Anda di halaman 1dari 12

UTS MANAJEMEN MEDIA

MAULANA DAFFA
01918146523
MIK 1C

1. Sebutkan dan jelaskan karakteristik media cetak; kelebihan serta


kekurangannya dibandingkan dengan media lain.
= a. Media cetak memiliki beberapa karakeristik yaitu :
1. Praktis, cepat dan murah
Zaman sekarang terkait karena sudah berkembangnya teknologi
cetak, media cetak sudah bisa praktis dan lebih cepat dari pada
media massa. Karena praktis ini media cetak sudah bisa lebih cepat
untuk disalurkan ke publik. Media cetak juga tergolong murah dan
bisa ditemukan dimana-mana.
2. Daya Jangkau
Media cetak bisa menjangkau ke pelosok desa sekalipun, karena
kalau dibandingkan dengan media elektronik, yang daya jangkaunya
masi susah di pelosok desa. Namun, media cetak tidak kalah terkait
soal daya jangkau.
3. Tahan lama
Media cetak memiliki ketahanan yang cukup lama, karena tidak basi
dan tetap hangat berita dalam media cetak. Dalam hal ini, media
massa pun juga berlaku demikian, namun dalam media cetak,
beritanya masih bisa dibaca ulang tanpa harus mencarinya kembali
karena tertumpuk oleh berita-berita yang baru.
4. Informatif
Media cetak yang bisa disampaikan secara naratif, mendalam, dan
banyak. Sehingga berita yang disampaikan memiliki sifat yang
informatif. Sehingga orang yang membaca tidak pegal karena
membaca berita terlalu panjang. Walaupun ada juga beberapa
redaksi yang memiliki kebijakan batasan jumlah kata pada suatu
berita dalam media cetak.
5. Massal
Media cetak yang memberikan beberapa informasi dan berita yang
berbagai konten atau jenis topik. Sehingga media cetak memiliki
karakteristik massal yang artinya adalah bahwa media cetak dapat
memberikan informasi dan berita dari berbagai topik pembahasan.
6. Fleksibel
Karakteristik media cetak selanjutnya adalah sifatnya yang fleksibel
alias mudah dibaca di mana saja dan kapan saja. Sehingga media
cetak seperti majalah, koran, dan lain sebagainya bisa dibaca
kapanpun dan di manapun kita berada.

b. Kelebihan media cetakBiasanyarelatiftidakmahal.


1. Biasanya relatif tidak mahal
2. Fleksibel
3. Dapat dinikmati lama
4. Bisa dibaca berkali-kali
5. Harganya terjangkau relatif murah

c. Kekurangan media cetak


1. Media cetak terkesan lama untuk menyiarkan informasi
2. Media cetak hanya berupa tulisan, dan gambar yang mewakili isi
berita
3. Biaya produksi media cetak yang relatif mahal karena harus
mencetak dan mendistribusi sebelum dinikmati masyarakat
4. Jenis bahan yang dipakai bisa lebih mudah sobek

2. Apa yang dimaksud dengan manajemen? Jelaskan manajemen


media cetak dengan menggunakan studi kasus pada salah satu
koran/tabloid/majalah.
= Manajemen adalah sebuah proses untuk mengatur sesuatu yang
dilakukan oleh sekelompok orang atau organisasi untuk mencapai tujuan
organisasi tersebut dengan cara bekerja sama memanfaatkan sumber daya
yang dimiliki.
1. Manajemen Media Cetak Studi Kasus “Manajemen Pemberitaan
Surat Kabar Lokal Kabupaten Cianjur Di Era Digital”
Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang semakin
pesat, memang memberikan warna baru terhadap media massa. Saat
ini, berita bukan sekedar berbentuk lembaran, melainkan melalui
digital yang dianggap bisa memanjakan khalayak. Banyak spekulasi
jika media cetak akan mati. Banyaknya surat kabar di Indonesia
yang gulung tikar. Namun, di era digital sekarang ini, masih ada
surat kabar lokal yang mampu bertahan dalam menghadapi semua
kompetitor dibidang yang sama, salah satunya Cianjur Ekspres. Hal
ini terjadi karena manajemen media di surat kabar itu sangat bagus
yaitu dengan cara yang pertama adalah pemilihan topik pemberitaan
di surat kabar Cianjur Ekspres dimulai saat pukul 08:00-09:00.
Peserta rapatnya terdiri pemimpin redaksi, redaktur dan wartawan.
Rapat ini bertujuan agar saat wartawan turun kelapangan, wartawan
sudah memiliki gambaran. Surat kabar cianjur ekspress juga
dijadikan sebagai mitra pembangunan daerah ketika memberitakan
tentang dukungannya atas program pemerintah. Surat kabar ini juga
selalu tunduk dan mengkritik pemerintah. Selanjutnya adalah
pembagian tugas surat kabar Cianjur Ekspres tidak jauh berbeda
dengan surat kabar lainnya. Terdiri dari 1 orang pemimpin redaksi,
2 redaktur, 3 wartawan,2 penata letak. Namun, dengan manajemen
redaksi dengan posisi yang seperti itu ternyata semua tugas
dilaksanakan dengan baik. Yang terakhir adalah pengemasan berita
di redaksi surat kabar Cianjur Ekspres terdiri dari peliputan dan
penulisan berita. Hal yang diatas lah yang disebut sebagai
manajemen media yang baik hasilnya pun surat kabar Cianjur
Ekspres masih bisa bertahan sampai sekarang.

3. Jelaskan dengan studi kasus bagaimana strategi media cetak


bertahan di era digital saat ini, baik dari aspek konten, branding,
marketing, diverifikasi usaha, diverifikasi platform dll.
= “Strategi Jawa Pos Indonesia Mempertahankan Eksistensinya di
Gempuran Media Online”
Strategi yang digunakan Jawa Pos bertahan di era digital dan
gempuran media online adalah dengan memilih untuk melakukan perbaikan
diberbagai media, mulai dari peningkatan kualitas kerja, perwajahan yang
indah, rubrikasi yang beragam dengan sasaran segmen khusus dan
sebagainya. Selanjutnya di bidang pemasaran Jawa Pos Indonesia berusaha
keras untuk mempertahankan sirkulasi dan pendapatan iklan yang dimiliki.
Selanjutnya strategi redaksi yang dilakukan Jawa Pos Indonesia untuk
menghadapi persaingan benar-benar dilakukan secara total. Perbaikan
dilakukan diberbagai bidang, untuk meningkatan kulaitas berita, mendesain
perwajahan yang indah, mengembangkan konsep surat kabar visual dengan
menonjolkan gambar dan ilustrasi disamping berita, hingga menciptakan
rubrikasi yang beragam. Hal diatas lah yang menjadikan strategi mengapa
surat kabar Jawa Pos Indonesia masih tetap eksis diterpa gempuran media
online seperti sekarang ini.

4. Buatlah struktur bagan organisasi media cetak serta deskripsi tugas


masing-masing bagiannya.
= Pemimpin Utama

Pimpinan
Pemimpin IT Manager Redaksi
Perusahaan

Redaksi
Iklan, Pelaksana
pemasaran,
dll
Redaktur Redaktur
Berita Foto

Reporter Reporter

Tugas dari masing-masing :


1. Pemimpin Utama = Ia bertanggung jawab atas
keseluruhan jalannya penerbitan pers, baik ke dalam maupun ke
luar.Ia dapat melimpahkan pertanggungjawabannya terhadap hukum
kepada Pemimpin Redaksi sepanjang menyangkut isi penerbitan
(redaksional) dan kepada Pemimpin Usaha sepanjang menyangkut
pengusahaan penerbitan.
2. Pemimpin Perusahaan = Ia bertanggung jawab untuk
melindungi organisasi, dan bertanggung jawab terkait iklan dan
pemasaran dll
3. IT Manager = Merencanakan strategi implementasi
atas kebijakan perusahaan, memastikan semua sistem IT berjalan
lancar dan memonitor pelaksanaan strategi dan kebijakan agar
sesuai dengan kebijakan perusahaan.
4. Pimpinan Redaksi = Ia harus mengawasi isi seluruh
rubrik media massa yang dipimpinnya. Di suratkabar mana pun,
Pemimpin Redaksi menetapkan kebijakan dan mengawasi seluruh
kegiatan redaksional. Ia bertindak sebagai jenderal atau komandan
yang perintah atau kebijakannya harus dipatuhi bawahannya.
Kewenangan itu dimiliki katena ia harus bertanggung jawab jika
pemberitaan medianya "digugat" pihak lain.Pemimpin Redaksi juga
bertanggung jawab atas penulisan dan isi Tajuk rencana (Editorial)
yang merupakan opini redaksi (Desk opinion).
5. Redaktur Berita = Melakukan editing atau
penyuntingan, yakni aktivitas penyeleksian dan perbaikan naskah
yang akan dimuat atau disiarkan terkait berita.
6. Redaktur Foto = Melakukan editing atau
penyuntingan, yani aktivitas penyeleksian dan perbaikan naskah
yang akan dimuat atau disiarkan terkait foto.
7. Reporter = Mereka merupakan "prajurit" di
bagian redaksi. Mencari berita lalu membuat atau menyusunnya,
merupakan tugas pokoknya.
5. Apa yang anda ketahui tentang dewan pers? Jelaskan fungsi dewan
pers sesuai UU Pers No. 40 Tahun 1999 dalam studi kasus.
= Yang saya ketahui terkait dewan pers adalah badan dan lembaga
independen Indonesia yang berfungsi untuk mengembangkan dan
melindungi kehidupan pers di Indonesia.
“Surat Kabar Radar Bogor Langgar Kode Etik”
Dewan Pers menilai bahwa surat kabar radar bogor yang berjudul
“Ongkang-ongkang kaki” dapat Rp. 112 juta melanggar kode etik
jurnalistik. Dewan pers mendatangi kantor redaksi radar bogor dan bertemu
dengan pimpinan media itu untuk melihat langsung lokasi kejadian dan
meminta penjelasan terkait pemberitaan serta peristiwa penyerangan
tersebut.. Dan masalah itu terkait dengan UU Pers Nomor 40 Tahun 1999,
penyelesaian semua kasus terkait pemberitaan pers dilakukan melalui
mekanisme hak jawab, hak koreksi, dan/atau permintaan maaf. Dari kasus
diatas bisa diketahui bahwa fungsi dewan pers terkait UU Pers No. 40
Tahun 1999 adalah yaitu :

Menurut Pasal 15 ayat (2) Undang-Undang Pers, Dewan Pers berfungsi


sebagai berikut:

 Melindungi kemerdekaan pers dari campur tangan pihak lain;


 Melakukan pengkajian untuk pengembangan kehidupan pers;
 Menetapkan dan mengawasi pelaksanaan Kode Etik Jurnalistik;
 Memberikan pertimbangan dan mengupayakan penyelesaian pengaduan
masyarakat atas kasus-kasus yang berhubungan dengan pemberitaan
pers;
 Mengembangkan komunikasi antara pers, masyarakat, dan pemerintah;
 Memfasilitasi organisasi-organisasi pers dalam menyusun peraturan-
peraturan di bidang pers dan meningkatkan kualitas profesi
kewartawanan;
 Mendata perusahaan pers.
6. Sebutkan nama media, judul berita, dan rubriknya. Studi komparasi
meliputi faktualitas (pemisahan fakta dan opini), keberimbangan
berita, netralitas, dll.
= Jawa Pos
Judul :Menteri tak Serius Pasti Saya Copot
Studi Komparasi : berita yang diangkat condong kepada kinerja
Menteri baru dalam kedepannya tidak menyinggung pihak lain
Bersifat netral

Tribun Jogja
Judul : Prabowo Siap Jadi Menteri Pertahanan
Studi Komparasi : berita yang di sajikan lebih kepada
memperkenalkan mnengenai menteri baru dan bersifat fakta

Kompas
Judul : Rayakan Persatuan
Studi Komparasi : membahas mengenai proses berlangsungnya
pelantikan dengan lancar walaupun sempat menjadi perdebatan saat
pemilu,tidak menyinggung pihak manapun

Kedaulatan Rakyat
Judul : Pejabat Tak Serius di Copot
Studi Komparasi : masih mengenai menteri di cabinet kerjanya yang di
bahas karena menteri pada cabinet Presiden ini termasuk masih berumur
muda dan mempunyai gebrakan baru untuk kedepannya

Harian Jogja
Judul : Wajib Lebih Baik
Studi Komprasi : bersifat fakta di dalam berita ini masih membahas
mengenai kinerja dan juga kelebihan serta kekurangan kinerja sebelumnya
yang akan di perbaiki di cabinet baru ini
7. Esai tentang “Tantangan dan Strategi Manajamen Media Cetak di
Era Digital”
“Tantangan Media Cetak di Era Digital”
Seperti yang kita ketahui media massa cetak seperti koran, majalah,
tabloid dan sejenisnya kini perlahan tergusur oleh dominasi internet. Karena
hal ini juga orang dengan mudah mengakses informasi terkini dan terbaru
melalui internet dalam hitungan detik. Hal ini didukung pesatnya gadget
canggih dengan biaya murah. Apalagi dengan adanya kuota dalam kartu
berlomba-lomba memberikan diskon, harga promo dan strategi marketing
lainnya untuk menggaet pelanggan sebanyak-banyaknya. Hal ini
menyababkan masyarakat dimanjakan menikmati layanan internet kapan
dan di mana pun, termasuk kemudahan mengakses berbagaiinformasi.
Media massa cetak nasional seperti Kompas, Republika, Jakarta Post
dan skala daerah seperti Medan Bisnis, Analisa, Suara Merdeka, Waspada,
Tribun kini juga bisa dinikmati via internet. Di Indonesia, kecenderungan
membaca media massa cetak koran, majalah dan tabloid dapat dikatakan
masih tinggi. Hal tersebut terlihat pada banyaknya lapak dan pedagang yang
menjual koran di pinggir dan perempatan jalan. Secara umum, media massa
cetak di Indonesia masih mendapat tempat di hati pembaca.
Derasnya arus internet memang membawa berkah bagi masyarakat.
Karena selain menyediakan akses informasi murah, tersedia 24 jam, cepat,
up to date dan banyak alternatif pilihan informasi dengan konten berita,
tujuan wisata, tiket pesawat, laporan cuaca, resep makanan dan lain-lain,
juga sangat mudah dan praktis diakses di mana pun selama ada gadget dan
sinyal.
Manajemen dan pengelolaan media massa berbasis online juga jauh
lebih efektif dibandingkan media massa cetak. Selain hemat biaya SDM,
terkoneksi internet dengan cepat, dapat menggabungkan dari berbagai
sumber dan memverifikasi lewat berbagai sumber yang juga banyak tersedia
secara online. Selain itu, partisipasi warga menyumbang informasi yang
dikemas dalam jurnalisme warga (citizen journalism) juga membantu
mempercepat pesatnya perkembangan media massa berbasis online.
Bahkan, ada beberapa media massa berbasis online yang dikelola beberapa
orang saja.
Berbeda dengan media massa cetak, membutuhkan banyak SDM dan
biaya mahal untuk proses redaksional seperti reporter, editor, layout,
pencetakan dan lain-lain. Maka tidak heran, negara-negara barat yang
memang terkenal ekonomis, liberal dan kapitalis condong ke media massa
online dan meninggalkan media massa cetak. Menyikapi fenomena tersebut,
Philip Meyer dalam bukunya berjudul "The Vanishing Newspaper"
meramalkan koran akan punah pada 2040.
Di Indonesia gejala dominasi media massa online mulai terlihat
meskipun belum signifikan. Namun, beberapa media massa cetak sudah ada
yang tutup, tidak berdaya dengan kehadiran media massa online. Seperti
baru-baru ini, media massa cetak nasional Sinar Harapan yang berdiri sejak
1961 dan oplahnya pernah 250 ribu per hari, juga Jakarta Globe dan Jurnal
Nasional. Meskipun begitu, beberapa media massa cetak di Indonesia juga
mengimbangi produksi cetak dengan layanan online seperti Republika,
MedanBisnis dan Analisa.
Zaman sudah berubah, era internet sudah merasuk hingga
perkampungan terpencil. Orang yang tinggal di desa terpencil di Sungai
Berombang bisa membaca berita dan informasi terbaru dari MedanBisnis
dan Analisa dengan memanfaatkan fasilitas internet. Meski versi cetak
terancam, namun selama versi online mamiliki banyak pembaca, maka
sebuah koran masih dapat bertahan.
Tantangan media massa cetak di era internet memang berat. Harus
pandai-pandai memanfaatkan potensi sesuai perkembangan zaman. Jikapun
suatu hari di Indonesia sudah tidak ada lagi media massa cetak, orang masih
bisa menikmati berita dan informasi lewat media online. Perusahaan dan
pekerja media massa cetak pun bisa bertranformasi fokus pada layanan
media massa online.
Optimisme para penggiat dunia jurnalistik sangat terlihat jelas dan
mematahkan persepsi akan tenggelamnya media cetak. Kita bisa
mengatakan bahwa memang benar zaman sekarang serba digital, namun
bukan berarti media cetak tertinggal, sebab media cetak tetaplah menjadi
sarana yang ampuh dari segi keilmiahannya dibanding media online. Kalau
dipikir-pikir memanglah benar begitu adanya. Kita tidak mampu
meninggalkan media cetak dengan sepenuhnya bertumpu pada
media online. Secara sepintas memang media online memiliki persaingan
dengan media cetak, namun faktanya bisa saling menguatkan ketika zaman
sudah menuntut serba digital media online dengan sigap menyebar
informasi terbaru, lalu media cetak memperkaya informasi melalui lembaran
kertasnya.
Hoax dan tantangan yang menguat akan memperkuat keyakinan
akan eksistensi media cetak bisa juga dilihat dari menyebarluasnya hoax.
Sebut saja kasus pabrik hoax oleh Saracen. Dikutip dari
laman www.tribunnews.com, Saracen merupakan produsen konten fitnah
dan ujaran kebencian atau hate speech serta hoax. Konten ini lalu disebar di
grup Facebook yang beranggotakan lebih dari 800 ribu akun. Dengan
mudahnya berita yang dikemas olehnya dikonsumsi banyak orang.
Setelah kasus ini terungkap, masyarakat benar-benar tersadar keakuratan
media online masih dipertanyakan. Pasalnya media online begitu mudah
dibuat oleh seseorang dan dengan mudahnya pula di akses semua orang.
Tak heran jika sampai saat ini media cetak masih dipilih untuk sumber
berita terakurat dibanding media online. Walau pada dasarnya hoax tetap
menjadi tantangan tersendiri bagi media cetak lantaran harus benar-benar
lebih cerdas lagi dalam mengemas berita.
Minat baca rendah dan banyak tantangan tak berujung juga masih
membahas isu pergeseran media cetak dengan media online. Jika dilihat dari
sisi lain sebenarnya isu ini kemungkinan muncul bisa dari beberapa sudut
pandang, misalnya dikarenakan zaman yang memang serba digital atau bisa
jadi karena minat baca di Indonesia yang masih sangat rendah. Berdasarkan
studi Most Littered Nation In the World 2016 minat baca di Indonesia
menduduki peringkat 60 dari 61 negara. Hal tersebut diungkapkan oleh
Subekti Makdriani, Pustakawan Utama Perpus RI saat menjadi pembicara
Safari Gerakan Nasional Gemar Membaca di Provinsi dan Kabupaten/Kota
tahun 2017, di Pendopo Kabupaten Kendal
Rendahnya minat membaca di Indonesia ini, tentu menjadi tantangan yang
tak berujung bagi media cetak. Saya pribadi merasakan bahwa atmosfer
digital yang kita rasakan ini bukan menjadi penyebab utama tergantikannya
media cetak dengan media online, melainkan karena minat baca di
Indonesia masih sangat minim. Kalau dipikir-pikir kehadiran
media online mungkin hanya turut menguatkan rendahnya minat baca yang
berpengaruh pada media cetak tentunya. Ini bisa teratasi jika minat baca di
Indonesia lebih ditingkatkan. Contohnya saja negara Jepang. Jepang
merupakan negara maju yang lebih dahulu mencicipi zaman digital. Namun,
faktanya ribuan bahkan jutaan eksemplar koran disebarluaskan setiap
harinya. Jika persepsi masyarakat Indonesia menyatakan bahwa media cetak
akan tenggelam dengan media elektronik semisal online, mungkin itu bukan
karena derasnya arus digital saat ini, tapi dikarenakan minat baca
masyarakat Indonesia yang masih sangat minim.
Tantangan media sesungguhnya juga menjadi masalah. Terlepas
dari hoax dan minat baca, saya tertarik menyinggung sedikit perihal politik
yang erat kaitannya dengan media. Betapa banyak sekarang media dijadikan
alat politik. Apalagi kemudahan di era digital ini yang siapa saja bisa
dengan mudah membuka perusahaan media online. Bahkan bisa
segmentasinya terkhusus ke mana pesanan dari si pemegang kekuasaaan.
Dengan mudah media menjadi praktik politik. Tentu inilah tantangan yang
sesungguhnya. Independensi sebuah media mulai tergoncang. Di era serba
digital ini begitu banyak tantangan media. Namun, meskipun demikian,
bukan berarti media harus tumbang, tapi harus tetap bertahan mengubah
tantangan menjadi kekuatan.
Sumber:
 http://karyailmiah.unisba.ac.id/index.php/Jurnalistik/article/downlo
ad/6762/pdf
 https://www.romelteamedia.com/2019/04/manajemen-media-cetak-
struktur.html?m=0
 https://dewanpers.or.id/berita/detail/966/Surat-Kabar-"Radar-
Bogor"-Langgar-Kode-Etik-Dewan-Pers-Sesalkan-Adanya-
Intimidasi

Anda mungkin juga menyukai