2. Jika jawaban Anda hanya menyalin konsep, teori, dan atau model yang terdapat
dalam buku materi pokok apa adanya, karena akan mengurangi penilaian tugas
yang Anda kerjakan.
JAKARTA - Tahun 2018 adalah tahun politik. Selain gelaran pilkada serentak, parpol juga
tengah memanaskan mesin politiknya menuju Pileg dan Pilpres 2019.
Dampaknya bisa ditebak, ragam laman media sosial (medsos) pasti akan memanas.
Sebab medsos masih bakal dimanfaatkan sebagai media komunikasi politik oleh elite. Lalu
bagaimana para pengamat melihat geliat medsos di 2018?
Nukman Lutfie, selaku pendiri Lembaga Literasi Media Sosial berpendapat, hoax (berita
bohong) tidak akan berkurang di 2018. Bahkan kemungkinan persebaran atau
perang hoax akan terus berlanjut hingga 2019 karena adanya ajang Pemilihan Presiden
(Pilpres).
"Ini berita hoax akan semakin ramai. Sepanjang ada perebutan kekuasaan pasti masih
akan ramai. Kampanye hitam dari sosmed juga akan ramai baik yang memang di sengaja
atau tidak di sengaja," ungkap Nukman kepada SINDOnews, Rabu (27/12/2017).
"Tapi Dewan Pers juga harus berperan aktif karena mereka tahu mana yang sudah
terverifikasi atau tidak. Jadi tidak ada media-media online yang bikin berita ngawur.
Terakhir penyedia platform juga harus sigap mengawasi konten-konten negatif," papar
Nukman.
Sementara itu, Koordinator Gerakan Bijak Bersosmed, Enda Nasution pun melihat hal yang
sama di tahun depan. "2018 suhu politik akan memanas lagi, terutama di media sosial.
Tapi masyarakat Indonesia juga harus makin cerdas dan bijak menyikapinya. Jangan
mudah terhasut oleh berita bohong dan fitnah," saran Enda.
Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara dalam sebuah kesempatan pun
mengimbau agar masyarakat jangan sampai menggunakan media sosial sebagai hal-hal
yang negatif dalam pemilu nanti. "Jadi kita harus libatkan stakeholder semua, tapi yang
paling penting nanti platform-nya juga harus ikutan menjaga. Jangan platform-nya malah
bilang itu bukan tanggung jawab saya," ujarnya.
Sumber:
https://autotekno.sindonews.com/read/1269176/133/perang-hoax-akan-panaskan-media-
sosial-hingga-2019-1514385798 diakses pada tanggal 21 Agustus 2018
SOAL TUGAS 2
Jawab
1. Teori Agenda Setting dalam kajian komunikasi memiliki anggapan bahwa dapat di
percaya bahwa besarkecilnya perhatian khalayak pada sebuah masalah
bergantung pada besarkecilnya perhatian media terhadap masalah tersebut. dapat
juga dikatakan sebagai pengalihan perhatian atau kesadaran masyarakat pada
sebuah permasalahan yang dianggap lebih penting oleh media massa. Dalam kata
mudahnya, teori ini adalah teori pengalihan isu yang membuat publik tidak lagi
memperhatikan perhatiannya pada sebuah isu yang ada, dan media massa
men-“setting” sebuah isu yang dianggap lebih penting untuk menutupi sebuah isu
dengan menekankan dan menciptakan public awareness atau kesadaran
masyarakat.
Di era komunikasi digital seperti sekarang ini tidak dapat dipungkiri bahwa
penyeberan berita palsu sangatlah mudah dilakukan karena adanya internet.
Terlebih lagi pada saat pemilu banyaknya kampanye hitam yang berlangsung yang
dapat mengalihkan perhatian masyarakat dari proses pemilihan umum tersebut.
Salah satu contohnya pada pemilu tahun 2019, muncul isu bahwa Wacana Ibu Kota
Negara aka dipindah menjadi perbincangan yang lebih hangat daripada pemilu itu
sendiri.
Teori Agenda Setting menyatakan bahwa media massa dapat menentukan agenda
publik dengan memilih topik-topik tertentu yang menjadi fokus perhatian
masyarakat. Dalam konteks pemilu, media sosial juga memainkan peran penting
sebagai platform untuk berbagi informasi dan mempengaruhi opini publik.
Pengguna media sosial memiliki peran penting dalam memperkuat agenda isu
dan penyebaran hoaks. Dengan menyukai, mengomentari, dan berbagi konten,
pengguna media sosial dapat membuat isu atau hoaks menjadi viral dan
menarik perhatian yang lebih luas. Dalam beberapa kasus, orang-orang yang
memiliki kepentingan politik atau ideologi tertentu dapat menggunakan akun
palsu atau bot untuk meningkatkan penyebaran hoaks tersebut.
2. Pengertian model framing ini secara garis besar adalah memberikan struktur
kepada sebuah isu dengan menonjolkan, menyembunyikan, bahkan
menghilangkan fakta yang ada sampai terbentuk serita yang mempunyai makna
yang berujung setiap kemasan dari wacana itu terdapat sebuah struktur internalnya
sendiri dengan sebuah gagasan inti (a central organizing ide) atau sebuah frame
tertentu menurut Gamson dan Modigliani, 1989).
Perencanaan program penyuluhan tentang bahaya kampanye hitam dan berita
bohong dalam menghadapi Pileg dan Pilpres 2019 dengan menggunakan model
framing:
1. Tujuan Program:
Masyarakat umum, terutama pemilih yang aktif terlibat dalam Pileg dan
Pilpres 2019.
3. Analisis Framing:
4. Strategi Komunikasi:
5. Evaluasi Program:
Dengan perencanaan program penyuluhan yang matang dan efektif ini, diharapkan
masyarakat akan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang bahaya kampanye hitam
dan berita bohong, serta mampu melakukan evaluasi yang lebih kritis terhadap informasi
dan konten yang mereka terima. Dengan demikian, diharapkan masyarakat dapat lebih
waspada dan bertindak secara bertanggung jawab dalam menyebarkan informasi yang
akurat. Selain itu, partisipasi aktif masyarakat dalam memerangi kampanye hitam dan
berita bohong akan membantu menciptakan lingkungan komunikasi yang sehat dan
berdasarkan fakta.
Penting untuk terus melakukan evaluasi dan pemantauan terhadap efektivitas program
penyuluhan ini. Dengan memantau tingkat kesadaran masyarakat, respons peserta
program, serta dampak yang dihasilkan, kita dapat melakukan penyesuaian dan perbaikan
yang diperlukan untuk meningkatkan efektivitas program di masa depan.
Kesadaran masyarakat tentang bahaya kampanye hitam dan berita bohong serta
kemampuan mereka dalam mengevaluasi informasi akan berdampak positif pada proses
pemilihan, memastikan bahwa pemilih dapat membuat keputusan yang lebih informasi dan
berdasarkan fakta.
Sumber Referensi:
https://nasional.sindonews.com/berita/1400069/12/wacana-ibu-kota-pindah-diminta-jangan-
jadi-pengalihan-isu-pemilu
https://www.researchgate.net/profile/Sokhi-Huda/publication/
331476275_Analisis_Teks_Media_Edisi_Revisi_I/links/60095dc0a6fdccdcb86c30f6/
Analisis-Teks-Media-Edisi-Revisi-I.pdf