Pengertian penulisan public relations adalah suatu keterampilan menulis (writing skills)
PR dalam menghasilkan naskah naskah yang diperlukan untuk kepentingan pencitraan positif
dan popularitas perusahaan atau organisasi.
Tipe-tipe atau penulisan naskah PR dapat dibagi menjadi 2 bagian:
1. Berkaitan dengan media relation atau press relations, seperti naskah press release (siaran
pers), advertorial, dan press conference (press kit, atau media kit).
2. Berkaitan dengan media promosi, informasi dan komunikasi perusahaan atau organisasi,
seperti naskah untuk dipublikasikan di newsletter, in house magazine atau komponen magazine,
naskah laporan tahunan (annual report), company profile, leaflet, booklet, brosur dan
sebagainya.
B. FEATURE
Feature bukanlah press release yang panjang, melainkan suatu bentuk tulisan yang sangat
berbeda dengan manfaat, nilai, dan karakteristik tersendiri. Walaupun dalam perkembangannya
mulai dikenal juga istilah feature press release. Namun, pada akhir-akhir ini perhatian lebih
difokuskan pada artikel feature yang ditulis untuk media publikasi perusahaan, seperti majalah
atau tabloid.
Feature merupakan artikel tentang sebuah cerita yang menganalisis berita, menghibur,
atau menceritakan manusia , tempat, atau benda di dalam atau di luar berita. Feature tidak
dimaksudkan untuk menyampaikan berita untuk pertama kalinya atau segera. Feature memang
mengandung elemen-elemen berita seperti lead dengan prinsip 5W1H sebagaimana lead berita,
tetapi fungsinya lebih untuk memanusiakan, menghibur, mendidik, dan memperjelas.
Jenis Feature :
1. Profil tentang kepribadian seseorang
2. Human interest
3. Cerita trend
4. In-Depth Stories
5. Backgrounder
Panduan Menyusun Tulisan Feature :
1. Menentukan tema
2. Menulis lead yang mengajak pembaca ke dalam cerita
3. Menulis kalimat yang jelas dan ringkas
4. Memberikan informasi latar belakang yang penting
5. Gunakan jalinan
6. Gunakan transisi
7. Gunakan dialog jika memungkinkan
8. Menulislah dengan gaya yang menunjukan kepribadian
9. Akhiri dengan kutipan atau bagian lain dari jalinan
C. PENULISAN ARTIKEL
Setelah profesi tulis-menulis berkembang, mulailah dibedakan antara tulisan berisi fakta,
peristiwa, dan proses (yang disebut feature), tulisan berisi pendapat (yang disebut kolom opini)
dan tulisan berisi sikap atau pendirian subjektif mengenai masalah yang sedang dibahas (yang
disebut artikel). Sejak tahun 1980, para jurnalis Amerika sepakat untuk memakai istilah article
itu bagi tulisan yang terutama berisi sikap atau pendirian subjektif, yang disertai alasan dan bukti
yang mendukung pendirian itu.
Sebelum berkenalan lebih erat dengan tubuh artikel, ada baiknya mengenal kolom opini
terlebih dahulu yang berisi pendapat. Jadi mudah membedakan tulisan artikel yang berisikan
sikap atau pendirian, dari tulisan opini yang berisikan pendapat. Tulisan opini tidak mempunyai
struktur tertentu. Ia tidak mempunyai lead dan jembatan. Langsung saja berisi tubuh, yang
mengemukakan apa masalah yang menjadi pokok bahasan, diikutu langsung oleh pendapat
penulis mengenai masalah itu.
Dalam surat kabar, kolom opini disajikan dalam berbagai bentuk. Bentuk kolom oleh
kolumnis. Sentilan pokok atau karikatur oleh seorang staf redaksi media massa cetak itu sendiri.
Tejauk rencana oleh redaktur senior yang menyuarakan pendapat koran itu mengenai masalah
yang sedang dibahasnya.
Artikel, sebaliknya, sebuah tulisan yang isinya fakta berikut masalah (yang tidak hanya
satu tetapi beberapa sekaligus yang saling berkait), diikuti pendirian subjektif yang disertai
argumentasi berdasarkan teori keilmuan dan bukti berupa data statistik yang mendukung
pendirian itu. Hali itu dipandang bukan opini atau esai lagi, tapi sudah berkembang sebagai
artikel.
Seperti tulisan opini, tulisan artikel pun tidak mempunyai atruktur. Penulisannya bebas
menuangkan masalah yang sedang dibahasnya, kemudian menyambungnya dengan pendiriannya
yang subjektif. Asal jelas dan dapat ditangkap isinya. Seperti halnya kemampuan menulis
feature, penulisan artikel dan opini pun sebaliknya dimiliki oleh mereka yang berprofesi Humas.
D. PENULISAN ADVERTORIAL
Kemampuan menulis yang harus dimiliki seorang yang berprofesi Humas (Public
Relation), tidak hanya dalam bentuk Press Release, feature, kolom opini dan artikel, juga
sebaiknya mampu menulis Advertorial (pariwara).
Menurut Hutabarat, pada dasarnya pariwara tidak banyak berbeda dengan feature. Beda
nyatanya, pariwara lebih banyak bobot promosinya ketimbang informasi umumnya. Selain itu
volumenya jauh lebih besar
Pariwara bisa digunakan untuk membangun citra. Penjelasannya amat detil, sehingga
memerlukan tempat yang luas (untuk media cetak), dan waktu yang lebih lama untuk televisi
maupun radio.
Kata pariwara merupakan padanan kata advertorial dari bahasa inggris. Sedangkan kata
advertorial itu sendiri merupakan gabungan dari advertising dan editorial. Jadi advertorial
merupakan gabungan antara iklan dan tajuk. Iklan jelas mempromosikan sesuatu, sedangkan
tajuk membentuk opini. Jadi bisa dibayangkan bila keduanya digabungkan akan memberikan
daya dukung yang kuat dalam membentuk opini publik, terutama membentuk citra yang baik
atas subyek tulisan tersebut di mata publik (Hutabarat, 1993:141)
Bilamana advertorial ini diserahkan kepada perusahaan jasa PR, perusahaan jasa PR itu
harus mampu menyerap berbagai aspirasi dan keinginan perusahaan yang ingin memuat
advertorial. Sebaiknya advertorial itu dibuat sendiri oleh bagian PR, apalagi ditunjang dengan
kemampuan menulis Press Release, feature, kolom opini dan artikel,akan sangat membantu
dalam menulis advertorial yang sesuai dengan misi pemuatan advertorial tersebut.
Pemasangan pariwara ini tidak hanya pada perusahaan saja, bahkan beberapa negara
asing melalui kedutaannya memasang advertorial pada surat kabar terbitan daerah atau nasional.
Misalnya dikaitkan dengan kunjungan kepala pemerintahannya ke Indonesia, atau pada peristiwa
–peristiwa internasional lainnya. Negara asing memasang advertorial dalam upaya membentuk
opini publik (misalnya masyarakat Indonesia) tentang negara tersebut
H. COMPANY PROFILE
Company profile (Rachmat Kriyantono, 2008) adalah produk tulisan praktisi PR yang
berisi gambaran umum perusahaan. Gambaran ini tidak sepenuhnya lengkap, detail dan
mendalam. Perusahaan bisa memilih poin-poin apa saja yang ingin disampaikan secara terbuka
kepada publiknya. Bahkan ada perusahaan yang memilih membuat company profile berdasarkan
kepentingan publik sasaran. Ada company profile yang dibuat khusus untuk konsumen
(pelanggan), untuk bank, untuk pemerintah, pemasok dan sebagainya. Biasanya hal ini dilakukan
oleh perusahaan besar yang mempunyai bidang usaha luas dan publik yang berbeda-beda.
Fungsi Company Profile
Menurut (Rachmat Kriyantono, 2008) fungsi Company Profile yaitu sebagai berikut:
Representasi perusahaan. Company profile merupakan gambaran tentang perusahaan .
bisa juga dianggap mewakili perusahaan sehingga publik tidak usah bersusah payah
mencari informasi tentang perusahaan. Dapat juga digunakan sebagai alat membangun
citra agar berbagai kelompok penekan dalam masyarakat mempunyai pemahaman yang
benar tentang perusahaan
Bisa digunakan untuk melengkapi komunikasi lisan demi terciptanya mutual
understanding
Menghemat waktu transaksi. Pihak-pihak lain yang berkaitan dengan bisnis perusahaan
tidak perlu menanyakan secara detail tentang perusahaan, produk, pasar, visi, misi, posisi
keuangan dll. Hal itu dapat dipelajari melalui company profile, sebelum dan sesudah
pertemuan.
Membangun identitas dan citra korporat. Company profile yang dikemas menarik, detail,
jelas dan mewah, mencerminkan wajah perusahaan di mata publik sebagai perusahaan
yang besar dan dan bonafit.
Isi Company Profile
Banyak hal yang bisa ditulis dalam company profile. Tetapi, secara umum isi company profile
mencakup (Rachmat Kriyantono, 2008):
a) Sejarah perusahaan, mencakup antara lain pendiri perusahaan, jajaran direksi, asal
muasal, proses perkembangan, dll
b) Filosofis perusahaan, bisa disebut pandangan atau ideologi dasar-dasar perusahaan
c) Budaya perusahaan, adalah nilai-nilai kunci dan konsep bersama yang membentuk citra
anggota organisasi terhadap organisasinya. Misalnya, etos kerja tinggi, maju untuk
semua, makan tidak makan yang penting kumpul, dsb.
d) Sambutan dari pimpinan (direktur utama dan komisaris utama) tentang segala hal yang
sangat berpengaruh pada aktivitas perusahaan dan rencana jangka panjang.
e) Identitas perusahaan, termasuk disini logo, uniform, interior gedung dan kantor, kualitas
cetakan atau kualitas audiovisualnya
f) Visi, misi strategi perusahaan, termasuk komitmen perusahaan untuk meraih kemajuan.
Ini menunujukan bahwa oprasional perusahaan dilakukan tidak sembarangan, tetapi
melalui perencanaan yang mtang dan berkeseimbangan. Sebagai jaminan masa depan
bisnis yang berkelanjutan. Pada akhirnya menciptakan kepercayaan publik, bahwa masa
depan perusahaan terjamin.
g) Alamat cabang-cabang. Semakin banyak cabang perusahaan dibeberapa wilayah
menujukan jalur distribusi yang merata. Pada akhirnya mencerminkan kebersamaan dan
prestise perusahaan
h) Gambaran tentang SDM, ceritakan orang-orang dibalik operasional perusahaan, siapa
saja figur pengendali dijajaran manajemen termasuk tokoh berpengaruh di masyarakat
yang berkaitan dengan perusahaan.
i) Sistem pelayanan dan fasilitas yang disediakan. Dalam persaingan ketat dewasa ini,
pelayanan pelanggan memegang kunci strategis. Gambaran kelebihan perusahaan dari
sisi yang membedakan dengan kompetitor.
j) Prestasi dan keunggulan perusahaan, termasuk segala hal yang telah dilakukan
perusahaan untuk kepentingan masyarakat. Masyarakat menuntut bukan hanya kualitas
produk atau jasa, tapi juga apa yang bisa dilakukan perusahaan dalam upaya
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Misalnya program peduli lingkungan
sebagai wujud tanggung jawab perusahaan (CSR).
k) Laporan perkembangan perusahaan (annual report), termasuk informasi keuangan
perusahaan.
l) Deskripsi tentang produk-produk dan jasa utama yang ditawarkan.
m) Program pengembangan dimasa mendatang