Anda di halaman 1dari 2

PAJA3338 Pembelanjaan

1. Dalam rangka mengukur tingkat likuiditas (liquidity) suatu perusahaan, mengapa


Quick Ratio (Rasio Cepat) atau Acid Test Ratio digunakan untuk melengkapi Current
Ratio (Rasio Lancar).
2. Bagaimana cara mengukur solvabilitas dari suatu perusahaan?
3. Apa parameter suatu perusahaan itu dinyatakan solvable atau unsolvable?
Jawab
1. Quick ratio merupakan penjelasan lebih lanjut dari current ratio. Penghitungan quick
ratio hanya menggunakan aktiva lancar yang paling likuid untuk dibandingkan
dengan kewajiban lancar. Inventaris tidak termasuk ke dalam perhitungan quick ratio
karena sulit untuk ditukar dengan kas, sehingga quick ratio jauh lebih ketat dari
current ratio.

Dalam rangka mengukur tingkat likuiditas (liquidity) suatu perusahaan, Quick Ratio
(Rasio Cepat) atau Acid Test Ratio digunakan untuk melengkapi Current Ratio (Rasio
Lancar) dikarenakan Quick Ratio (Rasio Cepat) merupakan penjelasan lebih lanjut
atau melengkapi Current Ratio (Rasio Lancar). Quick Ratio menggunakan komponen
yang lebih ketat daripada komponen pada Current Ratio untuk menentukan tingkat
likuiditas suatu perusahaan lebih presisi. Quick Ratio hanya menggunakan Current
Assets (aktiva lancar) yang paling likuid untuk dibandingkan dengan Current
Liabilities (kewajiban lancar) sehingga tidak memasukkan Inventory (Persediaan
barang) dalam perhitungan Current Assets (Aktiva lancar). Inventory atau persediaan
barang dagangan dianggap paling kurang liquid dibandingkan dengan kompon
encurrent assets yang lain.

2. Tingkat solvabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan menghitung ratio leverage.
Ada 2 pendekatan dalam menentukan ratio leverage, yaitu :
a. Perbandingan Total Utang terhadap Total Harta (Total Debts to Tota Assets Ratio)
Ratio ini mengukur besarnya total dana yang berasal dari kreditur. Utang dalam
hal ini termasuk utang lancar maupun utang yang berasal dari penarikan suatu
obligasi. Ratio biasanya sering disebut Debt Ratio. Semakin tinggi Debt Ratio
berarti semakin besar jumlah modal yang dipinjam untuk menghasilkan
keuntungan bagi perusahaan atau bisa disebut semukin unsolvable. Semakin
rendah Debt Ratio berarti perusahaan tersebut semakin solvable.
b. Perbandingan Laba dengan Biaya Bunga (Times Interest Earned) Ratio ini
mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajiban tetap
berupa bunga dengan membandingkan EBIT (Earning Before Interest and Tax)
atau disebut pedapatan sebelum dikurangi Bunga dan Pajak terhadap Annual
Interest Earned atau disebut pembayaran bunga tahunan/tiap tahun. Semakin
tinggi ratio ini berarti menunjukkan perusahaan semakin solvable atau sebaliknya
semakin rendah ratio ini menunjukkan perusahaan semakin unsolvable.

3. Suatu perusahaan dikatakan solvabel apabila perusahaan tersebut mempunyai aktiva


atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutang-hutangya, sebaliknya
apabila jumlah aktiva tidak cukup atau lebih kecil daripada jumlah hutangya, berarti
perusahaan tersebut dalam keadaan unsolvabel.

Sumber:
BMP PAJA3338 Pembelanjaan
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/16448/05.2%20bab%202.pdf?
sequence=6&isAllowed=y
https://komputerisasi-akuntansi-d4.stekom.ac.id/informasi/baca/SOLVABILITAS/
cf79b973a2cb2d49af45d315780761442a729095#:~:text=Suatu%20perusahaan%20dikatakan
%20solvabel%20apabila,perusahaan%20tersebut%20dalam%20keadaan%20insolvabel.

Anda mungkin juga menyukai