memilih warna identitas bila perlu. 4. Memilih gaya penempilan yang khas dan efektif sejalan dengan konsep dasar editorialnya (di dalamnya termasuk: maksud, tujuan, sasaran dan strategi kominikasi). Gaya penampilan dapat serius, santai, ilmiah, populer, elit, bisa, akrab, dingin, hangat, resmi, main-main, klasik, futuristik, tradisional, modern, glamour, lugu, dewasa, remaja dan sebagainya. Dapat pula gaya berupa paduan beberapa sifat yang saling menjalin secara harmonis. Perangkat tata rupa House Journal: Tipografi, seni memilih huruf dan menyusunnya secara efektif dan menarik. Dalam penerbitan, kelompok huruf dibagi dua menurut fungsi dan penampilan, yaitu: (a) huruf teks (body copy); (b) huruf judul (display). Bentuk huruf mempunyai segi: (a) keterbacaan; (b) keindahan; (c) sifat khas. Kisah atau grid, berupa garis-garis penolong (yang natinya tidak akan nampak pada hasil cetak),untuk menampilkan “sistem” perupaan sebagai peletakan unsur-unsur visual, terutama untuk kolom-kolom, batas ukuran gambar/foto, ruang untuk baris judul bila ada, yang berlaku untuk seluruh atau sebagian besar halaman-halaman dalam suatu House Journal.keseragaman ini perlu ada agar:(a) memudahkan pekerjaan (jelas pegangannya); (b) membentuk kesatuan citra (akibat kesatuan karakter lewat rupa). Gambar dan foto, mempunyai daya tangkap yang lebih langsungdan lebih segar dibandingkan dengan kata-kata. Gambar dan foto dapat dicerna,dipahami, dan dirasakan, dalam waktu yang singkat. Ruang, dalam perencanaan tata letak, ruang dibagi: (a) ruang kosong; (b) ruang isi (daerah tulisan, gambar foto). Bagian desain House Journal yang perlu diperhatikan adalah: 1. Kulit (kover), adalah wajah yang mampu menarik perhatian,dan membangkitkan keingin tahuan calon pembaca. Kulit muka adalahetalase yang harus mampu menggiring minat para pelihat untuk masuk kehalaman-halaman isi di dalam. Kulit muka adalah juga cermin kepribadian media yang paling dulu ditangkap orang. Oleh karena itu, rancangan kulit harus istimewa dan khas. Rancangan kulit muka meliputi empat unsur: (a) format dasar (bentuk ukuran); (b) logo (harus kena dengan karakter, indah dan khas, deserta tulisan tanggal); (c) ilustrasi (gambar/foto/tulisan khas); (d) judul-judul penunjuk isi (dari yang pertama sampai ukuran yang menarik). 2. Daftar isi halaman isi dapat mungkin dibuat menarik dan mudah ditemukan tempatnya (tidak tersembunyi). 3. Tulisan utama halaman ini harus dirancang secara efektif, menarik dari nomor edisi ke nomor edisi lainnya. 4. Halaman santai diperlukan untuk “bernafas” , sering kali justru halaman yang sering kali dicari oleh pembaca. 5. Halaman tengah satu-satunya bagian yang tidak terputus, dapat dimanfaatkan untuk perupaan yang unik menarik.
K. Penyunting Naskah House Journal
Menyunting (editing) adalah suatu tanggung jawab yang dipukul bersama oleh banyak orang di surat kabar (termasuk house journal pen). Penyuntingan mulai seorang reporter memperbaiki tulisannyan sebelum dia menyerahkannya. Penyuntingan selesai ketika kesalahan terahir sudah diperbaiki bedb erapa saat ketika edisi koran naik cetak- bahkah setelah itu kalau (batas waktu) memungkinkan. Di antara kedua saat itu para subeditor (redaktur pembantu) menggunakan keterampilan mereka. Seberapa pandai mereka menaikan peran itu menentukan perbedaan antara tulisan yang yang sangat baik dibaca, bahkan mungkin mengasikan, dan yang sedang-sedang saja. Pada dasarnya, unkap Agee, tugas seorang redaktur mencakup hal berikut: a) Mencari kesalahan-kesalahan faktual dan memperbaikinya. b) Menjaga jangan sampai terjadi kontradiksi dan mengedit berita tersebut untuk memperbaikinya. c) Memperbaiki kesalahan dan penggunaan tanda-tanda baca, tata bahasa, ejaan, angka, namadan alamat. d) Menyesuaikan naskah dengan gaya surat kabar (house journal pen) bersangkutan. e) Mengetatkan tulisan, membuat satu kata melakukan pekerjaan 3 atau 4 kata, menjadikan satu kalimat, menyatakan fakta-fakta yang terdapat dalam satu paragraf, menyingkat tulisan sesuai dengan ruang yang tersedia. f) Menjaga jangan sampai terjadi penghinaan, arti ganda dalam tulisan yang memuakan (bad taste) g) Melengkapi tulisan dengan bahan-bahan tipografi, seperti anak judul, bila diperlukan. h) Menulis judul untuk berita bersangkutan. i) Dibeberapa surat kabar, redaktur juga menulis kotion (keterangan gambar untuk foto dan pekerjaan lain yang berhubungan dengan cerita yang disuntingnya. j) Setelah edisi itu naik cetak, koran tersebut ditelaah secermat mungkin sebagai perlindungan lebih lanjut terhadap kesalahan dan dilakukan perbaikan jika deadline masi memungkinkan. Tugas redaktur adalah menciptakan atau menulis judul. Fungsi judul yang baik adalah : Menarik perhatian pembaca. Menyimpulkan isi berita. Menjadi petunjuk pembaca mengenai isi halaman. Menulis mood berita. Membantu menentukan nada surat kabar. Memberi keringanan pada tipografi. Judul juga berfungsi antara lain: a) Bersaing satu sama lain untuk menarik pembaca keberita-berita mereka. Berita yang baik bisa saja terlewatkan karena judulnya menarik perhatian pembaca. b) Menyediakan bahan bagi paket pameran yang menarik. c) Memberi ciri khas dan stabilitas kepada koran. d) Menjual koran, terutama kepada edisi-edisi yang di pajang di kios-kios surat kabar.
K. Proses Pencetakan House Journal
Dalam menerbitkan house journal,bisa dalam bentuk elektronik yaitu dengan menggunakan kaset audio,kaset fidio, dan komputer. Bisa juga dalam bentuk cetakan. Dalam kondisi cetak, proses cetak berarti usaha untuk mempromosikan atau menyalin dengan menggunakan suatu alat-alat media atau secara semu dikatakan mencetak. Dewasa ini ada beberapa model pencetakan yang di kenal, antara lain sebagai berikut: 1. Cetak offset Pada dasarnya cetak offset berdasarkan pada proses kimiawi seperti ritografi (saling tolak antar lemak dan air). Penemu cetak offset adalah Schnefelder Cetak offset (termasuk cetak datar) menggunakan plat-plat logam. Plat cetak di pasang di sekeliling silinder yang memberrikan prinsip rotasi dan kecepatan atau lebih tinggi, di mana bagian yang mencetak dan bagaimana yang di cetak tingginya sama, dengan prinsip bahwa lemak dan air sangat menolak di mana bagian yang menarik tinta mampu menolak tinta cetaknya datar dalam suatu bidang. Proses cetak ini disebut proses cetak tidak langsung. Sesuai dengan perbedaan penggunaannya,mesin cetak offset di bagi kedalam tujuh kelompok yaitu: a) Duplikator untuk kantor. b) Mesing cetak offset kecil. c) Mesin cetak ukuran medium. d) Mesin cetak ukuran besar. e) Mesin cetak multiwarna. f) Mesin cetak perfektor (warna tunggal dan multiwarna). g) Mesin cetak offset rotasi (satu warna dan multiwarna). 2. Letterpress (cetak tinggi) Pada proses cetak tinggi huruf-huruf teks dan gambar-gambar lebih tinggi dari pada yang tidak mencetak. Rol-rol tinta hanya menyentuh bagian-bagian yang tinggi. Tulisan dan gambar kemudian di pindahkan langsung ke atas kertas atau bahan kertas lainnya dengan tekanan yang kuat. Secara teknis, prinsip tekanan cetak di kerjakan dengan tiga jalan yaitu: a) Mesin cetak tangan horizontal dan mesin tangan fertikal. b) Mesin cetak cepat, sistem ini menggunakan sebuah silinder yang membawa kertas. c) Mesin cetak rotasi, pada bagian mesin acuan cetak haruslah bulat, yang di bulatkan di sekeliling sebuah silinder. 3. Gravure Prinsip cetak gravure yaitu semua bagian pecetakan dietsa atau dipahat pada plat tembaga/baja. Setelah itu di beri tinta cetak yang masuk ke bagian yang dalam. Kemudian plat tersebut dibersihkan dengan semacam pisau (doctor-blade), tintanya tinggal di bagian yang dalam (yang lekuk) dan akan dipindahkan ke atas kertas ketika dilakukan pencetakan. 4. Screen printing Proses cetak ini dipakai terutama jika ketiga proses terdahulu tidak bisa terpakai, karena acuan cetaknya tidak tinggi, tidak datar, dan tidak juga dalam. Tetapi pencetakan digunakan dengan menggunakan selembar saring (stensil). 5. Photogelatin atau collotype Cetak collotype adalah suatu proses foto mekanis yang dipakai untuk memproduksi foto-foto dan lukisan-lukisan. Sistem cetak ini adalah satu-satunya proses cetak yang tidak menggunakan nada lengkap yang sesungguhnya sehingga dengan demikian diperoleh mutu reproduksi yang jauh tinggi mutunya bila dibandingkan dengan proses cetak lainnya. 6. Flexography Merupakan proses cetak tinggi, perbedaannya terletak pada tinta yang digunakan adalah tinta anilin yaitu aliran dan tidak membutuhkan distribusi. Semua mesin anilin adalah mesin-mesin bersilinder dan mempergunakan penyalur kertas. Acuan cetaknya berupa blok-blok karet yang dibungkuskan pada silinder. Silinder cetak ini berputar mengenai silinder penekan. Di antara kedua silinder itu kertas yang akan dicetak ddilintaskan. 7. Letterset/dry offset Proses cetak ini merupakan kombinasi antara dua proses dasar cetak dimana piringan mesin cetak (dangkal) menyimpan gambar pada silinder kain dan pencetakan terjadi dari kain. Proses ini dalam pelaksanaannya tanpa menggunakan air dan di sini terjadi pencetakan tidak langsung. 8. Thermography Dalam pelaksanaannya proses cetak ini menggunakan metode kombinasi, yaitu dimulai dengan mencetak melalui model offset atau letterpress, dengan menggunakan tinta khusus (non drying inks) dan menambahkan bubuk di sekitar gambar. 9. Elextrostatic printing Xerography merupakan salah satu sistem cetak kering yang didasari prinsip elextrostatic. Prinsip ini peertama kali di perkenalkan pada tahun 1948 yaitu Xerography. Meskipun penerapan secara komersil berkembang cepat, namun sebagian besar untuk mesin fotokopi kantor proses ini menggambarkan suatu perubahan konsep dari yang sebelumnya.