Anda di halaman 1dari 10

PENGERTIAN PENULISAN PUBLIC RELATIONS

Pengertian penulisan public relations adalah suatu keterampilan menulis (writing skills)
PR dalam menghasilkan naskah naskah yang diperlukan untuk kepentingan pencitraan positif
dan popularitas perusahaan atau organisasi.
Tipe-tipe atau penulisan naskah PR dapat dibagi menjadi 2 bagian:
1. Berkaitan dengan media relation atau press relations, seperti naskah press release (siaran
pers), advertorial, dan press conference (press kit, atau media kit).
2. Berkaitan dengan media promosi, informasi dan komunikasi perusahaan atau organisasi,
seperti naskah untuk dipublikasikan di newsletter, in house magazine atau komponen magazine,
naskah laporan tahunan (annual report), company profile, leaflet, booklet, brosur dan
sebagainya.

JENIS- JENIS PENULISAN HUMAS


A. PRESS RELEASE
Pada dasarnya, press release merupakan sebuah naskah sederhana yang bertujuan
menyebarkan informasi kepada publik melalui media massa. Perkembangan terbaru dalam
penulisan press release adalah penulisan release yang selain berbentuk berita, bisa juga
berbentuk feature press release. Format penulisan berita bisa mngikuti gaya konvensional surat
kabar yang memasukan komponen 5 W 1 H dan diringkas dalam paragraph pertama atau lead.
Sementara itu, pembuatan feature press release dilakukan menggunakan tekhnik penulisan artikel
majalah dan ditulis dengan cara yang lebih menghibur. Feature seringkali diawali dengan
pendahuluan sebelum masuk ke topik utama.
Format Press Release
1. Gunakan kertas putih berukuran 8,5 x 11 inci
2. Contact Person di pojok kiri atas
3. Cantumkan kata ‘ SEGERA’
4. Margin minimal 1 inci di semua sisi
5. Beri ruang 2 spasi sebelum dan 4 spasi setelah headline
6. Gunakan lead
7. Gunakan nomor halaman dan tambahkan kata ‘ Bersambung” jika terdiri lebih dari 1
halaman
8. Jumlah maksimal press release adalah 2 halaman
9. Boilerplate di akhir press release
10. Akhiri dengan tanda ‘ ### ‘
Tips Penulisan Press Release :
1. Kirim release kepada editor atau jurnalis yang tepat
2. Gunakan sarana pengiriman yang disenangi editor
3. Buatlah materi release yang mengandung nilai berita
4. Hindari propaganda atau kata yang berlebihan
5. Hindari kata atau frase yang tidak bermakna dan jargon industri
6. Gunakan gaya jurnalistik standar
7. Buatlah release yang singkat
Jenis-Jenis Press Release :
a. Basic Publicity Release : Topiknya adalah segala informasi yang dinilai mengandung nilai
berita bagi media massa
b. Product Release : Berisi informasi tentang produk perusahaan, misalnya peluncuran produk
baru, perubahan nama produk, dan lainnya
c. Financial Release : Informasi yang berisi informasi keuangan perusahaan

B. FEATURE
Feature bukanlah press release yang panjang, melainkan suatu bentuk tulisan yang sangat
berbeda dengan manfaat, nilai, dan karakteristik tersendiri. Walaupun dalam perkembangannya
mulai dikenal juga istilah feature press release. Namun, pada akhir-akhir ini perhatian lebih
difokuskan pada artikel feature yang ditulis untuk media publikasi perusahaan, seperti majalah
atau tabloid.
Feature merupakan artikel tentang sebuah cerita yang menganalisis berita, menghibur,
atau menceritakan manusia , tempat, atau benda di dalam atau di luar berita. Feature tidak
dimaksudkan untuk menyampaikan berita untuk pertama kalinya atau segera. Feature memang
mengandung elemen-elemen berita seperti lead dengan prinsip 5W1H sebagaimana lead berita,
tetapi fungsinya lebih untuk memanusiakan, menghibur, mendidik, dan memperjelas.
Jenis Feature :
1. Profil tentang kepribadian seseorang
2. Human interest
3. Cerita trend
4. In-Depth Stories
5. Backgrounder
Panduan Menyusun Tulisan Feature :
1. Menentukan tema
2. Menulis lead yang mengajak pembaca ke dalam cerita
3. Menulis kalimat yang jelas dan ringkas
4. Memberikan informasi latar belakang yang penting
5. Gunakan jalinan
6. Gunakan transisi
7. Gunakan dialog jika memungkinkan
8. Menulislah dengan gaya yang menunjukan kepribadian
9. Akhiri dengan kutipan atau bagian lain dari jalinan

C. PENULISAN ARTIKEL
Setelah profesi tulis-menulis berkembang, mulailah dibedakan antara tulisan berisi fakta,
peristiwa, dan proses (yang disebut feature), tulisan berisi pendapat (yang disebut kolom opini)
dan tulisan berisi sikap atau pendirian subjektif mengenai masalah yang sedang dibahas (yang
disebut artikel). Sejak tahun 1980, para jurnalis Amerika sepakat untuk memakai istilah article
itu bagi tulisan yang terutama berisi sikap atau pendirian subjektif, yang disertai alasan dan bukti
yang mendukung pendirian itu.
Sebelum berkenalan lebih erat dengan tubuh artikel, ada baiknya mengenal kolom opini
terlebih dahulu yang berisi pendapat. Jadi mudah membedakan tulisan artikel yang berisikan
sikap atau pendirian, dari tulisan opini yang berisikan pendapat. Tulisan opini tidak mempunyai
struktur tertentu. Ia tidak mempunyai lead dan jembatan. Langsung saja berisi tubuh, yang
mengemukakan apa masalah yang menjadi pokok bahasan, diikutu langsung oleh pendapat
penulis mengenai masalah itu.
Dalam surat kabar, kolom opini disajikan dalam berbagai bentuk. Bentuk kolom oleh
kolumnis. Sentilan pokok atau karikatur oleh seorang staf redaksi media massa cetak itu sendiri.
Tejauk rencana oleh redaktur senior yang menyuarakan pendapat koran itu mengenai masalah
yang sedang dibahasnya.
Artikel, sebaliknya, sebuah tulisan yang isinya fakta berikut masalah (yang tidak hanya
satu tetapi beberapa sekaligus yang saling berkait), diikuti pendirian subjektif yang disertai
argumentasi berdasarkan teori keilmuan dan bukti berupa data statistik yang mendukung
pendirian itu. Hali itu dipandang bukan opini atau esai lagi, tapi sudah berkembang sebagai
artikel.
Seperti tulisan opini, tulisan artikel pun tidak mempunyai atruktur. Penulisannya bebas
menuangkan masalah yang sedang dibahasnya, kemudian menyambungnya dengan pendiriannya
yang subjektif. Asal jelas dan dapat ditangkap isinya. Seperti halnya kemampuan menulis
feature, penulisan artikel dan opini pun sebaliknya dimiliki oleh mereka yang berprofesi Humas.
D. PENULISAN ADVERTORIAL
Kemampuan menulis yang harus dimiliki seorang yang berprofesi Humas (Public
Relation), tidak hanya dalam bentuk Press Release, feature, kolom opini dan artikel, juga
sebaiknya mampu menulis Advertorial (pariwara).
Menurut Hutabarat, pada dasarnya pariwara tidak banyak berbeda dengan feature. Beda
nyatanya, pariwara lebih banyak bobot promosinya ketimbang informasi umumnya. Selain itu
volumenya jauh lebih besar
Pariwara bisa digunakan untuk membangun citra. Penjelasannya amat detil, sehingga
memerlukan tempat yang luas (untuk media cetak), dan waktu yang lebih lama untuk televisi
maupun radio.
Kata pariwara merupakan padanan kata advertorial dari bahasa inggris. Sedangkan kata
advertorial itu sendiri merupakan gabungan dari advertising dan editorial. Jadi advertorial
merupakan gabungan antara iklan dan tajuk. Iklan jelas mempromosikan sesuatu, sedangkan
tajuk membentuk opini. Jadi bisa dibayangkan bila keduanya digabungkan akan memberikan
daya dukung yang kuat dalam membentuk opini publik, terutama membentuk citra yang baik
atas subyek tulisan tersebut di mata publik (Hutabarat, 1993:141)
Bilamana advertorial ini diserahkan kepada perusahaan jasa PR, perusahaan jasa PR itu
harus mampu menyerap berbagai aspirasi dan keinginan perusahaan yang ingin memuat
advertorial. Sebaiknya advertorial itu dibuat sendiri oleh bagian PR, apalagi ditunjang dengan
kemampuan menulis Press Release, feature, kolom opini dan artikel,akan sangat membantu
dalam menulis advertorial yang sesuai dengan misi pemuatan advertorial tersebut.
Pemasangan pariwara ini tidak hanya pada perusahaan saja, bahkan beberapa negara
asing melalui kedutaannya memasang advertorial pada surat kabar terbitan daerah atau nasional.
Misalnya dikaitkan dengan kunjungan kepala pemerintahannya ke Indonesia, atau pada peristiwa
–peristiwa internasional lainnya. Negara asing memasang advertorial dalam upaya membentuk
opini publik (misalnya masyarakat Indonesia) tentang negara tersebut

E. PENULISAN SURAT ATAU KOMENTAR PEMBACA


Dalam upaya memelihara citra positif suatu perusahaan di mata publiknya, bagian
Humas/Pubilc Relation suatu perusahaan akan selalu memantau umpan balik yang kemungkinan
besar akan ditulis media massa cetak dalam bentuk surat pembaca atau komentar pembaca di
surat kabar atau majalah.
Dalam rubrik surat pembaca atau komentar pembaca itu bisa saja menyangkut suatu
perusahaan/organisasi,yang bila tidak ditanggapi opini publik dalam rubrik tersebut bisa
mempengaruhi citra positif perusahaan/organisasi. Sebagai seorang yang berprofesi
Humas/Public Relation harus selalu ditanggapi umpan balik dalam surat pembaca atau komentar
pembaca itu sendiri.
Sebaliknya di bagian Humas itu sendiri ada staf Humas yang selalu memantau rubrik ini,
dan bilamana menyangkut perusahaan di mana Humas itu bekerja, secepatnya menanggapinya
dan memberikan jawaban dengan menulis surat pembaca pula di media massa dimana tulisan itu
tertera. Jangan dibiarkan berlarut-larut karena bisa saja akan mempengaruhi lebih jauh tentang
citra perusahaan itu sendiri.
Dalam menanggapi surat pembaca atau komentar pembaca itu, pelajarilah dengan
saksama apa makna atau isi pokok yang terkandung dalam surat pembaca itu. Setelah itu
kumpulkan data dan konfirmasi kepada bagian fungsi manajemen yang terkait dengan masalah
itu agar jawaban yang dibuat lebih komprehensif dan bisa menetralisir opini publik yang
cenderung negatif.
Berilah solusi dengan tuturan yang menggugah dia si pembuat surat pembaca, juga
menggugah pembaca lainnya. Cara simpatik semacam inilah yang harus dimiliki oleh bagian
Humas dalam menetralisir opini yang ada dalam surat pembaca.
Rubrik ini sebenarnya bisa saja digunakan oleh bagian Humas, bukan karena ada tulisan
negatif surat pembaca tentang perusahaan, tapi juga hal-hal yang perlu disampaikan yang
menyangkut kepentingan publik banyak bisa ditulis disini, tidak hanya mengandalkan pemuatan
Press Release, feature atau artikel.

F. PENULISAN NASKAH PIDATO/SAMBUTAN.


Seseorang yang berprofesi Humas di lembaga pemerintahan atau perusahaan swasta
dalam peristiwa-peristiwa tertentu dituntut untuk bisa menulis naskah pidato untuk atasannya.
Sistematika naskah pidato, pada dasarnya terdiri dari:
1. Pendahuluan (berisi penjelasan singkat dan latar belakang tentang tujuan substansi
yang dipidatokan supaya terbentuk hubungan berpikir dengan khalayak pendengar).
2. Inti materi pidato (uraian yang berisi argumentasi yang mengacu kepada topik pidato
yang telah dipilihnya dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan).
3. Kesimpulan (berisi saripati dari keseluruhan materi yang dipidatokan)
Jalaluddin Rakhmat, dalam bukunya Retorika Modern, menyebutkan banyak cara
menyusun pesan pidato, tetapi semuanya harus didasari dengan tiga prinsip komposisi. Prinsip-
prinsip ini mempengaruhi seluruh organisasi pesan. Prinsip-prinsip ini ialah ketentuan (unity),
pertautan (coherence) dan titik berat (emphasis).
Isi harus memuat gagasan tunggal yang mendominasi seluruh uraian, yang menentukan
dalam pemilihan bahan-bahan penunjang. Kesatuan juga harus tampak dalam sifat pembicaraan
(mood). Sifat ini mungkin serius, informasi, formal, anggun atau bermain-main. Seringkali orang
digoda untuk memasukkan bahan yang menarik, walaupun kurang berfaedah. Kurangnya
kesatuan akan menyebabkan pendengar menggerutu, “ngawur” bertele-tele, tidak jelas apa yang
dibicarakan, “meloncat-loncat”.
Pertautan, menunjukkan urutan bagian uraian yang berkaitan satu sama lain. Pertautan
menyebabkan perpindahan dari pokok yang satu kepada pokok yang lainnya berjalan lancar.
Sebaliknya hilangnya pertautan menimbulkan gagasan yang tersendat-sendat atau khalayak tidak
mampu menarik gagasan pokok dari seluruh pembicaraan. Ini biasanya disebabkan oleh
perencanaan yang tidak memadai, pemikiran yang ceroboh dan penggunaan kata-kata yang jelek.
Gagasan utama (central ideas), intisari uraian, pemikiran baru, perbedaan pokok, hal yang
harus dipikirkan khalayak adalah contoh-contoh bagian yang harus dititikberatkan atau
ditekankan. Titik berat dalam tulisan dapat dinyatakan dengan tanda garis bawah, huruf miring
atau huruf besar. Dalam uraian lisan, ini dinyatakan dengan hentian, tekanan suara yang
dinaikkan, perubahan nada, isyarat, dan sebagainya. Dapat pula didahului dengan keterangan
penjelasan seperti “Akhirnya sampailah kepada inti pembicaraan saya”, “Saudara-saudara, yang
terpenting bagi kita ialah....,dan sebagainya.
Secara singkat, prinsip-prinsip komposisi ialah: kesatuan, pertautan dan titik berat.
Kesatuan berarti satunya isi,tujuan dan sifat. Tetapi kesatuan tanpa susunan gagasan yang teratur
akan menimbulkan kebingungan. Karena itu diperlukan syarat kedua: pertautan. Setelah itu
beberapa gagasan harus ditonjolkan, yang lain dikebelakangkan, sebagian ditekankan dan
sebagian lagi diuraikan sambil lalu. Inilah yang kita sebut titik berat (Rakhmat, 2000:31-34).
Raymond S. Ross menganjurkan sistem penyusunan pesan pidato sebagi berikut:
1) Perhatian, timbulkan perhatian sehingga khalayak memiliki perasaan yang sama tentang
masalah yang dihadapi.
2) Kebutuhan, bangkitkan minat dan terangkan perlunya masalah tersebut dengan
menghubungkannya pada kebutuhan pribadi dan daya tarik motif.
3) Rencana, jelaskan pemecahan masalah tersebut dengan melihat pengalaman masa lalu,
pengetahuan dan kepribadian khalayak.
4) Keberatan, kemukakan keberatan-keberatan, kontra-kontra argumentasi atau pemecahan
lainnya.
5) Penegasan kembali, bila arah tindakan yang diusulkan telah terbukti paling baik, tegaskan
kembali pesan tersebut dengan ikhtisar, tinjauan singkat, kata-kata pengingat dan visualisasi.
6) Tindakan, tujukan tindakan secara jelas tindakan yang harus mereka lakukan (dalam
Rakhmat,2000:37-38)

G. PENULISAN ANNUAL REPORT (LAPORAN TAHUNAN)


Annual report (laporan tahunan) adalah sangat penting, sangat luas cakupan bacaannya
dan sebagai publiksai yang sangat mahal yang dibuat oleh bagian Humas/Public Relation.
Robert S. Cole, dalam bukunya Public Relation, menyebutkan terdapat berbagai faktor
dalam pembuatan laporan tahunan yang meliputi anggaran, alokasi sumber daya manusia, dan
kendala yang akan dihadapi, mengingat:
Pertama, publikasi laporan tahunan menceritakan kepada banyak publik akan gambaran
keseluruhan tentang perusahaan yang telah lalu, yang sekarang dan yang akan datang.
Kedua, sangat sulit laporan tahunan untuk memenuhi kebutuhan banyak publik yang
berlainan akan informasi perusahaan.
Ketiga, pengelola perusahaan menyadari bahwa memproduksi laporan sangat tidak
mendatangkan profit. Kebanyakan laporan tahunan ini diterbitkan pada bulan Maret atau April.
Kompetisi merebut perhatian dengan suatu publikasi yang harus sesuai dengan peraturan yang
dikeluarkan pemerintah (yang mana hasilnya berisi sejumlah keseragaman) yang menimbulkan
tantangan untuk berkreativitas, kadang-kadang menemui kegagalan-kegagalan justru
memunculkan sangat kreatifnya orang-orang.
Keempat, tekanan batasan waktu selesainya laporan bisa menjadi sangat ketat, beberapa
pekerjaan sudah dimulai satu tahun sebelumnya.
Kelima, menjaga berbagai kepentingan dalam pembuatan laporan tahunan.
Perencanaan tahap pertama pembuatan laporan tahunan, mengacu kepada beberapa
pertanyaan yang perlu diperhatikan untuk memberikan fasilitas dalam proses identifikasi
kemungkinan menjadi pokok bahasan, sebagai berikut:
1) Apa kepribadian yang dimiliki perusahaan kita?
2) Apa reputasi yang dimiliki perusahaan?
3) Apa kekuatan dan kelemahan perusahaan kita?
4) Mana publik yang dianggap sangat penting untuk kita tahun ini dan apa yang kita ingin
ceritakan kepada mereka?
5) Apa tahapan yang sangat penting untuk diambil dalam meningkatkan pendapatan di
masa yang akan datang?
6) Apa perkembangan yang terjadi di luar perusahaan yang akan mempengaruhi
kemampuan kita untuk mencapai tujuan perusahaan?
7) Bagaimana riset kita jalankan?
8) Bagaiimana meningkatkan citra perusahaan kita di mata publik dan apa yang harus
kita lakukan?
9) Apa keberhasilan yang paling besar dicapai tahun lalu?
10) Berapa banyak pinjaman yang kita perlukan untuk pengembangan usaha?
Dalam membuat laporan tahunan perlu membuat scheduling (rencana/daftar kerja) yang
terdiri dari: perencanaan laporan; penugasan kerja dan pengumpulan bahan; membuat
copy(sampel), gambar, grafik, peta dan artwork lainnya; menyusun bahan dan membuat
keputusan yang diperlukan; produksi; distribusi.
Selain itu, dalam pembuatan laporan tahunan perlu memperhitungkan budgeting
(anggaran) yakni dalam penentuan anggaran adalah untuk memutuskan apa yang ingin kita
kerjakan menyangkut: limit waktu pengerjaan dan jumlah eksemplar yang akan diceetak (Cole,
1981:123-124).
Menurut Bivins, khalayak pembaca laporan tahunan antara lain: para pemegang saham;
kalangan pers, khususnya reporter/wartawan bidang keuangan; potential stockholder (pemegang
saham potensial/saham publik); non shareholding employees (karyawan bukan pemegang
saham/eksekutif); pelanggan; pemuka pendapat seperti anggota DPR dan tokoh masyarakat.
Laporan tahunan berisi unsur-unsur yang mencakup:
- Laporan keuangan periode dua tahun sebelumnya.
- Suatu ringkasan analisis dan operasional manajemen periode lima tahun yang lalu.
- Memperkenalkan jabatan-jabatan penting pimpinan perusahaan.
- Informasi pasar bursa dan dividend (pembagian keuntungan bagi pemegang saham
publik) periode dua tahun kebelakang.
- Adanya suplemen (tambahan) dalam financial accounting (akunting masalah keuangan)
(1991:144-146).
Sudah menjadi kebiasaan, malahan wajib rasanya, bagi perusahaan besar membuat
laporan tahunan atas usahanya selama satu tahun lalu. Laporan tahunan ini
diperkenalkan,terutama untuk dibagikan kepada pemegang saham, kreditor bank, rekanan,
pemakai jasa, pemerintah, media maupun publik lain yang terkait (Hutabarat, 1993:147).
Setiap perusahaan mempunyai gaya dan format tersendiri dalam membuat buku laporan
tahunannya. Semua itu disesuaikan dengan corporate indentity. Tapi yang jelas dari tahun ke
tahun pasti ada perubahan yang tidak pokok.
Mengenai banyak sedikitnya laporan, semata-mata bergantung dari materi laporan yang
tersedia. Jadi, biasa laporan tahunan satu dengan sebelumnya berbeda jumlah halamannya.
Buku tahunan selain memberikan informasi terakhir perusahaan kepada publik, juga
merupakan materi PR, dan bahan rujukan oleh siapa saja yang mau menulis tentang perusahaan.
Terutama kalangan wartawan, amat membutuhkan data yang terdapat dalam buku laporan
tahunan ini (Hutabarat, 1993:147-148).

H. COMPANY PROFILE
Company profile (Rachmat Kriyantono, 2008) adalah produk tulisan praktisi PR yang
berisi gambaran umum perusahaan. Gambaran ini tidak sepenuhnya lengkap, detail dan
mendalam. Perusahaan bisa memilih poin-poin apa saja yang ingin disampaikan secara terbuka
kepada publiknya. Bahkan ada perusahaan yang memilih membuat company profile berdasarkan
kepentingan publik sasaran. Ada company profile yang dibuat khusus untuk konsumen
(pelanggan), untuk bank, untuk pemerintah, pemasok dan sebagainya. Biasanya hal ini dilakukan
oleh perusahaan besar yang mempunyai bidang usaha luas dan publik yang berbeda-beda.
Fungsi Company Profile
Menurut (Rachmat Kriyantono, 2008) fungsi Company Profile yaitu sebagai berikut:
 Representasi perusahaan. Company profile merupakan gambaran tentang perusahaan .
bisa juga dianggap mewakili perusahaan sehingga publik tidak usah bersusah payah
mencari informasi tentang perusahaan. Dapat juga digunakan sebagai alat membangun
citra agar berbagai kelompok penekan dalam masyarakat mempunyai pemahaman yang
benar tentang perusahaan
 Bisa digunakan untuk melengkapi komunikasi lisan demi terciptanya mutual
understanding
 Menghemat waktu transaksi. Pihak-pihak lain yang berkaitan dengan bisnis perusahaan
tidak perlu menanyakan secara detail tentang perusahaan, produk, pasar, visi, misi, posisi
keuangan dll. Hal itu dapat dipelajari melalui company profile, sebelum dan sesudah
pertemuan.
 Membangun identitas dan citra korporat. Company profile yang dikemas menarik, detail,
jelas dan mewah, mencerminkan wajah perusahaan di mata publik sebagai perusahaan
yang besar dan dan bonafit.
Isi Company Profile
Banyak hal yang bisa ditulis dalam company profile. Tetapi, secara umum isi company profile
mencakup (Rachmat Kriyantono, 2008):
a) Sejarah perusahaan, mencakup antara lain pendiri perusahaan, jajaran direksi, asal
muasal, proses perkembangan, dll
b) Filosofis perusahaan, bisa disebut pandangan atau ideologi dasar-dasar perusahaan
c) Budaya perusahaan, adalah nilai-nilai kunci dan konsep bersama yang membentuk citra
anggota organisasi terhadap organisasinya. Misalnya, etos kerja tinggi, maju untuk
semua, makan tidak makan yang penting kumpul, dsb.
d) Sambutan dari pimpinan (direktur utama dan komisaris utama) tentang segala hal yang
sangat berpengaruh pada aktivitas perusahaan dan rencana jangka panjang.
e) Identitas perusahaan, termasuk disini logo, uniform, interior gedung dan kantor, kualitas
cetakan atau kualitas audiovisualnya
f) Visi, misi strategi perusahaan, termasuk komitmen perusahaan untuk meraih kemajuan.
Ini menunujukan bahwa oprasional perusahaan dilakukan tidak sembarangan, tetapi
melalui perencanaan yang mtang dan berkeseimbangan. Sebagai jaminan masa depan
bisnis yang berkelanjutan. Pada akhirnya menciptakan kepercayaan publik, bahwa masa
depan perusahaan terjamin.
g) Alamat cabang-cabang. Semakin banyak cabang perusahaan dibeberapa wilayah
menujukan jalur distribusi yang merata. Pada akhirnya mencerminkan kebersamaan dan
prestise perusahaan
h) Gambaran tentang SDM, ceritakan orang-orang dibalik operasional perusahaan, siapa
saja figur pengendali dijajaran manajemen termasuk tokoh berpengaruh di masyarakat
yang berkaitan dengan perusahaan.
i) Sistem pelayanan dan fasilitas yang disediakan. Dalam persaingan ketat dewasa ini,
pelayanan pelanggan memegang kunci strategis. Gambaran kelebihan perusahaan dari
sisi yang membedakan dengan kompetitor.
j) Prestasi dan keunggulan perusahaan, termasuk segala hal yang telah dilakukan
perusahaan untuk kepentingan masyarakat. Masyarakat menuntut bukan hanya kualitas
produk atau jasa, tapi juga apa yang bisa dilakukan perusahaan dalam upaya
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Misalnya program peduli lingkungan
sebagai wujud tanggung jawab perusahaan (CSR).
k) Laporan perkembangan perusahaan (annual report), termasuk informasi keuangan
perusahaan.
l) Deskripsi tentang produk-produk dan jasa utama yang ditawarkan.
m) Program pengembangan dimasa mendatang

Nama : QAYYUM DEYATARI PANGESTU


NPM : 17043010096
Kelas :C

Anda mungkin juga menyukai